Upload
others
View
24
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN
MASYARAKAT MELAYU DESA BANGUN REJO: KAJIAN
FOLKLOR
SKRIPSI
DIKERJAKAN OLEH :
NAMA : AGUS SAPUTRA
NIM : 130702033
PROGRAM STUDI SASTRA MELAYU
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU
DESA BANGUN REJO : KAJIAN FOLKLOR
SKRIPSI SARJANA
Dikerjakan Oleh :
AGUS SAPUTRA
130702033
Diketahui Oleh :
Dosen Pembimbing
Dra. Mardiah Mawar Kembaren, M.A., Ph.D
NIP. 196502281991032001
Disetujui Oleh
Program Studi Bahasa dan Sastra Melayu FIB USU
Ketua
Dr. Rozanna Mulyani, M.A
NIP. 196006091986122001
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Agus Saputra, 2017. Judul skripsi : Fungsi Tradisi Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat
Melayu Desa Bangun Rejo : Kajian Folklor
Penelitian ini merupakan penelitian tentang tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat
Melayu Desa Bangun Rejo yang ditinjau dari kajian folklor. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
memaparkan tata cara pelaksanaan barzanji serta fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan
masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo. Penulis menggunakan teori fungsi yang terdapat dalam
folklor, yang dikemukakan oleh James Danandjaja dalam mengkaji skripsi ini. Adapun metode
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif
karena sangat tepat untuk mendeskripsikan keadaan di lapangan serta dapat menyajikan dan
menganalisis data secara sistematik, faktual dan akurat.Tradisi barzanji memiliki arti penting
bagi pemeliharaan sosial budaya masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo. Hasil penelitian ini
adalah tradisi barzanji memiliki peranan yang sangat penting dalam perkawinan Melayu, karena
tradisi barzanji merupakan kelengkapan yang harus ada dalam perkawinan Melayu, serta
berfungsi sebagai perekat anatara keluarga dan antara anggota masyarakat. Untuk itulah tradisi
barzanji masyarakat Melayu perlu dijaga kelestariannya agar tidak mudah hilang dan punah oleh
perkembangan zaman.
Kata kunci: Barzanji, Melayu Desa Bangun Rejo, Teori Fungsi
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya yang telah memberikan anugerah, kesempatan dan pemikiran kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktunya.
Adapun judul skripsi ini adalah Fungsi Tradisi Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat Melayu
Desa Bangun Rejo. Skripsi ini hadir guna untuk memenuhi syarat untuk dapat menempuh ujian
komprehensif memperoleh gelar sarjana sastra pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara Medan.
Penulisan skripsi ini, penulis susun dengan semaksimal mungkin dengan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi l ini. Untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karean itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan ini
dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca dan bagi seluruh
kalangan yang membutuhkan.
Medan, Januari 2018
Agus Saputra
NIM : 130702033
Universitas Sumatera Utara
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepustakaan Yang Relevan............................................................................ 9
2.2 Teori Yang Digunakan................................................................................... 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 MetodeDasar.................................................................................................... 16
3.2 Lokasi dan Sumber Data................................................................................ 17
3.3 Instrumen Penelitian........................................................................................ 17
Universitas Sumatera Utara
ii
3.4Metode Pengumpulan Data............................................................................... 17
3.4.1 Observasi....................................................................................... 18
3.4.2 Wawancara.................................................................................... 18
3.4.3 Metode Kepustakaan ................................................................... 19
3.4.4 Dokumentasi................................................................................. 19
3.5 Metode Analisis Data...................................................................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Asal Usul dan Sejarah Barzanji............................................................. 21
4.2 Definisi Tradisi Barzanji....................................................................... 24
4.3 Definisi Perkawinan............................................................................ 25
4.4 Nama Grup Barzanji dan Alat Musik Yang Digunakan
Dalam Perkawinan
Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo................................................. 27
4.5 Tata Cara Pelaksanaan Barzanji Dalam Perkawinan
Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo............................ .................... 28
4.7 Fungsi Tradisi Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat
Melayu Desa Bangun Rejo............................................................................ 66
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 72
Universitas Sumatera Utara
iii
5.2 Saran ..................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang wilayahnya terbentang dari Sabang
sampai Merauke dengan agama, suku ras, dan memiliki keanekaragaman dan budayanya
yang mewarnai negara Indonesia. Kebudayaan dan tradisi yang ada Indonesia, pada dasarnya
tidak terlepas dari pengaruh budaya leluhurnya.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai dan berharga, karena
selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga sebagai lambang dari kepribadian suatu
bangsa atau daerah. Disetiap tempat atau daerah adat istiadat yang berbeda pula, oleh karena
itu manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana kita
tinggal disitu pula terdapat kebudayaan. Seperti halnya di Indonesia begitu banyak
keberagaman kebudayaan yang dimiliki. Hal ini sangat menakjubkan sebab walaupun
Indonesia memiliki banyak keberagaman yang berbeda, tetapi itu semua dapat hidup rukun.
Budaya adalah sesuatu yang berkembang, dan bergerak menuju titik tertentu. Menurut
konsep ilmu antropologi, kebudayaan berarti keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dengan belajar (Koentjaraningrat,1990:18).
Tradisi merupakan milik masyarakat sebagai bagian dari kehidupan sosial budayanya.
Tradisi dipahami sebagai kebiasaan turun temurun sekelompok masyarakat, berdasarkan
nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan, dan merupakan adat kebiasaan yang mas
Universitas Sumatera Utara
2
terus dilakukan dan hadir sebagai bagian dari kehidupan masyarakat itu sendiri
(Sedyawati,1996:5-6).
Tradisi, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan
untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya
dari suatu daerah, kebudayaan, waktu atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari
tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis
maupun lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah. Selain itu, tradisi juga dapat
diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia yang secara otomatis akan
mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari–hari anggota masyarakat itu. Tradisi
merupakan adat kebiasaan yang masih terus dilakukan dan hadir sebagai bagian dari
kehidupan masyarakat itu sendiri. (Sedyawati,1996:5-6).
Berbicara tentang tradisi yang ada di Indonesia, tidak terlepas dari pengaruh budaya
leluhurnya. Sebelum Islam datang ke Nusantara, masyarakat Indonesia sudah mengenal
agama Hindu dan Budha, bahkan sebelum kedua agama tersebut datang masyarakat sudah
mengenal kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Tetapi setelah Islam datang, terjadi
akulturasi antara tradisi masyarakat setempat dengan Islam. Keanekaragaman inilah yang
membuktikan kekayaan tradisi bangsa Indonesia pada umumnya, termasuk salah satunya
suku Melayu.
Suku Melayu adalah suatu etnik yang memiliki identitas kepribadian pada umumnya
yaitu adat istiadat Melayu, bahasa Melayu, dan agama Islam. Etnik Melayu tidak terlepas
dari kebudayaan yang membentuknya sehinga karya-karyanya yang unggul menjadikan
Melayu memiliki keunikan tersendiri dari berbagai etnik lainnya di Indonesia. .
Penduduk asli suku Melayu Sumatera Utara pada umumnya mendiami daerah-daerah
Pesisir Timur. Daerah tersebut terbentang dari utara mulai dari Kabupaten Langkat membujur
Universitas Sumatera Utara
3
ke selatan sampai ke kabupaten Labuhan Batu. Masyarakat Melayu menggunakan bahasa
Melayu sebagai alat komunikasi dalam segala aktivitas kehidupan sehari-hari dan selalu
menjujung tinggi asas kekeluargaan, terlihat dari segi bermasyarakat yang damai, dan suka
bergotong-royong. (Masindan 1987:10-11) mengatakan bahwa agama yang dianut oleh
masyarakat Melayu pada umumnya adalah beragama islam. Dengan demikian, segala
kebudayaan Melayu selalu berhubungan kepada ajaran Islam.
Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat, dalam masyarakat yang ingin serba
praktis dan singkat, tidak mustahil banyak tradisi Melayu yang tidak mampu bertahan untuk
diwariskan pada generasi yang akan datang. Salah satu tradisi Melayu yang masih kekal
dilakukan di beberapa daerah Melayu Sumatera Utara tepatnya di Desa Bangun Rejo ialah
pembacaan kitab karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji, yang kemudian biasa disebut orang
barzanji atau berzanji.
Masuknya ajaran agama Islam ke Sumatera Utara dan bertahannya pembacaan kitab
barzanji di Desa Bangun Rejo merupakan sebagai satu tradisi menunjukkan bahwa pengaruh
Islam sangat kuat hingga mampu memasuki ruang-ruang tradisi masyarakat setempat.
Bahkan sebagian orang memandang atau menganggap tradisi Islam terutama yang terbangun
melalui seni dan budaya Islam mengadopsi budaya Arab, bahkan yang paling kental adalah
budaya Melayu.
Terkhususnya kebudayaan Melayu yang selalu bersinggungan dengan Islam
menghasilkan akulturasi budaya yang unik diantara keduanya. Budaya Melayu telah ada dan
berkembang sejak lama hingga kini. Masyarakat Melayu sangat menjunjung tinggi adat
istiadat yang bersumberkan dari ajaran agama Islam. Tradisi masyarakat Melayu yang
religius menjadi ciri penting orang Melayu. Mungkin tidak dapat dipungkiri hingga kemajuan
Universitas Sumatera Utara
4
zaman yang modern ini, tidak mampu menenggelamkan tradisi yang sudah berakar dari
ajaran Islam, yaitu dengan pembacaan kitab barzanji tersebut.
Kata Barzanji atau al Barzanj asalnya adalah nama orang yang mengarang kitab prosa
dan puisi tentang riwayat Nabi Muhammad SAW yang bernama Syekh Ja‟far Al-Barzanj bin
Husin bin abdul Karim yang lahir di Madinah tahun 1690 dan wafat tahun 1776. Al-Barzanj
berasal dari sebuah daerah di Kurdistan, Barzinj. Nama asli kitab karangan yang kemudian
dikenal dengan nama Al-barzanji adalah „Iqd al-Jawahir yang berarti “kalung permata”. Kitab
tersebut disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab Al-
Barzanji berisi tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dari masa kanak-kanak hingga
diangkat menjadi Rasul, silsilah keturunannya, sifat mulia yang dimilikinya, dan berbagai
perisiwa yang menjadi teladan umat islam. Kitab ini lebih menonjolkan aspek keindahan
bahasa(sastra). (http://amustofa.blogspot.com/2009/03/barzanji.)
Kata “Barzanji” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai isi bacaan
pujian-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW. Jadi barzanji kitab yang berisi
tentang do‟a-do‟a, pujian-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang
dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan,
pernikahan, dan maulid Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, Ja‟far al-Barzanj mengarang
kitabnya hanya dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Ketika kitab
tersebut ditulis, peringatan itu sendiripun belum menjadi tradisi Islam. Baru pada tahun 1207
M, Muzaffar Ad-Din di Mosul, Irak, merayakannya dan tradisi ini kemudian menyebar ke
berbagai daerah termasuk hingga ke Sumatera Utara.
Sebagai karya yang menceritakan tokoh terbesar dalam Islam, yakni Nabi Muhammad
SAW, bisa dikatakan pertunjukkan pembacaan karya Ja‟far al-Barzanji ini tidak boleh
Universitas Sumatera Utara
5
dipandang sebagai pertunjukkan biasa. Bahkan pembacaan kitab barzanji merupakan tradisi
yang sering dilakukan di bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, serta acara-acara lainnya.
Tidak dapat dipungkiri, masuknya ajaran Islam telah memberi pengaruh besar pada
kebudayaan Melayu Desa Bangun Rejo. Pola perpaduan ini bukan hanya terlihat pada tradisi
barzanji, namun juga pada tradisi Melayu yang lainnya. Sebagian masyarakat Melayu Desa
Bangun Rejo menganggap barzanji sebagai salah satu syiar Islam yang dapat meningkatkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Barzanji biasanya dilakukan pada peringatan
maulid nabi, aqiqahan, khitanan, perkawinan, syukuran dan lain-lain. Tradisi barzanji
memadukan berbagai kesenian, antara lain seni musik, seni tarik suara, dan keindahan syair
kitab Al-Barzanji itu sendiri. Barzanji masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo sudah
merupakan hal yang lazim, bahkan masyarakat Melayu mengganggap tidak sempurna suatu
acara tanpa ada pembacaan Barzanji.
Namun begitu, seyogyanya kitab Al-Barzanji tidak hanya djadikan sekedar bacaan
belaka. Yang lebih penting, kitab ini bukanlah kumpulan sajak-sajak yang indah sekedar
untuk didendangakan sebagai penghibur hati saja. Akan tetapi, isi dan pesan-pesan yang
disampaikan pengarang hendaknya dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Ini tidak lain sebagai bentuk kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW.
Sebagai umat yang mengaku cinta kepada Nabinya, masyarakat Melayu Desa Bangun
Rejo tentu akan mengekspresikannya dengan beragam cara, Salah satunya dengan memuja,
membacakan shalawat, dan meneladani semua akhlaknya. Adapun bacaan shalawat dan
pujian kepada Nabi Muhammad SAW bergema dengan lantunan sebagai berikut :
ات الله عهيك ل سلو عهيك ياحبيب سلو عهيك صه يانبي سل و عهيك يا رس
(Wahai Nabi salam untukmu, Wahai Rasul salam untukmu, Wahai kekasih salam untukmu,
shalawat Allah kepadamu )
Universitas Sumatera Utara
6
Kecintaan terhadap Nabi tidak cukup hanya dengan melantunkan pujian-pujian dan
lantunan shalawat saja, terlebih tanpa mengetahui maksud dari apa yang dibacanya, namun
tidak sempurna kecintaan kita kepada Nabi tanpa meneladani segala perilaku dan sifat serta
sikap yang dicontohkan kepada Nabi. Tentunya, untuk dapat mengikuti jejak-jejak Nabi,
tentu harus mampu memahami kisah riwayat hidup Nabi.
Tradisi barzanji Melayu Desa Bangun Rejo memiliki arti penting bagi pemeliharaan
budaya masyarakat setempat. Disisi lain tradisi ini berfungsi sebagai perekat antara keluarga
dan antara anggota masyarakat. Melalui tradisi pembacaan barzanji ini, anggota keluarga dan
anggota masyarakat saling mencari, saling bertemu, dan saling berbagi rasa. Tradisi ini juga
merupakan kesempatan atau merupakan tempat dimana segenap anggota keluarga dapat
berperan dan berpartisipasi. Penggunaan barzanji pada umumnya dilakukan diberbagai
kesempatan sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah penelitian
ini yang akan dikemukakan diantaranya:
1. Bagaimanakah tata cara pelaksanaan barzanji dalam perkawinan masyarakat
Melayu Desa BangunRejo ?
2. Apa fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun
Rejo ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
7
1. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan barzanji dalam perkawinan masyarakat
Melayu Desa Bangun Rejo
2. Untuk mengetahui apa fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat
Melayu Desa Bangun Rejo ?
1.4 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian harus mempunyai manfaat tertentu, baik untuk kepentingan sendiri
maupun bagi masyarakat luas.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tata cara pelaksanaan barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu
Desa Bangun Rejo.
2. Mengetahui fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa
Bangun Rejo.
3. Menambah wawasan pembaca dan khasanah pengkajian terhadap budaya Melayu,
khususnya pembacaan barzanji.
4. Memperkuat identitas tradisi barzanji khususnya Melayu sebagai kelompok yang
memiliki perhatian terhadap pelestarian adat dan budaya.
5. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepustakaan yang Relevan
Untuk melengkapi suatu penelitian ini, sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian
pustaka adalah hasil dari penelitian terdahulu yang memaparkan pandangan dan analisis yang
berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti. Kajian pustaka merupakan hasil dari
meninjau, pandangan, pendapat sesudah mempelajari( KBBI,1990:951). Kajian pustaka
bertujuan untuk mengetahui keauntetikan sebuah karya ilmiah. Kajian yang dimaksud adalah
penelaahan terhadap hasil peneltian lain yang relevan dengan skripsi ini.
Adapun karya-karya dan buku-buku yang digunakan dalam memahami dan
mendukung penelitian penulis adalah:
Buku karangan H. Abu Bakar Ya‟cub yang berjudul Barzanji Indonesia. Dalam buku
ini hanya membahas terjemahan Barzanji ke dalam bahasa Indonesia, yang memudahkan
dalam pemahaman dan menyebutkan dalil-dalil yang terdapat dalam kitab barzanji.
Perbedaan buku karangan H. Abu Bakar Ya‟cub dengan kajian penulis yaitu dalam buku
tersebut hanya fokus memahami terjemahan barzanji saja, tanpa mengetahui fungsi yang
terdapat dalam barzanji. Sedangkan penulis mengkaji fungsi yang terdapat dalam barzanji
khususnya dalam perkawinan masyarakat Melayu.
Buku karangan Imron S. AH yang berjudul Barzanji Terjemahan Indonesia. Dalam
buku ini memaparkan tentang terjemahan barzanji kedalam bahasa Indonesia, yang bertujuan
untuk memudahkan dalam memahami terjemahan barzanji. Perbedaan buku karangan Imron
S. AH dengan kajian penulis yaitu dalam buku tersebut hanya mencakup tentang pemahaman
Universitas Sumatera Utara
9
dalam terjemahan barzanji saja. Sedangkan penulis mengkaji tentang fungsi yang terdapat
dalam perkawinan masyarakat Melayu, dan mengetahui tentang tata cara pelaksanaan
barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu.
Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Anas, Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam
UII pada tahun 2009 dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Barzanji.
Hasil penelitian beliau adalah nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Al-
Barzanji; nilai-nilai moral indivudual/pribadi berupa perintah dalam kitab Al-Barzanji dan
nilai-nilai sosial berupa perintah dalam kitab Al-Barzanji. Perbedaan penelitian Muhammad
Anas (skripsi) dengan kajian penulis yaitu pada skripsi Muhammad Anas hanya mencakup
nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab barzanji saja. Sedangkan penulis mengkaji fungsi
yang terdapat pada tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu.
Skripsi yang ditulis oleh Endah Himmatul Ulya, Mahasiswa Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2007 dengan judul Pengembangan Seni
Islam Pada Anak-Anak Melalui Pengajian Al-Barzanji. Skripsi beliau berisi tentang
pengembangan seni Islam, wahana pembelajaran sekaligus pendidikan anak terutama nilai-
nilai moralitas Islami serta sebagai tali silaturahim anak-anak dengan teman-temannya.
Perbedaan penelitian Endah Himmatul Ulya (skripsi) dengan kajian penulis yaitu pada skripsi
Endah Himmatul Ulya berfokus memaparkan seni pengembangan Islam melalui pengajian
Al-Barzanji sedangkan kajian penulis hanya berfokus memaparkan fungsi tradisi barzanji
dalam perkawinan masyarakat Melayu.
Berdasarkan pada pemaparan yang dilakukan oleh penelitian terdahulu, jelas berbeda
dengan penelitian yang dilakukan penulis. Oleh karena itu, untuk membedakan penelitian ini
dengan penelitian yang sudah ada, penulis akan membahas mengenai fungsi tradisi Barzanji
dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo.
Universitas Sumatera Utara
10
2.2 Teori yang Digunakan
Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk dan berlaku secara
umum yang akan mempermudah seorang penulis dalam memecahkan suatu masalah yang
dihadapi. Teori yang diperlukan untuk membimbing dan memberi arah sehingga dapat
menjadi penuntun kerja bagi penulis. Didalam skripsi ini penulis menggunakan teori
folklor. Dimana dikatakan folklor merupakan sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang
tersebar dan diwariskan turun temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional
dan mempunyai varian-varian tertentu.
a. Pengertian Folklor
Secara etimologi, folk artinya kolektif, atau ciri-ciri pengenal fisik atau kebudayaan yang
sama dalam masyarakat, sedangkan lore merupakan tradisi dari folk. Menurut pendapat Alan
dalam (Danandjaja 1997 : 1) folklore adalah sekelompok orang yang memiliki ciri–ciri
pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok–kelompok
lainnya. Folklor sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada
zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Didalam masyarakat
Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan ,agama masing-masing
telah mengembangkan folklornya sendiri-sendiri sehingga di indonesia terdapat aneka ragam
folklor.
Folklor ialah kebudayaan manusia kolektif yang diwariskan secara turun temurun,
baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat. Dapat juga diartikan folklor adalah adat
istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun–temurun, dan tidak
dibukukan merupakan kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun temurun. Kata
folklor merupakan kata majemuk yang berasal dari kata dasar yaitu folk dan
lore.(http://rizkyatika.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-ciri-jenis-bentuk-dan-fungsi.)
Universitas Sumatera Utara
11
Menurut Alan Dudes kata folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri
pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok- kelompok
lainnya. Ciri- ciri pengenal itu antara lain, berupa warna kulit, bentuk rambut, mata
pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama yang sama (Danandjaja 1986 : 2). Namun
yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi, yaitu kebudayaan
yang telah mereka warisi secara turun temurun, sedikitnya dua generasi, yang telah mereka
akui sebagai milik bersama. Selain itu, yang paling penting adalah bahwa mereka memiliki
kesadaran akan identitas kelompok mereka sendiri. Kata Lore merupakan tradisi dari Folk,
yaitu sebagian dari kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang
yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Dengan demikian, folklor
adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat
pembantu pengingat.
Arti folklor secara keseluruhan menurut Danandjaja (1997: 2) adalah sebagian
kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun temurun, diantara kolektif
macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan
maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pemabantu pengingat.
Danandjaja (1984 : 21-22) memetik pendapat Jan Harold Brunvard, seorang ahli
folklor amerika serikat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya
yaitu :
1. Folklor lisan
2. Folklor sebagian lisan
3. Folklor bukan lisan
Universitas Sumatera Utara
12
Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan
dan bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor
sebagian lisan diantaranya:
a. Kepercayaan rakyat atau yang sering disebut dengan takhayul.
b. Permainan rakyat.
c. Teater rakyat.
d. Adat istiadat.
e. Upacara rakyat.
f. Pesta Rakyat.
Dalam kenyataannya yang dijelaskan, barzanji dapat dikategorikan kedalam folklor
sebagian lisan, karena barzanji merupakan suatu genre dari adat istiadat. Dimana dikatakan
folklor, sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun
temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dan mempunyai varian-varian
tertentu.
Pada penulisan proposal skripsi ini terdapat fungsi dalam folklor yang diasaskan oleh
Danandjaja. Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1982:19) mengemukakan fungsi folklor
antara lain:
a. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kolektif.
b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
c. Sebagai alat pendidikan.
d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu
dipatuhi anggota kolektifnya.
Demikian juga dengan tradisi barzanji, memiliki fungsi dalam masyarakat. Bagi
masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo, fungsi barzanji itu sebagai integritas sosial, pewaris
norma sosial, pelestarian adat dan hiburan serta pengajaran ilmu. Fungsi-fungsi semacam ini,
Universitas Sumatera Utara
13
dapat dilacak berdasarkan data dilapangan. Fungsi tersebut masih dapat berkembang. Varian-
varian fungsi folklor masih dapat dimungkinkan, sejauh didukung oleh data yang jelas.
Pada dasarnya folklor berfungsi memantapkan identitas serta meningkatkan integritas
sosial, dan secara simbolis mampu mempengaruhi masyarakat.
Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1984:19) pembicaraan fungsi folklor tidak dapat
dilepaskan begitu saja dari kebudayaan secara luas, dan juga dengan konteksnya. Folklor
milik seseorang dapat dimengerti sepenuhnya hanya melalui pengetahuan yang mendalam
dari kebudayaan orang yang memilikinya.
Dari berbagai fungsi tersebut berarti mengarahkan bahwa folklor memang penting bagi
kehidupan. Karya folklor yang sama mungkin berbeda di wilayah yang lain. Fungsi sebuah
folklor tergantung ekspresi pencipta dan tuntutan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Dasar
Metode disini diartikan sebagai suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses
penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan
yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sadar dan hati-hati
serta sistematis untuk mewujudkan kebenaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif.
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur dalam pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek/subjek penelitian (seseorang, lembaga
masyarakat dan lain-lainnya) berdasarkan fakata-fakta yang tampil sebagaimana adanya
(Nawawi 1987 : 63). Dalam metode deskriptif, penulis akan berusaha mengungkapkan dan
memaparkan hasil yang sebenarnya sesuai dengan keadaan sekarang. Berdasarkan metode ini
akan dianalisis data yang diperoleh, sehingga dapat memberikan hasil secara positif dan
setepat mungkin. Sekaligus digunakan sebagai upaya eksplorasi terhadap gejala dan
kenyataan yang diamati dan dipelajari.
Sebagaimana dijelaskan bahwa, fokus penelitian diarahkan pada pemaparan inti fungsi
tradisi barzanji pada masyarakat Melayu. Oleh sebab itu, sesuai dengan objek yang dikaji itu,
pilihan terhadap metode ini adalah opsi yang cukup beralasan mengingat sifatnya deskriptif.
Universitas Sumatera Utara
15
3.2 Lokasi Dan Sumber Data
Di dalam melakukan penelitian ini, penulis langsung ke lapangan yang berada di
Kecamatan Tanjung Morawa, tepatnya Desa Bangun Rejo yang mana masyarakatnya masih
menjalankan tradisi barzanji.
Sumber data menurut Arikunto (2006:129), menjelaskan bahwa sumber data dalam
penelitian ini adalah “subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sumber data utama dalam
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Sumber data dalam penelitian adalah fungsi tradisi barzanji pada masyarakat
Melayu. Memenuhi informan yang dapat memberi data valid, maka sangat perlu
memperhatikan syarat-syarat diantaranya:
1) Informan adalah tokoh yang mengerti beserta memahami fungsi tradisi
barzanji pada masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo.
2) Informan merupakan masyarakat asli Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung
Morawa.
3) Informan merupakan orang yang dituakan di Desa tersebut.
3.3 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu skripsi/hipotesis
Penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sebagai instrumen peneliti adalah mutlak.
Dalam hal ini peneliti berada dan aktif melakukan penelitian agar data yang diperoleh tidak
hanya mengandalkan daya ingat penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa
Universitas Sumatera Utara
16
buku catatan, kamera, digital, alat rekam, daftar pertanyaan, dalam arti lebih lengkapnya
sistematis sehingga mudah untuk diolah (Arikunto, 1996:144).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data, informasi dan masukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan sebagai berikut :
3.4.1 Observasi
Yaitu untuk memperoleh data yang akurat, peneliti harus langsung turun kelapangan
dan mengadakan pengamatan. Dari hasil observasi ini dirancang desain pengumpulan data
yang diperlukan.
3.4.2 Wawancara
Yaitu caranya untuk mengumpulkan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan
langsung kepada informan atau ahli yang berwenang dalam suatu masalah.
Sebagai tekniknya dipergunakan sebagai berikut :
a. Teknik rekaman yaitu dengan menggunakan taper recorder.
b. Teknik catat yaitu mencatat semua keterangan-keterangan yang diperoleh dari
informan.
Universitas Sumatera Utara
17
3.4.3 Metode Kepustakaan
Merupakan salah satu landasan dalam melakukan sebuah penelitian, yakni dengan
mengumpulkan literatur atau sumber bacaan untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang
objek penilitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, jurnal, artikel, laporan
penelitian dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan penulis akan mendapat cara
yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan penyusunan skripsi ini. Studi
kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh skripsi-skripsi kajian tentang tradisi
masyarakat Melayu yang pernah ditulis oleh para sarjana atau peneliti lainnya.
3.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, agenda dan lain sebagainya
(Arikunto,2006:236 ).
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi yang dilakukan penulis adalah dengan
mengumpulkan data-data melalui pencatatan atau data-data tertulis, perekeman audio, video
audio, serta dokumentasi dalam bentuk gambar yang ada di Desa Bangun Rejo.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah metode atau cara peneliti dalam mengolah data mentah
sehingga menjadi data akurat dan ilmiah. Pada dasarnya dalam menganalisis data diperlukan
kreativitas sehingga diuji kemampuannya peneliti dalam menalar sesuatu. Adapun langkah-
langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Menuliskan data yang diperoleh dilapangan.
b) Data kemudian diklasifikasikan sesuai objek penelitian.
c) Setelah diklasifikasikan, data-data dianalisis sesuai keperluan objek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
18
d) Setelah data diklasifikasi, kemudian diolah dalam laporan penelitian sebagai
bentuk pertanggung jawaban terhadap kegiatan yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Asal Usul dan Sejarah Barzanji
Kata Barzanji dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai isi bacaan puji-
pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilantunkan dengan irama atau nada.
Isi barzanji bertutur dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW yakni silsilah keturunannya,
masa kanak-kanak,remaja,dewasa,hingga diangkat menjadi Rasul. Didalamnya juga
mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk
dijadikan teladan umat manusia. Nama barzanji diambil dari nama pengarangnya, yang
bernama Syekh Ja‟far Al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim yang lahir di Madinah tahun
1690 dan wafat tahun 1776 . Karya tersebut sebenarnya berjudul Iqd al-Jawahir yang artinya
kalung permata yang disusun untuk meingkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW,
meskipun
kemudian lebih dikenal dengan nama penulisnya.(http://amustofa.blogspot.com/2009/03/barz
anji.)
Sebagai karya yang menceritakan tokoh terbesar dalam Islam, yakni Nabi Muhammad
SAW, dapat dikatakan pertunjukkan pembacaan karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji ini tidak
boleh dianggap ataupun dipandang sebagai pertunjukkan biasa. Karena barzanji adalah suatu
do‟a-do‟a, puji-pujian, dan riwayat Nabi Muhammad SAW yang biasa dilantunkan dengan
suatu irama atau nada. Isi kitab barzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW
yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, diangkat menjadi Rasul,
higga sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi serta berbagai peristiwa yang dialaminya.
Universitas Sumatera Utara
20
Kitab barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah
SAW dan meningkatkan gairah umat islam serta mampu meneladani kepribadiannya,
sehingga kita menjadi orang yang mampu memahami dan diharapkan bisa meniru sifat-sifat,
perilaku, serta akhlak beliau. Secara garis besar, isi barzanji dapat diringkas sebagai berikut :
1. Silsilah Nabi Muhammad adalah : Muhammad bin Abdul Muthollib bin Hasyim bin
Abdul Manaf.
2. Pada masa kanak-kanaknya banyak kejadian luar biasa terjadi pada diri Muhammad
SAW.
3. Pada masa remajanya, ketika berumur 12 tahun, ia dibawa pamannya berniaga ke
Syam (Suriah).
4. Pada waktu berumur 25 tahun ia menikah dengan Khadijah binti Khuwailid.
5. Pada saat berumur 40 tahun ia diangkat menjadi Rasul, dan mulai menyiarkan agama
Islam sampai ia berumur 62 tahun dan meninggal dunia di Madinah sewaktu beumur
62 tahun.
Dalam barzanji diceritakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW ini ditandai
dengan banyak peristiwa ajaib yang terjadi pada saat itu, sebagai genderang tentang
kenabiannya dan pemberitahuan bahwa Nabi Muhammad adalah pilihan Allah SWT.
Keteladanan kepribadian Nabi Muhammad SAW merupakan teladan yang wajib diikuti dan
ditiru. Kita sebagai umat Islam mengetahui bahwa seluruh aspek kehidupan beliau, yang
dimulai dari kehidupan kanak-kanak hingga beliau wafat begitu banyak kepribadian dan
teladan beliau yang dapat kita ambil hikmahnya. Oleh karena itu untuk dapat meneladani
Nabi, kita harus mengenal dan mengetahui bagaimana riwayat hidup perjalanan Nabi. Sebab
mana mungkin kita dapat mencontoh dan meneladani pribadi beliau, kalau kita sendiri buta
terhadap sejarah kehidupan beliau. Maka dari itu, kita harus belajar mengenali kehidupan
Nabi lewat buku-buku sejarah, tak terkecuali dengan memahami barzanji.
Universitas Sumatera Utara
21
Historis barzanji tidak dapat dipisahkan dengan moment besar perihal peringatan
Maulid Nabi untuk yang pertama kali. Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW
pada awalnya diperingati untuk membangkitkan semangat juang umat Islam. Sebab pada
waktu itu, umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib
Eropa, yang mana pada saat tersebut
umat Islam kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan. (http://www.sarkub.com/2013
/sejarah-al-barzanj)
Keteladanan dan kepribadian Rasulullah merupakan teladan yang wajib kita tiru atau
contoh. Kita mengetahui bahwa seluruh aspek kehidupan beliau, yang dimulai dari kanak-
kanak hingga diangkat menjadi Rasul, merupakan teladan yang dapat diambil hikmahnya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surah Al-Ahzab yang berbunyi sebagai
berikut :
رالقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمه كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثي
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) dan dia banyak menyebut
Allah. (Q.S Al-Ahzab, 21).
Seiring dengan perkembangan zaman, pembacaan barzanji dilakukan di berbagai
kesempatan sebagai sebuah kecintaan umat Islam kepada Nabi . Misalnya pada saat
kelahسiran bayi, khitanan, syukuran, dan tak terkecuali pada saat perkawinan.
4.2 Definisi Tradisi Barzanji
Tradisi dalam bahasa latin traditio : diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang
paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari
kehidupan suaatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu daerah, kebudayaan, waktu atau
agama yang sama. Dan hal yang paling mendasar dari suatu tadisi adalah adanya informasi
Universitas Sumatera Utara
22
yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya hal
tersebut, suatu tradisi dapat punah(Sedyawati,1996:5-6).
Secara sederhana bisa disimpulkan bahwa, tradisi merupakan gambaran sikap dan
prilaku manusia yang telah berproses dalam waktu dan dilaksanakan secara turun-temurun
dari nenek moyang. Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan
mengulang sesuatu sehingga menjadi kebiasaan.
Dalam tradisi barzanji, merupakan suatu tradisi yang dimana biasanya masyarakat
Melayu melaksanakannya pada saat ada acara-acara tertentu. Misalnya pada acara aqiqahan,
khitanan, syukuran, perkawinan, dan lain-lain. Seiring dengan masuknya ajaran Islam ke
Sumatera Utara dan dilakukannya suatu barzanji menandakan dan menunjukkan bahwa
pengaruh ajaran agama Islam, sangat kuat hingga mampu memasuki ruang-ruang tradisi
masyarakat Melayu. Tradisi barzanji ini, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam
karena penamaan tradisi barzanji diambil dari nama pengarang kitab barzanji yang bernama
Syekh Ja‟far Al-Barzanji. Barzanji di masyarakat Melayu sudah merupakan hal yang lazim,
bahkan masyarakat Melayu menganggap tidak lengkap suatu acara tanpa adanya suatu
pelaksanaan barzanji.
Tradisi barzanji memadukan berbagai kesenian, antara lain ialah seni musik, seni tarik
suara. Tradisi barzanji memiliki arti penting bagi pemeliharaan suatu kehidupan sosial
budaya masyarakat Melayu. Karena disisi lain tradisi barzanji ini berfungsi sebagai perekat
antara keluarga dan antara anggota masyarakat. Dengan adanya tradisi barzanji ini anggota
keluarga dan anggota masyarakat saling bertemu, saling menghargai, dan saling berbagi rasa.
Tradisi barzanji merupakan suatu kesempatan atau tempat dimana segenap anggota keluarga
dapat berperan dan berpartisipasi dalam hal bekerja sama. Dan dengan dilakukannya suatu
tradisi barzanji merupakan sebagai bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat
Universitas Sumatera Utara
23
begitu menghargainya dan mencintai sesosok Nabi Muhamad SAW, sebagaimana yang
dijelaskan dalam barzanji yang mempunyai penjelasan tentang suatu puji-pujian, riwayat
tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai
teladan dalam menjalankan kehidupan dalam Islam.
4.3 Definisi Perkawinan
Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat-istiadat perkawinan yang
dipatuhi dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan suatu perkawinan. Adat-istiadat
perkawinan dalam suatu masyarakat berfungsi sebagai pedoman tingkah laku dalam
melaksanakan upacara perkawinan. Perkawinan merupakan salah satu tahap dalam daur
kehidupan manusia yang sangat penting. Melalui perkawinan, seseorang akan mengalami
perubahan status, yakni dari status, yang nantinya akan menjadi suatu keluarga. Dengan
demikian, pasangan tersebut diakui dan diperlukan sebagai anggota penuh dalam masyarakat.
Dalam setiap perkawinan begitu penting, baik bagi yang bersangkutan maupun bagi
anggota keluarga kedua belah pihak. Sehingga, dalam proses pelaksanaannya harus
memperhatikan serangkaian aturan atau tata cara yang ditentukan. Sebuah perkawinan yang
normal biasanya didahului dengan masa ikat janji (pertunangan) antara pihak pria atau pihak
wanita. Perkawinan adalah sebuah ikatan dengan melakukan suatu akad (perjanjian) untuk
mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan perempuan untuk mewujudkan suatu
kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara
yang diridhoi oleh Allah. Tujuan perkawinan ialah untuk membentuk keluarga atau rumah
tangga yang bahagia, dan rukun, serta memperoleh keluarga yang didalamnya terdapat rasa
kasih sayang.
Dari segi hukum perkawinan, yaitu suatu akad yang suci dan luhur antara laki-laki
dan perempuan yang menjadi sahnya status sebagai suami istri, dengan tujuan mencapai
Universitas Sumatera Utara
24
keluarga yang penuh kasih sayang dan saling menyantuni keduanya. Perkawinan merupakan
salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia, sebab perkawinan merupakan
penyatuan dua keluarga besar dari kedua mempelai. Tidak heran jika perkawinan suku
Melayu tidak hanya melibatkan keluarga inti kedua mempelai, tapi juga seluruh keluarga
besar sehingga tak jarang jika saudara, kakak, adik, paman, bibi, serta sesepuh ikut terlibat
dalam mempersiapkan perkawinan kedua mempelai.
4.4 Grup Barzanji dan Alat Musik Yang Digunakan Dalam Barzanji Masyarakat
Melayu Desa Bangun Rejo
Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo dalam melaksanakan barzanji selalu diiringi
dan diisi dengan grup barzanji, yang bernama Al-Jamik. Grup Al-Jamik mempunyai anggota
berjumlah 12 orang, atas nama Enci sebagai imam, Ani, Ayu, Indri, Dewi, Sri, Ina, Wati,
Erna, Pon, Zain, Wati sebagai jamaahnya atau pengikut yang keseluruhannya merupakan ibu
rumah tangga. Grup Al-Jamik sebelum melaksanakan bazanji di salah satu rumah warga,
mereka terlebih dahulu melakukan latihan pada hari selasa, pukul 20:00 WIB sampai dengan
pukul 21:00 WIB, ini dilakukan agar terciptanya kebersamaan dalam melaksanakan barzanji.
(Doc, foto : Penulis dengan Imam Marhaban 15 Oktober 2017)
Universitas Sumatera Utara
25
Dalam melaksanakan barzanji terdapat alat-alat musik yang digunakan adalah rebana
atau gendang. Rebana atau gendang merupakan salah satu alat musik yang berasal dari daerah
Timur Tengah, yang biasanya digunakan pada saat adanya acara kesenian. Rebana atau
gendang adalah alat musik tersebut terbuat dari kayu ditutup dengan kulit kambing/lembu
yang telah dibersihkan dan dijemur, lalu diikat dengan rotan. Rebana atau gendang berbentuk
bulat dan menghasilkan suara yang indah ketika dipukul dan dimainkan. Biasanya jumlah
rebana atau gendang yang digunakan pada saat pelaksanaan barzanji berlangsung tergantung
pada berapa orang jumlah pelaku pelaksana barzanji itu sendiri.
Gambar Doc : Rebana
4.5 Tata Cara Pelaksanaan Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat Melayu Desa
Bangun Rejo
Universitas Sumatera Utara
26
(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Grup Barzanji Al-Jamik)
Menurut Dananjaya (2000) setiap pelaksanaan istiadat mempunyai aktifitas yang tetap
dan teratur, walaupun berubah-ubah, tetapi isinya sentiasa mengacu kepada maksud dan
tujuannya salah tujuan menghantar individual dari satu fase kehidupan ke fase tertentu,
seperti dari fase kehidupan anak-anak menjadi ke fase kehidupan remaja. Tahap istiadat itu
bersifat fungsional.
Tradisi barzanji perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo biasanya
dilaksanakan atau dimulai disebuah rumah warga. Acara dimulai, pembacaan barzanji
dipimpin oleh seorang imam. Akan tetapi, jika seorang imam tidak ada atau berhalangan
hadir maka posisinya digantikan oleh salah seorang jamaah anggota barzanji (marhaban),
dipersilahkan untuk memimpin pembacaan barzanji tersebut. Barzanji diawali dengan
pembacaan rawi oleh imam. Selanjutnya pembacaan barzanji dimulai oleh imam dan
dilanjutkan oleh pembaca (jamaah) berikutnya. Setelah pembacaan barzanji selesai, lalu
dilakukan marhaban sampai selesai. Setelah selesai lalu dilanjutkan dengan doa yang
kembali dipimpin oleh imam, dilanjutkan dengan menghidangkan hidangan untuk dinikmati
oleh seluruh undangan dan hadirin yang hadir, setelah berakhirnya acara dengan menikmati
hidangan tersebut, maka berakhirlah atau selesailah semua rangkaian acara barzanji.
Universitas Sumatera Utara
27
Tradisi barzanji selalu digunakan pada setiap acara resepsi perkawinan yang ada
pada masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo. Tradsi barzanji wajib dilaksanakan masyarakat
Melayu jika ingin menikahkan anaknya karena dianggap sebagai salah satu tradisi turun-
temurun yang dijalankan oleh masyarakat Melayu di Desa Bangun Rejo. Hal ini dianggap
sebagai pelengkap dan penyempurna acara pesta perkawinan Melayu tersebut serta sebagai
tempat berkumpulnya para keluarga, saudara, dan kerabat, dan sebagai juga tempat eratnya
suatu hubungan antar sesama dalam proses-proses apa saja yang dibutuhkan.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan 3 tahapan
dalam pelaksanaan tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo,
Kec. Tanjung Morawa. Adapun tahap-tahap tradisi barzanji adalah sebagai berikut :
4.5.1. Mengundang
Sebelum melaksanakan barzanji, keluarga kedua belah pihak terlebih dahulu
meakukan suatu kegiatan yaitu mengundang. Mengundang adalah tahap awal dari awal
tradisi barzanji. Pihak yang mempunyai hajatan mengundang para keluarga, tetangga,
maupun saudara diluar lingkungan tempat tinggal dengan mendatangi secara langsung
ataupun hanya dengan mengirimkan sebuah surat undangan. Di khususkan untuk para
keluarga maupun tetangga yang rumah tempat tinggalnya masih dalam satu wilayah, pihak
yang mempunyai hajat biasanya turun langsung menghampiri dengan berjabat tangan
mendatangi para keluarga maupun tetangga untuk menyampaikan maksud dan tujuan
kedatangannya, yaitu untuk membuat suatu hajatan melaksanakan tradisi barzanji dalam
perkawinan. Namun sebagian yang mempunyai hajat yang cukup dengan menyebar atau
mengirimkan surat undangan untuk para kerabat-kerabat yang lokasi rumahnya cukup jauh
dari tempat yang akan dilangsungkannya suatu hajatan.
Universitas Sumatera Utara
28
Pihak yang mempunyai hajatan biasanya mengundang para keluarga, tetangga, dan
kerabat yaitu satu (1) atau dua (2) minggu sebelum acara dilangsungkan. Kehadiram mereka
sangat diharapkan demi sebuah doa dan restu bagi kedua mempelai dan keluarganya sehingga
kedua mempelai dengan izin Allah SWT, dapat membangun suatu keluarga yang sakinah,
mawaddah, dan warahmah.
Dan juga dapat dikatakan kehadiran mereka pada prinsipnya, selain untuk
memberikan doa restu kepada kedua mempelai juga merupakan suatu penyampaian pesan
kepada semua orang bahwa kedua belah pihak telah mengikrarkan dirinya sebagai satu
kesatuan keluarga yang utuh. Mengundang dilakukan sebagai suatu bentuk kehormatan
kepada keluarga, sebagai bentuk tanggung jawab, serta sebagai bentuk status sosial dalam
hidup bermasyarakat yang beradab.
4.5.2. Persiapan
Tahap persiapan adalah tahap yang berguna untuk merumuskan dan mengumpulkan
alat-alat, serta bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan barzanji. Pada tahap kedua ini
para anggota keluarga dan tetangga berkumpul bersama di kediaman yang mempunyai hajat
(acara). Mereka berkumpul satu atau dua hari sebelum acara dilangsungkan, masing-masing
dari mereka, saling berbagi tugas dan membantu dalam mempersiapkan segala keperluan-
keperluan yang dibutuhkan dalam berlangsungnya suatu acara. Ada yang mempersiapkan
hidangan makanan, dan ada yang mempersiapkan alat-alat keperluan untuk perkawinan.
Adapun hidangan makanan yang disediakan berupa makanan tradisional. Namun
sesuai dengan perkembangan zaman sistem pengetahuan masyarakat pun berubah, maka pada
saat ini ternyata masyarakat setempat sudah menyiapkan makanan modern dengan resep
makanan yang telah disempurnakan. Berikut ini hidangan makanan dan minuman yang
digunakan sebagai bahan dalam rangka pelaksanaan barzanji sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
29
a. Ayam
Daging ayam juga termasuk salah satu bahan pembuatan lauk-pauk yang digunakan hampir
setiap acara tradisional maupun modern. Ayam yang digunakan biasanya ayam kampung.
Setelah ayamnya dipotong lalu dibersihkan dan dimasak dengan berbagai jenis. Jenis-jenis
masakan daging ayam tersebut berupa daging ayam goreng, masakan kari, masakam gulai
dan masakan lainnya. Masakan tersebut nantinya diolah dengan resep atau bumbu-bumbu
tradisional dan modern, agar mendapat masakan yang nikmat dan lezat untuk dinikmati. s
b. Ikan
Ikan juga merupakan salah satu jenis lauk-pauk yang selalu digunakan setiap ada kegiatan-
kegiatan. Dalam rangka pelaksanaan barzanji biasanya ikan yang disediakan bervariasi.
Seperti ikan goreng, ikan bakar, dan yang lainnya. Tentunya dengan suatu racikan yang
dengan memakai bumbu-bumbu tradisional dan modern
c. Kue Tradisional
Dalam menghidangkan makanan tersebut tidak lengkap tanpa adanya penyajian kue-kue
tradisional. Kue-kue ini sudah menjadi salah satu khas bagi setiap masyarakat, ketika
melaksanakan suatu kegiatan. Kue-kue ini sudah menjadi salah satu khas bagi setiap
masyarakat ketika melakukan suatu kegiatan. Misalnya kue rasidah, roti jala, kue bolu, kue
agar-agar, bubur pedas dan lain-lain
d. Persediaan Air Minum
Persediaan air minum merupakan salah satu pengadaan benda yang tidak bisa dianggap
sebelah mata, karena dengan adanya suatu hidangan makanan yang dinikmati, maka harus
adapula air minum yang perlu diperhatikan juga.
Universitas Sumatera Utara
30
4.5.3. Proses Pelaksanaan Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat Melayu Desa
Bangun Rejo
Setelah semua undangan berkumpul dan waktu acara telah siap dimulai, maka
anggota barzanji (marhaban) mengeluarkan kitab barzanji yang diletakkan di atas bantal.
Kitab barzanji ini diletakkan didepan hadapan imam. Setelah semuanya lengkap dan
terpenuhi lalu imam ataupun salah satu anggota nasyid (marhaban) memulai dengan :
1. Kata Sambutan
Kata sambutan menjadi awal dari pelaksanaan tradisi barzanji dalam perkawinan
masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo, dimana dalam hal ini pihak yang mempunyai hajatan
menyerahkan langsung kepada perwakilan dari salah satu anggota barzanji (marhaban) untuk
menyampaikan kata-kata sambutan sebagai penyampaian ucapan maksud dan tujuan para
kelompok nasyid berkumpul di tempat yang telah disediakan yaitu untuk pelaksanaan tradisi
dari kedua orang tua ataupun yang mempunyai hajat, sekaligus menyampaikan kata-kata
sambutan dan ucapan terimakasih kepada para tamu undangan yang telah menyempatkan
waktunya untuk ikut menghadiri dalam pelaksanaan tradisi barzanji dalam perkawinan di
kediaman yang mempuanyai hajat (tuan rumah).
2. Rawi (Pembacaan Ayat Ayat)
Universitas Sumatera Utara
31
(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Rawi)
Setelah salah satu perwakilan dari anggota barzanji (marhaban) selesai
menyampaikan kata-kata sambutan, lalu dilanjutkan lagi oleh imam membaca surah Al-
Fatihah dengan posisi duduk bersila dan dilanjutkan dengan pembacaan barzanji yang terdiri
dari rawi pada bait pertama hingga bait terakhir sampai selesai. Rawi merupakan tahap awal
yang dilakukan sebelum melakukan proses Marhaban.
Rawi ialah dalam bahasa Arab berarti riwayat, rawi berisi tentang kehidupan
Rasulullah. Rawi biasanya dibacakan dengan suatu nada yang khas menggunakan bahasa
Arab.
Dalam pelaksanaannya, proses rawi dilakukan hanya dibawakan oleh imam sendirian
dengan cara posisi duduk bersila dilantai. Rawi biasanya dibacakan dengan nada yang khas
menggunakan bahasa Arab. Rawi merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan
marhaban.
Universitas Sumatera Utara
32
Adapun rawi yang dibawakan atau dibaca oleh imam pada setiap bait berisi
menceritakan :
1. Muqaddimah pengarang yang memulai dengan menyebut nama Allah Yang Maha Agung
dan memanjatkan puja dan puji, serta bersholawat atas Nabi Muhammad, kemudian
memohon pertolongan hanya kepada Allah karena tiada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab Al-Barzanji, dengan berbunyi
sebagai berikut :
Aljannatu Wa Na-Iimuhaa Sa’dul Liman Yu Shalli Wa Yu Sallimu Wa Yubarik’Alaih
(Surga dan kenikmatannya semoga diperuntukkan bagi siapa saja yang bersholawat dan
memohonkan selamat serta berkah atas Nabi)
1) Abtadi-ul imlaa-a bismidzdzaatil aliyyati. Mustadirran Faidlal barakaati’alaa maa anaa lahuu
wa aulaah.
(Saya mulai penulisan kitab/kisah Nabi ini dengan menyebut nama Allah Yang Maha Agung, seraya
memohon limpahan berkah dan restu-Nya atas apa yang telah sya peroleh)
2) Wa utsanni bi hamdim mawaa riduhuu saa-igha tun haniyyah.
(Dan saya memanjatkan puja dan puji, dengan pujian yang tak ada henti-hentinya)
3) Mumthatiam minasysyukril jamiili mathaa yaah
(Dan seraya mempersembahkan sedalam-dalamnya rasa syukur yang baik)
4) Wa ushalli wa ushallimu alan nuuril maushuufi bittaqaddumi wal awwaliyah.
(Dan saya bersholawat dan salam semoga tetap atas Nabi Muhammad , pribadi yang memiliki
pancaran nur qadim dan abadi)
5) Al muntaqili fil ghuraril kariimati wal jibaah
( Nur yang senantiasa berpindah-pindah dari wajah ke wajah para leluhurnya, orang-orang
terkemuka
6) Wa astamnihullaaha ta’aala ridlwaanan yakhushshul’itratath thaahiratan nabawiyyah
(Dan saya memoho keridhoan Allah Ta’ala bagi para keluarga Nabi yang suci)
7) Wa ya-ummush shahaabata wal atbaa-a’ wa man waalaah
(Dan semoga melimpah ruah kepada para sahabatnya, para pengikutnya dan orang-orang yang
menciniai kepadanya)
Universitas Sumatera Utara
33
8) Wa astajdiihi hidaayatal lisuluukis subulil waa dlihatil jaliyyah
(Dan saya memohon hidayah, agar kita semua dapat menempuh jalan yang sudah jelas dan terang)
9) Wa hifdham minal ghawaayati fii khithathil khatha-i wa khuthaah
( Saya memohon perlindungan, agar terpelihara dari kesalahan-kesalahan dan derap langkahnya
dalam penulisan kisah ini)
10) Wa ansyuru min qish shatil maulidin nabawiyyi buruudin hisaanan abqarriyah
(Dan saya bentangkan sebar luaskan kisah maulid nabi ini kepada masyarakat, dengan baju
kerakyatan yang indah)
11) Naadhimam minan nasabisy syarifii iqdan tuhallal masaami-u bihulaah
(Penulisan kisah Nabi ini, adalah berasal dari keturunan Nabi yang mulia, bagaikan untaian kata
manis didengar)
12) Wa asta-iinu bihaulillaahi ta’aala wa quwatihil qawiyyah
(Kemudian saya memohon pertolongan kepada Allah, karena segala daya dan kekuatan itu hanya
dari Allah Ta’ala)
13) Fa innahuu laa haula wa la quwwata illa billaah
(Kemudian tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
2. Menceritakan tentang nasab (silsilah) dan keagungannya yang terperinci, dengan berbunyi
sebagai berikut :
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliim.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera)
1) Wa ba’du fa aquulu huwa sayyiduna muhammadbnu abdillaahibnu abdul muththalibi wasmuhu
syaibatul hamdi humidat khishaa luhus saniyyah
(Waba’du , maka saya katakan; Beliau adalah Muhammad Abdullah bin Muthallib, dan disebut
orang juga dengan Syaibatul hamdi, karena ketinggian perangainya yang sangat dikagumi rakyat)
2) Ibni haasyimiw was muhu amrubnu abdi manaafin wasmuhul mughiiratulladzi yun tamal irtiqaa u
lil ulyaah
(Bin Hasyim dan juga bernama Amr bin Abdi Manaf dan juga bernama Mughirah yang senantiasa
bertambah-tambah ketinggian derajatnya)
3) Ibni qushyyin wasmuhu mujammiun summiya biqushayyin litaqaashiihi fii bilaadi qudlaa atal
qashiyyah
Universitas Sumatera Utara
34
(Bin Qushayyi dan juga dipanggil orang dengan Mujammi. Dan dia disebut Qushayyi, karena
jauhnya berkelana ditanah Qudla’ah yang terpencil dari kota Mekkah)
4) Ilaa an a-aadahullahu ta’aaala ilal haramil muhtarimi fa-hamaa himaah
(Sehingga Allah mengembalikan beliau dan menetapkannya di tanah suci Mekkah, lalu dia dapat
juga menjaga diri apa yang menjadi larangan kota Mekkah)
5) Ibni kilaabin wasmuhu hakiimubni muraatabni ka’bibni luayyibni ghalibbin fihrin wasmuhu
quraisyun wa ilaihi tun sabul bu thuunul qurasyiyyah
(Bin Kilab juga dipanggil Hakim bin Murrah, bin Ka’ab. Bin Luayyi, bin Ghalib, bin Fihr dan disebut
orang dengan nama Quraisy itulah, kemudian keturunan Fihr dinamakan suku Quraisy)
6) Wa maa fauqahuu kinaaniyun kamaa janaha ilaihil katsiiru wartadlaah
(Dan keturunan seatasnya, disebut suku Kinanah. Demikianlah menurut keterangan yang telah
disepakati ahli riwayat)
7) Ibni maalikibnin nadlribi kinaanatabni khuzaimatabni ilyaasa wa huwa awwalu man ahdal budna
ilarrihaabil haramiyyah.
(Bin Malik, bin Nadir, bin Kinanah, bin Mudrikah, bin Ilyas, dialah yang pertama menghadiahkan
unta yang disembelih dibumi haram kota Makkah.
8) Wa sumi’a fii shulbihin nabiyyu shallallahu alaihi wa sallama dzakarallaha ta’aala wa labbah.
( Dari tulang belakang beliau, didengar Nabi SAW berdzikir dan bertalbiyah kepada Allah)
9) Ibni mudlarabni nizaariibni ma’ addibn adnaana wa haadza silkun nazhamat faraaidahu banaa
nus sunnatis saniyyah.
(Bin Mudlar, bin Nzar, bin Ma’ad, bin Adna. Demikianlah nasab beliau Nabi Muhammad SAW.
Menirut jalan riwayat ulama muhadditsin, bagaikan butir-butir permata indah.)
10) Wa raf’uhuu ilal khaliili ibraahima amsaka anhusy syaari’u wa abaah.
(Nasab beliau SAW, seatasnya sampai kepada Nabi AL Khalil Ibrahim as. Namun beliau sendiri
enggan dan melarang menyebutnya sampai kepadanya)
11) Wa adnaanu bilaa raibi inda dzawil uluumin nasabiyyah.
( Dengan demikian, maka menurut keterangan ulama yang ahli tentang nasab, tanpa diragukan lagi
silsilah Adnan)
12) Iladz dzabihii ismaa-iila nisbatuhuu wa muntamaah.
(Dan bernasab dan berkesinambungan kepada Nabi Ismail yang telah menjalani perintah untuk
berkurban jiwa)
13) Fa adhim bihii min aqdin ta-allaqat kawaaki buhud durriyah.
(Alangkah hebatnya nasab beliau ini, yang tersunting sebagai butir-butir permata, penghias bintang-
bintang gemerlapan)
Universitas Sumatera Utara
35
14) Wa kaifa laa wassayyidul akramu shallallaahu alaihi wa sallama waasithatuhul muntaqaah.
(Mengapa tidak, bukankah beliau SAW. Yang mulia adalah Nabi seluruh makhluk terpilih?)
15) Nasabun tahsibul ulaa bihulahuu qadlladat haa nujuumahal jauzaa-u.
(Nasab beliau SAW, terhitung nasab mulia, bagaikan sekumpulan bintang kejora)
16) Habbadzaa iqdu suudadin wa fakhaarin anta fii hil yatiimatul ashmaa-u.
( Ibarat kalung mutiara hiasan megah, engkau anak yatim piatu yang tidal berdosa)
17) Wa akrim bihi min nasabin thahharaful laahu ta’aala min sifaahil jaaliyyah.
(Maka muliakanlah nasab ini, nasab yang telah disucikan Allah Ta’ala dari perzinahan dimasa
jahiliyyah)
18) Auradaz zainul iraaqiyyu waaridahuu fii mauridi hil haniyyi wa rawaah.
(Demikianlah, menurut keterangan yang diriwayatkan yang telah diriwayatkan oleh Syaikh Zainul
Iraaqiy didalam kitabnya yang bernama ’’Mauridul Haniy’’)
19) Hafizhal ilaahu karaamatal limuhammdin aabaa- ahul amjaada shaunan lismihi.
(Allah telah memelihara kemuliaan Nabi Muhammad terhadap bapak-bapaknya yang mulia, demi
memelihara namanya)
20) Taraakus sifaaha falam yushibhum aaruhu min aadamiw wa ilaa abihii wa ummihi.
(Mereka tinggalkan perzinahan, maka mereka senantiasa tidak pernah telibat dalam keonarannya,
sejak Nabi Adam hingga ibu bapaknya)
21) Saraatun saraa nuurun nubuwwati fii asaariiri ghurarihimul bahiyyah.
(Nur ke Nabian Muhammad selalu berpindah-pindah dan memancar dari pelipis ke pelipis nenek
moyangnya dengan cerlang-cemerlang)
22) Wabadara badruhuu fii jabiini abdil muththallibi wabnihii abdillah.
(Dan nampak jelas kecemerlangannya pada kening kakeknya Abdul Muthalib dan putranya Abdullah)
3. Menceritakan tentang tanda-tanda kisah Nabi Muhammad SAW dilahirkan, yaitu ketika
Allah hendak menjelmakan hakikat dan mewujudkan jasmani dan rohani Nabi Muhammad
SAW, sehingga pada saat itu seluruh penghuni alam menyambut dengan bergembira bersama
akan adanya berita baik ini, ketika ibunya sedang tidur dan bermimpi bila engkau telah
melahirkannya maka berilah nama Muhammad karena dia nanti akan dipuji. Sebagaimana
yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
36
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW.
1) Wa lamma araadaallaahu ta’aala ibraazaha qiiqatihil muhammadiyah.
(Ketika Alla Ta’ala hendak menjelmakan hakikat Nabi Muhammad SAW)
2) Wa idh –haarahuu jismanwaruuhan bishuu-ratihi wa ma’naah.
(Dan mewujudkan jasmani dan rohaninya dengan bentuk rupanya dan sifatnya di alam dunia)
3) Naqalahuu ilaa maqarrihi min shadafati aaminataz zuhriyyah.
(Maka Allah memindahkan tempat nur tersbut kepada Aminah yang suci)
4) Wa khashshahal qariibull mujiibu bin anta-kuuna ummal limushthafaah.
(Dan Allah mengkhususkan kepadanya, sebagai ibu dari Nabi yang terpilih)
5) Wa nuudiya fissamaawaati wal ardil biham-lihaa li anwaarihidz dzaatiyyah.
(Dan serukan ke seluruh penjuru langit dan bumi, bahwa nurnya telah dikandung ibunya)
6) Wa shabaa kullu shabbin lihubuubi nasiimi shabaah.
(Ketika masalahnya suadah sedemikaian itu, maka seluruh makhluk senantiasa rindu dan berharap
dengan kelahirannya)
7) Wa kusiyatil ardlu ba’da thuuli jadbihaa minan nabaati hulalan sundusiyyah.
(Dan bumi yang telah bertahun-tahun gersang. Mulai tumbuh tanamannya menjadi bumi yang sangar
subur)
8) Wa aina- atitstsimaru wa adnasy syajarulil jaani janaah.
(Buah-buahan segera menjadi masak, cabang dan dahannya melengkung dan merendah)
9) Wanathaqat bihamlihii kullu daabatin liquraisyin bifishaahil alsunil arabiyyah.
(Dan seluruh binatang melata kepunyaan suku Quraisy memperbincangkan hamilnya Aminah dengan
ucapan yang fasih)
10) Wa kharratil asirratu wal ashnaamu alal wujuuhi wal afwaah.
(Dan seluruh singgasana kerajaan bergoncang, dan berhala-berhala pun terjungkal berantakan)
11)Watabaasyarat wuhuusyul masyaariqi walmaghaaribi wadawaabbuhal bahriyyah)
(Binatang-binatang liar dibelahan bumi sebelah timur dan barat serta binatang lautpun ikut riang
gembira)
Universitas Sumatera Utara
37
12) Wahtasatil awaalimu minassuruuri ka’sa humayyaah.
(Seluruh penghuni alam berpesta pora, bergembira bersama,berita gembira)
13)Wa busysyiratil jinnu bi izhlaali zamanihii wan tahakatil kahaanatu warahibatirruhbaaniyyah.
(Segenap bangsa jin dibei kesenagan, sedangkan ahli nujum, tukang sihir, tertimpa kerusakan serta
para pendeta Nasrani menjadi gentar hatinya, karena merasa ketakutan)
14) Walahija bikhabarihii kullu hibrin khabiirin wa fii hulaa husnihii taah.
(Tetapi, orang-orang cerdik pandai yang telah mengerti tentang kehadiran Nabi akhir zaman dari
kitab-kitab yang terdahulu, bertekun menceritakan kebaikan sifat-sifat Nabi ini)
15) Wa utiyat ummuhu fil manaami faqilla laha innaki qad hamalti bisayyidil aala-miina wa khairil
bariyyah.
(Ketika Aminah sedang tidur, ia bermimpi, ada sesuatu suara berkata; ‘’Wahai Aminah,
sesungguhnya engkau telah mengandung penghulu umat manusia seluruh dunia dan sebaik-baik
makhluk)
16) Wa sammihi idzaa wadla’tihii muhammadan li-annahuu satuhmadu uqbaah.
(Bila engkau telah melahirkannya, berilah nama pada Muhammad, karena dia akan dipuji
kesudahannya)
4. Menceritakan kejadian-kejadian yang aneh ketika kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu
lahir dalam posisi telungkup, dalam keadaan bersih, harum wangi kasturi dan berbagai hal-
hal lainnya. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut
:
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
((Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW.
1) Wabaraza shallallaahu alaihi wa sallama waadli’an yadaihi alal ardli raa fi an-ra’sahuu ilas
samaa-il’aliyyah.
(Nabi Muhammad SAW. Lahir dalam posisi telungkup, dengan meletakkan dua belah tangannya
dipermukaan bumi dan mengangkat kepalanya menegadah ke langit yang tinggi)
2) Muumiyam bidzaalikar rafi’i ilaa suudadihii wa’ulaah.
(Ini merupakan suatu lambang keagungan dan ketinggian martabatnya)
3) Wa musyiiran ilaa rif’ati qadrihii alaa saairil bariyyah.
Universitas Sumatera Utara
38
(Dan menunjukkan kepada ketinggian derajatnya melebihi seluruh manusia)
4) Wa annahul habiibulladzii hasunat thibaa-uhuu wa sajaayaah.
(Sebenarnya dia adalah kekasih Allah yang bagus watak dan budi pekertinya)
5) Wa da’at ummuhuu abdal muththalibi wahuwa yathuufu bihaa tiikal baniyyah.
(Dan ibunya memanggil Abdul Muthalib, yang ketika itu sedang melakukan tawaf mengelilingi
Ka’bah)
6) Fa aqbala musri-an wa nazhara ilaihi wa ba-lagha minassuruuri munaah.
(Lalu dia segera menghadap dan melihatnya dengan rasa hati yang bergembira)
7) Wa adkhalahul ka’batal gharraa-a wa qaama yad’uu bikhuluu shinniyyah.
(Muhammad SAW dimasukkan kedalam Ka’bah seraya memanjatkan do’a dengan sehangat-
hangatnya dan setulusnya)
8) Wa yasykurullaahaa ta’aala alaa maa manna bi-hii alaihi wa a’thaah
(Dan dia lalu bersyukur kepada Allah Ta’ala atas anugrah yang baru diterimanya itu)
9) Wa wulida shallallaahu alaihi wa sallama na-dhiifam makhtuunan maqthuu’as surri biyadil
qudratil ilaahiyyah.
(Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah bersih, sudah dikhitan dan sudah putus pusarnya
dengan kekuasaan Allah)
10) Thayyiban dahiina mak-huulatan bikuhlil inaayati ainaah.
(Harum wangi bau kasturi, dan bercelak dua belah matanya)
11) Waqiila khatanahuu jadduhuu ba’da sab’i layaalin sawiyyah.
(Ada riwayat yang mengatakan, bahwa dia dikhitankan kakeknya sudah malam yang ketujuh)
12) Wa au lama wa ath’ama wa sammaahu muhammadan wa akrama matswaah.
(Dengan mengadakan walimah dan jamuan makan, dan menamakannya dengan nama Muhammad,
lagi pula tempatnya pun diatur dengan serapi-rapinya)
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
((Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW.
1) Wa dhahara inda wilaadatihii khawaariqu wagharaa-ibu ghaibiyyah.
(Pada waktu kelahiran Nabi SAW, terjadilah berbagai hal yang luar biasa, dan keanehan-keanehan
yang ghaib)
Universitas Sumatera Utara
39
2) Irhaashan linubuwwati wa i’laaman bi annahuu mukhtaarullaahi ta’aala wa muj-tabaah .
(Sebagai pertanda ketetapan kenabiannya, dan pemberitahuan bahwa beliau adalah sebagai Nabi
pilihan Allah Ta’ala)
3) Faziidatis samaa-u hifdhan wa rudda anhal maradatu wa dzawun nufuusisy syaithaaniyyah.
(Maka pada waktu itu langit diperketat dan semua pendurhaka dan makhluk-makhluk halus bangsa
jin dan syetan , diusir dari langit)
4) Wara jamtu rujuumun nayyirati kulla rajii min fii haali marqaah.
(Bintang-bintang yang berdaya membakar melontari syetan syetan yang memaksakan diri dari
hendak naik ke atas)
5) Wa tadallat ilaihi shallallahu alaihi wa sal lamal anjumuz zuhriyyah.
(Bintang-bintang Zuhrah merendah ikut menghormati beliau SAW)
6) Wastanaarat binuurihaa wihaadul harami wa rubaah.
(Dan memancarkan sinarnya, yang terang cemerlang sampai kedataran rendah bumi haram dan
dataran tingginya)
7) Wa kharaja ma-ahuu nuurun adlaa-at lahuu qushuurusy syaamil qaishariyyah.
(Dan bersama dengan itu kelurlah cahaya yang meneranfi gedung-gedung bertingkat di negeri Syam)
8) Fara aahaa man bibithaahi makata daa ruuhu wa maghnaah.
(Sehingga seluruh penduduk kota Makkah dapt menyaksikannya)
9) Wanshada al iiwaanu bil madaa-inil kisra-wiyyah.
(Seluruh kerajaan Kisran di negeri Madain memecah dan membelah)
10) Alladzi rafa’a anuu syarwauna samkahuu wa sawwaah.
(Yang telah dibangun dan ditinggikan oleh Anusyarwan)
11) Wa saqatha arbaa asyarat min syurufaa-tihil ulwiyyah.
(Empat belas menara tinggi yang menjulang ke angkasa menjadi runruh berantakan)
12) Wakusira mulku kisraa lihauli maa ashaa bahuu wa’araah.
(Hancur luluhlah kemaharajaan Kisra, karena tergoncang dengan kejadian besar kelahiran Nabi
SAW)
13) Wakhamadatin niiraanul ma’buudatu bil mamaalikil faarisiyyah.
(Semua api pemujaan di seluruh tanah jajahan Persia padam seketika)
14) Lithuluu’i badrihil muniiri wa isyraaqi muhayyah.
Universitas Sumatera Utara
40
(Karena munculnya Nabi bulan purnama dari wajah baru yang besinar terang)
15) Wa ghaadlat buhairatu saawata wa kaanat baina hamadzaani wa qumma minal bilaa-
dil’ajamiyyah.
(Dataran pesawahan yang terletak diantara kota Hamdan dan Qumma menjadi kering)
16) Wa jaffat idz kaffa waakifu maujihatstsaj-jaaji yanaa biiu haatikal miiyaah.
(Dan mata airnya yang biasa mengalirkan airnya tidak lagi menglairkan air, karenadilanda
kekeringan)
17) Wafaadla waadii samaawata wahiya mafaa-zatun fii falaatin wabariyyah.
( Padahal lembag Samawah pada padang belantara dan daratannya melimpah airnya)
18) Lam yakun bihaa qablu maa-un yanqa-u lidhdham-aanil lahaata.
(Padahal sejak dahulu kala tidak terdapat air setetespun yang dapat menghilangkan haus anak lidah
orang yang sedang dahaga)
19) Wa kaana mauliduhuu shallallahu alalihi wa sallama bul maulidli il ma’ruufi bil iraashil
makkiyyah.
(Adapuntemapt kelahiran Nabi SAW adlah disebut tempat yang paling terkenal dengan nama
kampung ‘Irash di Makkah)
20) Walbaladilladzii laa yu’d ladu syajaruhuu wa laa yukhtalaa khulaah.
(Yaitu kota yang kayunya haram ditebang dan rumputnya haram dicabut)
21) Wakhtulifa fii aami wilaadatihii wafii syahrihaa wa fii yaumiha alaa aqwaalil lil ulamaa-i
marwiyyah.
(Mengenai tahun, bulan dan hari kelahirannya, masih belum disepakati oleh ulama ahli riwayat)
22) Warraajihu annahaa qubaila fajri yaumil its naini tsaaniya asyara syahri rabii’il awwali min
aamil fiililladzi shaddahullaahu ‘anil harami wa hamaah.
(Tetapi, menurut qaul(pendapat) yang paling kuat adalah sebelum shubuh pada hari senin, tanggal
12 rabiul awwal tahun gajah)
5. Menceritakan tentang pengasuh (penyusuan) Nabi Muhammad SAW, yaitu beliau hanya
disusui ibuya dalam beberapa hari saja, kemudian disusui oleh Tsuwaibah, Tsuwaibah
merupakan wanita yang dimerdekakan oleh Abu Lahab, dan disusui oleh Halimah.
Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
Universitas Sumatera Utara
41
((Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW.
1)Wa ardla’at hu ummuhuu ayyaaman tsumma ardla’at hu tsuwaibatul aslamiyyah.
(Beliau disusui ibunya hanya dalam waktu beberapa hari saja, lalu dia disusui oleh Tsuwaibatul al
aslamiyah)
2)Allatii a’taqahaa abuu lahabin hiina waafat hu india miilaadihii’alihis shalatu wa salaamu
bibusyraah.
(Wanita yang dimerdekakan Abu Lahab, ketika dia di datangi oleh Tsuwaibah dengan membawa
kabar gembira tentang kelahiran beliau SAW)
3)Fa ardla athu ma’abnihaa masruuhin wa abii salamata wa hiya bihi hafiyyah.
(Beliau disusui oleh Tsuwaibah yang bersamaan dengan menyusui anaknya sendiri yang bernama
Masruh dan Abu Salamah)
4) Wa ardla’at qalhu hamzatalladzii humida fii nushratid diini suraah.
(Sedangkan sebelumnya dia pernah menyusui Hamzah yang menjadi pembela agam Allah.
5) Wa kaana shallahu alaihi wa sallama yab atsu ilaihaa minal madiinati bishilatin wa kiswatin hiya
biha hariyyah.
(Dan beliau ketika di Madinah selalu mengirimkan barang hadiah dan barang pakaian Tsuwaibah)
6) Ilaa an aurada haikalahaa raa-idul manuunidl dlariiha wa waarah
(Sehingga kerangka tubuhnya dibaringkan sendiri oleh beliau dalam kuburnya)
7) Qila alaa diini qaumihal fi-atoil jaahiliyyah
(Menurut sebagian keterangan ada yang mengatakan bahwa Tsuwaibah meninggal dunia masih tetap
menganut agama secara Jahiliyyah)
8) Wa qiila aslamat atsbatal khilaafabnu mandah wahakaah.
(Dan menurut keterangan yang lain, bahwa ia (Tsuwaibah) telah menganut agama Islam. Demikian
menurut keterangan Ibnu Mandah)
9)Tsumma ardla-at hul fataatu halimatus sa’diyah.
(Kemudian, beliau disusui oleh Halimah As sadiyah)
10) Wa kaana qad radda kullum minal qaumi tsadyahaa lifaqrihaa wa abaah.
(Oleh karena kemiskinannya, maka tak ada seorang pun yang ,enyusukan anaknya kepada Halimah
As sadiyah)
11) Fa akhshaba aisyuhaa ba’dal mahli qablal asyiyyah.
Universitas Sumatera Utara
42
(Semenjak Halimah menyusui SAW, lalu menjadi lapang kehidupannya)
12) Wa darra tsadyaahaa bidurri darrin labana hul yamiinu minhumaa walabanal aakharu akhaah.
(Buah dadnya menjadi deras berisi air susu, yang sebelah kanan disediakan untuk Nabi SAW, dan
yang lain untuk menyusukan saudara susuannya)
13) Wa asbahat ba’dal huzaali wal faqri ghaniyyah.
(Akhirnya Halimah menjadi orang yang kaya raya sesudah hidup dalam kemiskinan)
14) Wasaminatisysyaarifu ladaihaa wasysyiaah.
(Unta dan kambingnya semuanya menjadi gemuk)
15) Wanjaaba’ an jaanibihaa kullu mulimmatin wara ziyyah.
(Dan segala marabahaya dan bencana yang berada disekitarnya menjadi hilang lenyap)
16) Watharrazas sa’du burda’ aisyihalhaniyyi wa wasyaah.
(Akhirnya Halimah menjadi seorang yang kaya raya dan terpuji)
6. Menceritakan tentang ketika beliau diangkat menjadi Rasul, yaitu pada saat beliau berumur
empat puluh tahun sehingga Allah mengangkat beliau menjadi Rasul sebagai pembawa berita
gembira bagi umat seluruh alam. Pada waktu itu datang Malaikat Jibril menyampaikan
wahyu, Jibril berkata bacalah hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar beliau SAW siap untuk
menerima wahyu.Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai
berikut :
Aththirillsahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma
shalli wa sallim wa baarik alaih.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW)
1)Walamma kamula lahuu shallallaahu alaihi wa sallama arba’uuna sanatan alaa aufaqil aqwaali
lidzawil aallimiyyah.
(Ketika usia beliau SAW, genap empat puluh tahun, dengan mengikuti Qaul ulama ahli sejarah)
2)Ba atsahullaahu ta’aalaa lil aalamiina basyiiran wa nadziiran fa-ammahum biruhmaah.
(Maka Allah Ta’aala mengangkat beliau menjadi Rasul nya sebagai pembawa berita gembira dan
pembawa peringatan, dengan maksud untuk ummat seluruh alam)
3)Wa budi-a ilaa tamaami sittati asyhurin birru-yash shaadiqatil jaliyyah.
Universitas Sumatera Utara
43
(Selama enam bulan pada mulanya, beliau dimulai dengan mendapat impian-impian yang benar dan
nyata)
4)Fakaana laa yaraa ru’yan illaa jaa-at mitsla falaqi shubhin adlaa-a sanaah.
(Setiap kali beliau SAW, bermimpi, beliau melihat seolah-olah ada sinar matahari pagi yang
memancar cemerlang membelah kegelapan ufuk timur)
5)Wa innamabtudi-a birru’yaa tamriinan lilquwatil basyariyyah.
(Sesungguhnya pada waktu menjelang pengangkatannya itu dimulai impian-impian, dimaksudkan
untuk menggembleng jiwa insaninya agar beliau mempunyai dasar yang kokoh dan kuat.
6)Liallaa yafja-ahul malaku bishariihin nubuwwa-ti falaa taqwaahu quwaah.
(Agar tidak merasa gentar dan cukup mampu kekuatannya manakala menghadapi malaikat jibril as,
yang akan menyampaikan wahyunya)
7)Wahubbiba ilaihil khalaa-u fakaana yata-abbadu bihira illayaaliyal adadiyyah.
(Dalam pada itu, beliau SAW memang senang bersunyi diri, sedangkan tempat peribadatannya
adalah Gua Hira, sampai bermalam-malam lamanya)
8)Ilaa an ataahu fiihi shariihul haqqi wawaafaah.
(Hingga datang malaikat Jibril menyampaikan wahyu)
9)Wa dzazlika fii yaumil itsnaini lisab’a asyarata lailatan khalat min syahril lailatil qadriyyah.
(Ketika itu bertepatan pada hari senin tanggal 17 ramadhan)
10)Wa tsumma aqwaalul lisab’in au li-arba-in wa’isyriina minhu au litsamaanin min syahri mauli-
dihilladzi badaa fiihi badru muhayyaah.
(Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa hal itu terjadi pada tanggal 27/28 ramadan, dan
ada juga yang mengatakan tanggal 8 raiul awwal)
11)Faqaala lahu iqra’ fa abba faghaththahuughatthatan qawiyyah.
(Pada waktu itu malaikat jibril mengatakan, bacalah, tetapi beliau enggan membacanya. Lalu jibril
memeluknya dengan pelukan yang kuat)
12)Tsumma qaala lahu iqra’faabaa faghaththahuu tsaaniyatan hattaa balagha minhul jahdu wa
ghaththaah.
(Kemudian jibril berkata lagi, bacalah, tetapi beliau tetap menolaknya. Lalu dipeluknya untuk yang
kedua, kalinya, sehingga pelukannya menjadi erat, dan sukar untuk dilepaskan)
13)Tsumma qaala lahu iqra’ fa abaa faghaththahu tsaalitsatan liyatawajjaha ilaa maa sayulqaa
ilaihi bijam’iyyah.
(Demikianlah hingga tiga kali jibril menyuruh beliau SAW, membaca, tetapi beliau masih tetap
menolaknya, karena tidak tahu apa yang dibaca. Lalu dipeluknya lagi untuk ketiga kalinya. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
44
dilakukan oleh jibril, dengan maksud agar beliau SAW, siap untuk menerima wahyu yang akan
disampaikan kepadanya)
14)Wa yuqaabilahuu bijiddin wajtihaadin wayatalaqqaah.
(Setelah beliau siap untuk menerima wahyu, maka wahyu suci diterimakannya)
15)Tsumma fataral wahyu tsalaatsa siniina au tsalaatsiina syahran liyasytaaqa ilan tisyaa qi haa
tiikan nafahaatisy syadziyyah.
(Sesudah itu terputuslah wahyu hingga tiga tahun lamanya, atau tiga puluh bulan, dengan tujuan
agar beliau SAW merasa riindu kepadanya)
16)Tsumma unzilat alaihi yaa ayyuhal muddats tsiru fajaa-ahu jibriilu bihaa wa naadaah.
(Kemudian turun lagi wahyu/ayat yang berbunyi ‘’ Ya Ayyuhal Muddatstsir’’ (hai orang yang
berselimut)
17)Fakaana linubuwwatihii fii taqaddumi iqra’ bismirabbika syaahidun alaa anna lahassaabiqiyyah.
(Wahyu pertama yang mendahuluinya adalah surat Al-alaq)
18)Wattaqadduma alaa risaalatihii bil bisyaa rati wannidzaarati liman da-aah.
(Yang menjadi saksi pengangakatannya menjadi Rasul dengan membawa berita gembira dan
peringatan orang yang diserunya)
7. Menceritakan tentang kisah para sahabat yang mengikuti Nabi untuk menyebarkan ajaran
Islam, walaupun pada saat itu beliau SAW mendapat perlawanan dari kafir Quraisy hingga
beliau menanggung luka-luka dan hati tersayat pedih. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab
barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW)
1)Wa awwalu man aamana bihii minarrijaali abuu bakrin shaahibul ghaari washshiddiiqiyyah.
(Orang lelaki pertama yang beriman kepada Nabi SAW adalah Abu Bakar Shiddiq, orang yang
menemani beliau ketika bersembunyi di gua Tsur)
2)Waminashshibyaani aliyyun wa minannisaa-i khadijatullath tsabbatallaahu bihaa qalbahuu
wawaqaah.
(Dan dari golongan anak kecil, adalah Ali bin Abu Tholib, dan dari golongan orang-orang
perempuan adalah Khadijah yang hatinya sudah dikuatkan dan dipelihara keimanannya)
Universitas Sumatera Utara
45
3)Waminal mawaalii zaidubnu haaritsata wa minal ariqqaa-i bilaalu nilladzi adzdzabzhuu fillaahi
umayyah.
(Dari kalangan hamba sahaya adalah adalah Zaid bin Haritsah, dan dari hamba sahaya yang belum
bebas adalah Bila bin Robah yang disiksa tuannya yang bernama Umayyah)
4)Wa aulahuu maulaahu abuu bakrin minal itqimaa aulaah.
(Yang kemudian selalu ditebus oleh Abu Bakar Shiddiq untuk dimerdekakan)
5)Tsumma aslama utsmaanu wa sa’dun wa sa’iidunwa thalhatu wabnu aufin wabnu ammatihii
shafiyyah.
(Seterunya berturut-turt masuk Islam; Utsman bin Affan Sa’ad bin Waqqash, Said bin Zaud, Thahah
bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin A Wam, saudara lelaki sepupu Nabi SAW dan lelaki
Shariyyah)
6)Wa ghairuhum mimman anhalahush shiddiqu rahhqat tashdiiqi wa saqaah.
(Adapun selain orang-orang tersebut masuk Islam atas usaha dan jasa Abu Bakar Shiddiq)
7)Wa maa zaalat ibaadatuhu shallallaahu alaihi wa sallama waash-habuhu makhfiyyah.
(Pada waktu itu, beliau SAW dan para sahabat masih sembunyi-sembunyi dalam menjalankan
ibadahnya)
8)Hatta unzilat alaihi fashda bimaa tu’maru fa-hajara bidu’aa-il khalqi ilallaah.
(Sehingga turun ayat surat Al-Hijjr, ayat 94, barulah beliau SAW bangkit menyeru ummat dengan
terang-terangan dan beribadah kepada Allah)
9)Wa lam yab’ud minhu qaumuhu hatta aaba aalihatahum wa amara birafdli maa
siwalwahdaaniyyah.
(Beliau mengecam kepada penyembah berhala dan mengajak supaya beribadah kepada Tuhan Yang
Tunggal)
10)Fatajara-uu alaa mubaarazatihii bil adaa wati wa adzaah.
(Ajakan beliau ini ditentang oleh kaum musyrikin dengan permusuuhan terbuka dan penganiayaan
terhadap para sahabatnya)
11)Wasytaddal alal muslimiinal balaaa-u fahaajaruu fii sanati khamsin ilannaahiyatin najaasyiyyah.
(Oleh karenanya, kaum muslimin mendapatkan tekanan yang sangat berat. Sehingga pada tahun
kelima dari kenabian terpaksa mereka berhijrah ke Habasyah)
12)Wahadaba alaihi ammuhu abuu thaalibin fa haabahu kullun minal qaumi wa tahaamaah.
(Melihat keadaan yang semacam ini, pamannya Abu Tholib merasa kasihan kepadanya, akhirnya
pamannya membela beliau dengan sekuat-kuatnya, sehingga mereka merasa takut dan tidak berani
menganggu beliau)
13)Wa furidla alaihi qiyaamu ba’dlin minas saa’aatil lailiyyah.
Universitas Sumatera Utara
46
(Pada malamnya, beliau diperintahkan Allah Ta’ala melakukan sholat malam)
14)Tsumma nusikha biqaulihii ta’aala faqra-uumaa tayassara minhu wa aqiimush shalaata.
(Kemudian kewajiban tersebut dibatalkan dengan turunnya ayat(faqra-uumaa tayassara minhu wa
aqiimush shalaata)
15)Wa turidla alaihi rak’ataaini bilghadaati wa rak’ataaini bil’asyiyyah.
(Lalu beliau diwajibkan melakukan sholat wajib dua rakaat di waktu pagi dan di waktu malam hari)
16)Tsumma nusikha bi iijaabish shalawaatil khamsi fii lailatil masraah.
(Kemudian diganti dengan kewajiban melakukan sholat lima waktu pada malam Isra’)
17)Wa maata abuu thaalibin fii nishfi syawwalin min aasyiril bi’tsati wa azhumat bimautihira
raziyyah.
(Abu Tholib meninggal pada tanggal 15 bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian, dan
sepeninggalnya itu bertambah besar pula penghinaan dan penganiayaannya)
18)Wa talathu khadiijatu ba’da tsalaatsati ayyaamin wa syaddal balaa-u’alal muslimiina uraah.
(Tiga hari kemudian menyusul lagi Khadijah wafat, sehingga bertambah besarlah musibah yang
menimpa kaum muslimin pada saat itu)
19)Wa auqa’at quraisyun bihii shallallaahu alaihi wa sallama kulla adziyyah.
(Penganiayaan kaum quraisy tehadap beliau SAW, semakin leluasa dan menjadi-jadi)
20)Wa ammaththaa ifa yad’uu tsaqiifan falam yuhsinuu bil ijaabati qiraah.
(Akhirnya beliau SAW, pergi ke Thaif untuk menyerahkan Islam kepada kaum Bani Tsaqif. Akan
tetapi smabutan mereka makin bertambah buruk)
21)Wa aghrau bihis sufaha-a wal abiida fasabbuuhu bi alsinatin badziyyah.
(Bahkan mereka ramai-ramai mengusir beliau dengan ucapan-ucapan yang kotor lagi keji)
22)Fa ramauhu bil hijaarati hattaa khudli bat biddimaa-i na’laah.
(Mereka melontari batu kepadanya, sehingga kasutnya berlumuran darah)
23)Tsumma aada shallallaahu alaihi wa sallama makkata haziinan fasa alahuu malakul jibaali fii
ihlaaki ahlihaa dzawil ushbiyyah.
(Kemudian beliau SAW, pulang kembali ke Makkah dengan menanggung luka-luka dan hati yang
tersayat pedih. Lalu Malaikat penjaga gunung bermohon, kepada beliau SAW, akan menghancurkan
kaum penentang yang berkeras hati)
24)Faqaala inni arjuu an yukhrijallaahu min ashlaa bihim man yatawallaah.
(Maka jawabnya; sesungguhnya saya memohon kepada Allah agar mengeluarkan generasi
berikutnya mau beriman dan menghambakan diri kepada Allah Ta’ala)
Universitas Sumatera Utara
47
8. Menceritakan tentang peristiwa hijrah Rasul, yaitu beliau diisra‟kan dan mi‟rajkan,
kemudian dinaikkan ke sidratul muntaha dan Allah mewajibkan kepadanya dan umatnya agar
melakukan sholat. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai
berikut :
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW)
1)Tsumma usriya biruuhihii wa jasadihii yaqadlatan minal masjidil haraami ilal masjidil aqsha wa
rihaabihil qudsiyyah.
(Kemudian beliau SAW, diisra’kan dengan jiwa dan raganya dalam keadaan jaga dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqsha.
2)Wa’urija bihii assamaawaati fara-aa aadama fil uulaa.
(Dan mi’raj kan kelangit berlapis tujuh. Dilangit pertama, beliau berjumpa dengan Nabi Adam)
3)Wa ra-aa fitstsaaniyati iisabna maryamal batuulil barratit taqiyyah.
(Dilangit kedua beliau bertemu dengan Nabi Isa bin Maeyam, seorang gadis yang suci dari
perbuatan noda, lagi bertaqwa kepada Allah Ta’ala)
4)Wabna khaalatihii yahyalladzi uutiyal hukma fii haali shibaah.
(Dan disan dia juga bertemu dengan Nabi Yahya, saudara lelaki sepupu Nabi Isa, yang ketika alim
sejak kecil)
5)Wa ra-aa fitstsaalitsati yuusufa bishuuratihil jamaaliyyah.
(Dilangit ketiga beliau bertemu dengan Nabi Yusuf yang sangat elok dan menarik hati)
6)Wa firraabi’ati idriisalladzii rafa-allaahu makaanahuu wa a’alaahu.
(Dilangit keempat beliaubertemu denagan Nabi Idris, Nabi yang ditinggikan derajatnya dihadapan
Allah Ta’ala)
7)Wa filkhaamisati haaruunal muhabba fil ummatil israa- iliyyah.
(Dilangit kelima beliau bertemu dengan Nabi Harun, Nabi yang amat disukai oleh kaum Bani Israil)
8)Wa fissaadisati muusalladzii kallamahullaahu ta’aalaa wanaajaah.
(Dilangit keenam beliau bertemu dengan Nabi Musa, Nabi yang ahli munajat kepada Allah Ta’ala
dan pernah berbicara langsung kepada-Nya)
Universitas Sumatera Utara
48
9)Wa fissaabi-ati ibraahiimalladzii jaa a rabbahuu bisalamaatil qalbi waththawiyyah.
(Dilangit ketujuh beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim, Nabi yang selamat hatinya dan mempunyai
sebutan yang baik)
10)Wa hafizhahuu min naari namruuda wa’aafaah.
(Nabi yang dijaga oleh Allah dari sengatan panas api Namrud)
11)Tsumma rufi-a ilaa sidratil muntahaa ilaa an sami’a shariifal aqlaami bil umuuril maqdliyyah.
(Kemudian beliau SAW, dianikkan ke Sidratil Muntaha, sehingga beliau dapat mendengarkan gresan
kalam di Lauhil Mahfuzh)
12)Ilaa maqaamil mukaafahatilladzii qarraba-hullaahu fiihi wa adnaah.
(Sampai kepada suatu tempar yang dinamakan Mukafahah, dimana beliau SAW menghadap langsung
dan munajat kepada Allah)
13)Wa amaatha lahuu hujubal anwaaril jalaaliyyah.
(Tersingkapilah tabir yang menutupi Nur keagungan-Nya)
14)Wa araahu bi-ainai ra’sihii min hadlratir rubuubiyyati maa araah.
(Dengan demikian, maka beliau SAW dapat memandang-Nya dengan mata kepalanya sendiri apa
yang dapat dilihatnya dari sifat keTuhanan-Nya)
15)Wabasatha lahuu busuuthal idlaali fil majaa-lidzdzaatiyyah.
(Dan terbentang baginya hamparan kasih mesra pada tempat kenyataan Dzat-Nya)
16)Wafaradla alaihi wa’alaa ummatihii khamsiina shalaatan tsummanhalla sahaabul fadhli faruddat
ilaa khamsin amaliyyah.
(Dan Allah Ta’ala mewajibkan kepadanya dan kepada ummatnya melakukan sholat lima puluh
waktu. Kemudian turunlah kemurahan Tuhan, akhirnya dikurangi hingga hanya tinggal lima waktu
yang wajib diamankan)
17)Wa lahaa ajrul khamsiina kamaa, syaa-ahuu fil azali wa qadlaah.
(Namun pahalanya tidak berkurang dari pahala sholat lima puluh waktu, sebagaimana apa yang
telah dikehendaki dan dihukumkan Allah pada zaman azali dahulu kala)
18)Tsumma aada fiilailatihii fashaddaqahush shiddiiqu bimasraah.
(Kemudian beliau SAW, pulang kembali pada malam itu juga, sedangkan orang yang mau
membenarkan peristiwa Isra Mi’rajnya itu hanya Abu Bakar Shiddiq)
19)Wa kullu dzii’aqlin wa rawiyyah.
(Dan orang-orang yang mempunyai pikiran yang sehat)
20)Wa kadzdzabat hu quraisyun wartadda man adlallahusy syaithaanu wa aghwaah.
Universitas Sumatera Utara
49
(Sebaliknya, kaum Quraisy sendiri mendustakan dan bahkan orang yang disesatkan dan ditipu oleh
syetan makin menjadi murtad)
9. Menceritakan tentang perjuangan Rasulullah melawan kafir Quraisy, yaitu beliau
menyatakan ke Rasulannya dengan terus terang kepada seluruh Quraisy, hingga pada saat itu
kaum Quraisy berniat untuk membunuh beliau, akan tetapi beliau terpelihara dan
diselamatkan Allah. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi
sebagai berikut :
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW)
1)Tsumma aradla nafsahuu alal qabba ili biannahuu rasuulullaahi fil ayyaamil mausi miyyah.
(Kemudian beliau SAW, menyatakan dengan terus terang ke Rasulannya kepada seluruh Quraisy,
pada hari-hari orang melakukan ibadah ibadah haji)
2)Fa aamana bihii sittatun minal anshaarikh tashshahumullaahu biridlaah.
(Terdapat enam orang daro sahabat Anshor yang suka rela menyatakan iman kepada Rasulullah)
3)Wa hajja minhum fil qaabilitsnaa asyara rajulan wa baaya uuhu bai-atan haqqiyyah
(Pada musim haji berikutnya, telah datang pula dua belas orang dari golongan sahabat Anshor yang
beribadah haji serta melakukan janji prasetia kepadanya)
4)Tsummansharafuu fadhaharal islaamu bil madiinati fakaanat ma’qilahuu wa ma’waah.
(Sepulangnya mereka ke tanah airnya, maka agama Islam tersiar dengan tersebar luas di kota
Madinah karena kota Madianah menjadi tempat kota pengungsian Nabi SAW, dan menjadi tempat
tinggalnya)
5)Wa qadima alaihi fil aamits tsaalitsi sab-uuna wa tsalaatsatun au khamsatun wamra ataani minal
qabaa ilil ausiyyati walkhazrajiyyah.
(Pada tahun ketiga dan hijrah datang lagi kepadanya rombongan tujuh puluh tiga, atau tujuh puluh
lima orang lelaki dan dua orang permpuan dari suku Aus dan Khazraj)
6)Fabaaya uuhu wa ammara alaihimutsnai asyara naqiiban jahaajihatan suraah.
(Mereka menyatakan baia’at kepada beliau SAW, dan beliau SAW memerintahkan dua belas orang
dari mereka untuk memimpinnya)
7)Fahaajara ilaihim mimmakkata dzul millatil islaamiyyah.
Universitas Sumatera Utara
50
(Sejak itu mereka lalu berkemas untuk melakuka hijrah dari Makkah menuju Madinah)
8)Wafaaraqulauthaana raghbatan fiima u-idda liman hajaral kufra wa naawaah.
(Dan mereka meninggalkan tanah airnya, karena mereka sadar dengan ampunan dan pahala orang
yang mau berhijrah dan meninggalkan perbuatan kufur)
9)Wa khaafat quraisyun an yalhaqa shallallahu alaihi wa sallama bi ash haabihii alal fauriyyah.
(Melihat keadaan yang semacam ini, kaum Quraisy merasa khawatir jika beliau SAW. Sendiri akan
menyusul hijrah mengikuti jejak para sahabatnya)
10)Fa’tamaruu biqatlihii fahafuzhahullaahu ta’aalaa min kaidihim wa najjaah.
(Lalu mereka bersiadang untuk membunuh beliau. Akan tetapi, beliau dipelihara dan selamatkan
Allah Ta’ala dari usaha jahat mereka)
11)Wa udzina lahuu shallallaahu alaihi wa sallama filhijrati faraqibahul musyrikuuna liyuu riduuhu
biza’mihim hiyaadlal maniyyah.
(Kemudian beliau diizinkan untuk berhijrah ke Madinah. Dan rencana itu telah diketahui oleh kaum
musyrikin, kemudian merkan melakukan pengintaian dan pengepungan rumahnya yang bermaksud
untuk membunuhnya)
12)Fakharaja alaihim wa natsara alaa ru-usihimut turaaba wa hatsaah.
(Akan tetapi beliau SAW, berhasil lolos keluar dari rumahnya dengan menaburkan tanah diatas
kepala mereka)
13)Wa amma ghaara tsaurin wa faazash shiddiiqufiihi bil ma’iyyah.
(Dan beliau SAW, berangkat menuju gua Tsur untuk sementara waktu bersembunyi bersama-sama
dengan Abu Bakar Shiddiq)
14)Wa aqaama fiihi tsalaatsan tahmil hamaa-imu wal anaakibu himaah.
(Beliau berdua bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari. Mereka menadapat perlindungan dari
burung-burung dan labah-labah yang membuat sarangnya di pintu gua Tsur)
15)Tsumma kharajaa minhu lailatal itsnaini wa huwa shallallaahu alaihi wa sallama kahiri
mathiyyah.
(Kemudian pada malam senin beliau berdua keluar dari gua dengan berkendaraan unta yang sangat
cepat jalannya)
16)Wa ta-arradla lahuu suraaqatu fabthala fiihi ilallaahi wa da-aah.
(Akan tetapi beliau ditengah jalan dihadang oleh Suraqah, maka berdo’alah beliau kepada Allah
memohon perlindungan-Nya)
17)Fasaakhat qawaa-imu ya’buu bihii fil ardlish sulbatil qawiyyah.
(Tiba-tiba, keempat kaki kendaraan Suraqah terbenam ke dalam bumi yang keras)
Universitas Sumatera Utara
51
18)Wa sa-alahul amaana famanahuu iyyaah.
(Maka Suraqah minta ampun dan keselamatan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan beliau
SAW, juga mengampuninya dan dia terus masuk Islam)
10. Menceritakan tentang keadaan fisik Rasulullah, yaitu sederhana tingginya, putih kulitnya
agak kemerahan, sehingga pada saat beliau berjabat tangan dengan orang masih ada berkas
semerbak tangannya. Beliau adalah orang yang sempurna akhlaknya. Sebagaimana yang
terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW)
1)Wakaana shallallaahu alaihi wa sallama akmalan naasi khalqan wa khuluqan dzaatin wa shifaatin
saniyyah.
(Nabi Muhammad SAW, adalah orang yang paling sempurna kejadiannya dan akhlaknya, yang
mempunyai sikap dan sifat yang luhur)
2)Marbuu,-alqaamati abyadlal launi musyarroban bihumratin waasi-al ainaini ak-halahumaa
ahdabal asyaari qad muni haz zajaja haajibaah.
(Sederhana tingginya, putih kulitnya agak kemerahan, dua belah matanya melebar, seolah-olah
bercelak, lembut bulu matanya, dua kening melengkung dan lembut rambutnya)
3)Mufallajal asnaani waasi-afami hasanahuu wa asi-al jabiini dzaa jabhatin hilaaliyyah.
(Bergigi rapi dan putih bersih, lebar mulunya da terlihat menarik lebar kanan-kiri dahimya, dahinya
bagaikan bulan sabit)
4)Sahlal khaddaini yuraa fii anfihii ba’dluhdi-idaabin hasanal irniina aqnaah.
(Yang halus pipinya dan behidung mancung dan bagus pangkal hidungnya)
5)Ba’iidama bainal mankibaini sabthal kaffaini dlakhmal karaadiisi qaliila lahmil aqibi katstsal
lihyati azhiimar ra’si sya-ruhuu ilasy syahmatil udzuniyyah.
(Renggang jarak antara dua tulang belikatnya, sderhana duatapak tangannya, tulang-tulang
sendinya besat, tipis tapak kainya, tebal rambut jenggotnya, besar kepalanya, rambutnya panjang
terurai hingga di bawah telinga)
6)Wa baina katifaihi khaatamun nubuwwati qad ammahun nuuru wa alaah.
(Diantara dua tulang belikatnya terdapat tanda keNabian cemerlang memancarkan cahaya)
Universitas Sumatera Utara
52
7)Wa’araqahuu kallu’lui wa’arfuhuu athyabu minan nafahaatil miskiyyah.
(Air keringatnya laksana butir-butir mutiara, yang berbau lebih semerbak dibanding dari minyak
kasturi)
8)Wa yatakaffa-u fii misy yatihii ka-annama yanhaththu min shababinir taqaah.
(Langkahnya tenang dan sopan, jalannya condong; seolah-olah turun dari tempat yang tinggi)
9)Wa kaana yushaafihul mashaafiha biyadihisy syariifaati.
(Beliau SAW, suka berjabat tangan dengan orang yang mau berjabat tangan dengan tangannya yang
mulia)
10)Fayajidu minhaa saa-iral yaumi raa ihatan abhariyyah.
(Dan jika berjabat tangan dengan tangannya yang mulia itu, maka bekas bau semerbak pada
tangaannyaitu masih ada dalam beberapa hari)
11)Wa yadla-uhaa alaa ra’sish shabiyyi.
(Jika beliau menjamah kepala anak kecil)
12)Fayu’rafu massuhuu lahuu min bainish shibyati wayudraah.
(Maka anak-anak kecil lainnya dapat mengenalnya, bahwa kepala bekas dijamah oleh beliau SAW,
karena baunya yang semerbak itu)
13)Yatala’la-u wajhuhusy syariifu tala’lu al qamari fillailatil badriyyah.
(Wajahnya berseri-seri bagaikan bulan pada malam bulan purnama)
14)Yaquulu naa-ituhu lam ara qablahuu walaa ba-dahuu mitslahuu wa laa basyarun yaraah.
(Orang yang biasa mengisahkan tentang beliau SAW, mengatakan saya belum pernah seseorang yang
dapat menyamai denganbeliau SAW, sejak dahulu hingga sekarang)
11. Menceritakan tentang akhlak budi pekerti yang ada pada diri Rasulullah, beliau orangnya
tawadlu, pemaaf, menyukai fakir miskin, menghormati orang lain, dan mau membantu
keperluan orang lain. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi
sebagai berikut :
Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli
wa sallim wa baarik alaih.
(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman
wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas
Nabi SAW)
Universitas Sumatera Utara
53
1)Wa kaana shallalaahu alaihi wa sallama syadiidal hayaa-i wattawaadlu-i yakhshifu na’lahuu wa
yarqa-u tsaubahuu wa yahlubu syaatahuu wa yasiiru fii khidmati ahlihii bisiiratin sariyyah.
(Beliau SAW, adalah orang yang sangat pemalu, dan tawadlu, mau memperbaiki terompahnya
sendiri, dan mau menambal pakaiannya sendiri, mau memerah kambingnya, dan mau membantu
keperluan dalam rumah tangganya)
2)Wa yuhibbul fuqaraa-a wal masaakiina wa yajlisu ma’ahum wa ya uudu mardlaahum wa yusyayyi-
u janna azahum wa laa yahqiru faqiiran adqa ahul faqru wa asywaah.
(Beliau menyukai fakir dan miskin, dan suka duduk bersama mereka, mau meninjau orang yang sakit
diantara mereka, mau mengantar jenazah mereka, dan tidak mau menghina orang fakir, betapapun
miskin dan melaratnya orang it)
3)Wa yaqbalul madzirata wa laa yuqaabilu ahadan bimaa yakrahu wa syamsyii ma’al ar-malati wa
dzawil ubuudiyyah.
(Beliau suka memberi maaf, dan tidak pernah menhadapinya dengan sikap yang membencikan, dan
mau berjalan dengan orang-orang yang lemah dan para budak belian)
4)Wa laa yahaabul muluuka wa yaghdlabu lillaahi ta’aalaa wa yardlaa liridlaah.
(Beliau tidak pernah merasa gentar menhadapi para raja, beliau marah karena Allah, dan ridha juga
karena-Nya)
5)Wa yamsyii khalfaash haabihii wa yaquulu khalluu zhahrii.
(Beliau senantiasa berjalan dibelakang para sahabatnya dengan sabdanya; berjalanlah kalian
didepan)
6)Lil malaa ikatir ruuhaaniyyah
(Biarlah dibelakangku para malaikat
7)Wayarkabul ba’iira wal farasa walbaghlata wahimaaran ba’dlul muluuki ilaihi ahdaah.
(Mau berkendaraan unta, kuda, bighol, dan keledai dari hadiah sebagai raja-raja)
8)Waya’shibu a’laa bathihil hajara minal juu’i waqad uutiya mafaatihal khazaainil ardliyyah.
(Untuk menanggulangi rasa lapar, maka beliau acap kali membungkus batu dengan kain yang
diikatka diperutnya, padahal kunci gudang perbendaharaan bumi berada ditangannya)
9)Waraawadat hul jibaalu bi an takuuna lahuu dzahaban fa abaah.
(Dan gunug-gunug menawarkan diri dijadikan gunung mas untuk keperluannya, tetapi ditolaknya)
10)Wa kaana shallallaahu alaihi wa sallama yu qillul laghwa wayabda-u manlaqiyahuu bissalaam.
(Beliau tidak suka bicara, melainkan seperlunya saja, dan beliau suka memberi salam kepada orang
yang dijumpainya)
11)Wa yutillush shalaata wa yaqshurul khutabal jumu-iyyah.
Universitas Sumatera Utara
54
(Beliau suka memperlamakan sholat dan mempersingkat khutbah jumah)
12)Wayata allafu ahlasy syarafi wa yukrimu ahlal fadhli wayamzahu yaquulu illaa haqqan
yuhibbuhullaahu ta’aalaa wa yardlaahu.
(Beliau menyukai orang yang mulia, menghormat orang yang utama, bersenda gurau dengan
sahabat-sahabatnya. Dan beliau tidak pernah berbicara melainkan yang benar-benar saja, yang
disukai Allah Ta’al dan diridlai-Nya)
13)Wa haanuhaa waqafa binaa jawaadul maqaali aniththiraadi fil halbatil bayaaniyyah.
(Hanya sampai disini kita cukupkan dahulu tentang kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW)
14)Wa balagha dlaa inul imlaa-i fii fadaafidil iidlaahi muntahaah.
(Dan mudah-mudahan riwayat ini akan memberikan kejelasan tentang kisah kehidupan beliauSAW,
mendatangkan faedah dan kepuasan bagi para pembaca)
3. Marhaban
(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Marhaban)
Selanjutnya dilakukan marhaban dengan posisi berdiri sebagai tanda sebuah
penghormatan, dalam marhaban biasanya juga dilakukan tepung tawar. Telah menjadi
kebiasaan pula, masyarakat Melayu memakai tepung tawar pada beberapa upacara seperti
pada perkawinan, sunatan dan lain-lain. Maka ditepung tawarilah yang berkepentingan
dengan pengharapan ia akan tetap selamat dan bahagia.
Universitas Sumatera Utara
55
Biasanya para peserta acara ikut bersuara menambah meriahnya marhaban. Dan tidak
lama kemudian peserta dipersilahkan untuk duduk dan membawakan marhaban samapai
dengan selesai.
Pengertian Marhaban secara istilah adalah suatu bentuk pertunjukkan seni Islam
dalam penyambutan sesuatu hal yang baru datang atau acara tertentu. Sedangkan, secara
bahasa Marhaban adalah berasal dari kata bahasa Arab (marhaba) yang artinya selamat
datang. Isi bacaan Marhaban menggunakan bahasa Arab yang memiliki makna selamat
datang kepada sang penerang cahaya iman dari zaman gelapnya jahiliyah hingga menuju
zamannya terang benderang. Kemudian isi tersebut disertai dengan puji-pujian terhadap Nabi
Muhammad SAW berupa shalawat .
Dalam kitab barzanji, terdapat nazam khas yang dibaca dengan lagu-lagu yang
menarik. Biasanya masyarakat Melayu Desa Bangun rejo menamakan pembacaan ini dengan
nama marhaban. Marhaban bertujuan sebagai mengingat Nabi Muhammad SAW serta dapat
menambah kemeriahan suatu acara yang dilaksanakan. Marhaban biasanya dibuat dengan
berkelompok, tidak ditentukan berapa jumlahnya dengan memilki satu orang imam salah satu
diantaranya dan yang lainnya sebagai makmum yang menyambut lantunan dari imam.
Marhaban biasanya dilakukan oleh perempuan dan dibuat dengan berkelompok, tidak
ditentukan berapa jumlahnya dengan memiliki satu orang imam, salah satu diantaranya dan
yang lainnya sebagai makmum yang menyabut lantunan dari imam.
Dalam pelaksanaannya, proses marhaban dilakukan dengan cara duduk awalnya yaitu
pada saat imam membacakan rawi (pembacaan ayat-ayat), kemudian dilanjutkan dengan
berdiri dan di ikuti seluruh peserta untuk berdiri sebagai tanda sebuah penghormatan,
biasanya para peserta acara ikut bersuara menambah meriahnya marhaban. Dan tidak lama
Universitas Sumatera Utara
56
kemudian peserta dipersilahkan untuk duduk dan membawakan marahaban samapai dengan
selesai. Adapun isi dari marhaban ialah sebagai berikut :
Shallallaahu ‘alaa muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
Marhaba yaa marhabaa yaa marhabaa
(Selamat datang, wahai selamat datang, wahai selamat datang)
Marhaba jaddal husaini marhaba
(Selamat datang Eyangnya Hasan Husain, wahai selamat datang)
Thola’al badru ‘alaina
(Terbit sudah Bulan Purnama Raya, atas kedatangan Baginda yang mulia)
Min tsaniyatil wadaa’i
(Kedatangannya dari negeri yang mulia, kepada kita umat semuanya)
Wajabas syukru alaina
(Wajiblah kita bergembira, atas kedatangan yang mulia)
Ma da’a lillahi da’i
(Kita bersyukur sepanjang masa, selamat orang berdo’a kehadirat Ta’ala)
Ayyuhal mab’utsu fiina
(Wahai yang diutus kepada kami, wahai Muhammad yang sangat kami cintai)
Ji’ta bil amril mutha’i
(Kedatangan membawa perintah Ilahi, yang senantiasa mesti kita patuhi)
Kun syafi’an yaa ha bibanaa
(Wahai Muhammad junjungan kami, pemimpin besar makhluk insani)
Yauma hasyri wajtima’i
(Syafa’atkanlah kami, wahai Nabi, Dihari Mahsyar di akhirat nanti)
Rabbana shalli’alaaman
(Ya Tuhan yang Maha Rahman, mengharapa memohon kami sekalian)
Halla fii khairil bi qaa’i
(Kiranya engkau kurniakan rahmat kesejahteraan, atas Muhammad sebaik-baik insan)
Fasbilissitru ‘alaina
(Ya Allah, Tuhan yang Maha Rahman, yang mengabulkan do’a segala permintaan)
Ya mujiban kulla daa’i
(Kurniakanlah kami dari sisi-Mu keampunan, ulurkanlah kami kemaafan bagi kami sekalian)
Marhaba yaa marhabaa yaa marhabaa
(Selamat datang, wahai selamat datang, wahai selamat datang)
Marhaba jaddal husaini marhaba
(Selamat datang Eyangnya Hasan Husain, wahai selamat datang)
Shallallaahu ‘alaa muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam
Universitas Sumatera Utara
57
4. Do’a
(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Doa)
Setelah selesai lalu dilanjutkan lagi dengan doa yang dipimpin oleh imam. Setelah
pembacaan doa dilakukan, selanjutnya dilakukan dengan menghidangkan hidangan untuk
dinikmati oleh seluruh undangan dan hadirin yang hadir.
Secara bahasa, kata do‟a itu bermakna seruan, jadi berdo‟a itu artinya menyeru,
mengucap, memanggil. Sedangkan secara istilah do‟a adalah suatu permohonan atau
permintaan dan ucapan kepada Allah SWT sebagai penguasa alam semesta, seperti contoh :
meminta ampunan, pertolongan, mohon diberikan kesehatan, rezeki yang halal dan lain
sebagainya. Adapun do‟anya sebagai berikut :
1)Allaahuma yaa baasithal yadaini bil athiyyah.
(Ya Allah, Tuhan yang melebarkan kedua tangan-Nya untuk memberi)
2)Yaa man idzaa rufi’at ilaihi akufful abdi kafaah.
(Wahai Dzat, apabila tapak tangan hamba diangkat untuk bermohon tentu dicukupinya)
3)Yaa man tanazzaha fii dzaatihii wa shifaatihil ahadiyyah.
(Wahai Dzat, yang suci pada Dzat dan sifat-sifat-Nya)
Universitas Sumatera Utara
58
4)An an yakuuna lahuu fiiha nadhaa-iru waasybaah.
(Dari para sekutu dan segala sesuatu yang diserupakan dengan-Nya)
5)Yaa man laa yurjaa ghairuhuu wa laa yu awwalu alaa siwaah.
(Wahai Dzat yang tidak diharapkan selain-Nya, dan tidak pula ditangiskan karena selain-Nya)
6)Yaa manistanadal anaamu ilaa qudratihil qayuumiyyah.
(Wahai Dzat yang seluruh makhluk bersandar kepada sifat kekuasaan-Nya yang berdiri sendiri)
7)Wa arsyada bifadhlihii manistarsyadahuu wastahdaah.
(Yang dengan keutamaan-Nya memberikan petunjuk kepada orang yang memohon petunjuk dan
bimbingan kepada-Nya)
8)Nas alukallahumma bi anwaarikal qudsiyyah.
(Kami mohon kepada-Mu, Ya Allah dengan Nur-Mu yang suci)
9)Allati azaahat min dhulumaatisy syakki dujaah.
(Yang dapat melenyapkan kegelapan, dari kegelapan keraguan)
10)Wa natawassalu ilaika bisyarafidz dzaatil muhammadiyah.
(Dan kami berperantaraan kepada-Mu dengan kemuliaan Dzat Al Muhammadiyah)
11)Wa man huwa aakhirul anbiyaa-i bishuuratihi wa awwaluhum bima’naah.
12)(Dan orang yang menjadi penutup para Nabi pada wujudnya, dan menjadi permulaannya pada
pengertiannya)
13)Wa bi aalihi kawaakiba amnil bariyyah.
(Dan berperantaraan dengan keluarganya, bintang-bintang keamanan umat manusia)
14)Wa safiinatis salaamati wannajaah.
(Dan bagaikan bahtera keselamatan)s
15)Wabiash-haabihii hidaayati wal afdlaliyyah.
(Juga berperantaraan dengan para sahabatnya yang mempunyai sifat-sifat keutamaan)
16)Alladziina badzaluu nufuusahum lillaahi yabtaghuuna fadhlam minallaahi.
(Yaitu orang-orang yang menyerahkan jiwanya, karena mengagungkan nama Allah dengan tujuan
menuntut anugerah karunia-Nya)
17)Wa bihamalati syarri atihil ulil manaqibi wal khushuushiyyah.
(Dan berperantaraan dengan para pengemban syariata-Nya, pemilik kebaikan dan mempunyai
tingkat keistimewaan)
Universitas Sumatera Utara
59
18)Alladziinas tubsyiruu bini’matin wa fadhlin minallaah.
(Yaitu orang-orang yang menuntut kesenagan dengan nikmat dan karunia dari Allah)
19)An tuwaffiqanaa fil aqwaali wala’maali li-ikhlaashinniyyah.
(Permohonan kami, agar Engkau memberikam taufiq kepada kami dalam perkataan dan perbuatan
demi niat yang ikhlas)
20)Watunjiha likullim minal haadliriina wal ghaaibiina mathlabahuu wa munaah.
(Dan agar engkau memenuhi tuntutan dan harapan kepada setiap orang yang hadir, dan orang-
orang yang sedang dalam berpergian)
21)Wa tukhallishanaa min asrisy syahawaati wal adwaa-il qalbiyyah.
(Agar engkau menyelamatkan dari penjara syahwat dan penyakit-penyakit hati)
22)Wa tuhaqqiqa lanaa minal aamaali maa bika dhanannaah.
(Dan semoga engkau mewujudkan cita-cita kami terhadap apa yang kami duga ada pada-Mu)
23)Watakfiina kulla mud lahimmatin wabaliyyah.
(Dan menghindarkan kami dari setiap kegelapan hati dan bencana)
24)Wa laa taj’alnaa mimman ahwaahuu hawaah.
(Dan janganlah engkau menjadikan kami termasuk orang-orang yang mengikuti kehendak hawa
nafsu)
25)Wa tudniya lanaa min husnil yaqiini quthuu fan daaniyatan janiyyah.
(Dan hendaknya engkau mendekatkan kami kepada keyakinan yang baik, berupa buah-buahan yang
dekat, yang bisa dipetik)
26)Wa tamhuwa annaa kulla dzanbin janainaah.
(Dan engkau hapuskan setiap dosa yang telah kami lakukan)
27)Wa tastura likullim minnaa aibahuu wa’ajzahuuwa hashrahuu wa’iyyah.
(Dan agar engaku menutupi aib, kelemahan dan kesusahan masing-masing diantara kami)
28)Watusahhila lanaa min shaalihil a’maali maa azza dzuraah.
(Agar engkau memudahkan kami untuk melakukan amal saleh yang mulia puncak-puncaknya)
29)Wa ta-umma jam’anaa haadzaa min khazaaini minahikas saniyyah.
(Dan engkau ratakan kepada kami karunia-karunia-Mu yang tinggi dari gudang pemberian-Mu yang
luhur)
30)Birahmatin wamaghfiratin wa tudiima amman siwaaka ghinaah.
Universitas Sumatera Utara
60
(Dengan rahmat dan magfirah, serta engkau kekalkan kecukupan dari selain-Mu)
31)Allaahumma innaka ja-alta likulli saailin maqaaman wamaziyyatan wa likulli raajin maa
ammalahuu fiika rajaah.
(Ya Allah sesungguhnya engkau telah menjadikan kedudukan dan kemuliaan bagi setiap orang yang
memohon. Dan telah menjadikan hal-hal yang diangan-angan dan diharapkannya)
32)Wa qad sa-alnaaka raajiina mawaahi bakal la dunniyah.
(Dan kami telah bermohon pemberian dari sisi-Mu dengan penuh pengharapan)
33)Fahaqqiq lanaa maa minka rajaunah.
(Maka perkenankanlah kiranya engkau nyatakan apa yang kami harap-harapkan)
34)Allaahumma aaminirrau aati wa ashlihir ruaata warra-iyyah.
(Ya Allah, amankanlah hal-hal yang mengkhawatirkan hati kami, dan perbaikilah pimpinan-pimpinan
dan rakyat kami)
35)Wa a’dhimil ajra liman ja-ala haadzal khaira fii(haadzal yaumi wa ajraahu) allaahum maj’al
haadzihil baldata wa saa-ira bil aadil islaami aami natar rakhiyyah
(Dan berilah pahala besar kepada orang yang berbuat kebaikan pada hari ini. Ya Allah, jadikanlah
negara kita ini dan seluruh negara-negara Islam, suatu negara yang aman dan subur makmur)
36)Wasqinaa ghaitsan ya-ummun siyaabu saibihis sabsada warubaah.
(Dan turunkalah hujan yang rata derasnya pada padang belantara dan dataran tinggi)
37)Waghfir linaasiji haadzihil buruudil mu-habbaratil maulidiyyah.
(Dan ampunilah orang yang menenun kain bercorak panjang yang bagus dari riwayat Maulid ini)
38)Sayyiddinaa ja’far’in man ilal barzanjiyyi nisbatuhuu wa muntamaah.
(Sayyid Ja’far yang dinisbatkan dan disebut Al-Barzanji)
39)Wa haqqiq lahul fauza biqurbika warrajaa-a wal umniyah.
(Dan nyatakanlah kepadanya keberuntungan harapan, dan angan-angan untuknya dengan
kedekatan-Mu)
40)Waj’al ma-al muqarrabiina maqiilahuu wa suknaah.
(Dan jadikanlah tempat kediamannya beserta orang-orang yang berhampiran dengan-Mu)
41)Wastur lahuu aibahuu wa’ajzahuu wahashraahuu wa’iyyah.
(Dan tutuplah aib, kelemahan dan kesudahannya)
42)Wa kaatibihaa wa qaari-ihaa wa man ashaa-kha ilaihaa sam’ahuu 00000wa asghaah.
Universitas Sumatera Utara
61
(Demikianlah pula kepada penulisnya, orang yang membacanya, dan orang yang memperdengarkan
dan memperhatikan kepada riwayat kitab ini)
43)Allahumma wa shalli wa sallim alaa awwali qaabilin littajallii minal haqiiqatil kulliyyah.
(Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada orang pertama yang menerima kejelasan
hakikat yang menyeluruh)
44)Wa alaa aalihii washahbihii waman nasharahuu wawaalaah.
(Kepada keluarganya, sahabatnya, orang-orang yang menolong agamanya, dan orang yang
mengikutinya)
45)Maa syunnifatil aadzaanu min washfihid durriyyi bi-aqraathin jauhariyyah.
(Selama masih ada telinga yang bersubang dengan subang permata dari mendengarkan sifat-
sifatnya, yang sama seperti mutiara)
46)Wa tahallat shuduurul mahaafilil muniifati biuquudi hulaah.
(Dan dada-dada pertemuan yang tinggi dengan kalung-kalung perhiasan)
47)Wa afdlalush shalaati wa atammut tasliimi alaa sayyidina wa maulaana muhammadin khaatamil
anbiyaa-i wal mursaliina.
(Sholawat yang paling utama dan salam paling utama semoga dilimpahkan kepada junjungan kita,
Muhammad penutup para Nabi dan Rasul)
48)Wa ‘alaa aalihii wa shahbihii ajma-iina.
(Dan semoga atas keluarga dan sahabatnya seluruhnya)
49)Subhaana rabbika rabbil izzati amma yashifuuna.
(Maha suci Tuhanmu, Tuhan yang mempunyai kemuliaan, suci dari segala apa yang dikatakan oleh
orang kafir)
50)Wa salaamun alal musaliina.
(Salam sejahtera bagi para Rasul)
51)Walhamdu lillaahi rabbil aalamiina.
(Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam)
5. Penutup
Kata-kata penutup disampaikan oleh salah seorang anggota barzanji (marhaban).
Yaitu dengan mengucapkan pesan-pesan dan nasihat kepada kedua mempelai yang kelak
nantinya akan menjadi sebuah keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan rukun.
Universitas Sumatera Utara
62
Sekaligus mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah menyempatkan
waktunya, untuk turut serta hadir dalam pelaksanaan barzanji. Setelah meyampaikan kata-
kata penutup maka berakhirlah suatu tradisi barzanji yang ada dalam masyarakat Melayu
Desa Bangun Rejo.
4.6 Fungsi Tradisi Barzanji
Barzanji yang juga bagian dari folklor rakyat sebagian lisan, tidak melepaskan fungsi
sebagai mana yang telah dinyatakan Bascom (dalam Danandjaja,1982:19). Adapun fungsi
tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo dalah sebagai
berikut :
1. Sebagai Alat Pencerminan Angan-Angan Suatu Kolektif (Hiburan)
Tradisi barzanji berfungsi sebagai media hiburan bagi masyarakat Melayu di Desa
Bangun Rejo. Sebagai mana dikatakan diatas dari fungsi tradisi barzanji, karena fungsi dari
angan-angan suatu kolektif itu sendiri dimaksudkan dalam upaya untuk mencapai sesuatu
bersama-sama. Maka dari itu adanya barzanji terlihat dari pertunjukkan secara keseluruhan.
Hal ini didasari oleh pada saat barzanji berlangsung masyarakat beramai-ramai datang ke
pesta perkawinan untuk langsung melihat barzanji bertersebut. Dan hal lain yang menjadi
minat dan perhatian masyarakat ialah ketika saat alat musik gendang atau rebana
ditabuh/dimainkan dalam pelaksanaan barzanji tersebut. Maka tidak heran jika pelaksanaan
barzanji yang dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo ramai disaksikan
oleh masyarakat tersebut. Yang menjadi hiburan bagi masyarakat adalah dimana saat rubano
atau gendang ditabuh dan saat pelaksana barzanji memulai atau memuncak di hadapan
pengantin.
Universitas Sumatera Utara
63
2. Sebagai Integritas Sosial
Integritas sosial dalam tradisi barzanji pada perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun
Rejo dapat dilihat dari tetap terjaganya tradisi barzanji ini sampai sekarang. Dimana
masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo masih melaksanakan tradisi ini,dan masih
mepertahankan kebudayaan Melayu ini. Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo sangat
antusias dan berusaha keras untuk mewujudkan jalannya acara menjadi lancar tanpa adanya
halangan suatu apapun. Keluarga maupun para pelaksana barzanji dan masyarakat setempat
terintegritas mulai dari persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tradisi
barzanji, serta keamanan dan kenyamanan yang selalu dijaga dalam tradisi barzanji
3. Sebagai Pelestarian Adat Melayu
Tradisi barzanji di Desa Bangun Rejo termasuk salah satu adat istiadat khas Melayu yang
perlu sekali di lestarikan dan selalu dijaga keasliannya sebagai ciri kebudayaan suatu daerah.
Tradisi barzanji ini merupakan suatu bentuk nyata dari upaya pelestarian adat istiadat
masyarakat Melayu. Dari tradsi ini diharapkan pelestarian tradisi barzanji terus di
kembangkan sehingga akan menimbulkan dan muncul rasa memiliki atau mempunyai
terhadap tradisi ini dan juga menjadikan tradisi barzanji sebagai tradisi yang dapat bertahan
dalam perkembangan zaman.
4. Sebagai Pengajaran Ilmu
Tradisi barzanji di Desa Bangun Rejo merupakan kegiatan yang didalamnya mengandung
dan sarat akan nilai-nilai positif bagi masyarakat, khususnya generasi muda.
Menurut Horrocks, pengertian nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu atau
kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu
yang dibutuhkan. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan secara perlahan
diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknya.
Universitas Sumatera Utara
64
Nilai artinya yaitu berguna, berdaya, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang
baik dan bermanfaat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan
dalam hal mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian demi mendapatkan
sesuatu yan bermanfaat. Nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena mencakup
pemikiran dari seseorang. Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama
dengan individu yang satu.
Adapun beberapa nilai-nilai yang terkandung pada tradisi barzanji dalam perkawinan
adalah antara lain : nilai pendidikan ketuhanan, nilai pendidikan sosial, nilai budaya.
a. Nilai Pendidikan Ketuhanan (Religius)
Menurut pandangan informan tradisi barzanji ini mengandung nilai-nilai pendidikan
ke Tuhanan. Bentuk dan wujud rasa syukur pada tradisi barzanji dalam perkawinan
masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo adalah pada saat tradisi barzanji dilakukan. Berbagai
rangkaian tahapan-tahapan dalam pelaksanaan tradisi barzanji tersebut sebagai pengungkapan
rasa syukur dari keluarga atas acara perkawinan tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
dapat meningkatkan kadar religiusitas seseorang. Selain itu, masyarakat juga dapat
mengambil hikmah dan pelajaran dari perjalanan kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Adapun salah satu contoh wujud nilai religius yaitu akhlak kepada Allah SWT.
Akhlak kepada Allah SWT ialah cerminan dari karakter religius. Sebagaimana yang
terkandung dalam bait barzanji yang berbunyi sebagai berikut :
له 0ابتدءاليلءباسى انذا ت انعهية ا افيض انبزكات عم يا انانو ارده 0يستدر دي اثني بح
0سـاعغةىنية
Universitas Sumatera Utara
65
Artinya: ’’Saya mulai menulis kitab ini dengan nama Allah Yang Maha Agung, seraya
memohon ampun limpahan berkah atas apa yang telah diberikan-Nya’’. Dan juga saya memanjatkan
puja dan puji, dengan yang tak ada henti-hentinya.
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT, yang diutus menjadi khalifah dimuka
bumi, memiliki kewajiban menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,
merupakan perwujudan sikap beriman dan bertakwa dari seorang hamba yang mempercayai
adanya Tuhan. Untuk itulah kita selalu bersyukur disetiap apa yang telah diberikannya.
Bersyukur merupakan salah satu sifat terpuji yang memiliki pengertian yaitu suatu sikap
penuh rasa terima kasih atas nikmat dan karunia yang yang telah diberikan Allah. Itulah yang
tergambarkan dalam kitab barzanji tersebut, dengan kita bersyukur kepada Allah atas nikmat-
nikmat-Nya. Nilai semacam inilah yang harus kita sadari sebagai makhluk ciptaan-Nya,
karena bahwa segala sesuatu harus dikaitkan dengan Allah sebagai Dzat Yang Maha Agung.
b. Nilai Pendidikan Sosial
Menurut pandangan informan mengandung nilai sosial. Nilai pendidikan sosial sangat
diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat karena nilai ini akan mengatur dan bagaimana
cara masyarakat dalam bermasyarakat dengan lingkungannya. Tradisi barzanji dalam
perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo merupakan ruang bagi masyarakat untuk
saling membantu, saling bertemu, dan bersosialisasi antara satu dengan yang lainnya. Tradisi
barzanji mempertemukan antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya, yang mungkin
dahulu mereka jarang bertemu, sehingga dengan adanya dan dilaksanakannya tradisi barzanji
akan tumbuh dan eratnya tali persaudaraan dan ikatan sosial dalam masyarakat. Wujud nilai
pendidikan sosial gotong-royong dalam tradisi barzanji dapat dilihat dari seluruh rangkaian
acara. Dalam seluruh tahapan-tahapan baik keluarga, para pelaksana barzanji dan masyarakat
bergotong royong untuk memperlancarkan tradisi barzanji dalam perkawinan. Dan dengan
Universitas Sumatera Utara
66
dilakukannya tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu akan timbul dan
munculnya rasa kesatuan dan solidaritas sosial diantara masyarakat Melayu Desa Bangun
Rejo.
Adapun contoh wujud nilai pendidikan sosial yaitu dengan sikap rendah hati, ramah,
dan gotong royong.
Rendah hati ialah sebuah sikap terpuji yang menjauhi sikap sombong, sebagaiman
terkandung dalam bait barzanji yang berbunyi sebagai berikut :
و رائحةعبيزية زيفة فيجدينياسائزاني صا فح بيده انش كانايصافح ان ساكين 0 ان يحب انفقزء
يجه اه اش ا ادقعو انفقز ليحقزفقيز يشيع جنائزىى ديزضاىى يع 0س يعيى
Artinya : ’’Beliau suka berjabat tangan dengan orang yang mau berjabat tangan dengannya
yang mulia. ’’ Beliau menyukai fakir dan miskin, dan suka duduk bersama sama mereka, mau
meninjau orang yang sakit diantara mereka, mau mengantarkan jenazah mereka, dan tidak mau
menghina fakir, betapapun miskin dan melaratnya orang itu.
Ramah merupakan sikap dan prilaku yang membuat orang lain maupun diri sendiri
senang dan tenang, serta berusaha menghindarai sikap kasar, sebagaimana yang terkandung
dalam bait barzanji yang berbunyi sebagai berikut :
ا ينحط ين صبب ارتقاه يتكفا في يثيتو كا ن
Artinya : langkahnya tenang dan sopan, jalannya condong, seolah-olah turun dari
tempat yang tinggi.
Gotong royong, wujud nilai pendidikan sosial gotong royong dalam tradisi barzanji
dapat dilihat pada seluruh rangkaian upacara. Dimana masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo
bekerja sama dalam menyiapkan dan menyukseskan acara tersebut sampai selesai. Dari
tradisi barzanji inilah lahirlah rasa kesatuan, solidaritas, dan kebersamaan sosial .
Universitas Sumatera Utara
67
c. Nilai Budaya
Manusia dalam kehidupan bermasyarakat selalu didasari oleh nilai-nilai budaya yang
diakui oleh masyarakat itu. Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat. Melville J. Herskovit
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan, bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Koentjaraningrat dalam Nasution (2007) memahami budaya adalah keseluruhan
sistem, gagasan, tindakan, dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan manusia dengan belajar. Jadi, budaya di peroleh melalui belajar.
Dari defenisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan pengertian mengenai kebudayaan
yang mana akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak.
Adapun nilai budaya pada tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu
Desa Bangun Rejo terlihat pada tradisi masyarakat setempat, yang mana tradisi barzanji
dalam perkawinan ini masih tetap dilaksanakan sampai sekarang, apabila seorang keluarga
baru saja mendapat anugrah dari Allah SWT maka masyarakat setempat menyambut
perkawinan tersebut dengan melaksanakan sebuah tradisi yaitu, tradisi perkawinan
masyarakat Melayu, dimana dalam tradisi tersebut dilaksanakan menurut adat setempat serta
dilengkapi dengan berbagai macam perlatan-peralatan seperti rebana atau gendang.
Secara menyeluruh, dengan adanya tradisi barzanji ini tentu dapat mengeratkan
hubungan antara satu dengan yang lainnya, serta keterlibatannya masyarakat yang secara
bersama-sama dengan diadakannya tradisi barzanji tersebut, yang nantinya akan timbul serta
Universitas Sumatera Utara
68
memberi kesan baik dan semangat yang menyeluruh, dan dapat memupuk ikatan
persaudaraan dalam bermasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari rangkaian yang telah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan,
dan dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan tepatnya di Desa Bangun Rejo, maka
dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Barzanji merupakan isi bacaan puji-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW
yang dilantunkan dengan irama atau nada, yang didalamnya bertutur kehidupan Nabi
Muhammad SAW yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak,remaja,dewasa,hingga
diangkat menjadi Rasul, serta mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad,
dan berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Nama barzanji diambil dari
nama pengarangnya, yangbernama Syekh Ja‟far Al-Barzanji.
2. Tradisi barzanji berfungsi sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kolektif (hiburan),
sebagai integritas sosial, sebagai pelestarian adat Melayu, serta sebagai pengajaran ilmu yang
didalamnya terdapat sarat akan nilai religius, nilai sosial, dan nilai budaya.
3. Tradisi barzanji biasanya dilaksanakan atau dimulai disebuah rumah warga. Acara
barzanji diawali dengan menyampaikan kata sambutan, lalu pembacaan rawi, lalu dilakukan
marhaban sampai selesai, setelah selesai dilanjutkan dengan doa, dan ditutup dengan kata-
kata penutup.
4. Alat musik yang digunakan ketika melakukan barzanji adalah rebana atau gendang.
5. Tradisi barzanji,memadukan berbagai kesenian, antara lain ialah seni musik, seni tarik
suara. Tradisi barzanji memiliki arti penting bagi pemeliharaan suatu kehidupan sosial
Universitas Sumatera Utara
70
budaya masyarakat Melayu. Karena disisi lain tradisi barzanji ini berfungsi sebagai perekat
antara keluarga dan antara anggota masyarakat.
6. Tradisi barzanji digunakan pada resepsi perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun
Rejo. Tradsi barzanji wajib dilaksanakan masyarakat Melayu jika ingin menikahkan anaknya
karena dianggap sebagai salah satu tradisi turun-temurun yang dijalankan oleh masyarakat
Melayu di Desa Bangun Rejo. Hal ini dianggap sebagai pelengkap dan penyempurna acara
pesta perkawinan Melayu tersebut
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan penulis mempunyai beberapa harapan bagi
pengembangan yang lebih baik, adapun saran yang diharapkan sebagai berikut :
1. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo
dapat menjaga, mengembangkan serta melestarikan tradisi yang ada di Kecamatan Tanjung
Morawa agar tradisi barzanji bisa tetap terpelihara dan tehindar dari kepunahan.
2. Penulis berharap, dengan adanya penelitian dapat meningkatkan pemberian informasi
kepada generasi muda agar tradisi barzanji yang merupakan warisan budaya tetap di
pertahankan dan dipelihara agar tidak kehilangan ataupun punah budaya leluhurnya.
3. Diharapkan kepada pihak pemerintah daerah Kecamatan Tanjung Morawa turut ikut serta
perannya dalam membina dan menjaga kelestarian budaya lokal. Karena kebudayaan lokal
merupakan aset bangsa yang harus diperhatikan. Serta kelestarian keberadaannya sebagai ciri
bangsa yang berbudaya dan beradab.
4. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan pembelajaran serta menjadi referensi dan
khazanah ilmu pengetahuan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimin. 1996. Buku Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimin. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenda Media.
Danandjaja, James. 1982. Folklore indonesia : ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta:
Pustaka Utama Graffiti..
Endraswara, Suwardi.2009. Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, Dan Aplikasi.
Yogyakarta: Media Preesindo.
Koentjaraningrat. 1990. Pengatar Ilmu Budaya Antropologi. Jakarta: Gramedia.
Malinowski. 1987. Teori Fungsional dan Struktural dalam Teori Antropologi I. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Sedyawati, Edi. 1996. Kedudukan tradisi lisan dalam ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu budaya,
Warta ATL, edisi II/Maret, Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia.
Sedyawati, Suharsimi. 1996. Tradisi Sebagai Tumpuan Kreativitas Seni. Jakarta: Bina
Aksara.
Sibarani, Robert. 2012. Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta
Selatan: Asosiasi Tradisi Lisan.
Strauss, Anselm dan Julier Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Diterjemahkan
oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Supardi, Imran AH. 1991. Barzanji Terjemahan Indonesia. Medan: Sumber Ilmu Jaya.
Syafiie, Inu Kencana, 2004. Pengantar Filsafat. Bandung : PT Refika Aditama
Syaifuddin, Wan, 2016. Pemikiran Kreatif Dan Sastra Melayu Tradisi. Yogyakarta : Gading
Publishing
Tantawi, Isma. 2014. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung: Citapustaka Media.
Tumanggor, Rusmin, dkk. 2014. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.
Universitas Sumatera Utara
72
Winda. Sembiring. 2011. “Fungsi Guro-Guro Aron pada Masyarakat Karo: Kajian Folklor”.
Skripsi. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Ya‟cub, Abubakar. Barzanji. Medan: PP Damai.
Website:
(http://id.wikipedia.org/wiki/tradisi.)
(http://amustofa.blogspot.com/2009/03/barzanji.)
(http://www.sarkub.com/2013/sejarah-al-barzanji.)
(http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.)
(http://almanhaj.or.id/2583-barzanji.html.)
Universitas Sumatera Utara