Upload
rahmasuryani19
View
346
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas
Citation preview
ALIRAN MELALUI UNGGUN DIAM DAN TERFLUIDISASI
MENGGUNAKAN UDARA SEBAGAI FLUIDA
I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan penurunan tekanan (h) pada uggun diam dan
terfluidisasi
Membuktikan persamaan CARMAN – KONZENY
Mengamati kelakuan fluidisasi
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
II.1Alat-alat yang digunakan
1 set peralatan fluidisasi
II.2Bahan yang digunakan
Pasir
Udara
III. DASAR TEORI
Fluidisasi dipakai untuk menerangkan atau menggambarkan salah
satu cara mengontakkan butiran-butiran padat dengan fluida (gas atau
cair). Sebagai ilustrasi dengan apa yang dinamakan fluidisasi ini, kita
tinjau suatu bejana dalam air di dalam mana ditempatkan sejumlah partikel
padat berbentuk bola, melalui unggun padatan ini kemudian dialirkan gas
dengan arah aliran dari bawah ke atas. Pada laju al ir yang cukup rendah
partikel padat akan diam. Keadaan yang demikian disebut sebagai unggun
diam atau”fixed bed”. Kalau laju alir gas dinaikkan, maka akan sampai
pada suatu keadaan dimana unggun padatan tadi tersuspensi di dalam
aliran gas yang melaluinya. Pada kondisi partikel yang mobil ini, sifat
unggun akan menyerupai sifat-sifat suatu cairan dengan viskositas tinggi,
misalnya ada kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik.
Keadaan demikian disebut “fluidized bed”.
Aspek utama yang akan ditinjau di dalam percobaan ini adalah
untuk mengetahui besarnya kehilangan tekanan di dalam unggun padatan
yang cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan
banyaknya energi yang diperlukan, juga bisa memberikan indikasi tentang
kelakuan unggun selama operasi berlangsung. Korelasi korelasi
matematika yang menggambarkan hubungan antara kehilangan tekanan
dengan laju alir fluida di dalam suatu sistem unggun diperoleh melalui
metode-metode yang bersifat semi empiris dengan menggunakan
bilangan-bilangan tak berdimensi.
3.1 Pressure Drop damal Unggun Diam
Korelasi matematik yang menggambarkan hubungan antara hilamg
tekan dan dengan laju alir fluida dalam suatu sistem unggun diam
diperoleh pertama kali pada tahun 1922 yaitu dengan menggunakan
bilangan-bilangan tak berdimensi. Untuk aliran laminar dengan kehilangan
energi terutama disebabkan oleh gaya viscous.
Dimana:
= Pressure drop persatuan panjang / tinggi unggun
= gravitasi buni
= Viskositas fluida
Luas permukaan spesifik partikel (luas permukaan persatuan volume
unggun) dihitung dari korelasi berikut:
Sehingga persamaan tersebut menjadi:
Atau
Persamaan ini kemudian diturunkan lagi oleh kozeny (1927)
denngan mengasumsikan bahwa unggun zat padat tersebut adalah ekivalen
dengan kumpulan saluran-saluran lurus yang paralel mempunyai luas
permukaan . Untuk aliran turbulen pressure drop digambarkan sebagai
gabungan dari viscous losses dan kinetic energy loss.
Pada keadaan ekstrim yaitu bila:
a. Aliran laminer (Re < 20) kinetic energy losses dapat diabaikan
sehingga
b. Aliran turbulen (Re > 1000), viscous losses dapat diabaikan sehingga
3.2 Pressure Drop pada Unggun Terfluidakan
Pada unggun terfluidakan persamaan yang menggambarkan hubungan P/L
dan U biasanya digunakan peersamaan Ergun yaitu:
................................... (8)
adalah prositas unggun pada keadaan terfluidakan, pada keadaan ini
dimana partilel-partikel zat padat seolah-olah terapung di dalam fluida
sehingga terjadi kesetimbangan antara berat partikel dengan gaya apung
dari fluida disekeliling gaya seret oleh fluida yang naik = berat partikel –
gaya apung atau pressure drop pada unggun x luas penampang = volume
unggun x fraksi zat padatx densitas zat parat – densitas fluida
3.3 Kecepatan Minimum Fluidisasi
Yang dimaksud dengan kecepatan minimum fluidisasi (dengan
notasi Vnf) adalah kecepatan superficial fluida minimum dimana
fluidisasi mulai terjadi. Harganya didapat dengan mengkombinasikan
persamaan ergun dengan neraca massa terfluidisasikan menjadi :
Untuk keadaan ekstrim yaitu:
Aliran Laminer (Re<20) kecepatan fluidisasi minimum adalah
Aliran turbulen (Re>1000) kecepatan fluidisasi minimumnya adalah:
Densitas partikel dan bentuk partikel
........
(15)
3.4 Porositas Unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong didalam ruang unggun
yang secara matematik ditulis
Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel padatan tetap diam.
2. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir
fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses
fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.
3. Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan
dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam
unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan
seragam.
4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung –
gelembung pada unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel
tidak homogen.
5. Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung
besar yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikel-
partikel padat.
Pada kondisi ini terjadi penorakan sehingga partikel-partikel padat seperti
terangkat.
6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam ungggun
partikel padatan terbentuk saluran-saluran seperti tabung vertikal.
7. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida
melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini
sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai
maksimum.
Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. laju alir fluida dan jenis fluida
b. ukuran partikel dan bentuk partikel
c. jenis dan densitas partikel serta faktor interlok antar partikel
d. porositas unggun
e. distribusi aliran,
f. distribusi bentuk ukuran fluida
g. diameter kolom
h. tinggi unggun.
Proses fluidisasi biasanya dilakukan dengan cara mengalirkan
fluida gas atau cair ke dalam kolom yang berisi unggun butiran-butiran
padat. Pada laju alir yang kecil aliran hanya menerobos unggun melalui
celah-celah/ ruang kosong antar partikel, sedangkan partikel-partikel padat
tetap dalam keadaan diam. Kondisi ini dikenal sebagai fenomena unggun
diam. Saat kecepatan aliran fluida diperbesar sehingga mencapai
kecepatan minimum, yaitu kecepatan saat gaya seret fluida terhadap
partikel-partikel padatan lebih atau sama dengan gaya berat partikel-
partikel padatan tersebut, partikel yang semula diam akan mulai
terekspansi, Keadaan ini disebut incipient fluidization atau fluidisasi
minimum.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengisi kolom pengatur ukuran udara.2. Menutup kran pengatur ukuran udara .3. Memeriksa apakah pembacaan manometer udara pada posisi nol (0),
bila tidak atur hingga posisi tersebut.4. Menjalankan pompa udara dan atur laju aliran udara pada kenaikan
1l/min.5. Mencatat unggun, pada alat pembacaan manometer dan jenis
unggun.6. Menabulasikan pada table.7. Mengulangi percobaan memakai pasir.8. Menentukan density partikel dengan menimbang sejumlah volume
pasir.
VI PERHITUNGAN
6.1 Perhitungan luas penampang bed
= 2 . 3,14 . 0,03 m (0,03 m + 0,536 m) = 0,1884 m (0,566 m) = 0, 106634 m2
6.2 Perhitungan volume bed
V = ¼ t
= ¼ . 3,14 . (0,06)2 . 0,536 m = 0,42076 m (0,0036 m2) = 0,001514736 m3
6.3 Konversi laju alir Q = 1 L/menit = 1 L/menit x 1/60 s/menit = 0,0167 L/s
6.4 Perhitungan volume partikel V = π r2 t = 3,14 . (0,03m)2 . (0,154m) = 0,000455204 m3
6.5 Perhitungan massa partikel Massa partikel = p partikel x volume partikel
= 3019 kg/m3 x 0,000435 m2
= 1,3138 kg
6.6 Perhitungan VsmVsm = Q.10-3
A
= 0,016667 . 10-3
0,0106634
= 0,0001563 m/s
6.7 Perhitungan polaritas (Ԑ) Ԑ = Massa Partikel (p partikel x volume bed) = 1,19443716 kg
3019 kg/m3 x 0,0015147 m3
= 0,28731
6.8 Perhitungan berat jenis dengan piknometer
6.8.1 Berat piknometer kosong : 37.02 gr
6.8.2 Berat piknometer + pasir : 52.69 gr
6.8.3 Berat piknometer + pasir + air : 71.50 gr
6.8.4 Volume piknometer : 24 ml
6.9 Berat zat padat
= (Berat piknometer + zat padat) – (Berat piknometer kosong)
= (52,69 gram – 37,02 gram)
= 15,67 gram
6.10 Volume zat cair
= Berat zat cair (pada 20ºC) Berat jenis zat cair (pada 20 ºC)
= 18,81 gram1 g/cm3
= 18,81 cm3
6.11 Volume zat padat = (Volume piknometer – Volume zat cair)= (24 ml – 18,81 ml)= 5,19 ml
6.12 Berat jenis zat padat = Berat zat padat
Volume zat padat= 15,07 gram
5,19 gram= 3,019 g/ml
6.13 Perhitungan penurunan tekanan unggun diamh = 150 L (1 - Ԑ)3 (Vsm) µw + 1,75 L (Vsm)2 (1 - Ԑ)
Dp2 . Ԑ3. ρW3 . g Dp . Ԑ3. ρW
3 . g
h = 150(0,154 m) (1 – 2,8731)3 . (0,000156 m/s) . (0,001) (0,1)2 . (0,28731)3.1. 10 m/s
+ 1,75 (0,154) (156.10-6 m/s)2 (1 – 0,28721)
x 103 mmH2O (0,1) . (0,28731)3 . 1 . 10 m/s
= 0,03 mmH2O
6.14 Penurunan tekanan unggun terfluidisasih = L (1 - Ԑ) . (ρs – ρw) . 103 mmH2O ρ .w h = (0,154) (1 – 0,28731) . (3019 – 1000) x 103 mmH2O 1000
h = 222,45 mmH2O
VII. ANALISIS PERCOBAAN
Pada percobaan ini bahan utama yang digunakan ialah pasir
kering. Satu hal menurut hokum CARMAN – KONZENY adalah
semakin tinggi laju aliran udara yang diberikan terhadap butiran – butiran
padatan di dalam bed, maka pergerakan butiran – butiran padat tersebut
semakin cepat.
Dalam hal ini akan dianalisa besarnya pressure drop (beda tekan)
pada unggun padatan yang terfluidisasikan. Pada laju alir yang cukup
rendah butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir melalui
ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan partikel
tersebut. Keadaan demikian disebut dengan unggun diam (fixed – bed)
sedangkan yang terfluidisasi adalah pada laju alir yang cukup tinggi
butiran padat akan bergerak. Karena gas tersebut membuat perubahan
posisi partikel.
VII KESIMPULAN
Fluidisasi adalah merupakan suatu proses untuk membuat butiran zat padat agar dapat bergerak seolah-olah seperti fluida
Untuk menghitung penurunan tekanan (h) pada unggun diam dan unggun terfluidisasi digunakan persamaan CARMAN-KONZENY
Semakin besar laju alir udara maka akan semakin besar pula penurunan tekanannya
Unggun diam pada laju alir 1-5 l/min Unggun mulai terfluidisasi pada laju alir 6-20 l/min
DAFTAR PUSTAKA
Hajar, Ibnu. 2011. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi “Aliran
Diam Melalui Unggun Diam dan Terfluidisasi menggunakan Udara
sebagai Fluida”. Palembang : Teknik Kimia POLSRI
Tim Penyusun. 2015. Penuntun Praktikum Satuan Operasi I.
Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya
Anonim. Modul Fluidisasi Institut Teknologi Bandung.
DIAGRAM ALIR
udara Pengatur
Tekanan
+udara
KOMPRESOR
BED
BERISI
(PASIR)
Terlihat nilai pada saat unggun diam dan terfluidisasi
Terlihat nilai pada saat unggun diam dan terfluidisasi
Nilai pengukur
Pada mmH2O
SATUAN OPERASI I
ALIRAN MELALUI UNGGUN DIAM
DAN TERFLUIDISASI MENGGUNAKAN UDARA SEBAGAI FLUIDA
DISUSUN OLEH : KELOMPOK I/ 3KB
ALMER SUDHIARTA : 0614 3040 0316
M. RICKY : 0614 3040 0325