Upload
yps1973
View
32
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
undang-undang pemda
Citation preview
Jakarta 2011
RANCANGAN UNDANG-UNDANGTENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH
TIM PERUMUS RUU PEMDAKEMENTERIAN DALAM NEGERI RI
ISU-ISU STRATEGISISU-ISU STRATEGIS
1. PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM
2. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
3. DAERAH BERCIRI KEPULAUAN
4. WAKIL KEPALA DAERAH5. PERAN GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PUSAT6. PERANGKAT DAERAH
1. PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM
2. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
3. DAERAH BERCIRI KEPULAUAN
4. WAKIL KEPALA DAERAH5. PERAN GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PUSAT6. PERANGKAT DAERAH
7. PEGAWAI NEGERI SIPIL8. PEMBANGUNAN
DAERAH9. PERATURAN DAERAH
(PERDA)10. KEUANGAN DAERAH11. PELAYANAN PUBLIK12. DESA13. KAWASAN KHUSUS14. INOVASI DAERAH
7. PEGAWAI NEGERI SIPIL8. PEMBANGUNAN
DAERAH9. PERATURAN DAERAH
(PERDA)10. KEUANGAN DAERAH11. PELAYANAN PUBLIK12. DESA13. KAWASAN KHUSUS14. INOVASI DAERAH
PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARUPEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU
PERSYARATAN PEMBENTUKAN DOB :o TEKNIS DAN ADMINISTRASI:
TEKNIS: GEOGRAFI, JUMLAH PENDUDUK, KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA PEMERINTAHAN;
ADMINISTRASI: PERSETUJUAN DPRD, KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA REKOMENDASI MENTERI.
o MELALUI DAERAH PERSIAPAN YG DITETAPKAN DG PP UTK JANGKA WAKTU 3 (TIGA) TAHUN
o APABILA HASIL EVALUASI DINYATAKAN LAYAK MAKA STATUS DAERAH PERSIAPAN DITINGKATKAN MENJADI DOB
Pembentukan Top DownPembentukan Top Down Pembentukan Bottom UpPembentukan Bottom Up
o PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU UNTUK KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL TIDAK MEMERLUKAN PERSYARATAN ADMINISTRATIF DAN TEKNIS SERTA TIDAK MELALUI TAHAPAN DAERAH PERSIAPAN.
URUSAN PEMERINTAHAN UMUMURUSAN PEMERINTAHAN UMUM
Kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahanKewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan
1. Pengamalan Pancasila, terlaksananya UUD 1945, menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika serta mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI;
2. Persatuan dan kesatuan bangsa;3. Kerukunan antar umat beragama, antar etnis dan kelompok lainnya;4. Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintahan di daerah; 5. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan6. Pelaks. semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan
Pemerintahan Daerah dan Instansi Vertikal.
sbg kepala wilayah adm. (dibantu perangkat pusat: kesbangpol)
Dilimpahkan oleh Presiden kepada:Dilimpahkan oleh Presiden kepada:
dibiayai APBNdibiayai APBN BUPATI/WALIKOTABUPATI/WALIKOTA
CAMATCAMAT
Pelaksanaan di kecamatan
Pelaksanaan di kecamatan
GUBERNURGUBERNUR
PROVINSI BERCIRI KEPULAUANPROVINSI BERCIRI KEPULAUAN
1. Dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan DAU (ditindaklanjuti dalam UU Perimbangan Pusat Daerah)
1. Dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan DAU (ditindaklanjuti dalam UU Perimbangan Pusat Daerah)
2. Pemerintah Pusat dapat menugaskan kewenangannya di bidang kelautan kepada Provinsi
2. Pemerintah Pusat dapat menugaskan kewenangannya di bidang kelautan kepada Provinsi
WAKIL KEPALA DAERAHWAKIL KEPALA DAERAH
Kepala DaerahKepala Daerah
KDH menentukan Wakil KDH
KDH menentukan Wakil KDH
Pegawai Negeri SipilPegawai Negeri Sipil
(+) Wa. KDH dari PNS:
-Menjaga aspek politik dan adm.-Paham pemerintahan
(-) Wa. KDH dari PNS:
-Tidak otomatis jadi KDH bila KDH berhenti
Masa jabatan Wa. KDH mengikuti KDHMasa jabatan Wa. KDH mengikuti KDH
Diangkat dariDiangkat dari
PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEM.PUSATPERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEM.PUSAT
Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Dibantu oleh perangkat gubernur sebagai wakil Pem. Pusat dan dibiayai oleh APBNDibantu oleh perangkat gubernur sebagai wakil Pem. Pusat dan dibiayai oleh APBN
Gubernur dapat menjatuhkan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan terhadap Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang
menghambat pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
Sekretaris daerah prov. merangkap sebagai sekretaris gub sbg wakil pusat
Sekretaris daerah prov. merangkap sebagai sekretaris gub sbg wakil pusat
PERANGKAT DAERAHPERANGKAT DAERAH
Pembentukan dan susunan Perangkat daerah ditetapkan dengan Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri
bagi organisasi Perangkat daerah Provinsi dan dari gubernur bagi organisasi Perangkat daerah
Kabupaten/Kota
Pembentukan dan susunan Perangkat daerah ditetapkan dengan Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri
bagi organisasi Perangkat daerah Provinsi dan dari gubernur bagi organisasi Perangkat daerah
Kabupaten/Kota
Pembentukan dinas (melaksanakan urusan Pemda)
Pembentukan dinas (melaksanakan urusan Pemda)
Dibentuk berdasarkan tipologi beban kerja (tipe A, B dan C)
Dibentuk berdasarkan tipologi beban kerja (tipe A, B dan C)
Pembentukan badan (melaksanakan fungsi
penunjang urusan Pemda)
Pembentukan badan (melaksanakan fungsi
penunjang urusan Pemda)
Beban kerja didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah, dan kemampuan keuangan daerah untuk urusan
wajib dan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan untuk urusan pilihan
SEKRETARIS DAERAHSEKRETARIS DAERAH
SEKDA PROVINSI
SEKDA PROVINSI
SEKDA KAB/KOTA
SEKDA KAB/KOTA
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh Presiden
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh Presiden
Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah
Pusat yang dibantu oleh tim penguji independen
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh gubernur
sbg wakil Pem. Pusat
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh gubernur
sbg wakil Pem. Pusat
Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah
Pusat dan tim Pemerintah Provinsi yang dibantu oleh tim
penguji independen
Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan
administrasi dan kompetensi
Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan
administrasi dan kompetensi
Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan
memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi
Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan
memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi
KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAHKEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
KEPALA SKPD PROVINSI
KEPALA SKPD PROVINSI
KEPALA SKPD KAB/KOTA
KEPALA SKPD KAB/KOTA
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh gubernur
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh gubernur
Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah
Pusat dan tim Pemerintah Provinsi yang dibantu oleh tim
penguji independen
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh
bupati/walikota
Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh
bupati/walikota
Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah
Provinsi dan tim Pemerintah Kab/Kota yang dibantu oleh tim
penguji independen
Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan
administrasi dan kompetensi
Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan
administrasi dan kompetensi
Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan
memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi
Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan
memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi
PERATURAN DAERAHPERATURAN DAERAH
MenteriMenteri Gubernur
Gubernur
Perda Kab/KotaPerda Kab/Kota
Disampaikan 7 hari setelah ditetapkan untuk mendapatkan nomor register
Disampaikan 7 hari setelah ditetapkan untuk mendapatkan nomor register
Perda ProvinsiPerda Provinsi
Dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
Dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
MenteriGubernu
r
Perda Kab/KotaPerda Kab/Kota
Bertentangan, dibatalkan olehBertentangan, dibatalkan oleh
Perda ProvinsiPerda Provinsi
RAPERDA TTG RPJPD, RPJMD, APBD, PERUBAHAN APBD, PERTANGGUNGJAWABAN PELAKS. APBD, PAJAK DAERAH,
RETRIBUSI DAERAH & TATA RUANG DAERAH
RAPERDA TTG RPJPD, RPJMD, APBD, PERUBAHAN APBD, PERTANGGUNGJAWABAN PELAKS. APBD, PAJAK DAERAH,
RETRIBUSI DAERAH & TATA RUANG DAERAH
Hasil evaluasi diikuti dengan pemberian nomor register
Hasil evaluasi diikuti dengan pemberian nomor register
Rancangan Perda Provinsi tersebut harus mendapat evaluasi Menteri Dalam Negeri sebelum ditetapkan.
Rancangan Perda Kabupaten/Kota tersebut harus mendapat evaluasi Gubernur selaku wakil pemerintah.
PEMBANGUNAN DAERAHPEMBANGUNAN DAERAH
PUSATPUSAT
Pemetaan urusan wajib
Pemetaan urusan wajib
PROVINSIPROVINSI
KAB/KOTAKAB/KOTA
Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota
mencapai target nasional seperti pendidikan,
kesehatan dll
Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota
mencapai target nasional seperti pendidikan,
kesehatan dll
PUSATPUSAT
Pemetaan urusan pilihan
Pemetaan urusan pilihan
PROVINSIPROVINSI
KAB/KOTAKAB/KOTA
Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota
mencapai target nasional dibidang sektor unggulan seperti pertambangan,
kehutanan, pariwisata dll
Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota
mencapai target nasional dibidang sektor unggulan seperti pertambangan,
kehutanan, pariwisata dll
KEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAH
Fokus pada aspek belanja (expenditure) untuk membiayai
pelayanan dasar berdasarkan SPM
Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat bertindak selaku koordinator
ditingkat provinsi dalam alokasi DAK
PELAYANAN PUBLIKPELAYANAN PUBLIK
Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah
• Wajib menjamin terselenggara pelayanan publik
• Wajib membuat mekanisme penyampaian keluhan
• Wajib menjamin terselenggara pelayanan publik
• Wajib membuat mekanisme penyampaian keluhan
Maklumat Pelayanan PublikMaklumat Pelayanan Publik
MasyarakatMasyarakat
PEMERINTAH PUSATPEMERINTAH PUSAT Membuat Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)Membuat Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Perda Pelayanan Publik sesuai Prinsip2 Pelayanan Publik & NSPK
Perda Pelayanan Publik sesuai Prinsip2 Pelayanan Publik & NSPK
Keluhan pelayanan publik disampaikan masy. pada ombudsman atau komisi pelayanan publik daerah
Keluhan pelayanan publik disampaikan masy. pada ombudsman atau komisi pelayanan publik daerah
KAWASAN KHUSUSKAWASAN KHUSUS
PEMERINTAH PUSAT
PEMERINTAH PUSAT
Menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota, untuk menyelenggarakan
fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional.
Menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota, untuk menyelenggarakan
fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional.
Daerah yang bersangkutanDaerah yang bersangkutan
Adanya kejelasan hak dan kewajiban Pemda dalam
kawasan khusus
Adanya kejelasan hak dan kewajiban Pemda dalam
kawasan khusus
D E S AD E S A
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Dapat membentuk, menghapus, dan/atau menggabungkan
Dapat membentuk, menghapus, dan/atau menggabungkan
Memperhatikan asal usulnya ditetapkan dgn Perda berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
Memperhatikan asal usulnya ditetapkan dgn Perda berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
Desa sbg community self government
Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan yang berkaitan dengan hak-hak tradisional sepanjang masih hidup dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan yang berkaitan dengan hak-hak tradisional sepanjang masih hidup dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dapat melimpahkan sebagian urusan pem. yang menjadi kewenangannyaDapat melimpahkan sebagian urusan pem. yang menjadi kewenangannya
Di atur dalam UU tersendiri
Di atur dalam UU tersendiri
INOVASI DAERAHINOVASI DAERAH
1. peningkatan efisiensi;2. perbaikan efektivitas;3. perbaikan kualitas pelayanan;4. tidak ada konflik kepentingan;5. berorientasi kepada
kepentingan umum;6. dilakukan secara terbuka; dan7. dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.
PRINSIP-PRINSIP
PRINSIP-PRINSIP
Semua bentuk pembaruan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang meliputi jenis, prosedur, dan
metoda pelayanan publik
Perlindungan atas Inovasi
sepanjang tidak memperkaya diri dan/atau orang
lain
MASALAH : Tidak ada konsistensi antara RPJPD, RPJMD dan RKPD; Rendahnya koherensi dan sinerji antara pusat, propinsi dan kab/ kota dalam kegiatan
perencanaan dan pembangunan ; Rendahnya transparansi dan partisipasi dalam proses perencanaan; Kurangnya akurasi data yang tersedia untuk perencanaan pembangunan;
USULAN PERUBAHAN : Revitalisasi pengawasan dan pengendalian perencanaan pembangunan oleh Gubernur untuk kab/
kota dan Pemerintah untuk perencanaan pembangunan provinsi; Kewajiban daerah untuk memelihara koherensi dan konsistensi dokumen perencanaan daerah
dengan dokumen perencanaan yang dimiliki tingkat pemerintahan yang lebih tinggi: Pemerintah melakukan mapping daerah dan prioritas sektor masing-masing yang selanjutnya
dituangkan dalam dokumen perencanaan yang menyangkut pusat dan daerah. DAK digunakan untuk penyeimbangnya;
Mewajibkan pemerintah daerah untuk mengumpulkan, memperbaharui data secara teratur, dan mengelola data tentang: indikator hasil pembangunan, indikator keluaran, sumber-sumber masukan yang meliputi pendanaan baik bersumber dari APBD maupun dari masyarakat dan swasta, aset dan regulasi kusus; prosedur mengelola aset menjadi keluaran.
Membuka akses publik terhadap data tentang indikator kinerja daerah;
Tim Revisi UU 32/2004
MASALAH : Sebagian besar APBD (70-80 %) dialokasikan untuk belanja
aparatur dan biaya operasional dan proporsi untuk belanja pelayanan publik sangat rendah;
Penggunaan dana dekonsentrasi dan TP untuk urusan yang telah didesentralisasikan;
Efektivitas penentuan dan penggunaan DAK;
USULAN PERUBAHAN : Pembatasan proporsi belanja aparatur dan biaya
operasional, tidak boleh melebihi dari biaya pelayanan publik;
Dekonsentrasi hanya dilakukan pada urusan ekslusif pemerintah dan urusan concurrent yang menurut kriteria tertentu sebaiknya ditangani oleh pusat (masukkan ketentuan PP 7/ 2008 mengenai dekon dan Tugas Pembantuan);
Tim Revisi UU 32/2004
UNTUK PERBAIKAN EFEKTIFITAS DAK : Penguatan peran gubernur sebagai budget optimizer dalam
alokasi DAK: K/L menentukan arah dan prioritas, pagu indikatif setiap provinsi setelah mendengar pendapat gubernur. Sebelum gubernur memberi pendapat gubernur harus mendengar bupati/ walikota;
Gubernur mengkoordinasi K/L untuk merumuskan perencanaan akhir dari DAK provinsi;
Depdagri mengkordinasikan dan melakukan monitoring pelaksanaan DAK di provinsi;
Pengaturan tentang peluang daerah untuk melakukan investasi jangka panjang, jangka menengah, dan pendek
Pengaturan yang lebih detail tentang BUMD;
Tim Revisi UU 32/2004
MASALAH : Tidak ada pengaturan yang menghubungkan antara pemerintah daerah dan masyarakat
sipil Tidak ada cukup tersedia informasi tentang kegiatan pemerintahan bagi masyarakat
sipil Proses kebijakan di daerah masih lebih banyak mewakili kepentingan elit politik
daripada kepentingan publik
USULAN PERUBAHAN : `Meletakan dasar bagi CSO untuk terlibat dalam local governing processes; Mewajibkan pemerintah daerah untuk melakukan konsultasi publik dalam pembuatan
Perda, penganggaran, dan kegiatan pembuatan kebijakan di daerah Menjamin hak-hak warga untuk menyampaikan keluhan terhadap pelayanan publik dan
memberi sanksi kepada pejabat yang gagal meresponnya
Tim Revisi UU 32/2004
MASALAH :o Masalah pelayanan publik perkotaan sering melampaui batas-batas
administratif pemerintahan kota sehigga perlu untuk mengaturan yang efektif dan efisien seperti tata ruang yang komprehensif, transportasi, air minum, persampahan, pemakaman, dll yang memerlukan perencanaan, peleksanaan dan pembiayaan yang lintas wilayah yurisdiksi;
o Masalah perkotaan cenderung semakin kompleks dan memerlukan pengaturan yang mampu mengantisipasi perkembangan kota di masa mendatang;
USULAN PERUBAHAN : Perlunya pengenalan konsep megapolitan/ metropolitan dengan
kewenangan mengatur pelayanan publik yang sifatrnya lintas yudiksi. Termasuk kelembagaan, pembiayaan, personel, kewenagan, hubungan kerja dengan induknya diatur dalam PP;
Perlu pengaturan mengenai kawasan perkotaan dibawah kabupaten pengaturan lebih lanjut dengan PP;
Pengaturan mengenai kawasan kota yang dikelola oleh swasta (cikarang, BSD);
Tim Revisi UU 32/2004
MASALAH : Pengaturan yang ada tentang kawasan khusus masih sangat terbatas dan belum
mencakup kawasan strategis lainnya seperti kawasan perbatasan dan konservasi;
Pengaturan tentang kelembagaan dari pengelolaan kawasan khusus dan hubungannya dengan pemerintahan daerah kurang jelas dan karenanya sering menjadi sumber konflik antara pengelola kawasan khusus dengan pemerintah daerah setempat.
USULAN PERUBAHAN : Perlu pengaturan yang lebih jelas tentang kawasan khusus, meliputi kawasan
ekonomi khusus, kawasan perbatasan, dan kawasan konservasi; Penentuan kawasan khusus didasarkan pada kepentingan strategis nasional; Pembentukan kawasan khusus harus ada kesepakatan antara pusat dan daerah; Perlu ada pengaturan tentang hubungan kewenangan dan kelembagaan kawasan
khusus, antara pengelola kawasan khusus dengan pemerintah daerah; Pengelolaan kawasan khusus bisa dilakukan dengan dua opsi: pembentukan
lembaga pengelola kawasan khusus atau kerjasama dengan daerah pengaturan detail diatur dalam PP;
Tim Revisi UU 32/2004
MASALAH :Banyak kawasan perbatasan yang tidak terurus dengan baik, karena seringkali
secara politis tidak menguntungkan bagi kepadal daerah untuk peduli kepada kawasan perbatasan;
Kawasan perbatasan yang tidak terurus dengan baik dapat menimbulkan dampak geo-politik yang luas dan merugikan kepentingan nasional;
USULAN PERUBAHAN : Perlu ada pengaturan yang mendorong/ memberi insentif kepada daerah untuk
peduli pada kawasan perbatasan; Pendekatan terhadap kawasan perbatasan harus mencakup kepentingan
pertahanan, identitas nasional, dan kesejahteraan; Perlu pengaturan mengenai pengelolaan kawasan perbatasan salah satunya
melalui Badan Pengelola Perbatasan; badan ini dapat melibatkan multi-pihak atau kerjasama pusat dan daerah;
Pengaturan tentang kawasan perbatasan harus dapat mengurangi keinginan untuk pemekaran dan perdangan illegal;
Perlu dibuka kemungkinan kerjasama dengan negara tetangga; Perlu dipikirkan kemungkinan peran instansi vertikal tertentu di perbatasan; Kemungkinan dibuat pemda didaerah perbatasan;
Tim Revisi UU 32/2004
MASALAH : Keengganan daerah untuk kerjasama dalam penyeleggaraan
pelayanan; Kerjasama antara daerah dengan swasta belum diatur dengan jelas;
USULAN PERUBAHAN : Perlu menciptakan mekanisme insentif dan disinsentif untuk
mendorong kerjasama antar daerah. Beberapa pengaturan dalam PP 50/2007 dapat dimasukan dalam UU: prinsip kerjasama: efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan
eksternalitas, saling menguntungkan, kepentingan publik, penyelesaian konflik sebagai akibat dari kerjasama;
JENIS KERJASAMA : WAJIB : Apabila urusan yang mencakup lintas batas daerah otonom,
urusan yang eksternalitasnya melewati batas daerah otonom, kepentingan lingkungan dan masyarakat luas, efisiensi ( kawasan perkotaan, pembangunan infrastruktur, konservasi, DAS, pengelolaan air, dan kawasan khusus) ;
SUKARELA : urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah otonom dan dapat berupa penyediaan pelayanan publik;
Tim Revisi UU 32/2004
Perlu ada kebijakan Insentif dan disinsentif fiskal untuk mendorong kerjasama antar daerah;
Kriteria larangan kerjasama yang merugikan kepentingan masyarakat luas, misalnya, kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan air yang merugikan petani dan masyarakat luas;
PENGATURAN BENTUK KERJASAMA : Tipe kerjasama, fihak yang bekerjasama, antar daerah, antara daerah dengan
pusat, antar pemerintah dengan swasta;
MEKANISME KERJASAMA : Untuk penyelenggaraan urusan tertentu yang memiliki dampak luas melewati
batas daerah pemda wajib melakukan kerjasama. Jika daerah tidak melakukan kerjasama maka pusat dapat mengambil alih urusan dengan biaya daeri daerah yang bersangkutan;
Inisiatif kerjasama dapat berasal dari salah satu pihak; Dilakukan oleh kepala daerah tetapi dapat didelegasikan kepada kepala SKPD; Harus ada persetujuan dari DPRD bila kerjasama membebani masyarakat Perlu ada mekanisme pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kerjasama
antar daerah;
Tim Revisi UU 32/2004
TERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIH