34
PERENCANAAN GORDING Data-data yang Diketahui - Jarak antar kuda – kuda (bentang gording) = 4 m dan 5 m - Luas bangunan = 24 m x 17 m = 408 m 2 - Kemiringan atap = 22 o - Penutup atap (seng gelombang) = 10 kg/m 2 (PPIUG ‘ 83 hal 12) - Bentang kuda – kuda = 17 m - Tekanan angin = 40 kg/m 2 (PPIUG ‘ 83 hal 22) - Mutu baja = BJ 37 fy = 2400 kg/m 2 fu = 3700 kg/m 2

Fix Atap Sementara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Fix Atap Sementara

PERENCANAAN GORDING

Data-data yang Diketahui

- Jarak antar kuda – kuda (bentang gording) = 4 m dan 5 m

- Luas bangunan = 24 m x 17 m = 408 m2

- Kemiringan atap = 22o

- Penutup atap (seng gelombang) = 10 kg/m2 (PPIUG ‘ 83 hal 12)

- Bentang kuda – kuda = 17 m

- Tekanan angin = 40 kg/m2 (PPIUG ‘ 83 hal 22)

- Mutu baja = BJ 37

fy = 2400 kg/m2

fu = 3700 kg/m2

Gbr. Potongan Kuda-kuda untuk Sudut 22o

(Satuan Jarak Dalam m)

- Dipakai gording baja tipe Light Lip Channels 150 x 50 x 20 dengan tebal = 3.2

mm

Page 2: Fix Atap Sementara

- Direncanakan menggunakan 6 buah gording pada salah satu sisi miring,

sehingga jarak antar gording ¿9,19245

=1,839m

1.1 Pembebanan Struktur

Gbr. Diagram Pembebanan

Beban yang Bekerja

- Beban seng gelombang (PPIUG 1983 hal.12) sebagai beban merata

dengan perkiraan berat adalah sebesar 10 kg/m²

- Beban hidup terpusat dari orang bekerja (PPIUG 1983 pasal 3.2-2b hal.13)

adalah sebesar P = 100 kg

- Beban hidup terbagi rata dari beban air hujan sebesar (40-0,8) kg/m²

dan tidak lebih dari 20 kg/m² (PPIUG 1983 pasal 3.2-2a hal.13)

- Beban angin diambil minimum sebesar 40 kg/m² (PPIUG 1983 pasal 4.2-2

hal.22)

- Perletakan gording diasumsikan sendi-ro

Beban Mati

Berat sendiri gording (dari tabel) = 6,101 kg/m

Berat seng gelombang /m panjang = 10kg/m2x1,839 m = 18,39 kg/m

Berat sambungan = 10% (6,101 + 18,39) = 2,45 kg/m+

Berat total = 26,941 kg/m

Beban Pekerja

Page 3: Fix Atap Sementara

Beban pekerja P = 100 kg

Beban Air Hujan

w air hujan = 40-0,8 = 40 – 0,8 . 22 = 22,4 kg/m2 (diambil 20 kg/m2)

q air hujan = w air hujan x jarak antar gording = 20 x 1,839 = 36,78

kg/m

Beban Angin

Berdasarkan PPIUG 1983 tabel 4.1 koef.angin untuk gedung tertutup

dengan bentuk gambar adalah sebagai berikut:

- Koef. Angin tekan (C1) = 0,02 - 0,4

- Koef. Angin hisap (C2) = 0,4

Maka beban yang terjadi adalah:

Beban akibat angin tekan = C1 x jarak gording x Pangin

= (0,02 . 22 - 0,4) . 1,839 . 40

= 2,942 kg/m

Beban akibat angin hisap = C2 x jarak gording x Pangin

= - 0,4 . 1,839 . 40

= -29,424 kg/m

Momen yang Bekerja Pada Gording

Page 4: Fix Atap Sementara

Tinjauan gording pada lentur sumbu-y merupakan sumbu lemah (mudah

mengalami lentur) dari pada lentur sumbu-x, sehingga direncanakan

pemasangan sebuah trekstang pada L/2 = 500/2 = 250 cm (pada tengah bentang

gording). Penggunaan trekstang ini berfungsi untuk mengurangi lendutan arah

sumbu-y.

Hal ini menyebabkan tinjauan perletakan pada sumbu-y yang dianggap

sebagai balok menerus dengan tumpuan sendi.

Gmbr. Pembebanan Pada Gording

Perhitungan Statika Balok Akibat Pembebanan

Akibat Beban Mati

qx = 26,941 . cos 22o = 24,979 kg/m

qy = 26,941 . sin 22o = 10,092 kg/m

- Arah lentur x

Mxmax =

18 . qx cos . L2 =

18 . 24,979 . 52 = 78,059 kgm

Page 5: Fix Atap Sementara

- Arah lentur y

Faktor kekakuan

KCA : KCB =

3EI2,5 :

3EI2,5 = 1 : 1

KCA = KCB = 0.5

Momen primer

MCA = - MCB=

112 . qy . L2

=

112 . 10,092. 2,52 = 5,256 kgm

Tabel Distribusi Momen

Titik CBatang CA CB

Koefisien distribusi 0,5 0,5

Momen Primer -5,2560

5,2560

Makhir (kgm) -5,256 5,256

Pumax =

12 . 6 . 26,941 = 80,823 kg

Akibat Beban Pekerja

Px = 100 . cos 22 o = 92,718 kg

Py = 100 . sin 22 o = 37,461 kg

Ditinjau hanya pada arah lentur x karena merupakan nilai terbesar.

Page 6: Fix Atap Sementara

Mxmax =

14 . Px . L =

14 . 92,718. 5

= 115,898 kgm

Pumax =

12 . P =

12 .100

= 50 kg

Akibat Beban Angin

qx tekan = 2,942. cos 22o = 2,728 kg/m

qx hisap = 29,424. sin 22o = 11,022 kg/m

- Arah lentur x

Angin Tekan

Mxmax =

18.2 ,728 .52

= 8,525 kgm Puxmax =

12.5 . 2 ,728

= 6,82 kg

Angin Hisap

Page 7: Fix Atap Sementara

Mxmax =

18.−11 ,022.52

= -

34,444 kgm

Puxmax =

12.5 .−11 ,022

= -27,555

kg

- Arah lentur y

Beban angin diasumsikan bekerja tegak lurus pada gording

(arah lentur x) sehingga pada arah lentur y tidak ada beban angin

yang bekerja.

Pumax =

12 . 5 . 2,942 = 7,355 kg

Akibat Beban Air Hujan

qx = 36,78. cos 22o = 34,102 kg/m

qy = 36,78. sin 22o = 13,778 kg/m

- Arah lentur x

Mxmax =

18.34 ,102.52

= 106,569 kgm

- Arah lentur y

Page 8: Fix Atap Sementara

Faktor kekakuan = KCA : KCB =

3EI2,5 :

3EI2,5 = 1 : 1

KCA = 0,5 KCB = 0,5

Momen primer

MCA = -MCB

=

112 . qy . L2 =

112 . 13,778 . 52 = 28,704 kgm

Tabel Distribusi Momen

Titik CBatang CA CB

Koefisien Distribusi 0,5 0,5

Momen Primer -28,7040

28,7040

Makhir (kgm) -28,704 28,704

Pumax =

12 . 5 . 36,78= 91,95 kg

Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan menurut SNI 2002 pasal 6.2.2. hal.13, maka

kombinasi pembebanan adalah sebagai berikut:

I. 1,4 D

II. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)

III. 1,2 D + 1,6 (La atau H) + (L.L atau 0,8 W)

IV. 1,2 D + 1,3 W + L.L + 0,5 (La atau H)

V. 1,2 D + 1,0 E + L.L

VI. 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)

Dimana:

D = beban mati

L = beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung

La = beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja

Page 9: Fix Atap Sementara

H = beban hujan

W = beban angin

E = beban gempa

Pembebanan Arah Lentur x

D = 78,059 kgm

L = 0 kgm

La = 115,898 kgm

H = 106,569 kgm

W = 8,525 kgm

E = 0 kg

- Kombinasi I

1,4 D = 1,4 (78,059)

= 109,226 kgm

- Kombinasi II

1,2 D + 1,6 L + 0,5 La = 1,2 (78,059) + 1,6 . 0 + 0,5 . 115,898

= 151,6198 kgm

- Kombinasi III

1,2 D + 1,6 La + 0,8 W = 1,2 (78,059) + 1,6 . 115,898+ 0,8 . 8,525

= 285,9276 kgm

- Kombinasi IV

1,2 D +1,3 W+ L.L+0,5 La = 1,2 (78,059) + 1,3 . 8,525+ 0 + 0,5 .

115,898

= 162,7023 kgm

- Kombinasi V

1,2 D + 1,0 E + L.L = 1,2 (78,059) + 0 + 0

= 93,6708 kgm

- Kombinasi VI

0,9 D ± 1,3 W = 0,9 (78,059) ± 1,3 . 8,525

= 81,3356 kgm

Dipilih kombinasi terbesar yaitu, kombinasi III sebesar 285,9276 kgm

Page 10: Fix Atap Sementara

Pembebanan Arah Lentur y

D = 5,226 kgm

L = 0 kg m

La = 0 kg m

H = 28,704 kgm

W = 0 kgm

E = 0 kgm

- Kombinasi I

1,4 D = 1,4 (5,226)

= 7,3164 kgm

- Kombinasi II

1,2 D + 1,6 L + 0,5 H = 1,2 (5,226) + 1,6 . 0 + 0,5 . 28,704

= 20,6232 kgm

- Kombinasi III

1,2 D + 1,6 La + 0,8 W = 1,2 (5,226) + 1,6 . 0 + 0,8 . 0

= 6,2712 kgm

- Kombinasi IV

1,2 D + 1,3 W+ L.L+0,5 H = 1,2 (5,226) + 1,3 . 0 + 0 + 0,5 .

28,704

= 20,6232 kgm

- Kombinasi V

1,2 D + 1,0 E + L.L = 1,2 (5,226) + 1,0.0 + 0

= 6,2712 kgm

- Kombinasi VI

0,9 D ± 1,3 W = 0,9 (5,226) ± 1,3 . 0

= 4,7034 kgm

Dipilih kombinasi terbesar yaitu, kombinasi II sebesar 20,6232 kgm

1.2 Desain Penampang

Dicoba Gording Profil C3 x 4,1 dengan Mutu Baja A37

Data yang digunakan:

Mutu baja profil (fy) = 240 Mpa = 2400 kg/cm2

Page 11: Fix Atap Sementara

Fr (Tegangan tekan residu rata-rata) = 70 Mpa (SNI’02 hal.31)

Fu = 370 Mpa = 3700 kg/cm2

q = 4,1 lb/ft = 6,1008kg/m

bf = 1,41 inch = 3,5814 cm

tf = 0,273 inch = 0,6934 cm

h = 3 inch = 7,62 cm

d = 0,98 inch = 2,5 cm

tw = 0,170 inch = 0,4318 cm

A = 1,21 inch2 = 7,8064 cm2

E = 21x105 kg/cm2

G = 7,72x105

Sx = 1,1 inch3 = 18,0257 cm3

Sy = 0,202 inch3 = 3,3102 cm3

Ix = 1,66 inch4 = 69,094 cm4

Iy = 0,197 inch4 = 8,199 cm4

Zx = 1,3 inch3 = 21,3031 cm3

Zy = 0,401 inch3 = 6,5712 cm3

Kontrol Penampang

Sayap

λ=bft f

= 1 ,410 ,273

=5 ,165

λ p=170

√Fy=170

√240=10 ,9735

λr=370

√Fy−Fr=370

√240−70=28 ,3777

λ≤λ p Penampang kompak

Badan

λ= htw

= 30 ,170

=17 ,647

λ p=1680

√Fy=1680

√240=108 ,444

λr=2550

√Fy−Fr=2550

√240−70=195 ,576

λ≤λ p Penampang kompak

Kontrol Momen

Momen dengan sumbu lentur x, Mux = 285,9276 kgm = 28592,76 kgcm

Momen dengan sumbu lentur y, Muy = 20,6232 kgm = 2062,32 kgcm

Karena penampang kompak maka digunakan:

Lentur x

Mn = Mp = Fy . Zx

= 2400 . 21,3031

= 51127,4 kgcm

Φ b.Mn = 0,90 . 51127,4 = 46014,7

kgcm

Φ b.Mn > Mux

Page 12: Fix Atap Sementara

46014,7 kgcm > 28592,76

kgcm ..OK!

Lentur y

ΦMny = 0,90.Fy.Zy

= 0,90.2400.6,5712

= 15770,8 kgcm

ΦMny > Muy

15770,8 kgcm > 2062,32 kgcm...OK!

ZxSx

=21 ,303118 ,0257

=1,182 < 1,5 ...OK!

Kontrol Geser

Kekuatan geser sebuah balok harus memenuhi:

Φ v.Vn > Vumax………. (SNI’02, pasal8.8-1 hal.45)

Kontrol rasio tinggi/ tebal profil:

htw

=7 ,620 ,43

=17 ,647

Syarat :

htw

≤1,1√ Kn .EFydengan Kn=5+ 5

(a h)2

a = d – 2.tf = 2,5 – 2 . 0,6934 = 1,113 cm

Kn=5+ 5

(1 ,113 7 ,62)2=13 ,0818

7 ,620 ,43

≤1,1√. 13 ,0818 x21000002400

17 ,647≤117 ,6877 . .. .. . .OK !!

Vu didapat dari kondisi pembebanan yang paling menentukan, yaitu:

(kombinasi III)

Vuv = 1,2D + 1,6La + 0,8W

= 1,2 . 80,823 + 1,6 . 50 + 0,8.

7,355

= 182,8716 kg

Vux = Pu cos 22o

= 182,8716 cos 22o

= 169,5556 kg

Vuy = Pu sin 22o

= 182,8716 sin 22o

Page 13: Fix Atap Sementara

= 68,505 kg

Vumax = 169,5556 kg

Karena

htw

≤1,1√ Kn .EFy maka

Vn = 0,6.Fy.Aw

Vn = 0,6.2400.(d.tw)

= 0,6.2400.(2,5.0,4318)

= 1554,48 kg

Φ v.Vn = 0,9. 1554,48

= 1339,032 kg

Φ v.Vn > Vumax 1339,032 kg > 169,5556

kg...OK!

Kontrol Lendutan

Syarat batas lendutan maksimum oleh SNI’02 hal.15 adalah:

fx =

Lx240

=500240

=2 ,083cm

fy =

L y

240=250240

=1 ,042cm

Lx = Jarak antar Kuda-Kuda = 5 m = 500 cm

Ly = 0,5 x Jarak antar kuda-kuda = 2,5 m = 250 cm

Ix profil = 69,0942 cm4

Iy profil = 8,1997 cm4

Lendutan maksimum yang terjadi akibat beban dihitung berdasarkan lendutan

maksimum dengan perletakan balok jepit-jepit di kedua ujungnya.

Untuk Beban Merata : f max

q .l4

384 EI

Untuk Beban Terpusat : f max

q . l3

1924 EI

Pembebanan

Searah sumbu y

- Beban terpusat = Beban Pekerja = 100. Sin 22o = 37,461kg

- Beban Merat = Beban Mati + Beban Hidup/ Hujan + Beban Angin

= (26,941 + 36,78) sin 22o + 2,942

= 23,870 + 2,942

= 26,812 kg/m = 0,26812 kg/cm

Page 14: Fix Atap Sementara

Fy =

0 ,26812x 2504

384 x 2100000x 8 ,1997+37 , 461x 250

3

192 x2100000 x 8 ,1997

=

1,0473 x109

6 ,612 x109+ 0 ,5853 x10

9

3 ,306 x109

= 0,1584 + 0,177

= 0,3354 cm < 1,042 cm…..(OK!!)

Searah sumbu x

- Beban terpusat = Beban Pekerja = 100. Cos 22o = 92,7184 kg

- Beban Merat = Beban Mati + Beban Hidup/ Hujan + Beban Angin

= (26,941 + 36,78) cos 22o + 2,942

= 59,0811 + 2,942

= 62,0231 kg/m = 0,620231 kg/cm

Fy =

0 ,620231 x 5004

384 x 2100000x 69 ,0942+92 ,7184 x500

3

192 x2100000 x69 ,0942

=

3 ,8764 x1010

5 ,572x 1010+ 1 ,159 x10

10

2 ,786 x1010

= 0,6957 + 0,416

= 1,1117 cm < 2,083 cm…..(OK!!)

Kontrol Terhadap Tegangan Total

Momen lentur yang terjadi arah sumbu x dan y diakibatkan hanya oleh

gaya tekuk saja.

Muxφ .Mn x

+Mu y

φ .Mn y

≤ 1

Diketahui: Mux=28592,76

kgcm

Muy = 2062,32

kgcm

Page 15: Fix Atap Sementara

Φb.Mnx=46014,7 kgcm Φb.Mny= 15770,8 kgcm

Maka,

28592 ,7646014 ,7

+2062 ,3215770 ,8

≤ 1

0,6214 + 0,1308 ≤ 1

0,7522 ≤ 1….(OK!!)

Kesimpulan:

Dari perhitungan kontrol lendutan di atas didapatkan lendutan yang terjadi baik

untuk lendutan searah sumbu x maupun lendutan searah sumbu y kurang dari

batas lendutan maksimumnya, dengan demikian profil chanel 3 x 4,1 aman

terhadap lendutan yang terjadi. Maka untuk gording digunakan profi “Chanel 3 x

4,1”.

Page 16: Fix Atap Sementara

PERENCANAAN IKATAN ANGIN

Ikatan angin dipasang untuk menerima gaya-gaya yang bekerja sejajar

dengan arah memanjang bangunan, dan tegak lurus terhadap bidang kerja,

sebagai akibat dari adanya tekanan angin. Angin yang bekerja tegak lurus arah

memanjang gording (dari samping kanan dan kiri) dapat ditahan oleh portal.

Gbr. Ikatan angin

Direncanakan ikatan angin di ikat diantara rafter yang satu dengan rafter

yang lain, dimana pada tiap rafter baik kiri maupun kanan mempunyai dua

bagian ikatan angin.

Page 17: Fix Atap Sementara

3.1 Pembebanan Struktur

Koefisien angin Berdasarkan PPIUG 1983 pasal 4.3 (Tabel 4.1) didapat :

Koefisien angin depan/muka = 0,9 (tekan)

Koefisien angin belakang = -0,4 (tarik)

Beban angin yang diperhitungkan memakai koefisien 0,9

Jadi Wangin = 0,9 x 40 kg/m2 = 36 kg/m2

Berdasarkan skema luasan akan didapat nilai P yang berupa besar gaya yang

terjadi akibat tekanan angin (koefisien 0,9) yang bekerja pada tiap join ikatan

angin.

P1 = 0,5 x (16 + 17,4) 3,4 x 36 = 2044,08 kg

P2 = 0,5 x (17,4 + 18,8) 3,4 x 36 = 2215,44 kg

P3 = 0,5 x (18,8 + 19,5) 1,7x 36 = 1171,98 kg

Sehingga Pmax = 2215,44 kg

3.2 Ikatan Angin Pada Atap

Gaya angin diterima oleh ikatan angin atap yang membentuk sudutα , yaitu

sudut antara ikatan angin atap dan bentang antar gording.

Tg α = 2,5 x jarak antar gording

jarak antar kuda−kuda=2,5 x1 ,839

5=0 ,9195

, maka α = 42,60

P =

Pmaxcos α

= 2215 ,44cos 42 ,6o

=3009 ,711kg…….(tarik)

Pu = 1,3 P = 1,3 (3009,711) = 3912,6243 kg

Perhitungan Dimensi Ikatan Angin

• Keruntuhan leleh

Pu ≤ Ø Pn .......... dengan Ø = 0,9

Pu ≤ 0,9 Fy.Ag

Page 18: Fix Atap Sementara

Ag ¿

Pu

0,9 ,F y

= 3912,62430,9 . (2400)

= 1 ,8114 cm2 = 181 ,14 mm2

• Keruntuhan retakan/putus

Pu ≤ Ø Pn .......... dengan Ø = 0,75 , dan Pn = 0,75. Ab. Fu

Pu ≤ Ø (0,75.Ab Fu)

Ab ¿

Pu

0 ,75.0 ,75 .Fu

= 3912 ,62430 ,75.0 ,75 . (3700 )

= 1 ,88 cm2 = 188 mm2

Untuk dimensi ikatan angin atap diambil nilai luas tulangan terbesar yang

diperlukan yaitu:

As = 188 mm2

As = ¼.п.d2

d = √ 4 . As3 ,14= √ 4 x (188 )

3 ,14= 15 ,47 mm

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan keruntuhan retak dan keruntuhan leleh, maka dimensi

ikatan angina yang digunakan adalah tulangan polos baja dengan mutu A37, Ф16

mm.

Page 19: Fix Atap Sementara
Page 20: Fix Atap Sementara

PERENCANAAN TREKSTANG

Trekstang digunakan untuk mengurangi lendutan searah lentur y.

Direncanakan sebagai batang tarik karena memiliki inersia yang kecil. Trekstang

dihitung berdasarkan trekstang teratas yang terkait dengan balok knok

bubungan sehingga menahan beban trekstang yang ada dibawahnya.

Data:

Berat gording = 6,101 kg/m

Ruas atap kiri = Ruas atap kanan

Panjang bentang miring (jarak antar gording) = 1,839 m

Jarak trekstang = jarak antar kuda-kuda :2 = 2,5 m

Wa = 36,78 kg/m2 (beban air hujan)

Fy = 240 Mpa, Fu = 370 Mpa

Jumlah gording = 6 kiri + 6 kanan = 12 gording

Gbr. Posisi Trekstang Terhadap Kuda-kuda dan Gording

1.1 Pembebanan Struktur

Beban Mati

Berat atap = 10 x 1,839 x

52 x sin 22o = 17,223 kg

Berat gording =

52 x 6,101 x sin 22o = 5,714 kg

Beban sambungan = 10% (17,223+ 5,714) = 2,2937 kg

Page 21: Fix Atap Sementara

Beban mati (D) = 17,223+ 5,714+ 2,2937 = 25,2307 kg

Beban Pekerja

Beban pekerja (La) = 100 x sin 22o = 37,461 kg

Beban Hujan

Beban hujan = 36,78 x 1,839 x

52 x sin 22o = 63,344 kg

Beban Angin

Beban angin diasumsikan bekerja tegak lurus terhadap gording (lentur x)

sehingga pada trekstang tidak bekerja gaya angin.

Kombinasi Pembebanan

1,4D

= 1,4 . 25,2307 = 35,3223 kg

1,2D + 1,6L

= 1,2 . 25,2307+ 1,6.0 = 30,277 kg

1,2D + 1,6H + 0,8W

= 1,2 . 25,2307+ 1,6 . 63,344 + 0,8 .0 = 131,627 kg

1,2D + 1,3W + γL.L + 0,5H

= 1,2 . 25,2307+ 1,3 . 0 + γL . 0 + 0,5 . 63,344 = 61,949 kg

1,2D + 1,0E + γL.L

= 1,2 . 25,2307+ 1,0 . 0 + γL . 0 = 30,277 kg

0,9D + 1,3W

= 0,9 . 25,2307+ 1,3 . 0 = 22,707 kg

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui besarnya Pmax = 131,627 kg

Jumlah gording tiap sisi = 6 buah

Maka beban total sebesar ∑ P= 6 . 131,627= 789,762 kg

Page 22: Fix Atap Sementara

2.2 Perhitungan Dimensi Trekstang

Pu = 789,762 kg dengan Mutu baja A37

• Berdasarkan keruntuhan leleh Φ b Pn > Pu

0,90.Fy.Ag > 789,762 kg

0,90.2400.Ag > 789,762 kg

Ag > 0,366 cm2

1/4.π.D2 > 0,366 cm2

D > 0,683cm = 6,83 mm ≈ 7 mm

• Berdasarkan keruntuhan retak Φ b Pn > Pu

0,75.Fu.Ag > 789,762 kg

0,75.3700.Ag > 789,762 kg

Ag > 0,285 cm2

1/4.π.D2 > 0,285 cm2

D > 0,6025 cm = 6,025 mm ≈ 7 mm

Kesimpulan:

Berdasarkan perhitungan keruntuhan retak dan keruntuhan leleh, maka dimensi

trekstang yang digunakan adalah tulangan polos baja dengan mutu A37, Ф7.

Page 23: Fix Atap Sementara

PERENCANAAN RANGKA KUDA - KUDA

Data-data yang Diketahui

- Penutup atap seng (PPIUG 1983) = 10 kg/m2

- Berat gording = 6,101 kg/m

- Panjang Bentang Miring = 9,1924 m

- Jarak antar gording = 1,839 m

- Tekanan angin = 40 kg/m2

- Bentang kuda-kuda = 17 m

- Jarak antar kuda-kuda = 5 m

- Fy = 2400 kg/cm2 = 34 ksi

- Fu = 3700 kg/cm2 = 53 ksi

- Dicoba double angle 2,5 x 2 x 0,25dengan berat = 7,24 lb = 10,774 kg/cm

4.1 Pembebanan Struktur

Untuk berat sendiri baja diambil sebesar 7850kg/m3 (PPIUG 1983)

- Gording : 6,101 x 5 x 12 = 366,06 kg

- Atap : 10 x 5 x ( 9,1924 x 2) = 919,24 kg

- Trextang : 7850 x 0.25 x 0.0072x (10 X 1,839) = 5,553 kg

- Ikatan Angin : 7850 x 0.25 x 0.0162 x 64,538 = 101,811 kg

- Berat Sendiri : (10,774 x 79,042) = 851,599 kg

Total = 2244,263 kg

- Perkiraan alat sambung = 10% x 2244,263 = 224,4263

kg

- Beban total = 2244,263 + 224,4263 = 2468,6893

kg

Gaya Tiap Titik Buhul :

P=DL

n=2468 ,689310

=246 ,869 kg

12P=123 ,4345 kg

Page 24: Fix Atap Sementara

Beban Hidup

Berdasarkan PPIUG 1983, beban hidup pada atap atau bagian atap serta tudung

(canopy) yang dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus diambil minimum

sebesar 100 kg/m2 bidang datar.

Pi = 100 kg

Beban Angin

Untuk angin dari arah kanan

Sisi tekan

P = 6,82 kg

PH = 6,82 coz 22 = 6,323 kg

PV = 6,82 sin 22 = 2,555 kg

Sisi Hisap

P = -27,55 kg

PH = -27,55 coz 22 = -25,544 kg

PV = -27,55 sin 22 = -10,320 kg

Adapun untuk angin dari kiri, maka gaya yang bekerja berlaku sebaliknya

Ilustrasi Pembebanan Yang Terjadi

1. Akibat Beban Mati

P = 246,869 kg

½ P = 123,4345 kg

Page 25: Fix Atap Sementara

2. Akibat Beban Hidup

P = 100 kg

½ P = 50 kg

3. Akibat Beban Angin

Untuk angin dari arah kiri dan kanan :

Sisi tekan

P = 6,82 kg

PH = 6,82 coz 22 = 6,323 kg

PV = 6,82 sin 22 = 2,555 kg

Sisi Hisap

P = -27,55 kg

PH = -27,55 coz 22 = -25,544 kg

PV = -27,55 sin 22 = -10,320 kg

Page 26: Fix Atap Sementara

Kombinasi Pembebanan Yang Dipakai Dalam Perhitungan

* Kombinasi Pembebanan

Kombinasi pembebanan menurut SNI 2002, kombinasi pembebanan adalah

sebagai berikut :

1. 1,4 D

2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 La

3. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 H

4. 1,2 D + 1,6 La + (γL.L atau 0,8 W)

5. 1,2 D + 1,6 H + (γL.L atau 0,8 W)

6. 1,2 D + 1,3 W + γL.L + 0,5 La

7. 1,2 D + 1,3 W + γL.L + 0,5 H

8. 1,2 D ± 1,0 E + γL.L

9. 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)

Keterangan :

D = Beban mati

L = Beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung

La = Beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja

H = Beban hujan

W = Beban angin

E= Beban gempa

Page 27: Fix Atap Sementara

Beban Vertikal

Pada sisi angin tekan

Pvt = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W 1/2 Pvt = 229,1434 kg

= 1,2 (246,869) + 1,6(100) + 0,8 (2,555)

= 458,2868 kg

Pada sisi angin hisap

Pvh = 1,2 D + 1,6 La + 0,8 W 1/2 Pvt = 223,9934 kg

= 1,2 (246,869) + 1,6(100) + 0,8 (-10,320)

= 447,9868 kg

Beban Horizontal

Pada sisi angin tekan

PHt = 0,9 D + 1,3 W 1/2 Pvt = 115,201 kg

= 0,9 (246,869) + 1,3 (6,323)

= 230,402 kg

Pada sisi angin hisap

PHh = 0,9 D + 1,3 W 1/2 Pvt = 94,48745 kg

= 0,9 (246,869) + 1,3 (-25,544)

= 188,9749 kg

Perhitungan stadpro dan sambungan belum. Menyusul pak.

Page 28: Fix Atap Sementara