31
SYSTEM SYSTEM

Fire alarm

  • Upload
    arjunex

  • View
    5.592

  • Download
    322

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fire alarm

SYSTEMSYSTEM

Page 2: Fire alarm

Fire Alarm System Fire alarm system adalah:

Suatu sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi pemadam kebakaran (fire fighting System).

Tujuan pemasangan :Untuk mendeteksi kebakaran seawal mungkin, sehingga tindakan pengamanan yang diperlukan dapat segera dilakukan.

Page 3: Fire alarm

System Fire Alarm

1.  Non addressable system / conventional

Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan langsung dari semua detektor (biasanya

jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan’ komponen keluaran untuk

merespon masukan tersebut. Sistem ini umumnya digunakan pada

bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.

Page 4: Fire alarm

2.  Semi addressable system :

Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor & alat penerima masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone controller yang mempunyai alamat/address yg spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yg mengumpankannya.

System Fire Alarm

Page 5: Fire alarm

System Fire Alarm

3. Full addressable system :

Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua detector dan alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran

Page 6: Fire alarm

AUDIBLE ALARM

MCFA

VISIBLE ALARM

DETEKTOR

ANN

INP

UT

OUTPUT

Panas

Asap

Nyala

HYDRANTHYDRANT

Page 7: Fire alarm

Alat ini adalah pusat dari Fire Alarm System yang dapat mengontrol bekerjanya seluruh bagian detector dan manual station juga memberikan instruksi pada alarm bell, lacation indicator lamp apabila terjadi indikasi kebakaran.

Untuk Control Panel Utama dilengkapi dengan telephone jack dan line supervision pada type tertentu serta stand by batterey (nicad) apabila aliran listrik padam.

Main Control Fire AlarmMain Control Fire Alarm

Biasanya alat ini dipasang pada ruang operation atau control room dimana terdapat pengawasan 24 jam.

Page 8: Fire alarm

Alat ini adalah bagian / tambahan dari Control Panel Fire Alarm System yang fungsinya sebagai monitor / pengamat tambahan hanya tidak dapat berbuat aktif seperti Control Panel.

Biasanya alat ini dipakai apabila dibutuhkan pengamat tambahan diruangan lain seperti ruang Security dan lobby.

ANN

Annunciator

Page 9: Fire alarm

Alat ini bekerja apabila tombol mechanic yang dilapis oleh plastic ditekan yang mengakibatkan mechanical contact

menjadi aktif.

Biasanya alat ini digunakan pada ruang2 umum/public area sebagai alat diteksi

manual dan untuk Manual Alarm Station dilengkapi dengan telephone jack untuk

emergency communication.

Manual Alarm Station.

Alarm Bell.Alat ini bekerja apabila Main Control Fire Alarm menjadi aktif (Control Panel akan mensupply tegangan DC 24 volt ke Alarm Bell).

Biasanya alat ini juga digunakan pada ruang umum sebagai pemberi isyarat apabila terjadi kebakaran (untuk evakuasi).

Page 10: Fire alarm

CARA KERJA ALARM KEBAKARAN GEDUNG

• MANUAL : Dengan menggunakan titik panggil manual

- Tombol tekan

• OTOMATIS :Melalui deteksi kebakaran (firedetector)

- Smoke detector- Heat detector- Flow Switch- Temper Switch

Page 11: Fire alarm

JENIS DAN TIPE DETEKTOR

Panas

Asap

Nyala• ULTRA VIOLET

• INFRA RED

• FIXED TEMPERATURE

• RATE OF RISE• IONIZATION

• PHOTO ELECTRIC

• Push bottom • Full down• break glass

Manual

Page 12: Fire alarm

ULTRA VIOLETAlat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api yg memancarkan cahaya putih kebiru-biruan dan biasanya alat ini dipasang untuk melindungi benda-benda yg terbakar memancarkan cahaya putih kebiru-biruan seperti natrium, alkohol dll.

INFRA MERAHAlat deteksi ini sensitif terhadap cahaya api yg memancarkan cahaya infra merah, karena alat deteksi ini dilengkapi dengan filter amplifier untuk cahaya infra merah.Sehingga mengakibatkan rangkaian electronic – contact menjadi aktif

Biasanya alat ini digunakan untuk deteksi ruangan yang agak besar/tinggi atau ruangan yang menyimpan barang2 yang mudah terbakar, seperti gudang mesiu, minyak, bahan kimia dan lain2.

PENGINDRA NYALA API ( Flame Detector )

Page 13: Fire alarm

PENGINDRA PANAS SUHU TETAP

(FIXED TEMPERATURE)• Deteksi ini memiliki komponen: Elemen peka yang di dalamnya

menggunakan dwi-logam (sensor bimetal). Mechanical contact.

• Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran elemen peka menerima panas dengan derajat suhu yg ditentukan (600,700,800 dst) oleh kepekaan deteksi maka sensor bimetal mendorong mechanical contact menjadi aktif dengan demikian alarm berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan pada ruangan yang agak panas seperti ruang mesin, Generator listrik dan lain2 serta memerlukan diteksi panas dengan keadaan panas tertentu (over heat sensor).

Page 14: Fire alarm

PENGINDRA PANAS TYPE PENGEMBANGAN SUHU (Rate Of Rise Heat Detector)

Deteksi ini memiliki komponen:

- Ruang deteksi yang dilengkapi membran (diafragma) sebagai pendorong titik kontak tsb.

Prinsip kerja deteksi ini bila disuatu ruangan terjadi kebakaran sehingga terjadi perubahan suhu yg cepat antara 70 – 100 / detik dan pemuaian udara diruang tertutup tersebut mengakibatkan membran terdorong naik dan dgn terdorongnya membran sekaligus mendorong mechanical contact menjadi aktif dan alarm berbunyi.

Page 15: Fire alarm

PHOTO ELECTRIC SMOKE DETECTOR PEKA CAHAYA

• Alat detector ini memiliki komponen : Ruang deteksi yang dilengkapi dengan

pemancar cahaya infra merah dan penerima cahaya infra merah .

Rangkaian electronic contact .

• Prinsip kerja detector ini bila terjadi kebakaran sehingga asap memasuki ruang deteksi maka partikel asap tersebut memantulkan cahaya infra merah yang dipancarkan oleh transmitter sehingga dapat tertangkap oleh receiver ( photo diodae) yang mengakibatkan rangkaian electronic contact menjadi aktif dengan demikian alarm berbunyi.

Page 16: Fire alarm

PHOTO ELECTRIC DETECTOR SMOKE PENGURANGAN CAHAYA

• Komponen pada alat pengindra ini Sunber cahaya infra merah dipantulkan melalui

lensa fokus sehingga pancaran cahayanya lurus.

Photo electric cell yg dihubungkan kerangkaian electronic contact ke alarm. Di waktu tidak terjadi kebakaran photo cell selalu menerima cahaya infra merah

Prinsip kerja deteksi ini bila terjadi kebakaran terdapat asap yang menghalangi cahaya yg selalu diterima oleh photo cell, kemudian dengan berkurangnya nilai cahaya yg diterima oleh photo cell mengakibatkan rangkaian electronic contact menjadi aktif dan alarn berbunyi.

Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan deteksi yang tidak terlalu sensitif seprti ruang kerja eksekutif, gudang dan lain2 dimana terdapat asap dengan kadar ringan.

Page 17: Fire alarm

IONISATION SMOKE DETECTOR• Alat pengindra ini memiliki komponen Ruang deteksi dengan dilengkapi dengan

bahan radio aktif yang diberi muatan listrik sehingga memancarkan ion positif dan ion negatif dengan muatan yang seimbang.

Rangkaian Electronic Contact.

• Cara kerja detektor ini bila terjadi kebakaran yang kemudian ada asap yang memasuki ruang deteksi maka partikel-partikel asap tersebut mempengaruhi perubahan nilai ion diruang deteksi tersebut mengakibatkan rangkaian elektronic contact menjadi aktif dan alarm berbunyi .

Biasanya alat ini digunakan apabila dibutuhkan deteksi seawal mungkin untuk suatu ruangan seperti ruang computer, arsip dan lain2 sehingga pada uangan tersebut tidak diperkenankan merokok.

Page 18: Fire alarm

CONTOH APLIKASI SYSTEM DISUATU GEDUNG

Page 19: Fire alarm

Diagram System Fire Alarm

Page 20: Fire alarm

Main Control Unit

Sub Control Unit

Input Jack Phone

Module Interface Sound System

Relay Interface/ General Alarm

Sub Power Supply Monitoring

Power Supply Monitoring

Battery Back Up DC 24 V

Network Input Unit

MCFAMCFA

Page 21: Fire alarm

Data Ke TBFA Berikutnya

Data Ke TBFA Sebelumnya

Power Ke TBFA Berikutnya

Power Ke TBFA Sebelumnya

Diagram System TB Fire Alarm

Page 22: Fire alarm

4. Transmiter Tegangan

2. Data Positive

1. Data Negative

3. Resistor Hanya di EOL

Gambar Smoke Detektor Beserta Basenya

4. Terminal Transmiter Tegangan

2. Data Positive

1. Data Negative

3. Data Positive

Page 23: Fire alarm

4. Positive Indikator Lampu

2. Data Positive

1. Data Negative

3. Resistor Hanya di EOL

Gambar Heat Detektor 4 Kaki Beserta Basenya`

5. Negative Indikator Lampu

3. Positive Indikator Lampu

2. Data Positive

1. Data Negative

4. Negative Indikator Lampu

Page 24: Fire alarm

2. Data Positive

1. Data Negative

3. Resistor Hanya di EOL

Gambar Heat Detektor 2 Kaki Beserta Basenya`

2. Data Positive

1. Data Negative

Note: Model Ini Biasanya Digunakan Untuk Publik Area

Page 25: Fire alarm

Check Power 24 V DC.

Check End Of Line Ex: Head Detector 10 KOhm

Check Tegangan 24 V DC, Di end of line:

Bila Ada Tegangan 24 V Berarti rangkaian itu Bagus.

Page 26: Fire alarm

INDIKATOR LAMP

• Untuk membantu menunjukan titik indikasi kebakaran

• Biasanya ditempatkan didepan unit

Page 27: Fire alarm

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PENGINDRA ASAP (SMOKE DETECTOR)

Elemen peka tidak kurang dari 4 cm dari langit-langit.

Maks pengindra asap dalam 1 zone tidak boleh lebih dr 20 buah, atau luas 1 zone kebakaran tidak boleh lebih dr 2000 m2.

Untuk mengindra kebocoran gas harus digunakan pengindra jenis ionisasi.

Elemen peka tidak boleh kotor.

Dasar SK Gub No. 889 Th 1981 Ps. 5

Page 28: Fire alarm

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN PENGINDRA PANAS (HEAT DETECTOR)

Jarak antara elemen peka dengan langit-langit adalah 1,5 – 10 cm.

Jarak antara elemen peka yang di pasang pada balok kayu / beton bangunan dengan plafon / langit-langit, tidak boleh lebih dari 25 cm.

Elemen peka tidak boleh dicat. Jumlah pengindra panas dalam 1 zone tidak

boleh lebih dari 40 buah.

Dasar SK Gub No. 889 Th 1981 Ps 4

Page 29: Fire alarm

TROUBLE SHOOTING1. Main Power Fault

Penyebab: supply tegangan 220 Vac dari PLN terputus, secara otomatis power supply pindah ke battery back-up (UPS)Langkah: sambung kembali supply PLN yang terputus

2. Stanby Power FaultPenyebab: Battery back-up tidak tersambung ke system fire alarm, batery tidak terpasangLangkah: pasang battery backup dan sambungkan ke system fire alarm

3. Loop n Short CircuitPenyebab: terjadi hubungan pendek dikabel data (S-, S+) pada loop ke nLangkah: perbaiki jalur kabel yang terjadi hubungan pendek, hubungan pendek yang terlampau lama akan menyebabkan SCU board rusak

4. Remote Annunciator #1 TroublePenyebab: Jalur kabel Annunciator 1 terputus, kabel data dan kabel power 24 VdcLangkah: sambung kembali jalur kabel annunciator

Page 30: Fire alarm

5. No Answer OnPenyebab: Addressable device tidak terpasang ke sistem fire alarmLangkah: pasang addressable device ke sistem fire alarm

6. Fault OnPenyebab: EOL terputus dari sistem, power supply terputusLangkah: pasang kembali EOL, sambung kembali power supply ke addressable device

7. Alarm semuPenyebab: rangkaian sensor detektor yang kotor atau rangkaian transponder yang bermasalah.Langkah:cari titik heat detektor yang bermasalah dan bersihkan / repair

8. Drop Power TBFAPenyebab: Terjadi Short Power Tegangan DC 24 V, Baik Positive dengan Negative maupun dengan kabel Leader /tray kabelLangkah: Cari Titik terjadinya short dan perbaiki.

TROUBLE SHOOTING

Page 31: Fire alarm

TERIMA KASIHTERIMA KASIH