52

Click here to load reader

FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

  • Upload
    lamhanh

  • View
    284

  • Download
    16

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

PENUNTUN DAN LAPORAN PRAKTIKUM

FITOKIMIA

PENYUSUN:

Marline Nainggolan

Suryadi Ahmad

Dewi Pertiwi

Sony Eka Nugraha

PROGRAM S1-REGULER/MANDIRI

LABORATORIUM FUTOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Page 2: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

PRAKATA

Terlebih dahulu Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya

merevisi buku penuntun praktikum fitokimia ini. Kebutuhan akan suatu buku praktikum

fitokimia dirasakan perlu sekali untuk membantu mahasiswa melaksanakan praktikum sehari-

hari. Hal inı yang telah mendorong kami untuk menyusun buku petunjuk praktikum ini

dengan mengubah formatnya sehingga lebih mudah untuk digunakan mahasiswa.

Adapun percobaan-percobaan yang tercantum didalam buku ini ialah percobaan

percobaan dasar yang harus dikuasai mahasiswa secara baik. Materi yang dipraktikumkan

meliputi skrining fitokimia; cara-cara mengisolasi senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan,

antara lain: ekstraksi metode maserasi, ekstraksi dengan alat Perkolasi, ekstraksi dengan

menggunakan alat Soklet dan melakukan hidrolisis dengan alat Refluks; melakukan

pemisahan dan identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi

kertas (KKt) serta mclakukan isolasi dan pemisahan senyawa kimia dari bahan alam

menggunakan kromatografi kolom dan kromatografi cair vakum. Didalam buku penuntun ini

juga dilengkapi dengan laporan hasil/data praktikum dari setiap praktikum yang sudah

dikerjakan oleh masing-masing mahasiswa, selain itu juga dilengkapi dengan beberapa

gambar yang menarik serta latihan yang menyangkut praktikum sehingga diharapkan

mahasiswa fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara khususnya program S1-Farmasi

Reguler/Mandiri dapat lebih memahami dan menambah pengetahuan mengenai seluruh isi

materi mata praktikum yang dikerjakan.

Kami menyadari buku penuntun ini masih jauh dari sempurna sehingga saran dan

kritik yang konduktif sangat kami harapkan dengan senang hati. Akhir kata semoga penuntun

ini bermanfaat bagi yang menggunakanya.

Medan, Februari 2019

Penyusun,

Staf Ahli Laboratorium Fitokimia

Marline Nainggolan

Suryadi Ahmad

Dewi Pertiwi

Sony Eka Nugraha

Page 3: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

2 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus hadir 15 menit sebelum praktikum dimulai.

2. Praktikan harus memakai jas praktikum sebelum masuk kedalam laboratorium

3. Praktikan harus mempunyai penuntun praktikum

4. Praktikan yang berhalangan hadir (karena sakit atau lain-lain) harus membawa surat

dokter, orang tua/wali sebelum hari praktikum atau sesudahnya

5. Praktikan yang tidak hadir praktikum 2 (dua) kali berturut turut tanpa alasan, harus

mengulang praktikum untuk tahun berikutnya.

6. Praktikan harus membawa kain lap, tissue, sabun dan alat-alat Iain yang diperlukan

7. Praktikan harus membawa bahan tumbuhan/bagian dari tumbuhan yang ditentukan untuk

untuk membersihkan peralatan praktikum yang telah selesai digunakan.

8. Praktikan harus membawa masker dan memakainya pada waktu yang diperlukan

9. Praktikan harus membuat laporan praktikum/junal dan menyerahkannya pada waktu

keperluan bahan praktikum berikutnya dan merupakan syarat untuk masuk praktikum

selanjutnya.

10. Dilarang ribut/membuat keributan, makan dan minum diruang praktikum

Demikian untuk dapat dimaklumi dan dipatuhi.

Laboratorium Fitokimia Farmasi USU

Page 4: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

3 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN I, II, III

SKRINING FITOKIMIA GOLONGAN SENYAWA KIMIA TUMBUHAN

1. Pendahuluan

Skrining fitokimia atau disebut juga penapisan fitokimia merupakan uji pendahuluan

dalam menentukan golongan senyawa metabolit sekunder yang mempunyai aktivitas biologi

dari suatu tumbuhan. Skrining fitokimia tumbuhan dijadikan informasi awal dalam

mengetahui golongan senyawa kimia yang terdapat didalam suatu tumbuhan. Dalam

percobaan ini, skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu

sehingga dapat diketahui golongan senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan tersebut.

Uji skrining fitokimia bersifat kimiawi, tetapi untuk mengetahui adanya minyak atsiri

dalam suatu tumbuhan dapat juga diperiksa secara mikroskopik yaitu dengan melihat apakah

terdapat kelenjar-kelenjar minyak atsiri atau rambut-rambut kelenjar yang mengandung

minyak atsiri, misalnya terdapat pada famili Labiate atau Asteraceae. Sebenarnya, dengan

mengetahui sistematika suatu tumbuhan sudah dapat dibuat dugaan mengenai senyawa apa

yang terkandung didalam suatu tumbuhan karena banyak famili tumbuhan yang memiliki

kandungan senyawa yang khas, misalnya Solanaceae mengandung alkkaloida tropan, famili

Rubiaceae mengandung alkaloida golongan purin dan sebagainya.

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah dapat digunakan sebagai informasi

awal kandungan metabolit sekunder bahan tumbuhan yang mempunyai aktivitas biologis.

Selain itu, praktikan diharapkan dapat melakukan sendiri skrining fitokimia untuk keperluan

penelitian, khususnya penelitian tugas akhir terhadap bahan tumbuhan yang diduga

mempunyai aktivitas biologis.

3. Prosedur Fitokimia

3.1 Skrining Fitokimia Golongan Alkaloida

Bahan: daun Kecubung (Datura metel L.)

Prosedur:

Ditimbang 500mg serbuk simpilisa atau tumbuhan segar, ditambahkan 1 ml asam

klorida(Hcl) 2N dan 9 ml air, kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 2 menit,

kemudian didinginkan dan disaring. Filtrat dipindahkan masing-masing 3 tetes ke dalam spot

plat atau tabung reaksi, kemudian ditambahkan ke masing-masing spot plat/tabung reaksi 2

tetes larutan pereaksi (LP) Meyer,Bouchardat dan Dragendorff.

Jika terdapat alkaloid maka dengan LP Meyer terbentuk endapan/adanya gumpalan putih atau

putih kekuningan, dengan LP Bouchardat terbentuk endapan berwarna coklat, coklat

kemerahan sampai coklat kehitaman, dengan LP Dragendorff terbentuk endapan kuning

jingga. Serbuk atau tumbuhan segar dikatakan mengandung alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi

diatas memberikan reaksi positif.

Lanjutkan percobaan dengan mengocok sisa filtrat dengan 3 ml amonia pekat dan 10 ml

campuran eter-kloroform (3:1), diambil fae organik, ditambahkan natrium sulfat

anhidrat,kemudian disaring. Diuapkan filtrat diatas penangas air, dilarutkan sisa dengan

Page 5: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

4 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

sedikit asam klorida 2N. Dilakukan percobaan dengan menambahkan ketiga larutan pereaksi

(Meyer,Dragendorff, dan Bouchardat). Serbuk atau tumbuhan segar dikatakan mengandung

alkaloid apabila 2 dari 3 reaksi diatas memberikan reaksi positif (MMI jilid VI, 1995).

3.2 Skrining Fitokimia Golongan Glikosida

Bahan: daun / rhizome Pacing (Coctus specious Smith.)

Prosedur:

Ditimbang 3 gram serbuk simplisia atau bahan tumbuhan segar, kemudian dimasukkan

kedalam labu erlenmeyer, ditambahkan 30 ml campuran etanol 96% - air (7:3), ditambahkan

asam sulfat pekat hingga diperoleh pH larutan 2, kemudian direfluks dengan memakai

pendingin bola selama 10 menit, kemudian didinginkan, lalu disaring.

Diambil 20 ml filtrat kemudian ditambahkan 25 ml air dan 25 ml timbal (II) asetat 0,4 M,

kemudian dikocok lalu didiamkan selama 5 menit, kemudian disaring. Filtrat diekstraksi 3

kali, masing-masing dengan 20 ml campuran pelarut kloroform – isipropanol (3:2) kemudian

akan diperoleh dua lapisan, kumpulkan masing-masing sari (sari air dan sari pelarut organik).

Pada kumpulan sari pelarut organik ditambahkan natrium sulfat anhidrat, kemudian disaring,

lalu filtrat diuapkan pada sushu tidak lebih dari 50 0C. Sisa penguapan dilarutkan dengan 2 ml

metanol.

3.2.1 Uji terhadap senyawa gula

Dimasukkan sari air kedalam tabung reaksi, kemudian diuapkan diatas penangas air. Pada sisa

ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes LP Molisch. Ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat,

maka akan terbentuk cincin berwarna ungu pada batas cairan, reaksi ini menunjukkan adanya

ikatan gula.

3.2.2 Uji terhadap senyawa non gula

Diuapkan sari lari pelarut organik diatas penangas air, kemudian dilarutkan sisa penguapan

dengan 5 tetes asam asetat anhidrida, kemudian ditambahkan 10 tetes asam sulfat pekat, maka

terjadi warna biru, hijau, merah ungu, dan ungu (pereaksi Lieberman-Burchard) (MMI jilid

VI, 1995).

3.3 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Sianogenik

Bahan: daun Ubi Racun (Manihot esculenta Cranz.)

Prosedur:

Timbang 10 gram bahan dihaluskan dalam lumpang dan dilembabkan dengan sedikit air (air

jangan berlebihan), dimasukkan kedalam erlenmeyer. Kertas saring yang telah dibasahi

dengan larutan asam pikrat diselipkan dengan bantuan gabus pada mulut erlenmeyer.

Kemudian dibiarkan terkena sinar matahari (diletakkan dekat jendela). Timbulnya warna

merah pada kertas saring menunjukkan adanya glikosida sianogenik.

Catatan: uji ini didasarkan pada pelepasan gas HCN dari glikosida sianogenik jika terjadi

hidrolisis.

3.4 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Glikosida Antrakuinon

Antrakuinon tersebar luas pada fungi yang menyebabkan warna merah, oranye/jingga dan

kuning, dan pada beberapa famili tumbuhan tinggi, seperti Liliceae, Polygonaceae. Mereka

terdapat sebagai O-glikosida tetapi ada pula kadang-kadang sebagai C-glikosida.

Page 6: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

5 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Bahan: tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Webb.)

Prosedur:

a. Ditimbang 5 gram bagian dalam/lendir dai tanaman lidah buaya, dihaluskan dan

ditambahkan 100 ml air dengan pemanasan. Kemudian disring, dinginkan. Diambil 5 ml

sari kemudian kedalamnya ditambahkan 1 ml HCl pekat. Dipanaskan dengan

mencelupkan dipenangas air selama 15 menit. Kemudian didinginkan. Dikocok dengan 5

ml CCl4 dikocok dengan 3 ml larutan amonia encer. Lapisan amonia berwarnamerah

jambu menunjukkan adanya antrakuinon.

b. Sebanyak 200 mg bahan ditambahkan 2ml larutan FeCl3 dan 8 ml air serta 5 ml HCl

pekat,dididihkan 5 menit, dinginkan. Ditambahkan 5 ml benzen, dikocok, dibiarkan

lapisan benzen memisah, dicuci 2 kali dengan masing-masing 2 ml air sampai lapisan

benzen berwarna kuning. Ditambahkan 2 ml NaOH 2N dan dikocok. Lapisan benzen

tidakberwarna dan lapisan air berwarna merah menunjukkan adanya antrakuinon.

c. Ditimbang 200 mg bahan, kemudian ditambahkan 5 ml asam sulfat 2N, dipanaskan

sebentar lalu didinginkan. Kemudian ditambahkan 10 ml benzen, dikocok, didiamkan.

Kemudian dipisahkan lapisan benzen, disaring, filtrat akan berwarna kuning menunjukkan

adanya antrakuinon. Uji konfirmasi selanjutnya dikocok lapisan benzen dengan 1 ml

sampai 2 ml NaOH 2N, didiamkan, lapisan air berwarna merah intensif dan lapisan

benzen tidak berwarna (MMI jilid VI, 1995).

3.5 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Saponin

Saponin dibagi 2 macam berdasarkan struktur kimia bagian saponinnya, yakni: steroidal

saponin dan triterpenoid saponin.

Bahan: buah Mengkudu (Morinda citriffolia L.)

Prosedur:

Ditimbang 0,5 gram bahan tumbuhan, dihaluskan, dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Ditambahkan 10 ml air panas, dinginkan dan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik.

Jika senyawa yang diperiksa berupa sediaan cair, diencerkan 1 ml sediaan yang diperiksa

dengan 10 ml akuades dan dikocok kuat-kuat selama 10 menit, hasil positif dengan

menunjukkan buih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1 cm sampai 10

cm kemudian pada penambahan 1 tets HCl 2N, buih atau busa tidak hilang.

3.6 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Tanin

Tanin merupakan suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar tang terdiri dari

gugus hidroksi dan bebepara gugus yang bersangkutan, seperti karboksil untuk membentuk

kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul (Horvart, 1981).

Tumbuhan jambu biji adalah tanaman perdu atau pohon kecil dengan daun berbentuk bulat

telur. Selama ini masyarakat Indonesia menggunakan tanaman ini hanya untuk tujuan

terbatas. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kandungan

dan manfaat daun jambu biji. Hampir semua bagian tanaman jambu biji digunakan sebagai

obat, namun yang paling sering digunakan adalah bagian buah dan daunnya. Daun jambu biji

memiliki banyak manfaat, antara lain sebagai antidiare, antiinflamasi, dan antimikroba

terhadap beberapa organisme antara lain Escherichia coli (Kusaldi, 2008).

Bahan: daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Page 7: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

6 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Prosedur:

Ditimbang 0,5 gram bahan tumbuhan disari/dimaserasi dengan akuades 10 ml selama 15

menit. Kemudian disaring, filtrat diencerkan dengan akuades sampai hampir tidak berwarna .

diambil 2 ml filtrat, ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 10%. Perhatikan warna yang terjadi,

warna biru atau hijau menunjukkan adanya tanin. Warna hijau menunjukkan adanya 2 buah

gugus hidroksil pada inti aromatis tanin.

3.7 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Flavonoida

Flavanoid merupakan salah satu dari sekian banyak senyawa metabolit sekunder yang

dihasilkan oleh suatu tanaman, yang dijumpai pada bagian daun, akar, kayu, kulit, tepung sari,

bunga dan biji. Secara kimia, flavanoid mengandung cincin aromatik tersusun dari 15 atom

karbon dengan inti dasar tersusun dalam konjugasi C6-C3-C6 (dua inti aromatik terhubung

dengan 3 atom karbon) (Sriningsih et al.,).

Senyawa flavanoid pada hewan dapat dijumpai pada kelenjar bau berang-berang, “sekresi

lebah” (propolis) dan dalam sayap kupu-kupu. Efek flavanoid terhadap macam-macam

organisme sangat banyak, antara lain sebagai reduktor dan antioksidan. Beberapa flavanoid

dalam makanan mempunyai efek antihipertensi. Isoflavon tertentu merangsang pembentukan

estrogen pada mamalia. Isoflavon juga dapat berfungsi sebagai antifungal dan inteksidal

(Nugrahaningtyas, 2005).

Bahan: daun Bayam Hijau dan Merah

Prosedur:

Pembuatan larutan percobaan

Ditimbang 0,5 gram bahan tumbuhan yang telah dihaluskan, ditambahkan 10 ml metanol,

direfluks dengan menggunakan pendingin balik selama 10 menit. Disaring panas melalui

kertas saring berlipat, diencerkan filtrat dengan 10 ml akuades. Setelah dingin ditambahkan 5

ml eter minyak tanah, dikocok hati-hati kemudian didiamkan. Diambil lapisan metanol.

Diuapkan pada suhu 40 0C dibawah tekanan. Kemudian sisa dilarutkan dalam 5 ml etil asetat.

Percobaan Pada Larutan Percobaan

a. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, sisa dilarutkan dalam 2 ml etanol 96%,

ditambahkan 0,5 gram serbuk seng dan 2 ml asam klorida 2 N, didiamkan selama 1 menit.

Ditambahakan 10 tetes asam klorida pekat, jika dalam waktu 2 sampai 5 menit terjadi

warna merah intensif menunjukkan adanya flavonoid (glikosida-3-flavonol).

b. Diuapkan hingga kering 1 ml larutan percobaan, sisa dilarutkan dalam 1 ml etanol 96%,

ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium dan 10 ml HCl pekat, jika terjadi warna merah

jingga sampai merah ungu menunjukkan adanya flavonoid. Jika terjadi warna kuning

jingga, menunjukkan adanya flavon dan kalkon.

c. Diuapakan hingga kering larutan percobaan, dibasahkan dengan aseton, ditambahkan

sedikit serbuk halus asam borat dan serbuk halus asam oksalat, dipanaskan hati-hati diatas

penangas air dan hindari pemanasan yang berlebihan kemudian dicampurkan sisa yang

diperoleh dengan 10 ml eter. Diamati dengan sinar ultraviolet 366 nm, larutan

berflouresensi kuning insentif menunjukkan flavonoida (MMI jilid VI, 1995).

Page 8: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

7 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

3.8 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Triterpen/Steroid

Bahan: bagian tumbuhan dari famili solanaceae

Prosedur:

Ditimbang 1 gram bahan tumbuhan, ditambahkan eter atau n-heksana, selalu didiamkan

selama 2 jam, disaring, filtrat diuapkan didalam cawan penguap. Pada sisanya ditambahkan

asam asetat anhidrida, kemudian ditetesi dengan asam sulfat pekat (pereaksi Liebermann-

Burchart). Timbulnya warna ungu dan merah dan/ atau berubah menjadi warna hijau biru

menentukan adanya triterpen/steroida.

3.9 Skrining Fitokimia Golongan Senyawa Kimia Minyak Atsiri

Bahan: daun Jeruk Purut, rimpang Temu Giring

Prosedur:

a. Secara mikroskopis dibuat preparat dari serbuk simplisia, dilihat apakah ada tetesan-

tetesan didalam sel-sel tumbuhan, apakah ada kelenjar schizolygen atau rambut-rambut

kelenjar, bila ada maka menunjukkan pada bahan tumbuhan tersebut terdapat minyak

atsiri.

b. Dilakukan isolasi menggunakan alat Stahl yang sekaligus menentukan kadarnya, hasilnya

dapat diindentifikasi pada kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dilakukan penentuan

senyawanya dengan Gas Chromatography Mass Spectrofotometry (GCMS).

Page 9: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

8 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: SKRINING FITOKIMIA I

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

No. Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan

1. Alkaloid

2. Glikosida

3. Glikosida Sianogenik

4. Glikosida Antrakuinon

5. Saponin

6. Tanin

7. Flavanoid

8. Triterpenoida

9. Steroida

Page 10: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

9 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: SKRINING FITOKIMIA II

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

No. Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan

1. Alkaloid

2. Glikosida

3. Glikosida Sianogenik

4. Glikosida Antrakuinon

5. Saponin

6. Tanin

7. Flavanoid

8. Triterpenoida

9. Steroida

Page 11: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

10 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: SKRINING FITOKIMIA III

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

No. Golongan Senyawa Kimia Pereaksi Hasil Kesimpulan

1. Alkaloid

2. Glikosida

3. Glikosida Sianogenik

4. Glikosida Antrakuinon

5. Saponin

6. Tanin

7. Flavanoid

8. Triterpenoida

9. Steroida

Page 12: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

11 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN: SKRINING FITOKIMIA I, II, DAN III

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 13: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

12 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN IV

ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM

1. Pendahuluan

Piperin ditemukan sebagai bahan aktif dan merupakan alkaloid yang bertanggung

jawab terhadap rasa pedas serta bau merica hitam. Konsentrasi piperin dalam merica hitam

sekitar 5-9 % Piperin juga digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai insektisida .

Piperin merupakan senyawa amida basa lemah yang dapat membentuk garam dengan asam

mineral kuat. Piperin bisa dihidrolisis dengan KOH-etanolik yang akan menghasilkan kalium

piperinat dan piperidin. Senyawa amida (piperin) berupa kristal berbentuk jarum, berwarna

kuning, tidak berbau, tidak berasa, lama-kelamaan pedas, larut dalam etanol, asam cuka,

benzene, dan klorofom. Spesies tanaman piper banyak digunakam dalam pengobatan seperti

Piper longum, Piper nigrum L., Piper cubeba L., Piper retrofraktum Vahl., dan Piper bettle L.

Piperin digunakan dalam pengobatan colic, diarroea, cholera, scarlatina, chronic gonorrhea

dan tinea capitis. Piperin juga digunakan dalam pengobatan tradisional dan sebagai

insektisida. Piperidin yang terdapat dalam piperin merupakan salah satu senyawa olo66 yang

memiliki aktivitas sebagai antikanker (Amalina, 2008).

Sokletasi meraupakarn salah satu metode ekstraksi yang dilakukan dalam sebuah alat

yang disebut soklet. Cairan penyari diisikan pada labu, serbuk simplisia atau bahan tumbuhan

diisikan pada tabung yang sebelumnya serbuk atau bahan tumbuhan telah dibungkus dengan

kertas saring. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap cairan penyari akan naik ke

atas melalui pipa samping, kemudian akan terkondensasi oleh pendingin tegak. Setelah terjadi

kondensasi uap akan berubah menjadi cairan dan cairan akan turun ke labu melalui tabung

yang berisi bahan tumbuhan. Cairan penyari akan merendam beberapa saat bahan tunbuhan

sehingga akan melarutkan zat aktif bahan tumbuhan. Adanya sifon pada bagian alat, maka

setelah cairan penyari mencapai permukaan sifon. seluruh cairan akan kembali ke labu dan

seterusnya akan terjadi diklus yang sama sampai cairan penyari yang ada di dalam tabung

sampel (bahan tumbuhan) warnanya jernih atau hampir sama dengan warna cairan penyari.

2. Manfaat Percobaan

Manfat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat

mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia piperin pada

tumbuhan lain yang diduga mengandung senyawa kimia piperin. Pada percobaan ini, proses

isolasi piperin dari Lada Hitam menggunakan alat unakan alat Sokhlet, sehingga diharapkan

praktikan dapat mengetahui prinsip kerja alat soklet dan melakukan isolasi/ekstraksi

menggunakan alat soklet untuk bahan tumbuhan lain.

3. Prosedur Percobaan

Bahan Percobaan: buah Lada Hitam yang diperoleh dari pasar tradisional.

Prosedur:

Sebanyak 10 gram lada hitam diserbuk, kemudian diekstraksi dengan 150 ml etanol 96 %

memakai alat Sokhlet selama 2 jam. Filtrat disaring dan dipekatkan kemudian ditambalh

sebanyak 10 ml larutan KOH 10 % dalam alkohol dan residu yang terbentuk dibuang .

Page 14: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

13 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Larutan didiamkan sehari semalam (24 jam), piperin akan menghablur berupa kristal jarum

berwarna kuning. uji kemurnian: ditentukan dengan memeriksa titik leburnya pada 125 C,

mengukur panjang gelombangnya maksimumnya dengan spektrofotometer-UV pada panjang

gelombang maks 245 nm dan dapat pula dengan melakukan kromatografi lapis tipis (KLT)

dua arah.

Page 15: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

14 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Waktu yang Dibutuhkan 1 siklus :

Jumlah Bahan yang Diekstraksi :

Jumlah Piperin Hasil Isolasi :

Organoleptis Piperin Hasil Isolasi : Warna:

Bau:

Rasa:

Latihan:

Isilah titik-titik dibawah ini sesuai dengan nomor

bahagian gambar alat Sokhlet disamping ini:

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Nilai: Paraf Pengawas Praktikum:

Page 16: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

15 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN: ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 17: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

16 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN V

ISOLASI ALKALOIDA DARI DAUN KECUBUNG

1. Pendahuluan

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-

komponennya. Kromatografi merupakan teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan

kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. Pada kromatografi, kompo

komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam

akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen

campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan

komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Pada kromatografi

lapis tipis, fase diam berupa padatan dan fase gerak berupa cairan. Fase gerak mengalir

melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran.

Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda (Haqiqi, 2008).

Urutan Polaritas Eluen Urutan Adsorban Urutan Elusi Senyawa

Petroleum eter

Karbon tetraklorida

Benzen

n-heksana

Kloroform

Dietil eter

Etilasetat

Aseton

Etanol

Metanol

Air

Selulosa

Gula

Asam silika (silika gel)

Florisil (magnesium silikat)

Alumina oksida (alumina)

Hidrokarbon tak jenuh

Alkena

Hidrokarbon aromatik

Eter

Aldehida, keton, ester

Alkohol

Asam karboksilat

Catatan: dari atas ke bawah, kepolaran makin tinggi.

(Sumber: Noviyanti, 2010).

Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram dinyatakan dengan harga Rf.

Menurut Sastrohamidjojo (1991), faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah struktur

kimia dari senyawa yang dipisahkan, sifat adsorben, tebal dan kerapatan lapisan adsorben,

jenis dan kemurnian fase gerak, derajat kejenuhan uap pengembang dalam bejana, teknik

percobaan, jumlah cuplikan yang digunakan dan suhu.

Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom nitrogen,

yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar senyawa alkaloid

bersumber dari tumbuh-tumbuhan , terutama angiosperm . Lebih dari 20% spesies angiosperm

mengandung alkaloid. Alkaloid dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti

bunga, biji, daun, ranting, akar dan kulit batang. Ekstrak alkaloid beberapa jenis tanaman

maupun hewan dilaporkan memiliki fungsi medis dalam bidang kesehatan. Taksol, alkaloid

dari Taxus brevifolia merupakan suatu bahan aktif yang mempunyai aktivitas antitumor.

Beberapa penelitian terhadap aktivitas golongan senyawa alkaloid antara lain Alkaloid dari

Hunteria umbellata dapat berfungsi sebagai zat antipiretik dan analgesik (Igbe dkk., 2009)

Page 18: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

17 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Sementara itu, campothechin, alkaloid dari Nothapodytes nimmoniana Graham dan alkaloid

dari Gelsemium sempervirens dapat berfungsi sebagai zat anti kanker (Phadmanabha dan

Chandrashekar, 2006; Srivastava dkk., 2005; Bhattacharyya dan Mandal, 2008).

(Sumber: Hartati, 2010)

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat

mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan golongan senyawa kimia alkaloida

pada tumbuhan lain yang diduga mengandung golongan senyawa kimia alkaloida. Pada

percobaan ini, proses isolasi alkaloid dari daun Kecubung menggunakan metode ekstraksi

cair-cair menggunakan pelarut organik, sehingga diharapkan praktikan dapat mengetahui

prinsip kerja metode ekstraksi cair-cair dan melakukan isolasi/ekstraksi menggunakan metode

ekstraksi cair-cair serta dapat memilih pelarut berdasarkan kepolaran pelarut dan senyawa

yang akan diisolasi dari bahan tumbuhan lain.

3. Prosedur Percobaan

Bahan Percobaan: daun Kecubung

Prosedur:

Sebanyak 10 g daun segar/serbuk kering daun Kecubung ditambahkan 20 ml etanol,

dihaluskan dalam lumpang (sampai terbentuk masa kental). Kemudian disaring, filtratnya

disisihkan. Ampas ditambah 10 ml etanol, diaduk, disaring, filtratnya digabung dengan filtrat

yang pertama. Filtrat dipekatkan dengan menguapkan sebagian dari pelarut. Kemudian filtrat

sisa dibasakan dengan beberapa tetes NH4OH (check dengan kertas lakmus). Kemudian

filtrat yang sudah dibasakan dimasukkan ke dalam corong pisah, sari 2x dengan masing-

masing sebanyak 10 ml CHCl3. Sari CHCl3, digabung, kumpulan sari dikocok 2x dengan 10

ml HCl 1N. Dipisahkan sari CHCl3 dengan sari asam. Selanjutnya sari asam dibasakarn

dengan larutan NH4OH sampai alkalis (check dengan kertas lakmus). Kemudian sari asam

yang telah dibasakan dikocok 2x dengan 10 ml kloroform, lapisan kloruform dipisahkan,

kemudian diuapkan sehingga diperoleh ekstrak yang mengandung alkaloida kasar.

Identifikasi alkaloida kasar dari kecubung dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Fase diam/adsorben : plat pra lapis silika GF254

Fase gerak/pelarut pengembang :campuran CHCL3- MeOH- NH4OH (84:15:1) dlm 5ml

Penampak noda/bercak : larutan I2 dalam CCI4, LP Dragendorf, LP Bouchardat

Prosedur:

Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang, caranya 2/3 bagian dari chamber dilapisi

kertas saring. Dimasukkan pelarut pengembang kedalamnya, chamber dikatakan jenuh apabila

seluruh kertas saring telah basah oleh pelarut pengembang (dicatat waktu jenuh chamber oleh

uap fase gerak). Ditotolkan larutan ekstrak yang mengandung alkaloida kasar (titik

penotolan: 1,5 cm dari batas bawah) pada plat KLT (bentuk noda atau pita) sampai plat

KLT jenuh oleh larutan ekstrak, diamkan plat KLT selama ± 15 menit, kemudian plat KLT

dimasukkan kedalam chamber yang sudah jenuh. Noda dari titik penotolan akan merambat

sampai ke garis batas pengembangan (catat/ukur batas pengembang) (batas pengembang: 0,5

Page 19: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

18 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

cm dari batas atas), dikeluarkan plat KLT lalu dikeringkan. Disemprot plat KLT dengan

larutan penampak bercak, diamati noda yang terjadi, dihitung harga Rf nya.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: ISOLASI ALKALOIDA DARI DAUN KECUBUNG

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

teridentifikasi

Warna dan harga Rf hasil uv :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

yang Teridentifikasi

Page 20: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

19 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 2x10cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Kromatogram sebelum

visualisasi

Kromatogram hasil uv,

Panjang gelombang: ..... nm

Kromatogram hasil

visualisasi LP: .............

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN: ISOLASI PIPERIN DARI LADA HITAM

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 21: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

20 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN VI

ISOLASI DIOSGENIN DARI COSTUS SPECIOUS (Costus specious Smith.)

1. Pendahuluan

Diosgenin (saponin steroid) merupakan senyawa yang sangat bermanfaat untuk

mengontrol hiperkolesterolemia dengan menghambat absorpsi kolesterol dan meningkatkan

sekresi kolesterol. Matsui et al. (2006) menyatakan bahwa saponin dari daun teh yang

diekstrak mempunyai aktivitas antihiperkolesterolemia dengan menekan peningkatan level

kolesterol serum pada tikus yang dinduksi hiperkolesterolemia dan meningkatkan ekresi

kolesterol melalui feses. Saponin dari ekstrak daun teh pada percobaan in vitro, dapat

menghambat inkorporasi kolesterol menjadi micelles dan menghambat absorpsinya dalam

usus halus (Sumber: Suharti et al., 2008).

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat

mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia diosgenin pada

tumbuhan lain yang diduga mengandung senyawa kimia diosgenin. Pada percobaan ini,

proses isolasi diosgenin dari rimpang Pacing menggunakan metode ekstraksi alat Refluks,

sehingga diharapkan praktikan dapat mengetahui prinsip kerja alat Refluks dan melakukan

isolasi/ekstraksi menggunakan alat Refluks untuk bahan tumbuhan lain.

3. Prosedur Percobaan

Bahan Percobaan: rimpang Pacing (Costus speciosus), Dioscorea, Agave, Cordyline

Prosedur:

Isolasi diosgenin dari rimpang Pacing (Costus speciosus)

Ditimbang 15 g bahan segar/kering rimpang Pacing, dihaluskan dengan blender dengan 20 ml

air. Campuran direfluks dengan penambahan 5 ml HCI pekat (sehingga konsentrasi akhir HCl

2-3 N) selama 4 jam, kemudian disaring, ampas dibuang. Filtrat dimasukkan ke dalam corong

pisah, disari dengan 20 ml CHCl3 sebanyak 3x (hati-hati pengocokan yang terlalu kuat dapat

membentuk emulsi yang sukar pecah). Kumpulkan sari CHCl3 dan diuapkan pelarutny

sehingga diperoleh sari kasar diosgenin.

Idendifikasi sari kasar diosgenin dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

fase diam/adsorben : plat pra lapis silikal GF254

Fase gerak/pelarut pengembang : campuran dari CHCl3-etanol 95 % (95 : 5) dalam 5 ml

Page 22: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

21 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

pengembang penampak noda/bercak : larutan SbCl, dalam CHCl3

(setelah disemprot lalu dipanaskan pada suhu 100°C selama kira-kira 5 menit atau

sampai timbul warna warna)

prosedur KLT sama pada percobaan V (isolasi alkaloida dari daun Kecubung)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: ISOLASI DIOSGENIN DARI COCTUS SPECIOUS

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

teridentifikasi

Warna dan harga Rf hasil uv :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

yang Teridentifikasi

Page 23: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

22 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 2x10cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Kromatogram sebelum

visualisasi

Kromatogram hasil uv,

Panjang gelombang: ..... nm

Kromatogram hasil

visualisasi LP: .............

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN: ISOLASI DIOSGENIN DARI COCTUS SPECIOUS

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 24: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

23 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN VII

PEMISAHAN KONSTITUEN MINYAK MENGUAP (MINYAK ATSIRI)

1. Pendahuluan

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil,

volatile) yang merupakan salah satu hasil metabolisme tanaman. Bersifat mudah menguap

pada suhu kamar, mempunyai rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman

penghasilnya. Minyak atsiri larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Beberapa

jenis minyak atsiri mampu bertindak sebagai bahan terapi (aromaterapi) atau bahan obat suatu

jenis penyakit. Fungsi minyak atsiri sebagai bahan obat tersebut disebabkan adanya bahan

aktif, sebagai contoh bahan antiradang, hepatoprotektor, analgetik, antiseptik, psikoaktif dan

anti bakteri (Arniputri et al., 2007)

Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar (pada

famili Labiatae), didalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), didalam rongga

skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae).minyak atsiri dapat terbentuk secara

langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh

hidrolisis dari glikosida tertentu. Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan beberapa cara

yaitu: 1) penyulingan (distillation), 2) pengepresan (solvent extraction), 3) ekstraksi dengan

pelarut menguap (pressing), 4) ekstraksi dengan lemak.

Ekstraksi merupakan proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga

terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Cara ekstraksi yang tepat

tergantung pada bahan tumbuhan yang diekstraksi dan jenis senyawa yang diisolasi (DitJen

POM. 2000; Gritter, 1991). Salah satu metode ekstraksi adalah maserasi yaitu proses ekstraksi

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan. Keuntungan ekstraksi dengan cara maserasi adalah pengerjaan dan peralatan yang

digunakan sederhana, sedangkan kerugiannya yaitu cara pengerjaannya lama dan

penyariannya kurang sempurna (Depkes, 1986; DitJen POM, 2000).

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat

mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan minyak menguap/minyak atsiri pada

tumbuhan lain yang diduga mengandung minyak menguap/minyak atsiri. Pada percobaan ini,

proses isolasi minyak menguap/minyak atsiri dari tumbuhan famili Rutaceae dan

Zingiberaceae menggunakan metode ekstraksi maserasi, sehingga diharapkan praktikan dapat

mengetahui prinsip kerja metode ekstraksi maserasi dan melakukan isolasi/ekstraksi

menggunakan metode maserasi untuk bahan tumbuhan lain.

3. Prosedur Percobaan

Bahan Percobaan : Rimpang Temu Hitam, rimpang lempuyang, daun Nilam, daun Sirih,

batang Sereh

Prosedur :

Ditimbang 1 g bahan tumbuhan segar/kering yang sudah dihaluskan/diserbuk, ditambahkan

10 ml etanol, diekstraksi dengan metode maserasi selama 30 menit sambil dikocok kemudian

Page 25: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

24 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

disaring, filtrat yang diperoleh mengandung minyak atsiri.

Idendifikasi minyak atsiri dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Fase diam/adsorben : Plat pra lapis silikal GF25

Fase gerak/pelarut pengembang : Campuran dari n-heksana-etilasetat (8:2/7:3) dlm 5 ml

penampak noda/bercak : LP vanillin-H2SO4, anisaldehid

prosedur KLT sama pada percobaan V (isolasi alkaloida dari daun Kecubung)

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: ISOLASI DIOSGENIN DARI COCTUS SPECIOUS

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

teridentifikasi

Warna dan harga Rf hasil uv :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

yang Teridentifikasi

Page 26: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

25 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 2x10cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Kromatogram sebelum

visualisasi

Kromatogram hasil uv,

Panjang gelombang: ..... nm

Kromatogram hasil

visualisasi LP: .............

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN: PEMISAHAN KONSTITUEN MINYAK MENGUAP

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 27: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

26 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN VIII

PEMISAHAN ANTOSIANIN DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS

1. Pendahuluan

Antosianin (salah satu golongan senyawa kimia flavonoid) merupakan pewarna yang

paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan

larut dalam air ini penyebab hamper semua warna merah jambu, merah mirak, ungu, dan biru

dalam daun, bunga, dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin

merupakan turunan suatu struktur aromatic tunggal yaitu sianidin dan semuanya terbentuk

dari pigmen sianidin ini dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan

metilasi atau glikolisasi.

Gambar Kromatografi Kertas

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat

mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia antosianin pada

tumbuhan lain yang diduga mengandung senyawa kimia antosianin. Pada percobaan ini,

proses identifikasi dan pemisahan dari corolla bunga berwarna menggunakan Teknik

kromatografi kertas (KKt), sehingga diharapkan praktikan dapat mengetahui prinsip kerja

Teknik kromatografi kertas dan melakukan identifikasi serta pemisahan antosianin

menggunakan kromatografi kertas untuk bahan tumbuhan lain.

3. Prosedur Percobaan

Bahan Percobaan : corolla bunga berwarna warni, seperti bunga warna merah, ungu, pink

Prosedur:

Ditimbang 10 g corolla bunga berwarna yang segar, kemudian dihaluskan, ditambahkan

pelarut HCL 1 % dalam methanol sampai teremdam, dibiarkan 10-15 menit kemudian

disaring. Filtrat dipakai untuk identifikasi menggunakan kromatografi kertas, jika jumlah

bahan yang dipakai banyak, bahan dimaserasi selama 5 menit dalam pelarut HCl 1% dalam

metaol. Maserat nya disaring kemudian filtrat atau supernatant dipekatkan dengan bantuan

alat rotary evaporator pada suhu 35-40 C sampai volumenya seperlima dari semula. Filtrat

yang diperoleh dipakai untuk identifikasi menggunakan kromatografi kertas.

Identifikasi antosianin corolla bunga berwarna menggunakan Kromatografi Kertas

(KKt)

Fase diam/adsorben : Kertas Whatmann No.1

Fase gerak/pelarut pengembang : Campuran BAW/BAA (butanol:asam asetat:air) (4:1:5)

Campuran butanol-HCl 1%

Campuran HCl 1%

Page 28: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

27 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Penampak noda/bercak : Uap amonia, FeCl3 1-5 %, AICl3 1%

Prosedur:

Disiapkan kertas saring Whatmann No. 1, diukur dan dipotong dengan ukuran 2,5x15 cm atau

disesuaikan dengan chamber yang dipakai. Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang

BAW/BAA atau Bu-HCl 2M atau HCI 1 % (cara penjenuhan sama dengan KLT),

ditotolkan filtrat/ekstrak hingga jenuh pada kertas saring Whatmann No.1 ditengah kertas

(titik penotolan 3 cm dari tepi bawah, batas pengembang 1 cm dari tepi atas), bila ada

pembanding, totolkan pembanding disamping titik penotolan filtrat dengan jarak +1 cm,

setelah ditotolkan, diamkan ±15 menit, kemudian kertas dimasukkan ke chamber lalu

dibiarkan merambat sampai garis batas pengembangan. Kertas dikeluarkan dari chamber,

dikeringkan, dicatat warna dan harga Rf yang dihasilkan, dibandingkan antara filtrat yang

ditotolkan dengan pembanding. Jika tidak ada pembanding, dibandingkan harga Rf sesuai

dengan tingkat glikosilasi pada tabel berikut ini.

Tabel Harga-Harga Rf dari Beberapa Senyawa Antosianin

Antosianin Harga Rf (x100) dalam Fase Gerak

BAW/BAA Bu-HCl 1% HCl 1%

1. Monoglikosida:

Pelargonidin 3-glukosida

Sianidin 3-glukosida

Malvidin 3-glukosida

44

38

38

38

25

15

14

07

06

2. Diglikosida:

Pelarginidin 3,5-diglikosida

Sianidin3-rhamnosilglukosida

Peonidin 3,5-diglukosida

Delpinidin 3,5-diglukosida

31

37

31

15

37

25

10

01

23

19

17

08

3. Triglikosida

Sianidin 3-rhamnosilglukosida 5-glukosida

Sianidin3-(2glukosilrhamnosilglukosida)

25

26

08

11

36

61

Catatan: salah satu faktor utama yang ikut menentukan harga Rf ialah jumlah gula yang

terikat dalam molekul antosianin, dimana bertambahnya glikolisasi akan menurunkan harga

Rf pada fase gerak BAW dan Bu-HCl, tetapi menaikkan harga Rf pada fase gerak larutan HCl

1%, mengapa?

Jawab:

Nilai: Paraf Pengawas Praktikum:

Catatan:

Cara membuat pelarut pengembang BAW/BAA: campur ketiga pelarut, kemudian

dimasukkan kedalam corong pisah, dikocok berulang-ulang sampai tercampur sempurna,

didiamkan selama 3-5 jam, dipisahkan, diambil bagian atas. Prosedur pembuatan fase gerak

Bu-HCl 2M sama seperti pembuatan fase gerak BAW/BAA.

Page 29: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

28 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: PEMISAHAN ANTOSIANIN DENGAN KROMATOGRAFI

KERTAS (KKt)

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

teridentifikasi

Warna dan harga Rf hasil uv :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

yang Teridentifikasi

Page 30: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

29 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran sama dengan kertas Whatmann No. 1 yang digunakan

pada percobaan) untuk gambar kromatogram hasil KLT dibawah ini.

Kromatogram sebelum

visualisasi

Kromatogram hasil uv,

Panjang gelombang: ..... nm

Kromatogram hasil

visualisasi LP: .............

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 31: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

30 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN: PEMISAHAN ANTOSIANIN DENGAN KROMATOGRAFI

KERTAS (KKt)

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 32: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

31 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN IX DAN X

FRAKSINASI SENYAWA KIMIA TUMBUHAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR

VAKUM (KCV)

1. Pendahuluan

Kromatografi cair vakum (KCV) pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuwan dari

Australia untuk mengatasi lamanya waktu yang dibutuhkan untuk separasi menggunakan

kolom kromatografi klasik. . Pada dasarnya metode ini adalah kromatografi lapis tipis yang

berbentuk kolom. Aliran fase gerak dalam metode ini diaktifkan dengan natural dari laut

bantuan kondisi vakum (Coll and Bowden, 1986). Kromatografi cair vakum pada awalnya

digunakan untuk separasi senyaan steroid dan [roduk-produk natural dari laut (Targett et al,

1979). Kromatografi cair vakum terdiri dari suatu corong Buchner yang memiliki kaca masir.

Corong Buchner ini diisi dengan fase diam yang tingkat kehalusannya seperti yang umumnya

dipakai dalam kromatografi lapis tipis (70-230 mesh). Corong Buchner yang berisi fase diam

ini digunakan dalam kondisi vakum/bertekanan, yang berakibat pada kemampuan yang

dihasilkan oleh kromatografi cair vakum akan sama dengan kromatografi gravitasi namun

diperlukan waktu yang lebih singkat (Targett et al, 1979). Cara asli yang diperkenalkan oleh

Coll menggunakan corong Buchner kaca masir atau kolom pendek, sedangkan Target

menggunakan kolom yang lebih panjang untuk meningkatkan daya pisah (Hostettman et al,

1986). Kolom kromatografi dikemas kering dalam keadaan vakum agar diperoleh kerapatan

kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang kepolarannya rendah dituangkan ke

permukaan penjerap lalu divakumkan lagi. Cuplikan, dilarutkan dalam pelarut yang cocok,

dimasukkan langsung pada bagian atas kolom atau pada lapisan prapenjerap dan dihisap

perlahan-lahan ke dalam kemusan dengan memvakumkannya. Kolom, dielusi dengan

campuran pelarut yang cocok, mulai dengan pelarut yang kepolarannya rendah lalu kepolaran

ditingkatkan perlahan-lahan, kolom dihisap sampai kering pada setiap pengumpulan fraksi.

Berbeda dengan metode yang menggunakan tekanan pada bagian atas kolom untuk

meningkatkan laju aliran, mengubah kolom (mengubah pelarut dan sebagainya) mudah karena

kepala kolom berada dalam tekanan atmosfer (Hostettman et al, 1986). Kromatografi cair

vakum dapat digunakan untuk fraksinasi dan memurnikan fraksi (Muhtadi, 2008)

(Sumber: Adriana, 2009).

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat

mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimía tumbuhan secara

kromatografi cair vakum (KCV) memakai pelarut landaian serta menginterpretasi

kromatogram yang dihasilkan kromatografi cair vakum (KCV)

3. Prosedur Percobaan

Bahan Percobaan: ekstrak etanol tumbuhan

Prosedur:

Kolom yang dipakai adalah corong Buchner yang didasarnya terdapat kaca masir, kolom

dikemas kering. Pada dasar kolom dilapisi dengan kertas saring kemudian dimasukkan silika

Page 33: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

32 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

gel 60 sampai terisi 2/3 bagian dari kolom. Vakum dijalankan, dituang keatas kolom larutan

yang non polar (n-Heksana), vakum dijalankan lagi sampai silika yang ada dalam corong

memadat. Ekstrak n-heksana dari tumbuhan yang akan diKCV, dilarutkan sedikit dengan

pelarutnya, kemudian ditambahkan silika gel 60, diaduk sampai kering (serbuk), kemudian

ditaburkan diatas kolom yang sudah selesai dikemas tadi, untuk memperoleh kerapatan

kemasan yang maksimum vakum dijalankan lagi dan diatasnya diletakkan kertas saring.

Pelarut dituangkan keatas permukaan kertas secara perlahan dimulai dari pelarut yang

memiliki kepolaran rendah (non polar) hingga kepolaran yang tinggi (polar). Perbandingan

pelarut yang dipakai (dibuat dalam 30 ml) :

N heksan : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

Etil asetat : 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Terakhir, dipakai pelarut/fase gerak metanol (30ml) untuk menarik senyawa yang masih

tertinggal.

Pertanyaan : berapa fraksi yang diperoleh ?

Jawab (dengan alasannya) :

Analisis kromatografi hasil KCV dengan kromatografi lapis tipis (KLT)

Fase diam : plat pra lapis silika gel GF 254 ukuran 20x20 cm

Fase gerak : pelarut pengembang yang dipakai adalah pelarut campuran

terbaik yang dilihat dari kromatografi hasil KCV.

Penampak noda/visualisasi : LP asam sulfat 50% dalam metanol (pa) dengan pemanasan

Bahan yang dianalisis : fraksi semua hasil KCV

Prosedur KLT (sama dengan prosedur percobaan V (isolasi alkaloid dari daun

kecubung)

Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang, caranya 2/3 bagian dari chamber dilapisi

kertas saring. Dimasukkan pelarut pengembang kedalamnya , chamber dikatakan jenuh

apabila seluruh kertas saring telah basa oleh pelarut pengembang (dicatat waktu jenuh

chamber oeh uap fase gerak). Ditotolkan fraksi-fraksi hasil KCV dengan jarak diantaranya

lebih 1 cm (titik penotolan : 2 cm dari batas bawah) pada plat KLT (bentuk noda atau pita)

sampai plat KLT jenuh oleh larutan masing-masing fraksi , diamkan plat KLT selama 15

menit, kemudian plat KLT dimasukkan kedalam chamber yang sudah jenuh. Noda dari titik

penotolan akan merambat sampai kegaris batas pengembangan (catat/ukur batas pengembang)

(batas pengembang 0,5 cm dari batas atas), dikeluarkan plat KLT lalu keringkan.

Disemprot plat KLT dengan larutan penampak bercak, diamati noda yang terjadi, dihitung

harga Rf nya.

Page 34: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

33 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: FRAKSINASI SENYAWA KIMIA TUMBUHAN DENGAN

KROMATOGRAFI CAIR VAKUM (KCV)

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

teridentifikasi

Warna dan harga Rf hasil uv :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

yang Teridentifikasi

Page 35: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

34 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 20x20cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Gambar kromatogram sebelum visualisasi

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 36: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

35 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 20x20cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Gambar kromatogram hasil uv, panjang gelombang:.................... nm

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 37: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

36 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 20x20cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Gambar kromatogram hasil visualisasi LP: ............................................................................

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 38: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

37 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN: FRAKSINASI SENYAWA KIMIA TUMBUHAN DENGAN

KROMATOGRAFI CAIR VAKUM (KCV)

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 39: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

38 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN XI DAN XII

PEMISAHAN SENYAWA KIMIA EKSTRAK/FRAKSI TUMBUHAN

SECARA KROMATOGRAFI KOLOM GRAVITI

1. Pendahuluan

Kromatografi adalah proses pemisahan yang tergantungpada perbedaan distribusi

campuran komponen antara fase gerak dan fase diam. Fase diam dapat berupa pembentukan

kolom dimana fase gerak dibiarkan untuk mengalir (kromatografi kolom) atau berupa

pembentukan lapis tipis dimana fase gerak dibiarkan untuk naik berdasarkan kapilaritas

(kromatografi lapis tipis). Perlu diperhatikan bahwa senyawa yang berbeda memiliki koefisien

partisi yang berbeda antara fase gerak dan diam. Senyawa yang berinteraksi lemah dengan

fase diam akan bergerak lebih cepat melalui sistem kromatografi. Senyawa yang berinteraksi

kuat deengan fase diam akan bergerak sangat lambat . Solven murni atau sistem solven

tunggal dapat digunakan untuk mengelusi semua komponen.selain itu, sistem gradient solven

juga digunakan. Pada elusi gradien, polaritas sistem solven ditingkatkan secara perlahan

dengan meningkatkan konsentrasi solven ke yang lebih polar. Pemilihan solven eluen

tergantung pada jenis adsorben yang digunakan dan kemurnian senyawa yang dipisahkan,

solven harus mempunyai kemurnian yang tinggi (Noviyanti, 2010).

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat

mengisolasi, mengidentifikasi dan melakukan pemisahan senyawa kimia tumbuhan secara

kromatografi kolom graviti (KK) serta menginterpretasi kromatogram yang dihasilkan

kromatografi kolom grafiti (KK).

3. Prosedur Percobaan

Bahan percobaan : ekstrak n-heksana tumbuhan

Prosedur :

Pengemasan kolom metode basah :

Dilakukan pengemasan kolom secara basah, terlebih dahulu gelas wool/kapas direndamdalam

pelarut sampai bebas dari gelembung udara, dimasukkan kebagian bawah dari kolom (sebagai

filter) kemudian dimasukkan fase gerak dan dibiarkan mengalir. Silika gel dibuburkan hingga

tidak mengandung gelembung udara lagi, selanjutnya dituang kedalam kolom secara perlahan

lahan sampai memenuhi 2/3 bagian dari panjang kolom, sambil diketok ketok perlahan lahan.

Fase gerak dialirkan dialirkan beberapa kali hingga diperoleh kolom yang kompak dan tidak

terdapat gelembung udara dikondisikan paling cepat selama 1 jam, paling lama 24 jam.

Proses pengulsian :

Tetap dijaga kolom jangan sampai kering , sampel dilarutkan dengan sedikit pelarut kemudian

dicampur dengan sedikit silika gel hingga berbentuk serbuk, kemudian dimasukkan kedalam

kolom secara hati - hati dengan batang pengaduk, ekstrak yang melekat pada dinding kolom

dibersihkan dengan pelarut. Secara perlahan lahan dialirkan pelarut sambil kran kolom dibuka

(pengelusian dimulai). Hasil elusi masing-masing ditampung 5 atau 10 ml dalam vial yang

telah dinomori . elusi dilakukan sampai semua pita – pita atau kromatogramnya telah habis

Page 40: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

39 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

turun ke wadah penampung (vial). Untuk mengetahui kromatogramnya dilakukan KLT,

dimana untuk pola kromatogramnya yang sama digabung . dari hasil pengelusian ini

diharapkan ada vial yang berisi senyawa yang KLT nya hanya mempunyai satu noda, bila

Ditemukan hanya 1 noda, maka direkristalisasi, dicui dan diperoleh isolate, diuji

kromatogramnya dengan KLT dua arah dan diperoleh isolat murni. Dihitung harga Rf nya.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN : PEMISAHAN SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK/FRAKSI

TUMBUHAN SECARA KROMATOGRAFI KOLOM GRAVITI

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian Tumbuhan yang Digunakan :

Tempat Pengambilan Tumbuhan :

Yang Digunakan (Alamat)

Pertanyaan: berapa fraksi yang diperoleh dari hasil kromatografi gravity?

Jawab (dengan alasannya):

Jawab (dengan alasannya) :

Isilah titik dibawah ini, analisis kromatogram hasil kromatogravi kolom gravity, dengan

kromatografi lapis tipis :

Fase diam : plat pra lapis silika gel GF 254 ukuran 20x20 cm

Fase gerak : .....................................................................................................

Penampak noda/visualisasi : LP asam sulfat 50% dalam methanol (pa) dengan pemanasan

Mengapa dipilih penampak noda tersebut diatas?

Alasan :

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Bahan yang dianalisis? : .....................................................................................................

Page 41: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

40 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Apa itu isokratik?

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Nilai: Paraf pengawas praktikum:

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

teridentifikasi

Warna dan harga Rf hasil uv :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Teridentifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

yang Teridentifikasi

Page 42: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

41 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 20x20cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Gambar kromatogram sebelum visualisasi

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 43: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

42 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 20x20cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Gambar kromatogram hasil uv, panjang gelombang:.................... nm

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 44: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

43 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 20x20cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Gambar kromatogram hasil visualisasi LP: ............................................................................

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................

Page 45: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

44 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI

JUDUL PERCOBAAN : PEMISAHAN SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK/FRAKSI

TUMBUHAN SECARA KROMATOGRAFI KOLOM GRAVITI

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 46: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

45 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

PERCOBAAN TAMBAHAN

Isolasi dan Pemisahan Senyawa Kimia Curcumin dan Androgragolida dari Bahan Alam dengan

Kromatografi Lapis Tipis

1. Pendahuluan

Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) merupakan salah satu tanaman obat

yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Data pustaka menyebutkan

kandungan kimia berupa diterpen lakton dan flavonoid. Kandungan kimia utama dari herba

ini adalah andrografolida yang mempunyai sifat sukar larut dalam air dan rasa sangat pahit.

Berbagai penelitian diketahui bahwa andrografolida mempunyai berbagai efek farmakologi

antara lain sebagai imunostimulan pada tikus, mempunyai aktivitas hepatoprotektif terhadap

metabolit galaktosamin, paracetamol dan karbon tetraklorida yang bersifat toksik pada hepar

tikus secara in vitro, antimalaria dan sebagai antikanker yaitu aktivitas menginduksi

deferensiasi sel myeloid leukemia (Suharmiati dan Handayani, 2001)

Banyak tanaman yang memiliki potensi dalam bentuk tepung, ekstrak atau minyak

atsiri sebagai pengendali patogen, diantaranya tanaman kunyit (Curcuma domestica)

(Syamsudin, 2003:5). Beberapa penelitian secara in vitro, membuktikan bahwa senyawa aktitf

dalam rimpang kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus dan bakteri baik gram

positif maupun gram negatif seperti Escherchia coli, Klebsiela pneumoniae dan

Staphylococcus cereus (Hidayati, 2002: 43). Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit

yang telah diketahui, yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari golongan senyawa

monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen, alfa dan beta-turmerone), zat warna

kuning yang disebut curcuminoid sebanyak 5 % ( meliputi curcumin 50-60 % .

monodesmetoksicurcumin dan bidesmetoksicurcumin), protein, fosfor, kalium, besi dan

vitamin C (Didinkaem, 2007: 1).

2. Manfaat Percobaan

Manfaat yang diperoleh dari percobaan ini adalah praktikan diharapkan dapat

memisahkan senyawa kimia dari bahan alam (tumbuhan) menggunakan kromatografi lapis

tipis (KLT).

3. Prosedur Percobaan

Bahan: Herba Sambiloto, Rimpang Kunyit

Prosedur:

Ekstraksi: Sebanyak 10 gram bahan tumbuhan dimaserasi dengan 30 ml etanol 96% selama

30 menit, kemudian disaring, filtrat diambil. Ampas diremaserasi dengan cara yang sama

sebanyak dua kali. Filtrat pertama, kedua dan ketiga digabungkan lalu diuapkan diatas

penangas air sampai seperlima volume awal.

Identifikasi golongan senyawa kimia dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Analisis

Senyawa Terpenoid dari Herba Sambiloto

Fase diam/adsorben : Plat pra lapis silika gel GF254

Fase gerak : Penyemprot kloroform- metanol (85:15) dan (90:10)

Penyemprot : larutan asam sulfat 10 % dalam etanol

Page 47: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

46 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Analisis senyawa kurkumin dari rimpang kunyit

Fase diam/adsorben : Plat pra lapis silika gel GF254

Fase gerak : Toluen-etilasetat (70:30)

Penyemprot : Vanillin-asam sulfat

Prosedur:

Chamber dijenuhkan dengan pelarut pengembang, caranya 2/3 bagian dari chamber dilapisi kertas

saring. Dimasukkan pelarut kedalamnya, chamber dikatakan jenuh apabila seluruh kertas sarinh=g

telah basah oleh pelarut pengembang (dicatat waktu jenuh chamber oleh uap fase gerak). Ditotolkan

larutan ekstrak yang mengandung alkaloda kasar (titik penotolan : 1,5 cm dari batas bawah ) pada

plat KLT (bentuk noda atau pita) sampai plat KLT jenuh oleh larutan ekstrak, diamkan plat KLT

selama ±15 menit, kemudian plat KLT dimasukkan ke dalam chamber yang sudah jenuh. Noda dari

titik penotolan akan merambat sampai ke garis batas pengembangan (catat/ukur batas pengembangan )

(batas pengembangan : 0,5 cm dari batas atas), dikenakan plat KLT lalu dikeringkan. Disemprot

plat KLT dengan larutan penampak bercak, diamati noda yang terjadi, dihitung harga Rf nya.

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

JUDUL PERCOBAAN: Pemisahan Senyawa Kimia dari Bahan Alam Dengan kromatografi

Lapis Tipis

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian tumbuhan yang digunakan :

Tempat pengambilan Tumbuhan :

yang digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

Visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Terindetifikasi

Warna dan harga Rf hasil UV :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Terindentifikasi

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Terindetifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

Yang terindetifikasi/terdeteksi

Page 48: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

47 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Gunakan kertas karkil (ukuran 2x10cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Kromatogram sebelum

visualisasi

Kromatogram hasil uv,

Panjang gelombang: ..... nm

Kromatogram hasil

visualisasi LP: .............

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

DATA MAHASISWA

Nama Praktikan :

NIM :

Kelas/Group :

Hari/Tgl. Percobaan :

DATA BAHAN TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Tumbuhan :

Famili Tumbuhan :

Bagian tumbuhan yang digunakan :

Tempat pengambilan Tumbuhan :

yang digunakan (Alamat)

HASIL PERCOBAAN

Warna dan harga Rf sebelum :

Visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Terindetifikasi

Warna dan harga Rf hasil UV :

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Terindentifikasi

Page 49: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

48 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Warna dan harga Rf sesudah :

visualisasi

Kesimpulan minimal senyawa yang :

Terindetifikasi

Kesimpulan akhir minimal senyawa :

Yang terindetifikasi/terdeteksi

Gunakan kertas karkil (ukuran 2x10cm) untuk gambar kromatogram hasil KLT

dibawah ini.

Kromatogram sebelum

visualisasi

Kromatogram hasil uv,

Panjang gelombang: ..... nm

Kromatogram hasil

visualisasi LP: .............

Ket. Warna:

.......................................................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN TELAH DISETUJUI JUDUL PERCOBAAN: Pemisahan Senyawa Kimia dari Bahan Alam Dengan kromatografi

Lapis Tipis

Medan, 2019

Pengawas Praktikum, Praktikum,

( ) ( )

Nama lengkap dan tanda tangan Nama lengkap dan tanda tangan

Keterangan/Catatan/Saran/Tugas Tambahan (Pengawas Praktikum)

(bila perlu)

Page 50: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

49 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Page 51: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

50 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019

Page 52: FITOKIMIA - ffar.usu.ac.idffar.usu.ac.id/images/Buku_Penuntun_Laboratorium/Penuntun-Fitoki...3 laboratorium fitokimia fakultas farmasi usu medan 2019 percobaan i, ii, iii skrining

51 LABORATORIUM FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI USU MEDAN 2019