Upload
mariska-meifung
View
127
Download
25
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN FRAKTUR TUNGKAI BAWAH
Fraktur Collum Femur
Orang tua,♀ > 60 thn, tulang yang osteoporosis.
Semakin dekat fraktur ke kaput femur, semakin kecil kemungkinan terjadi penyatuan dan kemungkinan nekrosis avaskular pada kaput lebih besar.
Fraktur collum femur tidak stabil dan komplit.
Fraktur Collum FemurKlasifikasi : Fraktur intrakapsuler Fraktur extrakapsuler
Mekanisme fraktur : Trauma langsung ( direct ) Trauma tidak langsung ( indirect )
Berdasarkan lokasi anatomi : Fraktur subcapital Fraktur transcervical Fraktur basis collum femur
Gambaran Klinis Trauma Tidak dpt berdiri rasa sakit pd panggul Panggul fleksi & eksorotasi. Perpendekan dari tungkai yang cedera Paha dalam posisi abduksi, fleksi dan eksorotasi.
Pada palpasi sering ditemukan adanya hematoma
Radiologi Pemeriksaan foto pelvistungkai
rotasi interna maksimal.
Stable impacted valgus fracture
collum femur orang dewasa Garis fraktur menyilang pada proksimal collum femur
fragmennya terhimpit dengan kuat satu sama lain dengan kaput pada valgus fraktur stabil
Fraktur Batang femur ( Anak-anak ) Penyebab tersering ialah jatuh waktu
bermain Penanggulangan
Umumnya dengan terapi non operatif, dan hasilnya baik.
Traksi kulit Bryant
Caranya : anak tidur terlentang, kedua tungkai dipasang traksi kulit, lalu ditegakkan ke atas, ditarik dengan tali yang diberi beban 1-2 kg, sampai pantat terangkat.
Komplikasi pemakaian Bryant traksi :
Terjadinya ischemic paralysis.
Fraktur Supracondyler Femur Disebabkan oleh trauma langsung, karena
kecepatan tinggi ( tabrakan sepeda motor ). Terjadi gaya axial dan stress valgus atau
varus dan disertai gaya rotasi. Klasifikasi
Undiplaced impacted
Displaced
Impaction
Comminutive
Pemeriksaan FisikPembengkakan, deformitas dan krepitasi pada lutut.
RadiologiProyeksi Anteroposterior dan Lateral.
PenanggulanganNon operatifSkeletal traksi dengan sistem balance traksi. Traksi dipertahankan sampai terjadi callus (8-12 minggu).OperasiDilakukan open reduksi, dipasang internal fiksasi.
Komplikasi
Komplikasi dini Penetrasi fragmen fraktur ke kulit yang
menyebabkan fraktur menjadi terbuka Trauma pembuluh darah besar Trauma saraf.
Komplikasi Lanjut Malunion Kekakuan sendi lutut.
Fraktur Intercondylar Biasanya fraktur intercondular diikuti fraktur
supracondular, umumnya terjadi bentuk T fraktur atau Y fraktur.
Tanda KlinisPembengkakan dan deformitas lutut. Gerakan patela terhambat, ditemukan dengan jelas adanya krepitasi.
RadiologiProyeksi Anteroposterior dan Lateral.
Penanggulangan
Dengan skeletal traksi, bila belum berhasil lakukan tindakan open reduksi dan pemasangan internal fiksasi.
Komplikasi
Kekakuan sendi ( ankylosis )
Infeksi
Malunion
Non union.
Fraktur Condylar Femur Lebih jarang ditemukan Klasifikasi
Undisplaced
Displaced
Bicondylar
Coronal. Pemeriksaan Fisisk
Trauma berat Lutut haemarthrosis Tampak deformitas varus pada lutut Krepitasi jelas dirasa.
Radiologi
Proyeksi Anteroposterior dan proyeksi Lateral. Penanggulangan
Fraktur undisplaced dilakukan non operatif, yaitu dengan skeletal traksi.
Displaced fraktur dilakukan open reduksi dengan pemasangan internal fiksasi dengan cancellous screw.
Komplikasi
Mal union
Non union
Infeksi ( sering terjadi pada operasi ).
Fraktur PatellaMekanisme fraktur Disebabkan trauma langsung atau tidak
langsung. Trauma tidak langsung disebabkan karena
tarikan yang kuat dari otot quadriceps Fraktur langsung disebabkan penderita jatuh
dalam posisi lutut fleksi, dimana patela terbentur dengan lantai.
Klasifikasi Tipe I : Fraktur tanpa adanya pergeseran
dan bersifat transversal ( fraktur crack ) Tipe II : Fraktur transversal dengan
pergeseran Tipe III : Fraktur transversal pada kutub
atas/bawah Tipe IV : Fraktur communitif Tipe V : Fraktur vertical.
Gejala Klinik
Lutut bengkak disebabkan haemarthrosis. Pada perabaan ditemukan patela mengambang ( floating patella ).
Penderita tidak dapat melakukan extensi lutut
Radiologi
Dengan proyeksi anteroposterior dan lateral. Terkadang diperlukan proyeksi sky line view
Penanggulangan
Non operatif Untuk fraktur patela yang undisplaced Bila haemorthrosis lakukan fungsi kemudian
dilakukan immobilisasi dengan pemasangan gips dari pangkal paha sampai pergelangan kaki.
Operatif Pada fraktur transversal dilakukan reposisi, difiksasi
dengan teknik tension band wiring Bila jenis fraktur comminutiva dilakukan rekonstruksi
dilakukan patellektomi
Komplikasi Osteoartritis patelofemoral Gangguan fleksi ekstensi Kekakuan sendi lutut Nonunion.
Dislokasi Sendi Lutut Sering disebabkan oleh trauma yang berat
( kecelakaan lalu lintas ).
Gejala KlinikDeformitas dan bengkak pada lutut yang cedera
Radiologi Proyeksi anteroposterior dan lateral
PengobatanLakukan reposisi dengan anestesi umum.
Trauma pada mekanisme ekstensor lututTrauma apparatus quadriceps akan
menimbulkan : Robekan pada kutub atas patella Robekan pada kutub bawah pada perlekatan
dengan tuberositas tibia Robekan disertai fraktur patella.
Dislokasi PatellaDislokasi akutDislokasi akut sering terjadi pada saat lutut dalam posisi fleksi dan patela bergeser ke arah lateral dengan condylus femur.
Pengobatan
Setelah dilakukan reposisi sebaiknya dipertahankan dengan gips silinder selama 6 minggu.
Dislokasi RekurenSering terjadi pada wanita dewasa muda.
PenyebabKadangkala lekukan intercondyler femurLetak patela yang tinggi dan kecilGenue valgum
PengobatanDianjurkan untuk operasi
Dislokasi Habitual Lebih jarang ditemukan dan biasanya terjadi
pada anak-anak. Penyebab utama adalah pemendekan otot
quadriceps terutama komponen vastus lateralis
Pengobatan Dengan operasi.
Robekan ligamen pada lutut
Trauma ligamen pada lutut dibagi dalam empat kelompok :
Robekan pada ligamen medial
Mekanisme traumaLebih sering ditemukan. Robekan terjadi sewaktu tibia mengalami abduksi pada femur disertai trauma rotasi.
Urutan robekan ligamen tergantung beratnya trauma, yaitu :Robekan pada selaput sendi bagian superficialRobekan pada ligamen kolateral medialRobekan pada ligamen crusiatum anteriorRobekan ligamen kolateral medial dan crusiatum anterior dapat disertai dengan robekan meniscus medialis
Gambaran Klinis
Pembengkakan pada lutut disertai efusi sendi lutut. Radiologis
Dilakukan di bawah pembiusan dengan foto AP dan foto stress AP
Pengobatan
Konservatif
Bila robekan tidak hebat dapat dilakukan aspirasi lutut dan pemasangan gips silinder.
Operatif
Dilakukan apabila robekan besar dengan penjahitan pada ligamen yang robek.
Robekan pada ligamen lateral
Lebih jarang ditemukan dan terjadi akibat adduksi tibia terhadap femur ( strain varus ).
Robekan pada ligamen Crusiatum
Robekan ligamentum crusiatum anterior dapat bersama-sama dengan robekan ligamen kolateral medial.
Strain ligamen medial dan lateral
Terjadi bila trauma yang ada tidak cukup kuat
Robekan Meniskus
Sering ditemukan pada atlet, terutama pemain sepak bola, kebanyakan mengenai usia di bawah 45 tahun.
Mekanisme trauma
Robekan terjadi apabila ada trauma rotasi dimana lutut dalam posisi semi fleksi atau fleksi.
Klasifikasi Bucket-nandle Robekan tanduk posterior Robekan tanduk anterior
b
Pengobatan
Sebaiknya dilakukan penjahitan tanpa membuang meniscus apabila masih dapat dipertahankan
Fraktur Tungkai Bawah
Klasifikasi
1. fraktur proksimal tibia
2. fraktur diafisis
3. fraktur dan fraktur dislokasi pada pergelangan kaki
FRAKTUR PROKSIMAL TIBIA (bumper fracture atau fraktur plato tibia) Mekanisme
- Langsung dari samping lutut
- Jatuh dari ketinggian Klasifikasi oleh Adam
1. kompresi komunitif
2. depresi plato
3. oblik
Tibial plateau fracture
Klinis
- Riwayat trauma
- Bengkak dan nyeri
- Hemartrosis
- Gerak sendi lutut terbatas
Radiologi
AP, lateral, oblik
Pemeriksaan radiologis
1. Konservatif / non operatif
a. verban elastis
b. gips
c. skeletal traksi
2. Operatif
- ORIF
- autogenous bone graft
Komplikasi
1. Kekakuan sendi lutut
2. Lesi n. poplitea
3. Artritis post traumatika
FRAKTUR DIAFISIS
Mekanisme → langsung dan tidak langsung
Klinis
- Bengkak
- Nyeri dan nyeri tekan
- Penonjolan tulang
- Deformitas → angulasi atau endo/eksorotasi.
Pengobatan
1. Konservatif
Reduksi tertutup → gips sirkuler
3 jenis gips :
- Long leg walking cast
- Short leg walking cast
- Plaster gaiter
2. Operatif
Indikasi :
- Fraktur terbuka
- Kegagalan terapi konservatif
- Fraktur tidak stabil
- nonunion
Metode : plate & screw
Nail intrameduler, screw
fiksasi eksterna
Komplikasi :
Dini : * Infeksi
* Compartment syndrome
Lanjut :
* Malunion
* Delayed union
* Non union
* Kekakuan sendi
Fr tertutup korpus tibia pada orang dewasa biasanya sembuh dengan cepat. pergeseran signifikan → reduksi. Fr oblik panjang → long leg walking cast 6
minggu, plaster gaiter 2 minggu setelahnya. Fr tansversal → penyembuhan selama 12-16
minggu. Fr oblik pendek → penyembuhan lebih lama.
Long leg walking cast dilepas minggu ke-8.
Fr tertutup korpus tibia pada anak-anak Fr inkomplit → long leg walking cast selama
2 / 3 minggu untuk mengurangi nyeri dan mencegah fraktur menjadi komplit.
Frkomplit → jika terdapat pergeseran signifikan, berikan anestesi dan lakukan reduksi.
Fr tertutup pada korpus fibula tidak diperlukan reduksi, pembidaian, dan
perlindungan.
Penderita cukup diberi analgetika dan istirahat dengan tungkai tinggi sampai hematom diresorbsi.
Fr tertutup pada tibia dan fibula Jika terdapat pemendekan → traksi
kalkaneus selama 1 minggu Garis fraktur stabil → gips. Fr cenderung
tidak dislokasi, pasien diijinkan untuk menopang berat badan dan berjalan.
Garis fraktur tidak stabil → ORIF. Setelah terbentuk kalus fibrosis, dipasang long leg walking cast
Fracture of the tibial plate and fibular head.
Fr terbuka pada tibia dan fibula Debrideman Luka dibiarkan tidak dijahit hingga bahaya
infeksi berakhir. Reposisi secara terbuka, lalu immobilisasi.
Sesudah keadaan tenang → long leg walking cast dan motivasi untuk berjalan.
Fiksasi eksterna sangat baik dilakukan untuk fraktur terbuka cruris derajat III.
Preoperative x-ray film of the traumatized leg. A multiple segmental and exposed spiral fracture of the tibia is identified (Gustilo stage 3c).
FRAKTUR DAN FRAKTUR DISLOKASI SENDI PERGELANGAN KAKI
MEKANISME TRAUMA LAUGE HANSEN (Denmark): 5 dasar
mekanisme:a. Trauma supinasi/Eversi. 60% dari fraktur sekitar sendi talocrural.b. Trauma Pronasi/Eversic. Trauma Supinasi/Adduksid. Trauma Pronasi/Abduksie. Trauma Pronasi/Dorsifleksi
DIAGNOSA KLINIK
palpasi secara metodik Daerah tidak nyeri kedua malleoli diraba tidak nyeri fraktur
keduanya kecil sekali Ligamen : ligamen tidak nyeri pada palpasi &
dapat ditegangkan tanpa rasa sakit kerusakan kecil
DIAGNOSA RADIOLOGIK
Curiga adanya patah tulang 2 sudut AP & lateral permukaan sendi talocrural kaki dalam
posisi inversiPENGELOLAAN KLINIKPENGELOLAAN TRAUMA YANG STABIL.
a. Sprained ankle
Tujuan utama mengurangi pembengkakan & kekakuan elastisch verband
b. Ruptur komplit dari ligamen lateral.
RUTH (1961) perlu tindakan chirurgik, sedangkan FREMAN (1965) hanya dilakukan immobilisasi gips dibawah lutut selama 6 minggu
PENGELOLAAN TRAUMA YANG TIDAK STABIL.
TWISTING - OUT INJURIES tindakan konservatif (reposisi se-sempurna mungkin) / operatif. immobilisasi 2 bulan
INDIKASI UNTUK TINDAKAN OPERATIF (a). Fraktur Malleolus medialis dengan
interposisi jaringanlunak. (b). Diastasis syndesmosis Tibiofibular
inferior (distal). (c). Fraktur Posterior marginal (VOLKMANS
triangle) dari tibia, bilamana lebih dari 1/3 permukaan sendi.
(d). Fraktur Anterior marginal dari Tibia (Pronation/dor-siflexion injury).