6
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri. Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit. Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.

FTS SemiSolid Salep

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FORMULASI SEDIAAN STERILAKFAR PUTRA INDONESIA MALANG

Citation preview

BAB IPENDAHULUANSeiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit.Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.1.2TujuanMengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan salep yang baik dan tepat.1.3ManfaatDapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan salep.Untuk dapat mengaplikasikan di dunia kerja.Untuk menambah wawasan dan ketrampilan.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Tinjauan Pustaka2.1.1 Defenisi SalepSalep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (Depkes.1979). Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau obat narkotik adalah 10% (Moh. Anief. 1997).2.1.2 Persyaratan Salep1. Pemerian tidak boleh berbau tengik2. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik kadar bahan obat adalah 10%3. Dasar salep, kualitas dasar salep yang baik yaitu :a. Stabil,tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembapan, dan harus bebas dari inkompatibilitas selama pemakaianb. Lunak, harus halus, dan homogenyc. Mudah dipakaid. Dasar salep yang cocok serta dapat terdistribusi secara merata4. Homogenitas, jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukan susunan yang homogeny5. Penandaan, pada etiket harus tertera obat luar2.1.3 Keuntungan Salep1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit2. Sebagai pelumas pada kulit3. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan ransang kulit4. Sebagai obat luar

2.1.4 Kerugian Salep1. Kekurangan basis hydrogen2. Sifatnya yang berminyak dapat meningkatkan noda pada pakaian serta sulit tercuci dan sulit dibersihkan dari permukaan kulit2..1.5 Penggolongan Salep1. Berdasarkan Efek Terapia. Salep epidermis.b. Salep endodermis.c. Salep diadermis.2.Berdasarkan Dasar Salepa.Dasar salep hidrokarbonVaselin putih.Vaselin kuning.Campuran vaselin dengan malam putih, malam kuning.Paraffin encer.Parafin padat..Minyak tumbuh-tumbuhan.b.Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap airAdeps lanae, lanolin.Unguentum simplek.Hydrophilic petrolatum.c.Dasar salep dapat dicuci airDasar salep emulsi M/A, seperti vanishing cream.Emulsifying wax ointment B.P.Emulsifying wax.Hydrophillic ointment.d.Dasar salep yang dapat larut dalam air, yaitu terdiri dari PEG atau campuran PEG.

2.1.6Peraturan Pembuatan Salep1.Zatzat yang larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan rendah.2Zat-zat yang larut mudah dalam air, jika tak diberikan petunjuk lain, lebih dulu dilarutkan dalam air, asal air yang dibutuhkan untuk melarutkannya dapat diserap oleh jumlah campuran lemak yang ditentukan, banyaknya air yang dipakai dikurangkan dari jumlah campuran lemak yang telah ditentukan (Van Duin. 1947) .3Zat-zat yang sukar larut tak cukup larut dalam lemak-lemak dan air, mula-mula diserbuk dan diayak dengan ayakan B-40 (Van Duin. 1947) .Pada pembuatan salep-salep ini, zat padat dicampur dengan setengah atau bobot sama lemak, yang jika perlu telah cair atau tidak dicairkan, ditambahkan sedikit demi seedikit (Van Duin. 1947).4Jika salep-salep dibuat dengan jalan mencairkan, maka campuran harus diaduk sampai dingin (Van Duin. 1947).Salepsalep lebur, selalu dibuat dalam mortir yang dapat ditimbang dan bukan dalam mortir porselin. Untuk mengaduknya sampai dingin harus dipakai sebuah antan kayu dan bukan antan porselin (Van Duin. 1947).5Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep.Balsam-balsem dan minyak atsiri, balsam merupakan campuran dari dammar dan minyak atsiri, jika digerus terlalu lama akan keluar damarnya sedangkan minyak atsirinya akan menguap.2.1.7Aturan Pembuatan Sediaan Salep1.Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan pemanasan rendah.2.Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan derajat ayakan no. 100.3Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu mendukung atau menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep lain.4Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk sampai dingin.2.1.8 Evaluasi sediaan1. OrganoleptisPemerian zat aktif, warna, aroma dan rasa zat aktif harus dicatat dengan menggunakan terminology deskriptif. Terminology baku penting untuk ditetapkan karena menguraikan sifat-sifat organoleptik agar terhindar dari kebingungan (Prof. Dr. Chafrles J. P Siregar, 2010).2.HomogenitasSuatu sediaan dikatakan homogen, apabila dalam suatu sediaan yang terdiri dari berbagai macam jenis obat bercampur secara merata. Dalam artian zat aktif dalam suatu sediaan terdispersi merata dalam dalam zat pembawanya.