Click here to load reader

Finish_kgd Lbm 1-10 (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Sumbatan Jalan NapasSGD 10_KGD

STEP 11. Pemeriksaan AVPU :Digunakan utk menilaikesadaranAlert : sadarVerbal : tdk sadarPain : nyeriUnresponsive

2. Pulse oxymetriSaturasi O2 dimonitoring melalui oksimetri nadi dijari tangan atau kaki nilai nrmal : >95%, penting bagi pasien yg mengalami penurunan kesadaran.

3. Fraktur impressiTerjadi akibat benturan dg tenaga berat yg langsung mengenai tulang kepala dan menyebabkan penekanan dan laserasi pd duramater dan jaringan otak (os frontal)

4. Definitive airwayAlat bantu pernafasan sebuah pipa yg masuk dr rongga mulut kemudian di gembungkan > diperkaya dg O2.dilakukan ketika GCS < 8 indikasi lain terdapat gerakan motorik, dilakukan ketika penatalaksanaan alat bantu nafas lain sudah tdk bisa.

5. Triple airway maneuverTeknik membebaskan jalan nafas dg gerakan maneuver head tilt, chin lift, jaw thrust kombinasi itu disbt triple airway maneuver. 6. Oropharyngeal airwayTeknik lanjutan dr TAM airway oral dimasukan kedlm mulut dbalik lidah utk menekan lidah menyisipkan airway ke belakang.Airway yg lidah jatuh ke belakang dg ditandai suara ngorok.

7. Primary surveyUtk menilai keadaan penderita dg prioritas tx berdasarkan jenis lukanya dan mekanisme trauma. Ada macam PS : airway, breathing, circulation, defibrillation.Utk mengidentifikasi yg mengancam kehidupan. Sebelumnya airway, breathing, circulation, defibrillation ada general status mental untuk menentukan tempat, wkt, org.Exposure menanggalkan baju dr pasien utk melihat ada tdk cidera pd tubuh atau tulang blkang.

8. Oksigen rebreathing maskPemberian O2 dg menggunakan masker yg daliri O2 dg posisi menutupi hdung dan mulut.Yg di anjurkan alirannya 8-10 l/mnt memerlukan knsentrasi O2 yg lebih tinggi.

STEP 21. Primery suevei pd kasusu sumbatan nafas2. Macam etiologi pd ggg airway3. Cara Px kesadaran dg AVPU dan GCS4. Patofisiologi akibat sumbatan jalan nafas5. Cara pengelolaan jalan nafas dasar dan lanjut6. Indikasi penggunaan pulse oxymetri dan intepretasinya7. Macam derajat hipoksia8. Prinsip Tx O29. Komplikasi akibat sumbatan jalan nafas10. Mgp pd pasien rongga mulutnya mengeluarkan byk darah?11. Mgp pasien mengeluarkan suara sprt org mengorok dan berkumur?12. Apa maksna dari pulse oxymetri tampak SpO2 92%, RR : 30X/mnt, GCS E2M4V2?13. Mgp pasien stlah di beri tindakan olh dokter kondisinya semakin memburuk, tidak sadarkan diri, masih terdengar suara sprt berkumur dg saturasi mjd 89%?14. Kapan doktr harus memutuskan utk pemasangan tindakan definitive airway?15. Kenapa dokter curiga ada fraktur impresi os frontal dan Px nya apa saja?16. Apa saja tanda dari adanya sumbatan jalan nafas?17. Setelah di lakukan Px premery survey apa lg yg akan dilakukan?18. Bagaimana kita bias mengetahui adanya sumbatan jalan nafas total atau tidak?19. Ada berapa macam derajat dari sumbatan jalan nafas?

STEP 31. Primery suevei pd kasusu sumbatan nafas?PS menilai dari prioritas surveinya. Penilaian dg cara ABCDE. Airway mengontrol jalan nafas dg cara control dari servical spine, tdk blh extensi ataupun digerakkan, bias diberi mobilisasi manual. Breathing & ventilasi pernafasan, pertukaran O2 dan CO2 baik berarti fx paru normal. Circulation control dari sirkulaasi dan perdarahannya. Disability tingkt kesadarannya. Exposure control lingkungan.

SS Anamnesis Pf

Menilai korban : Sadar/tdk Pertolongan kedaerah sekitar Memperbaiki posisi korban Lakukan airway ada sumbatan triple airway maneuver Breathing tdk bernafas menilainy dg cuping hidung Circulation dinilai denyut jantung Disability dan exposure

2. Macam etiologi pd gangg airwayPernafasan atas Dimulai dr 2 lubang hidung posterior akan bertemu dg faring melewati epiglottis melewati pita suara dan msuk ke laring laring di kelilingi sm 3 kartilago akhir dari pernafasan atas.Pernafasan bawah diteruskanmelalui trakea dan berakhir di paru2.

Penyebabnya ada sumbatan pd lidah tonus otot berkurang lidah jth kebelakang menutupi faring bias any pd pasien tdk sadar sumbatan epiglottis inspirasi paksa yg berlebuhan shg epiglots tertarik menyubat jalan nafas benda asing kerusakan jaringan trauma benda tumpul, edem faring dan trakhea, akibat luka bakar, penyakit infeksi saluran pernafasan akibat rx alergi yg mengakibatkan perdangan dan menyebabkan edem sal.nafas

3. Cara Px kesadaran dg AVPU dan GCS?AVPUAlert : sadar dilihatVerbal : tdk sadar dipanggil korbannya tdk blh sampai menyentuh korbanPain : nyeri menekan bagian putih dikuku, sternum, supra orbitaUnresponsive tdk ada respond r rangsangan nyeri

GCSEye Buka mata scr spontan 4 Buka mata bila diajak cara bicara 3 Buka mata bila dirangsang nyeri 2 Tdk buka mata dg rangsanga apapun 1Movement Bias melakukan sesuai perintah 6 Getaran utk menyingkirkan rangsangan 5 Ada flexi cpt bersma dg abduksi bahu 4 Flexi ringan dg aduksi bahu 3 Extensi lengan berserta aduksi endorotasi bahu, pronasi lengan 2 Sprt pd desebrasi rigitdity 1Verbal Sadar orientasi wktu, tempat dan org 5 Dpt diajak bicara jawbny kacau 4 Tdk dpt diajak bicara 3 Mengeluarkan kata-kata merintih 2 Tdk bersuara sm sekali 1Nilai normal 15 E4V5M6E1V1M1 terendah 3 Komposmentis 14-15 Apatis 12-13 Somnolen 10-11 Delirium 7-9 Soporo koma 4-6 Koma 3

4. Patofisiologi akibat sumbatan jalan nafas?Obstruksi jalan nafas hipoksi kadar O2 krg kompensasi meningkatkan freq nafas lbh cept, emningkatkan freq nadiBerlangsung > 3-4 mnt kelelahan otot nafas tjd penumpukan CO2 gas CO2 tinggi menekan jalan nafas enyebabkan henti nafas.

5. Cara pengelolaan jalan nafas dasar dan lanjut?Jalan nafas dasar Jalan nafas lanjt memberikan sirkulasi spontan dan stabilitas crdiofaskler dg diberikan obat2. Drugs : mengembalikan srkulasi spontan dag stabilitas crdi vaskulr Elktocrdiografi : melihat ada fibrilasi ventrikel,asistol/kompleks ventrikel yg agonal Fibrillation treatment : dilakukan DCshock dilakukan berkali2 pasienhrs sudh bs memberi respon 2-3X.Bantuan jangka panjang tindakan paska resusitasi hrs dilakukan pertolongan sampai pasien sadar kembali. Gaugi : mengevaluasi dan mengobati penyebabnya srta menilaikmbali apakah psie itu dpt dislmtkan dan a push itu hrs dilanjtkan Human mentation : tndakan resusitasi lnj dr otak dan system saraf utk mncegah tjd kelainan neurologi yg menetap. Intensive care : perwtan jangka pjg berupa usaha mmpertahankan homeostatsis ektra cranial dan intracranial agar fx pernafasan cadio, ginjal, hati dan metabolic jd nrmal.

6. Indikasi penggunaan pulse oxymetri dan intepretasinya? Intepretasi :95-100% batas nrmal90 - 2 detikPendarahan: Ya Tidak adaKeluhan Lain: ... ...

Kriteria Hasil :

Intervensi :1. Lakukan CPR dan Defibrilasi2. Kontrol perdarahan3. 4.

PRIMER SURVEYDISABILITYDiagnosa Keperawatan: 1. Inefektif perfusi serebral b/d 2. Intoleransi aktivias b/d 3.

Respon : Alert Verbal Pain UnresponKesadaran: CM Delirium Somnolen ... ... ...GCS: Eye ... Verbal ... Motorik ...Pupil : Isokor Unisokor Pinpoint MedriasisRefleks Cahaya: Ada Tidak AdaKeluhan Lain:

Kriteria Hasil :

Intervensi :1. Berikan posisi head up 30 derajat2. Periksa kesadaran dann GCS tiap 5 menit3. 4. 5.

EXPOSUREDiagnosa Keperawatan: 1. Kerusakan integritas jaringan b/d 2. Kerusakan mobilitas fisik b/d 3.

Deformitas: Ya TidakContusio: Ya Tidak Abrasi: Ya Tidak Penetrasi: Ya Tidak Laserasi: Ya Tidak Edema: Ya TidakKeluhan Lain:

Kriteria Hasil :

Intervensi :1. Perawatan luka 2. Heacting 3. 4.

SECONDARY SURVEYANAMNESADiagnosa Keperawatan: 1. Regimen terapiutik inefektif b/d 2. Nyeri Akut b/d 3.

Riwayat Penyakit Saat Ini :

Alergi :

Medikasi :

Riwayat Penyakit Sebelumnya:

Makan Minum Terakhir:

Even/Peristiwa Penyebab:

Tanda Vital :BP : N : S: RR : Kriteria Hasil :

Intervensi :1. 2.

PEMERIKSAAN FISIKDiagnosa Keperawatan: 1. 2.

Kepala dan Leher:Inspeksi ... ...Palpasi ... ...Dada: Inspeksi ... ...

SECONDARY SURVEYPalpasi ... ...Perkusi ... ...Auskultasi ... ...Abdomen:Inspeksi ... ...Palpasi ... ...Perkusi ... ...Auskultasi ... ...Pelvis:Inspeksi ... ...Palpasi ... ...Ektremitas Atas/Bawah: Inspeksi ... ...Palpasi ... ... Punggung :Inspeksi ... ...Palpasi ... ...Neurologis :

Kriteria Hasil :

Intervensi :3. 4.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKDiagnosa Keperawatan: 1. 2.

RONTGEN CT-SCAN USG EKG ENDOSKOPI Lain-lain, ... ...Hasil :

Kriteria Hasil :

Intervensi :1. 2.

Tanggal Pengkajian:Jam:Keterangan:TANDA TANGAN PENGKAJI:

NAMA TERANG :

6. Indikasi penggunaan pulse oxymetri dan intepretasinya?

Pulse oxymetryMerupakan suatu alat untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah secara non-invasif.Alat ini memancarkan cahaya ke jaringan seperti jari, jempol kaki, atau pada anak kecil, seluruh bagian tangan atau kaki.Saturasi oksigen diukur pada pembuluh arteri kecil, oleh sebab itu disebut arterial oxygen saturation (SaO2).Ada yang dapat digunakan berulang kali hingga beberapa bulan, adapula yang hanya sekali pakai.Nilai saturasi oksigen yang normal pada permukaan laut pada anak adalah 95100%; pada anak dengan pneumonia berat, yang ambilan oksigennya terhambat, nilai ini menurun.Oksigen biasanya diberikan dengan saturasi < 90% (diukur dalam udara ruangan).Batas yang berbeda dapat digunakan pada ketinggian permukaan laut yang berbeda, atau jika oksigen menipis. Reaksi yang timbul dari pemberian oksigen dapat diukur dengan menggunakan pulse oxymeter, karena SaO2 akan meningkat jika anak menderita penyakit paru (pada PJB sianotik nilai SaO2 tidak berubah walau oksigen diberikan). Aliran oksigen dapat diatur dengan pulse oxymetry untuk mendapatkan nilai SaO2 > 90% yang stabil, tanpa banyak membuang oksigen.Lama pemberian oksigenLanjutkan pemberian oksigen hingga anak mampu menjaga nilai SaO2 >90% pada suhu ruangan.Bila anak sudah stabil dan membaik, lepaskan oksigen selama beberapa menit. Jika nilai SaO2 tetap berada di atas 90%, hentikan pemberian oksigen, namun periksa kembali setengah jam kemudian dan setiap 3 jam berikutnya pada hari pertama penghentian pemberian oksigen, untuk memastikan anak benar-benar stabil. Bila pulse oxymetry tidak tersedia, lama waktu pemberian oksigen dapat dipandu melalui tanda klinis yang timbul pada anak (lihat atas), walaupun hal ini tidak begitu dapat diandalkan.http://www.ichrc.org/107-terapipemberian-oksigen

7. Macam derajat hipoksia?Dapat dibagi dalam 4 stadium (Jackson)a. Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal, keadaan umum masih baikb. Gejala std I+retraksi epigastrium, penderita mulai gelisah (agitasi)c. Gjl std II+ retraksi supra/infra klavikular, penderita sangat gelisah dan sianotikd. Gjl std III +retraksi interkostal, pdrt berusaha sekuat tenaga menghirup udara, lalu tjd paralisis pusat pernafasan, penderita apatik dan meninggalKegawatdaruratan Medik, Pedoman Penatalaksanaan Praktis Hipoksia di bagi dalam 4 tipe : (1) hipoksia hipoksik (anoksia anoksik), dimana PO2 darah arteri berkurang, (2) hipoksia anemik, dimana PO2 darah arteri normal tetapi jumlah hemoglobin yang tersedia untuk mengangkut oksigen berkurang, (3) hipoksia stagnant atau iskemik, dimana aliran darah ke jaringan sangat lambat sehingga oksigen yang adekuat tidak di kirim ke jaringan walaupun PO2 konsentrasi hemoglobin normal, (4) hipoksia histotoksik dimana jumlah oksigen yang dikirim ke suatu jaringan adalah adekuat tetapi oleh karene kerja zat yang toksik sel-sel jaringan tidak dapat memakai oksigen yang disediakan.ARTIKEL HIPOKSIA.Macam-macam-Hipoksia

Petunjuk adanya hipoksia dan hipoksemia

Blood Gas Artery

PO280-100 mmHg (normal)60-79 mmHg hipoksemi ringan40-59mmHg hipoksemi sedang45 mmHg hipoventilasi40 %.(Suparmi, 2008:67)

Terdapat 3 sistem untuk memberikan oksigen kepada pasien tanpa intubasi. Untuk konsentrasi oksigen rendah, kanula hidung dapat memberikan oksigen antara 24% (1L/menit) sampai 36% (4 -5L/menit). Konsentrasi oksigen sedang (40-60%) dicapai dengan pemberian lewat masker oksigen, sedangkan konsentrasi hingga 100% hanya dapat dicapai dengan menggunakan stingkup muka reservoir. Pada kegawatan napas trauma diberikan oksigen 6L/menit dengan sungkup muka. Pada penderita kritis berikan 100% oksigen, meskipun secara umum terapi oksigen memberikan manfaat yang bermakna pada bentuk hipoksik hipoksemia dan anemi hipoksemia.KETRAMPILAN MEDIK PPD UNSOED

9. Komplikasi akibat sumbatan jalan nafas? Ada 2 arah : Komplikasi sumbatan sebagian hipoksia, edem otak, dan kerusakan organ paru (120mnt), apnue sekunder, kerusakan otak 60-90 mnt. Komplikasi total asfiksi dan henti jantung (tdk