37
LAPORAN KASUS A. IDENTITAS PASIEN Nama Penderita : Tn. M Kelamin : Laki-laki Umur : 33 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Tanggal Pemeriksaan : 13/10/2015 RM : 729164 B. ANAMNESIS Keluhan utama : Luka ditungkai bawah kanan Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Mekanisme trauma : Pasien sedang naik motor dengan kencang. Berusaha menghindari lubang, tetapi pasien kehilangan kontrol. Kemudian pasien jatuh dan tungkai kanan bawah membentur aspal. Tidak ada riwayat pingsan setelah kejadian serta tidak ada riwayat mual dan muntah. C. PEMERIKSAAN FISIS Primary Survey A : Patent 1

Fraktur Tibia Fibula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Orthopedi

Citation preview

Page 1: Fraktur Tibia Fibula

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama Penderita : Tn. M

Kelamin : Laki-laki

Umur : 33 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal Pemeriksaan : 13/10/2015

RM : 729164

B. ANAMNESIS

Keluhan utama : Luka ditungkai bawah kanan

Anamnesis terpimpin : Dialami sejak 1 jam sebelum masuk rumah

sakit.

Mekanisme trauma : Pasien sedang naik motor dengan kencang.

Berusaha menghindari lubang, tetapi pasien kehilangan kontrol. Kemudian

pasien jatuh dan tungkai kanan bawah membentur aspal. Tidak ada riwayat

pingsan setelah kejadian serta tidak ada riwayat mual dan muntah.

C. PEMERIKSAAN FISIS

Primary Survey

A : Patent

B : Suara nafas normal, pergerakan dada simetris kiri dan kanan.

P = 20 x/min

C : TD = 120/80 mmHg, N= 90x/min, kuat angkat, regular

D : GCS 15 (E4M6V5), reflex cahaya +/+, pupil isokor, Ø2.5mm/2.5mm

E : Temperatur 36.8 oC (aksilla)

VAS : 5

1

Page 2: Fraktur Tibia Fibula

Secondary Survey

Regio genu dextra

o Look : tampak luka laserasi pada aspek anterolateral dengan ukuran

3 cm x 2 cm, deformitas (-), udem (+), hematom (+).

o Feel : nyeri tekan (+)

o Move : gerak aktif dan pasif hip joint sulit dievaluasi karena nyeri,

gerak aktif dan pasif knee joint sulit dievaluasi karena nyeri.

o NVD sensibilitas baik, pulsasi arteri dorsalis pedis teraba, CRT <2 “

Regio cruris dextra

o Look : tampak luka laserasi di aspek anterior dengan ukuran 8cm x

1cm, deformitas (+), udem (+), hematom (+).

o Feel : nyeri tekan (+)

o Move : gerak aktif dan pasif knee joint sulit dievaluasi karena nyeri,

gerak aktif dan pasif ankle joint sulit dievaluasi karena nyeri.

o NVD sensibilitas baik, pulsasi arteri dorsalis pedis teraba, CRT <2 “

R L

ALL

TLL

90 cm

81 cm

91 cm

82 cm

LLD 1 cm

2

Page 3: Fraktur Tibia Fibula

D. FOTO KLINIS

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil

WBC 8,0 [10x3/ul]

RBC 2,71 [10x3/ul]

HGB 8,8 [gr/dl]

HCT 24,7 [%]

PLT 128 [10x3/ul]

BT 7’00”

CT 3’00”

GDS 157

HBsAg Non Reactive

Pemeriksaan foto polos Cruris (R) X-Ray AP/Lat

3

Page 4: Fraktur Tibia Fibula

Kesan : Fraktur komunitif pada 1/3 distal os tibia

Fraktur butterfly pada 1/3 distal os fibula

F. RESUME

Pria 33 tahun datang ke rumah sakit dengan luka di kaki kanan, dialami 1 jam

sebelum masuk rumah sakit dengan kecelakaan kendaraan bermotor. Dari

pemeriksaan fisik di regio cruris dextra: tampak luka laserasi di aspek anterior dengan

ukuran 8cm x 1cm, deformitas (+), udem (+), hematom (+). Pada regio genu dextra:

tampak luka laserasi pada aspek anterolateral dengan ukuran 3cm x 2cm, deformitas

(-), udem (+), hematom (+). Dari hasil radiologi : fraktur 1/3 distal kanan tibia dan

fraktur 1/3 distal kanan fibula.

G. DlAGNOSA KERJA

Fraktur terbuka pada 1/3 distal tibia kanan grade 3A

Fraktur tertuka pada 1/3 distal fibula kanan grade 3A

H. PENATALAKSANAAN

4

Page 5: Fraktur Tibia Fibula

IVFD

Antibiotik

Analgetik

Debridement

Rencana OREF

I. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad fungtionam : Dubia ad bonam

DISKUSI

5

Page 6: Fraktur Tibia Fibula

PENDAHULUAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas dari tulang, sering diikuti oleh

kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh

darah, otot dan persarafan. Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi adalah

fraktur pada tibia. Pusat Nasional Kesehatan di luar negeri melaporkan bahwa

fraktur ini berjumlah ± 77.000 orang, dan ada di 569.000 rumah sakit tiap hari

/tahunnya. Pada fraktur tibia, dapat terjadi fraktur pada bagian diafisis. Fraktur

diafisis tibia termasuk luka kompleks, sehingga tentunya penanganannya juga tidak

sederhana.1,2

Tendensi untuk terjadinya fraktur tibia terdapat pada pasien-pasien

usia lanjut yang terjatuh, dan pada populasi ini sering ditemukan fraktur tipe

III, fraktur terbuka dengan fraktur kominutif. Pada pasien-pasien usia muda,

mekanisme trauma yang paling sering adalah kecelakaan kendaraan bermotor.1,2

Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung,

misalnya benturan pada tibia yang menyebabkan fraktur tibia, dapat juga

berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tulang tibia. Akibat

trauma pada tulang bergantung pada jenis truma, kekuatan, dan arahnya.

Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat

menyebabkan tulang fraktur dengan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut

fraktur terbuka.2

ANATOMI

Tulang membentuk rangka penunjang dan perlindungan bagi tubuh dan

tempat melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh. Tulang panjang

disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan, ruang di tengah tulang-tulang

tertentu berisi jaringan hematopoietik yang membentuk berbagai sel darah. Tulang

juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium.2,3,4

6

Page 7: Fraktur Tibia Fibula

Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus/kortikal. Tulang panjang misal:

femur seperti tangkai/batang panjang dengan ujung yang membulat. Batang atau

diafisis terutama tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan

epifisis dan terutama tersusun oleh tulang kanselus. Tulang tersusun atas sel matriks

protein dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas 3 jenis dasar osteoblas, osteosit,

osteoklas.2,3,4

Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mengsekresikan

matriks tulang. Matriks tersusun atas 98% kolagen 2% substansi dasar

(glukosaminoglikan). Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan.

Fungsi tulang dan terletak di mosteon (unit matriks tulang). Osteoklas adalah sel

multinukelar (berinti banyak) yang berperan dalam penghancuran resorbsi dan

remodeling tulang.2,3,4

Tulang diselimuti di bagian luarnya oleh periosteum, periosteum mengandung

saraf, pembuluh darah dan limfatik. Endosteum adalah membran vaskuler tipis yang

menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam tulang kanselus. Sumsum

tulang merupakan jaringan vaskuler dalam rongga. Sumsum (batang) tulang panjang

dan tulang pipih, tulang kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui

pembuluh metafisis dan epifisis.2,3,4

Tibia atau tulang kering merupakan yang utama dari tungkai bawah dan

terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia adalah tulang pipa dengan sebuah

batang dan dua ujung.2,3,4

- Ujung atas

Melebar secara transversal dan memiliki permukaan sendi superior pada tiap

condylus medial dan lateral. Ujung atas fibula melekat pada permukaan sendi pada

condylus lateralis.

- Corpus

Bagian segitiga dan batas anteriornya membentuk penonjolan yang dapat diraba.

Corpus menyempit pada sekitar pertengahannya kemudian melebar.

7

Page 8: Fraktur Tibia Fibula

- Ujung bawah

Mempunyai 3 bagian:

a. Malleolus medialis, penonjolan tajam pada aspek bagian dalam pergelangan kaki.

b. Permukaan sendi untuk ujung bawah fibula.

c. Permukaan sendi di bawah dan medial dari tulang.

Fibula

Fibula adalah tulang panjang kurus pada aspek lateral tungkai. Tulang ini

memiliki 2 ujung atas dan ujung bawah. Tibia dan fibula bergabung menjadi satu di

atas dan di bawah dengan sendi yang tidak dapat bergerak. Membrana interossea

melekat pada corpus kedua tulang dan mengisi ruang diantaranya: merupakan tempat

perlengketan otot.2,3,4

Suplai darah

Arteri yang menutrisi tibia berasal dari arteri tibialis posterior, yang memasuki

korteks posterolateral distal sampai ke origin dari muskulus soleus. Pada saat

pembuluh darah memasuki kanalis intermedullaris, ia terbagi menjadi tiga cabang

asendens dan satu cabang desendens. Cabang-cabang ini yang kemudian membentuk

endosteal vascular tree, yang beranastomose dengan arteri periosteal dari arteri

tibialis posterior.2

Arteri tibialis anterior bersifat rapuh terhadap trauma karena perjalanannya

yang melalui sebuah celah padah mebran interosseus.2

Apabila arteri yang menutrisi mengalami ruptur akan terjadi aliran melalui

korterks, dan suplai darah periosteal akan menjadi lebih penting. Hal ini menkankan

pentingnya mempertahankan perlekatan periosteum selama fiksasi.2

Fibula berperan sebesar 6%-17% dalam menopang berat badan. Pada bagian

leher fibula berjalan nervus peroneus komunis yang sangat dekat dengan permukaan

kulit. Hal ini menyebabkan nervus peroneus komunisrentan terhadap trauma langsung

pada daerah leher fibula.2

8

Page 9: Fraktur Tibia Fibula

Gbr 2. Os. Tibia and Fibula

KLASIFIKASI

Klasifikasi fraktur pada tibia dan fibula:5,6

1. Fraktur proksimal tibia

2. Fraktur diafisis

3. Fraktur dan dislokasi pada  pergelangan kaki

fraktur proksimal tibia5,6

a)      Fraktur Infrakondilus Tibia

Fraktur Infrakondilus tibia terjadi sebagai akibat pukulan pada tungkai pasien

yang mematahkan tibia dan fibula sejauh 5cm di bawah lutut. Walaupun tungkai

9

Page 10: Fraktur Tibia Fibula

bawah dapat membengkak dalam segala arah, namun biasanya terjadi pergeseran

lateral ringan dan tidak ada tumpang tindih atau rotasi. Fraktur tidak masuk ke dalam

lututnya. Dapat dirawat dengan gips tungkai panjang, sama seperti fraktur pada tibia

lebih distal. Jika fragmen tergeser, dapat dilakukan manipulasi ke dalam posisinya

dan gunakan gips tungkai panjang selama 6 minggu. Kemudian dapat dilepaskan dan

diberdirikan dengan menggunakan tongkat untuk menahan berat badan.

b)      Fraktur Berbentuk T

Terjadi karena terjatuh dari tempat yang tinggi, menggerakkan korpus tibia ke

atas diantara kondilus femur, dan mencederai jaringan lunak pada lutut dengan hebat.

Kondilus tibia dapat terpisah, sehingga korpus tibia tergeser diantaranya. Traksi tibia

distal sering dapat mereduksi fraktur ini secara adekuat.

c)      Fraktur Kondilus Tibia (bumper fracture)

Fraktur kondilus lateralis terjadi karena adanya trauma abduksi terhadap

femur dimana kaki terfiksasi pada dasar. Fraktur ini biasanya terjadi akibat tabrakan

pada sisi luar kulit oleh bumper mobil, yang menimbulkan fraktur pada salah satu

kondilus tibia, biasannya sisi lateral.

d)     Fraktur Kominutiva Tibia Atas

Pada fraktur kominutiva tibia atas biasanya fragmen dipertahankan oleh

bagian periosteum yang intak. Dapat direduksi dengan traksi yang kuat, kemudian

merawatnya dengan traksi tibia distal.

fraktur diafisis5,6

Fraktur diafisis tibia dan fibula lebih sering ditemukan bersama-sama. Fraktur

dapat juga terjadi hanya pada tibia atau fibula saja. Fraktur diafisis tibia dan fibula

terjadi karena adanya trauma angulasi yang akan menimbulkan fraktur tipe

transversal atau oblik pendek, sedangkan trauma rotasi akan menimbulkan trauma

tipe spiral. Fraktur jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi:

a)      Fraktur Tertutup Korpus Tibia pada Orang Dewasa

Dua jenis cedera dapat mematahkan tibia dewasa tanpa mematahkan fibula:

10

Page 11: Fraktur Tibia Fibula

1) Jika tungkai mendapat benturan dari samping, dapat mematahkan secara

transversal atau oblik, meninggalkan fibula dalam keadaan intak, sehingga dapat

membidai fragmen, dan pergeseran akan sangat terbatas.

2) Kombinasi kompresi dan twisting dapat menyebabkan fraktur oblik spiral hampir

tanpa pergeseran dan cedera jaringan lunak yang sangat terbatas.

Fraktur jenis ini biasanya menyembuh dengan cepat. Jika pergeseran minimal,

tinggalkan fragmen sebagaimana adanya. Jika pergeseran signifikan, lakukan anestesi

dan reduksikan.

b)      Fraktur Tertutup Korpus Tibia pada Anak-anak

Pada bayi dan anak-anak yang muda, fraktur besifat spiral pada tibia dengan

fibula yang intak. Pada umur 3-6 tahun, biasanya terjadi stress torsional pada tibia

bagian medial yang akan menimbulkan fraktur green stick pada metafisis atau diafisis

proksimaldengan fibula yang intak. Pada umur 5-10 tahun, fraktur biasanya bersifat

transversaldengan atau tanpa fraktur fibula.

c)      Fraktur Tertutup Pada Korpus Fibula

Gaya yang diarahkan pada sisi luar tungkai pasien dapat mematahkan fibula

secara transversal. Tibianya dapat tetap dalam keadaan intak, sehingga tidak terjadi

pergeseran atau hanya sedikit pergeseran ke samping. Biasanya pasien masih dapat

berdiri. Otot-otot tungkai menutupi tempat fraktur, sehingga memerlukan sinar-X

untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Tidak diperlukan reduksi, pembidaian, dan

perlindungan, karena itu asalkan persendian lutut normal, biarkan pasien berjalan

segera setelah cedera jaringan lunak memungkinkan. Penderita cukup diberi

analgetika dan istirahat dengan tungkai tinggi sampai hematom diresorbsi.

d)     Fraktur Tertutup pada Tibia dan Fibula

Pada fraktur ini tungkai pasien terpelintir, dan mematahkan kedua tulang pada

tungkai bawah secara oblik, biasanya pada sepertiga bawah. Fragmen bergeser ke

arah lateral, bertumpang tindih, dan berotasi. Jika tibia dan fibula fraktur, yang

diperhatikan adalah reposisi tibia. Angulasi dan rotasi yang paling ringan sekalipun

dapat mudah terlihat dan dikoreksi. Perawatan tergantung pada apakah terdapat

11

Page 12: Fraktur Tibia Fibula

pemendekan. Jika terdapat pemendekan yang jelas, maka traksi kalkaneus selama

seminggu dapat mereduksikannya. Pemendekan kurang dari satu sentimeter tidak

menjadi masalah karena akan dikompensasi pada waktu pasien sudah mulai berjalan.

Sekalipun demikian, pemendekan sebaiknya dihindari.

Klasifikasi Klinis : 1,5,6

Fraktur tertutup (simple fracture)

Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan

dunia luar.

Fraktur terbuka (compound fracture)

Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar

melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari

dalam) atau from without (dari luar)

Derajat I :

Luka < 1 cm

Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk

Fraktur sederhana, tranversal, oblik, atau kominutif ringan

Kontaminasi minimal

Derajat II

Laserasi > 1 cm

Kerusakan jaringan lunak, tidak luas

Fraktur kominutif sedang

Kontaminasi sedang

Derajat III

Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot dan

neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi. Fraktur derajat III terbagi atas:

a. Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat

laserasi luas, atau fraktur segmental / sangat kominutif yang dsebabkan

oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.

12

Page 13: Fraktur Tibia Fibula

b. Kehilangan jaringan lunak dengan besarnya fraktur tulang yang terpapar

atau kontaminasi masif

c. Luka pada pembuluh arteri

Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture)

Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi

misalnya malunion, delayed union, infeksi tulang

Klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustillo dan Anderson :

Penyebab Fraktur

Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya

pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat:1,5

1. Peristiwa trauma

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang

dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Bila

terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang terkena, jaringan

lunaknya juga pasti rusak. Bila terkena kekuatan tak langsung, tulang dapat

13

Page 14: Fraktur Tibia Fibula

mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu,

kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.

2. Fraktur kelelahan atau tekanan

Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal, terutama

pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.

3. Fraktur patologik

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh

tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit Paget).

Daya pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat

yang berbeda; daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek,

biasanya pada tingkatyang sama. Pada cedera tak langsung, salah satu dari fragmen

tulang dapat menembus kulit; cedera langsung akan menembus atau merobek kulit

diatas fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang paling lazim.

Patofisiologi fraktur 2

a) Gaya atau trauma penyebab fraktur dapat berupa :

1) Gaya langsung

2) Gaya tidak langsung

b) Pada tulang panjang

1) Gaya twisting => fraktur spiral

2) Gaya bending dan kompresi => fraktur tranversal disertai separasi triangular

fragment butterfly

3) Kombinasi twisting, bending dan kompresi => fraktur oblik pendek

4) Tarikan tendon atau ligament => fraktur avulsi.

Pada tulang kanselous seperti vertebra atau calcaneal memberikan crush fracture

yang komminutif.

Mekanisme Trauma

Kompresi aksial: Jatuh dari ketinggian

14

Page 15: Fraktur Tibia Fibula

o Energi yang mengenail langsung diteruskan searah dengan sumbu

aksial melalui talus sampai ke plafond tibia, menyebabkan impaksi

pada permukaan sendi; seringkali dihubungkan dengan adanya fraktur

kominutif. Apabila fibula tetap intak, pergelangan kaki dipaksa

membentuk posisi varus disertai adanya impaksi pada bagian tengah

plafond. Plantarfleksi atau dorsofleksi pada pergelangan kaki pada saat

trauma menyebabkan cedera primer posterior atau anterior pada

plafond tibia.1,2

Shear: Kecelakaan ski

o Mekanisme primernya berupa torsio yang terkombinasi dengan stres

varus atau valgus. Hal ini menyebabkan fraktur yang terjadi terdiri dari

dua atau lebih fragmen fraktur yang besar dan fraktur kominutif

artikular yang minimal. Mekanisme ini seringkali disertai fraktur

fibula, yang berbentuk transverse atau obliq pendek.1,2

Kombinasi kompresi dan shear

o Pola fraktur ini memperlihatkan kedua komponen baik kompresi

maupun shear. Arah vektor dari dua energi ini menentukan pola

fraktur.1,2

Sehubungan dengan tingginya energi yang menjadi penyebab terjadinya

fraktur ini, seringkali fraktur plafond tibia dihubungkan dengan cedera

calcaneus, tibial plateau, pelvis dan fraktur vertebra.1,2

Gejala Klinis

Kulit mungkin tidak rusak atau robek dengan jelas, kadang-kadang kulit tetap

utuh tetapi melesak atau telah hancur, dan terdapat bahaya bahwa kulit itu dapat

mengelupas dalam beberapa hari. Kaki biasanya memuntir keluar dan deformitas

15

Page 16: Fraktur Tibia Fibula

tampak jelas. Kaki dapat menjadi memar dan bengkak. Nadi dipalpasi untuk menilai

sirkulasi, dan jari kaki diraba untuk menilai sensasi. Pada fraktur gerakan tidak boleh

dicoba, tetapi pasien diminta untuk menggerakkan jari kakinya. Sebelum

merencanakan terapi, perlu dilakukan penentuan beratnya cedera.1,5,6

Pada anamnesis dalam kasus fraktur kondilus tibia terdapat riwayat trauma

pada lutut, pembengkakan dan nyeri serta hemartrosis. Terdapat gangguan dalam

pergerakan sendi lutut. Pada fraktur diafisis tulang kruris ditemukan gejala berupa

pembengkakan, nyeri dan sering ditemukan penonjolan tulang keluar kulit. Pada

fraktur dan dislokasi sendi pergelangan kaki ditemukan adanya pembengkakan pada

pergelangan kaki, kebiruan atau deformitas. Yang penting diperhatikan adalah

lokaliasasi dari nyeri tekan apakah pada daerah tulang atau pada ligament.1,5,6

Bagian paha yang patah lebih pendek dan lebih besar dibanding dengan

normal serta fragmen distal dalam posisi eksorotasi dan aduksi karena empat

penyebab: 1,5,6

1) Tanpa stabilitas longitudinal femur, otot yang melekat pada fragmen atas dan

bawah berkontraksi dan paha memendek, yang menyebabkan bagian paha yang patah

membengkak.

2) Aduktor melekat pada fragmen distal dan abduktor pada fragmen atas. Fraktur

memisahkan dua kelompok otot tersebut, yang selanjutnya bekerja tanpa ada aksi

antagonis.

3) Beban berat kaki memutarkan fragmen distal ke rotasi eksterna.

4) Femur dikelilingi oleh otot yang mengalami laserasi oleh ujung tulang fraktur yang

tajam dan paha terisi dengan darah, sehingga terjadi pembengkakan.

Selain itu, adapun tanda dan gejalanya adalah :

Nyeri hebat di tempat fraktur

Tak mampu menggerakkan ekstremitas bawah

Rotasi luar dari kaki lebih pendek

Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah,

bengkak, kripitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

16

Page 17: Fraktur Tibia Fibula

Diagnosis

Menegakkan diagnosis fraktur dapat secara klinis meliputi anamnesis lengkap

danmelakukan pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk

dikonfirmasikan denganmelakukan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk

membantu mengarahkan danmenilai secara objektif keadaan yang sebenarnya.2,6

A.  Anamnesa

Penderita biasanya datang dengan suatu trauma (traumatic fraktur), baik yang

hebat maupun trauma ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk

menggunakan anggota gerak. Anamnesis harus dilakukan dengan cermat, karena

fraktur tidak selamanya terjadi di daerah trauma dan mungkin fraktur terjadi ditempat

lain. Trauma dapat terjadi karena kecelakaan lalu lintas,  jatuh dari ketinggian atau

jatuh dikamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan

pada pekerja oleh karena mesin atau karena trauma olah raga. Penderita biasanya

datang karena nyeri, pembengkakan, gangguan fungsi anggota gerak, deformitas,

kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.2,6

B.  Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adanya:2,6

Syok, anemia atau perdarahan.

Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang

atau organ-organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.

Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis (penyakit Paget).

Pada pemeriksaan fisik dilakukan:2,6

Look (Inspeksi)

17

Page 18: Fraktur Tibia Fibula

- Deformitas: angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior), diskrepensi

(rotasi,perpendekan atau perpanjangan).

-   Bengkak atau kebiruan.

-   Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak).

-   Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang

penting adalah apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan

dengan fraktur, cedera itu terbuka (compound).

Feel (palpasi)

Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat

nyeri. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Temperatur setempat yang meningkat

2. Nyeri tekan; nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh kerusakan

jaringan lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang.

3. Krepitasi; dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-

hati.

4. Pemeriksaan vaskuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis,

arteri dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang

terkena. Refilling (pengisian) arteri pada kuku.

5. Cedera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan

pembedahan.

Move (pergerakan)

1. Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.

2. Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.

3. Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat

sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu

juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak seperti pembuluh

darah dan saraf.

18

Page 19: Fraktur Tibia Fibula

C.  Pemeriksaan Penunjang

Sinar –X 2,6

Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur. Walaupun

demikian pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta

eksistensi fraktur. Untuk menghindari nyeri serta kerusakan jaringan lunak

selanjutnya, maka sebaiknya kita mempergunakan bidai yang bersifat radiolusen

untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.

Tujuan pemeriksaan radiologis:

Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.

Untuk konfirmasi adanya fraktur.

Untuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta

pergerakannya.

Untuk mengetahui teknik pengobatan.

Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.

Untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler.

Untuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.

Untuk melihat adanya benda asing.

Pemeriksaan dengan sinar-X harus dilakukan dengan ketentuan ´Rules of Two´:

Dua pandangan

Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X tunggal dan sekurang-

kurangnya harus dilakukan 2 sudut pandang (AP & Lateral/Oblique).

Dua sendi

Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau angulasi.

Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau

suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di bawah fraktur keduanya

harus disertakan dalam foto sinar-X.

Dua tungkai

19

Page 20: Fraktur Tibia Fibula

Pada sinar-X anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto pada

tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.

Dua cedera

Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari 1 tingkat. Karena itu

bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar-X pada

pelvis dan tulang belakang.

Dua kesempatan

Segera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai

akibatresorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat

memudahkan diagnosis.

Pencitraan Khusus2,6

Umumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu

dinyatakan apakah fraktur terbuka atau tertutup, tulang mana yang terkena dan

lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami fraktur serta bentuk fraktur itu sendiri.

Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta waktu penyembuhan fraktur,

misalnya penyembuhan fraktur transversal lebihlambat dari fraktur oblik karena

kontak yang kurang. Kadang-kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata

pada sinar-X biasa.Tomografi mungkin berguna untuk lesi spinal atau fraktur

kondilus tibia. CT atau MRI mungkin merupakan satu-satunya cara yang dapat

membantu, sesungguhnya potret transeksional sangat penting untuk visualisasi fraktur

secara tepat pada tempat yang sukar. Radioisotop scanning berguna untuk

mendiagnosis fraktur-tekanan yang dicurigai atau fraktur tak bergeser yang lain.

PENATALAKSANAAN

Non Operatif

1. Reduksi

20

Page 21: Fraktur Tibia Fibula

Reduksi adalah terapi fraktur dengan cara mengantungkan kaki dengan

tarikan atau traksi.5

2. Imobilisasi

Imobilisasi dengan menggunakan bidai.Bidai dapat dirubah dengan gips

dalam 7-10 hari, atau dibiarkan selama 3-4 minggu5.

3. Pemeriksaan dalam masa penyembuhan

Dalam penyembuhan, pasien harus di evaluasi dengan pemeriksaan

rontgen tiap 6 atau 8 minggu. Program penyembuhan dengan latihan berjalan,

rehabilitasi ankle, memperkuat otot kuadrisef yang nantinya diharapkan dapat

mengembalikan ke fungsi normal.5

Operatif

Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu5:

a. Absolut

- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga

memerlukan operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.

- Cidera vaskuler sehingga memerlukan operasi untuk

memperbaiki jalannya darah di tungkai

- Fraktur dengan sindroma kompartemen

- Cidera multipel, yang diindikasikan untuk memperbaiki

mobilitas pasien, juga mengurangi nyeri.

b. Relatif , jika adanya:

- Pemendekan

- Fraktur tibia dengan fibula intak

- Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama

Adapun jenis-jenis operasi yang dilakukan pada fraktur tibia diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Fiksasi eksternal

a. Standar

21

Page 22: Fraktur Tibia Fibula

Fiksasi eksternal standar dilakukan pada pasien dengan cidera multipel

yang hemodinamiknya tidak stabil, dan dapat juga digunakan pada fraktur

terbuka dengan luka terkontaminasi. Dengan cara ini, luka operasi

yang dibuat bisa lebih kecil, sehingga menghindari kemungkinan

trauma tambahan yang dapat memperlambat kemungkinan

penyembuhan5. Di bawah ini merupakan gambar dari fiksasi eksternal tipe

standar.

b. Open reduction with internal fixation (ORIF)

Cara ini biasanya digunakan pada fraktur diafisis tibia yang mencapai

ke metafisis. Keuntungan penatalaksanaan fraktur dengan cara ini yaitu

gerakan sendinya menjadi lebih stabil. Kerugian cara ini adalah mudahnya

terjadi komplikasi pada penyembuhan luka operasi. Berikut ini merupakan

gambar penatalaksanaan fraktur dengan ORIF.5:

Gambar 6. ORIF

c. Intramedullary nailing

Cara ini baik digunakan pada fraktur displased, baik pada fraktur terbuka

atau tertutup. Keuntungan cara ini adalah mudah untuk meluruskan tulang

22

Page 23: Fraktur Tibia Fibula

yang cidera dan menghindarkan trauma pada jaringan lunak. Di bawah ini

adalah gambar dari penggunaan intramedullary nailing5:

Gambar 7. Intramedullary nailing

KOMPLIKASI

Nonunion

Jarang terjadi dan seringkali melibatkan maleolus medialis ketika dilakukan

reduksi tertutup, seringkali dihubungkan dengan masih adanya displacement yang

tidak tertangani dan adanya jaringan lunak diantara dua fragmen fraktur. Apabila

menimbulkan gejala, dapat diterapi menggunakan ORIF atau stimulasi elektrik.2

Malunion

Pada keadaan ini maleolus lateralis seringkali memendek dan mengalami

malrotasi; daerah clear space yang meluas dan fragmen paleolar posterior yang

besar mengarah kepada prognosis yang buruk.2

Wound problems

Nekrosis tepi kulit dapat terjadi (3%), resiko minimal pada bengkak yang

tidak besar, tanpa penggunaan turniket, dan teknik pemulihan jaringan lunak yang

baik.2

Infeksi

23

Page 24: Fraktur Tibia Fibula

Terjadi <2% pada fraktur tertutup; biarkan implant apabila fraktur stabil,

meskipun dengan infeksi. Implan dapat dilepas setelah fraktur menyatu kembali.

Dapat dilakukan serial debridement dengan kemungkinan arthrodesis sebagai

prosedur penyelamatan.2

Posttraumatic arthritis

Dapat terjadi akibat reduksi yang tidak adekuat. Jarang terjadi pada reduksi

anatomis namun insidens meningkat pada inkongruen artikuler.2

Reflex sympathetic dystrophy

Jarang terjadi dan dapat diminimalkan dengan restorasi anatomis sendi

pergelangan kaki dan dengan cepat dapat kembali seperti semula.2

Sindrom Kompartemen

Sinostosis tibiofibular

KESIMPULAN

Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi adalah fraktur pada tibia.

Pada fraktur tibia, dapat terjadi fraktur pada bagian diafisis. Fraktur diafisis tibia

termasuk luka kompleks, sehingga tentunya penanganannya juga tidak sederhana.

Jangan lupa anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap jika terjadi

fraktur. Orthopaedic Trauma Association membagi fraktur diafisis tibia

berdasarkan pemeriksaan radiografi, terbagi 3 grup, yaitu: simple, wedge dan

kompleks. Masing–masing grup terbagi lagi menjadi 3 yaitu1,2:

1. Tipe simple, terbagi 3: spiral, oblik, tranversal.

2. Tipe wedge, terbagi 3: spiral, bending, dan fragmen.

3. Tipe kompleks, terbagi 3: spiral, segmen, dan iregular.

Penatalaksanaan dari fraktur tergantung dari kondisi frakturnya, bisa dengan

operatif maupun non operatif.

DAFTAR PUSTAKA

24

Page 25: Fraktur Tibia Fibula

1. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apley’s System of Orthopaedics and

Fractures 9th edition. London: Hodder Arnold. 2010. 687-9, 897-904, 916-8.

2. Koval KJ, Zuckerman JD. Handbook of Fractures 3rd edition. New York:

Lippincott William Wilkins. 2006.

3. Agur AMR, Dalley AF. Grant’s Atlas of Anatomy 12th edition. New York:

Lippincott William Wilkins. 2009. 438-441.

4. Thompson JC. Netter’s Concise Orthopaedic Anatomy 2nd edition. Saunders

Company. 2002. 315-9.

5. Brinker MR. Review Of Orthopaedic Trauma. Pennsylvania: Saunders

Company, 2001. 127-40.

6. Mostofi SB. Fracture Classification in Clinical Practice. London: Springer.

2006. 59-61.

25