Upload
fathia-rahmi-zaen
View
70
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Fluorokuinolon (Ciprofloxacin)
Dosis : 250 mg x 2 x sehari (Kurt, 2001)
(Kurt, 2001)
Sediaan : Tablet salut selaput (Tan, 2002)
Indikasi : Infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap
siprofloksasin pada saluran kemih kecuali prostatitis; uretritis dan
servisitis gonore; saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh
streptokokus; kulit dan jaringan lunak; tulang dan sendi; saluran
pencemaan termasuk demam tifoid dan paratifoid. (Tan, 2002)
Kontraindiksi : Penderita yang hipersensitif terhadap siprofloksasin atau dengan derivat
kinolon yang lain. Wanita hamil atau menyusui, anak-anak dan remaja
yang masih dalam tahap pertumbuhan. (Tan, 2002)
Interaksi : Terjadi keluhan pada saluran pencernaan seperti
mual,diare,muntah,dispepsia sakit perut, kembung dan anoreksia. Terjadi
gangguan SSP seperti pusing, sakit kepala, rasa letih. Jarang terjadi
gangguan penglihatan. Efek terhadap darah : eosinofilia, leukositopenia,
leukositosis, anemia. Reaksi hipersensitif : ruam/reaksi kulit. (Tan, 2002)
Mekanisme : Menghambat aktifitas DNA gyrase bakteri, bersifat bakterisida dengan
spektrum luas terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif. (Tan,
2002)
Alasan : Pasien diduga menderita ISK berdasarkan hasil laboratorium nitrit
dalam urin. Namun, diagnosis belum dapat ditegakan sebelum dilakukan
pengkulturan. Sebelum dilakukan kultur maka pengobatan dapat diawali
dengan menggunakan antibiotic spectrum luas untuk menghambat
pertumbuhan bakteri lebih lanjut dan mencegah infeksi nosokomial
mengingat kondisi pasien dalam kondisi yang lemah. Antibiotik empirik
yang umum digunakan adalah trimethoprim/sulphamethoxazole,
nitrofurantoin, dan fluorokuinolon. Pemilihan antibiotik golongan
fluorokuinolon sebagai terapi berdasarkan pada tingginya kasus resistensi
bakteri terhadap trimethoprim/sulphamethoxazole dan kurang efektif nya
terapi nitrofurantoin dibanding terapi fluorokuinolon. (Thomas, 2003)
(Thomas, 2003)
Pemilihan ciprofloxacin (Fluorokuinolon Gol.II) dibanding
antibiotic golongan fluorokuinolon lainnya karena fluorokuinolon Gol.II
merupakan antibiotic spectrum luas yang bekerja secara sistemik (Kurt,
2001), sehingga dapat digunakan untuk mencegah infeksi nosokomial
sangat mungkin terjadi pada pasien rawat inap di Rumah Sakit.
(Kurt, 2001)
Selain itu, ciprofloxacin memiliki parameter farmakokinetik dan
farmakodinamik yang lebih baik dibandingkan dengan fluorokuinolon
gol.II lainnya. Ciprofloxacin memiliki tingakat eradikasi pathogen
78.7%-82%, merupakan obat dengan tingkat eradikasi tertinggi pada
Fluorokuinolon golongan 2. (Kurt, 2001)
(Kurt, 2001)
Kurt G, et al., 2001, Which fluoroquinolones are suitable for the treatment of urinary
tract infections?, International Journal of Antimicrobial Agents, German, 17 (2001) 331–341
Thomas M, et al., 2003, Fluoroquinolones and resistance in the treatment of uncomplicated
urinary tract infection, International Journal of Antimicrobial Agents, USA, 22 (2003) S65/S72.