19
FILSAFAT MODERN Disusun Oleh : 1. Amy Wulandari 2. Bernadette Cahya Putri U. 3. Made Kurniadewi S. MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

Filsafat Modern

  • Upload
    agnar

  • View
    22

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Filsafat Ilmu Ali Maksum

Citation preview

Page 1: Filsafat Modern

FILSAFAT MODERN

Disusun Oleh :

1. Amy Wulandari

2. Bernadette Cahya Putri U.

3. Made Kurniadewi S.

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: Filsafat Modern

BAB IV

FILSAFAT MODERN

Dalam peradaban Yunani dan Arab abad pertengahan ada sebagian kelompok yang

menyebut diri sebagai kelompok modern sebagai simbol resistensi generasi tua yang di dalam

tradisi Arab disebut sebagai mutaakhirun yang artinya sama dengan modern.

Ada beberapa kriteria pemikiran yang bisa disebut “modern”. Pada umumnya kriteria

modern itu adalah apabila ada sesuatu yang baru, lain dengan biasanya, berada dan bahkan

bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan, tradisi atau adat istiadat termasuk adat keagamaan.

Pengertian Modern

Modern adalah apabila ada gerakan atau dinamika untuk menolak atau meninggalkan

hal-hal yang dianggap sebagai masa lalu dan menganut hal-hal yang dianggap baru. Pada

zaman modern ada periode yang disebut Renaissance (“kelahiran kembali”).

A. Filsafat Renaissance

Ada 3 tokoh filsuf di masa Renaissance, yaitu :

1. Niccolo Machiavelli ( 1469 - 1527 )

Machiavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia dan meninggal tahun 1527 pada umur

58 tahun. Semasa hidupnya, Machiavelli menulis beberapa buku, yaitu :

a. The Prince ( Sang Pangeran ), karya paling monumental ditulis tahun 1513.

b. The Discourses upon the Firts Ten Books of Titus Livius ( Pembicaraan terhadap

Sepuluh Buku Pertama Titus Livius ), ditulis 1932.

c. The Art of War ( Seni Berperang ), ditulis pada 1520

d. A History of Florence ( Sejarah Florence )

e. La Mandragola ( suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih

dipertanggungjawabkan orang ).

2. Francis Bacon ( 1561 - 1626 )

Francis Bacon, lahir di London, Inggris dan belajar di Cambridge. Dia dikenal sebagai

penemu praktik metode ilmiah, dia bermaksud meninggalkan ilmu engetahuan yang lama dan

mengusahakan yang baru. Hal ini disebabkan karena ilmu pengetahuan lama dipandang

sebagai tidak memberi kemajuan, tidak memberi hasil yang bermanfaat dan tidak

menghasilkan hal-hal baru yang bermanfaat bagi hidup.

Page 3: Filsafat Modern

Francis Bacon adalah tokoh peletak dasar bagi metode induksi modern dan menjadi

pelopor yang mensistematisasi secara logis prosedur ilmiah. Seluruh filsafatnya bersifat

praktis, yaitu untuk menjadikan manusia menguasai kekuatan-kekuatan alam dengan

perantaraan penemuan-penemuan ilmiah.

Semboyan Bacon yang terkenal adalah Knowledge is power. Engan ilmu manusia

dapat menundukkan alam.

3. Blaise Pascal ( 1623 - 1662 M )

Blaise Pascal berasal dari Prancis. Minat utamanya adalah filsafat dan agama,

sedangkan hobinya yang lain adalah matematika dan geometri proyektif. Bersama Pierre de

Fermat menemukan teori tentang probabilitas. Pada awalnya minat riset Pascal lebih banyak

dari pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan. Terbukti, saat itu dia telah berhasil

menciptakan mesin penghitung yang dikenal pertama kali. Pascal dikenal sebagai orang

jenius yang religius dan filosofis yang tak tertandingi pada zamannya.

4. Thomas Hobbes ( 1588 1679 M )

Thomas Hobes lahir di Inggris pada tahun 1588 M. Ia adalah putra dari pastor yang

membengkang dan suka berdebat. Keluarganya terpaksa lari dari daerahnya akibat situasi

yang kurang mendukung. Thomas Hobbes adalah sosok yang cerdas, terbukti pada umur 6

tahun sudah menguasai bahasa Yunani dan Latin dengan amat baik dan umur 15 tahun sudah

belajar di Oxford University.

Masterpiece Hobbes merupakan filsafat politik umum pertama yang besar dan

komprehensif yang dihasilkan pemikir Inggris tersebut. Karya Hobbes tersebut sebagai upaya

untuk menjustifikasi absolutisme penguasa pada saati itu. Lebih dari itu, ia berusaha

meletakkan fondasi teoritis bagi pemerintahan yang absolut secara umum, baik monarki,

kediktatoran, maupun parlemen.

B. Filsafat Modern

Pada zaman modern menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci

atau ajaran agama, tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Namun

tentang aspek mana yang berpean ada beda pendapat. Aliran rasionalisme beranggapan

bahwa sumber pengetahuan adalah rasio : kebenaran pasti berasal dari rasio ( akal ).

Sebaliknya aliran empirisme menyakini pengalamanlah umber pengetahuan itu, baik yang

batin maupun yang indriawi. Lalu muncul aliran kritisisme, yang mencoba memadukan

Page 4: Filsafat Modern

kedua pendapat berbeda itu.

1. Rene Descartes ( 1596 - 1650 )

Rene Descartes lahir di La Haye, Prancis, 31 Maret 1596 dan meninggal di

Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650. Descartes biasa dikenal sebagai Cartesius. Ia

adalah seorang filsuf dan matematikawan Prancis. Karyanya yang terpenting adalah

Discours de la methode ( 1637 ) dan Meditationes de prima Philosophia ( 1641 ).

Tokoh rasionalisme ini beranggapan bahwa dasar semua pengetahuan ada dalam

pikiran. Decrates menerima 3 realitas atau substansi bawaan yang sudah ada sejak lahir,

yaitu 1) realitas pikiran ( res cogitan ), 2) realitas perluasan ( res extensa, “ extention” )

atau mater, dan 3) Tuhan ( sebagai wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab

sempurna dari kedua realitas itu ).

2. Baruch de Spinoza ( 1632 - 1677 )

Baruch de Spinoza merupakan filsuf Belanda yang fenomenal setelah dia menggugat

salah satu pemikiran Descartes mengenai apa sesungguhnya dunia ini ? Karya utama Spinoza

adalah Ethics. Secara umum, buku Spinoza tersebut menggunakan metode Cartesian dan

berusaha membuat hipotesis mengenai kehidupan ini bahwa ada dan hanya satu substansi

dengan banyak sifat yang tak terbatas jumlahnya. Dalam konteks ini, manusia dan Tuhan

adalah satu substansi meski berbeda. Inilah yang membuat sebagian orang bisa menerima tapi

tidak sedikit yang mampu memahami pemikiran filsafat Spinoza karena memang

membingungkan.

3. Leibniz ( 1646 - 1716 )

Leibniz lahir di Jerman. Nama lengkanya Gottfried Wilhelm von Leibniz. Sama

halnya Spinoza, Leibniz termasuk pengagum sekaligus pengkritik Descartes. Baginya, dia

khawatir tentang kehidupan dan bagaimana menjalani hidup. Tetapi berbeda dengan Spinoza

yang kesepian, ia justru termasuk orang yang kaya raya dan dipuja. Leibniz juga dikenal

sebagai penemu kalkulus bersama Newton. Ia adalah ilmuan, pengacara, sejarawan,

akademisi, ahli logika, ahli bahasa, dan teolog.

4. John Locke ( 1632 - 1704 )

John Locke adalah tokoh pembawa gerbong aliran empirisme dalam filsafat. Yakni,

sebuah aliran yang mengimani bahwa semua pikiran dan gagasan manusia berasal dari

sesuatu yang didapat melalui indra atau pengalaman. Locke lahir di Inggris pada tanggal 29

Page 5: Filsafat Modern

Agustus 1632 dan meninggal pada 28 Oktober 1704 M. Karenanya dia disebut filsuf Inggris

dengan panangan empirisme.

Locke sering disebut sebagai tokoh yang memberikan titik terang dalam

perkembangan psikologi. Teori yang sangat penting darinya adalah tentang gejala kejiwaan

adalah bahwa jiwa itu pada saat mula-mula seseorang dilahirkan masih bersih bagaikan

sebuah “tabula rasa”.

5. David Hume ( 1711 -1776 )

Pada David Hume aliran empirisme memuncak. Empirisme mendasarkan

pengetahuan bersumber pada pengalaman, bukan rasio. Hume memilih pengalaman sebagai

sumber utama pengetahuan. Dua hal dicemati oleh Hume adalah “substansi” dan

“kausalitas”. Hume tidak menerima “substansi”, sebab yang dialami manusia hanya kesan-

kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu ada bersama-sama. Dari kesan muncul gagasan.

Kesan adalah hasil pengindraan langsung atas realitas lahiriah, sedang gagasan adalah ingatan

akan kesan-kesan.

6. George W. F. Hegel ( 1770 - 1831 M )

Nama lengkap Hegel adalah Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Ia lahir di Jerman pada

27 Agustus 1770 dan meninggal pada 14 November 1831 M. Di masa kecilnya, ia sering

membaca literatur, surat kabar, esai filsafat, dan tulisan-tulisan tentang berbagai topik

lainnya. Masa kanak-kanaknya yang rajin membaca mungkin disebabkan oleh ibunya yang

luar biasa progresif dan aktif mengasuh perkembangan intelektual anak-anaknya.

7. Immanuel Kant ( 1724 – 1804 M )

Immanuel Kant lahir di Jerman, tepatnya di Konigsberg pada 22 April1724 -12 Februari 1804 M. Kant dikenal sebagai seorang filsuf eksistensialis Jerman yang berpengaruh dan produktif menulis banyak buku. Karyanya yang terpenting adalah Krirtik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam buku ini ia “membatasi pengetahuan manusia” atau “apa yang bisa diketahui manusia”. Belakangan ini, Immanuel Kant lebih dikenal sebagai okoh kritisisme. Filsafat kritisnya bertujuan untuk menjembatani pertentangan antara kaum rasionalisme dan kaum empirisme. Bagi Kant, pengetahuan yang dihasilkan oleh kaum rasionalisme tercermin dalam putusan yang bersifat analistik-apriori yaitu suatu bentuk putusan di mana predikat sudah termasuk dengan sendirinya ke dalam subjek. Sedangkan kaum empirisme, putusan bersifat sintetik-apriori, yaitu di mana predikat belum termasuk ke dalam subjek. Kant memadukan keduanya dalam bentuk putusan sintetik-apriori, yaitu suatu ptusan yang bersifat

Page 6: Filsafat Modern

umum universal dan pasti, dengan tiga bidang sebagai tahapan yang harus dilalui yaitu indriawi, akal dan rasio.

Konsep pemikiran filosofis Kant sesungguhnya terilhami oleh Revolusi Copernicus yang cenderung menjadi lawan realisme. Bagi penganut realisme, pengetahuan (knowledge) adalah hasil penampakkan ( disclosure) dari kerangka struktur paten yang telah ada sebelumnya. Bagi Kant, pengetahuan adalah produk dan konstruksi akal pikiran manusia, bukan hasil penampakkan.

a) Kritik Akal MurniKant menyadari bahwa pengetahuan manusia penuh dengan keterbatasan. Keterbatasan ini mengilhami Kant dalam melihat realitas, yang selalu memiliki hal yang empiris dan transedental. Sesuatu yang transedental adalah sesuatu yang pasti benar, tetapi memiliki hal-hal yang terbuka untuk dipelajari melaui refleksi empiris dengan melihat apa yang nampak atau bisa diketahui.

b) Kritik Akal PraktisBagian ini berbicara mengenai moral. Filsafat moral adalah cabang filsafat yang melalui kegiatannya dengan pertanyaan-pertanyaan. Tujuan hakiki filsafat moral adalah membantu kita menjadi orang yang lebih baik.

c) Kritik Penimbangan Kritik ini berkaitan dengan estetika. Mengenai keindahan, Kant memberikan catatan bahwa rasa estetik yang dialami dari suatu objek yang dinilai indah harus tanpa kepentingan.

8. Soren Kierkegaard ( 1818 – 1855 M )

Kierkegaard dikenal sebagai kritikus Hegel selain Schopenhauer. Lahir di Kopenhagen, Denmark tahun 1818 M. Kierkegaard dikenal sebagai bapak eksistensialisme. Ia belajar teologi di Universitas Kopenhagen. Inti pemikiran filsafat Kierkegaard selain mendasarkan pada individu juga ingin menegaskan jalan hidupnya pada ajaran agama Kristen yang dibedakannya dengan ironi yang besar dan kerap menyindir dari keyakinan lunak dan pegangan sosial Kristen. Di antara karya Kierkegaard adalah :

- Om Begrebet Ironi ( The Concep Of Irony 1841 )- Enten – Eller , 1843- Philosopiske Smuler, 1844 - Afsluttende Unidenskabelig , 1846

Dalam bukunya The Consept of Irony, ia banyak mengkritik pemikiran Hegel yang cenderung menghilangkan kepribadian manusia. Kierkegaard menemukan posisi penting dalam diri seseorang yang “bereksistensi” bersama dengan analisisnya tentang segi-segi kesadaran religius seperti iman, pilihan keputusasaan, dan ketakutannya menolak pandangan Hegel yang menganggap bahwa manusia sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang dunianya. Ia juga menolak anggapan Hegel tentang objektivitas absolut pegetahuan manusia atas dunia sekitarnya. Menurut Kierkegaard, manusia memiliki pengetahuan atas dunianya, yang pada dasarnya bersifat subjektif.

Menurut Kierkegaard, eksistensi manusia memiliki tiga tahap yaitu :

Page 7: Filsafat Modern

1. Tahap Eksistensi EstetisOrientasi hidup manusia sepenuhnya diarahkan untuk mendapatkan kesenangan. Manusia dikuasai oleh naluri-naluri seksual ( libido ) oleh prinsip-prinsip kesenangan yang hedonistik, dan bertindak menurut suasana hati (mood).

2. Tahap Eksistensi EtisIndividu mulai menerima kebajikan-kebajikan moral dan memilih untuk mengikatkan diri padanya. Prinsip kesenangan (hedonisme) dibuang jauh-jauh dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Manusia dalam tahap ini melawan segala penyimpangan ketidakadilan dan kezaliman yang menentang keluhuran nilai-nilai kemanusiaan.

3. Tahap ReligiusTahap ini tidak menggunakan pertimbangan-pertimbangan rasional, tidak dibutuhkan alasan-alasan ilmiah, yang diperlukan hanyalah keyakinan subjektif berdasarkan iman. Manusia religius hidup dalam Tuhan hanya mengikuti jalan Tuhan dan tidak lagi terikat pada nilai-nilai kemaanusiaan yang bersifat universal (etis) maupun tuntutan pribadi dan masyarakat pada zamannya ( tahap estetis ).

9. Karl Marx ( 1818 – 1883 M )

Karl Marx lahir di Trier, Jerman tahun 1818, dari keluarga ruhaniwan Yahudi. Marx lebih dikenal sebagai seorang tokoh sejarah ekonomi, ahli filsafat dan aktivis revoluisoner yang mengembangkan teori mengenai sosialisme yang kemudian dikenal dengan Marxisme sebagai seorang perintis sosiologi. Pemikiran Marx sangat kompleks, berikut ini diuraikan pemikirannya yang sangat penting :

1) Materialisme historis dan materialisme dialektis

Materialisme historis merupakan pandangan ekonomi terhadap sejarah ( economic interpretation of history ). Marx konsekuen menggunakan kata historical materialism untuk menunjukkan sikapnya yang bertentangan dengan filsafat idealisme. Dalam filsafat materialisme diebutkan adanya anggapan dasar bahwa kenyataan berada diluar persepsi manusia, demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai penentu terakhir ide. Sebaliknya, filsafat idealisme menegaskan bahwa segenap kesadaran didasarkan pada ide-ide dan mengingkari adanya realitas di belakang ide-ide manusia.

Konsep materialisme dialektis, Marx berangkat dari dialektika yang dibagun Hegel. Dialektika Hegel merupakan dialektika idea. Marx datang dengan pendapatnya yang ingin menjadikan dialektika tersebut sebagai dialektika materi, yaitu bahwa dialektika terjadi di dunia nyata atau dunia materi.Filsafat Marx diberi nama oleh seorang pemikir Rusia bernama Palekhanov sebagai materialisme dialektis, tahun 1891.

2) Teori Kelas

Marx mengulas secara mendalam teori kelas dalam buku The Communist Manifesto yang ditulisnya bersama Friedrich Engels. Marx berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas. Menurutnya, perkembangan pembagian kerja dalam

Page 8: Filsafat Modern

kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda: kelas yang terdiri atas orang yang menguasai alat produksi yang dinamakan kaum borjuis, yang mengeksploitasi kelas yang terdiri dari orang yang tidak memiliki alat produksi, yaitu kaum proletar. Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam teori kelas, itu :

1. Besarnya peran segi struktural daripada segi kesadaran dan moralitas.

2. Adanya pertentangan kelas pemilik dan kelas buruh.

3. Setiap kemajuan dalam masyarakat hanya dapat dicapai melalui revolusioner.

3) Teori Nilai

Teori ini terdiri dari empat subteori, yaitu :

1. Teori tentang nilai pekerjaan

2. Teori tentang nilai tenaga kerja

3. Teori tentang nilai lebih

4. Teori tentang laba

4) Mode of Production

Mode of production adalah kombinasi kekuatan –kekuatan produksi ( tenaga buruh, mesin, bangunan, materi dan tanah), relasi sosial dan teknik produksi ( kepemilikan, kekuasaan, aset-aset produktif masyarakat) dan relasi-relasi kelas-kelas sosial.

5) Bangunan bawah dan bangunan atas ( base and superstructure)

Teori tentang basis dan bangunan atas berarti bahwa struktur- struktur kekuasaan politis dan ideologis ditentukan oleh struktur hubungan hak milik, jadi oleh struktur kekuasaan dibidang ekonomi.

6) Alienasi

Pandangan Marx tentang alienasi dibentangkan dalam karyanya Economic and Philosophical Manuscripts of 1844. Alienasi merupakan proses konkretisasi hakikat batin manusia yang kemudian menjadi barang mati, dan menceraikan manusia yang satu dengan yang lain. Menurut Marx, bekerja seharusnya merupakan perealisasian diri manusia sehingga bekerja pasti menggembirakan dan memberikan kepuasan.

Mengkaji Ulang Kritik Sosial Marx

1 ) Paris Manuscripts

Apa yang dikemukakan Marx dalam Paris Mnauscripts yang terbit dalam bahasa Jerman tahun 1932 dan bahasa Inggris tahu 1960-an, adalah untuk menempatkan ekonomi politik ke dalam pengujian. Kritik ekonomi politik ini membawa Marx pada kritik filsafat

Page 9: Filsafat Modern

mengenai pembagian kerja. Arah tersembunyi dalam argumen ini adalah perlunya pembebasan kemanusiaan atau proletarian, yang ditegaskan Marx secara progresif disaat ia memasuki labirin ekonomi itu sendiri, Persoalannya adalah penderitaan manusia sebagai problem sosial dan teoritis penting untuk segera dipecahkan.

2) The German Ideology and The Communist Manifesto

Marx dan Engels mulai mengangkat persoalan ideologi dan mengkritik – sesuatu yang ironis, mengingat pengistimewaan proletariat dalam teori mereka – pretensi kaum borjuis bahwa kepentingan mereka sendiri tak lain adalah kepentingan rakyat umum.

3) Grundrisse

Ada tiga tema yang perlu diperhatikan dalam karya transisional Marx terpenting disini adalah Grundisse, semacam “Kumpulan Catatan” untuk Capital, yaitu :

1. Kata Pengantar 1857, Marx membahas persoalan epistemologi dan metodologi.

2. Transisi dari feodalisme, lewat sebuah uraian yang banyak diperdebatkan dalam Science and Society tahun 1950-an.

3. Masalah otomatisme dan teknologi

4) Das Capital : Kritik Atas Kapitalisme

Puncak mitologi dan pemikiran Marx adalah Capital. Bab I “Komoditas” adalah bagian yang secara teoritis paling signifikan dan paling sulit. Marx mengemukakan kritik yang sangat mengena terhadp etika kapitalis dan utilitarian. Substansi dari buku ini adalah analisis kritis atas produksi kapitalisme dari segi tertentu, buku ini merupakan pelopor sosiologi industri modern dan bukan merupakan sejarah kapitalisme. Terdapat unsur kontinuitas dari Paris Manuscripts : sosialisme sebagai pembebasan yang tak terelakkan ditegaskan lagi, dan perjuangan masih merupakan hal utama di antara kedua kelas fundamental dan dalam konsep-konsep yang dikemukakan.

10. Frieddrich Nietzsche (1844 – 1900 M)Nietzsche memiliki nama lengkap Friedrich Wilhelm Nietzsche. Lahir di Rocken,

Jerman pada 15 Oktober 1844 dan meninggal di Weimar, 25 Agustus 1900 M. Nietzsche dikenal sebagai seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks – teks kuno.

Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang “kebenaran” atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan barat di zamannya yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu pada paradigm kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Nietzsche juga dikenal sebagai filsuf seniman dan banyak mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20.

a) Menyingkap “The Death of God”

Page 10: Filsafat Modern

Dalam konteks ini “Tuhan sudah mati” tidak boleh ditanggapi secara harfiah, bahwa “Tuhan secara fisik sudah mati”; atau Tuhan tidak lagi mampu untuk berperan sebagai sumber dari semua aturan moral atau teleologi. Kematian Tuhan adalah sebuah cara untuk mengatakan bahwa manusia tidak lagi mampu mempercayai tatanan kosmis apa pun yang seperti itu karena mereka sendiri tidak lagi mengakuinya. Kematian Tuhan kata Nietzsche, akan membawa bukan hanya kepada penolakan terhadap keyakinan kosmis atau tatanan fisik, tetapi juga kepada penolakan terhadap nilai – nilai mutlak itu sendiri - kepada penolakan terhadap keyakinan akan suatu hukum moral yang objektif dan universal, yang mengikat semua individu. Cara itu membawa pada nihilism, dan inilah yang diusahakan Nietzsche untuk menemukan suatu pemecahan dengan mengevaluasi kembali dasar – dasar dari nilai – nilai manusia.

Nietzsche percaya bahwa bisa ada kemungkinan – kemungkinan yang positif bagi manusia tanpa Tuhan. Melepaskan kepercayaan kepada Tuhan akan membuka jalan bagi kemampuan – kemampuan kreatif manusia untuk berkembang sepenuhnya.

Sebuah laporan utama majalah Time (8 April 1966) tentang agama di Amerika mempertanyakan, “Apakah Tuhan sudah mati?” terbitan ini kemudian menjadi salah satu Edisi Time yang paling kontroversial. Sampul majalahnya dan artikel yang menyertainya mengenai suatu gerakan dalam teologi Amerika yang muncul pada tahun 1960-an, dikenal sebagai “kematian Tuhan”. Gerakan Kematian Tuhan kadang – kadang secara teknis disebut “teotanatologi”.

Tokoh penganjur utama teologi ini antara lain Gabriel Vahanian, Paul van Buren, William Hamilton dan Thomas J. J. Altizer, serta rabi Yahudi Richard Rubenstein.

b) Jejak Filsafat Friedrich NietzscheKetika Paul Raymond Harrison melacak jejak pemikiran filsafat dan sosiologinya

Friedrich Nietzsche dalam karya – karya tulis lain, ia mendapati karya Friedrich Nietzsche (1844 – 1900) menjadi pusat perhatian filosofis dan sosiologis di sepanjang dua dasawarsa belakangan ini. Pemikiran Nietzsche senantiasa diulas dalam pembicaraan – pembicaraan filsafat karena pengaruh kajian Heidegger mengenai pentingnya Nietzsche dalam sejarah metafisika Barat. Dua penerimaan terpenting atas karya Nietzsche di masa mutakhir ini semuanya berlangsung di dalam konteks yang biasa disebut sebagai pemikiran potstrukturalis Prancis dan dalam konteks berakhirnya strukturalisme. Sementara dalam karya Foucault, konsep Nietzsche tentang genealogi adalah mendapatkan perhatian. Sedangkan dalam karya Derrida, yang mendapat perhatian adalah dekonstruksi Nietzsche terhadap ide tentang kebenaran serta sejarah metafisika.

c) Nietzsche: Culture, Power, dan TruthDalam buku “Philosophy in the Tragic Age of the Greeks”, Nietzsche memaparkan

bahwa filsafat Yunani berakhir seiring dengan tampilnya Socrates. Dalam magnus-opus nya Birth of Tragedy and the Case of Wagner (1872), Nietzsche memaparkan tentang “substratum” Dionysian yang mendasari bentuk Appollonian dalam tragedy Yunani. Dengan demikian, bagi Nietzsche, tragedy bukanlah sekedar produk kebudayaan, tetapi produk “impuls – impuls seni dari alam” yang mendasari kebudayaan. Gagasan ini akhirnya

Page 11: Filsafat Modern

melahirkan dikrumnya yang terkenal, bahwa hanya sebagai fenomena estetik lah eksistensi dapat dibenarkan.

Sebagaimana dipaparkan Nietzsche dalam karyanya Twilight of the Idol and the Anti-Christ (1888), Socrates mewakili kebudayaan pinggiran untuk menentang kebudayaan yang kuat dan tak-refleksif dari aristikrasi yang pernah memerintah polis. Dengan demikian dapat dilihat disinilah upaya Nietzsche untuk mendasarkan kebudayaan pada kekuatan – kekuatan yang non-kultural, serta upaya untuk mendasarkan kebudayaan pada bentuk – bentuk yang paling tak refleksif sperti adat istiadat.

Dalam On the Genealogy of Morals and Ecce Homo (1887) Nietzsche melanjutkan kajiannya tentang sejarah moral – moral alamiah, nonteologis, dalam kaitannya dengan pembedaaan antara baik dan buruk serta baik dan jahat.

Lewat tulisan – tulisannya, Nietzsche pun menaruh perhatian kepada kebudayaan modernitas. Akan tetapi, disebabkan sudut pandangnya adalah teoretis-kekuasaan, sikap Nietzsche terhadap kebudayaan modern bersifat reduksionis.

Kenyataan penting bahwa Nietzsche juga memuji positivism pada abad ke-19 sebagai awal jatuhnya ide ini, sebag dalam pelbagai segi, reduksionisme teoretis-kekuasaan Nietzsche pun merupakan salah satu versi positivism abad ke-19. Singkatnya, gagasan tentang kehidupan dan kekuasaan itu memberi Nietzsche suatu basis biologis bagi kreativitas yang menggantikan basis filosofis alamiah sebelumnya.

d) “Mazhab” NihilismeDalam pemikiran Nietzsche, narasi besar yang keambrukannya mengawali kondisi

postmodern adalah kristianits. Kematian Tuhan mengakibatkan pula putusnya korelasi kosmologis di dalam ide tentang Tuhan; yakni penyelenggaraan ilahi. Dipihak lain, Nietzsche merumuskan manusia-unggul beserta hubungan kosmologinya; yakni suatu yang tanpa akhir, dunia yang berlangsung abadi. Nietzsche adalah pemikir tentang pelbagai akhir, dan dalam hal ini seharusnya dipahami, terutama dan pertama-tama, sebagai alhir dari interpretasi duniawi Kristen bagi seluruh kaitan sosial, psikis, dan filosofinya.

11. Schopenhauer (1788 – 1860)Filsuf yang dikenal sebagai romantikus filsafat barat tetapi bertemu filsafat timur

adalah Schopenhauer. Ia juga dikenal pesimisme dan gayanya yang kurang ramah. Bagi Schopenhauer, dunai fenomena itu adalah dunia ilusi. Sejauh kita menganggap diri kita sebagai bagian dunia tersebut, kita tidak mengetahui realitas mendalam yang mendasarinya, realitas noumena, benda dalam dirinya sendiri. Pernyataan ini agak sama dengan Kant, meski Kant sendiri sebetulnya tidak sependapat kalau dunia ini bersifat ilusif.

Kehendak bagi Schopenhauer tidak khas bagi agen manusia. Kehendak hanya ada pada yang Esa dan ia mendasari segala sesuatu. Mengikuti Empat kebenaran mulia buddhisme, Schopenhauer bersikeras bahwa segenap kehidupan adalah penderitaan. Menurutnya penderitaan disebabkan oleh keinginan, dankita dapat mengurangi penderitaan seperti yang diajarkan Buddhis dengan menyudahi keinginan tersebut.

Dalam hal keselamatan, Schopenhauer juga kembali pada wawasan – wawasan dan ajaran Buddhisme. Jika jalan satu-satunya melenyapkan penderitaan yang disebabkan karena keinginan dalah melalui pelenyapan keinginan, maka satu – satunya jalan untuk menghindari

Page 12: Filsafat Modern

kondisi manusia dari mara bahaya adalah dengan pengunduran diri atau pelepasan keinginan secara tuntas.

12. Edmund Husserl (1859 – 1938)Edmund adalah filsuf Jerman keturunan yahudi. Edmund menjadi pelopor filsafat

fenomenologi. Fenomena atau fenomenologi memiliki arti “gejala semua atau lawan bendanya sendiri (penampakan)”. Menurut pengikut fenomenologi, satu fenomena tidak selalu harus dapat diamati dengan indra. Sebab fenomena dapat juga dilihat atau ditilik secara ruhani, tanpa melewati indra, fenomena tidak perlu suatu peristiwa.

a) Filsafat FenomenologiHusserl memahami fenomenologi sebagai suatu analisis deskriptif dan introspeksi mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman – pengalaman langsung: religious, moral, estetis, konseptual dan indriawi. Menurut Husserl, fenomenologi merupakan metode dan filsafat. Sebagai metode, fenomenologi membentangkan langkah –langkah yang harus diambil sehingga sampai pada fenomena yang murni. Sebagai filsafat, fenomenologi memberi pengetahuan yang perlu dan esensial mengenai apa yang ada. Dengan demikian, fenomenologi dapat dijelaskan sebagai metode kembali kepada benda itu sendiri, dan ini desebabkan benda itu sendiri merupakan objek kesadaran langsung dalam bentuk yang murni.

b) Metode FenomenologiDalam memahami fenomena, Husserl menekankan satu hal penting: penundaan keputusan. Keputusan harus ditunda, atau dikurung dulu untuk memahami fenomena. Pengetahuan yang ktia miliki tentang fenomena itu harus kita tanggalkan atau lepaskan dulum agar fenomena itu dapat menampakkan dirinya sendiri.Menurut filsafat fenomenologi yang diajukan Husserl, usaha untuk mencapai hakikat segala sesuatu itu melalui reduksi atau penyaringan yang terdiri dari1. Reduksi Fenomenologi: harus menyaring pengalaman – pengalaman dengan

maksud mendapat fenomena dalam wujud semurni-murninya. Kita harus melepaskan benda – benda itu dari pandangan – pandangan lain: agama, adat, ilmu pengetahuan, dan ideologi. Kalau berhasil, kita akan sampai pada fenomena yang sebenarnya.

2. Reduksi Eidetis: menyaring atau penempatan dalam tanda kurung sebagai hal yang bukan eidos atau intisari atau hakikat gelaja atau fenomena. Hasil reduksi eidetis ialah kita sampai pada hakikat sesuatu. Inilah penegrtian yang sejati dan murni.

3. Reduksi Transendental: semua yang tidak ada hubungannya dengan kesadaran murni harus dikurungkan. Dari objek itu akhirnya orang sampai pada apa yang ada pada subjek sendiri. Dengan kata lain, fenomenologi itu diterpkan karena subjeknya sendiri, pada perbuatannya, dan pada kesadaran yang murni.

Basis filosofi Husserl ialah bahwa dunia yang tampak ini tidak memberi kepastian, kita perlu mencarinya dalam erlebnisse; pengalaman yang sadar.