Click here to load reader
Upload
nmurdiyati
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS KEWIRAUSAHAAN
ETIKA BISNIS
Disusun Oleh :
1. Yesi Novitasari I0507015
2. Nur Halimah Murdiyati I0507049
3. Purwanti I0507053
4. Jati Suseno I0508
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Etika bisnis tidak terbatas hanya mengetengahkan kaidah-kaidah
berbisnis yang baik (standar moral) dalam pengertian transaksi jual beli
produk saja. Etika juga menyangkut kaidah yang terkait dengan hubungan
manajemen dan karyawan. Karakteristik yang lebih rinci dari masalah
deviasi etika bisnis di dalam perusahaan yang paling nyata terlihat adalah
terjadinya konflik atasan dan bawahan. Hal ini timbul antara lain akibat
ketidakadilan dalam penilaian kinerja, manajemen karir, manajemen
kompensasi, dan sistem pengawasan dan pengembangan SDM yang
diskriminatif. Semakin diskriminatif perlakuan manajemen terhadap
karyawannya semakin jauh perusahaan menerapkan etika bisnis yang
sebenarnya. Pada gilirannya akan menggangu proses dan kinerja bisnis
perusahaan. Namun dalam prakteknya pembatasan sesuatu keputusan
manajemen itu etis atau tidak selalu menjadi konflik baru. Hal ini karena
lemahnya pemahaman tentang apa itu yang disebut etika bisnis, masalah etika,
dan lingkup serta pendekatan pemecahannya.
Dilema moral ini menunjukkan bahwa masalah etika juga meliputi
kehidupan bisnis. Perusahaan dituntut untuk menetapkan patokan etika yang
dapat diserap oleh masyarakat dalam pengambilan keputusannya. Sedangkan
di pihak lain, banyak masyarakat menganggap etika itu hanya demi
kepentingan perusahaan sendiri. Tantangan yang dihadapi serta kesadaran
akan keterbatasan perusahaan dalam memperkirakan dan mengendalikan
setiap keputusannya membuat perusahaan semakin sadar tentang tantangan
etika yang harus dihadapi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul masalah:
a. Apakah ada bentuk penyimpangan etika bisnis di lingkup internal
perusahaan?
b. Adakah pengaruh penyimpangan etika bisnis di lingkup internal
perusahaan?
3. Tujuan
a. Mengetahui adanya bentuk penyimpangan etika bisnis di lingkup internal
perusahaan.
b. Mengetahui pengaruh penyimpangan etika bisnis di lingkup internal
perusahaan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Etika berarti nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktekkan atau
justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya dipraktekkan. Sedangkan etis,
merupakan sifat dari tindakan yang sesuai dengan etika. Secara sederhana yang
dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan,
industri dan juga masyarakat.
Terdapat beberapa konsep etika bisnis. Lewis (1985) dalam Kuehl (1994)
memberikan definisi sebagai berikut: Etika bisnis terdiri dari peraturan- peraturan,
standar- standar, undang- undang dan dasar- dasar yang memberikan petunjuk
untuk bertingkah laku yang benar secara moral dan berkata yang benar dalam
situasi tertentu.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara baik
dan benar, adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut:
1. Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik
untuk dilakukan.
2. Prinsip kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas
bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa
dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja
intern dalam suatu perusahaan.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional obyektif, serta dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
5. Prinsip integritas moral
Terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan/orang-orangnya maupun perusahaannya.
Sonny juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya banyak perusahaan besar
telah mengambil langkah yang tepat kearah penerapan prinsip-prinsip etika bisnis
ini, kendati prinsip yang dianut bisa beragam. Pertama-tama membangun apa
yang dikenal sebagai budaya perusahaan (corporate culture). Budaya perusahaan
ini mula pertama dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri suatu
perusahaan sebagai penghayatan pribadi orang tersebut mengenai bisnis yang
baik. Visi ini kemudian diberlakukan bagi perusahaannya, yang berarti visi ini
kemudian menjadi sikap dan perilaku organisasi dari perusahaan tersebut baik ke
luar maupun ke dalam. Maka terbangunlah sebuah etos bisnis, sebuah kebiasaan
yang ditanamkan kepada semua karyawan sejak diterima masuk dalam perusahaan
maupun secara terus menerus dievaluasi dalam konteks penyegaran di perusahaan
tersebut.
Etos inilah yang menjadi jiwa yang menyatukan sekaligus juga
menyemangati seluruh karyawan untuk bersikap dan berpola perilaku yang
kurang lebih sama berdasarkan prinsip yang dianut perusahaan. Berkembang
tidaknya sebuah etos bisnis ditentukan oleh gaya kepemimpinan dalam
perusahaan tersebut.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu
menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang,
karena :
1. Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi,
baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
3. Melindungi prinsip kebebasan berniaga
4. Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang
tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis,
misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin
harus mempertahankan karyawannya.
Untuk memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-
hari maka nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan
kedalam manajemen korporasi yakni dengan cara :
1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu kode etik (code of conduct).
2. Memperkuat sistem pengawasan.
3. Menyelenggarakan pelatihan (training) untuk karyawan secara terus menerus.
BAB III
PEMBAHASAN
Wujud dari masalah etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor-faktor :
a. Berkaitan dengan hati nurani, standar moral, atau nilai terdalam dari manusia.
Karena masalahnya rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan persepsi
tentang sesuatu yang buruk atau tidak buruk; membahagiakan atau
menjengkelkan.
b. Menghadapi pilihan yang serba salah, contoh kandungan formalin dalam
produk makanan; pilihannya jika ingin mendapatkan untung maka biarkan
saja tetapi harus siap dengan citra buruk atau menarik produk dari pasar
namun bakal merugi.
c. Kemajemukan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan; misalnya apakah
perusahaan perlu menggunakan teknologi padat modal namun dilakukan PHK
atau padat karya tetapi proses produknya akan kurang efisien.
Bentuk akibat penyimpangan etika bisnis internal perusahaan antara lain
terjadinya ketegangan diametris hubungan atasan dengan bawahan. Seperti
diungkapkan di atas hal ini terjadi karena ketimpangan antara lain dalam proses
penilaian kinerja, standar penilaian, dan perbedaan persepsi atasan-bawahan
tentang hasil penilaian kinerja. Selain itu ukuran atau standar tentang karir sering
tidak jelas. Dalam hal ini pihak manajemen memberlakukan tindakan yang tidak
adil. Mereka menetapkan nilai sikap, gaya hubungan kepada atasan, dan loyalitas
kepada atasan yang tinggi lebih besar ketimbang nilai kinerja faktual
karyawannya. Kasus lainnya adalah diterapkannya model nepotisme dalam
penseleksian karyawan baru. Pertimbangan-pertimbangan rasional diabaikan,
termasuk dalam proses rekrutmen internal. Hal ini secara jelas akan merugikan
calon karyawan yang potensial menjadi tersisihkan. Pada gilirannya akan terjadi
kekecewaan karyawan yang unggul dan kemudian keluar dari perusahaan.
Dari contoh-contoh di atas maka tampak pihak perusahaan lebih
mengutamakan kepentingan meraih keuntungan ketimbangan menciptakan
kepentingan karyawan secara adil. Untuk memperkecil terjadi penyimpangan
penerapan etika bisnis maka perusahaan perlu:
a. Mengenali respon orang terhadap suatu masalah ketika dihadapkan pada
sesuatu yang dilematis dan ketidak-konsistenan.
b. Melihat etika bisnis dari resiko yang dihadapi seseorang apakah dengan
keputusan personal ataukah keputusan sebagian besar orang lain ataukah
pertimbangan keputusan berbasis kepentingan perusahaan yang lebih besar
secara keseluruhan.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penyimpangan etika bisnis internal perusahaan dapat terjadi antara
lain terjadinya ketegangan diametris hubungan atasan dengan bawahan dan
diterapkannya model nepotisme dalam penseleksian karyawan baru. Keduanya
merupakan tindakan yang didasarkan semata untuk mendapatkan keuntungan
perusahaan, namun pada kenyataannya akan menggangu proses dan kinerja
bisnis perusahaan itu sendiri.
2. Saran
Saran untuk memperkecil terjadi penyimpangan penerapan etika bisnis
maka perusahaan perlu:
a. Mengenali respon orang terhadap suatu masalah ketika dihadapkan pada
sesuatu yang dilematis dan ketidak-konsistenan.
b. Melihat etika bisnis dari resiko yang dihadapi seseorang apakah dengan
keputusan personal ataukah keputusan sebagian besar orang lain ataukah
pertimbangan keputusan berbasis kepentingan perusahaan yang lebih
besar secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Riani, Asri Laksmi,dkk. 2006. “Dasar-dasar kewirausahaan”. Edisi pertama,
Cetakan kedua. UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press) :
Surakarta
http://edratna.wordpress.com/2006/12/06/budaya-korporatif-etika-bisnis-dan-
corporate-sosial-responsibilities/
http://indosdm.com/masalah-pokok-dalam-etika-bisnis
http://ronawajah.wordpress.com/2007/12/26/penyimpangan-etika-bisnis-internal/
http://www.anneahira.com/artikel-umum/etika-bisnis.htm