Upload
mey-sllu-untukmu
View
245
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jjjjj
Citation preview
Fisika StatistikJumlah SKS : 3
Oleh :
Rahmawati M, S.Si., M.Si.Rahmawati M, S.Si., M.Si.
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman
Pertemuan 1Pendahuluan (Termodninamika)
PENDAHULUAN
Silabus
1. Pendahuluan (Pengantar Termodinamika)
2. Statistik Maxwell-Boltzman
3. Ruang Fasa3. Ruang Fasa
4. Menentukan Parameter Statistik
5. Statistik Bose Einstein
6. Statistik Fermi - Dirac
PENDAHULUAN
TERMODINAMIKA
Thermodynamics membicarakan sistem keseimbangan(equilibrium), bisa digunakan untuk menaksir besarnyaenergi yang diperlukan untuk mengubah suatu sistemkeseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untukkeseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untukmenaksir seberapa cepat (laju) perubahan itu terjadikarena selama proses sistem tidak berada dalamkeseimbangan.
Heat Transfer tidak hanya menerangkan bagaimanaenergi itu dihantarkan, tetapi juga menaksir lajupenghantaran energi. Inilah yang membedakan Heat Transfer dengan thermodinamika.
PENDAHULUAN
TERMODINAMIKA
Tubuh manusia
Meniup kopi panas
APLIKASI
Meniup kopi panas
Perkakas elektronik (sirip, heat sink)
Refrigerator (AC, Kulkas)
Mobil (siklus engine, sirip, radiator)
Pembangkit listrik (turbin, boiler)
Industri (penyulingan, pendinginan, pengeringan, dll).
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
(2)
Tinjaulah suatu tabung yang berisi gas dengan
penyungkup yang dapat bergerak bebas mula-
mula berada pada kedudukan (1). Setelah
sistem dipanasi maka terjadi pemindahan kalor
ke dalam tabung sehingga kedudukan(2)
(1)
ke dalam tabung sehingga kedudukan
penyungkup berpindah ke (2) sebagai akibat
ekspansi gas. Andaikan dalam proses itu
tekanan tidak berubah yang besarnya P.
Misalkan volume dan suhu gas pada kedudukan
(1) masing-masing sebagai V1 dan T1 dan pada
kedudukan (2) sebagai V2 dan T2.
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
Kemudian dengan mengingat bahwa apabilatidak ada tenaga yang hilang, maka menuruthukum kekekalan tenaga:
Q = E(T ) E(T ) + P(V V ) Q = E(T2) E(T1) + P(V2 V1) Rumus tersebut dapat ditulis dalam bentuk
diferensial sebagai
dQ = dE + P dV = dE + dW
Rumus ini mengungkapkan apa yang dinamakanHukum Termodinamika I.
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
Terapan hukum termodinamika I ini untuk
proses-proses khusus.
1. Proses Isobar (P = tetap)1. Proses Isobar (P = tetap)
P
P
V1 V2V
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
Gambar Proses Isobar
Dalam hal ini proses isobar adalah proses ekspansi gas dengan P
(tekanan) tetap. Pada proses ini menurut diagram, kerja yang
dilakukan oleh luasan yang diarsir yang diberikan oleh:dilakukan oleh luasan yang diarsir yang diberikan oleh:
W = P (V2 V1)Kalau dalam proses ini berlangsung secara infinitisimal, maka untuk
gas yang sedang berekspansi secara isobar itu kita dapatkan dQ = CPdT, dE = CV dT dan dW = p dV = R dT, sehingga diperoleh sangkutan:
CP = CV + R
dimana CP = kalor jenis gas pada tekanan tetap,
CV = kalor jenis gas pada volume tetap, dan
R = tetapan universal gas
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
Kemudian dengan menggunakan hasil analisis menurut teori kinetikagas, maka kita akan dapatkan untuk
Molekul monoatomik
C = 3R/2 + R = 5R/2 sehingga tetapan Laplace = C /C = 5/3CP = 3R/2 + R = 5R/2 sehingga tetapan Laplace = CP/CV = 5/3 Molekul diatomik
Pada suhu nisbi rendah
CP = 5R/2 + R = 7R/2, sehingga = CP/CV = 7/5 Pada suhu nisbi tinggi
CP = 7R/2 + R = 9R/2, sehingga = CP/CV = 9/7Secara eksperimental harga-harga di atas hampir mendekati denganhasil yang sebenarnya dari eksperimen. Hal mana memperkuat teorikinetika gas.
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
Proses Isotermal (T = tetap)
Dengan mengintegralkan kedua belah ruassangkutan tersebut kita akan dapatkan
V1 V2 V
P2 (2)
P1 (1)
sangkutan tersebut kita akan dapatkan
Wis (kerja isotermal) =
==
1
2ln2
1VV
RTVdVRTdW
V
V
=
=
1
2
2
1 lnlnVV
RTVV
RTW
Sebaliknya bila kita berpindah dari V2 ke V1 maka
proses itu melukiskan kompresi sehingga
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
Proses Isokhorik (V = tetap) Proses isokhorik adalah prosesdengan V (volume) gas tidak
berubah, yang berarti dV = 0. Ini
berakibat dW = 0. DenganP2 (2)
P1 (1)
V
berubah, yang berarti dV = 0. Ini
berakibat dW = 0. Dengan
demikian untuk proses dengan
V tetap maka seluruh kalor yang
masuk ke dalam sistem dipakai
untuk menaikkan tenaga dalam
sistem yang ditandai dengan
naiknya suhu sistem yang kita
tinjau.
V
PENDAHULUAN
Hukum Termodinamika 1
Proses Adiabatik (Q = tetap)
menurut hukum termodinamika I
dE = - dW = - P dV = - RT dV/VdE = - dW = - P dV = - RT dV/V
sedang dE = CV dT, sehingga diperoleh sangkutan
VCRdV
TdT
V
=
Berikutnya dengan mengintegralkan kedua belah ruas sangkutan di atas meliputi
batas-batasnya, yaitu dari keadaan (1) ke keadaan (2), maka akan diperoleh
=2
1
2
1
V
VV
T
T VdV
CR
TdT
yang hasilnya
=
1
2
1
2 lnlnVV
CR
TT
V atauVCR
V VV
VV
CR
TT
=
=
2
1
2
1
1
2 lnlnln
PENDAHULUAN
TERMODINAMIKA
Kemudian dengan mengganti R = CP CV dan mengingat =V
P
CC
, maka akhirnya diperoleh
VT 1
tetapTVatauVV
TT
=
=
11
2
1
1
2,
P1 (1)
P2(2) T1
V1 V2 V
T2
kurva isotermal
kurva adiabatik
PENDAHULUAN
Entropy
Untuk lebih memahami proses-proses
termodinamika, maka oleh Carnot dan Clausius
dipostulatkan tentang adanya besarandipostulatkan tentang adanya besaranentropi, yang mengungkapkan keadaan suatu
sistem termodinamis. Dalam hubungan ini
besaran entropi S didefinisikan melalui sangkutan
TdQdS =
PENDAHULUAN
Entropy
Mekanika statistik entropi itu didefinisikan sebagai
S = k ln (E,T)
Langkah selanjutnya marilah kita menganalisis lebih lanjut
mengenai sifat-sifat termodinamis yang dimiliki oleh entropi
S. Untuk keperluan ini tinjaulah suatu proses dimana kita
beralih dari suatu keadaan isotermal ke keadaan isotermal
lain lewat suatu keadaan adiabatik. Kurva proses ini
disajikan oleh Gambar 13.6, dimana kita akan beralih dari A
ke B
PENDAHULUAN
Entropy
P garis adiabatik
Pada gambar tampak bahwa
banyak cara yang dapat
ditempuh akan tetapi selisihA
A
P
B A
B C
garis adiabatik
garis isotermal
ditempuh akan tetapi selisih
entropi (SB SA) tidak
tergantung pada macam
lintasan yang ditempuh
tersebut, melainkan ditentukan
oleh
( ) =B
AAB T
dQSS
PENDAHULUAN
Entropy
Berikutnya untuk mengetahui lebih lanjut sifat mengenai entropi suatu
sistem maka kita andaikan S = 0 pada T = 0. Selanjutnya menurut hukum
termodinamika I
dVdTdQ
+
==
TdVP
TdTC
TdQdS V
Selanjutnya kedua belah ruas persamaan tersebut kita integralkan maka akan
diperoleh:
++=+== tetapanVRTCVdVR
TdTC
TdQS VV lnln
Sekian dan
Terima KasihTerima Kasih