27
Kelompok 4 (kelas 1) Shelly Leonia S 135070200131002 Komang Sanisca N 135070200131003 Uswatun Hasanah 135070200131004 Ely Fitriyatus S 135070200131009 Moh Yusron 135070200131010 Putri Dewi arum Sari 135070201111001 Irfan Marsuq Wahyu R. 135070201111002 Dwi Kurnia Sari 135070201111003 Puput Lifvaria Panta A. 135070201111004 Adelita Dwi Aprilia 135070201111005 Wahyuni 135070201111006 Ratna Juwita 135070201111007 Zahirotul Ilmi 135070201111008 Ni Putu Ika Purnamawati 135070201111009 Ni Luh Putu Saptya W 135070201111010 GASTROENTERITIS

FP Gastroenteritis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: FP Gastroenteritis

Kelompok 4 (kelas 1)

Shelly Leonia S 135070200131002

Komang Sanisca N 135070200131003

Uswatun Hasanah 135070200131004

Ely Fitriyatus S 135070200131009

Moh Yusron 135070200131010

Putri Dewi arum Sari 135070201111001

Irfan Marsuq Wahyu R. 135070201111002

Dwi Kurnia Sari 135070201111003

Puput Lifvaria Panta A. 135070201111004

Adelita Dwi Aprilia 135070201111005

Wahyuni 135070201111006

Ratna Juwita 135070201111007

Zahirotul Ilmi 135070201111008

Ni Putu Ika Purnamawati 135070201111009

Ni Luh Putu Saptya W 135070201111010

GASTROENTERITIS

Page 2: FP Gastroenteritis

DEFINISI

• Gastroenteritis adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair. (suriadi dan yuliani,2001)

• Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (kapita selekta,1999)

• Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan atau mencerna toksin. (tucker,1998)

Page 3: FP Gastroenteritis

EPIDEMIOLOGI

Gastroenteritis merupakan suatu penyakit yang umum pada anak usia di bawah 5 tahun. Gastroenteritis akut terjadi di Amerika dengan 37 juta kasus setiap tahun. Di Indonesia merupakan penyakit utama kedua yang paling sering menyerang anak – anak. Rotavirus adalah penyebab dari 35-50 % hospitalisasi karena gastroenteritis akut, antara 7- 17 % disebabkan adenovirus dan 15% disebabkan bakteri. Bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang menderita gastroenteritis akut dari bayi yang mendapat susu formula. (Wong, 2007 dalam Winarsih, 2011). Data Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia saat ini adalah 230-330 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 – 2,2 episode diare setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita (Ratnawati, 2008).

Page 4: FP Gastroenteritis

ETIOLOGI

a. Factor infeksi

• Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut :

i. Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoly, Salmonella, Shigella, Campylabacter, Yersinia, Aeromona dan sebagainya

ii. Infeksi virus : Entero virus (virus Echo, Coxsakria, polomyelitis)

iii. Infeksi parasite : cacing (ascaris, tricuris, yuris, stongyloides), protozoa, jamur

• Infeksi parental ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti OMA, tongsilitis, bronkopneumoni, ensefalitis dan lain lain

Page 5: FP Gastroenteritis

b. Factor malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat misalnya disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa), malabsorbsi lemak, dan malabsorbsi protein

c. Factor makanan : basi, beracun, alergi terhadap makanan

d. Factor psikologis : rasa takut dan cemas

Page 6: FP Gastroenteritis

FAKTOR RISIKOa. Penjamu (host)

• Tidak mendapat ASI sampai usia 2 tahun. ASI mengandung antibodi yang dapat melindungi terhadap kuman penyebab gastroenteritis

• Malnutrisi dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

Beratnya penyakit, lamanya diare dan risiko kematian karena gastroenteritis meningkat pada bayi yang mengalami gangguan gizi dan BBLR berhubungan juga dengan status imunitas

• Campak

Gastroenteritis sering terjadi dan berakibat pada bayi atau anak-anak yang sedang menderita campak dalam ta campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini akibat penurunan kekebalan tubuh penderita

Page 7: FP Gastroenteritis

b. Agen (Agent)

1. Faktor infeksi

• Bakteri

• Parasit dan Protozoa

• Virus

2. Faktor Malabsorbsi

• Malabsorbsi karbohidrat, disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak adalah intoleransi laktosa

• Malabsorbsi lemak

• Malabsorbsi protein

Page 8: FP Gastroenteritis

c. Lingkungan (Environment)

Gastroenteritis merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor dominan insiden gastroenteritis adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja. Masalah lingkungan tersebut antara lain :

• Kurangnya penyediaan air minum yang bersih dan memenuhi syarat kesehatan

• Kurangnya sara pembuangan kotoran yang bersih dan sehat

• Keadaan rumah yang tidak bersih dan sehat

• Personal hygiene dan sanitasi makanan yang buruk

• Belum ditanganinya hygiene dan sanitasi industri secara intensif

• Kurangnya pengawasan dan pencegahan

• Pembuangan limbah di pemukiman yang kurang baik

Page 9: FP Gastroenteritis

KLASIFIKASI

Klasifikasi gastroenteritis menurut depkes RI

a) Diare akut adalah diare yang serangannya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut diklasifikasikkan kembali secara klinis menjadi:

• Diare noninflamasi

Diare ini disebabkan oleh enterotoksin dan menyebabkan diare menjadi cair dengan volume besar tanpa lender dan darah. Keluhan abdomen jarang terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Dehidrasi cepat terjadi apabila tidak mendapatkan cairan yang seseuai sebagai pengganti. Tidak ditemukan leukosit pada pemeriksaaan feses rutin.

Page 10: FP Gastroenteritis

• Diare inflamasi

Diare ini disebabkan oleh invasi bakteri dan pengeluaran sitotoksin di kolon. Gejala klinis ditandai dengan adanya mulas sampai dengan nyeri kolik, mual, muntah, demam, tenesmus, tanda dan gejala dehidrasi. Secara makroskopis terdapat lender dan darah pada pemeriksaan feses rutin dan secara mikroskopis terdapat sel leukosit polimorphonuklear (PMN).

Page 11: FP Gastroenteritis

b) Diare kronis berlangsung lebih dari 14 hari. Mekanisme terjadinya diare akut dan kronis meliputi:

• Diare sekresi

Diare dengan volume feses banyak yang biasanya disebabkan oleh gangguan transport elektrolit akibat peningkatan produksi dan sekresi air dan elektrolit namun kemampuan absorbs mukosa usus ke dalam usus menurun.

• Diare osmotic

Terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari dalam plasma ke lumen usus sehingga terjadilah diare. Misalnya malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi lactase atau akibat garam magnesium.

Page 12: FP Gastroenteritis

Klasifikasi menurut Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), 2008

a. Menurut tingkat dehidrasi

• Diare dehidrasi berat: Jika terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:

Letargis atau tidak sadar

Mata cekung.

Tidak bisa minum atau malas minum.

Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

• Diare dehidrasi ringan atau sedang: Jika terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:

Gelisah, rewel /mudah marah.

Mata cekung.

Haus, minum dengan lahap.

Cubitan kulit perut kembali lambat. 

Page 13: FP Gastroenteritis

• Diare tanpa dehidrasi : Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau ringan/sedang.

b. Jika diare berlangsung selama 14 hari atau lebih disebut :

• Diare Persisten berat jika ada tanda-tanda dehidarasi

• Diare Persisten jika tidak ada tanda-tanda dehidasi

c. Jika ada darah dalam tinja di sebut Disentri. Akibat dari disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi pada mukosa

Page 14: FP Gastroenteritis

MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis gastroenteritis menurut Cecyly,Betz(2002)

• Konsistensi feces cair (diare)dan frekuensi defekasi semakin sering

• Muntah (umumnya tidak lama )

• Demam (mungkin ada, mungkin tidak ada)

• Kram abdomen, tenesmus

• Membrane mukosa kering

• Fontanel cekung (bayi)

• Berat badan menurun

• Malaise

Page 15: FP Gastroenteritis

PATOFISIOLOGI

Terlampir

Page 16: FP Gastroenteritis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Pemeriksaan psikologis :

Pada keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai koma,suhu tubuh tinggi,nadi cepat dan lemah,pernapasan agak cepat.

• Pemeriksaan fisik :

Inspeksi : mata cekung, membrane mukosa kering,berat badan menurun,anus kemerahan.

Perkusi : adanya distensi abdomen

Palpasi : turgor kulit kurang elastis

Auskultasi : terdengarnya bising usus. (Darwis, 2013)

Page 17: FP Gastroenteritis

• Pemeriksaan penunjang :

Pada sebagaian besar kasus sembuh sendiri dan tidak diperlukan pemeriksaan penunjang. Pada pasien dengan keadaan sakit berat sehingga diperlukan dirawat di rumah sakit, harus diperlukan pemeriksaan penunjang, diantaranya : kultur tinja dan darah, hitung darah lengkap, elektrolit dan foto polos abdomen. Jika diarenya menetap lebih dari 3 minggu, pertimbangkan untuk melakukan sigmoidskopi, biopsi rectum dan rujuk ke klinik gastroenterology (Davey, 2005).

Page 18: FP Gastroenteritis

Mansjoer Arif (2000)

• Pemeriksaan tinja :

Makroskopik dan mikroskopik, Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab, Tes resistensi terhadap berbagai antibiotic (pada diare persisten), dan pH dan kadar gula, jika diduga adanya toleransi gula

• Pemeriksaan darah :

Darah perifer langkap, Analisis gas darah dan elektrolit (terutana Na, K, Ca dan P serum pada diare yang disertai kejang), pH dan cadangan alkali untuj menentukan gangguan keseimbangan asam basa., Kadar uream dan kreatin darah untuk mengetahui faal ginjal

• Duedenal intubation :

Untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

Page 19: FP Gastroenteritis

PENATALAKSANAAN

1. Pemberian cairan dengan memperhatikan derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

Jenis cairan

a. Cairan peroral:

Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan berisi NaCl dan NaHCO3,KCl dan glukosa. Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan sementara sebelum di bawa berobat ke rumah sakit/pelayanan kesehatan untuk mencegah dehidrasilebih jauh.

Page 20: FP Gastroenteritis

b. Cairan parenteral:

• Belum ada dehidrasi :Peroral sebanyak anak mau minum atau

1 gelas tiap defekasi

• Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kg BB

peroral (intragastrik). Selanjutnya 125 ml/kg BB/hari.

• Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100ml/kg BB peroral /

intragastrik (sonde).selanjutnya 125 ml/kg BB/hari

Page 21: FP Gastroenteritis

• Dehidrasi berat

Untuk anak umur 1 bulan- 2 tahun, berat badan

3-10k: 1 jam pertama: 40 ml/kg BB/jam = 10 tetes kg BB/menit

(set infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes/kg BB/menit

(set infus 1 ml : 20 tetes). 7 jam berikutnya 12 ml/kg BB/jam =

33 tetes/kg BB / menit atau 4 tetes/g BB/menit. 16 jam

berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila

anak tidak mau minum, teruskan dengan intravena 2 tetes/kg

BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.

Untuk anak lebih dari 2 tahun dengan BB 10-15 kg: 1

jam pertama 30 ml/kgBB/jam = 8 tetes/kgBB/menitatau 10

tetes/kgBB/menit . 7 jam berikutnya 10 ml/kgBB/jam = 3

tetes/kgBB/menitatau 4 tetes/kgBB/menit. 16 jam berikutnya 125 ml/kg

BB oralit peroral atau intragastrik. Bilaanak tidak mau minumdapat

ditambah intravena 2 tetes/kgBB/menit atau 3 tetes/kgBB/menit

Page 22: FP Gastroenteritis

2. Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB kurang dari 7kg jenis makanan:

• Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tak jenuh)

• Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)

• Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susutanpa laktosa susu asam lemak yang berantai sedang atau jenuh

3. Obat-obatan

Prinsif pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras dan sebagainya) medikel obat diare:

• Obat anti sekresi: asetosal dosis 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg Koproimazin dosis 0,25 –1mg/kg BB/hari.

• Obat spasmolitik dan lain-lain umumnya obat spasmolitik seperti paverin, ekstra bela dona, opium, loperamid tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pactin,chercoral,tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare, sehingga tidak diberikan lagi.

Antibiotik umumnya antibiotik tidak diberikan bilatidak adapenyebab yang jelas, bila penyebabnya kolera diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari. (Ngastiyah,2002)

Page 23: FP Gastroenteritis

KOMPLIKASIa. Dehidrasi : karena tubuh kehilangan terlalu banyak cairan

b. Syok hipovolemik : akibat lanjutan bila kekurangan volume cairan

c. Hipokalemia (hipotoni otot, lemah, bradikardi, disritmia jantung)

d. Kejang : respon tubuh yang menandakan tubuh kekurangan oksigen terutama di otak.

e. Malnutrisi : Ini dikarenakan absorbsi zat gizi yang tidak adekuat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi yang ditandai berat badan turun, konjungtiva anemis, badan lemas.

f. Asidosis metabolik : Karena tubuh kehilangan bikarbonas, perbandingan bikarbonas dan asam karbonas berkurang yang mengakibatkan PH darah menurun (menjadikan PH asam/asidosis). Sedangkan pada proses metabolisme dengan menggunakan CO sehingga dalam tubuh terjadi penumpukan asam laktat maka terjadi asidosis metabolisme.( Mansjoer, Arif, 1999)

Page 24: FP Gastroenteritis

PENCEGAHANa. Pemberian ASI

Bayi harus disusui secara penuh sampai mereka berumur 4-6 bulan. Selama 6 bulan kedua dari kehidupanya, pemberian ASI harus diteruskan sambil ditambahkan dengan makanan lain.

b. Makanan Pendamping ASI

Ada beberapa cara pemberian makanan pendamping ASI yang baik, yaitu:

• Perkenalkan makanan lunak ketika anak berumur 4-6 bulan tetapi teruskan pemberian ASI. Berikan makanan lebih sering (4x sehari). Setelah anak berumur 1 tahun, berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, 4-6x sehari, teruskan pmeberian ASI bila mungkin.

• Tambahkan minyak, lemak, dan gula ke dalam nasi/bubur dan biji-bijian untuk energy. Tambahkan hasil olahan susu, telur, ikan daging, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayur-sayuran berwarna hijau ke dalam makanannya.

• Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan menyuapi anak. Suapi anak dengan sendok yang bersih.

• Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada tempat dingin dan panaskan dengan benar sebelum diberikan kepada anak.

Page 25: FP Gastroenteritis

c. Menggunakan air bersih yang cukup

Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di rumah. Yang harus diperhatikan oleh keluarga:

• Ambil air dari sumber air yang bersih.

• Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.

• Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh kotoran binatang.

• Gunakan air direbus.

• Cuci semua peralatan masak dan minum dengan air bersih dan cukup.

d. Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makan anak dan sebelum makan, mempunyai dampak dalam kejadian diare.

Page 26: FP Gastroenteritis

e. Menggunakan jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan risiko terhadap penyakit diare. Keluarga harus buang air besar di jamban dan yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah:

• Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

• Bersihkan jamban secara teratur

• Jarak jamban dengan sumber air minum minimal 10 m.

Page 27: FP Gastroenteritis

TERIMA KASIH