Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    1/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Blok Sistem Hematologi dan Limfatik adalah blok kedelapan pada

    semester III dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas

    Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini

    dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A Anemia Defisiensi Besi yang

    memaparkan kasus mengenai Ny. Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik

    penyakit dalam dengan keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan

    yang lalu dan bertambah sejak 1 minggu terakhir. Menurut keluarga, nafsu

    makan Ny. Ratna berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny. Ratna hanya

    mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya makan nasi

    dan sayuran tanpa lauk pauk. Satu bulan yang lalu Ny. Ratna pernah dibawa

    berobat ke dokter praktek umum dan dikatakan mengalami kurang darah

    sehingga ia diberi vitamin penambah darah. Setelah mengkonsumsi vitamin

    penambah darah, nafsu makan Ny. Ratna agak meningkat. Ny. Ratna masih

    mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal bersama anaknyayang bekerja sebagai buruh harian lepas.

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

    1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari

    sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

    Muhammadiyah Palembang.

    2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode

    analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.

    3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    2/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Data Tutorial

    Tutor : dr. Dwi Ris Ariyanto

    Moderator : Ahmad Ramadhanu

    Sekretaris Meja : Amelia Mahmudah

    Sekretaris Papan : Hasnawati

    Waktu : Senin, 22 September 2014 (Tutorial Ke-1)

    Rabu, 24 September 2014 (Tutorial Ke-2)

    Rule Tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.

    2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat.

    3. Berbicara yang sopan dan penuh tata karma.

    2.2 Skenario Kasus

    Ny Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik penyakit dalam dengan

    keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah sejak

    1 minggu terakhir. Menurut keluarga, nafsu makan Ny Ratna berkurang sejak 1bulan terakhir. Ny Ratna hanya mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia

    makan, hanya makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk. Satu bulan yang lalu Ny

    Ratna pernah dibawa berobat ke dokter praktek umum dan dikatakan mengalami

    kurang darah sehingga ia diberi vitamin penambah darah. Setelah mengkonsumsi

    vitamin penambah darah, nafsu makan Ny Ratna agak meningkat. Ny Ratna masih

    mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal bersama anaknya yang

    bekerja sebagai buruh harian lepas.

    Pemeriksaan fisik:

    Keadaan umum: tampak pucat, TD 100/60 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24x/menit,

    suhu 36,8o C, TB 160 cm, BB 50 kg.

    Keadaan khusus:

    Kepala: konjungtiva pucat, cheilitis (+), atropi papil (+)

    Leher: JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)

    Thoraks: jantung dan paru normal

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    3/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    3

    Abdomen: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba

    Ekstremitas: telapak tangan dan kaki pucat, koilonikia (-)

    Pemeriksaan laboratorium:

    Darah: Hb 8,1 g/dl, RBC 3,800.000/mm3

    , leukosit 8000/mm3

    , LED 25 mm/jam,

    hitung jenis 0/1/20/58/20/1 Ht 30 vol %.

    2.3 Seven Jump Steps

    2.3.1 Klarifikasi istilah

    1. Poliklinik : Tempat pengobatan umum

    2.

    Pusing : Rasa tidak enak pada kepala

    3.

    Lelah : tidak bertenaga4.

    Kurang daerah : Penurunan jumlah normal eritrosit, banyaknya

    hemoglobin (volum sel darah merah dalam

    darah)

    5.

    Vitamin penambah darah : Setiap kelompok substansi organik yang

    berfungsi untuk menambah darah

    6. Menstruasi : kelainan fisiologi dan siklik berupa pengeluaran

    secret yang terdiri dari darah dan jaringan

    mukosa dari uterus nongravid melalui vagina

    7. Buruh harian lepas : Buruh yang menerima gaji atau upah setiap hari

    berdasarkan hari dia masuk kerja

    8. Cheilitis : Peradangan pada bibir

    9. Atropi papil : Pengecilan sel jaringan dan organ pada tonjolan

    yang tersebar pada lidah

    10. Konjungtiva : Membran halus yang melapisi kelopak mata dan

    mentupi kelopak mata

    11. JVP : (Jugularis Vena Pressure) tekanan sistem vena

    yang diamati secara tidak langsung

    12. Koilonikia : distrofi kuku jari dengan kuku menjadi tipis dan

    cekung dengan tepi meninggi

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    4/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    4

    2.3.2 Identifikasi Masalah

    1.Ny. Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik penyakit dalam dengan

    keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah

    sejak 1 minggu terakhir.2. Menurut keluarga, nafsu makan Ny. Ratna berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny.

    Ratna hanya mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya

    makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk.

    3. Satu bulan yang lalu Ny. Ratna pernah dibawa berobat ke dokter praktek umum

    dan dikatakan mengalami kurang darah sehingga ia diberi vitamin penambah

    darah. Setelah mengkonsumsi vitamin penambah darah, nafsu makan Ny. Ratna

    agak meningkat.

    4.Ny. Ratna masih mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal

    bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh harian lepas.

    5.

    Pemeriksaan fisik:

    Keadaan umum: tampak pucat, TD 100/60 mmHg, Nadi 110x/menit, RR

    24x/menit, suhu 36,8o C, TB 160 cm, BB 50 kg

    Keadaan khusus:

    Kepala: konjungtiva pucat, cheilitis (+), atropi papil (+)

    Leher: JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)

    Thoraks: jantung dan paru normal

    Abdomen: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba

    Ekstremitas: telapak tangan dan kaki pucat, koilonikia (-)

    6. Pemeriksaan laboratorium:

    Darah: Hb 8,1 g/dl, RBC 3,800.000/mm3, leukosit 8000/mm3, LED 25

    mm/jam, hitung jenis 0/1/20/58/20/1 Ht 30 vol %.

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    5/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    5

    2.3.3 Analisis Masalah

    1. Ny Ratna, 40 tahun, diantar keluarga ke poliklinik penyakit dalam dengan

    keluhan mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah

    sejak 1 minggu terakhir.a. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamin, dan keluhan yang dialami Ny.

    Ratna?

    Jawab:

    Anemia merupakan kelainan yang sering dijumpai pada wanita

    dibandingkan pada pria. Diperkirakan lebih dari 30% penduduk dunia atau

    1500 juta orang menderita anemia dengan sebagian besar tinggal di daerah

    tropik. Hal ini terkait dengan menstruasi yang dialami oleh wanita. Selain

    menstruasi, kehamilan dan menyusui juga ada kaitannya dengan anemia

    defisiensi besi karena kebutuhan besi meningkat. (Sudoyo, 2009)

    a.

    Hubungan usia

    Seiring bertambahnya usia, stamina akan menurun serta organ-organ

    yang bekerja pada tubuh mengalami penurunan fungsi organ secara

    bertahap. Adanya penyakit tertentu yang menjadi faktor predisposisi

    dari keluhan pasien seperti adanya osteoarthritis yang memiliki

    makna tertentu bagi tubuh pasien itu sendiri (Isselbacher et al, 2000).

    b.

    Jenis Kelamin

    Faktor resiko. Karena perempuan kehilangan darah selama

    menstruasi, perempuan pada umumnya berada pada risiko yang lebih

    besar anemia kekurangan zat besi. Hormon yang mempengaruhi

    proses penuaan adalah estrogen. testosteron, tiroid, glukokortikoid,

    tiroid dan hormon pertumbuhan. Dengan adanya penggantian

    hormon ini akan membantu pergantian sel-sel tubuh dan

    mempertahankan fungsi tubuh (Isselbacher et al, 2000).

    Perempuan umur 40 tahun, perempuan subur yang masih mengalami

    menstruasi normal, dan sering mengalami anemia defisiensi besi. Keluhan

    Ny. Ratna banyak kehilangan zat besi dalam tubuhnya yang keluar melalui

    menstruasi sehingga membutuhkan zat besi yang banyak tetapi intake yang

    rendah yang di konsumsi Ny. Ratna sehingga pasokan besi daam tubuh

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    6/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    6

    berkurang dan bahkan habis. Akibat kadar Hb dalam darah berkurang dan

    tubuh berkompensasi berupa mudah lelah dan sering pusing.

    b.

    Faktor apa saja yang dapat menyebabkan pusing?Jawab:

    Cephalgia penyebabnya multifaktorial, seperti kelainan emosional, cedera

    kepala, demam, dan kelainan vaskuler intracranial otot. (Marcus, 2007)

    c.

    Bagaimana mekanisme pusing?

    Jawab:

    Intake yang inadekuat (makanan yang mengandung Fe berkurang)

    cadangan Fe kekurangan yang berlanjut Cadangan Fe kosong

    penyediaan Fe untuk eritropoesis berkurang eritropoesis terganggu

    proses pembentukan eritrosit kadar Hb produksi/jumlah eritrosit

    memburuknya aliran darah pada arteri suplai oksigen dan nutrisi

    terganggu pasokan glukosa dan O2 di otak mengalami penurunan

    ganguan pada saraf di otak gangguan keseimbangan rasa melayang

    pusing. (Sudoyo, 2009)

    d.

    Bagaimana mekanisme lelah?

    Jawab:

    Asupan makanan yang mengandung fe tidak adekuat cadangan fe

    berkurang, lambat laun cadangan besi kosong eritropoiesis terganggu

    kadar Fe menurun penurunan fungsi myoglobin dan gliserofosfat

    oksidase enzim sitokrom gangguan glikolisispenumpukan asam laktat

    mudah lelah (Sudoyo, 2009)

    e. Apa makna mudah lelah dan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu dan

    bertambah berat sejak 1 minggu terakhir?

    Jawab:

    Mudah lelah dan pusing merupakan salah satu gejala anemia. Gejala umum

    anemia atau sindrom anemia (anemic syndrome) adalah gejala yang timbul

    pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah menurun

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    7/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    7

    sedemikian rupa di bawah titik tertentu, gejala mudah lelah dan pusing

    timbul karena anoksia organ target dan mekanisme kompensasi tubuh

    terhadap penurunan hemoglobin. Salah satu anemia yang paling sering

    terjadi adalah anemia defisiensi besi, penyebabnya adalah kekurangan zatbesi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari atau kehilangan zat besi

    dalam jumlah yang banyak atau menstruasi pada wanita. Makna mudah

    lelah dan sering pusing sejak 2 bulan lalu dan makan nasi serta sayuran

    adalah sudah terjadi defisiensi besi secara kronik. Kadar simpanan besi

    dalam tubuh (feritin) semakin berkurang, sehingga keluhan bertambah berat.

    (Bakta, dkk. 2006)

    f. Sistem apa yang terlibat dalam mekanisme pusing dan lelah?

    Jawab:

    Sistem yang terlibat dengan keluhan lemah dan pusing yaitu sistem

    kardiovaskuler yang berhubungan dengan keluhan seperti lesu, cepat lelah,

    dan takikardi serta sistem saraf yang berkaitan dengan pusing, sakit kepala,

    dan perasaan dingin pada ekstremitas. (Bakta, 2006)

    2. Menurut keluarga, nafsu makan Ny. Ratna berkurang sejak 1 bulan terakhir. Ny.

    Ratna hanya mengkonsumsi separuh porsi makanan yang biasa ia makan, hanya

    makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk.

    a. Bagaimana fisiologi nafsu makan?

    Jawab:

    Pengaturan asupan makanan jangka panjang berkaitan dengan efek kadar

    glukosa, asam amino, dan lipid dalam darah terhadap rasa lapar dan perilaku

    makan. Telah diketahui bahwa penurunan kadar gula darah akan

    menimbulkan rasa lapar, yang menimbulkan suatu hal yang disebut teori

    glukostatik pengaturan rasa lapar dan perilaku makan. Beberapa penelitian

    serupa juga menunjukkan bahwa efek yang sama dihasilkan dari kadar asam

    amino dan produk pemecahan lipid seperti asam keto dan beberapa asam

    lemak dalam darah, yang kemudian menghasilkan teori pengaturan

    lipostatik dan aminostatik. Yaitu, bila ketersediaan salah satu dari ketiga zat

    makanan tersebut berkurang, nafsu makan akan meningkat, yang akhirnya

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    8/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    8

    akan mengembalikan kadar zat tersebut dalam darah menjadi normal.

    (Guyton, 2007)

    b.

    Faktor apa saja yang menyebabkan nafsu makan berkurang?Jawab:

    1.

    Keadaan sinyal syaraf yang berhubungan dengan hormon dan enzim

    ketika lambung kosong atau terisi, harus dalam keadaan berfungsi

    dengan baik.

    2.

    Banyak sedikitnya hormon (Leptin, Ghrelin, Insulin dan Colecistokinin)

    dan keadaan sel-sel jaringan sekresinya tidak dalam keadaan rusak

    3.

    Distensi gastrointestinal atau proses pengisian makanan dari mulut ke

    lambung dan usus berjalan dengan normal dan wajar secara fisiologis.

    4. Psikologis dan lingkungan berhubungan dengan perilaku makan yang

    kadang ditentukan oleh kondisi lingkungan, sosial dan mental yang

    dapat dikendalikan secara sadar.

    5. Gangguan pada proses makan yaitu gejala atau tanda adanya

    penyimpangan, kelainan dan penyakit yang sedang terjadi pada tubuh

    seseorang. (Sheerwood L, 2011)

    c.

    Bagaimana hubungan mengkonsumsi separuh porsi makan dengan keluahan

    yang dialami?

    Jawab:

    Porsi makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan gizi dan

    mineral Ny. Ratna yang akan berdampak terhadap metabolisme tubuh Ny.

    Ratna Dengan tidak adanya sumber mineral besi, makan dapat

    dimungkinkan Ny. Ratna akan kekurangan besi dalam darah. Ny Ratna

    mengalami penurunan nafsu makan, sehingga hanya mengkonsumsi separuh

    porsi makan hal tersebut mengakibatkan intake untuk kebutuhan akan zat

    besi dan nutrisi lainnya menjadi berkurang, hal ini akan mengakibatkan

    penghambatan pembentukan Hb yang mengakibatkan Hb dalam sirkulasi

    berkurang serta pasokan oksigen ke jaringan akan berkurang dan

    menyebabkan timbulnya keluhan yang dialami Ny. Ratna. (Ganong, 2011)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    9/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    9

    d. Makanan apa saja yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari?

    Jawab:

    Empat Sehat Lima Sempurna yakni terdiri dari berbagai unsur makanan

    yang biasa dimakan orang setiap hari, yaitu :1. Makanan Pokok

    Makanan utama berfungsi sebagai sumber tenaga bagi tubuh untuk

    dapat mampu malakukan aktifitas sehari-hari. Contohnya seperti nasi,

    jagung, oat, kentang, gandum/tepung terigu, serta umbi-umbian lainnya.

    2.

    Lauk-Pauk

    Lauk pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan zat

    pembangun pada tubuh. Misalnya yaitu tempe, tahu, telur, daging, ikan,

    dan lain-lain.

    3. Sayur-Mayur

    Sayur-sayuran pada makanan memiliki fungsi untuk memenuhi

    kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contoh : Kangkung, bayam, terong,

    tomat, cabe, kacang panjang, kol gepeng, labu siam, dan lain

    sebagainya.

    4. Buah

    Mirip dengan sayur mayur, buah-buahan pada makanan memiliki fungsi

    untuk memenuhi kebutuhan zat pengatur pada tubuh. Contohnya yakni

    apel, manggis, markisa, kesemek, salak pondoh, duren, dan lain

    sebagainya.

    5. Susu

    Susu sebagai pelengkap di mana tidak ada kewajiban atau keharusan

    kita untuk mengkonsumsi atau meminumnya. Namun tidak ada

    salahnya jika kita minum susu setelah makan, karena mengandung

    berbagai macam kandungan zat yang berguna dan baik bagi tubuh kita.

    Karena pada susu ini adalah penyempurna atau makanan plus tambahan

    sebagai ending dari ke-empat makanan di atas, akan dibahas secara

    lebih rinci beberapa susu yang sangat penting untuk diketahui sehingga

    tidak asal-asalan memilih susu sebagaimana keperluan atau kebutuhan.

    (Yaniar, 2009)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    10/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    10

    e. Bagaimana kandungan gizi pada nasi dan sayuran?

    Jawab:

    Kandungan gizi nasi (dalam 100 gr)

    NO Kandungan gizi Nasi1. Energy (kal) 178

    2. Protein (gr) 2.1

    3. Lemak (gr) 0.1

    4. Karbohidrat (gr) 40.6

    5. Kalsium (mg) 5

    6. Fosfor (mg) 22

    7. Besi (mg) 0.58. Vitamin A (SI) 0

    9. Vitamin B1 (mg) 0.02

    10. Vitamin C (mg) 0

    11. Air (gr) 57

    (Direktorat Gizi, Depkes RI, 1992)

    Kandungan gizi sayuran :

    Sayuran berwarna hijau karena sayuran ini mengadung banyak vitamin,serat, dan protein nabati yang sangat berguna bagi kesehatan. (Menti, 2011)

    f. Bagaimana dampak hanya makan nasi dan sayuran tanpa lauk pauk?

    Jawab:

    Di dalam tubuh makanan akan diabsorbsi terutama di usus, makanan yang

    berasal dari tumbuh-tumbuhan jika diabsorbsi mengandung besi non heme

    yang dipengaruhi oleh bahan pemacu atau penghambat sehingga

    bioavailabilitasnya rendah sedangkan makananan yang berasal dari hewan

    seperti daging dan ikan jika diabsorbsi mengandung besi heme dan

    mempunyai bioavailabilitas yang tinggi. Jadi jika kurang mengkonsumsi

    lauk pauk seperti daging dan ikan maka kemungkinan tubuh untuk

    mendapatkan besi heme juga akan berkurang sedangkan besi heme sangat

    penting dalam pembentukan hemoglobin didalam darah. Jika hemoglobin

    yang terbentuk menurun maka suplai oksigen ke seluruh tubuh juga akan

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    11/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    11

    menurun karena hemoglobin yang mengikat oksigen didalam darah.

    (Sudoyo, 2009)

    6.

    Satu bulan yang lalu Ny. Ratna pernah dibawa berobat ke dokter praktek umumdan dikatakan mengalami kurang darah sehingga ia diberi vitamin penambah

    darah. Setelah mengkonsumsi vitamin penambah darah, nafsu makan Ny. Ratna

    agak meningkat

    a. Apa komponen penyusun darah?

    Jawab:

    Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket.

    Darah mengalir di seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-

    sel di dalam tubuh kita. Darah terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma

    darah, sel darah merah, sel darah putih dam keping darah.

    1.

    Plasma darah

    Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari

    separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari

    plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari

    makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat

    pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh

    terhadap penyakit atau zat antibodi.

    2. Sel darah merah (Eritrosit)

    Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna

    merah sebab haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah

    dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada tulang pipih.

    Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.

    3.

    Sel darah putih (Leukosit)

    Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum

    merah, kura dan kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-

    kuman penyakit.

    4. Keping darah (Trombosit)

    Bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti.

    Diproduksi pada sumsum merah, serta berperan penting pada proses

    pembekuan darah. (Mulyatno, 2010)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    12/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    12

    Komponen Darah :

    Darah merupakan komponen esenssial makhluk hidup. Dalam keadaan fisiol

    ogik, darah selelu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menelanka

    n fungsinya dengan baik. Darah terdiri atas 2 komponen :a. Plasma

    Plasma berupa cairan yang 90 % adalah air berfungsi sebagai medium

    untuk mengangkut berbagai bahan dalam darah. Selain tiu plasma

    mampu menyerap dan mendistribusikan banyak panas yang dihasilka

    oleh metabolism didalam jaringan sementara suhu darah itu sendiri

    hanya mengalami sedikit perubahan. Pada plasma terdapat sejumlah zat

    organik dan anorganik. Konstituen organic yang paling banyak adalah

    protein plasma, yang membentuk 6-8 % dari berat total plasma.

    Sedangkan konstituen anorganik yang membentuk sekitar 1 % dari

    berat plasma. Elektrolit yang paling banyak adalah Na+ dan Cl-,

    sedangkan jumlah HCO3-, K+, Ca2+ dan ion lain lebih sedikit. Fungsi

    paling menonjol dari ion-ion cairan ekstrasel adalah dalam ekstibilitas

    (CES) membrane, distribusi osmotic cairan antara CES dan sel.

    Sedangkan sisa komposisi plasma adalah nutrient (missal glukosa, asam

    amino, lemak dan vitamin), produk sisa (kreatinin, bilirubin, urea) gas-

    gas larut (O2 dan CO2) dan hormon.

    Protein plasma adalah sekelompok konstituen plasma yang tidak keluar

    dari pori-pori didinding kapiler karena berukuran besar dan berbentuk

    disperse koloid. Terdapat tiga komponen protein plasma yaitu albumin,

    globulin dan fibrinogen. Dan secara umum plasma darah dapat

    berfungsi dalam menyangga perubahan Ph darah, dapat menentukan

    viskositasi darah, dalam keadaan kelaparan dapat diuraikan menjadi

    energy bagi sel, serta dapat mempertahankan volume plasma. Adapun

    konstituen plasma dan fungsinya :

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    13/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    13

    Konstituen Fungsi

    Air Medium transfor, membawa panas

    Elektrolit Eksitabilitas membrane, distribusi osmotic cairan

    antara CES dan CIS, menyangga perubahan pH

    gas, hormon Nutrien, zat sisa, Diangkut dalam darah, gas CO2

    darah berperan dalam keseimbangan asam basa

    Protein plasma Secara umum menghasilkan efek osmotic yang p

    enting dalam distribusi CES antara kompartemen

    vascular dan intestinum, menyangga perubahan

    pH

    Albumin Mengangkut banyak bahan, berperan paling besardalam menentukan tekanan osmotic koloid

    Globulin

    Alfa dan Beta

    Mengangkut banyak bahan tak larut air, factor pe

    mbekuan, molekul precursor inaktif

    Fibrinogen Precursor inaktif untuk jalinan fibrin pada pembe

    kuan darah

    (Sherwood, 2012)

    b.

    berapa kadar normal darah dalam tubuh manusia?

    Jawab:

    Kadar normal darah dalam tubuh manusia adalah 8% berat badan (kg)

    (Ganong, 2012). Pada kasus, berat badan Ny.Ratna adalah 50kg, maka kadar

    normal darah dalam tubuhnya adalah:

    8/100 X 50(kg) = 4000 cc

    (Ganong, 2012)

    c. Apa fungsi darah?

    Jawab:

    1.Transport : - gas pernafasan : O2 , CO2

    - sari makanan dr usus

    - hasil samping metabolisme

    - hormon

    - obat-obatan

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    14/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    14

    2. Pertahanan tubuh

    3. Hemostasis dan Koagulasi

    4. Keseimbangan asam basa

    (Ganong, 2012)

    d.

    Apa makna Ny. Ratna mengalami kurang darah?

    Jawab:

    Anemia atau kurang darah hanyalah suatu kumpulan gejala yang disebabkan

    oleh berbagai macam penyebab. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh :

    1. Gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang

    2.

    Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)

    3. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya

    (hemolysis) (Sudoyo, 2009)

    Etiologi pada kasus:

    Anemia defisiensi besi disebabkan rendahnya masukan besi, gangguan

    absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun :

    1. Kehilangan besi akibat perdarahan menahun dapat berasal dari:

    Saluran cerna : tukak peptic, kanker lambung, kanker kolon,

    hemoroid, dan infeksi cacing tambang

    Saluran genitalia perempuan : menorrhagia

    2. Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau

    kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang tidak baik (makanan banyak

    serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)

    3. Kebutuhan besi meningkat : seperti pada prematuritas , anak pada masa

    pertumbuhan dan kehamilan4.

    Gangguan absorbsi besi : gastrektomi, tropical sprue. (Sudoyo, 2009)

    e. Apa saja jenis-jenis anemia?

    Jawab:

    Klasifikasi anemia menurut etiopatogenesis :

    A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang

    1. Kekurangan bahan esensial pembentuk eritrosit

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    15/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    15

    a. Anemia defisiensi besi

    b. Anemia defisiensi asam folat

    c.

    Anemia defisiensi vitamin B12

    2. Gangguan penggunaan besi

    a. Anemia akibat penyakit kronik

    b. Anemia sideroblastik

    3. Kerusakan sumsum tulang

    a. Anemia aplastik

    b.

    Anemia mieloptisik

    c. Anemia pada keganasan hematologi

    d. Anemia diseritropoietik

    e.

    Anemia pada sindrom mielodisplastik

    B. Anemia akibat perdarahan

    1. Anemia pasca perdarahan akut

    2. Anemia akibat perdarahan kronik

    C. Anemia hemolitik

    1. Anemia hemolitik intrakorpuskular

    a.

    Gangguan membran eritrosit (membranopati)

    b. Gangguan enzim eritrosit (enzimopati): anemia akibat defisiensi

    G6PD

    c.

    Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati)

    Thalasemia

    Hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll

    2. Anemia hemolitik ekstrakorpuskuler

    a. Anemia hemolitik autoimun

    b.

    Anemia hemolitik mikroangiopatik

    c. Lain-lain

    D. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang

    kompleks

    Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi:

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    16/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    16

    A. Anemia hipokromik mikrositer (MCV < 80fl; MCH < 27 pg)

    1. Anemia defisiensi besi

    2.

    Thalasemia major

    3.

    Anemia akibat penyakit kronik4. Anemia sideroblastik

    B. Anemia normokromik normositer

    1. Anemia pasca perdarahan akut

    2.

    Anemia aplastik

    3. Anemia hemolitik didapat

    4.

    Anemia akibat penyakit kronik

    5.

    Anemia pada gagal ginjal kronik

    6. Anemia pada sindrom mielodisplastik

    7.

    Anemia pada keganasan hematologik

    C. Anemia makrositer

    1. Bentuk megaloblastik

    a. Anemia defisiensi asam folat

    b. Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa

    2. Bentuk non-megaloblastik

    a. Anemia pada penyakit hati kronik

    b. Anemia pada hipotiroidisme

    c. Anemia pada sindrom mielodisplastik

    (Bakta, 2011)

    f. Apa faktor penyebab anemia?

    Jawab:

    1. Anemia gizi

    Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi dalam makanan suatu faktor yang

    dibutuhkan untuk eritropoiesis. Pembentukan SDM bergantung pada

    pasokan adekuat bahan-bahan dasar esensial, yang sebagian diantaranya

    tidak disintesis di tubuh tetapi harus disebababkan melalui makanan.

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    17/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    17

    Sebagai contoh, anemia defisiensi besi terjadi jika tidak cukup banyak

    besi tersedia untuk membentuk hemoglobin.

    2.

    Anemia pernisiosa

    Anemia pernisiosa disebabkan oleh kemamapuan tubuh menyerapvitamin B12 yang masuk melalui makanan dari saluran cerna.

    3.

    Anemia aplastik

    Anemia aplastik disebabkan oleh kegagalan sumsum tulang

    menghasilkan cukup SDM, meskipun semua bahan yang dibutuhkan

    untuk eritropoiesis tersedia.

    4. Anemia ginjal

    Anemia ginjal dapat terjadi akibat penyakit ginjal. Karena eritropoietin

    dari ginjal adalah rangsangan utama yang mendorong eritropoiesis, maka

    kurang adekuatnya sekresi eritropoietin oleh ginjal yang sakit

    menyebabkan berkurangnya produksi SDM.

    5. Anemia perdarahan

    Anemia perdarahan disebabkan oleh keluarnya banyak darah.

    Kehilangan darah dapat bersifat akut, misalnya karena perdarahan luka,

    atau kronik, misalnya darah haid yang berlebihan.

    6. Anemia hemolitik

    Anemia hemolitik disebabkan oleh pecahnya eritrosit dalam darah yang

    berlebihan. Hemolisis, atau ruptur SDM terjadi karena sel yang

    sebenarnya normal dipicu untuk pecah oleh faktor eksternal, seperti pada

    invasi SDM oleh parasit malaria, atau karena sel tersebut memang cacat,

    seperti pada parasit sel sabit.

    (Sherwood, 2011)

    g. Apa jenis-jenis vitamin penambah darah?

    Jawab:

    1.

    Mengandung preparat besi (Fe) untuk mengganti kekurangan besi dalam

    tubuh, preparat yang tersedia antara lain Ferrous sulphat (sulfat ferosus)

    preparat pilihan pertama (murah dan efektif) dosis 3 x 200mg. Pilihan

    lainnya seperti Ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate, ferrous

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    18/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    18

    succinate, harga lebih mahal tetapi efektivitas dan efek samping hampir

    sama.

    2.

    Mengandung vitamin C, vitamin C diberikan 3 x 100 mg per hari untuk

    meningkatkan absorbsi besi. (Bakta, 2006)

    h. Apa komposisi yang terkandung di dalam vitamin penambah darah?

    Jawab:

    Kandungan sangobion dalam 1 kapsul :

    Ferrous Gluconate 250,0 mg

    Manganese Sulphate 0.2 mg

    Copper Sulphate 0,2 mg

    Folic Acid 1,0 mg

    Vitamin B12 7,5 mg

    Vitamin C 50,0 mg

    Soritol 25,5 mg

    (Simamora, 2008)

    i. Mengapa setelah mengkonsumsi vitamin penambah darah nafsu makan Ny.

    Ratna meningkat?

    Jawab:

    Vitamin penambah darah mengandung Fe yang diperlukan untuk

    eritropoesis sehingga jumlah eritrosit dalam tubuh meningkat. (Simamora,

    208)

    j.

    Penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan dengan gejala anemia?

    Jawab:

    Thalasemia

    Leukemia

    Hemofilia

    Gagal ginjal

    Kanker

    (Price, 2006)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    19/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    19

    4.Ny. Ratna masih mengalami menstruasi rutin setiap bulan. Ny Ratna tinggal

    bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh harian lepas.

    a.

    Bagaimana hubungan mentruasi dengan kasus ini?Jawab:

    Asupan Fe dari makanan yang kurang membuat pembentukan Hb juga

    menurun sehingga suplai oksigen ke jaringan-jaringan tubuh juga menurun

    hal ini terlihat dari keluhan lemah dan pusing yang dialami. Hal ini

    ditambah lagi dari menstruasi yang masih rutin dialami dimana menstruasi

    pada wanita yang mengalami menstruasi akan kehilangan besi tambahan 15-

    28 mg/bulan sedangkan normalnya tubuh hanya kehilangan besi 0,5-1

    mg/hari. (Price and Wilson, 2005)

    b.

    Bagaimana hubungan sosial ekonomi dengan kasus ini?

    Jawab:

    Asupan makanan yang baik merupakan dampak dari ketersediaan makanan

    yang baik. Jadi asupan makanan secara kualitas dan kuantitas sangat penting

    karena dapat mempengaruhi dan pengaturan keuangan dalam memenuhi

    kebutuhan nutrisi. (Hitchock, Schubert dan Thomas, 1999)

    5. Pemeriksaan fisik:

    Keadaan umum: tampak pucat, TD 100/60 mmHg, Nadi 110x/menit, RR

    24x/menit, suhu 36,8o C, TB 160 cm, BB 50 kg

    Keadaan khusus:

    Kepala: konjungtiva pucat, cheilitis (+), atropi papil (+)

    Leher: JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)

    Thoraks: jantung dan paru normal

    Abdomen: datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba

    Ekstremitas: telapak tangan dan kaki pucat, koilonikia (-)

    a.

    Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik keadaan umum?

    Jawab:

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    20/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    20

    Hasil Pemeriksaan Rujukan Interpretasi

    Tampak Pucat Tidak Pucat Abnormal

    Tekanan Darah 100/60 Tekanan Darah 120/80 Abnormal

    Nadi 110x/menit Nadi 60-100x/menit Abnormal

    RR 24x/menit RR 16-24x/menit Normal

    Suhu 36,8oC Suhu 36,8-37,4oC Normal

    IMT 19,53 IMT 18,1-24,99 Normal

    b.

    Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik keadaan umum yang abnormal?

    Jawab:

    Intake asupan fe sintesis fe eritropoesis eritrosit Hb

    O2dan nutrisi ke sel dan jaringan dipusatkan ke organ vital seperti otak

    dan jantungO2 di jaringan perifer pucat

    Eritrosit O2 dan nutrisi ke sel dan jaringan takikardi

    mempercepat denyut nadi karena darah yang dipompa di jantung sedikit

    hipotensi (tekanan darah rendah)

    (Price and Wilson, 2005)

    c. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik keadaan khusus?

    Jawab:

    Regio Hasil Pemeriksaan Rujukan Interpretasi

    Kepala a) Konjungtiva pucat

    b)

    Cheilitis (+)

    c) Atropi papil (+)

    a) Konjungtiva

    tidak anemis

    b) Cheilitis (-)

    c)

    Atropi papil (-)

    a) Abnormal

    b)

    Abnormal

    c) Abnormal

    Leher JVP (5-2) cm H2O

    Perbesaran KGB (-)

    Jantung dan paru

    dalam batas normal

    Normal

    Thoraks Jantung dan paru

    dalam batas normal

    Jantung dan paru

    dalam batas normal

    Normal

    Abdomen Datar, lemas, bising

    usus normal, hepar

    dan lien tidak teraba

    Datar, lemas, bising

    usus normal, hepar

    dan lien tidak teraba

    Normal

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    21/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    21

    Ekstremitas a) Telapak kaki dan

    tangan pucat

    b) Koilonikia (-)

    a)

    Telapak kaki dan

    tangan tidak

    pucat

    b)

    Koilinikea (-)

    a)

    Abnormal

    b)Normal

    d. Bagaimana mekanisme pemeriksaan fisik keadaan khusus yang abnormal?

    Jawab:

    Tampak pucat : vasokontriksi pembuluh darah perifer + Hb yang

    mengangkut O2 ke jaringan kurang perfusi O2 ke perifer tampak

    pucat (Sherwood, Lauralee. 2012)

    Intake makanan kaya Fe inadekuat, kebutuhan Fe tubuh tinggi suplai Fe

    di sumsum tulang rendah eritropoiesis terganggu kadar Hb rendah

    anemia warna pucat pada konjungtiva tangan dan kaki pucat (Sherwood,

    2012)

    Cheilitis (+): cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut

    mulut yangditandai dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir,

    berwarna kemerahan,mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan

    rasa kering pada sudut mulut (Sherwood, 2012)

    Atrofi papil (+): Pada anemia defisiensi besi pinggir lidah merah kemudian

    papila mengalami atrofi, warna lidah menjadi lebih pucat (Sherwood,

    Lauralee. 2012)

    6. Pemeriksaan laboratorium:

    Darah: Hb 8,1 g/dl, RBC 3,800.000/mm3, leukosit 8000/mm3, LED 25 mm/jam,

    hitung jenis 0/1/20/58/20/1 Ht 30 vol %.

    a.

    Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium?

    Jawab:

    Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

    Hb 8,1 g/dl Lk: 13-18 g/dl

    Pr: 12-16 g/dl

    Anemia

    Leukosit 8000/mm 5000-10000/mm Normal

    LED 25 mm/jam Wintrobe Abnormal

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    22/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    22

    Perempuan : 0-15

    Laki-laki : 0-10

    Westergren

    Perempuan : 0-20Laki-laki : 0-15

    Hitung jenis

    0/1/20/58/20/1

    Basofil: 0-1 %

    Eusinofil: 1-3 %

    Neutrofil batang: 2-6 %

    Neutrofil segmen: 5070 %

    Limfosit: 20-40 %

    Monosit : 2-8 %

    Peningkatan

    neutrofil

    batang dan

    penurunan

    monosit

    (Gandasoebrata, 2009)

    b. Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan laboratorium yang abnormal?

    Jawab:

    Hb : 8,1 g/dl, Ht: 30 vol% : Menurun

    Eritrosit yang terbentuk menurun + intake makanan (sumber Fe) yang

    rendah penggunaan cadangan besi tubuh cadangan besi menurun cadangan besi kosong, penyediaan besiuntuk eritropoesis menurun

    pembentukan heme menurun sintesis globin terganggu

    Pembentukan Hb rendah Hb rendah + Ht rendah (Sherwood, 2012)

    LED : 25 mm/jam : Meningkat

    OA pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat

    eritropoesis jumlah eritrosit yang terbentuk sedikit LED

    meningkat (Sherwood, 2012)

    Diff count : 0/1/20/58/20/1 : Neutrofil meningkat

    OA pelepasan sitokin radang IL-8 mengaktifkan neutrofil

    neutrofil meningkat (Sherwood, 2012)

    RBC : 3.800.000/mm3 : Eritrosit menurun

    OA pelepasan sitokin radang TNF-alfa, IL-1 menghambat

    eritropoesis jumlah eritrosit yang terbentuk sedikit (Sherwood,

    Lauralee. 2012)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    23/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    23

    7. Apa diagnosis banding pada kasus ini?

    Jawab:

    1. Anemia akibat penyakit kronik2. Thalasemia

    3. Anemia sideroblastik

    4. Anemia defisiensi besi

    Anemia Defisiensi

    Fe

    Anemia akibat

    penyakit kronik

    Anemia Sideroblastik

    Derajat

    anemia

    ringan-berat Ringan ringan-berat

    Lelah + + +

    Mual + + +

    Pusing + + +

    Mudah

    mengantuk

    + + +

    Pucat + + +

    Etiologi Gangguan absorbs

    Fe, malabsorbsi,

    kebutuhan nutrisi

    meningkat

    Penyakit kronik kongenital

    MCV menurun menurun/normal menurun/normal

    MCH menurun menurun/normal menurun/normal

    MCHC menurun menurun/normal menurun/normal

    Fe serum menurun Menurun normal/meningkat

    IBC meningkat Menurun normal/menurun

    Serum

    feritin

    menurun Normal meningkat

    (Bakta, 2006)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    24/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    24

    8. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus ini?

    Jawab:

    Diperlukan pemeriksaan darah lanjutan:

    MCV, MCH, MCHC

    Fe serum , iron binding capacity, serum feritinin

    Gambaran darah tepi: anisositosis, hipokrom mikrositer, poikilositosis

    (Bakta, 2006)

    9.

    Apa diagnosis pasti pada kasus?

    Jawab:

    Anemia defisiensi besiDiagnosis anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan adanya anemia

    dan penurunan kadar besi di dalam serum. Cara lain dengan pemeriksaan

    sitokimia jaringan hati atau sum-sum tulang, tetapi cara ini sangat invasif.

    Pada daerah dengan fasilitas laboratorium yang terbatas, Markum (1982)

    mengajukan beberapa pedoman untuk menduga adanya anemia defisiensi

    yaitu (1) adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor etiologi, (2) pada

    pemeriksaan fisis hanya terdapat gejala pucat tanpa perdarahan atau or-

    ganomegali, (3) adanya anemia hipokromik mikrositer, dan (4) adanya

    respons terhadap pemberian senyawa besi. (Maria dan Albert, 2002)

    10. Bagaimana Epidemiologi pada kasus ini?

    Jawab:

    Prevalensi ADB tinggi pada bayi, hal yang sama juga dijumpai pada anak

    usia sekolah dan anak praremaja. Angka kejadian ADB pada anak usia

    sekolah (5-8 tahun) di kota sekitar 5,5 %, anak praremaja 2,6% dan remaja

    26%. Di Amerika Serikat sekitar 6% anak berusia 1-2 tahun diketahui

    kekurangan besi, lebih kurang 9% remaja wanita kekurangan besi.

    sedangkan pada anak laki-laki sekitar 50% cadangan besinya berkurang saat

    pubertas. Prevalensi ADB lebih tinggi pada anak kulit hitam dibanding kulit

    putih. Keadaan ini mungkin berhubungan dengan status sosial ekonomi

    anak kulit hitam yang lebih rendah. Berdasarkan penelitian yang pernah

    dilakukan di Indonesia prevalensi ADB pada anak balita sekitar 25-35%.

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    25/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    25

    Dari hasil SKRT tahun 1992 prevalens ADB pada anak balita di indonesia

    adalah 55,5%. Pada tahun 2002 prevalensi anemia pada usia 4-5 bulan di

    Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menunjukkan bahwa 37% bayi

    memiliki kadar Hb di bawah 10gr/dl sedangkan untuk kadar Hb di bawah11gr/dl mencapai angka 71%. Pauline di Jakarta juga menambahkan selama

    kurun waktu 2001-2003 tercatat sekitar 2 juta ibu hamil menderita anemia

    gizi dan 8,1 juta anak menderita anemia. Selain itu data menunjukkan

    bahwa bayi dari ibu anemia dengan berat bayi normal memiliki

    kecendrungan hampir 2 kali lipat menjadi anemia dibandingkan bayi dengan

    berat lahir normal dari ibu yang tidak menderita anemia. Berdasarkan data

    prevalensi anemia defisiensi gizi pada ibu hamil di 27 provinsi di Indonesia

    tahun 1992, Sumatera Barat memiliki prevalensi terbesar (82,6%)

    dibandingkan propinsi lain di Indonesia

    Tabel Prevalensi Anemia Defisiensi Besi di Dunia

    Afrika Amerika Lati

    n

    Indonesia

    Laki-laki dewasa 6% 3 % 16-50 %

    Wanita tak hamil 20 % 17-21 % 25-48 %

    Wanita hamil 60 % 39-46 % 46-92 %

    (AG Soemantri, 2005)

    11. Bagaimana Etiologi pada kasus ini?

    Jawab:

    Penyebab Anemia Defisiensi Menurut Umur

    1. Bayi di bawah umur 1 tahun

    Persediaan besi yang kurang karena berat badan lahir rendah atau lahir

    kembar.

    2. Anak berumur 1-2 tahun

    a. Masukan (intake) besi yang kurang karena tidak mendapat

    makanan tambahan (hanya minum susu)

    b. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun

    c.

    Malabsorbsi

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    26/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    26

    d. Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena

    infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.

    3.

    Anak berumur 2-5 tahun

    a.

    Masukan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandungFe-heme

    b.

    Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang/menahun.

    c. Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena

    infestasi parasit dan divertikulum Meckeli.

    4.

    Anak berumur 5 tahunmasa remaja

    a. Kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena

    infestasi parasit dan poliposis.

    5. Usia remajadewasa pada wanita antara lain karena menstruasi

    berlebihan. (Maria dan Albert, 2002)

    12. Bagaimana Patogenesis pada kasus ini?

    Jawab:

    Anemia defisiensi: Iron depletion atau sorage iron deficiency, ditandai

    dengan berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi.

    Hemoglobin dan fungsi protein besi lainnya masih normal. Pada keadaan ini

    terjadi peningkatan absorbsi besi non heme. Ferritin serum menutun

    sedangkan pemeriksaan lain untuk mengetahui adanya kekurangan besi

    masih normal.

    Tahap kedua: pada tingkat ini dikenal dengan istilah Iron deficiency

    erythropoietin atau iron limited erythropoiesis didapatkan suplai besi yang

    tidak cukup untuk menunjang eritropoisis.

    Tahap ketiga: Iron deficiency anemia. Keadaan ini terjadi bila besi yang

    menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup sehingga menyebabkan

    penurunan kadar hb. Dari gambaran darah tepi di dapatkan mikrositosis dan

    hipokromik yang progresif. Pada tahap ini terjadi perubahan epitel trutama

    pada ADB yang lebih lanjut.

    (Bakta, 2006)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    27/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    27

    13. Bagaimana Faktor resiko pada kasus ini?

    Jawab:

    Anemia defisiensi besi (ADB) masih merupakan suatu masalah kesehatan di

    Indonesia. Hasil survai rumah tangga tahun 1995 ditemukan 40,5% anakbalita dan 47,2% anak usia sekolah menderita ADB. Anemia defisiensi besi

    dapat menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi antara lain berupa

    gangguan fungsi kognitif, penurunan daya tahan tubuh, tumbuh kembang

    yang terlambat, penurunan aktivitas, dan perubahan tingkah laku. Oleh

    karena itu masalah ini memerlukan cara penanganan dan pencegahan yang

    tepat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya gejala pucat menahun tanpa

    disertai perdarahan maupun organomali. Pemeriksaan darah tepi

    menunjukkan anemia mikrositer hipokrom, sedangkan jumlah leukosit,

    trombosit dan hitung jenis normal. Diagnosis dipastikan dengan

    pemeriksaan kadar besi dalam serum. Pemberian preparat besi secara

    selama 3-5 bulan ditujukan untuk mengembalikan kadar hemoglobin dan

    persediaan besi di dalam tubuh ke keadaan normal. Mencari dan mengatasi

    penyebab merupakan hal yang penting untuk mencegah kekambuhan.

    Antisipasi harus di lakukan sejak pasien dalam stadium I (stadium deplesi

    besi) dan stadium II (stadium kekurangan besi). Dianjurkan pula untuk

    memberikan preparat besi pada individu dengan risiko tinggi untuk

    terjadinya ADB antara lain untuk individu dari keluarga dengan sosial

    ekonomi rendah. (Maria dan Albert, 2002)

    14. Bagaimana Tatalaksana (farmako dan non-farmako) pada kasus ini?

    Jawab:

    Setelah diagnosis ditegakan maka dibuat rencana untuk melakukan terapi,

    terapi untuk anemia defisiensi besi adalah sebagai berikut:

    a. Terapi kausal , atasi penyebab utama dari pendarahaan yang terjadi

    misalnya pengobataan cacing tambang. PengebatanHaemorroid, dan

    penyebab yang lain-lain.

    b. Pemberian preparat besi oral sebagai pengganti besi yang hilang (Iron

    Replacement Therapy)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    28/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    28

    Terapi besi oral, merupakan terapi pilihan utama dikarenakan efektif,

    murah, dan aman. preparat yang tersedia adalah Sulfas Ferrosus, Dosis

    anjuran yakni 3 x 200 mg yang dimana disetiap 200 mg sulfas fennosus

    mengandug 66 mg besi elemental. Efek dari obat ini antara lainmengakibatkan absorbsi besi hampir 50 mg perhari akan meningkatkan

    eritopoesis sampai dengan 2-3 kali. Preparat lain yakni , Ferrous Gluconate,

    Ferrous Fumarat dan Ferrous saccinate itu rata rata lebih mahal namun

    dengan efek pengobataan rata rata sama dengan preparat Sulfas ferrous.

    (Sudoyo, Aru W, 2009 dan Katzung, 2012)

    Terapi Farmako:

    Preparat Ukuran

    Tablet

    Fe element/

    Tablet

    Dosis harian

    dewasa

    Ferrous Sulfate 200 mg 65 mg 3-4 tab

    Ferrous Gloconate 325 mg 36 mg 3-4 tab

    Ferrous Fumarate 325 mg 106 mg 2-3 tab

    Preparat besi oral sebaiknya diberikan pada saat lambung kosong, pada

    pasien dengan intoleransi dapat diberikan stelah makan. Efek samping dari

    obat ini yakni adalah gangguan gastrointestinal yang dijumpai pada 15-20%

    kasus, keluhan dapat berupa mual, muntah sampai dengan konstipasi. Dosis

    dapat dikurangi 3x100 mg perhari. Pengobataan besi dilakukan selama 3-6

    bulan, ada juga yang sampai dengan 12 bulan, dilakukan sampai pada saat

    kadar hemoglobin sudah kembali normal, untuk dosis pemeloharaan dapat

    dilakuakan guna mencegah kembalinya anemia. Untuk menambah

    kemampuan penyerapaan dapat diberikan vitamin c namun sering timbul

    efek samping, lebih dianjurkan diet makanan yang tinggi akan kadar besidiantaranya hati dan daging. (Sudoyo, Aru W, 2009 dan Katzung, 2012)

    Terapi besi parentral, sangat efektif namun mahal juga dengan resiko yang

    besar oleh karena itu hanya diberikan dengan indikasi tertentu.

    1.

    Intoleransi dengan permberian besi scara oral Kepatuhan meminum

    obat rendah

    2. Gangguan penyerapaan biasa berupa kolik

    3.

    Gangguan besi terganggu , misal akibat dari gastrectomy

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    29/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    29

    4. Keadaan dimana kehilangan darah yang sangat banyak sehigga

    sudah tidak mampu dikompensasi

    5.

    Keadaan dimana kebutuhan besi yang besar dalam waktu yang

    singkat , semisal hamil pada trimester ke 3Preparat yang tersedia yakni Iron Dextran Complex (mengandung 50 mg

    besi/mol), Iron sorbitol citric complex dan yang terbaru yaitu Iron sacrose

    yang lebih aman, dapat diberikan secara intramuskuler, biasanya

    memberikan efek nyeri dan memberikan warna hitam pada permukaan kulit

    efek samping yang timbul biasanya, Flebittis, sakit kepala, mual, muntah,

    sinkop, nyeri perut.

    Dosis Hitung berdasarkan : Dosis Besi (mg) = BB (Kg) x kadar Hb yang

    diinginkan (gr/dl) x 2,5.

    Respon terhadap terapi : Dalam pengobataan denga preparat kecil , repon

    dinyatakan baik apabila retikulosit menigkat pada pemberian pada minggu

    pertama, mencapai puncak pada hari ke 10 dan normal kembali pada hari ke

    14, diikuti dengan kenaikan Hb 0,15 g/hari atau 2 gr/dl setelah 3-4 minggu,

    dan normal stelah 4-10 minggu. (Sudoyo, Aru W, 2009).

    Pemberian preparat besi untuk mengganti kekurangan besi dalam

    tubuh. Terapi besi oral, merupakan pilihan utama oleh karena efektif, murah

    dan aman. Preparat yang biasanya tersedia adalah ferrous sulphat karena

    paling murah dan efektif. Kandungan dalam ferrous sulphat: tablet (200

    mg), elemen besi tiap tablet 65 mg, dosis lazim untuk dewasa (jumlah

    tablet/hari) 3-4 mengakibatkan absorbsi besi 50 mg/hari yang dapat

    meningkatkan eritropoiesis 2-3x normal. Preparat besi oral sebaiknya

    diberikan saat lambung kosong tetapi efek samping lebih sering

    dibandingkan dengan pemberian setelah makan. Pada pasien yang

    mengalami intoleransi, ferrous sulphat diberikan saat makan atau setelah

    makan. Efek samping utama besi peroral adalah gangguan gastrointestinal

    yang dijumpai pada 15-20%, yang sangat mengurangi kepatuhan pasien.

    Keluhan ini dapat berupa mual, muntah, serta konstipasi. Untuk mengurangi

    efek samping besi diberikan saat makan atau dosis dikurangi menjadi 3 x

    100 mg. Pengobatan besi diberikan 3-6 bulan, ada juga yang menganjurkan

    samapi 6 bulan, setelah kadar hemoglobin normal untuk mengisi cadangan

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    30/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    30

    besi tubuh. Dosis pemeliharaan 100-200 mg. Jika tidak diberi terapi

    pemeliharaan anemia sering kambuh kembali Untuk meningkatkan

    penyerapan besi dapat diberikan preparat vitamin C, tetapi dapat

    meningkatkan efek samping terapi. Dianjurkan pemberian diet yang banyakmengandung hati dan daging yang banyak mengandung besi. Dalam

    pengobatan dengan preparat besi, seorang pasien dinyatakan memberiakan

    respon baik bila retikulosit naik pada minggu pertama, mencapai puncak

    pada hari ke-10 dan normal lagi stelah hari ke-14, diikuti kenaikkan Hb 0,15

    g/hari atau 2 g/dl setelah 3-4 minngu. Hemoglobin menjadi normal setelah

    4-10 minggu. Indikasi: Fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan

    pengobatan anemia defisiensi Fe.

    Farmakokinetik:

    Absorbsi: absorbsi Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di

    duodenum dan jejenum proksimal; makin ke distal absorbsinya makin

    berkurang. Zat ini lebih mudah diabsorbsi dalam bentuk fero. Transportnya

    melalui sel mukosa usus terjadi secara transpor aktif. Ion fero yang sudah

    diabsorbsi akan diubah menjadi ion feri dalam sel mukosa. Selanjutnya ion

    feri akan masuk ke dalam plasma dengan perantara transferin, atau diubah

    menjadi feritin dan disimpan dalam sel mukosa usus (Robbert.K.2009)

    Distribusi: setelah diabsorbsi Fe dalam darah akan diikat oleh transferin

    (siderofilin), suatu beta 1-globulin glikoprotein, untuk kemudian diangkut

    ke jaringan, terutama ke sumsum tulang dab depot Fe.

    Metabolisme:bila tidak digunakan dalam eritropoiesis, Fe mengikat suatu

    protein yang disebut apoferitin dan membetuk feritin. Fe disimpan terutama

    pada sel mukosa usus halus dan dalam retikuloendotelial (di hati, limpa dansumsum tulang). Cadangan ini tersedia untuk digunakan oleh sumsum

    tulang dalam proses eritropoiesis. (Robbert.K.2009)

    Ekskresi:jumlah Fe yang di ekskresikan setiap hari sedikit sekali, biasanya

    sekitar 0,5-1 mg/hari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit

    dan saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga melalui keringat, urin,

    feses, serta kuku dan rambut yang dipotong. (Harper, 2009)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    31/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    31

    Terapi non-farmako

    Transfusi Darah

    1.

    Diet , sebaiknya diberikan makanan bergizi tiggi protein terutama protein

    hewani2. Vitamin C , diberikan 3x100 mg perhari untuk meningkatkan absorbsi

    besi.

    3. Tranfusi darah jarang diperlukan. Transfusi darah hanya diberikan pada k

    eadaan anemia yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang dapat m

    empengaruh respon terapi. Koreksi anemia berat dengan transfusi tidak p

    erlu secepatnya, malah akan membahayakan karena dapat menyebabkan

    hipovolemia dan dilatasi jantung. Pemberian PRC dilakukan secara perla

    han dalam jumlah yang cukup untuk menaikkan kadar Hb sampai tingkat

    aman sambil menunggu respon terapi besi. Secara umum, untuk penderit

    a anemia berat dengan kadar Hb < 4 gr/dl hanya diberi PRC dengan dosis

    2-3 ml/kg BB persatukali pemberian disertai pemberian diuretic seperti f

    erosemid. Jika terdapat gagal jantung yang nyata dapat dipertimbangkan

    pemberian transfusi menggunakan PCR segar. (Bambang Permono, dkk,

    2005)

    15.

    Bagaimana Komplikasi pada kasus ini?

    Jawab:

    Komplikasi yang mungkin timbul seperti pada anemia yang lain. apabila

    anemianya berat, maka akan timbul komplikasi pada sistem kardiovaskuler

    berupa dekompensatio cordis. Komplikasi yang lain yang mungkin timbul

    adalah komplikasi dari tractus gastrointestinal berupa keluhan epigastric

    distress atau stomatitis. (Supandiman, 2006)

    1. Kurangnya konsentrasi, daya tahan tubuh yang berkurang akibatnya

    penderita anemia akan mudah terkena infeksi (batuk-pilek, flu atau

    infeksi saluran nafas)

    2. Menyebabkan dispnea, nafas pendek dan cepat lelah saat melakukan

    aktivitas jasmani

    3. Mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    32/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    32

    4. Penurunan kecerdasan, terganggunya perkembangan koordinasi mentalmaupun motorik

    5. Gagal jantung

    (Price, 2012)

    16.Bagaimana prognosis pada kasus ini?

    Jawab:

    Prognosis baik (dubia et bonam). Apabila penyebab anemianya diketahui

    hanya karena kekurangan besi saja serta kemudian dilakukan penanganan

    yang adekuat. Gejala anemia dan menifestasi klinis lannya akan membaik

    dengan pemberian preparat besi (Supandiman, 2006).

    Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan beberapa

    kemungkinan sebagai berikut:

    1.

    Diagnosis salah

    2. Dosis obat tidak adekuat

    3. Preparat Fe yang tidak tepat dan kadaluarsa

    4.

    Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak tampak

    berlangsung menetap.

    5. Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan pemakaiam besi

    (seperti: infeksi, keganasan, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit

    tiroid, penyakit karena defisiensi vitamin B12, asam folat)

    6. Gangguan absorpsi saluran cerna (seperti pemberian antasid yang

    berlebihan pada ulkus peptikum dapat menyebabkan pengikatan

    terhadap besi).

    Pada kasus ADB karena perdarahan, apabila sumber perdarahan dapat

    diatasi, maka prognosis anemia defisiensi besi adalah baik terutama apabila

    diberikan terapi Fe yang adekuat. Tentunya penyakit dasar sebagai sumber

    perdarahan kronisnya pun menentukan prognosis dari pasien (Supandiman,

    2006)

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    33/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    33

    17.Bagaimana Upaya kuratif dan preventif pada kasus ini?

    Jawab:

    Pencegahan:

    a.

    Pendidikan kesehatan Kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian jamban,

    perbaikan ingkungan kerja, misalnya pemakaian alas kaki sehingga

    dapat mencegah penyakit cacing tambang.

    Penyuluhan gizi untuk mendorong konsumsi makanan yang

    membantu absorbsi besi.

    b.

    Suplementasi besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen

    penduduk yang rentan, seperti ibu hamil dan anak balita. Di Indonesiadiberikan pada perempuan hamil dan ank balita memakai pil besi dan

    folat.

    c. Fortifikasi bahan makanan dengan besi, yaitu mencampur besi pada

    bahan makanan.

    d. Mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung kadar besi

    tinggi. (Adang dan Osman, 2005)

    Pengobatan: sesuai dengan tatalaksana pengobatan anemia defisiensi besi

    18.Bagaimana SKDU pada kasus ini?

    Jawab:

    Tingkat kemampuan 4 mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara

    mandiri dan tuntas.

    4.A. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan

    penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas sesuai

    kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter.

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    34/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    34

    19.Bagaimana NNI pada kasus ini?

    Jawab:

    Al Maidah ayat 88

    Artinya : Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah

    telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu

    beriman kepada-Nya

    2.3.4 Kesimpulan

    Ny. Ratna mengalami anemia defisiensi besi karena faktor sosial ekonomi yang

    kurang baik dan masih menstruasi.

    2.3.5 Kerangka Konsep

    Kebiasaan

    makan yangburuk

    Intake

    Faktor sosial

    ekonomi

    Anemia

    defisiensi besi

    Hb , RBC

    Vitamin, fe

    Sintesa fe

  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    35/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    35

    DAFTAR PUSTAKA

    Adang Muhammad dan Osman Sianipar. 2005. Indonesian Journal of Clinical

    Pathology and Medical Laboratory, Vol. 12, No. 1, Nov 2005. FK UGM

    AG. Soemantri. 2005. Epidemiology of iron deficiency anemia.

    http://scholar.google.com/.(Diakses Tanggal 23 September 2014)

    Arisman. 2009. Gizi dalam daur kehidupan : buku ajar ilmu gizi ed.2.Jakarta : EGC

    Aru W. Sudoyo et al. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : Interna

    Publishing

    Aru W. Sudoyo, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta:EGC

    Bakta, I Made. 2006.Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC

    Bakta, I Made. 2011.Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC

    Bambang Permono, dkk. 2005.Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak. Jakarta : IDAI

    Dorland, dkk. 2002.Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta : EGC

    Gandasoebrata. 2009.Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.

    Ganong, William F., 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-22. Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC

    Gunawan, Gansulistia. 2011.Farmakologi dan terapi. Jakarta : FKUI

    Guyton AC, dan Hall JE.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

    Hitchcock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, S.A. (1999). Community health nursing:

    caring in action. Albani: Delmas Publisher

    Isselbacher. 2000. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC Penerbit Buku

    Kedokteran

    Katzung, B.G. 2012. Farmakologi Dasar & Klinik (Basic & Clinical Pharmacology).

    Buku Kedokteran EGC : Jakarta

    L.Tao & K. Kendall. 2013. Sinopsis Organ System Hematologi dan Onkologi.

    Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group

    http://scholar.google.com/http://scholar.google.com/
  • 8/11/2019 Fix Lap Sken a Blok 8 anemia

    36/36

    Skenario A 2014

    Tutorial 6 Blok 8

    Marcus, Dawn. 2007.Headache and Chronic Pain Syndrome. London: Humana Press

    Maria Abdulsalam, Albert Daniel. 2002.

    Diagnosis, Pengobatan dan Pencegahan

    Anemia Defisiensi Besi. Saripediatri.idai.or.id. (Diakses Tanggal 23 September

    2014)

    Markum HA. Diagnostik dan penanggulangan anemia defisiensi. Dalam: Naskah

    Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak FKUI I;

    1982, Jakarta: IKA FKUI, 1982. h. 5-13

    Menti, AS. 2011.Energi dan Protein dari Konsumsi Raskin Terhadap Kecukupan Gizi

    Keluarga di Desa Mardingding Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

    Tahun 2011. Tersedia di:

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22456/4/Chapter%20II.pdf

    (Diakses Tanggal 23 September 2014)

    Mulyatno, Kris Cahyo. 2010. Fungsi Darah. http://www.itd.unair.ac.id. (Diakses

    Tanggal 23 September 2014)

    Murray, Robert K. 2009.Biokimia harper, 27ed. Jakarta: EGC

    Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

    Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC

    Price, S.A, Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

    Edisi 6.Jakarta : EGC

    QS. Al Ahqaaf :15

    Qs. Al Maidah ayat 88

    Sherwood, Lauralee. 2011.Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

    Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC

    Simamora, E 2008. Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 39 Medan.

    Repository.usu.ac.id. (diakses pada tanggal 23 September 2014)

    Sudoyo dkk. 2009. Anemia defisiensi besi dalam IPDL Jilid II. Jakarta:

    InternaPublishing

    Supandiman, Iman. 2006.Hematologi Klinik. Bandung: PT Alumni. 45-50

    www.emidecine.com.(diakses pada tanggal 23 Spetember 2014)

    Yaniar, Renny. 2009. 4 Sehat 5 Sempurna. PT Gramedia Indonesia : Jakarta

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22456/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/FUNGSI%20DARAH.pdfhttp://www.emidecine.com/http://www.emidecine.com/http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/FUNGSI%20DARAH.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22456/4/Chapter%20II.pdf