6
FORMULA TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL TRIPLE ANTIBIOTIC EYE OINTMENT I. Dasar Formula a. Dasar Pembuatan Sediaan Salep mata biasanya anhidrat dan mengandung mineral oil dan petrolatum putih sebagai basisnya dalam komposisinya yang dapat bervariasi untuk mendapatkan konsistensi dan suhu lebur. Salep mata menawarkan keuntungan berupa waktu kontak yang lama dan bioavailabilitas obat total yang lebih baik (1). Salep mata yang mengandung antibiotik yang biasa digunakan disebutkan oleh Ramon Castroviejo di lebih 20.000 pasien post-bedah menunjukkan tidak ada efek samping (2). b. Dasar Pemiihan Zat Aktif Konjungtivitis (biasa disebut “pink eye/mata merah”) merupakan inflamasi atau infeksi pada membran tipis yang membentuk garis pada kelopak mata dan menutupi bagian putih mata (sklera). Membran ini dikenal sebagai konjugtiva yang memproduksi mukus untuk menjaga mata tetap lembab. Ketika konjungtiva terinfeksi, pembuluh darah membesar membuat mata menjadi merah atau bengkak dan mata memproduksi mukus berlebih (3). Konjungtivitis dapat berkembang lebih lanjut menjadi blefaritis atau konjungtivitis blefaritis. Blefaritis sendiri berarti kelompk kondisi yang ditanda dengan inflamasi pada margin kelopak mata. Blefaritis dapat berupa penyakit akut atau kronik dan terbagi menjadi 2 yaitu anterior dan posterior. Pada sebagian besar kasus, patogenesisnya belum jelas namun beberapa mikroorganisme yang sebenarnya flora normal kulit namun terjadi peningkatan jumlahnya sehingga menyebabkan blefaritis (4). Penyakit ini memiliki epidemologi

FORMULA TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi

Citation preview

Page 1: FORMULA TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.docx

FORMULA TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

TRIPLE ANTIBIOTIC EYE OINTMENT

I. Dasar Formulaa. Dasar Pembuatan Sediaan

Salep mata biasanya anhidrat dan mengandung mineral oil dan petrolatum putih sebagai basisnya dalam komposisinya yang dapat bervariasi untuk mendapatkan konsistensi dan suhu lebur. Salep mata menawarkan keuntungan berupa waktu kontak yang lama dan bioavailabilitas obat total yang lebih baik (1). Salep mata yang mengandung antibiotik yang biasa digunakan disebutkan oleh Ramon Castroviejo di lebih 20.000 pasien post-bedah menunjukkan tidak ada efek samping (2).

b. Dasar Pemiihan Zat Aktif

Konjungtivitis (biasa disebut “pink eye/mata merah”) merupakan inflamasi atau infeksi pada membran tipis yang membentuk garis pada kelopak mata dan menutupi bagian putih mata (sklera). Membran ini dikenal sebagai konjugtiva yang memproduksi mukus untuk menjaga mata tetap lembab. Ketika konjungtiva terinfeksi, pembuluh darah membesar membuat mata menjadi merah atau bengkak dan mata memproduksi mukus berlebih (3). Konjungtivitis dapat berkembang lebih lanjut menjadi blefaritis atau konjungtivitis blefaritis. Blefaritis sendiri berarti kelompk kondisi yang ditanda dengan inflamasi pada margin kelopak mata. Blefaritis dapat berupa penyakit akut atau kronik dan terbagi menjadi 2 yaitu anterior dan posterior. Pada sebagian besar kasus, patogenesisnya belum jelas namun beberapa mikroorganisme yang sebenarnya flora normal kulit namun terjadi peningkatan jumlahnya sehingga menyebabkan blefaritis (4). Penyakit ini memiliki epidemologi yang cukup luas di seluruh dunia. Dari UK, insiden blefaritis 1,8 dari 1000 per tahun. Merupakan 4,5% masalah para oftalmologis dan menyerang baik laki-laki maupun perempuan (5).

Untuk mengatasi penyakit ini khususnya mengatasi penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi mikroorganisme maka diberikan triple antibiotik.

c. Alasan Pembuatan Zat Aktif Dalam Bentuk SediaanZat aktif yang dipilih adalah:

1. Neomycin sulfate2. Polymixin B sulfate3. Bacitracin zink

Alasan pemilihan zat aktif ini adalah:

Page 2: FORMULA TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.docx

1. Neomycin sulfate (setara dengan 3,5 mgneomycin) merupakan bentuk garam dari neomycin B dan Cyang diproduksi oleh pertumbuhan Streptomyces fradiae Waksman yang memiliki potensi yang ekivalen dengan tidak kurang 600 mikrogram neomisin standar per miligram dihitung dari basis anhidrat.

2. Polimiksin B sulfat merupakan bentuk garam Polimiksin B1 dan B2 yang diproduksi oleh Bacillus polymyxa. Memiliki potensi tidak kurang 6000 unit polimiksin B per mg terhitung dari basis anhidratnya.

3. Basitrasin zink merupakan garam zink dari bacitracin,campuran yang dihubungkan oleh polipeptida siklik yang diproduksi oleh mikroorganisme licheniformis dari kelompok Bacillus subtillis var Tracy. Memiliki potensi tidak kurang 40 unit bacitracin per mg.

Range yang luas dari aksi antibakterial didukung dengan meng-overlapping mengunakan 3 jenis antibiotik yaitu polimiksin B sulfate, neomisin sulfat dan basitrasin zink. Ketiganya aktif menghambat/membunuh bakteri: Staphylococcus aureus, streptococci including Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Haemophilus influenzae, Klebsiella- Enterobacter spesies, Neisseria spesies, dan Pseudomonas aeroginosa (6).

II. Spesifikasi Bahan dan Wadaha. Dasar Penggunaan Zat Aktif (7)

Indikasi : Penggunaan topikal untuk infeksi superfisial pada eksternal mata terhadap bakteri yang rentan. Infeksi ini meliputi konjungtivitis, blefaritis, keratokonjungtivitis, dan blepharokongtivitis.

Kontraindikasi : Hiersensitivitas dengan bahanFarmakokinetik : Neomisin dan polimiksin B dapat diabsorbsi

mengikuti penggunaan topikal pada mata jika terjadi kerusakan jaringan. Basitrasin tidak diabsorbsi secara signifikan (kerja lokal).

Farmakodinamik : Neomisin - secara aktif ditranspor melewati membran sel bakteri, terikat pada protein reseptor spesifik pada subunit 30S ribosom bakteri dan mengganggu kompleks inisiasi antara mRNA dan subunit 30S, menghambat sintesis protein DNA sehingga memproduksi protein non-fungsional; poliribosom terpisah dan tidak dapat mensintesis protein.

Page 3: FORMULA TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.docx

Polimiksin B – bakterisidal dan aktif melawan Pseudomonas aeroginosa dan gram negatif lain. Polipeptida dasar yang aktif pada permukaan berikatan pada situs fosfolipid anionik pada membran sitoplasmabakteri, menghancurkan struktur membran, dan memperlebar permeabilitas membran yang membuat isi intraselular dapat keluar.Basitrasin – antibiotik polipeptida biasanya bakterisidal terhadap gram positif. Beraksi pada membran sel bakteri dan mengganggu sintesis dinding sel dengan berikatan dan menghambat defosforilasi dari ikatan membran lipid pirofosfat.

Efek Samping : Reaksi sensitisasi alergi seperti gatal, bengkak, dan eritema konjungtival.

Metode sterilisasi : Metode sterilisasi secara dingin (cold sterilization) dengan syringe filter (filtrasi).

Stabilitas : Antibiotik tidak tahan dengan pemanasan dan tidak stabil terhadap air dalam waktu yang lama.

Inkompatibilitas : -Dosis : Neomisin sulfate – 3,5 mg dalam 1 g

Polimiksin B sulfate – 10000 (USP”U) dalam 1 g (1 000 000=100 mg) Basitrasin – 400 (USP”U) dalam 1 gram (Basitrasin zink mengandung 74 unit/mg)

b. Dasar Penggunaan Bahan Tambahan1. Vaselin putih : Merupakan basis yang paling umum

digunakan sebagai basis salep khususnya yang mengandung antibiotik pula (1,2), nontoksik dan noniritan (8).

2. Parafin Cair : Biasanya ditambahkan untuk memperbaiki konsistensi dan mengurangi suhu lebur (1), Prinsip keuntungan dari basis-petrolatum ini adalahsifat inertnya, anhidrat, dan kelembutannya yang bagus untuk obat-obat yang sensitif terhadap kelembaban (2). Mineral oil secara primer digunakan sebagai eksipien untuk produk topikal karena sifat emoliennya dan akhirnya menjadikannya dapat berfungsi sebagai basis salep (8).

3. Alpha-tokoferol : alfa tokoferol umumnya diketahui sebagai sumber vitamin E dan secara komersial tersedia bahan dan spesifikasi yang memenuhi tujuan ini. Sementara itu, alfa tokoferol memiliki sifat antioksidan dan efektif sebagai antioksidan (8).

Page 4: FORMULA TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL.docx

c. Dasar PewadahanSecara historis, kemasan salep mata dikemas pada tube collapsible timah kecil biasanya berbobot 3,5 g. Tube timah kompatibel dengan range obat yang luas dengan basis salep petrolatum; bagaimanapun, epoksi-fenolik-lined tube aluminium lebih luas digunakan (2). Sterilisasi wadah dilakukan dengan autoklaf atau dengan etilen oksida (1).

d. Uraian Bahan

Daftar Pustaka

1. William Lippincott, Wilkins. Remington Pharmaceutical Science 21th edition. Philadelhia: A Wolters Kluwer Company. 2005. Hal 857, 863.

2. Modern Pharmaceutics 5th edition, 163-1653. Swierzewski, Stanley J. Pinkeye (Conjunctivitis) Overview. [Diakses pada

8 Juni 2014 pukul 00.42 pada situs http://www.healthcommunities.com/conjunctivitis/overview-of-pinkeye.shtml, 30 Januari 2012]

4. Lindstrom, Richard L. Incidence, Prevalence, and Patophysiology of Ocular Surface Disease Blepharitis. [Diakses pada 8 Juni 2014 pukul 00.41 di situs http://www.healio.com/ophthalmology/cornea-external-disease/news/online/%7B9fdb69d2-7358-4d31-8c29-a0b3d085bb83%7D/incidence-prevalence-and-pathophysiology-of-ocular-surface-disease-and-blepharitis, 25 Februari 2009)

5. Scott, Olivia. Blepharitis.[ Diakses pada tanggal 8 Juni 2014 pukul 00.37, di situs http://www.patient.co.uk/doctor/blepharitis, 14 Maret 2012]

6. Anonim,Neomycin, Polymyxin B, Bacitracin (Ophthalmic). [Diakses pada 8 Juni 2014 di situs http://www.drugs.com/mmx/triple-antibiotic.html, 1995]

7. Martindale, 211, 306, 3188. Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th edition, 31-33,445-447,