56
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman UPAYA POKOK KESEHATAN (UPK) PUSKESMAS PALARAN TAHUN 2014 Disusun oleh: Andi Epri Rangga Aditya Lisma Victor Julius Meyliana Primavita Asharie Pembimbing : Veronika Hinum, S. KM, MM dr. Resda dr. Rahmat Bakhtiar, MPPH LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PUSKESMAS PALARAN 1

FIX UPK EMV.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FIX UPK EMV.doc

Departemen Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas KedokteranUniversitas Mulawarman

UPAYA POKOK KESEHATAN (UPK) PUSKESMAS PALARAN

TAHUN 2014

Disusun oleh:

Andi Epri Rangga Aditya Lisma

Victor Julius

Meyliana Primavita Asharie

Pembimbing :

Veronika Hinum, S. KM, MM

dr. Resda

dr. Rahmat Bakhtiar, MPPH

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PUSKESMAS PALARAN

SAMARINDA

2014

1

Page 2: FIX UPK EMV.doc

BAB I

PENDAHULUAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya. Menurut Depkes RI tahun 1991, Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional

yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di

wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Menurut KEPMENKES RI

No.128/Menkes/SK II/tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas

merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota yang bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas ini diberikan kewenangan oleh

Dinas Kesehatan kabupaten/kota guna melaksanakan tugas operasional pembangunan

kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk.

Tujuan dari puskesmas secara umum adalah mendukung tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi – tingginya.

Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam pembangunan kesehatan dan pusat

pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan medik dasar individu dan keluarga,

serta pelayanan kesehatan masyarakat yang mencakup usaha pelayanan promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif. Dari fungsi puskesmas ini jelas peran puskesmas bukan hanya

persoalan teknis medis tetapi juga bagaimana keterampilan sumber daya manusia untuk

mampu mengorganisir modal sosial yang ada di masyarakat. Fungsi dan peran puskesmas

sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil sekalipun,

membutuhkan strategi dalam mengorganisir masyarakat untuk terlibat dalam

penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

Ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan

puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Hal ini

karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia sangat unik. Sebagai sarana

pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas bertanggung jawab dalam

menyelenggarakan pelayanan kedokteran.

2

Page 3: FIX UPK EMV.doc

Dengan diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang mengutamakan desentralisasi,

maka setiap daerah tingkat I dan II memiliki kesempatan mengembangkan puskesmas sesuai

Rencana Strategis (renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) Bidang Kesehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat I dan II.

Konsekuensi dari undang-undang tersebut ialah terjadinya perubahan struktur organisasi

kesehatan serta tugas pokok yang menunjukkan kepentingan daerah tingkat I dan II yang

lebih dominan, hal ini dapat menimbulkan perbedaan penentuan skala prioritas upaya

peningkatan pelayanan kesehatan di tiap daerah, dengan catatan setiap kebijakan tetap

mengacu pada Renstra Kesehatan Nasional. Disamping itu daerah tingkat II dituntut untuk

melakukan akselerasi di semua sektor penunjanng upaya pelayanan kesehatan.

Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pelayanan kesehatan strata pertama

meliputi pelayanan medik dasar individu dan keluarga. Pelayanan kesehatan yang diberikan

Puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh, meliputi: pelayanan promotif (upaya

edukasi peningkatan kesehatan), pelayanan preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan

rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Keempat jenis pelayanan dasar tersebut bersifat

integratif, baik personal maupun program melalui UPK (Upaya Pokok Kesehatan). Hal ini

dimaksudkan agar pelaksanaan setiap kegiatan tertata rapi dan memiliki kejelasan spesifikasi

tugas dan sasaran serta hasil masing-masing program.

Fungsi Puskesmas tersebut diwujudkan dalam upaya Puskesmas yang terdiri dari

Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya kesehatan wajib

puskesmas atau Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) terdiri dari 6 kegiatan pokok (Basic Six)

yakni :

a. Promosi Kesehatan

b. Kesehatan Lingkungan

c. Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA dan KB)

d. Peningkatan Gizi

e. Penanggulangan Penyakit Menular (P2M)

f. Pengobatan Dasar

Saat ini program pokok pelayanan kesehatan dasar (basic health care services) telah

dikembangkan oleh badan kesehatan dunia (WHO) yang dikenal dengan basic seven. Basic

seven terdiri dari:

a. MCHC ( Maternal and Child Health Care)

b. MC (Medical care)

3

Page 4: FIX UPK EMV.doc

c. ES (Environment Sanitation)

d. HE (Health education) untuk kelompok-kelompok masyarakat

e. SL (Simple Laboratory)

f. CDC (Communicable Disease Control)

g. Simple Statistic (recording/reporting atau pencatatan dan pelaporan)

Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan yaitu upaya kesehatan yang

dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dan

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan ditetapkan

bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari

masyarakat melalui perwakilan masyarakat dalam bentuk Badan Penyantun

Puskesmas/Konsil Kesehatan Kecamatan maupun dari kondisi wilayah kerja puskesmas.

Yang termasuk dalam Upaya Kesehatan Pengembangan :

a. Puskesmas dengan Unit rawat Inap

b. Kesehatan Usia Lanjut

c. Upaya Kesehatan Mata dan pencegahan kebutaan

d. Upaya Kesehatan Telinga dan pencegahan Pendengaran

e. Upaya Kesehatan Jiwa

f. Upaya Kesehatan Olah Raga

g. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi

h. Perawatan Kesehatan Masyarakat Dan Sebagainya

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional

j. Upaya Kesehatan Kerja

k. PONED

Kecamatan Palaran merupakan salah satu kecamatan di Samarinda yang memiliki

sebuah puskesmas induk. Saat ini puskesmas Palaran dilengkapi dengan fasilitas rawat inap

sebagai pengembangan Puskesmas Induk Palaran yang telah diresmikan sejak 21 Januari

2004. Puskesmas Palaran berhasil tidak hanya dalam pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan

pokok tetapi juga dalam beberapa program pengembangan. UPK sangat penting dalam

menunjang keberhasilan peran Puskesmas bagi masyarakat. Oleh karena itu UPK harus

diketahui dan dipahami agar peran dan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik.

Pembuatan makalah ini bertujuan memberikan informasi mengenai UPK Puskesmas,

khususnya UPK di Puskesmas Palaran.

4

Page 5: FIX UPK EMV.doc

BAB II

PROFIL PUSKESMAS PALARAN

2.1 Visi, Misi, Strategi, Nilai dan Motto

2.1.1 Visi

Mewujudkan kecamatan Palaran sehat, mandiri dan sejahtera dengan pelayanan

kesehatan bermutu, terjangkau dan berkeadilan.

2.1.2 Misi

Dalam mencapai visinya, puskesmas Palaran mempunyai misi, antara lain:

a. Mewujudkan masyarakat kecamatan Palaran hidup bersih sehat melalui

keluarga sehat mandiri.

b. Penyelenggaraan puskesmas perawatan melalui manajemen mutu dan

akuntanbilitas.

c. Memelihara mutu dan kesetaraan pelayanan.

d. Menggerakan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan lintas sektor.

2.1.3 Strategi

Strategi yang dijalankan oleh puskesmas Palaran adalah:

a. Meningkatkan promosi kesehatan.

b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

c. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.

d. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor.

e. Meningkatkan sarana dan prasarana.

f. Disiplin dan bekerja sama.

g. Meningkatkan kinerja pegawai.

h. Menjalin komunikasi yang baik.

i. Meningkatkan pelayanan kesehatan puskesmas

5

Page 6: FIX UPK EMV.doc

2.1.4 Nilai

Nilai-nilai Puskesmas Palaran adalah ”CINTA PALARAN”, ”5S” dan ”C+U”:

a. CINTA PALARAN (Cermat, Iman, Norma, Transparan, Akurat, Profesional,

Amanah, Loyalitas, Adil, Ramah tamah, Aman, Nyaman)

b. 5 S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun)

c. C+U = Care, Comitment, Consistent, Continous, Charity, Competence, dan

Unforgetable

2.1.5 Motto

Motto Puskesmas Palaran adalah ”Kesehatan Anda Tujuan Kami, Kepuasan Anda

Kebanggaan Kami.”

2.2 KEADAAN UMUM

2.2.1 Gambaran Umum Demografi dan Geografi

Kecamatan Palaran adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Samarinda, yang

berdasarkan PP No.21 Tahun 1987 terdiri atas 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan Rawa Makmur,

Bukuan, Simpang Pasir, Bantuas dan Handil Bakti.

Batas wilayah Kecamatan Palaran meliputi:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mahakam.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Mahakam.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kutai

Kartanegara.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Samarinda Seberang.

Luas wilayah kecamatan Palaran 15.572 Km2 yang dihuni oleh sekitar 48.133 jiwa

terdiri dari laki-laki 25.435 jiwa dan perempuan sebanyak 22.698 jiwa yang tersebar di lima

kelurahan. Kepadatan penduduk 1.936 Jiwa/km2. Adapun jumlah kepala keluarga sebanyak

14.246 KK.

Kecamatan Palaran merupakan salah satu daerah sentra industri yang bergerak di

bidang pertambangan dan industri lainnya. Di samping itu, Palaran merupakan area pertanian

dan perkebunan yang cukup potensial, ditinjau dari luasnya areal pertanian dan perkebunan.

Namun karena berbagai kendala teknis dan kondisi alam, maka potensi tersebut belum

tergarap secara optimal. Untuk itu pada masa yang akan datang, diharapkan berbagai potensi

6

Page 7: FIX UPK EMV.doc

tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Di Palaran telah dibangun pelabuhan Peti

Kemas, kemudian dilanjutkan dengan Pembangunan Jembatan Mahkota II yang sedang

berlangsung. Diharapkan dengan pembangunan sarana tersebut dapat meningkatkan

perekonomian di Palaran.

2.2.2 Sejarah Singkat Berdirinya Palaran

Pada mulanya Palaran adalah daerah transmigrasi tahun 1953-1954 yang terpusat di

kelurahan Rawa Makmur, kemudian disusul oleh transmigrasi spontan di Kelurahan Bukuan

dan Simpang Pasir pada tahun 1970-an kemudian transmigrasi ke daerah Bantuas.

Dengan berjalannya waktu dan berdirinya Industri, maka berkembang pula jumlah

penduduk dan menyebar ke seluruh wilayah Palaran.

2.2.3 Sejarah Singkat Berdirinya Puskesmas Palaran

Pada tahun 1968 di Kecamatan Palaran Kelurahan Rawa Makmur sebelum berdirinya

Puskesmas Palaran telah berdiri sebuah Balai Pengobatan Transmigrasi yang terletak di

depan Puskesmas Palaran yang sekarang atau berlokasi di TK Kenari, dua tahun kemudian

7

Gambar 1. Peta Wilayah Kecamatan Palaran

Ket : Skala 1 : 750.000

KEL. SEIKELEDANG

KEL. SEIKELEDANG

KEL. KP BAQA

KEL. MASJID

KEL. RAPAKDALAM

SKEL. H. BARU

KEL. SENGKOTEK

KEL. RAWAMAKMURKEL. SIMPANG

TIGA

KEL. SIMPANG PASIR KEL.

BUKUAN

KEL. LOA JANAN ILIR

KEL. HANDIL BAKTI

U

PKMPalara

n

Page 8: FIX UPK EMV.doc

berdirilah Puskesmas Palaran yaitu pada tahun 1970 dan petugas pertama H.A. Sjahran &

Hj.Noor Anisah (1968). Pimpro bangunan Puskesmas Palaran adalah dr. Helmi Jafar dan

Pelaksana harian : dr. Widianto.

Bentuk awal bangunan Puskesmas Palaran kayu atap sirap dilengkapi bangsal

perawatan dengan 20 tempat tidur dan dibiayai oleh UNICEF beroperasi sejak tahun 1972

dan beroperasi lagi sekitar awal tahun 1980-an karena tidak ada biaya operasional. Pada

tahun 1992 dilakukan renovasi dibagian belakang menjadi bangunan tembok. Tahun 2002

dikembangkanlah menjadi Puskesmas Unit Rawat Inap Palaran dan selesai dibangun pada

tahun 2003. Kemudian pada tahun 2004 rencana pembangunan Puskesmas Unit Rawat Inap

Palaran tahap 2 namun baru terealisasi pada tahun 2008.

Adapun Nama-nama Pimpinan Puskesmas yang pernah dan sedang bertugas di

Puskesmas Palaran adalah sebagai berikut :

a. dr. Tumpak Sinaga

b. dr. Aida

c. dr. Handoyo

d. dr. Bambang Indra Aschartca

e. dr. Taufik Chalsun

f. dr. Madi Heru L

g. dr. Hatmoko

h. dr. Yetty Semiarti

i. dr. Hatmoko

j. dr. Hj. Syarifah Rahimah, M.Kes

k. dr. Sri Asih

l. Veronika Hinum, SKM, MM

2.2.4 Gambaran Umum Sarana Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Kecamatan Palaran terdiri dari :

Puskesmas Induk : 1 buah

Rawat Inap : 1 unit

Puskesmas Pembantu (pustu) : 3 unit (Pusban Handil Bakti, Pusban

Gotong Royong dan Pusban Simpang Pasir) yang merupakan unit-unit

pelayanan kesehatan milik pemerintah.

Posyandu Balita : 25 posyandu

Posyandu Lansia : 5 posyandu

8

Page 9: FIX UPK EMV.doc

Pada tahun 2008 telah dilanjutkan pembangunan gedung Unit Rawat Inap tahap II,

melihat dengan meningkatnya angka kunjungan pelayanan maka pada tahun 2009 telah

difungsikannya bangunan tersebut.

Sejak tahun 2013, Puskesmas Induk Rawa Makmur dan Bukuan membentuk

Puskesmas Induk yaitu terletak di Kelurahan Bantuas. Adapun rencana pembagian wilayah

kinerja Puskesmas Palaran nantinya untuk Puskesmas Induk Rawa Makmur terdiri dari

Pusban Handil Bakti, Pusban Gotong Royong, Pusban Simpang Pasir, pembagian wilayah

kinerja Puskesmas Induk Bukuan terdiri dari Pusban Bukuan dan Pusban Balik buaya,

sedangkan Puskesmas Induk Bantuas terdiri dari Pusban Bantuas kota dan Pusban Bantuas

darat.

Disamping fasilitas pelayanan kesehatan tersebut, terdapat juga beberapa klinik atau

Balai Pengobatan swasta yang umumnya dikelola dan untuk melayani masyarakat pekerja

Badan-Badan Usaha Swasta (Perusahaan-Perusahaan Swasta) dan juga adanya persiapan desa

siaga.

Gambar 2. Puskesmas Palaran

Gambar 3. Puskesmas Palaran (Tampak Depan)

9

Page 10: FIX UPK EMV.doc

Gambar 4. Puskesmas Palaran (Balai Pengobatan)

Gambar 5. Puskesmas Palaran (Unit Rawat Inap & Instalasi Gawat Darurat)

2.2.3 Data Pegawai Puskesmas Palaran

Manajemen : 1 orang

Dokter Umum : 5 orang

Dokter Gigi : 1 orang

Ahli Kesehatan Masyarakat : 2 orang

Sanitarian : 2 orang

Perawat : 23 orang

Bidan : 20 orang

Perawat Gigi : 1 orang

Analis : 3 orang

Ahli Gizi : 2 orang

Apoteker : 1 orang

Asisten Apoteker : 2 orang

Pembantu Apotik : 1 orang

10

Page 11: FIX UPK EMV.doc

Administrasi : 5 orang

Pekarya Kesehatan : 3 orang

Ahli Komputer : 1 orang

Akuntansi : 1 orang

Rekam Medik : 3 orang

Register Harian : 2 orang

Security : 1 orang

Wakar : 1 orang

Tukang Kebun : 2 orang

Cleaning Service : 8 orang

Loundry : 2 orang

Supir : 2 orang

Total Tenaga Kerja : 88 orang

2.3. UPK WAJIB PUSKESMAS PALARAN

2.3.1. Promosi Kesehatan

Tujuan UPK promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat

akan pentingnya kesehatan dan merubah paradigma di masyarakat yang semula berparadigma

sakit menjadi paradigma sehat. Hasil dari data Puskesmas bulan Januari - Juni 2014,

pencapaian komponen kegiatan upaya promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

a. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD Dan Setingkat

Berdasarkan data Puskesmas bulan Januari – Juni 2014, untuk program penjaringan

kesehatan siswa kelas 1 SD dan Setingkat diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 723 siswa 723 siswa 708 siswa (98%)

Kegiatan program penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SD dan setingkat berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 100% per tahun. Sedangkan pencapaiannya hanya 98%. Diharapkan tahun depan program ini bisa mencapai targetnya

Desa Siaga Aktif

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program desa siaga aktif diperoleh

hasil sebagai berikut :

11

Page 12: FIX UPK EMV.doc

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 3 desa 3 desa 3 desa (100%)

Kegiatan pembinaan desa siaga aktif dalam pelaksanaannya selama tahun 2014 telah

mencapai standar minimal pencapaian pertahun.

b. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP dan Setingkat

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program penjaringan

kesehatan siswa kelas 1 SMP dan setingkat diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 565 siswa 283 siswa 508 siswa (90%)

Kegiatan program penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SMP dan Setingkat berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 50% per tahun. Program ini telah mencapai target tahunannya

Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMA dan Setingkat

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program penjaringan kesehatan siswa

kelas 1 SMA dan Setingkat diperoleh hasil sebagai berikut:

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 469 siswa 235 siswa 422 siswa (90%)

Kegiatan program penjaringan kesehatan siswa kelas 1 SMA dan Setingkat

berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 50% per tahun. Program ini

telah mencapai target tahunannya.

PHBS Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar dapat mengetahui, memiliki kemauan dan mampu mempraktikkan perilaku hidup

bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Rumah tangga

sehat adalah rumah tangga yang semua anggota keluarganya berperilaku hidup bersih dan

sehat yaitu merupakan komposit dari 10 indikator :

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Merupakan tindakan yang dilakukan bidan atau tenaga kesehatan lainnya dalam

proses lahirnya janin dari kandungan ke dunia luar dimulai dari tanda-tanda lahirnya

bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya plasenta.

2. Balita diberi ASI eksklusif

Merupakan proporsi bayi usia 0-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir.

3. Mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan

12

Page 13: FIX UPK EMV.doc

Merupakan penduduk semua umur yang tercakup berbagai jenis pembiayaan praupaya

seperti ASKES, JAMSOSTEK, asuransi perusahaan, dana sehat, kartu sehat dan lain-

lain.

4. Tidak merokok adalah penduduk umur 10 tahun ke atas yang tidak merokok selama 1

bulan terakhir.

5. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk 10 tahun ke atas dalam

seminggu terakhir melakukan aktivitas fisik sedang atau berat minimal 30 menit

setiap hari.

6. Makan sayur dan buah setiap hari adalah penduduk 10 tahun keatas yang

mengkonsumsi minimal 2 porsi sayuran dan 2 porsi buah buahan dalam seminggu

terakhir.

7. Tersedia air bersih. Rumah tangga memiliki akses terhadap air bersih adalah rumah

tangga yang memakai sehari-hari kebutuhan air minum yang, meliputi air dalam

kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak

minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.

8. Tersedianya jamban adalah rumah tangga menggunakan jamban dengan septic tank

atau lubang penampungan sebagai pembuangan akhir.

9. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni adalah lantai rumah yang ditempati

dan digunakan untuk keperluan sehari-hari dibagi dengan jumlah penghuni rumah (2,5

m2 / orang).

10. Lantai rumah bukan dari tanah adalah bagian bawah / dasar / alas suatu ruangan

terbuat dari semen, papan dan ubin.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program penyuluhan perilaku hidup

bersih dan sehat pada rumah tangga diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 280 rumah 140 rumah 82 siswa (29,29%)

Kegiatan program PHBS Rumah Tangga berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 50% per tahun. Program ini belum mencapai target tahunannya.

2.3.2. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan adalah program pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas

untuk meningkatkan kesehatan lingkungan melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu

lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan

13

Page 14: FIX UPK EMV.doc

peningkatan peran serta masyarakat. Berdasarkan data Puskesmas bulan Januari – Juni tahun

2014 cakupannya adalah 88%. Program Kesehatan Lingkungan adalah sebagai berikut :

a. Proporsi Penduduk dengan Akses Sumber Air Minum yang Terlindungi dan

Berkelanjutan

Penduduk dengan akses sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan adalah

penduduk yang mendapatkan air dengan kualitas sumber air yang mempertimbangkan

konstruksi bangunan sumber airnya serta dengan jarak lebih dari 10 meter dari tempat

pembuangan tinja terdekat.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan data penduduk dengan akses

sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan yaitu :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 30046 penduduk/KK 24036,8 penduduk/KK 2085 penduduk/KK (9%)

Dari data tersebut, didapatkan pencapaian sebesar 9%. Hal ini diakibatkan karena

keterbatasan tenaga, dana dan prasarana untuk menjangkau dan mensurvey rumah-rumah

penduduk, serta rendahnya pengetahuan penduduk tentang sumber air minum yang

terlindungi dan berkelanjutan.

b. Prosentase Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi

Kualitas air minum yang memenuhi syarat mikrobiologi adalah air yang melalui

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum dengan

ditentukannya jumlah batasan yaitu 0/100ml sampel untuk bakteri coli dan 0/100 ml sampel

untuk total bakteri koliform dalam air tersebut.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan data inspeksi sanitasi tempat

pengolahan makanan :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 10 sampel 8 sampel 3 sampel (38%)

Hasil pencapaian Prosentase Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi Kualitas Air Minum yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi adalah 38%. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran pengelola sarana terhadap kualitas air minum yang baik.

3.2 Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan yang Diperiksa dan Memenuhi Syarat

Tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat adalah tempat pengelolaan

makanan dengan yang memenuhi persyaratan lokasi dan bangunan, yatiu halaman,

konstruksi, tata ruang, lantai, dinding, atap, langit-langit, pintu, jendela, ventilasi,

pencahayaan, ruangan pengolahan, tempat cuci alat dan bahan makanan, tempat cuci tangan,

14

Page 15: FIX UPK EMV.doc

air bersih, jamban dan peturasan, kamar mandi, tempat sampah, locker dan cara pemversihan

dan pemeliharaannya.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 diperoleh sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 134 sarana 107 sarana 99 sarana (92%)

Hasil pencapaian program Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan yang Diperiksa dan

Memenuhi Syarat tahun 2014 adalah 92% yang artinya telah mencapai nilai target tahunan.

3.3 Jumlah Tempat-Tempat Umum yang Diperiksa dan Memenuhi Syarat

Tempat umum yang diperiksa dan memenuhi syarat adalah tempat yang

diperuntukkan bagi masyarakat umum, harus memiliki gedung dan tempat permanen, dan

terdapat aktivitas seperti pengelolaan, pegawai dan pengumnjung, serta harus memiliki

fasilitas kerja pengelola, fasilitas sanitasi dan pembuangan limbah.

Program ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta

memenuhi akses sanitasi dasar, meliputi air, jamban, limbah dan sampah, melaksanakan

pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan dan minuman, pencahayaan dan ventilasi

sesuai dengan kriteria persyaratan standar kesehatan. Kegiatan dilakukan sebanyak 2 kali per

tahun ditempat-tempat umum, seperti pasar, salon, masjid dan hotel.

Kegiatan ini berupa inspeksi sanitasi tempat-tempat umum dan sanitasi tempat umum

yang memenuhi syarat. Berdasarkan data Puskesmas pada tahun 2014 diperoleh sebagai

berikut:

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 28 sarana 22,4 sarana 17 sarana (76%)

Pencapaian Jumlah Tempat-Tempat Umum yang Diperiksa dan Memenuhi Syarat 76% dari target per tahun yang memenuhi syarat tempat-tempat umum.

a. Prosentase Kualitas Air Depot Air Minum (DAM) yang Memenuhi Syarat secara

Mikrobiologi

Prosentase kualitas air depot air minum yang memenuhi syarat secara mikrobiologi

adalah proses pengolahan air yang mampu menghilangkan semua jenis pencemar baik fisik,

kimia, maupun mikrobiologi.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 47 sampel 37,6 sampel 37 sampel (98%)

15

Page 16: FIX UPK EMV.doc

Pencapaian 98% dari target per tahun untuk air pada depot air minum yang memenuhi

syarat.

18 Prosentase Kualitas Air Bersih Non PDAM yang Memenuhi Syarat secara

Mikrobiologi

Kualitas air bersih non PDAM yang memenuhi syarat mikrobiologi adalah air yang

dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang tidak berasal dari perusahaan air minum

daerah dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum bila

dimasak dengan syarat mikrobiologi tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti

disentri, tipus, koleram dan bakteri patogen penyebab penyakit.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 10 sampel 8 sampel 3 sampel (38%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 38% dari target per

tahun untuk kualitas air Non PDAM memenuhi syarat mikrobiologi.

19 Proporsi Sarana Air Bersih yang Telah Diinspeksi Sanitasi

Sarana air bersih yang diinspeksi sanitasi adalah sarana air bersih yang terhindar dari

risiko pencemaran. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 195 sarana 156 sarana 160 sampel (103%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, didapatkan pencapaian 103% dari target per

tahun untuk sarana air bersih yang telah diinspeksi sanitasinya.

20 Proporsi Rumah Sehat dengan Akses Fasilitas Sanitasi / Jamban Keluarga yang

Memenuhi Syarat

Rumah sehat dengan akses fasilitas sanitasi/jamban keluarga yang memenuhi syarat

adalah rumah yang memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis serta dapat menghindarkan

terjadinya kecelakaan dan penularan penyakit, yang memiliki bangunan yang digunakan

untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam

suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tertutup sehingga

tidak mencemari lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 499 sarana 399 sarana 484 sarana (121%)

16

Page 17: FIX UPK EMV.doc

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 121% dari target per

tahun untuk rumah sehat dengan akses fasilitas sanitasi atau jamban keluarga yang memenuhi

syarat.

21 Inspeksi Sanitasi TPA/TPS

Inspeksi sanitasi TPA/TPS adalah pemantauan dan pengawasan terhadap lingkungan

TPA, dan pengawasan dampak sampah. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh

hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 1 sarana 0,8 sarana 0 sarana (0%)

Tahun 2014 didapatkan pencapaian 0% dari target per tahun untuk inspeksi sanitasi

TPA/TPS.

1 Inspeksi Sanitasi Pestisida

Program ini bertujuan untuk menciptakan tempat pengolahan pestisida yang aman.

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 9 sarana 7,2 sarana 3 sarana (42%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 42% dari target per

tahun untuk inspeksi sanitasi pestisida.

2.3.3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana

Salah satu program KK ini dilaksanakan melalui pelayanan, oleh petugas kesehatan

(bidan) di puskesmas dengan cara melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala dan

terjadwal sehingga dapat diketahui kesehatan ibu serta perkembangan dan kesehatan janin

dalam kandungan. Proses yang dilakukan dapat berupa penjadwalan pemeriksaan dan

mengevaluasi kunjungan dari ibu hamil, mulai dari kunjungan pertama hingga kunjungan

keempat (K1 hingga K4), sehingga hasil yang didapatkan diupayakan sesuai dengan tujuan.

Setiap data ibu hamil di dimasukkan sesuai dengan bulan taksiran persalinan.

Sedangkan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dimasukkan pada kantong resiko tinggi

sehingga mendapat perhatian.

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh

petugas kesehatan. Pertolongan persalinan dilakukan oleh dokter, bidan atau petugas

kesehatan lainnya yang telah memperoleh pelatihan tehnis pertolongan kepada ibu bersalin

yang dilakukan sesuai dengan pedoman dan prosedur teknis yang telah ditetapkan.

17

Page 18: FIX UPK EMV.doc

Istilah K1 atau kunjungan pertama ibu hamil pada dasarnya satu paket dengan istilah

K4 atau kunjungan keempat ibu hamil. Kunjungan ibu hamil K4 adalah ibu hamil yang

kontak dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal care (ANC) sesuai

dengan standar 10T dengan frekuensi kunjungan minimal 4 kali selama hamil, dengan syarat

trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan trimester III minimal 2 kali.

Standar 10 T yang dimaksud adalah:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2. Pemeriksaan tekanan darah

3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)

4. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

bila diperlukan.

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan

8. Test laboratorium (rutin dan khusus)

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (Bumil) Sesuai Standar untuk Kunjungan

Lengkap (K4)

Berdasarkan data Puskesmas bulan Januari - Juni tahun 2014, diperoleh hasil sebagai

berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 1066 bumil 959 bumil 989 bumil (103%)

Pencapaian kunjungan lengkap (K4) pada tahun 2014 didapatkan hasil 103 %. Hasil

ini menunjukkan pencapaian pencapaian lebih dari 50% target. Hal ini disebabkan baiknya

kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilannya.

b. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 197 bulin 158 bulin 224 bulin (142%)

18

Page 19: FIX UPK EMV.doc

Pencapaian Komplikasi Kebidanan yang ditangani tahun 2014 didapatkan hasil 142%. Hasil

ini menunjukkan pencapaian dalam tahun ini lebih dari 50% dari target.

Pelayanan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki

Kompetensi Kebidanan

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 1027 bulin 924 bulin 748 bulin (81%)

Berdasarkan standar pencapaian minimal pelayanan kesehatan Puskesmas, persalinan

oleh tenaga kesehatan dalam 1 tahun ialah 90%, dan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar

81%. Harapannya tahun depan angka pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan mampu

memenuhi target.

c. Pelayanan Persalinan Nifas (KF3)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut:

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 1027 bufas 924 bufas 714 bufas (77%)

Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 90% per tahun.

Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 77% maka masih belum mencapai target

yang diharapkan.

d. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 193 neonatus 154 neonatus 44 neonatus (28%)

Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 80% per tahun.

Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 28 % maka masih belum mencapai target

yang diharapkan.

e. Cakupan Kunjungan Bayi

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 969 bayi 872 bayi 716 bayi (82%)

Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 90% per tahun dan

pencapaian tahun 2014 sebesar 82%. Sehingga program ini belum mencapai targetnya.

f. Cakupan Kunjungan Anak Balita

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

19

Page 20: FIX UPK EMV.doc

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 5968 balita 5371 balita 22552 balita (420%)

Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 90% per tahun.

Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 420% maka telah mencapai target yang

diharapkan.

g. Peserta KB Aktif

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 9532 PUS 7149 PUS 5316 PUS (74%)

Berdasarkan indikator pencapaian minimal, program ini bernilai 75% per tahun.

Sedangkan yang tercapai pada tahun 2014 sebesar 74 %. Pencapaian yang diperoleh dari

pasangan usia subur yang menggunakan KB aktif ialah sebesar 5316 (74 %).

2.3.4. Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi memiliki beberapa program kerja yang dilaksanakan dalam

wilayah kerjanya dengan koordinator yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan

pelaporan program yang dijalankan.

Program yang dikerjakan merupakan program standar yang ada di tiap puskesmas di

Indonesia. Berdasarkan data Puskesmas Palaran pada bulan tahun 2014 cakupannya

mencapai 90 %. Program tersebut, antara lain:

a. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga

Miskin

Program Pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga

miskin ini dilaksanakan dalam rangka perbaikan status gizi anak terutama pada keluarga

miskin. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 117 anak 95 anak 92 anak (97%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, program ini sudah mencapai target yang

diharapkan.

b. Meningkatkan Jumlah Posyandu Aktif

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan jumlah posyandu aktif di wilayah

kerja Puskesmas Induk Palaran. Pelayanan kesehatan terpadu (Yandu) adalah suatu bentuk

keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas.

Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan

20

Page 21: FIX UPK EMV.doc

sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu). Tujuan utama dari posyandu

ini adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan berbasis komunitas kepada ibu hamil dan

menyusui, serta memberikan pelayanan imunisasi untuk meningkatkan kesehatan ibu dan

anak.

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 24 posyandu 19 posyandu 24 posyandu (123%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, peningkatan jumlah Posyandu aktif

diperoleh pencapaian sebesar 123 %. Program ini telah mencapai target yang ditetapkan

untuk periode tahun 2014.

c. Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan upaya penjaringan balita dengan gizi

kurang maupun gizi buruk pada masyarakat. Program ini dilaksanakan pada puskesmas dan

posyandu, dan data yang didapatkan akan dimasukkan ke dalam Kartu Menuju Sehat (KMS)

yang telah dibagikan kepada setiap ibu hamil dan menyusui. Diharapkan program ini akan

memungkinkan deteksi dini balita dengan gizi kurang agar dapat dilakukan tindakan sesegera

mungkin.

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 6937 balita5550 bal

ita3148 balita (57%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 diperoleh 57% balita yang telah ditimbang

berat badannya. Diharapkan tahun depan program ini mampu mencapai target yang

diharapkan.

d. Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Beryodium

Program ini bertujan untuk memenuhi konsumsi garam beryodium pada masyarakat

dalam wilayah kerja Puskesmas Induk Palaran. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), mencakup keterbelakangan mental yang

permanen, gondok, kegagalan reproduksi, meningkatnya kematian anak dan penurunan sosial

ekonomi. Anak dengan kekurangan yodium memiliki rata-rata IQ 13.5 poin lebih rendah

dibandingkan yang cukup yodium. Untuk mengatasinya penanggulangan GAKY difokuskan

pada peningkatan konsumsi garam beryodium.

Pencapaian program ini dilakukan dengan cara memperbaiki distribusi garam

sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk memasak atau selalu mengonsumsi garam mengandung cukup yodium.

21

Page 22: FIX UPK EMV.doc

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 78 kelurahan 70 kelurahan 78 kelurahan (111%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 diperoleh pencapaian sebesar 100 % dan

sudah memenuhi target.

e. Balita 6-59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A

Program ini dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Februari dan

Agustus. Pemberian vitamin A untuk bayi (6-11 bulan) sebanyak 100.000 UI sedangkan

untuk balita (1-5 tahun) sebanyak 200.000 UI. Pemberian dilakukan di Posyandu, TK dan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Yang melaksanakan program ini ialah petugas gizi

puskesmas, tim posyandu dan kader. Sasaran program ini yaitu bayi (6-11 bulan) dan balita

(1-5 tahun).

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 6452 balita 5355 balita 5000 balita (93%)

Berdasarkan data Puskesmas bulan Februari dan Agustus tahun 2014, pemberian

vitamin A pada pada Balita 6-59 bulan sudah mencapai target yang diharapkan. Pencapaian

tersebut dikarenakan kesadaran orang tua pasien yang cukup baik mengenai pentingnya

pemberian vitamin A ini. Selain itu, penempatan posyandu yang sudah cukup menyebar

lokasinya di palaran juga membantu kelancaran pelaksanaan program ini.

f. Pemberian ASI Eksklusif 0-6 Bulan (Diberi Penuh)

Program ini bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya ASI eksklusif dan manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayinya. Program ini

merupakan bagian dari program KIA dalam perannya untuk memperbaiki kesehatan ibu dan

anak di wilayah kerja PKM Palaran Induk.

ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat

apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan.

Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI

sampai bayi berumur dua tahun. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna

untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Faktor pembentukan sel-sel otak

terutama DHA dalam kadar tinggi. Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih

sehat dan cerdas bila diberi air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada 4 - 6 bulan pertama

kehidupannya.

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

22

Page 23: FIX UPK EMV.doc

1 485 Bayi 364 bayi 242 bayi (67%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, pencapaian program ini adalah 67%,

diharapkan program ini dapat mencapai target pada periode tahun depan.

2.3.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (P2M)

Program ini bertujuan untuk menurunkan kejadian penyakit menular sampai pada

tingkat terendah dan mencegah terjadinya epidemi. Kegiatan P2M di puskesmas palaran

meliputi menemukan penderita atau tersangka secara pasif (seperti malaria, ISPA, DBD,

Diare, TB, kusta). Selain itu, terdapat Pelayanan Imunisasi dan Pencegahan serta

Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS. Epidemiologi surveilance melakukan penyelidikan

lanjutan kontak dari penderita malaria, TB, dan kusta dan mengetahui peningkatan angka

kesakitan terhadap penyakit yang mungkin menimbulkan epidemi secara dini.

a. Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Salah satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya UCI yang

merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di 100%

desa/kelurahan. Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, untuk program cakupan kelurahan

Universal Child Immunization (UCI) diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 3 kelurahan 3 kelurahan 2 kelurahan (73%)

Kegiatan program Cakupan Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

telah mencapai lebih dari setengah target tahunan dalam pelaksanaanya selama tahun 2014.

b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita

Kegiatannya meliputi menemukan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh

Puskesmas dan Kader, kemudian jumlah kasus pneumonia dan pneumonia berat yang masih

bisa ditangani serta jumlah kasus pneumonia berat atau dengan tanda bahaya ditangani atau

dirujuk.

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 693 balita 693 balita 46 balita (7%)

Selama tahun 2014 penemuan kasus Pneumonia sebesar 7 %. Target capaian minimal

per tahun 100%, sehingga belum mencapai setengah dari target minimal.

c. Penemuan Penderita Baru BTA +

23

Page 24: FIX UPK EMV.doc

Jenis kegiatan yang dilakukan penemuan penderita TB baru (DOTS) BTA positif.

Berdasarkan data Puskesmas dengan penemuan penderita TB baru (DOTS) BTA positif pada

tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut:

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 100 pendeita 78 penderita 38 penderita (51%)

Penemuan pasien TB baru BTA + sudah melebihi separuh dari target minimal

tahunan, 51% dari 75% pencapaian yang ditargetkan dari target minimal. Berdasarkan data

Puskesmas untuk pasien TB BTA Positif yang sudah menyelesaikan pengobatan pada tahun

2014, diperoleh hasil sebagai berikut:

Pasien TB BTA Positif yang sudah menyelesaikan pengobatan pada bulan

Januari - Juni 2014

No. Sembuh Lengkap DO Gagal Pindah

1 6 6 0 1 1

d. Penemuan dan Pengobatan Demam Berdarah Dengue

Data cakupan penyelidikan epidemiologi, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 87 penderita 87 penderita 143 penderita (164%)

Pencapaian sudah memenuhi target minimal pertahun. Adapun kendala yang dihadapi

dalam pencegahan DBD antara lain lokasi yang sulit dijangkau petugas, sulitnya perekrutan

kader yang berjiwa sosial dan kurangnya kerjasama antara pegawai yang bertanggung jawab

dalam kegiatan ini. Sehingga dinilai perlunya dilakukan sosialisasi program 3M+ dan PHBS

rumah tangga yang lebih sering dan efektif di tahun kedepannya.

e. Penemuan Penderita Diare dan Penyakit Saluran Pencernaan Anak Usia <5

Tahun

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 angka kejadian diare dan gangguan saluran

pencernaan cukup tinggi. Program penemuan pasien anak usia < 5 tahun selama tahun 2014

berhasil menemukan pasien sebesar :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 693 penderita 693 penderita 546 penderita (79%)

Tingginya angka diare ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan perilaku

masyarakat mengenai pentingnya hidup bersih dan sehat. Penemuan secara dini kasus diare

akan sangat membantu penanganan yang tepat dimulai sedini mungkin sehingga mencegah

24

Page 25: FIX UPK EMV.doc

komplikasi yang lebih serius. Dalam tahun 2014 program ini sudah mencapai setengah dari

target tahunan.

f. Penyelidikan Epidemiologi dan KLB

Tujuan penyelidikan epidemiologi KLB adalah mengetahui besar masalah KLB dan

mencegah penyebaran yang lebih luas, sedangkan tujuan khusus, antara lain:

1. Mengetahui karakteristik epidemiologi, klinis dan virus.

2. Mengidentifikasi faktor risiko.

3. Mengetahui kasus tambahan untuk menilai keefektifan penularan dari manusia ke

manusia.

4. Memberikan rekomendasi upaya penanggulangan.

Langkah Penyelidikan Epidemiologi KLB

1. Konfirmasi Awal KLB

Petugas surveilans atau penanggung jawab surveilans Puskesmas/Dinas Kesehatan

melakukan konfirmasi awal untuk memastikan dengan cara wawancara dengan petugas

puskesmas atau dokter yang menangani kasus.

2. Pelaporan Segera

Mengirimkan laporan W1 dan telp/ SMS ke Dinas Kesehatan Kab/ Kota dalam

waktu < 24 jam, kemudian diteruskan oleh Dinas Kesehatan Kab/ kota melalui sms gateway

atau ke Posko KLB.

3. Persiapan Penyelidikan

a. Persiapan lapangan, menginformasikan kepada petugas kesehatan di lokasi

dimana terdapat kasus

b. Persiapan formulir penyelidikan

c. Persiapan Tim Penyelidikan

d. Persiapan logistik dan obat-obatan

e. Persiapan pengambilan spesimen.

Penyelidikan Epidemiologi

Berikut beberapa langkah pada tahap ini, sebagai berikut :

a) Identifikasi kasus

b) Identifikasi faktor risiko

c) Identifikasi kontak khusus

d) Pengambilan specimen

25

Page 26: FIX UPK EMV.doc

e) Penanggulangan awal

f) Pengolahan dan analisis data

g) Penulisan laporan

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 143 pasien 143 pasien 143 pasien (100%)

Pencapaian program penyelidikan epidemiologi dan KLB telah mencapai 100%

target tahunan.

g. Penduduk Umur 15-24 Tahun Punya Pengetahuan Komprehensif Tentang

HIV/AIDS

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 959 penduduk 10 penduduk 0 penduduk (0%)

Program pendataan penduduk umur 15-24 tahun punya pengetahuan komprehensif

tenteng HIV/AIDS belum dilksanakan.

h. Prevalensi HIV/AIDS

Semakin banyaknya angka kejadian HIV/AIDS di masyarakat mendorong untuk terus

dilakukan pemantauan terhadap laju penyebaran HIV/AIDS. Angka kejadian dihitung dengan

menjumlahkan semua kasus lama ditambah dengan kasus baru.

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 2966 pasien 30 pasien 11 pasien (37%)

Program perhitungan prevalensi HIV/AIDS belum mencapat target minimal tahunan.

Hal ini disebabkan karena sulitnya dilakukan pemeriksaan pasien HIV/AIDS dilapangan dan

kurangnya kesadaran pasien untuk memeriksakan diri di Puskesmas.

i. Angka Bebas Jentik

Kegiatan yang dilakukan adalah dengan menghitung angka bebas jentik.

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 1259 penduduk 1196,05 penduduk 1138 penduduk (95%)

Pencapaian program angka bebas jentik hampir mencapai target tahunan, dengan

pencapaian 1138 penduduk dari 1196 penduduk.

2.3.6. Upaya Pengobatan

26

Page 27: FIX UPK EMV.doc

Upaya pengobatan bertujuan memberikan pengobatan dan perawatan yang optimal

dengan menentukan diagnosis dengan cepat dan tepat (sedini mungkin) yang dilanjutkan

dengan pemberian pengobatan yang tepat sehingga dapat mengatasi ketidakmampuan

maupun kelainan yang dihadapi serta mengadakan rehabilitasi untuk memperingan

penderitaan pasien.

a. Kunjungan Rawat Jalan Umum

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 52956 kunjungan 7943 kunjungan 63785 kunjungan (803%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 803% dari target per

tahun untuk kunjungan rawat jalan umum, peningkatan kuratif ini diakibatkan karena

kurangnya diaplikasikannya upaya preventif dan promotif.

b. Kunjungan Rawat Jalan Gigi

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 52956 kunjungan 1059 kunjungan 5577 kunjungan (527%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 527% dari target per

tahun untuk kunjungan rawat jalan gigi, peningkatan kuratif ini diakibatkan karena kurangnya

diaplikasikannya upaya preventif dan promotif.

c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 5872 pasien 5872 pasien 4834 pasien (82%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 82% dari target per

tahun untuk pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin, hal ini karena masyarakat yang

miskin cenderung mengabaikan penyakitnya atau memilih pengobatan alternatif.

d. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 4834 pasien 4834 pasien 574 pasien (12%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 12% dari target per

tahun untuk pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin, hal ini karena masyarakat yang

miskin cenderung mengabaikan penyakitnya atau memilih pengobatan alternatif.

27

Page 28: FIX UPK EMV.doc

e. Jumlah Rujukan

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 63785 pasien 6379 pasien 4059 pasien (64%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 64% dari target per

tahun untuk jumlah rujukan.

f. Cakupan Pengobatan Rasional

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

Cakupan Pengobatan Rasional

No. Sasaran Target Pencapaian

1 52956 (100%) 47660 (90%) 19064 (40%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 40% dari target per

tahun untuk pengobatan rasional, hal ini diakibatkan karena dokter umum sering

menggunakan berbagai macam obat yang fungsinya sama dan memberikan obat yang

seharusnya kurang diperlukan pasien.

g. Cakupan Pemakaian Obat Generik

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 7753 item 6590,05 item 7725 item (117%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 117% dari target per

tahun untuk pemakaian obat generik.

2.3.6. Laboratorium

Labortatorium puskesmas adalah sarana pelayanankesehatan di puskesmas yang

melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari

manusia untuk menentukan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau

faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat.

1. Cakupan Pemeriksaan Laboratorium Sesuai Standart

Data pemeriksaan laboratorium berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 :

NO Kriteria Terlaksana

1 Pemeriksaan Hemoglobin 2427

2 Pemeriksaan Trombosit 1805

28

Page 29: FIX UPK EMV.doc

3 Pemeriksaan Darah Malaria 73

4 Pemeriksaan Test Kehamilan 85

5 Pemeriksaan Sputum TB 667

6 Pemeriksaan Urine Protein pada Ibu Hamil 455

2.4. UPK PENGEMBANGAN PUSKESMAS PALARAN

2.4.1. Perawatan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu

upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan

memadukan ilmu/ praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran

serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyuluh

dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut

meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya

kesehatannya.

Petugas Perkesmas adalah semua perawat fungsional yang bekerja di puskesmas dan

mendukung adanya kolaborasi dengan petugas kesehatan lain (dokter, bidan, petugas gizi,

petugas kesling, dll) sesuai kebutuhan dan lingkup permasalahan yang dihadapi ketika

melayani masyarakat.

Kegiatan pelayanan Perkesmas dapat dilaksanakan di dalam dan di luar gedung

puskesmas. Di dalam gedung, perawat melakukan asuhan keperawatan bagi individu yang

datang ke puskesmas sedangkan kegiatan di luar gedung, perawat dapat melakukan asuhan

keperawatan keluarga maupun asuhan keperawatan kelompok khusus/ rawan kesehatan di

daerah binaan Perkesmas. Berbagai masalah kesehatan yang memerlukan pelayanan

Perkesmas antara lain; kasus penyakit menular (Tuberkulosis, Malaria, HIV/AIDS) penyakit

tidak menular (Hipertensi, DM, Paska Stroke, Jantung), masalah kesehatan gizi (gizi kurang

dan gizi buruk) atau asuhan keperawatan kepada kelompok lansia, kelompok balita,

kelompok calon jemaah haji, kelompok dengan penyakit tertentu. Jenis kegiatan yang

dilakukan selama memberikan pelayanan perkesmas seperti; deteksi dini, penyuluhan

kesehatan, konseling, perawatan kesehatan dasar, dan rujukan ke pelayanan kesehatan

terdekat.

Adapun yang menjadi sasaran program Perkesmas ini adalah seluruh masyarakat yang

dapat terbagi menjadi:

29

Page 30: FIX UPK EMV.doc

1. Individu khususnya individu risiko tinggi (risti): menderita penyakit, balita, lanjut usia

(lansia), masalah mental/jiwa.

2. Keluarga khususnya ibu hamil (bumil), lansia, menderita penyakit, masalah

mental/jiwa.

3. Kelompok/masyarakat berisiko tinggi, termasuk daerah kumuh, terisolasi, konflik, tidak

terjangkau pelayanan kesehatan.

Fokus sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritasnya

adalah keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (Gakin), keluarga risiko tinggi (anggota

keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit).

Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:

a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas)

b. Penyuluhan kesehatan

c. Tindakan Keperawatan (direct care)

d. Konseling keperawatan

e. Pengobatan (sesuai kewenangan)

f. Rujukan pasien/masalah kesehatan

g. Dokumentasi keperawatan

Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di PKM Palaran Induk diwujudkan

dengan dilakukannya beberapa program, antara lain adalah :

Pembinaan Individu Rentan

Pembinaan Keluarga Rentan

Pembinaan Masyarakat Rentan

No. Cakupan Sasaran Target Pencapaian

1 Individu 75 37,5 (50%) 32 (85%)

2 Keluarga 3 1.5 (50%) 3 (200%)

3 Masyarakat 0 0 (0%) 0 (0%)

Berdasarkan data tersebut, program pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat di

PKM Palaran Induk ini sudah mencapai target yang diharapkan.

2.4.2. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh

di bidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan dan

pengobatan dan pemulihan.

30

Page 31: FIX UPK EMV.doc

Upaya kesehatan usia lanjut dilakukan dengan dijalankannya suatu program posyandu

lansia yang memiliki visi untuk menjaga atau bahkan meningkatkan keadaan para lansia agar

tetap sehat baik secara fisik maupun mental. Posyandu lansia ini juga memiliki misi agar

kinerja posyandu semakin meningkat diiringi oleh upaya penganekaragaman kegiatan yang

dilaksanakan.

c. Pemantauan Kesehatan pada Anggota Kelompok Usia Lanjut yang Dibina Sesuai

Standart

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 301 lansia 210 lansia 216 lansia (103%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 103% dari target per

tahun untuk pemantauan kesehatan pada anggota kelompok usia lanjut, hal ini karena

berjalannya program puskesmas lansia sehingga mempermudah jangkauan sarana

pemantauan kesehatan, serta tingginya kesadaran masyarakat terutama lansia terhadap

kesehatannya.

2.4.3. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dan Mulut

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi dan mulut diwujudkan dengan

dilakukannya beberapa program, antara lain adalah :

1. Upaya Kesehatan Gigi Sekolah.

2. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat

Data tahun 2014 untuk UPK ini adalah sebagai berikut :

Program Satuan Sasaran Target Pencapaian

Upaya Kesehatan

Gigi Sekolah

SD/Mi

Setingkat18 10 (60%) 12 (111%)

Upaya Kesehatan

Gigi MasyarakatPosyandu 24 9 (40%) 24 (250%)

Program Upaya Kesehatan Gigi Sekolah selama tahun 2014 telah mencapai lebih dari

target minimal tahunan. Kesulitan dalam melaksanakan program tersebut berupa penyesuaian

jadwal dengan pihak sekolah.

Program Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat selama tahun 2014 telah mencapai lebih

dari target minimal tahunan.

2.4.4. Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan

31

Page 32: FIX UPK EMV.doc

Program kerja yang direncana dalam upaya kesehatan mata pencegahan kebutaan ini,

yaitu upaya penemuan kasus buta katarak pada usia > 45 tahun. Pada tahun 2014 didapatkan

hasil :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 4920 kasus 2214 kasus 12 kasus (1%)

Pencapaian program upaya kesehatan mata/ pencegahan kebutaan belum mencapai

setengah dari target tahunan. Upaya pelayanan kesehatan mata di Puskesmas Palaran

tergolong program yang baru, namun upaya pelayanan kesehatan ini sudah mulai

ditingkatkan dengan bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain serta rumah sakit dalam

menurunkan angka kebutaan.

2.4.5. Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosiologi yang

terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang elektif,

konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional.

a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Jiwa yang Berkunjung ke Puskesmas

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014, diperoleh hasil sebagai berikut :

No Sasaran Tahunan Target Tahunan Pencapaian Tahun 2014

1 68453 kasus 6845 kasus 21 kasus (0%)

Berdasarkan data Puskesmas tahun 2014 didapatkan pencapaian 0% dari target per

tahun untuk pelayanan kesehatan jiwa yang berkunjung ke puskesmas. Hal ini dikarenakan

masih rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan jiwa serta

kurangnya publikasi terntang keberadaan, fungsi serta manfaat dari pelayanan kesehatan jiwa.

2.4.6. Kesehatan Olahraga

Kesehatan olahraga diwujudkan dengan dilakukannya beberapa program, antara lain

adalah :

1. Pendataan Kelompok Olahraga

Senam Kesehatan Jasmani, Bulu Tangkis, Sekolah Sepak Bola. Selama tahun 2014

terdapat penambahan satu kelompok senam kesehatan jasmani. Pencapaian Pendataan

Kelompok Olahraga telah mencapai target tahunan 100%.

2. Penyuluhan kesehatan olahraga

Hingga saat ini program tersebut belum dilaksanakan.

Program (kali/tahun) Sasaran Target Pencapaian

Pendataan Kelompok Olahraga 1 1 (100%) 1 (100%)

32

Page 33: FIX UPK EMV.doc

Penyuluhan Kesehatan Olahraga 0 0 (100%) 0 (0%)

2.4.7. Pelayanan Kesehatan Kerja

Upaya pelayanan kesehatan kerja adalah suatu upaya dalam pemberian perlindungan

kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja, yang mempunyai tujuan

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah timbulnya

gangguan kesehatan dan melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan

pekerja di lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.

Tujuan dari program ini yaitu pelaksanaan manajemen kesehatan kerja diwiliyah kerja

puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, dan terselenggaranya pelayanan kesehatan kerja

dasar pada masyarakat pekerja yang bermutu, merata dan terjangkau untuk meningkatkan

produktivitas kerja masyarakat pekerja dan kondisi kerja yang aman sehat dan produktif.

Adapun upaya pelayanan kesehatan Kerja ini terbagi dalam beberapa Program, yaitu :

Pelayanan kesehatan bagi pekerja sakit

Penyuluhan kesehatan di tempat kerja yang formal

Penyuluhan kesehatan di tempat kerja yang informal

Pembinaan pada kelompok kerja

Pencapaian program ini berdasarkan data dari PKM Palaran Induk tahun 2014 yaitu:

No Program Sasaran Target Pencapaian

1 Pekerja sakit yang dilayani 8565 8565 (100%) 8565 (100%)

2 Penyuluhan di tempat kerja formal 0 0 0

3 Penyuluhan di tempat kerja informal 0 0 0

4 Jumlah pembinaan yg dilakukan pada

kelompok kerja0 0 0

Berdasarkan data diatas pencapaian program pelayanan kesehatan kerja, pelayanan

pekerja sakit di PKM Induk Palaran tahun 2014 adalah 100 %. Program ini telah memenuhi

target yang ditetapkan untuk tahun 2014.

33

Page 34: FIX UPK EMV.doc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Puskesmas Palaran merupakan puskesmas induk dengan sasaran populasi yang sangat

luas yakni mencakup seluruh masyarakat di Kecamatan Palaran. Dalam pelaksanaannya,

puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

yang terdiri atas pelayanan medik dasar dengan pendekatan individu dan keluarga, serta

pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan fungsi puskesmas, maka dibuatlah

34

Page 35: FIX UPK EMV.doc

program puskesmas yaitu program dasar yang tercermin dalam Unit Pelayanan Kesehatan

(UPK) Wajib dan Pengembangan.

Hasil evaluasi program kerja puskesmas tahun 2014 menunjukkan persentase

kemajuan pelaksanaan program kerja dari semua upaya kesehatan dengan persentase rata-rata

pada program promkes sebesar 76%, program upaya kesehatan lingkungan 62%, program

KIA dan KB 126%, program Gizi 78%, program P2M 61%, program upaya pengobatan

194%, program kesehatan perkesmas 95%, program upaya kesehatan usila 103%, program

kesehatan gigi 181%, program upaya kesehatan mata 1%, program upaya kesehatan jiwa 0%,

program olahraga 50%, program upaya kesehatan kerja 25%. Hasil ini menunjukkan bahwa

sebagian program kerja belum memenuhi target ideal pada tahun 2014. Sementara ini, ada

beberapa program yang belum memiliki data lengkap, sehingga pencapaian secara

keseluruhan belum dapat dilakukan penilaian.

Kendala umum yang dihadapi terutama pada cakupan wilayah kerja Puskesmas

Palaran yang sangat luas dengan keadaan geografis pada beberapa daerah yang masih sukar

dijangkau secara rutin dan berkesinambungan. Hal ini disiasati dengan pemberdayaan kader-

kader kesehatan lokal yang berasal dari masyarakat di wilayah tersebut. Masalah lain yang

kerap muncul adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi

dalam mengikuti program. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan penyuluhan kader

dan masyarakat setempat, pendekatan terhadap tokoh masyarakat setempat, serta

menggunakan media penyuluhan yang lebih menarik misalnya penggunaan LCD dan

proyektor, slide berwarna dan bergambar, leaflet dan stiker, serta pembagian door prize

ataupun reward bagi para kader yang aktif.

Kendala khusus yang dihadapi adalah banyaknya program yang baru berjalan pada

tengah semester. Selain itu, kendala lain juga berasal dari kurangnya sumber daya manusia

untuk beberapa UPK, sumber daya manusia yang masih baru dan kurangnya transfer

informasi mengenai program yang dilaksanakan. Diperlukan kerjasama yang lebih baik

antara lintas program UPK dalam hal pendataan dan bertukar pikiran mengenai program kerja

yang ada, sehingga kinerja Puskesmas dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang.

35