Upload
blank-kusuma
View
219
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Energi thermal atau kalor (Q) adalah energi yang mengalir dari benda yang satu ke benda yang lain karena perbedaan suhu
Citation preview
BAGIAN XIHUKUM THERMODINAMIKA
11.1. Konsep Thermodinamika
Energi thermal atau kalor (Q) adalah energi yang mengalir dari
benda yang satu ke benda yang lain karena perbedaan suhu.
Kalor selalui berpindah dari benda yang panas ke benda yang
dingin. Agar ke dua benda yang saling bersentuhan tersebut
berada dalam keadaan thermal yang seimbang.
Energi dalam (U) suatu sistim adalah jumlah total energi yang
terkandung dalam sistim. Energi dalam merupakan jumlah energi
kinetik, energi potensial, energi kimiawi, energi listrik, energi
nuklir, dan segenap bentuk energi lain yang dimiliki atom dan
molekul sistim.
Usaha (W) yang dilakukan sistim dihitung positif jika sistim
melepaskan energi pada lingkungannya. Apabila keliling
mengadakan usaha pada sistim menerima sejumlah energi,
maka W adalah negatif.
Misalkan sebuah silinder yang dilengkapi dengan sebuah piston
yang dpat bergerak, berisi suatu zat padat atau fluida seperti
diperlihatkan dalam gambar 13-1 dibawah ini :
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
135
jika piston itu bergerak ke luar sejauh jarak yang sangat kecil dx,
usaha dw gaya ini adalah
dW = pA dx A dx = dV
dW = p dV ...........(11.1)
dalam perubahan volume terbatas dari V1 ke V2
...........(11.2)
untuk gas ideal, karena n, R dan T konstan, maka :
...........
(11.3a)
pada pemuaian V2 > V1 dan W positif. Pada T konstan,
p1V1 = p2V2 atau V2/V1 = p1/p2
usaha isotermik dapat pula ditulis
...........(11.3b)
Proses adiabatik adalah proses dimana tidak ada kalor yang
masuk atau keluar sistim, maka Q = 0, hingga untuk proses
demikian, hukum pertama menjadi ; 0 = U + W artinya :
apabila sistim melakukan kerja, energi dalamnya haruslah turun
apabila gas ideal mengalami proses, dimana keadaannya (p1, v1,
T1) berubah secara adiabatik menjadi (p2, v2, T2) berlakulah :
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
136
P1V1y = P2V2
y dan P1V1y – 1 = P2V2
y – 1
dengan y = Cp/Co
“kapasitas kalor gas (specific heats of gases) : bila gas dipanasi
pada tekanan tetap, kalor yang diserap tidak hanya dipakai utnuk
menaikan energi dalam moekul gas, tetapi sebagian gas dipakai
untuk melakukan usaha luar dengan mengembangkan volume
gas sambil mengatasi gaya luar yang menentang tekanan yang
tetap itu”.
Dengan demikian pada tekanan tetap Cp >> Cv pada volume
tetap. Dapat dibuktikan bahwa untuk gas ideal dengan berat
molekuler M, berlaku hubungan :
nisba kapasitas kalor (y = cp/co) mestilah lebih besar dari 1. Dari
hasil teori kinetik gas diketahui bahwa untuk gas ideal faktor
nisba kapasitas kalor dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 11.1 Faktor Nisba Kapsitas Kalor
Komponen (gas) y = cp / co Komponen (gas) y = cp / co
Monoatomik Helium (He) Neon (Ne) Argon (Ar)
1,67
Diatomik Oksigen
(O2)Nitrogen (N2)
1,40
Tri-tetra-penta atomik Carbon Monoksida (CO2) Metana (CH4)
1,30
Sumber : Nicholas P. Cheremisinoff “Handbook of Chemical Processing Equipment” p - 521
Jika usaha dapat dihitung berdasarkan kedua integral dari
persamaan 11.2, mula – mula kita tinjau p dV. Karena pV =
p1V1 = p2V2
= suatu konstanta, K dapat ditulis :
...........
(11.4)
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
137
Andaikan dalam suku pertama K = p2V2 dan dalam suku ke dua
K = p1V1, maka :
pernyataan ini menyatakan usaha dalam bentuk tekanan dan
volume awal dan akhir, jika suhu awal dan akhir diketahui, maka
persamaan 11.2 dapat ditulis :
...........(11.5)
11.2. Hukum Thermodinamika I
Hukum I Thermodinamika adalah suatu pernyataan bahwa energi
adalah kekal. Hukum ini menyatakan jika kalor (Q) masuk ke
dalam sistim, energi ini haruslah muncul sebagai penambah
energi dalam sistim U dan atau usaha yang dilakukan sistim pada
sekelilingnya, atau dapat ditulis :
Q = U + W ...........(11.6)
jelas bahwa Q, U dan W harus dinyatakan dalam satuan
yang sama : joule atau ft lb atau kalori atau Btu.
Proses isobarik adalah proses dimana tekanan sistim tidak
berubah. Proses isokhorik adalah proses dimana volume sistim
tidak berubah, gas yang mengalami proses isokhorik memenuhi :
W = P V = 0
hingga hukum pertama untuk proses demikian menjadi :
Q = U
yaitu kalor yang masuk sistim menjelma sebagai penambah
energi dalam sistim.
Proses isothermik adalah proses dimana suhu tidak berubah
untuk gas ideal yang mengalami proses isothermik U = 0. Tetapi
hal ini tidaklah berlaku untuk sistim lain. Sebagai contoh kalau es
mencair pada 0oC U 0 meskipun proses pencair berlangsung
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
138
pada suhu tetap. Untuk gas ideal yang mengalami proses
isothermik, U = 0 hingga hukum pertama menjadi :
Q = W (gas ideal)
benar juga apabila gas ideal mengalami proses dimana (p1, v1)
berubah menjadi (P2, V2), dimana p1v1 = P2V2 berlaku bahwa
:
...........
(11.7)
Contoh 11.1 :
50 liter larutan dipanaskan dari 360 K menjadi 540 K pada
tekanan tetap 2 x 105 N/m2. Tentukan besar usaha
yang dilakukan!
Jawab :
Dari tekanan yang tetap = V / T
Perubahan volume, V = V2 - V1
= 75 – 50 = 25 liter
W = P . V
= (2 x 105 N/m2) (25 x 10-3 m3) = 5000 N.m
= 5000 Joule
11.3. Hukum Thermodinamika II
Hukum kedua Thermodinamika dapat dirumuskan dengan tiga
cara yang masing – masing sama dengan yang lainnya :
Kalor secara spontan akan mengalir dari benda yang panas ke
benda yang dingin, dan bukan sebaliknya.
Jika suatu sistim mengalami perubahan spontan, maka
perubahan akan berarah sedemikian rupa sehingga
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
139
ketidaktertiban sistim akan bertambah atau bertahan pada nilai
selanjutnya.
Jika suatu sistim mengalami perubahan spontan, maka
perubahan akan berarah sedemikian rupa sehingga entropi sisti
akan bertambah atau akan bertahan pada nilai sebelumnya.
Siklus Carnot
Siklus carnot terdiri dari dua proses isothermal reversibel dan dua
proses adiabatik reversibel. Ini dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Langkah yang terjadi adalah :
1. Gas berekspansi secara isotermal pada suhu TH, menyerap
panas QH (ab)
2. Ekspansi terjadi secara adiabatik samapi suhu turun ke TC (bc)
3. Kompresi terjadi secara isotermal pada TC, mengeluarkan panas
QC (cd)
4. Kompresi secara adiabatik kembali ke keadaan semula pada
suhu TH (da)
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
140
Untuk gas ideal, energi dalam U hanya bergantung pada suhu,
sehingga akan konstan pada posisi isotermal manapun. Untuk
ekspansi isotermal ab, Uab = 0, dan QH setara dengan kerja
Wab yang dilakukan oleh gas selama ekspansi isotermal paad
suhu TH.
..........(11.10)
karena Vd << Vc, maka QC adalah negatif (QC = - QC); panas
mengalir keluar dari gas selama kompresi isotermal pada suhu
TC.
Rasio kedua kuantitas kalor tersebut,
...........(11.11)
untuk suatu keadaan awal (T1, V1) dan keadaan akhir (T2, V2),
T1V1 - 1 = T2V2
- 2
Hal ini dapat disederhanakan dengan menggunakan hubungan
suhu-volume untuk proses adiabatik, persamaan diatas.
Diperoleh untuk kedua proses adiabatik :
THVb - 1 = TCVc
- 1 dan THVa - 1 = TCVd
- 1
Dengan membagi persamaan pertama dengan persamaan ke
dua, didapatkan :
maka kedua logaritma dalam persamaan 11.11 adalah setara,
dengan demikian persamaan tersebut berubah menjadi :
............(11.11)
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
141
Tidak semua mesin panas cepat mengubah seluruh energi yang
diberikan (panas menjadi energi mekanis). Besaran yang
digunakan disebut efesiensi mesin () :
...........(11.12a)
untuk mesin carnot :
...........(11.12b)
dimana; T2 adalah suhu reservoar dingin, T1 adalah suhu
reservoar panas.
Rasio panas yang terbuang pada TC terhadap panas yang
terserap pada TH adalah setara dengan rasio TC/TH. Maka dari
persamaan 11.12b efesiensi mesin carnot adalah :
...........(11.13)
Contoh 11.2 :
Sebuah mesin Carnot mengambil 2000 J panas dari reservoir
pada 500 K, melakukan kerja dan membuang sejumlah panas ke
reservoir pada 350 K. Berapa banyak kerja yang dilakukan,
berapa banyak panas yang terbuang, dan berapa efesiensinya?
Jawab :
Kemudian dari hukum pertama, kerja W yang dilakukan oleh
mesin adalah
W = QH + QC
= 2000 + (-1400) = 600 J
Efesiensi thermal :
Sebagai alternatif lain, dari defenisi dasar efesiensi termal,
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
142
Fisika Dasar Teknik 1\Hukum Thermodinamika
143