6
A. DEFINISI Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan penyempitan arteri koroner, mulai terjadinya arterosklerosis (kekakuan arteri) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada diding arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun (Peter Kabo, 2008). Peter Kabo, Prof.Dr.2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakatra : Salemba Medika B. ETIOLOGI C. WOC D. MANIFESTASI KLINIS E. KLASIFIKASI 1. Manifestasi klinik a. Angina pectoris Angina pectoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. (Madjid, 2007) Klasifikasi klinis angina pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Pada umumnya angina pectoris dibagi menjadi 3 tipe angina yakni :

format penyakit jantung koroner.docx

Embed Size (px)

Citation preview

A. DEFINISIPenyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan penyempitan arteri koroner, mulai terjadinya arterosklerosis (kekakuan arteri) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada diding arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun (Peter Kabo, 2008).Peter Kabo, Prof.Dr.2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakatra : Salemba Medika

B. ETIOLOGI

C. WOCD. MANIFESTASI KLINIS E. KLASIFIKASI

1. Manifestasi klinika. Angina pectorisAngina pectoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. (Madjid, 2007)Klasifikasi klinis angina pada dasarnya dilakukan untuk mengevaluasi mekanisme terjadinya iskemik. Pada umumnya angina pectoris dibagi menjadi 3 tipe angina yakni :a. Angina Pektoris Stabil (APS) : sindrom klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak di dada, rahang, bahu, pungggung ataupun lengan, yang biasanya dicetuskan oleh kerja fisik atau stres emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau oleh obat nitrogliserin.b. Angina Prinzmetal : nyeri dada disebabkan oleh spasme arteri koronaria, sering timbul pada waktu istirahat, tidak berkaitan dengan kegiatan jasmani dan kadang-kadang siklik (pada waktu yang sama tiap harinya).c. Angina pektoris tidak stabil (APTS, unstable angina) : ditandai dengan nyeri dada yang mendadak dan lebih berat, yang serangannya lebih lama (lebih dari 20 menit) dan lebih sering. Angina yang baru timbul (kurang dari satu bulan), angina yang timbul dalam satu bulan setelah serangan infark juga digolongkan dalam angina tak stabil. (Madjid, 2007)b. Infark Miokard Akut (IMA)Serangan infark miokard biasanya akut, dengan rasa sakit seperti angina, tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa pada dada. Bila pasien sebelumnya pernah mendapat serangan angina ,maka ia tahu bahwa sesuatu yang berbeda dari serangan angina sebelumnya sedang berlangsung. Juga, kebalikan dengan angina yang biasa, infark miokard akut terjadi sewaktu pasien dalam keadaan istirahat , sering pada jam-jam awal dipagi hari (Anwar, 2004).Rasa sakitnya adalah diffus dan bersifat mencekam, mencekik, mencengkeram atau membor. Paling nyata didaerah subternal, dari mana ia menyebar kedua lengan, kerongkongan atau dagu, atau abdomen sebelah atas (sehingga ia mirip dengan kolik cholelithiasis, cholesistitis akut ulkus peptikum akut atau pancreatitis akut) (Anwar, 2004).

F. FAKTOR RESIKObeberapa faktor yang menyebabkan seseorang terkena penyakit jantung koroner.a. Faktor yang Tidak Dapat DiubahFaktor resiko yang termasuk dalam faktor ini adalah jenis kelamin, usia (di atas 40 tahun), dan riwayat keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner. Berikut penjelasan dari ketiga faktor resiko tersebut.1. Jenis kelamin. Pria lebih berpotensi terkena serangan jantung dibandingkan dengan wanita. Walaupun begitu, bukan berarti wanita terbebas sepenuhnya dari resiko penyakit jantung koroner. Pada usia muda, memang lebih sedikit wanita terkena penyakit jantung koroner. Namun, pada wanita usia 65 tahun lebih atau wanita usia menopause, besarnya resiko terserang penyakit ini sama dengan pria. Resiko lebih tinggi akan dialami pula oleh wanita berusia di atas 35 tahun yang memiliki kebiasaan merokok.2. Usia. Jika usia di atas 40 tahun, semua faktor resiko akan semakin meningkat.3. Keturunan. Keturunan atau genetik tidak bisa diabaikan sebagai faktor resiko terkena penyakit jantung koroner. Dengan mengetahui riwayat keluarga yang lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner akan menolong penderita lebih waspada dalam mengantisipasi terjadinya serangan.b. Faktor yang Dapat DiubahFaktor resiko yang dapat diubah atau dikendalikan, artinya kita dapat melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung. Berikut faktor resiko yang dapat diubah untuk mencegah terkena penyakit jantung koroner.1. Kelebihan berat badan (obesitas)Kegemukan menyebabkan beban jantung semakin berat. Selain itu, timbunan lemak dalam otot jantung dapat mengganggu efisiensi gerakan jantung.2. HipertensiHipertensi merupakan faktor utama terkena penyakit jantung koroner. Hipertensi dapat merusak bagian dalam pembuluh arteri, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan pembekuan darah. Jika hal ini terjadi pada jantung, maka akan menyebabkan serangan jantung.3. Diabetes MelitusPenyakit ini memiliki peran besar sebagai pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke. Diabetes tipe 2 umumnya dihubungkan dengan obesitas dan dapat dicegah dengan menjaga berat badan ideal melalui olahraga dan gizi yang seimbang. Adanya penyakit diabetes juga memicu resiko terjadinya penyempitan pembuluh darah dan arteriosklerosis.4. Kadar Lemak Darah (Kolesterol) TinggiPeningkatan kadar kolesterol dalam darah berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit jantung koroner. Resiko terjadinya arteriosklerosis dan serangan jantung juga dipengaruhi oleh kadar kolesterol LDL tau kolesterol jahat. Jika kolesterol yang tersedia lebih banyak dari yang dibutuhkan, LDL akan beredar dalam aliran darah dan akhirnya akan berakumulasi di dinding arteri. Akibatnya, akan terbentuk semacam plak yang yang menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga pembuluh darah menyempit.5. Merokok Zat nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri dan faktor pembekuan darah. Keadaan seperti ini dapat memicu penyakit jantung dan stroke. Perokok beresiko terkena stroke dan jantung dua kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.6. Kurangnya Aktivitas FisikJika tubuh kurang bergerak maka timbunan lemak lebih cepat terkumpul karena tidak terjadi pembakaran berkala dari energi yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, resiko terjadi obesitas semakin tinggi. Otot jantung juga tidak dapat bergerak dengan baik. Hal ini akan memperberat resiko terjadinya penyakit jantung.7. StresStres yang terus-menerus akan memacu kerja jantung dan merangsang pembentukan adrenalin yang berpengaruh buruk pada kesehatan pembuluh jantung. Tingkat stres yang tinggi sangat membahayakan kesehatan. Menurut penelitian ahli kesehatan klinis, stres dapat memicu semburan adrenalin dan zat katekolamin yang tinggi. Akibatnya dapat menyebabkan pembuluh darah jantung dan meningkatnya denyut jantung sehingga mengganggu suplai darah ke jantung (Utami, 2009).Utami, dr.Papti. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: PT Agro Media Pustaka.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANGH. PENATALAKSANAANI. PENGKAJIAN DATA FOKUSJ. DIAGNOSA KEPERAWATAN