23
FILSAFAT KETUHANAN Lokal B Kelompok 3 Lita Latifah Anindya Putri Larasati Dyah Hoki Utami Refdatul Husna Ahrul Alena Muhamad Zaki Ghufron Muhamad Ilham Advitri 1

FILSAFAT KETUHANAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Berisi materi presentasi tentang konsep ketuhanan dari sisi filsafat

Citation preview

Page 1: FILSAFAT KETUHANAN

1FILSAFAT KETUHANAN

Lokal B Kelompok 3

Lita Latifah

Anindya Putri Larasati

Dyah Hoki Utami

Refdatul Husna

Ahrul Alena

Muhamad Zaki Ghufron

Muhamad Ilham Advitri

Page 2: FILSAFAT KETUHANAN

2

1.FILSAFAT KETUHANAN

2.MANUSIA MEMBUTUHKAN TUHAN DAN PROSES PENCARIANNYA

3.TUHAN DALAM KONSEP ISLAM (TAUHID) DAN RUANG LINGKUPNYA

4.CARA MENTAUHIDKAN ALLAH

5.TIGA SEBUTAN ILMU TAUHID DAN NILAI YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA

Page 3: FILSAFAT KETUHANAN

3

1.1 Pengertian Tuhan

1.2 Filsafat Ketuhanan

1.3 Sejarah Pemikiran Manusia

tentang Tuhan

Filsafat Ketuhanan

Page 4: FILSAFAT KETUHANAN

4

1.1 Pengertian Tuhan Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.

Dalam ajaran Islam diajarkan kalimat “la ilaaha illa Allah”. Susunan kalimat tersebut dimulai dengan peniadaan, yaitu “tidak ada Tuhan”, kemudian baru diikuti dengan penegasan “melainkan Allah”. Hal itu berarti bahwa seorang muslim harus membersihkan diri dari segala macam Tuhan terlebih dahulu, sehingga yang ada dalam hatinya hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah.

Page 5: FILSAFAT KETUHANAN

5

1.2 Filsafat Ketuhanan• Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran tentang Tuhan deng

an pendekatan akal budi, maka dipakai pendekatan yang disebut filosofis. Jadi Filsafat Ketuhanan adalah pemikiran para manusia dengan pendekatan akal budi tentang Tuhan. Usaha yang dilakukan manusia ini bukanlah untuk menemukan Tuhan secara absolut atau mutlak, namun mencari pertimbangan kemungkinan-kemungkinan bagi manusia untuk sampai pada kebenaran tentang Tuhan.

• Tuhan merupakan dzat yang bersifat mutlak karena tidak ada pembanding yang dapat dibandingkan dengannya, apalagi disamakan atau disejajarkan denganNya. Karena tidak dapat diperbandingkan maka Tuhan bersifat unik, dan hanya ada dia satu-satunya. Jika Tuhan itu dapat diperbandingkan maka Ia tidak akan mutlak lagi.

Page 6: FILSAFAT KETUHANAN

6

1.3 Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

Pemikiran Barat (menurut teori evolusionisme):• Dinamisme : menurut

paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dlm kehidupan.

• Animisme : mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya.

• Politeisme : roh yg lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya.

• Henoteisme : kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa • Monoteisme :

mengakui satu Tuhan, satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat internasional.

Page 7: FILSAFAT KETUHANAN

7

2.1 Manusia Membutuhkan Tuhan

Beberapa hal yang menjadi alasan utama mengapa manusia membutuhkan Tuhan adalah:• Kemampuan manusia terbatas, baik un

tuk memenuhi kebutuhan akan dirinya sendiri maupun untuk membantu memenuhi kebutuhan orang lain.

• Manusia membutuhkan tempat berlindung, disaat terpojok akan keamanan diri manusia akan selalu berusaha mencari tempat teraman bagi dirinya. Dan saat tidak ada satupun manusia yang dapat memberikan perlindungan dan rasa aman bagi dirinya, maka hanya Tuhanlah yang dapat melindunginya dan menjadikannya aman.

• Manusia butuh penolong, sama halnya ketika manusia butuh perlindungan..

• Manusia butuh pengontrol, saat manusia mulai tersesat akan tingkahnya yang membawanya akan kehancuran hidup, Tuhan senantiasa memberikan peringatan-peringatan yang membantunya untuk kembali ke jalan yang lurus.

• Manusia butuh penghargaan dan tiada penghargaan yang lebih besar kecuali saat saat kita merasa dekat dengan Tuhan, karena dekat dengan-Nya berarti membawa berkah dan rizki bagi hidup manusia itu sendiri.

• Manusia terlahir dengan memiliki fitrah ketuhanan (mono religius) yang tidak bisa melepaskan kebutuhan akan adanya Tuhan dalam dirinya.

Page 8: FILSAFAT KETUHANAN

8

2.2 Proses Pencarian Manusia Tentang Tuhan

a. Melalui Proses Filsafat

b. Melalui Proses Tektual

c. Melalui Proses Intuitif

Page 9: FILSAFAT KETUHANAN

9

a. Melalui Proses Filsafat Dalam proses ini manusia biasanya menggunakan pemikiran dan ilmu pengetahuan yang dia miliki tentang Tuhan.Pemikiran awal dimana dapat dilihat melalui proses penciptaan alam semesta beserta segala isinya. Tuhan mulai diakui keberadaannya ketika manusia mulai dapat berpikir melalui logikanya. Ilmu pengetahuan pun mulai menjadi salah satu proses pencarian akan keberadaan Tuhan, dimana semua penelitian yang dilakukan tidak pernah didapatkan alasan awal mula. Hal ini semakin membuktikan bahwa sesungguhnya selalu ada sesuatu yang mengatur seluruh hal ini.

Page 10: FILSAFAT KETUHANAN

10

b. Melalui Proses Tektual

Proses ini mengandalkan kebenaran-kebenaran yang ditulis dalam kitab Allah dan dalil-dalil yang membenarkan keberadaan-Nya. Keberadaan-Nya mulai disadari ketika satu persatu kejadian yang disebut dan dituliskan di dalam kitab Allah dapat terbukti secara nyata.

Dalam proses juga ini juga arena otak atau daya pikir manusia menjadi berkembang dan mulai menanamkan kepercayaan akan kehadiran Tuhan.

Menu Awal

Page 11: FILSAFAT KETUHANAN

11

c. Melalui Proses Intuitif

Menu Awal

Page 12: FILSAFAT KETUHANAN

12

3.Tuhan dalam Konsep Islam (tauhid) dan ruang lingkupnya

3.1 Pengertian Tauhid

3.2 Tuhan Dalam Konsep Islam

3.3 Ruang Lingkup Dalam Ilmu Tauhid

Page 13: FILSAFAT KETUHANAN

13

3.1 Pengertian Tauhid• Istilah tauhid berasal dari a-ha-da artinya satu, tunggal. Di

lihat dari arti bahasa tauhid bermakna menunggalkan atau megesakan. Sedangkan kalau dilihat dari arti istilah yang dimaksud dengan tauhid ialah mengesakan Allah swt, baik dari segi zat, nama, sifat dan perbuatan-Nya (af’al).

• Pengertian tauhid oleh Yusuf Qardhawiy dibedakan antara tauhid I’tiqadi ilmi (keyakinan yang bersifat teoritis) dan tauhid I’tiqadi amali suluki (keyakinan yang bersifat praktis, tingkah laku). Adapun wujud atau bentuk tauhid yang bersifat teoritis berupa ma’rifat (pengetahuan), I’tiqadi (keyakinan), dan itsbat (pernyataan).

• Sedangkan wujud tauhid yang bersifat praktis berupa at-thalab (permohonan), al-qashdu (tujuan) dan al-iradah (kehendak).

Page 14: FILSAFAT KETUHANAN

14

3.2 Tuhan Dalam Konsep Islam

• Dalam konsep Islam, Tuhan diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi semesta alam.Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal. Menurut Al-Qur'an : “Dia lebih dekat pada manusia dari pada urat nadi manusia.”

• Allah merupakan nama Tuhan yang paling agung yang menunjukkan kepada kemuliaan dan keagungan Tuhan. Dengan menggunakan kata Allah,berarti mengisyaratkan bahwa zat Tuhan merupakan zat yang paling agung, paling sempurna dan paling berkuasa.

Page 15: FILSAFAT KETUHANAN

15

3.3 Ruang Lingkup Dalam Ilmu Tauhid

Ruang lingkup pembahasan dalam ilmu tauhid yang pokok adalah:• Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT atau mabd

a. Dalam bagian ini termasuk pula masalah takdir.• Hal-hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai p

erantara antara manusia dan Allah, atau disebut pula wasithah. Meliputi : Malaikat, Nabi/Rasul, dan kitab-kitab suci.

• Hal-hal yang berhubungan dengan hari yang akan datang, atau disebut juga ma’ad, meliputi : surga, neraka, dan sebagainya.

Page 16: FILSAFAT KETUHANAN

16

4.CARA MENTAUHIDKAN ALLAH• Mengenai cara mentauhidkan Allah dalam kehidupan, ma

ka kita mesti merangkum dua aspek, yaitu:

1. Aspek Nazari (ilmu dan kefahaman) yaitu kita mengetahui dan memahami dalam hidup kita bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan, tiada tuhan melainkanNya, tuhan yang memiliki nama-nama yang indah (al-Asma’ al-Husna) dan segala sifat kesempurnaan

2. Aspek Amali yaitu kita mentauhidkan Allah secara praktik maksudnya dengan kita menyembah Allah (yakni beribadah kepadaNya), tidak mensyirikkanNya dan kita mentaati segala perintahNya karena ketaatan juga termasuk dalam pengertian ibadah.

Page 17: FILSAFAT KETUHANAN

17

5. TIGA SEBUTAN ILMU TAUHID DAN NILAI YANG TERKANDUNG DIDALAMNYA

a.Tauhid Rububiyah

b. Tauhid Mulkiyah

c. Tauhid Uluhiyah

 

d. Tauhid Sifatiyah

Page 18: FILSAFAT KETUHANAN

18

b. Tauhid Mulkiyah• Kata malik yang berarti raja dan malik yang berarti memilki. Berakar d

ari akar kata yang sama yaitu, ma-la-ka. Keduanya memang mempunyai relevansi makna Pada hakekatnya tauhid mulkiyah merupakan kelanjutan dari tauihid rububiyah. Adanya keyakinan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini merupakan ciptaan Allah semata, diciptakan atas kemauan (iradah) dan kekuasaan-Nya, dan sama sekali bukan atas kemauan atau pesanan dari pihak lain, maka sudah barang tentu apabila seluruh hasil ciptaan-Nya tersebut adalah mutlak milik-Nya. yang kuat. Berikut penjelasannya :

• * Tidak ada Wali (Pemimpin) yang pantas Memimpin kecuali hanya Allah (LaWaliya Illallah) : QS al-Maidah (5): 55

• Tidak ada Penguasa Yang Menentukan (Hakim) kecuali hanya Allah (La Hakima Illallah) : QS al-An’am (6): 57

• Tidak ada Yang Pantas Menjadi Tujuan (Ghayah) kecuali hanya Allah (La Ghayata Illallah) : (QS al-An’am (6): 162).

Page 19: FILSAFAT KETUHANAN

19

a.Tauhid RububiyahDapat disimpulkan bahwa kata-kata rabb mencakup semua pengertian sebagaimana di bawah ini :• Pencipta alam semesta beserta dengan segala isinya.• Pengasuh, penjaga, dan yang bertanggung jawab dalam

mengajar dan memperbaiki keadaan.

• Raja yang dipertuan.

Dengan mengacu pada pengertian rabb sebagaimana di atas, maka yang dimaksud dengan tauhid rububuiyah ialah kesadaran dan keyakinan bahwa Allah-lah satu-satunya zat yang menciptakan serta mengatur alam semesta dengan seluruh isinya (rabbul alamain).

Page 20: FILSAFAT KETUHANAN

20

c. Tauhid Uluhiyah• Uluhiyah berasal dari al-ilahu, artinya al-Ma’luh yakni ses

uatu yang disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan (Muhammad Shalih, Prinsip-prinsip dasar Keimanan: 125).

• Menurut Syaikhul Islam Ibn Taimiyah yang dimaksud dengan tauhid uluhiyah ialah zat yang dipuja dengan penuh kecintaan hati. Tunduk kepada-Nya, takut dan mengharapkan-Nya, kepada-Nya tempatberpasrah diri ketika berada dalam kesulitan, berdoa dan bertawakal kepada-Nya,dan menimbulkan ketenangan di saat mengingat-Nya dan terpaut cinta kepada-Nya. Semua itu hanya ada pada Allah semata (Yusuf Qardhawy, 1987: 26-27).

• Sementara Yusuf Qardhawy sendiri mendifinisikan tauhid uluhiyah dengan singkat sekali, yaitu pengesaan Allah swt dalam peribadatan, kepatuhan dan ketaatan secara mutlak (Yusuf Qardhawy, 1987: 22).

Page 21: FILSAFAT KETUHANAN

21

d. Tauhid SifatiyahPengertian tauhid sifatiyah adalah penetapan dan pengakuan yang kokoh atas nama-nama dan sifat-sifat Allah yang luhur berdasarkan petunjuk Allah dalam al-Qur’an dan petunjuk Rasulullah saw dalam sunnahnya.

Menurut Yunahar Ilyas, ada dua metode keimanan dalam tauhid sifatiyah,yaitu metode itsbat (menetapkan) dan nafyu (mengingkari).

Sehubungan dengan tauhid sifatiyah ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan secara lebih khusus, yaitu:• Janganlah memberi nama Allah swt dengan nama-nama

yang tidak disebutkan di dalam al-Qur’an dan Sunnah. Lihat QS al-a’raf (7): 180 

• Janganlah menyamakan (tamtsil), atau memiripkan (tasybih) Zat Allah swt,sifat-sifat dan af‟al (perbuatan)-Nya dengan makhluk manapun.

• Mengimani al-Asma’ wa al-shifat bagi Allah harus apa adanya tanpa menanyakan atau mempertanyakan “bagaimana”nya (kaifiyat).

• Di samping istilah al-Asma’ al-husna ada lagi istilah “ismullah al-a’zam” yaitu nama-nama allah swt yang dirangkai dalam do’a. Rasulullah saw mengatakan bahwa siapa yang berdoa dengan ismullah al-a’zam, do’anya akan dikabulkan, permintaanya akan diperkenankan (HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasai, dan Ibnu majah)

Page 22: FILSAFAT KETUHANAN

22

Thank you for attention

Page 23: FILSAFAT KETUHANAN

23