11
VIII. Follow up 28 April 2015 Jam 07.00 S : Badan terasa bengkak, Nyeri pada pundak dan belakang leher, sesak O : KU : tampak sakit sedang TD : 230/140 mmHg HR : 110 x/menit RR : 37x/menit T : 37,0 o C Kepala : Normocephali, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-) Pulmo : Vesikuler (+) normal, ronki (+), wheezing (-) Cor : BJ I BJ II (+) normal, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Datar Lemas, H/L Tidak dapat dinilai , BU (+) N, Turgor Baik, Asites (+) Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (+/+) A : HHD decomp NYHA III + DM tipe 2 P : 1. O2 3L/menit 2. IVFD RL gtt xx/m (mikro) 3. Inj. Ranitidin 2x1 amp 1

DocumentFU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FU

Citation preview

VIII. Follow up

28 April 2015Jam 07.00S :Badan terasa bengkak, Nyeri pada pundak dan belakang leher, sesak

O :KU : tampak sakit sedangTD : 230/140 mmHgHR : 110 x/menitRR : 37x/menit T : 37,0 oCKepala : Normocephali, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)Pulmo : Vesikuler (+) normal, ronki (+), wheezing (-)Cor : BJ I BJ II (+) normal, murmur (-), gallop (-)Abdomen : Datar Lemas, H/L Tidak dapat dinilai , BU (+) N, Turgor Baik, Asites (+)Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (+/+)

A : HHD decomp NYHA III + DM tipe 2

P :1. O2 3L/menit2. IVFD RL gtt xx/m (mikro)3. Inj. Ranitidin 2x1 amp4. Mecombion 1 x 1 Tab5. Nipedipin 2 x 10 mg 6. ISDN 2 x 1 tab7. Furosemid 1 x 40 mg tab8. Amlodipin 1 x 5 mg

29 April 2015 pukul 07.30 WIB

S :Batuk bedahak, Badan terasa bengkak, sesak berkurang

O :KU : tampak sakit sedangTD : 180/110 mmHgHR : 114 x/menitRR : 24x/menit T : 36,2 oCKepala : Normocephali, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)Pulmo : Vesikuler (+) normal, ronki (+), wheezing (-)Cor : BJ I BJ II (+) normal, murmur (-), gallop (-)Abdomen : Datar Lemas, H/L Tidak dapat dinilai , BU (+) N, Turgor Baik, Asites (+)Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (+/+) CRT < 2

A : HHD decomp NYHA III + DM tipe 2

P :1. O2 3L/menit2. IVFD RL gtt xx/m (mikro)3. Inj. Ranitidin 2x1 amp4. Mecombion 1 x 1 Tab5. ISDN 2 x 1 tab6. Furosemid 1 x 40 mg tab7. Amlodipin 1 x 5 mg (jk TD >180 mmHg beri Candasartan 1 x 8 mg)8. KSR 1 x 19. BTA10. Metformin 1 x 500 mg

30 April 2015 pukul 07.30 WIB

S :Batuk Berdahak, Badan Terasa bengkak

O :KU : tampak sakit sedangTD : 180/110 x/menitHR : 100 x/menitRR : 22x/menit T : 36,7 oCKepala : Normocephali, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)Pulmo : Vesikuler (+) normal, ronki (+), wheezing (-)Cor : BJ I BJ II (+) normal, murmur (-), gallop (-)Abdomen : Datar Lemas, H/L Tidak dapat dinilai , BU (+) N, Turgor Baik, Asites (+)Ekstremitas : Akral hangat (+/+), edema (+/+) CRT < 2

A :HHD decomp NYHA III + DM tipe 2

P :1. IVFD RL gtt xx/m (mikro)2. Inj. Ranitidin 2x1 amp3. Mecombion 1 x 1 Tab4. ISDN 2 x 1 tab5. Furosemid 1 x 40 mg tab6. Amlodipin 1 x 5 mg 7. Spironolakton 1 x 12,5 mg8. Candesartan 1 x 8 mg9. Glimepiride 1 x 2 mg10. KSR 1 x 111. Metformin 3 x 500 mg

2 Mei 2015Jam 07.00S :Batuk berdahak

O :KU : tampak sakit sedangTD : 210/100 x/menitHR : 80 x/menitRR : 22x/menit T : 37,0 oCKepala : Normocephali, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)Pulmo : Vesikuler (+) normal, ronki (+), wheezing (-)Cor : BJ I BJ II (+) normal, murmur (-), gallop (-)Abdomen : Datar Lemas, H/L Tidak dapat dinilai , BU (+) N, Turgor Baik, Asites (+) minimalEkstremitas : Akral hangat (+/+), edema (-/-) CRT < 2

A : HHD decomp NYHA III + DM tipe 2

P :1. IVFD RL gtt xx/m (mikro)2. Inj. Ranitidin 2x1 amp3. Mecombion 1 x 1 Tab4. ISDN 2 x 1 tab5. Furosemid 1 x 40 mg tab6. Amlodipin 1 x 5 mg 7. Spironolakton 1 x 12,5 mg8. Candesartan 1 x 8 mg9. Glimepiride 1 x 2 mg10. KSR 1 x 111. Metformin 3 x 500 mg

BAB IVPEMBAHASAN

Os datang dengan keluhan sesak nafas sejak 7 hari yang lalu Sebelum Masuk Rmah Sakit, sesak dirasakan terus menerus dan semakin parah. Pasien merasa sesak mereda bila pasien guling mengarah ke kiri. Saat malam hari os sering terbangun oleh sesak yang diderita. Sesak nafas diiringi dengan batuk. Saat ini, pasien mengaku sering sesak hanya dengan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan ke toilet atau mengambil minum. Sejak os mengalami sesak, badan os mulai membengkak di bagian kaki dan tangan. Os mengaku bahwa nafsu makannya turun dan berat badannya berkurang dalam waktu 1 minggu terakhir. Mual dan Muntah disangkal oleh pasien.Riwayat Hipertensi sejak 17 tahun yang lalu dan baru minum obat anti hipertensi sejak 2 tahun terakhir, Riwayat sakit TB Paru dan Minum Obat TB sampai tuntas 4 tahun yang lalu, Riwayat DM sejak 2 tahun terakhir dan os rutin minum obat Diabetesnya. Pada riwayat keluarga os mengaku di keluarganya ada memiliki penyakit Hipertensi dan asma. Dapat disimpulkan bahwa os Mempunyai genetika Hipertensi dan riwayat Atopik. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hipertensi emergensi, Suara tambahan pada paru yaitu ronkhi serta didapatkan adanya edema pada seluruh ekstremitas dimana bunyi nafas ronkhi merupakan salah satu kriteria mayor Framingham dan edema pada ekstremitas juga salah satu kirteria minor dari Framingham. Didapatkan pula asites pada pemeriksaan abdomen.Pada pasien ini ditegakkan diagnosis HHD dekomp NYHA III + DM tipe 2. Berdasarkan anamnesis, sesak Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) atau pasien sering terbangun saat malam hari saat tertidur yang diiringi oleh batuk, riwayat Hipertensi yang tidak terkontrol yang sudah 17 tahun dan pengobatan yang baru dijalankan dalam 2 tahun terakhir. Untuk menentukan fisiologis jantung, ditetapkan NYHA III karena os merasa sesak nafas hanya dengan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan ke kamar mandi atau mengambil minum. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan 1 kriteria mayor dan 1 kriteria minor sehingga bisa ditegakkan diagnosa dekomp pada pasien. Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan peningkatan yang bermakna pada glukosa darah dan riwayat konsumsi obat anti diabetik pada os, sehingga diagnosa DM tipe 2 juga ditegakkan. Pada pemeriksaan EKG ditemukan juga Pembesaran ventrikel yang bisa diakibatkan HHD yang tidak terkontrol, hal ini juga menunjukkan terjadinya kardiomegali yang perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologi Rontgen thoraks Pengobatan yang diberikan pada os yaitu terapi non farmakologis yang teridiri dari edukasi, terapi gizi (diet rendah Karbohidrat dan rendah garam), dan konservatif. Sedangkan terapi farmakologis terdiri dari IVFD RL gtt xx/m (mikro), Inj. Ranitidin 2x1 amp, Mecombion 1 x 1 Tab, ISDN 2 x 1 tab, Furosemid 1 x 40 mg tab, Amlodipin 1 x 5 mg, Spironolakton 1 x 12,5 mg, Candesartan 1 x 8 mg, Glimepiride 1 x 2 mg, KSR 1 x 1, Metformin 3 x 500 mg.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hess OM, Carrol JD. Clinical Assessment of Heart Failure. In: Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, editor. Braunwalds Heart Disease. Philadelphia:Saunders;2007. p. 561-80.1. Darmojo B. Penyakit Kardiovaskuler pada Lanjut Usia. Dalam : Darmojo B, Martono HH, editor. Buku Ajar Geriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2004. h. 262-2641. Hardiman A. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2007. h. 2-9.1. Mann DL. Heart Failure and Cor Pulmonale. In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, editor. Harrisons Principles of Internal Medicine. 17th ed. New York: Mc graw hill; 2008. p. 1443.1. Shah RV. Fifer MA. Heart Failure. In: Lilly LS, editor. Pathophysiology of Heart Disease A Collaborative Project of Medical Students and Faculty. 4th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2007; p. 225-251.1. Sonnenblick EH, LeJemtel YH. Pathophysiology of congestive heart failure. Role of angiotensin converting enzyme inhibitors. Am J Med. 1989; 87 : 88-91.1. Lip GYH, Gibbs CR, Beevers DG. ABC of heart failure: aetiology. BMJ 2000; 320:104-7.1. Rodeheffer R. Cardiomyopathies in the adult (dilated, hypertrophic, and restrictive). In: Dec GW, editor. Heart Failure a Comprehensive Guide to Diagnosis and Treatment. New York: Marcel Dekker; 2005. p.137-156.1. Harbanu HM, Santoso A. Gagal Jantung. J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 3 Bulan September 2007. P.85-93.1. Floras JS: Alterations in the sympathetic and parasympathetic nervous system in Heart Failure. In Mann DL [ed]: Heart Failure: A Companion to Braunwald's Heart Disease. Philadelphia, Elsevier, 2004, pp 247-278.1. Weber KT: Aldosterone in congestive heart failure. N Engl J Med.2001; 345:16891. Hunter JJ, Chien KR: Signaling pathways for cardiac hypertrophy and failure. N Engl J Med. 1999; 341:12761. Harlan WR, Obermann A, Grimm R, Rosati RA. Chronic congestive heart failure in coronary artery disease: clinical criteria. Ann Intern Med. 1977;86:133138.1. Maisel AS, Krishnaswamy P, Nowak RM, et al: Rapid measurement of B-type natriuretic peptide in the emergency diagnosis of heart failure. N Engl J Med 2002; 347:161-167.1. Dickstain A, Filippatos G, Cohen SA, et al. Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2008. European Society Cardiology. European Heart Journal (2008) 29. 2388-2442.

1

4

3