6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umunya Pasta memiliki Karateristik yang berbeda dengan sediaan padat yang lain, yaitu daya absorbsinya lebih besar, digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian, tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu, mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical, konsistensi lebih kenyal dari unguentum, tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum, memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %. Disamping itu, Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan, bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja local, konsentrasi lebih kental dari salep, daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep. 1.2 Tujuan 1. Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan Gel yang baik dan tepat. 1.3 Manfaat 1. Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan Gel. 2. Untuk dapat mengaplikasikan di dunia kerja. 3. Untuk menambah wawasan dan ketrampilan.

FTS SemiSolid Pasta.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umunya Pasta memiliki Karateristik yang berbeda dengan sediaan padat yang lain, yaitu daya absorbsinya lebih besar, digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian, tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu, mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topical, konsistensi lebih kenyal dari unguentum, tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum, memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %.

Disamping itu, Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan, bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja local, konsentrasi lebih kental dari salep, daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep.

1.2Tujuan

1. Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan Gel yang baik dan tepat.

1.3Manfaat

1. Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan Gel.

2. Untuk dapat mengaplikasikan di dunia kerja.

3. Untuk menambah wawasan dan ketrampilan.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Pasta

Pasta adalah: sediaan semi padat yang mengandungsatu atau lebih bahan obatyang ditunjukan untuk pemakaian (Topikal) luar

Pasta adalahsalep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Karena merupakan salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan maka digunakan sebagai salep penutup atau pelindung. (buku farmasetika, prof. Drs. Moh. Anief, Apt.)

Menurut farmakope Indonesia edisi ke-3adalah sediaan berupa masa lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar denngan vaselin atau paravin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan Gliserol, musilago atau sabun. Digunakan sebagai antiseptik, atau pelindung.

Sedangkan menurut farmakope Indonesia edisi ke-4adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang digunakan untuk pemakaian topical.

2.2.2 Kelebihan Pasta

1. Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan

2. Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja local

3. Konsentrasi lebih kental dari salep

4. Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep.

2.2.3 Kekurangan Pasta

1. Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.

2. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis

3. Dapat menyebabkan iritasi kuli.

2.2.4 Macam macam Pasta

1. Pasta berlemak adalah : suatu salep yang mengandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk).

2. Pasta kering adalah :suatu pasta bebas lemak mengandung 60% zat padat (serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis ichthanolum atau Tumenol Ammonim zat ini akan menjadikan pasta menjadi encer.

3. Pasta pendingin : merupakan campuranserbuk minyak lemak dan cairan beraircontoh : salep tiga dara.

2.2.5 Karakteristik Pasta

1. Daya adsorbs pasta lebih besar

2. Sering digunakan untuk mengadsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian, sehingga cocok untuk luka akut

3. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu.

4. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal.

5. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum.

6. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum.

7. Memiliki persentase bahan padat lebih besar dari pada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40 %- 50 %

2.2.6.Cara Absorbsi Pasta

1. Penetrasi

Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut. Apabila kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih baik dari pada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi melalui epidermis relatif lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih besar dari rute lainnya Stratum korneum, epidermis yang utuh, dan dermis merupakan lapisan penghalang penetrasi obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui penetrasi transeluler (menyeberangi sel), penetrasi interseluler (antar sel), penetrasi transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus).

2. Disolusi

Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam pelarut. Dalam sistem biologis pelarut obat dalam media aqueous merupakan bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Supaya partikel padat terdisolusi molekul solut pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi permuk aan memasuki pelarut

3. Difusi

Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick, molekul obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah.

2.2.7Basis atau Pembawanya

Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:

1. Basis Hidrokarbon, Karakteristik :

a. Tidak diabsorbsi oleh kulit

b. Inert

c. Tidak bercampur dengan air

d. Daya adsorbsi air rendah

e. Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.

f. Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute, paraffin ointment

g. Contoh : vaselin,White Petrolatum/paraffin, White Ointment

2. Basis Absorbsi, Karakteristik :bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair. Terbagi :

a. Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak Terdiri atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.

b. Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.

3. Larut Air, Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian sediaan pasta.

4. Air-misibel,misalnya salep beremulsi.