2
23 18 Juli 2014 Pasien menceritakan awal mula kejadian sebelum diantar ke RSPAD pavilion Amino, pasien mengatakan kalau sarafnya hilang satu. Halusinasi auditorik (+), Halusinasi Visual (+), pasien sering terlihat tertawa sendiri, senyum sendiri, berbicara sendiri, dan melamun. Pasien terlihat mengelilingi pavilion Amino, Rawat diri cukup. 19 Juli 2014 Pasien bercerita bahwa dia ingin segera menikah, Halusinasi auditorik (+), Halusinasi visual (+), pasien masih sering terlihat tertawa sendiri, senyum sendiri, berbicara sendiri. Rawat diri cukup. 21 Juli 2014 Halusinasi auditorik (+) , pasien masih kadang-kadang masih senyum sendiri. Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas, dan sarafnya hilang satu. 24 Juli 2014 Halusinasi (-), rawat diri baik, pasien terlihat berkomunikasi dengan pasien lainnya di bangsal 25 Juli 2014 Halusinasi (-) , pasien mengatakan bahwa dia ingin cepat keluar dari rumah sakit dan ingin kembali bekerja

Follow up sahroji.docx

Embed Size (px)

Citation preview

18 Juli 2014Pasien menceritakan awal mula kejadian sebelum diantar ke RSPAD pavilion Amino, pasien mengatakan kalau sarafnya hilang satu. Halusinasi auditorik (+), Halusinasi Visual (+), pasien sering terlihat tertawa sendiri, senyum sendiri, berbicara sendiri, dan melamun. Pasien terlihat mengelilingi pavilion Amino, Rawat diri cukup.

19 Juli 2014Pasien bercerita bahwa dia ingin segera menikah, Halusinasi auditorik (+), Halusinasi visual (+), pasien masih sering terlihat tertawa sendiri, senyum sendiri, berbicara sendiri. Rawat diri cukup.

21 Juli 2014Halusinasi auditorik (+) , pasien masih kadang-kadang masih senyum sendiri. Pasien mengatakan bahwa tubuhnya lemas, dan sarafnya hilang satu.

24 Juli 2014Halusinasi (-), rawat diri baik, pasien terlihat berkomunikasi dengan pasien lainnya di bangsal

25 Juli 2014Halusinasi (-) , pasien mengatakan bahwa dia ingin cepat keluar dari rumah sakit dan ingin kembali bekerja lagi

30 Juli 2014

Halusinasi (-), pasien merasa bahwa setiap menjelang malam pasien seperti orang mati dan di pagi hari hidup kembali, pasien ingin cepat keluar dari rumah sakit , pasien tampak senang saat dikunjungi oleh ayahnya

FOLLOW UP

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI, 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta2. Gunawan, Sulistia Gun, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologik dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. 3. Maslim, Rusdi, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.4. Maslim, Rusdi, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.5. Ibrahim, Ayub Sani, 2005. Skizofrenia; Spliting Personality. PT Dian Ariesta: Jakarta.6. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, 2011. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia : Jakarta.

23