14
Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020 64 FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19 Sjafiatul Mardliyah 1 , Najlatun Naqiyah 2 , Muamar Zainul Arif 3 , Masriyah 4 , Sifak Indana 5 1-5 Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] ABSTRAKSI Pandemi COVID-19 yang sudah memasuki pertengahan tahun 2020 memicu sektor ketahanan keluarga untuk memenuhi kebutuhan primer terancam. Ketahanan masyarakat berkaitan dengan kemampuan dari masyarakat untuk dapat menggunakan sumber daya yang tersedia (seperti, teknologi, makanan, pekerjaan, dan rasa aman-nyaman) dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjalankan fungsi sosialnya. Kondisi demikian sangat urgen jika dilaksanakan program filantropi. Salah satu yang menjadi program kegiatan di LPPM Unesa adalah filantropi sembako. Kegiatan ini menjadi unsur penunjang ketahanan keluarga menghadapi masa pandemi COVID-19. Kondisi demikian sejalan dengan konsep Marx dan Engles tentang keterikatan sosial mengandung makna keterikatan solidaritas. Filantropi telah menjadi modal sosial dan menjadikannya sebagai dimensi dukungan sosial dalam bentuk dukungan informasi, interaksi sosial, dan harga diri. Secara umum dukungan sosial yang telah diterima oleh perguruan tinggi kepada masyarakat menunjukkan tingkat partisipasi di tingkat lokal dengan harapan terwujudnya ketahanan fisik keluarga dapat terwujud. Kata kunci: COVID-19, filantropi, sembako Abstract. The COVID-19 pandemic, which lasts until mid-2020, threatens the family resilience sector to meet primary needs. Community resilience relates to the ability of the community to be able to use the available resources (such as technology, food, work, and a sense of security) in meeting basic needs and carrying out their social functions. Therefore, it is necessary to implement a philanthropic program immediately. One of the program activities at LPPM Unesa is the philanthropy of staple foods. This activity is an element of supporting family resilience in the face of the COVID-19 pandemic. In line with the concepts of Marx and Engles, that social bond has the meaning of the bond of solidarity. Philanthropy is social capital and makes it a dimension of social support, in the form of information support, social interaction, and self-esteem. In general, the provision of social support by universities to the community indicates the level of participation at the local level. The hope is to create family physical endurance. Keywords: COVID-19, philanthropy, staple foods

FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

64

FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19

Sjafiatul Mardliyah1, Najlatun Naqiyah2,

Muamar Zainul Arif3, Masriyah4, Sifak Indana5

1-5Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected]

ABSTRAKSI

Pandemi COVID-19 yang sudah memasuki pertengahan tahun 2020 memicu sektor ketahanan keluarga untuk memenuhi kebutuhan primer terancam. Ketahanan masyarakat berkaitan dengan kemampuan dari masyarakat untuk dapat menggunakan sumber daya yang tersedia (seperti, teknologi, makanan, pekerjaan, dan rasa aman-nyaman) dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjalankan fungsi sosialnya. Kondisi demikian sangat urgen jika dilaksanakan program filantropi. Salah satu yang menjadi program kegiatan di LPPM Unesa adalah filantropi sembako. Kegiatan ini menjadi unsur penunjang ketahanan keluarga menghadapi masa pandemi COVID-19. Kondisi demikian sejalan dengan konsep Marx dan Engles tentang keterikatan sosial mengandung makna keterikatan solidaritas. Filantropi telah menjadi modal sosial dan menjadikannya sebagai dimensi dukungan sosial dalam bentuk dukungan informasi, interaksi sosial, dan harga diri. Secara umum dukungan sosial yang telah diterima oleh perguruan tinggi kepada masyarakat menunjukkan tingkat partisipasi di tingkat lokal dengan harapan terwujudnya ketahanan fisik keluarga dapat terwujud. Kata kunci: COVID-19, filantropi, sembako Abstract. The COVID-19 pandemic, which lasts until mid-2020, threatens the family resilience sector to meet primary needs. Community resilience relates to the ability of the community to be able to use the available resources (such as technology, food, work, and a sense of security) in meeting basic needs and carrying out their social functions. Therefore, it is necessary to implement a philanthropic program immediately. One of the program activities at LPPM Unesa is the philanthropy of staple foods. This activity is an element of supporting family resilience in the face of the COVID-19 pandemic. In line with the concepts of Marx and Engles, that social bond has the meaning of the bond of solidarity. Philanthropy is social capital and makes it a dimension of social support, in the form of information support, social interaction, and self-esteem. In general, the provision of social support by universities to the community indicates the level of participation at the local level. The hope is to create family physical endurance. Keywords: COVID-19, philanthropy, staple foods

Page 2: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

65

PENDAHULUAN COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Corona Virus jenis SARS-COV-2. Pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember 2019. Hingga 14 April 2020, virus ini telah menjangkiti 1.942.360 orang dari 185 negara di dunia. Total kematiannya mencapai 121.726 orang. Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) telah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global. Sementara di Indonesia, Presiden RI mengumumkan kasus pertama pada 2 Maret 2020. Yakni, dua warga di Depok. Pada 44 hari kemudian, jumlah kasus positif mencapai 4.839 kasus. Sebanyak 459 orang di antaranya dinyatakan meninggal. COVID-19 menjadi menakutkan karena hingga saat ini belum ditemukan obat atau vaksin yang dapat mengobati atau mencegah sakit (Buku Saku Cegah Covid-19, 2020).

Virus corona merupakan pandemi yang mudah menyebar secara contagious. Istilah contagious mengacu pada infeksi yang menyebar secara cepat dalam sebuah jaringan, seperti bencana atau flu. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1546 oleh Giralamo Fracastor, yang menulis tentang penyakit infeksius (Mona, 2016). Dalam penyebaran secara contagious, elemen yang saling terhubung dalam sebuah jaringan dapat saling menularkan infeksi. Peningkatan jumlah kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia. Virus ini dapat menular secara mudah melalui kontak dengan penderita. Penyebaran epidemi ini terus berkembang hingga awal Maret 2020 mulai tersebar di Indonesia. Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19).

Saat ini pandemi COVID-19 sudah menyerang ratusan juta masyarakat di dunia. Sebagian sembuh dan sebagian juga mengalami kematian yang cukup tinggi jumlahnya. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia. Virus ini dapat menular secara mudah melalui kontak dengan penderita. Hanya saja, saat semua bagian tubuh bekerja normal tanpa ada keluhan, orang dianggap sehat. Kondisi ini sering dihubungkan dengan apa yang terjadi atau tindakan fisik seseorang. Meski demikian, tidak setiap masyarakat menghubungkan kondisi sehat atau sakit hanya dengan kondisi tubuh seseorang. Nilai, kepercayaan dan budaya memainkan peranan penting dalam pendefinisia kondisi kesehatan seseorang (Chongji, 2013). Pandemi Corona ini bagi beberapa penderitanya tidak mengalami keluhan apapun. Lebih berbahaya lagi, mereka tidak segera mengisolasi diri, sehingga berpotensi menyebar kepada manusia lain.

Dalam kurun waktu kurang lebih empat bulan seluruh umat di dunia tengah didera wabah virus yang mengancam kesehatan manusia. Virus Corona atau Coronavirus Diseases yang ditemukan akhir tahun 2019, telah menyebar di hampir seluruh belahan dunia dengan cepat. Dampak sosial terjadi dimana-mana dengan cepat, seperti lalu lintas yang semula sibuk, tiba-tiba hening. Tempat wisata yang semula penuh sesak manusia, mendadak sepi wisatawan, orang

Page 3: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

66

dipaksa tidak melakukan aktivitas di luar rumah dan lain sebagainya. Virus Corona telah menyebar dengan cepat di 213 Negara. Data yang dipublikasikan www.covid19.go.id tanggal 19 April 2020, wabah Corona terhadap masyarakat dunia yang terkonfirmasi terdampak sebesar 2.245.872 jiwa, dengan angka kematian 152.707 jiwa. Virus ini seketika telah menjadi ancaman serius bagi 7,7 Milyar penduduk dunia. Akibat virus ini, aktivitas ekonomi pada sebagian besar negara terhenti. Kepala Dana Moneter Internasional (International Moneter Fund), Kristalina Georgieva di BBC News tanggal 9 April 2020 mengatakan krisis ekonomi terbesar di dunia yang paling mengkhawatirkan adalah The Great Depression yang terjadi di tahun 1930. Krisis ini disebut-sebut menjadi krisis terpanjang, bahkan mengakibatkan depresi yang melibatkan banyak negara di abad 20. Pandemi Corona ini dikhawatirkan bakal melewati waktu yang lama. Georgieva memperkirakan bahwa 2021 hanya akan terjadi pemulihan parsial. Upaya isolasi yang diberlakukan oleh pemerintah telah memaksa banyak perusahaan untuk menutup dan memberhentikan staf (PHK). Sebuah studi PBB mengatakan 81% dari tenaga kerja dunia atau 3,3 miliar orang yang sebelumnya telah memiliki pekerjaan, sebagian ditutup karena wabah (Nurhayati & Aji, 2020, 4(1)).

Sudut pandang makro ekonomi juga berkorelasi dengan kondisi COVID-19, termasuk Indonesia. Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melemah di bawah 5% pada kuartal 1-2020. Mari mengatakan penurunan PDB Cina hingga satu persen poin akan mengkoreksi juga pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen poin. Pelemahan ekonomi Indonesia bisa terjadi karena Cina merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Cina juga merupakan salah satu penyumbang wisatawan terbesar Indonesia. Di depan anggota parlemen Indonesia pada tanggal 28 Januari 2020 Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mengingatkan dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, munculnya Corona telah memunculkan pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Melihat peran China yang begitu besar berdasarkan data BPS, impor nonmigas Indonesia dari Cina tercatat 44,578 miliar dolar AS pada 2019, terbesar dibandingkan impor dari negara-negara lain. Sementara ekspor Indonesia ke tercatat sebesar 25,852 miliar dolar AS. Cina juga tujuan ekspor paling besar bagi Indonesia (Abdi, 2020).

Uraian di atas mendorong urgensi pembentukan aturan terkait pencegahan COVID-19 di Indonesia. Indonesia sebagai negara hukum, maka pencegahan terhadap jenis penyakit menular tersebut wajib dibentuk dalam sebuah aturan atau regulasi. Urgensi pembentukan aturan terkait dengan pencegahan COVID-19 ini wajib dibentuk dalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan karena kedua peraturan tersebut merupakan peraturan pelaksanaan daripada Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Berdasarkan analisis penulis, ada 5 Peraturan Pemerintah yang telah dibentuk dalam rangka melakukan tindakan penanggulangan dan pencegahan ancaman penyakit yang mudah menular seperti COVID-19 dan ada 11 Peraturan Menteri Kesehatan terkait yang telah dibentuk dalam rangka mengantisipasi ancaman

Page 4: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

67

COVID-19. Kedua jenis peraturan tersebut sangat berguna dalam hal mengantisipasi kedaruratan kesehatan yang pada akhirnya menjurus pada kekarantinaan kesehatan masyarakat Indonesia. Kiranya kedua jenis peraturan ini dibuat dalam rangka memberi kepastian hukum dalam mencegah menularnya COVID-19 secara meluas (Tealumbanua, 2020).

Penyebaran virus corona yang luas dan cepat membuat pemerintah bereaksi dengan membatasi mobilitas dan interaksi masyarakat. Pabrik dan kantor ditutup, sekolah diliburkan, restoran tidak menerima makan-minum di tempat, dan sebagainya. Segala aktivitas yang membuat orang berkumpul menjadi tabu. Di satu sisi, social distancing ini berhasil menyelamatkan nyawa. Terbukti kasus baru semakin menunjukkan tren penurunan. Namun di sisi lain, social distancing membuat ekonomi menjadi mati suri. Akibatnya, jutaan orang kehilangan pekerjaan, jadi 'korban' Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Gelombang PHK menjadi momok baru di dunia selain virus yang menyerang itu sendiri. Organisasi Buruh Internasional atau ILO, pada Maret lalu, menyerukan agar dunia menggenjot program jejaring pengamanan sosial. Negara-negara juga diminta mengintervensi industri lewat kebijakan untuk menanggulangi besarnya lonjakan potensi penganguran. Pengangguran di Indonesia yang selama ini menurun dalam lima tahun terakhir akan mengalami kenaikan. Jika skala COVID-19 ini berat akan bertambah 2,9 juta orang namun jika lebih berat bisa 5,2 juta orang. Menurutnya, jumlah pengangguran yang bertambah itu disebabkan besarnya tekanan yang dialami berbagai sektor usaha.

Saat ini kemenaker dan BPJS Ketenagakerjaan mencatat ada lebih dari 2,8 juta pekerja terkena dampak pandemi COVID-19. Hal ini adalah akibat dari terhentinya operasional perusahaan termpat mereka bekerja. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan per 20 April 2020, tercatat data total perusahaan, pekerja atau buruh formal dan tenaga kerja sektor informal yang terdampak COVID-19, itu sektor formal yang dirumahkan dan di PHK ada 84.926 perusahaan, Sedangkan untuk jumlah pekerja atau buruh berjumlah 1.546.208 orang. Sementara, untuk sektor informal yang terdampak, ada 31.444 perusahaan yang harus merumahkan karyawan, dengan jumlah pekerja terkena PHK mencapai 538.385 orang. Jadi totalnya antara sektor formal dan sektor informal, perusahaannya ada 116.370, dan Jumlah pekerjanya ada 2.084.593 orang. Jumlah tersebut bukan lah jumlah yang sedikit, meningkatnya angka pengangguran di Indonesia bisa memberikan dampak yang luar biasa besar pada masa yang akan datang (Mardiyah & Nurwati, 2020). Sementara itu data Survei Angkatan Kerja Nasional Badan Pusat Statistik 2019 menjelaskan bahwa jumlah masyarakat yang berstatus pekerja formal sebanyak 55.272.968 orang dan masyarakat yang berstatus pekerja informal sejumlah 74.093.224 orang. Data ini menunjukkan bahwa lebih banyak masyarakat yang bekerja di sektor informal, dan inilah yang membuat mengapa masih banyak masyarakat tidak menjalankan instruksi physical distancing, karena untuk mempertahankan ketahanan ekonomi keluarganya (Syaifudin, 2020).

Seluruh uraian diatas memicu sektor ketahanan keluarga untuk memenuhi kebutuhan primer juga terancam. Ketahanan masyarakat berkaitan dengan

Page 5: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

68

kemampuan dari masyarakat untuk dapat menggunakan sumber daya yang tersedia (seperti, teknologi, makanan, pekerjaan, dan rasa aman-nyaman) dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menjalankan fungsi sosialnya. Namun kondisi saat ini justru menjadikan ketahanan masyarakat mengalami kerentanan sosial. Kerentanan sosial membuat produktivitas menurun, mata pencarian terganggu, dan munculnya gangguan kecemasan sosial di masyarakat (seperti kepanikan). Hal inilah yang bisa kita lihat mengapa instruksi mengenai physical distancing tidak berjalan dengan efektif. Sebab instruksi physical distancing dianggap menciptakan kerentanan sosial pada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki status pekerjaan informal yang sumber pemasukan ekonominya didapat sehari–hari dan tidak memiliki gaji pokok tetap (seperti pedagang dan ojek online).

Salah satu solusi dari permasalahan masyarakat lapisan bawah saat ini adalah kegiatan filantropi dengan menyediakan beberapa paket bahan pangan/sembako dan mendistribusikan pada masyarakat yang sangat membutuhkan di tengah pandemi COVID-19 ini.tindakan ini diharapkan mampu mendukung kualitas hidup mereka terutama di sisi ekonomi akan tetap terjaga, dan supaya kesehatan mereka masih bisa bertahan baik untuk menghadapi ancaman penyakit yang mematikan ini.

TINJAUAN PUSTAKA Filantropi merupakan proses dialektika antara seseorang dengan orang lain, cinta, rahmat dan keadilan, kerelawanan dan kewajiban, serta bantuan dan pengembangan (Payton, 1998). Secara etimologi, filantropi berasal dari bahasa Yunani: philos yang berarti cinta dan anthropos yang berarti love of people. Sedangkan secara terminologi, filantropi diartikan dengan rasa kecintaan kepada manusia yang terpatri dalam bentuk pemberian derma kepada orang lain (Ilchman, 2006). Filantropi hadir dari semangat untuk mendayagunakan dan menumbuhkan kemandirian civil society.

Ada dua bentuk filantropi yang berkembang di masyarakat, yaitu filantropi agama dan filantropi sosial. Filantropi agama adalah kedermawanan yang berakar dalam ajaran-ajaran agama. Filantropi yang diadaptasi oleh keenam tradisi agama di Indonesia mempunyai istilah atau konsep yang berbeda-beda meskipun pada intinya adalah memiliki persamaan tujuan untuk membantu sesama manusia. Sedangkan filantrapi sosial lebih mengutamakan kegiatan kemanusiaan yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial (Tamim, 2016). Mengikuti pendapat Knight ada lima poin terkait filantropi keadilan sosial. Pertama, upaya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat. Kedua, berkaitan dengan kesetaraan gender, hak asasi manusia dan anti diskriminasi. Ketiga, berhubungan dengan pro demokrasi atau memberikan kesempatan masyarakat lemah untuk terlibat dalam kebijakan dan kekuasaan. Keempat, peningkatan kapsitas masyarakat atau pemberdayaan. Kelima, menguatkan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, filantropi dapat menghilangkan faktor ketidakadilan dalam distribusi sumberdaya dan aksesibilitas pada kekuasaan (Abidin, 2016).

Page 6: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

69

Universalitas konsep filantropi tidak dapt dipungkiri berdampak pada praktik-praktik filantropi yang ada di masyarakat. Konsep filantropi tidak hanya semata-mata bersinggungan dengan material saja. Menurut W.K. Kellog mendefinisikan secara luas konsep filantropi yakni memberikan waktu, uang, dan pengetahuan bagaimana cara mengembangkan kebaikan bersama (Latief, 2010). Artinya keterlibatan secara luas seluruh aktifitas manusia dalam berbagai bidang dengan penuh kerelaan, partisipasi, dedikasi, gagasan, waktu luang, kontribusi materi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari konsepsi filantropi.

METODOLOGI Metode pelaksanaan kegiatan atau pemecahan masalah yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan ini dibagi dalam tiga tahap, yaitu Tahap Persiapan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Tahapan persiapan dilaksanakan di awal kegiatan dengan melakukan koordinasi antara Tim Pelaksana PKM, persiapan pembuatan label/stiker produk, pembelian produk pangan dan pengemasan produk pangan. Tahap pelaksanaan dilaksanakan oleh seluruh Tim pelaksana, dengan mendistribusikan bahan pangan secara terpusat dan bersama-sama UCC kepada khalayak sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Pada akhir kegiatan, tim pelaksana PKM akan melakukan evaluasi dan akan memastikan, bahwa apa yang telah diimplementasikan telah berjalan dengan baik dan memberi manfaat bagi masyarakat terdampak COVID-19. Apabila ada kendala, hambatan maupun ketidaksempurnaan masih tetap dilakukan penanganan sampai implementasi benar-benar sempurna. Setelah semua kegiatan selesai dan semua data yang diperlukan terkumpul, berikutya adalah melakukan analisis data dan penyusunan laporan kegiatan PKM Penugasan Kebijakan Strategis Universitas untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Dana PNBP Tahun 2020.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ketahanan pangan diperlukan untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuh. Hanya saja pandemi COVID-19 yang muncul sejak awal maret mulai berdampak pada penurunan daya beli dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Daya beli turun sehingga konsumsi bergeser dari sayur, buah, dan protein menjadi karbohidrat. Apabila ekonomi mulai bergerak kembali di triwulan III-2020, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan 2,5 persen (Grahadyarini, 2020). Kondisi ini berkorelasi dengan penurunan pendapatan masyarakat yang terjadi di seluruh lapisan masyarakat dari bawah hingga atas. Penurunan pendapatan terjadi pada penduduk berpendapatan rendah dengan penghasilan dikisaran 1,8 juta per bulan. Atau terdapat sekitar tujuh dari 10 orang (70,53%) berpendapatan rendah. Sementara pendapatan masyarakat dengan penghasilan menengah ke atas tiga dari 10 (30,34%) yang mengalami penurunan pendapatan (NN, 2020). Kondisi tersebut tidak terlepas dari terhentinya aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Sehingga membuat mayoritas pergerakan masyarakat terhenti dan

Page 7: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

70

hanya bisa bekerja belajar dan beribadah di rumah saja selama PSBB. Belum lagi masyarakat yang terkena PHK.

Kondisi diatas mendorong semua elemen dalam masyarakat saling mendukung agar kondisi masyarakat tidak semakin terpuruk. Pemerintah tiada hentinya memberikan berbagai skema bantuan baik finansial maupun non material secara masif. Pergurun tinggi, termasuk Unesa memberikan perhatian terhadap upaya untuk menanggulangi pandemi yang belum diketahui kapan berakhir. Organ Unesa yang dianggap dibutuhkan perannya menghadapi situasi pandemi adalah LPPM dan UCC (Unesa Crisis Center) yang menjadi pelaksana kegiatan yang langsung berhubungan dengan layanan COVID-19. Unesa membentuk tim Unesa Crisis Center atau disingkat UCC pada 14 Maret 2020. Latar belakang dibentuknya tim UCC ini adalah sebagai bentuk kepedulian lembaga pada kesehatan civitas akademik Unesa dalam memperkecil penyebaran virus corona. Tim yang diketuai oleh Direktur Pascasarjana Unesa, Dr. Edy Mintarto, M. Kes. ini beranggotakan para doktor dari Unesa, perwakilan setiap fakultas, tim psikolog serta beberapa relawan.

Dalam melawan COVID-19 tersebut tim UCC telah melakukan banyak tindakan. Pertama, Membuat SOP kelembagaan yang ada di Unesa untuk dijalankan dan dipatuhi. Kedua, membuat google form yang disebarkan melalui email atau Whatsapp civitas akademika untuk diisi dan dilaporkan kembali, setelah itu tim UCC akan menganalisis kondisi terkini dan menjadi pijakan apabila ada yang perlu ditindaklanjuti dari laporan tersebut. Ketiga, tim UCC center juga membuat akun instagram yang dapat digunakan untuk konsultasi civitas akademika terkait virus COVID-19 baik preventif, edukasi penyebaran, psikologi klinis, dan info-info terkait rumah sakit.

Pusat Studi PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) yang menjadi salah satu unit di LPPM Unesa bersama-sama dengan UCC memberikan bantuan kepada masyarakat di tingkat RW, Pukesmas, dan Masjid di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan beberapa wilayah lain di Jawa Timur yang sudah menjadi mitra Unesa. Bantuan tersebut meliputi alat pelindung diri, desinfektan, masker maupun sembako. Pada kesempatan ini, peneliti diberi amanah untuk menjalankan PKM sembako kepada masyarakat terdampak COVID-19. Bantuan sembako yang berisi beras, gula, minyak, teh sariwangi, sarden dan mie instan disediakan sejumlah 200 paket.sejumlah 150 paket diserahkan kepada UCC untuk disebarkan ke berbagai masyarakat (lihat gambar 1)

Kelompok sosial perempuan yang tergabung dalam kelompok pengajian Muslimat di Desa Kemodo Kecamatan Mojoagung Kota Surabaya. Sebagai wilayah perdesaan, Desa Kemodo Utara Dukuhmojo terletak di wilayah pemerintahan Desa Dukuhmojo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Posisinya berada di sebelah Timur Kota Jombang yang berjarak sekitar 20 Km. Di sebelah selatan Desa Kemodo Utara Dukuhmojo berhimpitan dengan Desa Kemodo Selatan.

Page 8: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

71

Gambar 1: Penyerahan Sembako ke UCC Unesa

Di sebelah barat merupakan persawahan, di sebelah utara dipisah dengan

sungai dan tanah pekarangan/pertegalan warga Dusun Kalibening yang merupakan wilayah Desa Tanggalrejo. Di sebelah timur berbatasan dengan sungai dan pekarangan Dusun Binorong yang merupakan wilayah Dusun Kedunglumpang.

Data desa Desa Kemodo Utara Dukuhmojo menunjukkan bahwa luas area wilayah desa adalah 248,00 ha yang terdiri dari wilayah pekarangan dan perumahan, persawahan yang ditanami padi, jagung dan kedelai serta sawah yang ditanami tebu. Areal terluas di wilayah ini adalah persawahan seluas 141,20 ha. Hampir 65% dari seluruh areal desa yang ada. Jumlah penduduknya per tahun 2009 adalah 5.276 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 1.960. Sebanyak 957 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 321 KK, yang masing-masing bertempat tinggal dengan pola berkelompok menempati tanah peninggalan orangtua dan kakek neneknya masing-masing. Mayoritas mata pencaharian penduduk desa adalah petani. Petani pemilik lahan sebanyak 325 orang, buruh tani sebanyak 425 orang. Buruh tani ini juga sebagian ada yang menjadi perambah hutan, pekerja bangunan, pekerja bengkel dan perkayuan serta pekerja-pekerja sektor informal lainnya. Sementara pekerjaan lain adalah swasta sebanyak 1.455 orang, PNS 65 orang, pengrajin 36 orang dan jasa media 13 orang.

Secara keseluruhan di wilayah Desa Kemodo Utara Dukuhmojo sebanyak 5.117 orang beragama Islam dan 49 orang beragama Kristen. Khusus untuk Dusun Wonoayu pola keberagamaan masyarakat memang terkenal santri, karena memang posisi berada di sekitar Pondok Pesantren Wonoayu. Basis keberagamaan masyarakat di wilayah ini adalah nahdliyin yang dapat dilihat dari pola ritual ibadah yang ditunjukkan oleh sholawatan, tahlilan, hadrah, khataman Qur’an, tahlil, istighosah. Selain kegiatan tersebut adalah kegiatan dalam bentuk ceramah atau kajian materi-materi keislaman yang diselenggarakan oleh kelompok perempuan muslimatan.

Karena masyarakatnya adalah mayoritas adalah kelompok menengah ke bawah, maka tingkat pendapatan dan perputaran roda ekonominya tidak secepat

Page 9: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

72

masyarakat di perkotaan. Kehidupan yang didukung oleh sistem persawahan membuat kehidupan masyarakat di wilayah ini semakin menarik generasi muda untuk memilih bekerja di pabrik. Kondisi ini melahirkan gaya hidup konsumtif dan semakin pragmatis serta berpengaruh pada dimensi lain seperti kesehatan (Afandi, 2012). Sudah menjadi hal yang sering ditemukan di masyarakat, khususnya di perdesaan, bahwa pola makan masyarakat juga mengalami perubahan. Observasi awal yang dilakukan oleh tim dosen, melihat bahwa di wilayah perdesaan makanan tradisional sudah semakin sulit ditemui. Seringkali yang banyak ditemui adalah jenis makanan instant seperti indomie, bakso dengan segala variannya, jajanan gorengan, snack yang banyak mengandung bahan kimia. Diantara jenis makanan yang sudah disebutkan tersebut, makanan cepat saji yang paling diminati adalah mie instan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pergeseran pola konsumsi ini dimungkinkan karena mie dapat diproses dengan mudah, disajikan dengan praktis dan dapat memenuhi selera sebagian besar masyarakat, baik orang dewasa maupun anak–anak (Kurnianingsih, 2007). Sementara menu makan olahan untuk kebutuhan pangan sehari-hari juga sudah terkontaminasi dengan bahan kimia seperti santan instant dan bumbu instan. Perilaku konsumsi masyarakat yang tinggi pada karbohidrat dan rendah protein, serat dan vitamin masih banyak ditemui pada masyarakat.

Kondisi diatas sangatlah berkorelasi dengan dimensi pendidikan dan penghasilan masyarakat di perdesaan. Hal ini jelas akan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat desa. Berbagai jenis penyakit degenaratif semakin banyak ditemui pada masyarakat desa. Penyakit degeneratif (penyakit tidak menular) merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit-penyakit degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) hipertensi, diabetes mellitus dan kanker, dan salah satu faktor munculnya penyakit ini adalah karena gaya hidup yang tidak sehat (Indrawati, Werdhasari, & K, 2009).

Permasalahan kesehatan dan gizi yang dialami oleh anak-anak usia dini yang berasal dari keluarga tidak mampu dan tinggal di wilayah perdesaan (Cahyadi, 2010). Pada tahun 2009, sebanyak 63.41 persen penduduk miskin berada di pedesaan, sedangkan pada tahun 2010 jumlah tersebut bertambah menjadi 64.23 persen. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemiskinan masih menjadi potret dominan di pedesaan (BPS, 2010). Kemiskinan menyebabkan banyak keluarga mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan yang layak, sehingga pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan dan pangan menjadi tidak memadai dan sebagai akibatnya pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi tidak optimal. Uraian diatas menjadikan alasan pentignya pemberian sembako kepada masyarakat di wilayah ini (lihat gambar 2).

Paket sembako diberikan untuk meringankan beban masyarakat diperdesaan yang terkena dampak ekonomi dari adanya COVID-19 sekaligus menghadapi lebaran. Tidak bisa dipungkiri di tengah kondisi seperti sekarang ini, bantuan sembako sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat khusunya mereka yang kehilangan pekerjaan, akibat pandemi COVID-19. Pemberian bantuan

Page 10: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

73

sembako diharapkan untuk menekan meningkatnya desa rawan pangan yang merepresentasikan masih rendahnya tingkat konsumsi pangan masyarakat.

Jika ditelusuri lebih mendalam lagi, maka akar masalah krisis pangan pada masih kurangnya industri pangan lokal, atau dengan kata lain masih sangat minim industri rumahan di perdesaan yang memanfaatkan produk sektor pertanian terutama non beras sebagai bahan baku. Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dengan sejarah revolusi hijau di masa orde baru dan masuknya gaya hidup pragmatis karena arus globalisasi.

Masalah lain yang menjadi sebab munculnya krisis pangan adalah kualitas konsumsi pangan keluarga. Artinya, pola konsumsi masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan siap saji. Hal ini menjadi sebuah paradoks ketika disatu sisi minim produksi pangan lokal, namun di sisi yang lain semakin banyaknya makanan siap saji. Makanan siap saji yang mengandung bahan pengawet/zat kimia yang kurang baik untuk kesehatan tubuh, sehingga di tengah wabah pandemi COVID-19 konsumsi makanan siap saji secara berlebihan tentu akan berpengaruh negatif terhadap ketahanan tubuh. Jika ditelusuri lebih jauh, maka akar masalahnya terletak pada masih kurangnya supply produk pangan olahan yang berasal dari industri pangan lokal, sehingga masyarakat cenderung tidak punya alternatif lain dalam mengkonsumsi pangan.

Gambar 2: Penyerahan Sembako di Desa Kemodo Mojoagung Jombang

Page 11: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

74

Perlunya strategi jangka panjang untuk menciptakan ketahanan pangan bagi masyarakat ketika menghadapi berbagai situasi krisis, menekankan pada dimensi-dimensi berikut ini. Pertama, program yang dapat diimplementasikan adalah meningkatkan promosi dan sosialisasi produk pangan unggulan (non beras). Metode sosialisasi dan promosi di tengah pandemi COVID-19 dapat dilakukan melalui media cetak, elektronik dan atau media sosial. Fungsi lain dari media sosial adalah untuk pemasaran sosial. Selain itu diperlukan pendidikan literasi media, agar masyarakat bijak bermedia (Tutiasri RP, et al., 2020).

Selain itu, sosialisasi konsumsi pangan non beras dapat dilakukan dengan mengintensifkan kegiatan Pengembangan Pangan Pokok Lokal (P3L). P3L adalah kegiatan untuk menghasilkan produk olahan pangan pokok sumber karbohidrat selain beras dan terigu sesuai karakteristik daerah berbasis sumber daya lokal. Penerima manfaat kegiatan ini adalah kelompok usaha/perorangan yang bergerak di bidang pengolahan pangan pada skala usaha mikro, kecil atau menengah (UMKM). Kelompok UMKM yang ditetapkan akan mendapat bantuan untuk proses produksi atau pengolahan mulai dari bahan baku, mesin peralatan, pengemasan hingga uji kelayakan

produk. Produk yang dihasilkan merupakan produk pangan lokal yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai pangan pokok dalam mengurangi konsumsi nasi/beras.

Kedua, dalam rangka penanganan terhadap masalah pola pangan harapan (PPH) yang sampai saat ini masih berada di bawah provinsi, program yang dapat diimplementasikan adalah mendorong tumbuhnya industri dan inova si pengembangan produk pangan lokal. Di tengah pandemi COVID-19, ada kecenderungan terjadi penyesuaian dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan yang bersifat masif.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, dituntut untuk bisa dipublikasikan secara luas kepada masyarakat lain baik melalui media online maupun off-line. Senyampang demikian, kegiatan kami telah dipublikasikan melalui media on line dengan alamat URL adalah https://wocomedia.com/bantuan-bahan-pokok-untuk-masyarakat-terdampak-COVID-19/. Sebagai ilustrasi konten di media dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3: Cuplikan foto di media sosial

Page 12: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

75

Filantropi sembako menjadi unsur penunjang ketahanan keluarga menghadapi masa pandemi COVID-19. Filantropi telah menjadi modal sosial dan menjadikannya sebagai dimensi dukungan sosial dalam bentuk dukungan informasi, interaksi sosial, dan harga diri. Secara umum dukungan sosial yang telah diterima oleh perguruan tinggi kepada masyarakat menunjukkan tingkat partisipasi di tingkat lokal dengan harapan terwujudnya ketahanan fisik keluarga dapat terwujud. Kondisi demikian sejalan dengan konsep Marx dan Engles sebagaimana dikutip oleh Djohan bahwa konsep keterikatan sosial mengandung makna solidaritas (bounded solidarity) (Djohan, 2007).

KESIMPULAN

Sisi lain dari fenomena pandemic COVID-19 adalah munculnya nilai-nilai kemanusiaan dengan berbagai bentuknya, mulai dari masyarakat biasa, pemerintah, dunia industri, dan akademisi yang berusaha memberikan manfaat sesuai dengan sumber daya yang mereka miliki. Universitas Negeri Surabaya melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) dan menggandeng Unesa Crisis Center (UCC) memberikan bantuan makanan pokok kepada masyarakat yang terdampak ekonomi karena pandemic ini. Desa-desa di Jawa Timur yang selama ini telah menjadi mitra Unesa menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi wilayah sasaran program. Begitu pula dengan Desa Kemodo Mojoagung yang selama ini sudah menajdi wilayah dampingan bagi ketua pelaksana. Kegiatan ini diharapkan mampu memberi nilai ekonomi dan sosial agar masyarakat mampu menghadapi situasi rumit ini dan berharap agar situasi ini segera berakhir.

Saran agar kegiatan ini masih dapat dipertahankan, maka Unesa diharpkan mampu memperluas jaringan sosial agar sasaran program kemanusiaan bisa dirasakan masyarakat lebih luas lagi. Selain itu, perlu upaya pendampingan pasca kegiatan sosial ini berakhir, agar masyarakat semakin memahami secara lebih mendalam tentang situasi kondisi pandemi COVID-19.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada LPPM Unesa melalui skema

pendanaan PNBP 2020 yang telah memberikan kesempatan kepada tim PKM menjalankan tri darma perguruan tinggi bidang pengabdian masyarakat. Selain itu tidak lupa tim PKM mengucapkan terima kasih kepada UCC Unesa yang dibentuk khusus untuk menjalankan program penangan COVID-19 di seluruh wilayah Jawa Timur.

BIODATA Sjafiatul Mardliyah, S.Sos., M.A. adalah dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan di Unesa. Memiliki pengalaman pengorganisasi

Page 13: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

76

masyarakat sebagai upaya untuk pemberdayaan. Email: [email protected] Dr. Najlatun Naqiyah adalah dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan di Unesa. Ahli dalam koseling sosial, khususnya bidang self efficacy. Email: [email protected] Muammar Zainul Arif, S.Pd., M.Pd. adalah dosen Teknik Mesin FT, Unesa. Memiliki keahlian untuk membuat desain. Email: [email protected] Dr. Masriyah, M.Pd. adalah dosen di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Unesa. Memiliki keahlian pengembangan perangkat pembelajaran. Email: [email protected] Dr. Sifak Indana, M.Pd adalah dosen di Jurusan Biologi FMBIOLOGI Unesa. Memiliki keahlian dalam materi pembelajaran inovatif dan literasi yang dapat digunakan masyarakat untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan kemampuan literasi. Email: [email protected]

REFERENSI Buku Saku Cegah COVID-19. (2020). Surabaya: Universitas Airlangga.

Abdi, M. (2020). Krisis Ekonomi Global dari Dampak Penyebaran Virus Corona (COVID-19). AkMen Jurnal Ilmiah, 17(1), 710-718.

Abidin, Z. (2016). Paradoks dan SINJUTAS (Sinergi-Keberlanjutan-Ketuntasan) Gerakan Filantropi di Indonesia. SHARE: Social Work Jurnal, 6(2), 154-272.

Afandi, A. (2012). Deligitimasi Peran Pondok Pesantren dalam Pengembangan Masyarakat Islam. Jakarta: Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

BPS. (2010). Berita Resmi Statistik: Profil Kemiskinan di Indonesia. Cahyadi, W. (2010, Oktober 18). Gizi Buruk dan Kemiskinan. Retrieved 2009,

from www.pikiran-rakyat.com Chongji, J. (2013). On the fate of traditional culture in modern China. Social

Sciences in CHina, 34(2), 152-164. Djohan, R. (2007). Lead to Togetherness (Leaders & Social Capital). (Terj).

Jakara: Fund Asia Education. Grahadyarini, B. L. (2020, April 23). Kompas. Retrieved Juni 24, 2020, from

Ekonomi: https://kompas.id/baca/ekonomi/2020/04/23/pola-konsumsi-rumah-tangga-bergeser-akibat-pandemi/

Ilchman, W. (2006). Philanthropy in the World Tradition (Filantropi di Berbagai Tradisi Dunia). Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture.

Page 14: FILANTROPI SEMBAKO UNTUK MASYARAKAT TERDAMPAK COVID …

Jurnal Abdimas Bela Negara: Vol. 1 (2). Oktober 2020

77

Indrawati, L., Werdhasari, A., & K, A. Y. (2009). Hubungan Pola Kebiasaan Konsumsi Makanan Masyarakat Miskin dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia. Media Peneliti dan Pengembang Kesehatan, 174-184.

Kurnianingsih, S. (2007). Hubungan Konsumsi Mie Instant dengan Tingkat Kecukupan Gizi dan Status Gizi pada Remaja Studi Kasus di SMA Negeri 2 Nganjuk. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga SKRIPSI.

Latief, H. (2010). Melayani umat: Filantropi Islam dan ideologi kesejahteraan kaum modernis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mardiyah, R., & Nurwati, R. (2020). Dampak Pandemi COVID-19 terhadap peningkatan Angka Pengangguran di Indonesia. academia.edu.

Mona, N. (2016). Mekanisme Contagion dalam Jaringan Sosial. Depok: Universitas Indonesia.

NN. (2020, Juni 22). Liputan 6. Retrieved Juni 24, 2020, from Liputan 6: https://www.liputan6.com/bisnis/read/4285725/pendapatan-masyarakat-turun-selama-pandemi-corona-kelompok-ini-yang-terparah

Nurhayati, T., & Aji, R. (2020, 4(1)). Emansipasi Melawan Pandemi Global: Bukti dari Indonesia. ADALAH.

Payton, R. (1998). Philanthropy; Voluntary Action for the Public Good. McMillan NY: American Council on Education.

Syaifudin. (2020, Maret 21). COVID-19, Kerentanan Sosial, dan Gagalnya Physical Distancing. Retrieved April 18, 2020, from TEMPO.CO: https://kolom.tempo.co/read/1326074/COVID-19-kerentanan-sosial-dan-gagalnya-physical-distancing

Tamim, I. H. (2016). Filantropi dan Pembangunan. Jurnal Community Development, 1(1), 124 134.

Tealumbanua, D. (2020). Urgensi Pembentukan Aturan Terkait Pencegahan COVID-19 di Indonesia. Urgensi Pembentukan Aturan TerkaQALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, 12(01), 59-70.

Tutiasri RP., Varani CB., Juniarta F., & Soliha APM. (2020). Literasi Media “Bijak Mengunakan Media". JABN, 1(1), 11-19. https://doi.org/10.33005/jabn.v1i1.3