79
FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU DESA BANGUN REJO: KAJIAN FOLKLOR SKRIPSI DIKERJAKAN OLEH : NAMA : AGUS SAPUTRA NIM : 130702033 PROGRAM STUDI SASTRA MELAYU FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN

MASYARAKAT MELAYU DESA BANGUN REJO: KAJIAN

FOLKLOR

SKRIPSI

DIKERJAKAN OLEH :

NAMA : AGUS SAPUTRA

NIM : 130702033

PROGRAM STUDI SASTRA MELAYU

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT MELAYU

DESA BANGUN REJO : KAJIAN FOLKLOR

SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan Oleh :

AGUS SAPUTRA

130702033

Diketahui Oleh :

Dosen Pembimbing

Dra. Mardiah Mawar Kembaren, M.A., Ph.D

NIP. 196502281991032001

Disetujui Oleh

Program Studi Bahasa dan Sastra Melayu FIB USU

Ketua

Dr. Rozanna Mulyani, M.A

NIP. 196006091986122001

Universitas Sumatera Utara

Page 3: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

ABSTRAK

Agus Saputra, 2017. Judul skripsi : Fungsi Tradisi Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat

Melayu Desa Bangun Rejo : Kajian Folklor

Penelitian ini merupakan penelitian tentang tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat

Melayu Desa Bangun Rejo yang ditinjau dari kajian folklor. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memaparkan tata cara pelaksanaan barzanji serta fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan

masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo. Penulis menggunakan teori fungsi yang terdapat dalam

folklor, yang dikemukakan oleh James Danandjaja dalam mengkaji skripsi ini. Adapun metode

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif

karena sangat tepat untuk mendeskripsikan keadaan di lapangan serta dapat menyajikan dan

menganalisis data secara sistematik, faktual dan akurat.Tradisi barzanji memiliki arti penting

bagi pemeliharaan sosial budaya masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo. Hasil penelitian ini

adalah tradisi barzanji memiliki peranan yang sangat penting dalam perkawinan Melayu, karena

tradisi barzanji merupakan kelengkapan yang harus ada dalam perkawinan Melayu, serta

berfungsi sebagai perekat anatara keluarga dan antara anggota masyarakat. Untuk itulah tradisi

barzanji masyarakat Melayu perlu dijaga kelestariannya agar tidak mudah hilang dan punah oleh

perkembangan zaman.

Kata kunci: Barzanji, Melayu Desa Bangun Rejo, Teori Fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 4: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat,

hidayah dan karunia-Nya yang telah memberikan anugerah, kesempatan dan pemikiran kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktunya.

Adapun judul skripsi ini adalah Fungsi Tradisi Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat Melayu

Desa Bangun Rejo. Skripsi ini hadir guna untuk memenuhi syarat untuk dapat menempuh ujian

komprehensif memperoleh gelar sarjana sastra pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara Medan.

Penulisan skripsi ini, penulis susun dengan semaksimal mungkin dengan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi l ini. Untuk itu

penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam

penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini, masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Oleh karean itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan ini

dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca dan bagi seluruh

kalangan yang membutuhkan.

Medan, Januari 2018

Agus Saputra

NIM : 130702033

Universitas Sumatera Utara

Page 5: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................ iv

DAFTAR ISI......................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan Yang Relevan............................................................................ 9

2.2 Teori Yang Digunakan................................................................................... 11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 MetodeDasar.................................................................................................... 16

3.2 Lokasi dan Sumber Data................................................................................ 17

3.3 Instrumen Penelitian........................................................................................ 17

Universitas Sumatera Utara

Page 6: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

ii

3.4Metode Pengumpulan Data............................................................................... 17

3.4.1 Observasi....................................................................................... 18

3.4.2 Wawancara.................................................................................... 18

3.4.3 Metode Kepustakaan ................................................................... 19

3.4.4 Dokumentasi................................................................................. 19

3.5 Metode Analisis Data...................................................................................... 19

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Asal Usul dan Sejarah Barzanji............................................................. 21

4.2 Definisi Tradisi Barzanji....................................................................... 24

4.3 Definisi Perkawinan............................................................................ 25

4.4 Nama Grup Barzanji dan Alat Musik Yang Digunakan

Dalam Perkawinan

Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo................................................. 27

4.5 Tata Cara Pelaksanaan Barzanji Dalam Perkawinan

Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo............................ .................... 28

4.7 Fungsi Tradisi Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat

Melayu Desa Bangun Rejo............................................................................ 66

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 72

Universitas Sumatera Utara

Page 7: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

iii

5.2 Saran ..................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

Universitas Sumatera Utara

Page 8: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang wilayahnya terbentang dari Sabang

sampai Merauke dengan agama, suku ras, dan memiliki keanekaragaman dan budayanya

yang mewarnai negara Indonesia. Kebudayaan dan tradisi yang ada Indonesia, pada dasarnya

tidak terlepas dari pengaruh budaya leluhurnya.

Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai dan berharga, karena

selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga sebagai lambang dari kepribadian suatu

bangsa atau daerah. Disetiap tempat atau daerah adat istiadat yang berbeda pula, oleh karena

itu manusia dan kebudayaan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan karena dimana kita

tinggal disitu pula terdapat kebudayaan. Seperti halnya di Indonesia begitu banyak

keberagaman kebudayaan yang dimiliki. Hal ini sangat menakjubkan sebab walaupun

Indonesia memiliki banyak keberagaman yang berbeda, tetapi itu semua dapat hidup rukun.

Budaya adalah sesuatu yang berkembang, dan bergerak menuju titik tertentu. Menurut

konsep ilmu antropologi, kebudayaan berarti keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil

karya manusia dengan belajar (Koentjaraningrat,1990:18).

Tradisi merupakan milik masyarakat sebagai bagian dari kehidupan sosial budayanya.

Tradisi dipahami sebagai kebiasaan turun temurun sekelompok masyarakat, berdasarkan

nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan, dan merupakan adat kebiasaan yang mas

Universitas Sumatera Utara

Page 9: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

2

terus dilakukan dan hadir sebagai bagian dari kehidupan masyarakat itu sendiri

(Sedyawati,1996:5-6).

Tradisi, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan

untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya

dari suatu daerah, kebudayaan, waktu atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari

tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis

maupun lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi dapat punah. Selain itu, tradisi juga dapat

diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia yang secara otomatis akan

mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari–hari anggota masyarakat itu. Tradisi

merupakan adat kebiasaan yang masih terus dilakukan dan hadir sebagai bagian dari

kehidupan masyarakat itu sendiri. (Sedyawati,1996:5-6).

Berbicara tentang tradisi yang ada di Indonesia, tidak terlepas dari pengaruh budaya

leluhurnya. Sebelum Islam datang ke Nusantara, masyarakat Indonesia sudah mengenal

agama Hindu dan Budha, bahkan sebelum kedua agama tersebut datang masyarakat sudah

mengenal kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Tetapi setelah Islam datang, terjadi

akulturasi antara tradisi masyarakat setempat dengan Islam. Keanekaragaman inilah yang

membuktikan kekayaan tradisi bangsa Indonesia pada umumnya, termasuk salah satunya

suku Melayu.

Suku Melayu adalah suatu etnik yang memiliki identitas kepribadian pada umumnya

yaitu adat istiadat Melayu, bahasa Melayu, dan agama Islam. Etnik Melayu tidak terlepas

dari kebudayaan yang membentuknya sehinga karya-karyanya yang unggul menjadikan

Melayu memiliki keunikan tersendiri dari berbagai etnik lainnya di Indonesia. .

Penduduk asli suku Melayu Sumatera Utara pada umumnya mendiami daerah-daerah

Pesisir Timur. Daerah tersebut terbentang dari utara mulai dari Kabupaten Langkat membujur

Universitas Sumatera Utara

Page 10: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

3

ke selatan sampai ke kabupaten Labuhan Batu. Masyarakat Melayu menggunakan bahasa

Melayu sebagai alat komunikasi dalam segala aktivitas kehidupan sehari-hari dan selalu

menjujung tinggi asas kekeluargaan, terlihat dari segi bermasyarakat yang damai, dan suka

bergotong-royong. (Masindan 1987:10-11) mengatakan bahwa agama yang dianut oleh

masyarakat Melayu pada umumnya adalah beragama islam. Dengan demikian, segala

kebudayaan Melayu selalu berhubungan kepada ajaran Islam.

Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat, dalam masyarakat yang ingin serba

praktis dan singkat, tidak mustahil banyak tradisi Melayu yang tidak mampu bertahan untuk

diwariskan pada generasi yang akan datang. Salah satu tradisi Melayu yang masih kekal

dilakukan di beberapa daerah Melayu Sumatera Utara tepatnya di Desa Bangun Rejo ialah

pembacaan kitab karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji, yang kemudian biasa disebut orang

barzanji atau berzanji.

Masuknya ajaran agama Islam ke Sumatera Utara dan bertahannya pembacaan kitab

barzanji di Desa Bangun Rejo merupakan sebagai satu tradisi menunjukkan bahwa pengaruh

Islam sangat kuat hingga mampu memasuki ruang-ruang tradisi masyarakat setempat.

Bahkan sebagian orang memandang atau menganggap tradisi Islam terutama yang terbangun

melalui seni dan budaya Islam mengadopsi budaya Arab, bahkan yang paling kental adalah

budaya Melayu.

Terkhususnya kebudayaan Melayu yang selalu bersinggungan dengan Islam

menghasilkan akulturasi budaya yang unik diantara keduanya. Budaya Melayu telah ada dan

berkembang sejak lama hingga kini. Masyarakat Melayu sangat menjunjung tinggi adat

istiadat yang bersumberkan dari ajaran agama Islam. Tradisi masyarakat Melayu yang

religius menjadi ciri penting orang Melayu. Mungkin tidak dapat dipungkiri hingga kemajuan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

4

zaman yang modern ini, tidak mampu menenggelamkan tradisi yang sudah berakar dari

ajaran Islam, yaitu dengan pembacaan kitab barzanji tersebut.

Kata Barzanji atau al Barzanj asalnya adalah nama orang yang mengarang kitab prosa

dan puisi tentang riwayat Nabi Muhammad SAW yang bernama Syekh Ja‟far Al-Barzanj bin

Husin bin abdul Karim yang lahir di Madinah tahun 1690 dan wafat tahun 1776. Al-Barzanj

berasal dari sebuah daerah di Kurdistan, Barzinj. Nama asli kitab karangan yang kemudian

dikenal dengan nama Al-barzanji adalah „Iqd al-Jawahir yang berarti “kalung permata”. Kitab

tersebut disusun untuk meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab Al-

Barzanji berisi tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dari masa kanak-kanak hingga

diangkat menjadi Rasul, silsilah keturunannya, sifat mulia yang dimilikinya, dan berbagai

perisiwa yang menjadi teladan umat islam. Kitab ini lebih menonjolkan aspek keindahan

bahasa(sastra). (http://amustofa.blogspot.com/2009/03/barzanji.)

Kata “Barzanji” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai isi bacaan

pujian-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW. Jadi barzanji kitab yang berisi

tentang do‟a-do‟a, pujian-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang

dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan,

pernikahan, dan maulid Nabi Muhammad SAW. Pada awalnya, Ja‟far al-Barzanj mengarang

kitabnya hanya dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Ketika kitab

tersebut ditulis, peringatan itu sendiripun belum menjadi tradisi Islam. Baru pada tahun 1207

M, Muzaffar Ad-Din di Mosul, Irak, merayakannya dan tradisi ini kemudian menyebar ke

berbagai daerah termasuk hingga ke Sumatera Utara.

Sebagai karya yang menceritakan tokoh terbesar dalam Islam, yakni Nabi Muhammad

SAW, bisa dikatakan pertunjukkan pembacaan karya Ja‟far al-Barzanji ini tidak boleh

Universitas Sumatera Utara

Page 12: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

5

dipandang sebagai pertunjukkan biasa. Bahkan pembacaan kitab barzanji merupakan tradisi

yang sering dilakukan di bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, serta acara-acara lainnya.

Tidak dapat dipungkiri, masuknya ajaran Islam telah memberi pengaruh besar pada

kebudayaan Melayu Desa Bangun Rejo. Pola perpaduan ini bukan hanya terlihat pada tradisi

barzanji, namun juga pada tradisi Melayu yang lainnya. Sebagian masyarakat Melayu Desa

Bangun Rejo menganggap barzanji sebagai salah satu syiar Islam yang dapat meningkatkan

kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Barzanji biasanya dilakukan pada peringatan

maulid nabi, aqiqahan, khitanan, perkawinan, syukuran dan lain-lain. Tradisi barzanji

memadukan berbagai kesenian, antara lain seni musik, seni tarik suara, dan keindahan syair

kitab Al-Barzanji itu sendiri. Barzanji masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo sudah

merupakan hal yang lazim, bahkan masyarakat Melayu mengganggap tidak sempurna suatu

acara tanpa ada pembacaan Barzanji.

Namun begitu, seyogyanya kitab Al-Barzanji tidak hanya djadikan sekedar bacaan

belaka. Yang lebih penting, kitab ini bukanlah kumpulan sajak-sajak yang indah sekedar

untuk didendangakan sebagai penghibur hati saja. Akan tetapi, isi dan pesan-pesan yang

disampaikan pengarang hendaknya dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Ini tidak lain sebagai bentuk kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW.

Sebagai umat yang mengaku cinta kepada Nabinya, masyarakat Melayu Desa Bangun

Rejo tentu akan mengekspresikannya dengan beragam cara, Salah satunya dengan memuja,

membacakan shalawat, dan meneladani semua akhlaknya. Adapun bacaan shalawat dan

pujian kepada Nabi Muhammad SAW bergema dengan lantunan sebagai berikut :

ات الله عهيك ل سلو عهيك ياحبيب سلو عهيك صه يانبي سل و عهيك يا رس

(Wahai Nabi salam untukmu, Wahai Rasul salam untukmu, Wahai kekasih salam untukmu,

shalawat Allah kepadamu )

Universitas Sumatera Utara

Page 13: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

6

Kecintaan terhadap Nabi tidak cukup hanya dengan melantunkan pujian-pujian dan

lantunan shalawat saja, terlebih tanpa mengetahui maksud dari apa yang dibacanya, namun

tidak sempurna kecintaan kita kepada Nabi tanpa meneladani segala perilaku dan sifat serta

sikap yang dicontohkan kepada Nabi. Tentunya, untuk dapat mengikuti jejak-jejak Nabi,

tentu harus mampu memahami kisah riwayat hidup Nabi.

Tradisi barzanji Melayu Desa Bangun Rejo memiliki arti penting bagi pemeliharaan

budaya masyarakat setempat. Disisi lain tradisi ini berfungsi sebagai perekat antara keluarga

dan antara anggota masyarakat. Melalui tradisi pembacaan barzanji ini, anggota keluarga dan

anggota masyarakat saling mencari, saling bertemu, dan saling berbagi rasa. Tradisi ini juga

merupakan kesempatan atau merupakan tempat dimana segenap anggota keluarga dapat

berperan dan berpartisipasi. Penggunaan barzanji pada umumnya dilakukan diberbagai

kesempatan sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan masalah penelitian

ini yang akan dikemukakan diantaranya:

1. Bagaimanakah tata cara pelaksanaan barzanji dalam perkawinan masyarakat

Melayu Desa BangunRejo ?

2. Apa fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun

Rejo ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

Page 14: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

7

1. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan barzanji dalam perkawinan masyarakat

Melayu Desa Bangun Rejo

2. Untuk mengetahui apa fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat

Melayu Desa Bangun Rejo ?

1.4 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian harus mempunyai manfaat tertentu, baik untuk kepentingan sendiri

maupun bagi masyarakat luas.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui tata cara pelaksanaan barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu

Desa Bangun Rejo.

2. Mengetahui fungsi tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa

Bangun Rejo.

3. Menambah wawasan pembaca dan khasanah pengkajian terhadap budaya Melayu,

khususnya pembacaan barzanji.

4. Memperkuat identitas tradisi barzanji khususnya Melayu sebagai kelompok yang

memiliki perhatian terhadap pelestarian adat dan budaya.

5. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Untuk melengkapi suatu penelitian ini, sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian

pustaka adalah hasil dari penelitian terdahulu yang memaparkan pandangan dan analisis yang

berhubungan dengan penelitian yang akan diteliti. Kajian pustaka merupakan hasil dari

meninjau, pandangan, pendapat sesudah mempelajari( KBBI,1990:951). Kajian pustaka

bertujuan untuk mengetahui keauntetikan sebuah karya ilmiah. Kajian yang dimaksud adalah

penelaahan terhadap hasil peneltian lain yang relevan dengan skripsi ini.

Adapun karya-karya dan buku-buku yang digunakan dalam memahami dan

mendukung penelitian penulis adalah:

Buku karangan H. Abu Bakar Ya‟cub yang berjudul Barzanji Indonesia. Dalam buku

ini hanya membahas terjemahan Barzanji ke dalam bahasa Indonesia, yang memudahkan

dalam pemahaman dan menyebutkan dalil-dalil yang terdapat dalam kitab barzanji.

Perbedaan buku karangan H. Abu Bakar Ya‟cub dengan kajian penulis yaitu dalam buku

tersebut hanya fokus memahami terjemahan barzanji saja, tanpa mengetahui fungsi yang

terdapat dalam barzanji. Sedangkan penulis mengkaji fungsi yang terdapat dalam barzanji

khususnya dalam perkawinan masyarakat Melayu.

Buku karangan Imron S. AH yang berjudul Barzanji Terjemahan Indonesia. Dalam

buku ini memaparkan tentang terjemahan barzanji kedalam bahasa Indonesia, yang bertujuan

untuk memudahkan dalam memahami terjemahan barzanji. Perbedaan buku karangan Imron

S. AH dengan kajian penulis yaitu dalam buku tersebut hanya mencakup tentang pemahaman

Universitas Sumatera Utara

Page 16: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

9

dalam terjemahan barzanji saja. Sedangkan penulis mengkaji tentang fungsi yang terdapat

dalam perkawinan masyarakat Melayu, dan mengetahui tentang tata cara pelaksanaan

barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu.

Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Anas, Mahasiswa Fakultas Ilmu Agama Islam

UII pada tahun 2009 dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Kitab Al-Barzanji.

Hasil penelitian beliau adalah nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kitab Al-

Barzanji; nilai-nilai moral indivudual/pribadi berupa perintah dalam kitab Al-Barzanji dan

nilai-nilai sosial berupa perintah dalam kitab Al-Barzanji. Perbedaan penelitian Muhammad

Anas (skripsi) dengan kajian penulis yaitu pada skripsi Muhammad Anas hanya mencakup

nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab barzanji saja. Sedangkan penulis mengkaji fungsi

yang terdapat pada tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu.

Skripsi yang ditulis oleh Endah Himmatul Ulya, Mahasiswa Fakultas Dakwah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga pada tahun 2007 dengan judul Pengembangan Seni

Islam Pada Anak-Anak Melalui Pengajian Al-Barzanji. Skripsi beliau berisi tentang

pengembangan seni Islam, wahana pembelajaran sekaligus pendidikan anak terutama nilai-

nilai moralitas Islami serta sebagai tali silaturahim anak-anak dengan teman-temannya.

Perbedaan penelitian Endah Himmatul Ulya (skripsi) dengan kajian penulis yaitu pada skripsi

Endah Himmatul Ulya berfokus memaparkan seni pengembangan Islam melalui pengajian

Al-Barzanji sedangkan kajian penulis hanya berfokus memaparkan fungsi tradisi barzanji

dalam perkawinan masyarakat Melayu.

Berdasarkan pada pemaparan yang dilakukan oleh penelitian terdahulu, jelas berbeda

dengan penelitian yang dilakukan penulis. Oleh karena itu, untuk membedakan penelitian ini

dengan penelitian yang sudah ada, penulis akan membahas mengenai fungsi tradisi Barzanji

dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

10

2.2 Teori yang Digunakan

Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk dan berlaku secara

umum yang akan mempermudah seorang penulis dalam memecahkan suatu masalah yang

dihadapi. Teori yang diperlukan untuk membimbing dan memberi arah sehingga dapat

menjadi penuntun kerja bagi penulis. Didalam skripsi ini penulis menggunakan teori

folklor. Dimana dikatakan folklor merupakan sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang

tersebar dan diwariskan turun temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional

dan mempunyai varian-varian tertentu.

a. Pengertian Folklor

Secara etimologi, folk artinya kolektif, atau ciri-ciri pengenal fisik atau kebudayaan yang

sama dalam masyarakat, sedangkan lore merupakan tradisi dari folk. Menurut pendapat Alan

dalam (Danandjaja 1997 : 1) folklore adalah sekelompok orang yang memiliki ciri–ciri

pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok–kelompok

lainnya. Folklor sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada

zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Didalam masyarakat

Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan ,agama masing-masing

telah mengembangkan folklornya sendiri-sendiri sehingga di indonesia terdapat aneka ragam

folklor.

Folklor ialah kebudayaan manusia kolektif yang diwariskan secara turun temurun,

baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat. Dapat juga diartikan folklor adalah adat

istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun–temurun, dan tidak

dibukukan merupakan kebudayaan kolektif yang tersebar dan diwariskan turun temurun. Kata

folklor merupakan kata majemuk yang berasal dari kata dasar yaitu folk dan

lore.(http://rizkyatika.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-ciri-jenis-bentuk-dan-fungsi.)

Universitas Sumatera Utara

Page 18: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

11

Menurut Alan Dudes kata folk berarti sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri

pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan sehingga dapat dibedakan dari kelompok- kelompok

lainnya. Ciri- ciri pengenal itu antara lain, berupa warna kulit, bentuk rambut, mata

pencaharian, bahasa, taraf pendidikan, dan agama yang sama (Danandjaja 1986 : 2). Namun

yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi, yaitu kebudayaan

yang telah mereka warisi secara turun temurun, sedikitnya dua generasi, yang telah mereka

akui sebagai milik bersama. Selain itu, yang paling penting adalah bahwa mereka memiliki

kesadaran akan identitas kelompok mereka sendiri. Kata Lore merupakan tradisi dari Folk,

yaitu sebagian dari kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang

yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Dengan demikian, folklor

adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam

bentuk lisan maupun tulisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat

pembantu pengingat.

Arti folklor secara keseluruhan menurut Danandjaja (1997: 2) adalah sebagian

kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan turun temurun, diantara kolektif

macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan

maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pemabantu pengingat.

Danandjaja (1984 : 21-22) memetik pendapat Jan Harold Brunvard, seorang ahli

folklor amerika serikat, membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya

yaitu :

1. Folklor lisan

2. Folklor sebagian lisan

3. Folklor bukan lisan

Universitas Sumatera Utara

Page 19: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

12

Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan

dan bukan lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor

sebagian lisan diantaranya:

a. Kepercayaan rakyat atau yang sering disebut dengan takhayul.

b. Permainan rakyat.

c. Teater rakyat.

d. Adat istiadat.

e. Upacara rakyat.

f. Pesta Rakyat.

Dalam kenyataannya yang dijelaskan, barzanji dapat dikategorikan kedalam folklor

sebagian lisan, karena barzanji merupakan suatu genre dari adat istiadat. Dimana dikatakan

folklor, sebagian kebudayaan suatu kolektif, yang tersebar dan diwariskan secara turun

temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara tradisional dan mempunyai varian-varian

tertentu.

Pada penulisan proposal skripsi ini terdapat fungsi dalam folklor yang diasaskan oleh

Danandjaja. Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1982:19) mengemukakan fungsi folklor

antara lain:

a. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kolektif.

b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.

c. Sebagai alat pendidikan.

d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu

dipatuhi anggota kolektifnya.

Demikian juga dengan tradisi barzanji, memiliki fungsi dalam masyarakat. Bagi

masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo, fungsi barzanji itu sebagai integritas sosial, pewaris

norma sosial, pelestarian adat dan hiburan serta pengajaran ilmu. Fungsi-fungsi semacam ini,

Universitas Sumatera Utara

Page 20: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

13

dapat dilacak berdasarkan data dilapangan. Fungsi tersebut masih dapat berkembang. Varian-

varian fungsi folklor masih dapat dimungkinkan, sejauh didukung oleh data yang jelas.

Pada dasarnya folklor berfungsi memantapkan identitas serta meningkatkan integritas

sosial, dan secara simbolis mampu mempengaruhi masyarakat.

Menurut Bascom (dalam Danandjaja, 1984:19) pembicaraan fungsi folklor tidak dapat

dilepaskan begitu saja dari kebudayaan secara luas, dan juga dengan konteksnya. Folklor

milik seseorang dapat dimengerti sepenuhnya hanya melalui pengetahuan yang mendalam

dari kebudayaan orang yang memilikinya.

Dari berbagai fungsi tersebut berarti mengarahkan bahwa folklor memang penting bagi

kehidupan. Karya folklor yang sama mungkin berbeda di wilayah yang lain. Fungsi sebuah

folklor tergantung ekspresi pencipta dan tuntutan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

14

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Dasar

Metode disini diartikan sebagai suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses

penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sadar dan hati-hati

serta sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif.

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur dalam pemecahan masalah yang diselidiki

dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek/subjek penelitian (seseorang, lembaga

masyarakat dan lain-lainnya) berdasarkan fakata-fakta yang tampil sebagaimana adanya

(Nawawi 1987 : 63). Dalam metode deskriptif, penulis akan berusaha mengungkapkan dan

memaparkan hasil yang sebenarnya sesuai dengan keadaan sekarang. Berdasarkan metode ini

akan dianalisis data yang diperoleh, sehingga dapat memberikan hasil secara positif dan

setepat mungkin. Sekaligus digunakan sebagai upaya eksplorasi terhadap gejala dan

kenyataan yang diamati dan dipelajari.

Sebagaimana dijelaskan bahwa, fokus penelitian diarahkan pada pemaparan inti fungsi

tradisi barzanji pada masyarakat Melayu. Oleh sebab itu, sesuai dengan objek yang dikaji itu,

pilihan terhadap metode ini adalah opsi yang cukup beralasan mengingat sifatnya deskriptif.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

15

3.2 Lokasi Dan Sumber Data

Di dalam melakukan penelitian ini, penulis langsung ke lapangan yang berada di

Kecamatan Tanjung Morawa, tepatnya Desa Bangun Rejo yang mana masyarakatnya masih

menjalankan tradisi barzanji.

Sumber data menurut Arikunto (2006:129), menjelaskan bahwa sumber data dalam

penelitian ini adalah “subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sumber data utama dalam

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Sumber data dalam penelitian adalah fungsi tradisi barzanji pada masyarakat

Melayu. Memenuhi informan yang dapat memberi data valid, maka sangat perlu

memperhatikan syarat-syarat diantaranya:

1) Informan adalah tokoh yang mengerti beserta memahami fungsi tradisi

barzanji pada masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo.

2) Informan merupakan masyarakat asli Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung

Morawa.

3) Informan merupakan orang yang dituakan di Desa tersebut.

3.3 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah menganalisa dan

menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu

persoalan atau menguji suatu skripsi/hipotesis

Penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sebagai instrumen peneliti adalah mutlak.

Dalam hal ini peneliti berada dan aktif melakukan penelitian agar data yang diperoleh tidak

hanya mengandalkan daya ingat penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa

Universitas Sumatera Utara

Page 23: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

16

buku catatan, kamera, digital, alat rekam, daftar pertanyaan, dalam arti lebih lengkapnya

sistematis sehingga mudah untuk diolah (Arikunto, 1996:144).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data, informasi dan masukan dalam penelitian ini dilakukan

dengan sebagai berikut :

3.4.1 Observasi

Yaitu untuk memperoleh data yang akurat, peneliti harus langsung turun kelapangan

dan mengadakan pengamatan. Dari hasil observasi ini dirancang desain pengumpulan data

yang diperlukan.

3.4.2 Wawancara

Yaitu caranya untuk mengumpulkan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan

langsung kepada informan atau ahli yang berwenang dalam suatu masalah.

Sebagai tekniknya dipergunakan sebagai berikut :

a. Teknik rekaman yaitu dengan menggunakan taper recorder.

b. Teknik catat yaitu mencatat semua keterangan-keterangan yang diperoleh dari

informan.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

17

3.4.3 Metode Kepustakaan

Merupakan salah satu landasan dalam melakukan sebuah penelitian, yakni dengan

mengumpulkan literatur atau sumber bacaan untuk mendapatkan pengetahuan dasar tentang

objek penilitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, jurnal, artikel, laporan

penelitian dan lain-lain. Dengan melakukan studi kepustakaan penulis akan mendapat cara

yang efektif dalam melakukan penelitian lapangan dan penyusunan skripsi ini. Studi

kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh skripsi-skripsi kajian tentang tradisi

masyarakat Melayu yang pernah ditulis oleh para sarjana atau peneliti lainnya.

3.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, agenda dan lain sebagainya

(Arikunto,2006:236 ).

Dalam penelitian ini, metode dokumentasi yang dilakukan penulis adalah dengan

mengumpulkan data-data melalui pencatatan atau data-data tertulis, perekeman audio, video

audio, serta dokumentasi dalam bentuk gambar yang ada di Desa Bangun Rejo.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah metode atau cara peneliti dalam mengolah data mentah

sehingga menjadi data akurat dan ilmiah. Pada dasarnya dalam menganalisis data diperlukan

kreativitas sehingga diuji kemampuannya peneliti dalam menalar sesuatu. Adapun langkah-

langkah analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Menuliskan data yang diperoleh dilapangan.

b) Data kemudian diklasifikasikan sesuai objek penelitian.

c) Setelah diklasifikasikan, data-data dianalisis sesuai keperluan objek penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

18

d) Setelah data diklasifikasi, kemudian diolah dalam laporan penelitian sebagai

bentuk pertanggung jawaban terhadap kegiatan yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

19

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Asal Usul dan Sejarah Barzanji

Kata Barzanji dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai isi bacaan puji-

pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilantunkan dengan irama atau nada.

Isi barzanji bertutur dengan kehidupan Nabi Muhammad SAW yakni silsilah keturunannya,

masa kanak-kanak,remaja,dewasa,hingga diangkat menjadi Rasul. Didalamnya juga

mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk

dijadikan teladan umat manusia. Nama barzanji diambil dari nama pengarangnya, yang

bernama Syekh Ja‟far Al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim yang lahir di Madinah tahun

1690 dan wafat tahun 1776 . Karya tersebut sebenarnya berjudul Iqd al-Jawahir yang artinya

kalung permata yang disusun untuk meingkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW,

meskipun

kemudian lebih dikenal dengan nama penulisnya.(http://amustofa.blogspot.com/2009/03/barz

anji.)

Sebagai karya yang menceritakan tokoh terbesar dalam Islam, yakni Nabi Muhammad

SAW, dapat dikatakan pertunjukkan pembacaan karya Syekh Ja‟far Al-Barzanji ini tidak

boleh dianggap ataupun dipandang sebagai pertunjukkan biasa. Karena barzanji adalah suatu

do‟a-do‟a, puji-pujian, dan riwayat Nabi Muhammad SAW yang biasa dilantunkan dengan

suatu irama atau nada. Isi kitab barzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW

yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, diangkat menjadi Rasul,

higga sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi serta berbagai peristiwa yang dialaminya.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

20

Kitab barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah

SAW dan meningkatkan gairah umat islam serta mampu meneladani kepribadiannya,

sehingga kita menjadi orang yang mampu memahami dan diharapkan bisa meniru sifat-sifat,

perilaku, serta akhlak beliau. Secara garis besar, isi barzanji dapat diringkas sebagai berikut :

1. Silsilah Nabi Muhammad adalah : Muhammad bin Abdul Muthollib bin Hasyim bin

Abdul Manaf.

2. Pada masa kanak-kanaknya banyak kejadian luar biasa terjadi pada diri Muhammad

SAW.

3. Pada masa remajanya, ketika berumur 12 tahun, ia dibawa pamannya berniaga ke

Syam (Suriah).

4. Pada waktu berumur 25 tahun ia menikah dengan Khadijah binti Khuwailid.

5. Pada saat berumur 40 tahun ia diangkat menjadi Rasul, dan mulai menyiarkan agama

Islam sampai ia berumur 62 tahun dan meninggal dunia di Madinah sewaktu beumur

62 tahun.

Dalam barzanji diceritakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW ini ditandai

dengan banyak peristiwa ajaib yang terjadi pada saat itu, sebagai genderang tentang

kenabiannya dan pemberitahuan bahwa Nabi Muhammad adalah pilihan Allah SWT.

Keteladanan kepribadian Nabi Muhammad SAW merupakan teladan yang wajib diikuti dan

ditiru. Kita sebagai umat Islam mengetahui bahwa seluruh aspek kehidupan beliau, yang

dimulai dari kehidupan kanak-kanak hingga beliau wafat begitu banyak kepribadian dan

teladan beliau yang dapat kita ambil hikmahnya. Oleh karena itu untuk dapat meneladani

Nabi, kita harus mengenal dan mengetahui bagaimana riwayat hidup perjalanan Nabi. Sebab

mana mungkin kita dapat mencontoh dan meneladani pribadi beliau, kalau kita sendiri buta

terhadap sejarah kehidupan beliau. Maka dari itu, kita harus belajar mengenali kehidupan

Nabi lewat buku-buku sejarah, tak terkecuali dengan memahami barzanji.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

21

Historis barzanji tidak dapat dipisahkan dengan moment besar perihal peringatan

Maulid Nabi untuk yang pertama kali. Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW

pada awalnya diperingati untuk membangkitkan semangat juang umat Islam. Sebab pada

waktu itu, umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib

Eropa, yang mana pada saat tersebut

umat Islam kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan. (http://www.sarkub.com/2013

/sejarah-al-barzanj)

Keteladanan dan kepribadian Rasulullah merupakan teladan yang wajib kita tiru atau

contoh. Kita mengetahui bahwa seluruh aspek kehidupan beliau, yang dimulai dari kanak-

kanak hingga diangkat menjadi Rasul, merupakan teladan yang dapat diambil hikmahnya.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surah Al-Ahzab yang berbunyi sebagai

berikut :

رالقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمه كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثي

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu

(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) dan dia banyak menyebut

Allah. (Q.S Al-Ahzab, 21).

Seiring dengan perkembangan zaman, pembacaan barzanji dilakukan di berbagai

kesempatan sebagai sebuah kecintaan umat Islam kepada Nabi . Misalnya pada saat

kelahسiran bayi, khitanan, syukuran, dan tak terkecuali pada saat perkawinan.

4.2 Definisi Tradisi Barzanji

Tradisi dalam bahasa latin traditio : diteruskan atau kebiasaan, dalam pengertian yang

paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari

kehidupan suaatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu daerah, kebudayaan, waktu atau

agama yang sama. Dan hal yang paling mendasar dari suatu tadisi adalah adanya informasi

Universitas Sumatera Utara

Page 29: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

22

yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya hal

tersebut, suatu tradisi dapat punah(Sedyawati,1996:5-6).

Secara sederhana bisa disimpulkan bahwa, tradisi merupakan gambaran sikap dan

prilaku manusia yang telah berproses dalam waktu dan dilaksanakan secara turun-temurun

dari nenek moyang. Tradisi dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan

mengulang sesuatu sehingga menjadi kebiasaan.

Dalam tradisi barzanji, merupakan suatu tradisi yang dimana biasanya masyarakat

Melayu melaksanakannya pada saat ada acara-acara tertentu. Misalnya pada acara aqiqahan,

khitanan, syukuran, perkawinan, dan lain-lain. Seiring dengan masuknya ajaran Islam ke

Sumatera Utara dan dilakukannya suatu barzanji menandakan dan menunjukkan bahwa

pengaruh ajaran agama Islam, sangat kuat hingga mampu memasuki ruang-ruang tradisi

masyarakat Melayu. Tradisi barzanji ini, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam

karena penamaan tradisi barzanji diambil dari nama pengarang kitab barzanji yang bernama

Syekh Ja‟far Al-Barzanji. Barzanji di masyarakat Melayu sudah merupakan hal yang lazim,

bahkan masyarakat Melayu menganggap tidak lengkap suatu acara tanpa adanya suatu

pelaksanaan barzanji.

Tradisi barzanji memadukan berbagai kesenian, antara lain ialah seni musik, seni tarik

suara. Tradisi barzanji memiliki arti penting bagi pemeliharaan suatu kehidupan sosial

budaya masyarakat Melayu. Karena disisi lain tradisi barzanji ini berfungsi sebagai perekat

antara keluarga dan antara anggota masyarakat. Dengan adanya tradisi barzanji ini anggota

keluarga dan anggota masyarakat saling bertemu, saling menghargai, dan saling berbagi rasa.

Tradisi barzanji merupakan suatu kesempatan atau tempat dimana segenap anggota keluarga

dapat berperan dan berpartisipasi dalam hal bekerja sama. Dan dengan dilakukannya suatu

tradisi barzanji merupakan sebagai bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 30: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

23

begitu menghargainya dan mencintai sesosok Nabi Muhamad SAW, sebagaimana yang

dijelaskan dalam barzanji yang mempunyai penjelasan tentang suatu puji-pujian, riwayat

tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai

teladan dalam menjalankan kehidupan dalam Islam.

4.3 Definisi Perkawinan

Manusia sebagai makhluk berbudaya mengenal adat-istiadat perkawinan yang

dipatuhi dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan suatu perkawinan. Adat-istiadat

perkawinan dalam suatu masyarakat berfungsi sebagai pedoman tingkah laku dalam

melaksanakan upacara perkawinan. Perkawinan merupakan salah satu tahap dalam daur

kehidupan manusia yang sangat penting. Melalui perkawinan, seseorang akan mengalami

perubahan status, yakni dari status, yang nantinya akan menjadi suatu keluarga. Dengan

demikian, pasangan tersebut diakui dan diperlukan sebagai anggota penuh dalam masyarakat.

Dalam setiap perkawinan begitu penting, baik bagi yang bersangkutan maupun bagi

anggota keluarga kedua belah pihak. Sehingga, dalam proses pelaksanaannya harus

memperhatikan serangkaian aturan atau tata cara yang ditentukan. Sebuah perkawinan yang

normal biasanya didahului dengan masa ikat janji (pertunangan) antara pihak pria atau pihak

wanita. Perkawinan adalah sebuah ikatan dengan melakukan suatu akad (perjanjian) untuk

mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan perempuan untuk mewujudkan suatu

kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara

yang diridhoi oleh Allah. Tujuan perkawinan ialah untuk membentuk keluarga atau rumah

tangga yang bahagia, dan rukun, serta memperoleh keluarga yang didalamnya terdapat rasa

kasih sayang.

Dari segi hukum perkawinan, yaitu suatu akad yang suci dan luhur antara laki-laki

dan perempuan yang menjadi sahnya status sebagai suami istri, dengan tujuan mencapai

Universitas Sumatera Utara

Page 31: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

24

keluarga yang penuh kasih sayang dan saling menyantuni keduanya. Perkawinan merupakan

salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia, sebab perkawinan merupakan

penyatuan dua keluarga besar dari kedua mempelai. Tidak heran jika perkawinan suku

Melayu tidak hanya melibatkan keluarga inti kedua mempelai, tapi juga seluruh keluarga

besar sehingga tak jarang jika saudara, kakak, adik, paman, bibi, serta sesepuh ikut terlibat

dalam mempersiapkan perkawinan kedua mempelai.

4.4 Grup Barzanji dan Alat Musik Yang Digunakan Dalam Barzanji Masyarakat

Melayu Desa Bangun Rejo

Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo dalam melaksanakan barzanji selalu diiringi

dan diisi dengan grup barzanji, yang bernama Al-Jamik. Grup Al-Jamik mempunyai anggota

berjumlah 12 orang, atas nama Enci sebagai imam, Ani, Ayu, Indri, Dewi, Sri, Ina, Wati,

Erna, Pon, Zain, Wati sebagai jamaahnya atau pengikut yang keseluruhannya merupakan ibu

rumah tangga. Grup Al-Jamik sebelum melaksanakan bazanji di salah satu rumah warga,

mereka terlebih dahulu melakukan latihan pada hari selasa, pukul 20:00 WIB sampai dengan

pukul 21:00 WIB, ini dilakukan agar terciptanya kebersamaan dalam melaksanakan barzanji.

(Doc, foto : Penulis dengan Imam Marhaban 15 Oktober 2017)

Universitas Sumatera Utara

Page 32: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

25

Dalam melaksanakan barzanji terdapat alat-alat musik yang digunakan adalah rebana

atau gendang. Rebana atau gendang merupakan salah satu alat musik yang berasal dari daerah

Timur Tengah, yang biasanya digunakan pada saat adanya acara kesenian. Rebana atau

gendang adalah alat musik tersebut terbuat dari kayu ditutup dengan kulit kambing/lembu

yang telah dibersihkan dan dijemur, lalu diikat dengan rotan. Rebana atau gendang berbentuk

bulat dan menghasilkan suara yang indah ketika dipukul dan dimainkan. Biasanya jumlah

rebana atau gendang yang digunakan pada saat pelaksanaan barzanji berlangsung tergantung

pada berapa orang jumlah pelaku pelaksana barzanji itu sendiri.

Gambar Doc : Rebana

4.5 Tata Cara Pelaksanaan Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat Melayu Desa

Bangun Rejo

Universitas Sumatera Utara

Page 33: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

26

(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Grup Barzanji Al-Jamik)

Menurut Dananjaya (2000) setiap pelaksanaan istiadat mempunyai aktifitas yang tetap

dan teratur, walaupun berubah-ubah, tetapi isinya sentiasa mengacu kepada maksud dan

tujuannya salah tujuan menghantar individual dari satu fase kehidupan ke fase tertentu,

seperti dari fase kehidupan anak-anak menjadi ke fase kehidupan remaja. Tahap istiadat itu

bersifat fungsional.

Tradisi barzanji perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo biasanya

dilaksanakan atau dimulai disebuah rumah warga. Acara dimulai, pembacaan barzanji

dipimpin oleh seorang imam. Akan tetapi, jika seorang imam tidak ada atau berhalangan

hadir maka posisinya digantikan oleh salah seorang jamaah anggota barzanji (marhaban),

dipersilahkan untuk memimpin pembacaan barzanji tersebut. Barzanji diawali dengan

pembacaan rawi oleh imam. Selanjutnya pembacaan barzanji dimulai oleh imam dan

dilanjutkan oleh pembaca (jamaah) berikutnya. Setelah pembacaan barzanji selesai, lalu

dilakukan marhaban sampai selesai. Setelah selesai lalu dilanjutkan dengan doa yang

kembali dipimpin oleh imam, dilanjutkan dengan menghidangkan hidangan untuk dinikmati

oleh seluruh undangan dan hadirin yang hadir, setelah berakhirnya acara dengan menikmati

hidangan tersebut, maka berakhirlah atau selesailah semua rangkaian acara barzanji.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

27

Tradisi barzanji selalu digunakan pada setiap acara resepsi perkawinan yang ada

pada masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo. Tradsi barzanji wajib dilaksanakan masyarakat

Melayu jika ingin menikahkan anaknya karena dianggap sebagai salah satu tradisi turun-

temurun yang dijalankan oleh masyarakat Melayu di Desa Bangun Rejo. Hal ini dianggap

sebagai pelengkap dan penyempurna acara pesta perkawinan Melayu tersebut serta sebagai

tempat berkumpulnya para keluarga, saudara, dan kerabat, dan sebagai juga tempat eratnya

suatu hubungan antar sesama dalam proses-proses apa saja yang dibutuhkan.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan 3 tahapan

dalam pelaksanaan tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo,

Kec. Tanjung Morawa. Adapun tahap-tahap tradisi barzanji adalah sebagai berikut :

4.5.1. Mengundang

Sebelum melaksanakan barzanji, keluarga kedua belah pihak terlebih dahulu

meakukan suatu kegiatan yaitu mengundang. Mengundang adalah tahap awal dari awal

tradisi barzanji. Pihak yang mempunyai hajatan mengundang para keluarga, tetangga,

maupun saudara diluar lingkungan tempat tinggal dengan mendatangi secara langsung

ataupun hanya dengan mengirimkan sebuah surat undangan. Di khususkan untuk para

keluarga maupun tetangga yang rumah tempat tinggalnya masih dalam satu wilayah, pihak

yang mempunyai hajat biasanya turun langsung menghampiri dengan berjabat tangan

mendatangi para keluarga maupun tetangga untuk menyampaikan maksud dan tujuan

kedatangannya, yaitu untuk membuat suatu hajatan melaksanakan tradisi barzanji dalam

perkawinan. Namun sebagian yang mempunyai hajat yang cukup dengan menyebar atau

mengirimkan surat undangan untuk para kerabat-kerabat yang lokasi rumahnya cukup jauh

dari tempat yang akan dilangsungkannya suatu hajatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

28

Pihak yang mempunyai hajatan biasanya mengundang para keluarga, tetangga, dan

kerabat yaitu satu (1) atau dua (2) minggu sebelum acara dilangsungkan. Kehadiram mereka

sangat diharapkan demi sebuah doa dan restu bagi kedua mempelai dan keluarganya sehingga

kedua mempelai dengan izin Allah SWT, dapat membangun suatu keluarga yang sakinah,

mawaddah, dan warahmah.

Dan juga dapat dikatakan kehadiran mereka pada prinsipnya, selain untuk

memberikan doa restu kepada kedua mempelai juga merupakan suatu penyampaian pesan

kepada semua orang bahwa kedua belah pihak telah mengikrarkan dirinya sebagai satu

kesatuan keluarga yang utuh. Mengundang dilakukan sebagai suatu bentuk kehormatan

kepada keluarga, sebagai bentuk tanggung jawab, serta sebagai bentuk status sosial dalam

hidup bermasyarakat yang beradab.

4.5.2. Persiapan

Tahap persiapan adalah tahap yang berguna untuk merumuskan dan mengumpulkan

alat-alat, serta bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan barzanji. Pada tahap kedua ini

para anggota keluarga dan tetangga berkumpul bersama di kediaman yang mempunyai hajat

(acara). Mereka berkumpul satu atau dua hari sebelum acara dilangsungkan, masing-masing

dari mereka, saling berbagi tugas dan membantu dalam mempersiapkan segala keperluan-

keperluan yang dibutuhkan dalam berlangsungnya suatu acara. Ada yang mempersiapkan

hidangan makanan, dan ada yang mempersiapkan alat-alat keperluan untuk perkawinan.

Adapun hidangan makanan yang disediakan berupa makanan tradisional. Namun

sesuai dengan perkembangan zaman sistem pengetahuan masyarakat pun berubah, maka pada

saat ini ternyata masyarakat setempat sudah menyiapkan makanan modern dengan resep

makanan yang telah disempurnakan. Berikut ini hidangan makanan dan minuman yang

digunakan sebagai bahan dalam rangka pelaksanaan barzanji sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 36: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

29

a. Ayam

Daging ayam juga termasuk salah satu bahan pembuatan lauk-pauk yang digunakan hampir

setiap acara tradisional maupun modern. Ayam yang digunakan biasanya ayam kampung.

Setelah ayamnya dipotong lalu dibersihkan dan dimasak dengan berbagai jenis. Jenis-jenis

masakan daging ayam tersebut berupa daging ayam goreng, masakan kari, masakam gulai

dan masakan lainnya. Masakan tersebut nantinya diolah dengan resep atau bumbu-bumbu

tradisional dan modern, agar mendapat masakan yang nikmat dan lezat untuk dinikmati. s

b. Ikan

Ikan juga merupakan salah satu jenis lauk-pauk yang selalu digunakan setiap ada kegiatan-

kegiatan. Dalam rangka pelaksanaan barzanji biasanya ikan yang disediakan bervariasi.

Seperti ikan goreng, ikan bakar, dan yang lainnya. Tentunya dengan suatu racikan yang

dengan memakai bumbu-bumbu tradisional dan modern

c. Kue Tradisional

Dalam menghidangkan makanan tersebut tidak lengkap tanpa adanya penyajian kue-kue

tradisional. Kue-kue ini sudah menjadi salah satu khas bagi setiap masyarakat, ketika

melaksanakan suatu kegiatan. Kue-kue ini sudah menjadi salah satu khas bagi setiap

masyarakat ketika melakukan suatu kegiatan. Misalnya kue rasidah, roti jala, kue bolu, kue

agar-agar, bubur pedas dan lain-lain

d. Persediaan Air Minum

Persediaan air minum merupakan salah satu pengadaan benda yang tidak bisa dianggap

sebelah mata, karena dengan adanya suatu hidangan makanan yang dinikmati, maka harus

adapula air minum yang perlu diperhatikan juga.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

30

4.5.3. Proses Pelaksanaan Barzanji Dalam Perkawinan Masyarakat Melayu Desa

Bangun Rejo

Setelah semua undangan berkumpul dan waktu acara telah siap dimulai, maka

anggota barzanji (marhaban) mengeluarkan kitab barzanji yang diletakkan di atas bantal.

Kitab barzanji ini diletakkan didepan hadapan imam. Setelah semuanya lengkap dan

terpenuhi lalu imam ataupun salah satu anggota nasyid (marhaban) memulai dengan :

1. Kata Sambutan

Kata sambutan menjadi awal dari pelaksanaan tradisi barzanji dalam perkawinan

masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo, dimana dalam hal ini pihak yang mempunyai hajatan

menyerahkan langsung kepada perwakilan dari salah satu anggota barzanji (marhaban) untuk

menyampaikan kata-kata sambutan sebagai penyampaian ucapan maksud dan tujuan para

kelompok nasyid berkumpul di tempat yang telah disediakan yaitu untuk pelaksanaan tradisi

dari kedua orang tua ataupun yang mempunyai hajat, sekaligus menyampaikan kata-kata

sambutan dan ucapan terimakasih kepada para tamu undangan yang telah menyempatkan

waktunya untuk ikut menghadiri dalam pelaksanaan tradisi barzanji dalam perkawinan di

kediaman yang mempuanyai hajat (tuan rumah).

2. Rawi (Pembacaan Ayat Ayat)

Universitas Sumatera Utara

Page 38: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

31

(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Rawi)

Setelah salah satu perwakilan dari anggota barzanji (marhaban) selesai

menyampaikan kata-kata sambutan, lalu dilanjutkan lagi oleh imam membaca surah Al-

Fatihah dengan posisi duduk bersila dan dilanjutkan dengan pembacaan barzanji yang terdiri

dari rawi pada bait pertama hingga bait terakhir sampai selesai. Rawi merupakan tahap awal

yang dilakukan sebelum melakukan proses Marhaban.

Rawi ialah dalam bahasa Arab berarti riwayat, rawi berisi tentang kehidupan

Rasulullah. Rawi biasanya dibacakan dengan suatu nada yang khas menggunakan bahasa

Arab.

Dalam pelaksanaannya, proses rawi dilakukan hanya dibawakan oleh imam sendirian

dengan cara posisi duduk bersila dilantai. Rawi biasanya dibacakan dengan nada yang khas

menggunakan bahasa Arab. Rawi merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan

marhaban.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

32

Adapun rawi yang dibawakan atau dibaca oleh imam pada setiap bait berisi

menceritakan :

1. Muqaddimah pengarang yang memulai dengan menyebut nama Allah Yang Maha Agung

dan memanjatkan puja dan puji, serta bersholawat atas Nabi Muhammad, kemudian

memohon pertolongan hanya kepada Allah karena tiada daya dan kekuatan kecuali dengan

pertolongan Allah. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab Al-Barzanji, dengan berbunyi

sebagai berikut :

Aljannatu Wa Na-Iimuhaa Sa’dul Liman Yu Shalli Wa Yu Sallimu Wa Yubarik’Alaih

(Surga dan kenikmatannya semoga diperuntukkan bagi siapa saja yang bersholawat dan

memohonkan selamat serta berkah atas Nabi)

1) Abtadi-ul imlaa-a bismidzdzaatil aliyyati. Mustadirran Faidlal barakaati’alaa maa anaa lahuu

wa aulaah.

(Saya mulai penulisan kitab/kisah Nabi ini dengan menyebut nama Allah Yang Maha Agung, seraya

memohon limpahan berkah dan restu-Nya atas apa yang telah sya peroleh)

2) Wa utsanni bi hamdim mawaa riduhuu saa-igha tun haniyyah.

(Dan saya memanjatkan puja dan puji, dengan pujian yang tak ada henti-hentinya)

3) Mumthatiam minasysyukril jamiili mathaa yaah

(Dan seraya mempersembahkan sedalam-dalamnya rasa syukur yang baik)

4) Wa ushalli wa ushallimu alan nuuril maushuufi bittaqaddumi wal awwaliyah.

(Dan saya bersholawat dan salam semoga tetap atas Nabi Muhammad , pribadi yang memiliki

pancaran nur qadim dan abadi)

5) Al muntaqili fil ghuraril kariimati wal jibaah

( Nur yang senantiasa berpindah-pindah dari wajah ke wajah para leluhurnya, orang-orang

terkemuka

6) Wa astamnihullaaha ta’aala ridlwaanan yakhushshul’itratath thaahiratan nabawiyyah

(Dan saya memoho keridhoan Allah Ta’ala bagi para keluarga Nabi yang suci)

7) Wa ya-ummush shahaabata wal atbaa-a’ wa man waalaah

(Dan semoga melimpah ruah kepada para sahabatnya, para pengikutnya dan orang-orang yang

menciniai kepadanya)

Universitas Sumatera Utara

Page 40: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

33

8) Wa astajdiihi hidaayatal lisuluukis subulil waa dlihatil jaliyyah

(Dan saya memohon hidayah, agar kita semua dapat menempuh jalan yang sudah jelas dan terang)

9) Wa hifdham minal ghawaayati fii khithathil khatha-i wa khuthaah

( Saya memohon perlindungan, agar terpelihara dari kesalahan-kesalahan dan derap langkahnya

dalam penulisan kisah ini)

10) Wa ansyuru min qish shatil maulidin nabawiyyi buruudin hisaanan abqarriyah

(Dan saya bentangkan sebar luaskan kisah maulid nabi ini kepada masyarakat, dengan baju

kerakyatan yang indah)

11) Naadhimam minan nasabisy syarifii iqdan tuhallal masaami-u bihulaah

(Penulisan kisah Nabi ini, adalah berasal dari keturunan Nabi yang mulia, bagaikan untaian kata

manis didengar)

12) Wa asta-iinu bihaulillaahi ta’aala wa quwatihil qawiyyah

(Kemudian saya memohon pertolongan kepada Allah, karena segala daya dan kekuatan itu hanya

dari Allah Ta’ala)

13) Fa innahuu laa haula wa la quwwata illa billaah

(Kemudian tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)

2. Menceritakan tentang nasab (silsilah) dan keagungannya yang terperinci, dengan berbunyi

sebagai berikut :

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliim.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera)

1) Wa ba’du fa aquulu huwa sayyiduna muhammadbnu abdillaahibnu abdul muththalibi wasmuhu

syaibatul hamdi humidat khishaa luhus saniyyah

(Waba’du , maka saya katakan; Beliau adalah Muhammad Abdullah bin Muthallib, dan disebut

orang juga dengan Syaibatul hamdi, karena ketinggian perangainya yang sangat dikagumi rakyat)

2) Ibni haasyimiw was muhu amrubnu abdi manaafin wasmuhul mughiiratulladzi yun tamal irtiqaa u

lil ulyaah

(Bin Hasyim dan juga bernama Amr bin Abdi Manaf dan juga bernama Mughirah yang senantiasa

bertambah-tambah ketinggian derajatnya)

3) Ibni qushyyin wasmuhu mujammiun summiya biqushayyin litaqaashiihi fii bilaadi qudlaa atal

qashiyyah

Universitas Sumatera Utara

Page 41: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

34

(Bin Qushayyi dan juga dipanggil orang dengan Mujammi. Dan dia disebut Qushayyi, karena

jauhnya berkelana ditanah Qudla’ah yang terpencil dari kota Mekkah)

4) Ilaa an a-aadahullahu ta’aaala ilal haramil muhtarimi fa-hamaa himaah

(Sehingga Allah mengembalikan beliau dan menetapkannya di tanah suci Mekkah, lalu dia dapat

juga menjaga diri apa yang menjadi larangan kota Mekkah)

5) Ibni kilaabin wasmuhu hakiimubni muraatabni ka’bibni luayyibni ghalibbin fihrin wasmuhu

quraisyun wa ilaihi tun sabul bu thuunul qurasyiyyah

(Bin Kilab juga dipanggil Hakim bin Murrah, bin Ka’ab. Bin Luayyi, bin Ghalib, bin Fihr dan disebut

orang dengan nama Quraisy itulah, kemudian keturunan Fihr dinamakan suku Quraisy)

6) Wa maa fauqahuu kinaaniyun kamaa janaha ilaihil katsiiru wartadlaah

(Dan keturunan seatasnya, disebut suku Kinanah. Demikianlah menurut keterangan yang telah

disepakati ahli riwayat)

7) Ibni maalikibnin nadlribi kinaanatabni khuzaimatabni ilyaasa wa huwa awwalu man ahdal budna

ilarrihaabil haramiyyah.

(Bin Malik, bin Nadir, bin Kinanah, bin Mudrikah, bin Ilyas, dialah yang pertama menghadiahkan

unta yang disembelih dibumi haram kota Makkah.

8) Wa sumi’a fii shulbihin nabiyyu shallallahu alaihi wa sallama dzakarallaha ta’aala wa labbah.

( Dari tulang belakang beliau, didengar Nabi SAW berdzikir dan bertalbiyah kepada Allah)

9) Ibni mudlarabni nizaariibni ma’ addibn adnaana wa haadza silkun nazhamat faraaidahu banaa

nus sunnatis saniyyah.

(Bin Mudlar, bin Nzar, bin Ma’ad, bin Adna. Demikianlah nasab beliau Nabi Muhammad SAW.

Menirut jalan riwayat ulama muhadditsin, bagaikan butir-butir permata indah.)

10) Wa raf’uhuu ilal khaliili ibraahima amsaka anhusy syaari’u wa abaah.

(Nasab beliau SAW, seatasnya sampai kepada Nabi AL Khalil Ibrahim as. Namun beliau sendiri

enggan dan melarang menyebutnya sampai kepadanya)

11) Wa adnaanu bilaa raibi inda dzawil uluumin nasabiyyah.

( Dengan demikian, maka menurut keterangan ulama yang ahli tentang nasab, tanpa diragukan lagi

silsilah Adnan)

12) Iladz dzabihii ismaa-iila nisbatuhuu wa muntamaah.

(Dan bernasab dan berkesinambungan kepada Nabi Ismail yang telah menjalani perintah untuk

berkurban jiwa)

13) Fa adhim bihii min aqdin ta-allaqat kawaaki buhud durriyah.

(Alangkah hebatnya nasab beliau ini, yang tersunting sebagai butir-butir permata, penghias bintang-

bintang gemerlapan)

Universitas Sumatera Utara

Page 42: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

35

14) Wa kaifa laa wassayyidul akramu shallallaahu alaihi wa sallama waasithatuhul muntaqaah.

(Mengapa tidak, bukankah beliau SAW. Yang mulia adalah Nabi seluruh makhluk terpilih?)

15) Nasabun tahsibul ulaa bihulahuu qadlladat haa nujuumahal jauzaa-u.

(Nasab beliau SAW, terhitung nasab mulia, bagaikan sekumpulan bintang kejora)

16) Habbadzaa iqdu suudadin wa fakhaarin anta fii hil yatiimatul ashmaa-u.

( Ibarat kalung mutiara hiasan megah, engkau anak yatim piatu yang tidal berdosa)

17) Wa akrim bihi min nasabin thahharaful laahu ta’aala min sifaahil jaaliyyah.

(Maka muliakanlah nasab ini, nasab yang telah disucikan Allah Ta’ala dari perzinahan dimasa

jahiliyyah)

18) Auradaz zainul iraaqiyyu waaridahuu fii mauridi hil haniyyi wa rawaah.

(Demikianlah, menurut keterangan yang diriwayatkan yang telah diriwayatkan oleh Syaikh Zainul

Iraaqiy didalam kitabnya yang bernama ’’Mauridul Haniy’’)

19) Hafizhal ilaahu karaamatal limuhammdin aabaa- ahul amjaada shaunan lismihi.

(Allah telah memelihara kemuliaan Nabi Muhammad terhadap bapak-bapaknya yang mulia, demi

memelihara namanya)

20) Taraakus sifaaha falam yushibhum aaruhu min aadamiw wa ilaa abihii wa ummihi.

(Mereka tinggalkan perzinahan, maka mereka senantiasa tidak pernah telibat dalam keonarannya,

sejak Nabi Adam hingga ibu bapaknya)

21) Saraatun saraa nuurun nubuwwati fii asaariiri ghurarihimul bahiyyah.

(Nur ke Nabian Muhammad selalu berpindah-pindah dan memancar dari pelipis ke pelipis nenek

moyangnya dengan cerlang-cemerlang)

22) Wabadara badruhuu fii jabiini abdil muththallibi wabnihii abdillah.

(Dan nampak jelas kecemerlangannya pada kening kakeknya Abdul Muthalib dan putranya Abdullah)

3. Menceritakan tentang tanda-tanda kisah Nabi Muhammad SAW dilahirkan, yaitu ketika

Allah hendak menjelmakan hakikat dan mewujudkan jasmani dan rohani Nabi Muhammad

SAW, sehingga pada saat itu seluruh penghuni alam menyambut dengan bergembira bersama

akan adanya berita baik ini, ketika ibunya sedang tidur dan bermimpi bila engkau telah

melahirkannya maka berilah nama Muhammad karena dia nanti akan dipuji. Sebagaimana

yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 43: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

36

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW.

1) Wa lamma araadaallaahu ta’aala ibraazaha qiiqatihil muhammadiyah.

(Ketika Alla Ta’ala hendak menjelmakan hakikat Nabi Muhammad SAW)

2) Wa idh –haarahuu jismanwaruuhan bishuu-ratihi wa ma’naah.

(Dan mewujudkan jasmani dan rohaninya dengan bentuk rupanya dan sifatnya di alam dunia)

3) Naqalahuu ilaa maqarrihi min shadafati aaminataz zuhriyyah.

(Maka Allah memindahkan tempat nur tersbut kepada Aminah yang suci)

4) Wa khashshahal qariibull mujiibu bin anta-kuuna ummal limushthafaah.

(Dan Allah mengkhususkan kepadanya, sebagai ibu dari Nabi yang terpilih)

5) Wa nuudiya fissamaawaati wal ardil biham-lihaa li anwaarihidz dzaatiyyah.

(Dan serukan ke seluruh penjuru langit dan bumi, bahwa nurnya telah dikandung ibunya)

6) Wa shabaa kullu shabbin lihubuubi nasiimi shabaah.

(Ketika masalahnya suadah sedemikaian itu, maka seluruh makhluk senantiasa rindu dan berharap

dengan kelahirannya)

7) Wa kusiyatil ardlu ba’da thuuli jadbihaa minan nabaati hulalan sundusiyyah.

(Dan bumi yang telah bertahun-tahun gersang. Mulai tumbuh tanamannya menjadi bumi yang sangar

subur)

8) Wa aina- atitstsimaru wa adnasy syajarulil jaani janaah.

(Buah-buahan segera menjadi masak, cabang dan dahannya melengkung dan merendah)

9) Wanathaqat bihamlihii kullu daabatin liquraisyin bifishaahil alsunil arabiyyah.

(Dan seluruh binatang melata kepunyaan suku Quraisy memperbincangkan hamilnya Aminah dengan

ucapan yang fasih)

10) Wa kharratil asirratu wal ashnaamu alal wujuuhi wal afwaah.

(Dan seluruh singgasana kerajaan bergoncang, dan berhala-berhala pun terjungkal berantakan)

11)Watabaasyarat wuhuusyul masyaariqi walmaghaaribi wadawaabbuhal bahriyyah)

(Binatang-binatang liar dibelahan bumi sebelah timur dan barat serta binatang lautpun ikut riang

gembira)

Universitas Sumatera Utara

Page 44: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

37

12) Wahtasatil awaalimu minassuruuri ka’sa humayyaah.

(Seluruh penghuni alam berpesta pora, bergembira bersama,berita gembira)

13)Wa busysyiratil jinnu bi izhlaali zamanihii wan tahakatil kahaanatu warahibatirruhbaaniyyah.

(Segenap bangsa jin dibei kesenagan, sedangkan ahli nujum, tukang sihir, tertimpa kerusakan serta

para pendeta Nasrani menjadi gentar hatinya, karena merasa ketakutan)

14) Walahija bikhabarihii kullu hibrin khabiirin wa fii hulaa husnihii taah.

(Tetapi, orang-orang cerdik pandai yang telah mengerti tentang kehadiran Nabi akhir zaman dari

kitab-kitab yang terdahulu, bertekun menceritakan kebaikan sifat-sifat Nabi ini)

15) Wa utiyat ummuhu fil manaami faqilla laha innaki qad hamalti bisayyidil aala-miina wa khairil

bariyyah.

(Ketika Aminah sedang tidur, ia bermimpi, ada sesuatu suara berkata; ‘’Wahai Aminah,

sesungguhnya engkau telah mengandung penghulu umat manusia seluruh dunia dan sebaik-baik

makhluk)

16) Wa sammihi idzaa wadla’tihii muhammadan li-annahuu satuhmadu uqbaah.

(Bila engkau telah melahirkannya, berilah nama pada Muhammad, karena dia akan dipuji

kesudahannya)

4. Menceritakan kejadian-kejadian yang aneh ketika kelahiran Nabi Muhammad SAW, yaitu

lahir dalam posisi telungkup, dalam keadaan bersih, harum wangi kasturi dan berbagai hal-

hal lainnya. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut

:

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

((Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW.

1) Wabaraza shallallaahu alaihi wa sallama waadli’an yadaihi alal ardli raa fi an-ra’sahuu ilas

samaa-il’aliyyah.

(Nabi Muhammad SAW. Lahir dalam posisi telungkup, dengan meletakkan dua belah tangannya

dipermukaan bumi dan mengangkat kepalanya menegadah ke langit yang tinggi)

2) Muumiyam bidzaalikar rafi’i ilaa suudadihii wa’ulaah.

(Ini merupakan suatu lambang keagungan dan ketinggian martabatnya)

3) Wa musyiiran ilaa rif’ati qadrihii alaa saairil bariyyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

38

(Dan menunjukkan kepada ketinggian derajatnya melebihi seluruh manusia)

4) Wa annahul habiibulladzii hasunat thibaa-uhuu wa sajaayaah.

(Sebenarnya dia adalah kekasih Allah yang bagus watak dan budi pekertinya)

5) Wa da’at ummuhuu abdal muththalibi wahuwa yathuufu bihaa tiikal baniyyah.

(Dan ibunya memanggil Abdul Muthalib, yang ketika itu sedang melakukan tawaf mengelilingi

Ka’bah)

6) Fa aqbala musri-an wa nazhara ilaihi wa ba-lagha minassuruuri munaah.

(Lalu dia segera menghadap dan melihatnya dengan rasa hati yang bergembira)

7) Wa adkhalahul ka’batal gharraa-a wa qaama yad’uu bikhuluu shinniyyah.

(Muhammad SAW dimasukkan kedalam Ka’bah seraya memanjatkan do’a dengan sehangat-

hangatnya dan setulusnya)

8) Wa yasykurullaahaa ta’aala alaa maa manna bi-hii alaihi wa a’thaah

(Dan dia lalu bersyukur kepada Allah Ta’ala atas anugrah yang baru diterimanya itu)

9) Wa wulida shallallaahu alaihi wa sallama na-dhiifam makhtuunan maqthuu’as surri biyadil

qudratil ilaahiyyah.

(Muhammad SAW dilahirkan dalam keadaan sudah bersih, sudah dikhitan dan sudah putus pusarnya

dengan kekuasaan Allah)

10) Thayyiban dahiina mak-huulatan bikuhlil inaayati ainaah.

(Harum wangi bau kasturi, dan bercelak dua belah matanya)

11) Waqiila khatanahuu jadduhuu ba’da sab’i layaalin sawiyyah.

(Ada riwayat yang mengatakan, bahwa dia dikhitankan kakeknya sudah malam yang ketujuh)

12) Wa au lama wa ath’ama wa sammaahu muhammadan wa akrama matswaah.

(Dengan mengadakan walimah dan jamuan makan, dan menamakannya dengan nama Muhammad,

lagi pula tempatnya pun diatur dengan serapi-rapinya)

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

((Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW.

1) Wa dhahara inda wilaadatihii khawaariqu wagharaa-ibu ghaibiyyah.

(Pada waktu kelahiran Nabi SAW, terjadilah berbagai hal yang luar biasa, dan keanehan-keanehan

yang ghaib)

Universitas Sumatera Utara

Page 46: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

39

2) Irhaashan linubuwwati wa i’laaman bi annahuu mukhtaarullaahi ta’aala wa muj-tabaah .

(Sebagai pertanda ketetapan kenabiannya, dan pemberitahuan bahwa beliau adalah sebagai Nabi

pilihan Allah Ta’ala)

3) Faziidatis samaa-u hifdhan wa rudda anhal maradatu wa dzawun nufuusisy syaithaaniyyah.

(Maka pada waktu itu langit diperketat dan semua pendurhaka dan makhluk-makhluk halus bangsa

jin dan syetan , diusir dari langit)

4) Wara jamtu rujuumun nayyirati kulla rajii min fii haali marqaah.

(Bintang-bintang yang berdaya membakar melontari syetan syetan yang memaksakan diri dari

hendak naik ke atas)

5) Wa tadallat ilaihi shallallahu alaihi wa sal lamal anjumuz zuhriyyah.

(Bintang-bintang Zuhrah merendah ikut menghormati beliau SAW)

6) Wastanaarat binuurihaa wihaadul harami wa rubaah.

(Dan memancarkan sinarnya, yang terang cemerlang sampai kedataran rendah bumi haram dan

dataran tingginya)

7) Wa kharaja ma-ahuu nuurun adlaa-at lahuu qushuurusy syaamil qaishariyyah.

(Dan bersama dengan itu kelurlah cahaya yang meneranfi gedung-gedung bertingkat di negeri Syam)

8) Fara aahaa man bibithaahi makata daa ruuhu wa maghnaah.

(Sehingga seluruh penduduk kota Makkah dapt menyaksikannya)

9) Wanshada al iiwaanu bil madaa-inil kisra-wiyyah.

(Seluruh kerajaan Kisran di negeri Madain memecah dan membelah)

10) Alladzi rafa’a anuu syarwauna samkahuu wa sawwaah.

(Yang telah dibangun dan ditinggikan oleh Anusyarwan)

11) Wa saqatha arbaa asyarat min syurufaa-tihil ulwiyyah.

(Empat belas menara tinggi yang menjulang ke angkasa menjadi runruh berantakan)

12) Wakusira mulku kisraa lihauli maa ashaa bahuu wa’araah.

(Hancur luluhlah kemaharajaan Kisra, karena tergoncang dengan kejadian besar kelahiran Nabi

SAW)

13) Wakhamadatin niiraanul ma’buudatu bil mamaalikil faarisiyyah.

(Semua api pemujaan di seluruh tanah jajahan Persia padam seketika)

14) Lithuluu’i badrihil muniiri wa isyraaqi muhayyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

40

(Karena munculnya Nabi bulan purnama dari wajah baru yang besinar terang)

15) Wa ghaadlat buhairatu saawata wa kaanat baina hamadzaani wa qumma minal bilaa-

dil’ajamiyyah.

(Dataran pesawahan yang terletak diantara kota Hamdan dan Qumma menjadi kering)

16) Wa jaffat idz kaffa waakifu maujihatstsaj-jaaji yanaa biiu haatikal miiyaah.

(Dan mata airnya yang biasa mengalirkan airnya tidak lagi menglairkan air, karenadilanda

kekeringan)

17) Wafaadla waadii samaawata wahiya mafaa-zatun fii falaatin wabariyyah.

( Padahal lembag Samawah pada padang belantara dan daratannya melimpah airnya)

18) Lam yakun bihaa qablu maa-un yanqa-u lidhdham-aanil lahaata.

(Padahal sejak dahulu kala tidak terdapat air setetespun yang dapat menghilangkan haus anak lidah

orang yang sedang dahaga)

19) Wa kaana mauliduhuu shallallahu alalihi wa sallama bul maulidli il ma’ruufi bil iraashil

makkiyyah.

(Adapuntemapt kelahiran Nabi SAW adlah disebut tempat yang paling terkenal dengan nama

kampung ‘Irash di Makkah)

20) Walbaladilladzii laa yu’d ladu syajaruhuu wa laa yukhtalaa khulaah.

(Yaitu kota yang kayunya haram ditebang dan rumputnya haram dicabut)

21) Wakhtulifa fii aami wilaadatihii wafii syahrihaa wa fii yaumiha alaa aqwaalil lil ulamaa-i

marwiyyah.

(Mengenai tahun, bulan dan hari kelahirannya, masih belum disepakati oleh ulama ahli riwayat)

22) Warraajihu annahaa qubaila fajri yaumil its naini tsaaniya asyara syahri rabii’il awwali min

aamil fiililladzi shaddahullaahu ‘anil harami wa hamaah.

(Tetapi, menurut qaul(pendapat) yang paling kuat adalah sebelum shubuh pada hari senin, tanggal

12 rabiul awwal tahun gajah)

5. Menceritakan tentang pengasuh (penyusuan) Nabi Muhammad SAW, yaitu beliau hanya

disusui ibuya dalam beberapa hari saja, kemudian disusui oleh Tsuwaibah, Tsuwaibah

merupakan wanita yang dimerdekakan oleh Abu Lahab, dan disusui oleh Halimah.

Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

41

((Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW.

1)Wa ardla’at hu ummuhuu ayyaaman tsumma ardla’at hu tsuwaibatul aslamiyyah.

(Beliau disusui ibunya hanya dalam waktu beberapa hari saja, lalu dia disusui oleh Tsuwaibatul al

aslamiyah)

2)Allatii a’taqahaa abuu lahabin hiina waafat hu india miilaadihii’alihis shalatu wa salaamu

bibusyraah.

(Wanita yang dimerdekakan Abu Lahab, ketika dia di datangi oleh Tsuwaibah dengan membawa

kabar gembira tentang kelahiran beliau SAW)

3)Fa ardla athu ma’abnihaa masruuhin wa abii salamata wa hiya bihi hafiyyah.

(Beliau disusui oleh Tsuwaibah yang bersamaan dengan menyusui anaknya sendiri yang bernama

Masruh dan Abu Salamah)

4) Wa ardla’at qalhu hamzatalladzii humida fii nushratid diini suraah.

(Sedangkan sebelumnya dia pernah menyusui Hamzah yang menjadi pembela agam Allah.

5) Wa kaana shallahu alaihi wa sallama yab atsu ilaihaa minal madiinati bishilatin wa kiswatin hiya

biha hariyyah.

(Dan beliau ketika di Madinah selalu mengirimkan barang hadiah dan barang pakaian Tsuwaibah)

6) Ilaa an aurada haikalahaa raa-idul manuunidl dlariiha wa waarah

(Sehingga kerangka tubuhnya dibaringkan sendiri oleh beliau dalam kuburnya)

7) Qila alaa diini qaumihal fi-atoil jaahiliyyah

(Menurut sebagian keterangan ada yang mengatakan bahwa Tsuwaibah meninggal dunia masih tetap

menganut agama secara Jahiliyyah)

8) Wa qiila aslamat atsbatal khilaafabnu mandah wahakaah.

(Dan menurut keterangan yang lain, bahwa ia (Tsuwaibah) telah menganut agama Islam. Demikian

menurut keterangan Ibnu Mandah)

9)Tsumma ardla-at hul fataatu halimatus sa’diyah.

(Kemudian, beliau disusui oleh Halimah As sadiyah)

10) Wa kaana qad radda kullum minal qaumi tsadyahaa lifaqrihaa wa abaah.

(Oleh karena kemiskinannya, maka tak ada seorang pun yang ,enyusukan anaknya kepada Halimah

As sadiyah)

11) Fa akhshaba aisyuhaa ba’dal mahli qablal asyiyyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

42

(Semenjak Halimah menyusui SAW, lalu menjadi lapang kehidupannya)

12) Wa darra tsadyaahaa bidurri darrin labana hul yamiinu minhumaa walabanal aakharu akhaah.

(Buah dadnya menjadi deras berisi air susu, yang sebelah kanan disediakan untuk Nabi SAW, dan

yang lain untuk menyusukan saudara susuannya)

13) Wa asbahat ba’dal huzaali wal faqri ghaniyyah.

(Akhirnya Halimah menjadi orang yang kaya raya sesudah hidup dalam kemiskinan)

14) Wasaminatisysyaarifu ladaihaa wasysyiaah.

(Unta dan kambingnya semuanya menjadi gemuk)

15) Wanjaaba’ an jaanibihaa kullu mulimmatin wara ziyyah.

(Dan segala marabahaya dan bencana yang berada disekitarnya menjadi hilang lenyap)

16) Watharrazas sa’du burda’ aisyihalhaniyyi wa wasyaah.

(Akhirnya Halimah menjadi seorang yang kaya raya dan terpuji)

6. Menceritakan tentang ketika beliau diangkat menjadi Rasul, yaitu pada saat beliau berumur

empat puluh tahun sehingga Allah mengangkat beliau menjadi Rasul sebagai pembawa berita

gembira bagi umat seluruh alam. Pada waktu itu datang Malaikat Jibril menyampaikan

wahyu, Jibril berkata bacalah hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar beliau SAW siap untuk

menerima wahyu.Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai

berikut :

Aththirillsahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma

shalli wa sallim wa baarik alaih.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW)

1)Walamma kamula lahuu shallallaahu alaihi wa sallama arba’uuna sanatan alaa aufaqil aqwaali

lidzawil aallimiyyah.

(Ketika usia beliau SAW, genap empat puluh tahun, dengan mengikuti Qaul ulama ahli sejarah)

2)Ba atsahullaahu ta’aalaa lil aalamiina basyiiran wa nadziiran fa-ammahum biruhmaah.

(Maka Allah Ta’aala mengangkat beliau menjadi Rasul nya sebagai pembawa berita gembira dan

pembawa peringatan, dengan maksud untuk ummat seluruh alam)

3)Wa budi-a ilaa tamaami sittati asyhurin birru-yash shaadiqatil jaliyyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

43

(Selama enam bulan pada mulanya, beliau dimulai dengan mendapat impian-impian yang benar dan

nyata)

4)Fakaana laa yaraa ru’yan illaa jaa-at mitsla falaqi shubhin adlaa-a sanaah.

(Setiap kali beliau SAW, bermimpi, beliau melihat seolah-olah ada sinar matahari pagi yang

memancar cemerlang membelah kegelapan ufuk timur)

5)Wa innamabtudi-a birru’yaa tamriinan lilquwatil basyariyyah.

(Sesungguhnya pada waktu menjelang pengangkatannya itu dimulai impian-impian, dimaksudkan

untuk menggembleng jiwa insaninya agar beliau mempunyai dasar yang kokoh dan kuat.

6)Liallaa yafja-ahul malaku bishariihin nubuwwa-ti falaa taqwaahu quwaah.

(Agar tidak merasa gentar dan cukup mampu kekuatannya manakala menghadapi malaikat jibril as,

yang akan menyampaikan wahyunya)

7)Wahubbiba ilaihil khalaa-u fakaana yata-abbadu bihira illayaaliyal adadiyyah.

(Dalam pada itu, beliau SAW memang senang bersunyi diri, sedangkan tempat peribadatannya

adalah Gua Hira, sampai bermalam-malam lamanya)

8)Ilaa an ataahu fiihi shariihul haqqi wawaafaah.

(Hingga datang malaikat Jibril menyampaikan wahyu)

9)Wa dzazlika fii yaumil itsnaini lisab’a asyarata lailatan khalat min syahril lailatil qadriyyah.

(Ketika itu bertepatan pada hari senin tanggal 17 ramadhan)

10)Wa tsumma aqwaalul lisab’in au li-arba-in wa’isyriina minhu au litsamaanin min syahri mauli-

dihilladzi badaa fiihi badru muhayyaah.

(Ada beberapa pendapat yang mengatakan, bahwa hal itu terjadi pada tanggal 27/28 ramadan, dan

ada juga yang mengatakan tanggal 8 raiul awwal)

11)Faqaala lahu iqra’ fa abba faghaththahuughatthatan qawiyyah.

(Pada waktu itu malaikat jibril mengatakan, bacalah, tetapi beliau enggan membacanya. Lalu jibril

memeluknya dengan pelukan yang kuat)

12)Tsumma qaala lahu iqra’faabaa faghaththahuu tsaaniyatan hattaa balagha minhul jahdu wa

ghaththaah.

(Kemudian jibril berkata lagi, bacalah, tetapi beliau tetap menolaknya. Lalu dipeluknya untuk yang

kedua, kalinya, sehingga pelukannya menjadi erat, dan sukar untuk dilepaskan)

13)Tsumma qaala lahu iqra’ fa abaa faghaththahu tsaalitsatan liyatawajjaha ilaa maa sayulqaa

ilaihi bijam’iyyah.

(Demikianlah hingga tiga kali jibril menyuruh beliau SAW, membaca, tetapi beliau masih tetap

menolaknya, karena tidak tahu apa yang dibaca. Lalu dipeluknya lagi untuk ketiga kalinya. Hal ini

Universitas Sumatera Utara

Page 51: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

44

dilakukan oleh jibril, dengan maksud agar beliau SAW, siap untuk menerima wahyu yang akan

disampaikan kepadanya)

14)Wa yuqaabilahuu bijiddin wajtihaadin wayatalaqqaah.

(Setelah beliau siap untuk menerima wahyu, maka wahyu suci diterimakannya)

15)Tsumma fataral wahyu tsalaatsa siniina au tsalaatsiina syahran liyasytaaqa ilan tisyaa qi haa

tiikan nafahaatisy syadziyyah.

(Sesudah itu terputuslah wahyu hingga tiga tahun lamanya, atau tiga puluh bulan, dengan tujuan

agar beliau SAW merasa riindu kepadanya)

16)Tsumma unzilat alaihi yaa ayyuhal muddats tsiru fajaa-ahu jibriilu bihaa wa naadaah.

(Kemudian turun lagi wahyu/ayat yang berbunyi ‘’ Ya Ayyuhal Muddatstsir’’ (hai orang yang

berselimut)

17)Fakaana linubuwwatihii fii taqaddumi iqra’ bismirabbika syaahidun alaa anna lahassaabiqiyyah.

(Wahyu pertama yang mendahuluinya adalah surat Al-alaq)

18)Wattaqadduma alaa risaalatihii bil bisyaa rati wannidzaarati liman da-aah.

(Yang menjadi saksi pengangakatannya menjadi Rasul dengan membawa berita gembira dan

peringatan orang yang diserunya)

7. Menceritakan tentang kisah para sahabat yang mengikuti Nabi untuk menyebarkan ajaran

Islam, walaupun pada saat itu beliau SAW mendapat perlawanan dari kafir Quraisy hingga

beliau menanggung luka-luka dan hati tersayat pedih. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab

barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW)

1)Wa awwalu man aamana bihii minarrijaali abuu bakrin shaahibul ghaari washshiddiiqiyyah.

(Orang lelaki pertama yang beriman kepada Nabi SAW adalah Abu Bakar Shiddiq, orang yang

menemani beliau ketika bersembunyi di gua Tsur)

2)Waminashshibyaani aliyyun wa minannisaa-i khadijatullath tsabbatallaahu bihaa qalbahuu

wawaqaah.

(Dan dari golongan anak kecil, adalah Ali bin Abu Tholib, dan dari golongan orang-orang

perempuan adalah Khadijah yang hatinya sudah dikuatkan dan dipelihara keimanannya)

Universitas Sumatera Utara

Page 52: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

45

3)Waminal mawaalii zaidubnu haaritsata wa minal ariqqaa-i bilaalu nilladzi adzdzabzhuu fillaahi

umayyah.

(Dari kalangan hamba sahaya adalah adalah Zaid bin Haritsah, dan dari hamba sahaya yang belum

bebas adalah Bila bin Robah yang disiksa tuannya yang bernama Umayyah)

4)Wa aulahuu maulaahu abuu bakrin minal itqimaa aulaah.

(Yang kemudian selalu ditebus oleh Abu Bakar Shiddiq untuk dimerdekakan)

5)Tsumma aslama utsmaanu wa sa’dun wa sa’iidunwa thalhatu wabnu aufin wabnu ammatihii

shafiyyah.

(Seterunya berturut-turt masuk Islam; Utsman bin Affan Sa’ad bin Waqqash, Said bin Zaud, Thahah

bin Ubaidillah, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin A Wam, saudara lelaki sepupu Nabi SAW dan lelaki

Shariyyah)

6)Wa ghairuhum mimman anhalahush shiddiqu rahhqat tashdiiqi wa saqaah.

(Adapun selain orang-orang tersebut masuk Islam atas usaha dan jasa Abu Bakar Shiddiq)

7)Wa maa zaalat ibaadatuhu shallallaahu alaihi wa sallama waash-habuhu makhfiyyah.

(Pada waktu itu, beliau SAW dan para sahabat masih sembunyi-sembunyi dalam menjalankan

ibadahnya)

8)Hatta unzilat alaihi fashda bimaa tu’maru fa-hajara bidu’aa-il khalqi ilallaah.

(Sehingga turun ayat surat Al-Hijjr, ayat 94, barulah beliau SAW bangkit menyeru ummat dengan

terang-terangan dan beribadah kepada Allah)

9)Wa lam yab’ud minhu qaumuhu hatta aaba aalihatahum wa amara birafdli maa

siwalwahdaaniyyah.

(Beliau mengecam kepada penyembah berhala dan mengajak supaya beribadah kepada Tuhan Yang

Tunggal)

10)Fatajara-uu alaa mubaarazatihii bil adaa wati wa adzaah.

(Ajakan beliau ini ditentang oleh kaum musyrikin dengan permusuuhan terbuka dan penganiayaan

terhadap para sahabatnya)

11)Wasytaddal alal muslimiinal balaaa-u fahaajaruu fii sanati khamsin ilannaahiyatin najaasyiyyah.

(Oleh karenanya, kaum muslimin mendapatkan tekanan yang sangat berat. Sehingga pada tahun

kelima dari kenabian terpaksa mereka berhijrah ke Habasyah)

12)Wahadaba alaihi ammuhu abuu thaalibin fa haabahu kullun minal qaumi wa tahaamaah.

(Melihat keadaan yang semacam ini, pamannya Abu Tholib merasa kasihan kepadanya, akhirnya

pamannya membela beliau dengan sekuat-kuatnya, sehingga mereka merasa takut dan tidak berani

menganggu beliau)

13)Wa furidla alaihi qiyaamu ba’dlin minas saa’aatil lailiyyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

46

(Pada malamnya, beliau diperintahkan Allah Ta’ala melakukan sholat malam)

14)Tsumma nusikha biqaulihii ta’aala faqra-uumaa tayassara minhu wa aqiimush shalaata.

(Kemudian kewajiban tersebut dibatalkan dengan turunnya ayat(faqra-uumaa tayassara minhu wa

aqiimush shalaata)

15)Wa turidla alaihi rak’ataaini bilghadaati wa rak’ataaini bil’asyiyyah.

(Lalu beliau diwajibkan melakukan sholat wajib dua rakaat di waktu pagi dan di waktu malam hari)

16)Tsumma nusikha bi iijaabish shalawaatil khamsi fii lailatil masraah.

(Kemudian diganti dengan kewajiban melakukan sholat lima waktu pada malam Isra’)

17)Wa maata abuu thaalibin fii nishfi syawwalin min aasyiril bi’tsati wa azhumat bimautihira

raziyyah.

(Abu Tholib meninggal pada tanggal 15 bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian, dan

sepeninggalnya itu bertambah besar pula penghinaan dan penganiayaannya)

18)Wa talathu khadiijatu ba’da tsalaatsati ayyaamin wa syaddal balaa-u’alal muslimiina uraah.

(Tiga hari kemudian menyusul lagi Khadijah wafat, sehingga bertambah besarlah musibah yang

menimpa kaum muslimin pada saat itu)

19)Wa auqa’at quraisyun bihii shallallaahu alaihi wa sallama kulla adziyyah.

(Penganiayaan kaum quraisy tehadap beliau SAW, semakin leluasa dan menjadi-jadi)

20)Wa ammaththaa ifa yad’uu tsaqiifan falam yuhsinuu bil ijaabati qiraah.

(Akhirnya beliau SAW, pergi ke Thaif untuk menyerahkan Islam kepada kaum Bani Tsaqif. Akan

tetapi smabutan mereka makin bertambah buruk)

21)Wa aghrau bihis sufaha-a wal abiida fasabbuuhu bi alsinatin badziyyah.

(Bahkan mereka ramai-ramai mengusir beliau dengan ucapan-ucapan yang kotor lagi keji)

22)Fa ramauhu bil hijaarati hattaa khudli bat biddimaa-i na’laah.

(Mereka melontari batu kepadanya, sehingga kasutnya berlumuran darah)

23)Tsumma aada shallallaahu alaihi wa sallama makkata haziinan fasa alahuu malakul jibaali fii

ihlaaki ahlihaa dzawil ushbiyyah.

(Kemudian beliau SAW, pulang kembali ke Makkah dengan menanggung luka-luka dan hati yang

tersayat pedih. Lalu Malaikat penjaga gunung bermohon, kepada beliau SAW, akan menghancurkan

kaum penentang yang berkeras hati)

24)Faqaala inni arjuu an yukhrijallaahu min ashlaa bihim man yatawallaah.

(Maka jawabnya; sesungguhnya saya memohon kepada Allah agar mengeluarkan generasi

berikutnya mau beriman dan menghambakan diri kepada Allah Ta’ala)

Universitas Sumatera Utara

Page 54: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

47

8. Menceritakan tentang peristiwa hijrah Rasul, yaitu beliau diisra‟kan dan mi‟rajkan,

kemudian dinaikkan ke sidratul muntaha dan Allah mewajibkan kepadanya dan umatnya agar

melakukan sholat. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai

berikut :

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW)

1)Tsumma usriya biruuhihii wa jasadihii yaqadlatan minal masjidil haraami ilal masjidil aqsha wa

rihaabihil qudsiyyah.

(Kemudian beliau SAW, diisra’kan dengan jiwa dan raganya dalam keadaan jaga dari Masjidil

Haram ke Masjidil Aqsha.

2)Wa’urija bihii assamaawaati fara-aa aadama fil uulaa.

(Dan mi’raj kan kelangit berlapis tujuh. Dilangit pertama, beliau berjumpa dengan Nabi Adam)

3)Wa ra-aa fitstsaaniyati iisabna maryamal batuulil barratit taqiyyah.

(Dilangit kedua beliau bertemu dengan Nabi Isa bin Maeyam, seorang gadis yang suci dari

perbuatan noda, lagi bertaqwa kepada Allah Ta’ala)

4)Wabna khaalatihii yahyalladzi uutiyal hukma fii haali shibaah.

(Dan disan dia juga bertemu dengan Nabi Yahya, saudara lelaki sepupu Nabi Isa, yang ketika alim

sejak kecil)

5)Wa ra-aa fitstsaalitsati yuusufa bishuuratihil jamaaliyyah.

(Dilangit ketiga beliau bertemu dengan Nabi Yusuf yang sangat elok dan menarik hati)

6)Wa firraabi’ati idriisalladzii rafa-allaahu makaanahuu wa a’alaahu.

(Dilangit keempat beliaubertemu denagan Nabi Idris, Nabi yang ditinggikan derajatnya dihadapan

Allah Ta’ala)

7)Wa filkhaamisati haaruunal muhabba fil ummatil israa- iliyyah.

(Dilangit kelima beliau bertemu dengan Nabi Harun, Nabi yang amat disukai oleh kaum Bani Israil)

8)Wa fissaadisati muusalladzii kallamahullaahu ta’aalaa wanaajaah.

(Dilangit keenam beliau bertemu dengan Nabi Musa, Nabi yang ahli munajat kepada Allah Ta’ala

dan pernah berbicara langsung kepada-Nya)

Universitas Sumatera Utara

Page 55: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

48

9)Wa fissaabi-ati ibraahiimalladzii jaa a rabbahuu bisalamaatil qalbi waththawiyyah.

(Dilangit ketujuh beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim, Nabi yang selamat hatinya dan mempunyai

sebutan yang baik)

10)Wa hafizhahuu min naari namruuda wa’aafaah.

(Nabi yang dijaga oleh Allah dari sengatan panas api Namrud)

11)Tsumma rufi-a ilaa sidratil muntahaa ilaa an sami’a shariifal aqlaami bil umuuril maqdliyyah.

(Kemudian beliau SAW, dianikkan ke Sidratil Muntaha, sehingga beliau dapat mendengarkan gresan

kalam di Lauhil Mahfuzh)

12)Ilaa maqaamil mukaafahatilladzii qarraba-hullaahu fiihi wa adnaah.

(Sampai kepada suatu tempar yang dinamakan Mukafahah, dimana beliau SAW menghadap langsung

dan munajat kepada Allah)

13)Wa amaatha lahuu hujubal anwaaril jalaaliyyah.

(Tersingkapilah tabir yang menutupi Nur keagungan-Nya)

14)Wa araahu bi-ainai ra’sihii min hadlratir rubuubiyyati maa araah.

(Dengan demikian, maka beliau SAW dapat memandang-Nya dengan mata kepalanya sendiri apa

yang dapat dilihatnya dari sifat keTuhanan-Nya)

15)Wabasatha lahuu busuuthal idlaali fil majaa-lidzdzaatiyyah.

(Dan terbentang baginya hamparan kasih mesra pada tempat kenyataan Dzat-Nya)

16)Wafaradla alaihi wa’alaa ummatihii khamsiina shalaatan tsummanhalla sahaabul fadhli faruddat

ilaa khamsin amaliyyah.

(Dan Allah Ta’ala mewajibkan kepadanya dan kepada ummatnya melakukan sholat lima puluh

waktu. Kemudian turunlah kemurahan Tuhan, akhirnya dikurangi hingga hanya tinggal lima waktu

yang wajib diamankan)

17)Wa lahaa ajrul khamsiina kamaa, syaa-ahuu fil azali wa qadlaah.

(Namun pahalanya tidak berkurang dari pahala sholat lima puluh waktu, sebagaimana apa yang

telah dikehendaki dan dihukumkan Allah pada zaman azali dahulu kala)

18)Tsumma aada fiilailatihii fashaddaqahush shiddiiqu bimasraah.

(Kemudian beliau SAW, pulang kembali pada malam itu juga, sedangkan orang yang mau

membenarkan peristiwa Isra Mi’rajnya itu hanya Abu Bakar Shiddiq)

19)Wa kullu dzii’aqlin wa rawiyyah.

(Dan orang-orang yang mempunyai pikiran yang sehat)

20)Wa kadzdzabat hu quraisyun wartadda man adlallahusy syaithaanu wa aghwaah.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

49

(Sebaliknya, kaum Quraisy sendiri mendustakan dan bahkan orang yang disesatkan dan ditipu oleh

syetan makin menjadi murtad)

9. Menceritakan tentang perjuangan Rasulullah melawan kafir Quraisy, yaitu beliau

menyatakan ke Rasulannya dengan terus terang kepada seluruh Quraisy, hingga pada saat itu

kaum Quraisy berniat untuk membunuh beliau, akan tetapi beliau terpelihara dan

diselamatkan Allah. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi

sebagai berikut :

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW)

1)Tsumma aradla nafsahuu alal qabba ili biannahuu rasuulullaahi fil ayyaamil mausi miyyah.

(Kemudian beliau SAW, menyatakan dengan terus terang ke Rasulannya kepada seluruh Quraisy,

pada hari-hari orang melakukan ibadah ibadah haji)

2)Fa aamana bihii sittatun minal anshaarikh tashshahumullaahu biridlaah.

(Terdapat enam orang daro sahabat Anshor yang suka rela menyatakan iman kepada Rasulullah)

3)Wa hajja minhum fil qaabilitsnaa asyara rajulan wa baaya uuhu bai-atan haqqiyyah

(Pada musim haji berikutnya, telah datang pula dua belas orang dari golongan sahabat Anshor yang

beribadah haji serta melakukan janji prasetia kepadanya)

4)Tsummansharafuu fadhaharal islaamu bil madiinati fakaanat ma’qilahuu wa ma’waah.

(Sepulangnya mereka ke tanah airnya, maka agama Islam tersiar dengan tersebar luas di kota

Madinah karena kota Madianah menjadi tempat kota pengungsian Nabi SAW, dan menjadi tempat

tinggalnya)

5)Wa qadima alaihi fil aamits tsaalitsi sab-uuna wa tsalaatsatun au khamsatun wamra ataani minal

qabaa ilil ausiyyati walkhazrajiyyah.

(Pada tahun ketiga dan hijrah datang lagi kepadanya rombongan tujuh puluh tiga, atau tujuh puluh

lima orang lelaki dan dua orang permpuan dari suku Aus dan Khazraj)

6)Fabaaya uuhu wa ammara alaihimutsnai asyara naqiiban jahaajihatan suraah.

(Mereka menyatakan baia’at kepada beliau SAW, dan beliau SAW memerintahkan dua belas orang

dari mereka untuk memimpinnya)

7)Fahaajara ilaihim mimmakkata dzul millatil islaamiyyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

50

(Sejak itu mereka lalu berkemas untuk melakuka hijrah dari Makkah menuju Madinah)

8)Wafaaraqulauthaana raghbatan fiima u-idda liman hajaral kufra wa naawaah.

(Dan mereka meninggalkan tanah airnya, karena mereka sadar dengan ampunan dan pahala orang

yang mau berhijrah dan meninggalkan perbuatan kufur)

9)Wa khaafat quraisyun an yalhaqa shallallahu alaihi wa sallama bi ash haabihii alal fauriyyah.

(Melihat keadaan yang semacam ini, kaum Quraisy merasa khawatir jika beliau SAW. Sendiri akan

menyusul hijrah mengikuti jejak para sahabatnya)

10)Fa’tamaruu biqatlihii fahafuzhahullaahu ta’aalaa min kaidihim wa najjaah.

(Lalu mereka bersiadang untuk membunuh beliau. Akan tetapi, beliau dipelihara dan selamatkan

Allah Ta’ala dari usaha jahat mereka)

11)Wa udzina lahuu shallallaahu alaihi wa sallama filhijrati faraqibahul musyrikuuna liyuu riduuhu

biza’mihim hiyaadlal maniyyah.

(Kemudian beliau diizinkan untuk berhijrah ke Madinah. Dan rencana itu telah diketahui oleh kaum

musyrikin, kemudian merkan melakukan pengintaian dan pengepungan rumahnya yang bermaksud

untuk membunuhnya)

12)Fakharaja alaihim wa natsara alaa ru-usihimut turaaba wa hatsaah.

(Akan tetapi beliau SAW, berhasil lolos keluar dari rumahnya dengan menaburkan tanah diatas

kepala mereka)

13)Wa amma ghaara tsaurin wa faazash shiddiiqufiihi bil ma’iyyah.

(Dan beliau SAW, berangkat menuju gua Tsur untuk sementara waktu bersembunyi bersama-sama

dengan Abu Bakar Shiddiq)

14)Wa aqaama fiihi tsalaatsan tahmil hamaa-imu wal anaakibu himaah.

(Beliau berdua bersembunyi di gua Tsur selama tiga hari. Mereka menadapat perlindungan dari

burung-burung dan labah-labah yang membuat sarangnya di pintu gua Tsur)

15)Tsumma kharajaa minhu lailatal itsnaini wa huwa shallallaahu alaihi wa sallama kahiri

mathiyyah.

(Kemudian pada malam senin beliau berdua keluar dari gua dengan berkendaraan unta yang sangat

cepat jalannya)

16)Wa ta-arradla lahuu suraaqatu fabthala fiihi ilallaahi wa da-aah.

(Akan tetapi beliau ditengah jalan dihadang oleh Suraqah, maka berdo’alah beliau kepada Allah

memohon perlindungan-Nya)

17)Fasaakhat qawaa-imu ya’buu bihii fil ardlish sulbatil qawiyyah.

(Tiba-tiba, keempat kaki kendaraan Suraqah terbenam ke dalam bumi yang keras)

Universitas Sumatera Utara

Page 58: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

51

18)Wa sa-alahul amaana famanahuu iyyaah.

(Maka Suraqah minta ampun dan keselamatan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan beliau

SAW, juga mengampuninya dan dia terus masuk Islam)

10. Menceritakan tentang keadaan fisik Rasulullah, yaitu sederhana tingginya, putih kulitnya

agak kemerahan, sehingga pada saat beliau berjabat tangan dengan orang masih ada berkas

semerbak tangannya. Beliau adalah orang yang sempurna akhlaknya. Sebagaimana yang

terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi sebagai berikut :

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW)

1)Wakaana shallallaahu alaihi wa sallama akmalan naasi khalqan wa khuluqan dzaatin wa shifaatin

saniyyah.

(Nabi Muhammad SAW, adalah orang yang paling sempurna kejadiannya dan akhlaknya, yang

mempunyai sikap dan sifat yang luhur)

2)Marbuu,-alqaamati abyadlal launi musyarroban bihumratin waasi-al ainaini ak-halahumaa

ahdabal asyaari qad muni haz zajaja haajibaah.

(Sederhana tingginya, putih kulitnya agak kemerahan, dua belah matanya melebar, seolah-olah

bercelak, lembut bulu matanya, dua kening melengkung dan lembut rambutnya)

3)Mufallajal asnaani waasi-afami hasanahuu wa asi-al jabiini dzaa jabhatin hilaaliyyah.

(Bergigi rapi dan putih bersih, lebar mulunya da terlihat menarik lebar kanan-kiri dahimya, dahinya

bagaikan bulan sabit)

4)Sahlal khaddaini yuraa fii anfihii ba’dluhdi-idaabin hasanal irniina aqnaah.

(Yang halus pipinya dan behidung mancung dan bagus pangkal hidungnya)

5)Ba’iidama bainal mankibaini sabthal kaffaini dlakhmal karaadiisi qaliila lahmil aqibi katstsal

lihyati azhiimar ra’si sya-ruhuu ilasy syahmatil udzuniyyah.

(Renggang jarak antara dua tulang belikatnya, sderhana duatapak tangannya, tulang-tulang

sendinya besat, tipis tapak kainya, tebal rambut jenggotnya, besar kepalanya, rambutnya panjang

terurai hingga di bawah telinga)

6)Wa baina katifaihi khaatamun nubuwwati qad ammahun nuuru wa alaah.

(Diantara dua tulang belikatnya terdapat tanda keNabian cemerlang memancarkan cahaya)

Universitas Sumatera Utara

Page 59: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

52

7)Wa’araqahuu kallu’lui wa’arfuhuu athyabu minan nafahaatil miskiyyah.

(Air keringatnya laksana butir-butir mutiara, yang berbau lebih semerbak dibanding dari minyak

kasturi)

8)Wa yatakaffa-u fii misy yatihii ka-annama yanhaththu min shababinir taqaah.

(Langkahnya tenang dan sopan, jalannya condong; seolah-olah turun dari tempat yang tinggi)

9)Wa kaana yushaafihul mashaafiha biyadihisy syariifaati.

(Beliau SAW, suka berjabat tangan dengan orang yang mau berjabat tangan dengan tangannya yang

mulia)

10)Fayajidu minhaa saa-iral yaumi raa ihatan abhariyyah.

(Dan jika berjabat tangan dengan tangannya yang mulia itu, maka bekas bau semerbak pada

tangaannyaitu masih ada dalam beberapa hari)

11)Wa yadla-uhaa alaa ra’sish shabiyyi.

(Jika beliau menjamah kepala anak kecil)

12)Fayu’rafu massuhuu lahuu min bainish shibyati wayudraah.

(Maka anak-anak kecil lainnya dapat mengenalnya, bahwa kepala bekas dijamah oleh beliau SAW,

karena baunya yang semerbak itu)

13)Yatala’la-u wajhuhusy syariifu tala’lu al qamari fillailatil badriyyah.

(Wajahnya berseri-seri bagaikan bulan pada malam bulan purnama)

14)Yaquulu naa-ituhu lam ara qablahuu walaa ba-dahuu mitslahuu wa laa basyarun yaraah.

(Orang yang biasa mengisahkan tentang beliau SAW, mengatakan saya belum pernah seseorang yang

dapat menyamai denganbeliau SAW, sejak dahulu hingga sekarang)

11. Menceritakan tentang akhlak budi pekerti yang ada pada diri Rasulullah, beliau orangnya

tawadlu, pemaaf, menyukai fakir miskin, menghormati orang lain, dan mau membantu

keperluan orang lain. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab barzanji dengan berbunyi

sebagai berikut :

Aththirillahumma qabrahul kariimi bi’arfin syadziyyim min shalaatiw wa tasliimin. Allahumma shalli

wa sallim wa baarik alaih.

(Semoga Allah mengahrumkan dan mewangikan kuburnya Nabi yang mulia, dengan keharuman

wangi-wangian sholawat dan salam sejahtera) Ya Allah berilah sholawat salam serta berkah atas

Nabi SAW)

Universitas Sumatera Utara

Page 60: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

53

1)Wa kaana shallalaahu alaihi wa sallama syadiidal hayaa-i wattawaadlu-i yakhshifu na’lahuu wa

yarqa-u tsaubahuu wa yahlubu syaatahuu wa yasiiru fii khidmati ahlihii bisiiratin sariyyah.

(Beliau SAW, adalah orang yang sangat pemalu, dan tawadlu, mau memperbaiki terompahnya

sendiri, dan mau menambal pakaiannya sendiri, mau memerah kambingnya, dan mau membantu

keperluan dalam rumah tangganya)

2)Wa yuhibbul fuqaraa-a wal masaakiina wa yajlisu ma’ahum wa ya uudu mardlaahum wa yusyayyi-

u janna azahum wa laa yahqiru faqiiran adqa ahul faqru wa asywaah.

(Beliau menyukai fakir dan miskin, dan suka duduk bersama mereka, mau meninjau orang yang sakit

diantara mereka, mau mengantar jenazah mereka, dan tidak mau menghina orang fakir, betapapun

miskin dan melaratnya orang it)

3)Wa yaqbalul madzirata wa laa yuqaabilu ahadan bimaa yakrahu wa syamsyii ma’al ar-malati wa

dzawil ubuudiyyah.

(Beliau suka memberi maaf, dan tidak pernah menhadapinya dengan sikap yang membencikan, dan

mau berjalan dengan orang-orang yang lemah dan para budak belian)

4)Wa laa yahaabul muluuka wa yaghdlabu lillaahi ta’aalaa wa yardlaa liridlaah.

(Beliau tidak pernah merasa gentar menhadapi para raja, beliau marah karena Allah, dan ridha juga

karena-Nya)

5)Wa yamsyii khalfaash haabihii wa yaquulu khalluu zhahrii.

(Beliau senantiasa berjalan dibelakang para sahabatnya dengan sabdanya; berjalanlah kalian

didepan)

6)Lil malaa ikatir ruuhaaniyyah

(Biarlah dibelakangku para malaikat

7)Wayarkabul ba’iira wal farasa walbaghlata wahimaaran ba’dlul muluuki ilaihi ahdaah.

(Mau berkendaraan unta, kuda, bighol, dan keledai dari hadiah sebagai raja-raja)

8)Waya’shibu a’laa bathihil hajara minal juu’i waqad uutiya mafaatihal khazaainil ardliyyah.

(Untuk menanggulangi rasa lapar, maka beliau acap kali membungkus batu dengan kain yang

diikatka diperutnya, padahal kunci gudang perbendaharaan bumi berada ditangannya)

9)Waraawadat hul jibaalu bi an takuuna lahuu dzahaban fa abaah.

(Dan gunug-gunug menawarkan diri dijadikan gunung mas untuk keperluannya, tetapi ditolaknya)

10)Wa kaana shallallaahu alaihi wa sallama yu qillul laghwa wayabda-u manlaqiyahuu bissalaam.

(Beliau tidak suka bicara, melainkan seperlunya saja, dan beliau suka memberi salam kepada orang

yang dijumpainya)

11)Wa yutillush shalaata wa yaqshurul khutabal jumu-iyyah.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

54

(Beliau suka memperlamakan sholat dan mempersingkat khutbah jumah)

12)Wayata allafu ahlasy syarafi wa yukrimu ahlal fadhli wayamzahu yaquulu illaa haqqan

yuhibbuhullaahu ta’aalaa wa yardlaahu.

(Beliau menyukai orang yang mulia, menghormat orang yang utama, bersenda gurau dengan

sahabat-sahabatnya. Dan beliau tidak pernah berbicara melainkan yang benar-benar saja, yang

disukai Allah Ta’al dan diridlai-Nya)

13)Wa haanuhaa waqafa binaa jawaadul maqaali aniththiraadi fil halbatil bayaaniyyah.

(Hanya sampai disini kita cukupkan dahulu tentang kisah kehidupan Nabi Muhammad SAW)

14)Wa balagha dlaa inul imlaa-i fii fadaafidil iidlaahi muntahaah.

(Dan mudah-mudahan riwayat ini akan memberikan kejelasan tentang kisah kehidupan beliauSAW,

mendatangkan faedah dan kepuasan bagi para pembaca)

3. Marhaban

(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Marhaban)

Selanjutnya dilakukan marhaban dengan posisi berdiri sebagai tanda sebuah

penghormatan, dalam marhaban biasanya juga dilakukan tepung tawar. Telah menjadi

kebiasaan pula, masyarakat Melayu memakai tepung tawar pada beberapa upacara seperti

pada perkawinan, sunatan dan lain-lain. Maka ditepung tawarilah yang berkepentingan

dengan pengharapan ia akan tetap selamat dan bahagia.

Universitas Sumatera Utara

Page 62: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

55

Biasanya para peserta acara ikut bersuara menambah meriahnya marhaban. Dan tidak

lama kemudian peserta dipersilahkan untuk duduk dan membawakan marhaban samapai

dengan selesai.

Pengertian Marhaban secara istilah adalah suatu bentuk pertunjukkan seni Islam

dalam penyambutan sesuatu hal yang baru datang atau acara tertentu. Sedangkan, secara

bahasa Marhaban adalah berasal dari kata bahasa Arab (marhaba) yang artinya selamat

datang. Isi bacaan Marhaban menggunakan bahasa Arab yang memiliki makna selamat

datang kepada sang penerang cahaya iman dari zaman gelapnya jahiliyah hingga menuju

zamannya terang benderang. Kemudian isi tersebut disertai dengan puji-pujian terhadap Nabi

Muhammad SAW berupa shalawat .

Dalam kitab barzanji, terdapat nazam khas yang dibaca dengan lagu-lagu yang

menarik. Biasanya masyarakat Melayu Desa Bangun rejo menamakan pembacaan ini dengan

nama marhaban. Marhaban bertujuan sebagai mengingat Nabi Muhammad SAW serta dapat

menambah kemeriahan suatu acara yang dilaksanakan. Marhaban biasanya dibuat dengan

berkelompok, tidak ditentukan berapa jumlahnya dengan memilki satu orang imam salah satu

diantaranya dan yang lainnya sebagai makmum yang menyambut lantunan dari imam.

Marhaban biasanya dilakukan oleh perempuan dan dibuat dengan berkelompok, tidak

ditentukan berapa jumlahnya dengan memiliki satu orang imam, salah satu diantaranya dan

yang lainnya sebagai makmum yang menyabut lantunan dari imam.

Dalam pelaksanaannya, proses marhaban dilakukan dengan cara duduk awalnya yaitu

pada saat imam membacakan rawi (pembacaan ayat-ayat), kemudian dilanjutkan dengan

berdiri dan di ikuti seluruh peserta untuk berdiri sebagai tanda sebuah penghormatan,

biasanya para peserta acara ikut bersuara menambah meriahnya marhaban. Dan tidak lama

Universitas Sumatera Utara

Page 63: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

56

kemudian peserta dipersilahkan untuk duduk dan membawakan marahaban samapai dengan

selesai. Adapun isi dari marhaban ialah sebagai berikut :

Shallallaahu ‘alaa muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam

Marhaba yaa marhabaa yaa marhabaa

(Selamat datang, wahai selamat datang, wahai selamat datang)

Marhaba jaddal husaini marhaba

(Selamat datang Eyangnya Hasan Husain, wahai selamat datang)

Thola’al badru ‘alaina

(Terbit sudah Bulan Purnama Raya, atas kedatangan Baginda yang mulia)

Min tsaniyatil wadaa’i

(Kedatangannya dari negeri yang mulia, kepada kita umat semuanya)

Wajabas syukru alaina

(Wajiblah kita bergembira, atas kedatangan yang mulia)

Ma da’a lillahi da’i

(Kita bersyukur sepanjang masa, selamat orang berdo’a kehadirat Ta’ala)

Ayyuhal mab’utsu fiina

(Wahai yang diutus kepada kami, wahai Muhammad yang sangat kami cintai)

Ji’ta bil amril mutha’i

(Kedatangan membawa perintah Ilahi, yang senantiasa mesti kita patuhi)

Kun syafi’an yaa ha bibanaa

(Wahai Muhammad junjungan kami, pemimpin besar makhluk insani)

Yauma hasyri wajtima’i

(Syafa’atkanlah kami, wahai Nabi, Dihari Mahsyar di akhirat nanti)

Rabbana shalli’alaaman

(Ya Tuhan yang Maha Rahman, mengharapa memohon kami sekalian)

Halla fii khairil bi qaa’i

(Kiranya engkau kurniakan rahmat kesejahteraan, atas Muhammad sebaik-baik insan)

Fasbilissitru ‘alaina

(Ya Allah, Tuhan yang Maha Rahman, yang mengabulkan do’a segala permintaan)

Ya mujiban kulla daa’i

(Kurniakanlah kami dari sisi-Mu keampunan, ulurkanlah kami kemaafan bagi kami sekalian)

Marhaba yaa marhabaa yaa marhabaa

(Selamat datang, wahai selamat datang, wahai selamat datang)

Marhaba jaddal husaini marhaba

(Selamat datang Eyangnya Hasan Husain, wahai selamat datang)

Shallallaahu ‘alaa muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam

Universitas Sumatera Utara

Page 64: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

57

4. Do’a

(Doc, foto : Agus Saputra 15 Oktober 2017, Doa)

Setelah selesai lalu dilanjutkan lagi dengan doa yang dipimpin oleh imam. Setelah

pembacaan doa dilakukan, selanjutnya dilakukan dengan menghidangkan hidangan untuk

dinikmati oleh seluruh undangan dan hadirin yang hadir.

Secara bahasa, kata do‟a itu bermakna seruan, jadi berdo‟a itu artinya menyeru,

mengucap, memanggil. Sedangkan secara istilah do‟a adalah suatu permohonan atau

permintaan dan ucapan kepada Allah SWT sebagai penguasa alam semesta, seperti contoh :

meminta ampunan, pertolongan, mohon diberikan kesehatan, rezeki yang halal dan lain

sebagainya. Adapun do‟anya sebagai berikut :

1)Allaahuma yaa baasithal yadaini bil athiyyah.

(Ya Allah, Tuhan yang melebarkan kedua tangan-Nya untuk memberi)

2)Yaa man idzaa rufi’at ilaihi akufful abdi kafaah.

(Wahai Dzat, apabila tapak tangan hamba diangkat untuk bermohon tentu dicukupinya)

3)Yaa man tanazzaha fii dzaatihii wa shifaatihil ahadiyyah.

(Wahai Dzat, yang suci pada Dzat dan sifat-sifat-Nya)

Universitas Sumatera Utara

Page 65: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

58

4)An an yakuuna lahuu fiiha nadhaa-iru waasybaah.

(Dari para sekutu dan segala sesuatu yang diserupakan dengan-Nya)

5)Yaa man laa yurjaa ghairuhuu wa laa yu awwalu alaa siwaah.

(Wahai Dzat yang tidak diharapkan selain-Nya, dan tidak pula ditangiskan karena selain-Nya)

6)Yaa manistanadal anaamu ilaa qudratihil qayuumiyyah.

(Wahai Dzat yang seluruh makhluk bersandar kepada sifat kekuasaan-Nya yang berdiri sendiri)

7)Wa arsyada bifadhlihii manistarsyadahuu wastahdaah.

(Yang dengan keutamaan-Nya memberikan petunjuk kepada orang yang memohon petunjuk dan

bimbingan kepada-Nya)

8)Nas alukallahumma bi anwaarikal qudsiyyah.

(Kami mohon kepada-Mu, Ya Allah dengan Nur-Mu yang suci)

9)Allati azaahat min dhulumaatisy syakki dujaah.

(Yang dapat melenyapkan kegelapan, dari kegelapan keraguan)

10)Wa natawassalu ilaika bisyarafidz dzaatil muhammadiyah.

(Dan kami berperantaraan kepada-Mu dengan kemuliaan Dzat Al Muhammadiyah)

11)Wa man huwa aakhirul anbiyaa-i bishuuratihi wa awwaluhum bima’naah.

12)(Dan orang yang menjadi penutup para Nabi pada wujudnya, dan menjadi permulaannya pada

pengertiannya)

13)Wa bi aalihi kawaakiba amnil bariyyah.

(Dan berperantaraan dengan keluarganya, bintang-bintang keamanan umat manusia)

14)Wa safiinatis salaamati wannajaah.

(Dan bagaikan bahtera keselamatan)s

15)Wabiash-haabihii hidaayati wal afdlaliyyah.

(Juga berperantaraan dengan para sahabatnya yang mempunyai sifat-sifat keutamaan)

16)Alladziina badzaluu nufuusahum lillaahi yabtaghuuna fadhlam minallaahi.

(Yaitu orang-orang yang menyerahkan jiwanya, karena mengagungkan nama Allah dengan tujuan

menuntut anugerah karunia-Nya)

17)Wa bihamalati syarri atihil ulil manaqibi wal khushuushiyyah.

(Dan berperantaraan dengan para pengemban syariata-Nya, pemilik kebaikan dan mempunyai

tingkat keistimewaan)

Universitas Sumatera Utara

Page 66: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

59

18)Alladziinas tubsyiruu bini’matin wa fadhlin minallaah.

(Yaitu orang-orang yang menuntut kesenagan dengan nikmat dan karunia dari Allah)

19)An tuwaffiqanaa fil aqwaali wala’maali li-ikhlaashinniyyah.

(Permohonan kami, agar Engkau memberikam taufiq kepada kami dalam perkataan dan perbuatan

demi niat yang ikhlas)

20)Watunjiha likullim minal haadliriina wal ghaaibiina mathlabahuu wa munaah.

(Dan agar engkau memenuhi tuntutan dan harapan kepada setiap orang yang hadir, dan orang-

orang yang sedang dalam berpergian)

21)Wa tukhallishanaa min asrisy syahawaati wal adwaa-il qalbiyyah.

(Agar engkau menyelamatkan dari penjara syahwat dan penyakit-penyakit hati)

22)Wa tuhaqqiqa lanaa minal aamaali maa bika dhanannaah.

(Dan semoga engkau mewujudkan cita-cita kami terhadap apa yang kami duga ada pada-Mu)

23)Watakfiina kulla mud lahimmatin wabaliyyah.

(Dan menghindarkan kami dari setiap kegelapan hati dan bencana)

24)Wa laa taj’alnaa mimman ahwaahuu hawaah.

(Dan janganlah engkau menjadikan kami termasuk orang-orang yang mengikuti kehendak hawa

nafsu)

25)Wa tudniya lanaa min husnil yaqiini quthuu fan daaniyatan janiyyah.

(Dan hendaknya engkau mendekatkan kami kepada keyakinan yang baik, berupa buah-buahan yang

dekat, yang bisa dipetik)

26)Wa tamhuwa annaa kulla dzanbin janainaah.

(Dan engkau hapuskan setiap dosa yang telah kami lakukan)

27)Wa tastura likullim minnaa aibahuu wa’ajzahuuwa hashrahuu wa’iyyah.

(Dan agar engaku menutupi aib, kelemahan dan kesusahan masing-masing diantara kami)

28)Watusahhila lanaa min shaalihil a’maali maa azza dzuraah.

(Agar engkau memudahkan kami untuk melakukan amal saleh yang mulia puncak-puncaknya)

29)Wa ta-umma jam’anaa haadzaa min khazaaini minahikas saniyyah.

(Dan engkau ratakan kepada kami karunia-karunia-Mu yang tinggi dari gudang pemberian-Mu yang

luhur)

30)Birahmatin wamaghfiratin wa tudiima amman siwaaka ghinaah.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

60

(Dengan rahmat dan magfirah, serta engkau kekalkan kecukupan dari selain-Mu)

31)Allaahumma innaka ja-alta likulli saailin maqaaman wamaziyyatan wa likulli raajin maa

ammalahuu fiika rajaah.

(Ya Allah sesungguhnya engkau telah menjadikan kedudukan dan kemuliaan bagi setiap orang yang

memohon. Dan telah menjadikan hal-hal yang diangan-angan dan diharapkannya)

32)Wa qad sa-alnaaka raajiina mawaahi bakal la dunniyah.

(Dan kami telah bermohon pemberian dari sisi-Mu dengan penuh pengharapan)

33)Fahaqqiq lanaa maa minka rajaunah.

(Maka perkenankanlah kiranya engkau nyatakan apa yang kami harap-harapkan)

34)Allaahumma aaminirrau aati wa ashlihir ruaata warra-iyyah.

(Ya Allah, amankanlah hal-hal yang mengkhawatirkan hati kami, dan perbaikilah pimpinan-pimpinan

dan rakyat kami)

35)Wa a’dhimil ajra liman ja-ala haadzal khaira fii(haadzal yaumi wa ajraahu) allaahum maj’al

haadzihil baldata wa saa-ira bil aadil islaami aami natar rakhiyyah

(Dan berilah pahala besar kepada orang yang berbuat kebaikan pada hari ini. Ya Allah, jadikanlah

negara kita ini dan seluruh negara-negara Islam, suatu negara yang aman dan subur makmur)

36)Wasqinaa ghaitsan ya-ummun siyaabu saibihis sabsada warubaah.

(Dan turunkalah hujan yang rata derasnya pada padang belantara dan dataran tinggi)

37)Waghfir linaasiji haadzihil buruudil mu-habbaratil maulidiyyah.

(Dan ampunilah orang yang menenun kain bercorak panjang yang bagus dari riwayat Maulid ini)

38)Sayyiddinaa ja’far’in man ilal barzanjiyyi nisbatuhuu wa muntamaah.

(Sayyid Ja’far yang dinisbatkan dan disebut Al-Barzanji)

39)Wa haqqiq lahul fauza biqurbika warrajaa-a wal umniyah.

(Dan nyatakanlah kepadanya keberuntungan harapan, dan angan-angan untuknya dengan

kedekatan-Mu)

40)Waj’al ma-al muqarrabiina maqiilahuu wa suknaah.

(Dan jadikanlah tempat kediamannya beserta orang-orang yang berhampiran dengan-Mu)

41)Wastur lahuu aibahuu wa’ajzahuu wahashraahuu wa’iyyah.

(Dan tutuplah aib, kelemahan dan kesudahannya)

42)Wa kaatibihaa wa qaari-ihaa wa man ashaa-kha ilaihaa sam’ahuu 00000wa asghaah.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

61

(Demikianlah pula kepada penulisnya, orang yang membacanya, dan orang yang memperdengarkan

dan memperhatikan kepada riwayat kitab ini)

43)Allahumma wa shalli wa sallim alaa awwali qaabilin littajallii minal haqiiqatil kulliyyah.

(Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada orang pertama yang menerima kejelasan

hakikat yang menyeluruh)

44)Wa alaa aalihii washahbihii waman nasharahuu wawaalaah.

(Kepada keluarganya, sahabatnya, orang-orang yang menolong agamanya, dan orang yang

mengikutinya)

45)Maa syunnifatil aadzaanu min washfihid durriyyi bi-aqraathin jauhariyyah.

(Selama masih ada telinga yang bersubang dengan subang permata dari mendengarkan sifat-

sifatnya, yang sama seperti mutiara)

46)Wa tahallat shuduurul mahaafilil muniifati biuquudi hulaah.

(Dan dada-dada pertemuan yang tinggi dengan kalung-kalung perhiasan)

47)Wa afdlalush shalaati wa atammut tasliimi alaa sayyidina wa maulaana muhammadin khaatamil

anbiyaa-i wal mursaliina.

(Sholawat yang paling utama dan salam paling utama semoga dilimpahkan kepada junjungan kita,

Muhammad penutup para Nabi dan Rasul)

48)Wa ‘alaa aalihii wa shahbihii ajma-iina.

(Dan semoga atas keluarga dan sahabatnya seluruhnya)

49)Subhaana rabbika rabbil izzati amma yashifuuna.

(Maha suci Tuhanmu, Tuhan yang mempunyai kemuliaan, suci dari segala apa yang dikatakan oleh

orang kafir)

50)Wa salaamun alal musaliina.

(Salam sejahtera bagi para Rasul)

51)Walhamdu lillaahi rabbil aalamiina.

(Dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam)

5. Penutup

Kata-kata penutup disampaikan oleh salah seorang anggota barzanji (marhaban).

Yaitu dengan mengucapkan pesan-pesan dan nasihat kepada kedua mempelai yang kelak

nantinya akan menjadi sebuah keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan rukun.

Universitas Sumatera Utara

Page 69: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

62

Sekaligus mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah menyempatkan

waktunya, untuk turut serta hadir dalam pelaksanaan barzanji. Setelah meyampaikan kata-

kata penutup maka berakhirlah suatu tradisi barzanji yang ada dalam masyarakat Melayu

Desa Bangun Rejo.

4.6 Fungsi Tradisi Barzanji

Barzanji yang juga bagian dari folklor rakyat sebagian lisan, tidak melepaskan fungsi

sebagai mana yang telah dinyatakan Bascom (dalam Danandjaja,1982:19). Adapun fungsi

tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo dalah sebagai

berikut :

1. Sebagai Alat Pencerminan Angan-Angan Suatu Kolektif (Hiburan)

Tradisi barzanji berfungsi sebagai media hiburan bagi masyarakat Melayu di Desa

Bangun Rejo. Sebagai mana dikatakan diatas dari fungsi tradisi barzanji, karena fungsi dari

angan-angan suatu kolektif itu sendiri dimaksudkan dalam upaya untuk mencapai sesuatu

bersama-sama. Maka dari itu adanya barzanji terlihat dari pertunjukkan secara keseluruhan.

Hal ini didasari oleh pada saat barzanji berlangsung masyarakat beramai-ramai datang ke

pesta perkawinan untuk langsung melihat barzanji bertersebut. Dan hal lain yang menjadi

minat dan perhatian masyarakat ialah ketika saat alat musik gendang atau rebana

ditabuh/dimainkan dalam pelaksanaan barzanji tersebut. Maka tidak heran jika pelaksanaan

barzanji yang dilaksanakan oleh masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo ramai disaksikan

oleh masyarakat tersebut. Yang menjadi hiburan bagi masyarakat adalah dimana saat rubano

atau gendang ditabuh dan saat pelaksana barzanji memulai atau memuncak di hadapan

pengantin.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

63

2. Sebagai Integritas Sosial

Integritas sosial dalam tradisi barzanji pada perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun

Rejo dapat dilihat dari tetap terjaganya tradisi barzanji ini sampai sekarang. Dimana

masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo masih melaksanakan tradisi ini,dan masih

mepertahankan kebudayaan Melayu ini. Masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo sangat

antusias dan berusaha keras untuk mewujudkan jalannya acara menjadi lancar tanpa adanya

halangan suatu apapun. Keluarga maupun para pelaksana barzanji dan masyarakat setempat

terintegritas mulai dari persiapan-persiapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tradisi

barzanji, serta keamanan dan kenyamanan yang selalu dijaga dalam tradisi barzanji

3. Sebagai Pelestarian Adat Melayu

Tradisi barzanji di Desa Bangun Rejo termasuk salah satu adat istiadat khas Melayu yang

perlu sekali di lestarikan dan selalu dijaga keasliannya sebagai ciri kebudayaan suatu daerah.

Tradisi barzanji ini merupakan suatu bentuk nyata dari upaya pelestarian adat istiadat

masyarakat Melayu. Dari tradsi ini diharapkan pelestarian tradisi barzanji terus di

kembangkan sehingga akan menimbulkan dan muncul rasa memiliki atau mempunyai

terhadap tradisi ini dan juga menjadikan tradisi barzanji sebagai tradisi yang dapat bertahan

dalam perkembangan zaman.

4. Sebagai Pengajaran Ilmu

Tradisi barzanji di Desa Bangun Rejo merupakan kegiatan yang didalamnya mengandung

dan sarat akan nilai-nilai positif bagi masyarakat, khususnya generasi muda.

Menurut Horrocks, pengertian nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu atau

kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu

yang dibutuhkan. Secara dinamis, nilai dipelajari dari produk sosial dan secara perlahan

diinternalisasikan oleh individu serta diterima sebagai milik bersama dengan kelompoknya.

Universitas Sumatera Utara

Page 71: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

64

Nilai artinya yaitu berguna, berdaya, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang

baik dan bermanfaat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai panduan

dalam hal mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian demi mendapatkan

sesuatu yan bermanfaat. Nilai merupakan sesuatu yang bersifat abstrak, karena mencakup

pemikiran dari seseorang. Penilaian yang dilakukan oleh individu yang satu belum tentu sama

dengan individu yang satu.

Adapun beberapa nilai-nilai yang terkandung pada tradisi barzanji dalam perkawinan

adalah antara lain : nilai pendidikan ketuhanan, nilai pendidikan sosial, nilai budaya.

a. Nilai Pendidikan Ketuhanan (Religius)

Menurut pandangan informan tradisi barzanji ini mengandung nilai-nilai pendidikan

ke Tuhanan. Bentuk dan wujud rasa syukur pada tradisi barzanji dalam perkawinan

masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo adalah pada saat tradisi barzanji dilakukan. Berbagai

rangkaian tahapan-tahapan dalam pelaksanaan tradisi barzanji tersebut sebagai pengungkapan

rasa syukur dari keluarga atas acara perkawinan tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

dapat meningkatkan kadar religiusitas seseorang. Selain itu, masyarakat juga dapat

mengambil hikmah dan pelajaran dari perjalanan kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Adapun salah satu contoh wujud nilai religius yaitu akhlak kepada Allah SWT.

Akhlak kepada Allah SWT ialah cerminan dari karakter religius. Sebagaimana yang

terkandung dalam bait barzanji yang berbunyi sebagai berikut :

له 0ابتدءاليلءباسى انذا ت انعهية ا افيض انبزكات عم يا انانو ارده 0يستدر دي اثني بح

0سـاعغةىنية

Universitas Sumatera Utara

Page 72: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

65

Artinya: ’’Saya mulai menulis kitab ini dengan nama Allah Yang Maha Agung, seraya

memohon ampun limpahan berkah atas apa yang telah diberikan-Nya’’. Dan juga saya memanjatkan

puja dan puji, dengan yang tak ada henti-hentinya.

Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT, yang diutus menjadi khalifah dimuka

bumi, memiliki kewajiban menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya,

merupakan perwujudan sikap beriman dan bertakwa dari seorang hamba yang mempercayai

adanya Tuhan. Untuk itulah kita selalu bersyukur disetiap apa yang telah diberikannya.

Bersyukur merupakan salah satu sifat terpuji yang memiliki pengertian yaitu suatu sikap

penuh rasa terima kasih atas nikmat dan karunia yang yang telah diberikan Allah. Itulah yang

tergambarkan dalam kitab barzanji tersebut, dengan kita bersyukur kepada Allah atas nikmat-

nikmat-Nya. Nilai semacam inilah yang harus kita sadari sebagai makhluk ciptaan-Nya,

karena bahwa segala sesuatu harus dikaitkan dengan Allah sebagai Dzat Yang Maha Agung.

b. Nilai Pendidikan Sosial

Menurut pandangan informan mengandung nilai sosial. Nilai pendidikan sosial sangat

diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat karena nilai ini akan mengatur dan bagaimana

cara masyarakat dalam bermasyarakat dengan lingkungannya. Tradisi barzanji dalam

perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo merupakan ruang bagi masyarakat untuk

saling membantu, saling bertemu, dan bersosialisasi antara satu dengan yang lainnya. Tradisi

barzanji mempertemukan antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya, yang mungkin

dahulu mereka jarang bertemu, sehingga dengan adanya dan dilaksanakannya tradisi barzanji

akan tumbuh dan eratnya tali persaudaraan dan ikatan sosial dalam masyarakat. Wujud nilai

pendidikan sosial gotong-royong dalam tradisi barzanji dapat dilihat dari seluruh rangkaian

acara. Dalam seluruh tahapan-tahapan baik keluarga, para pelaksana barzanji dan masyarakat

bergotong royong untuk memperlancarkan tradisi barzanji dalam perkawinan. Dan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 73: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

66

dilakukannya tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu akan timbul dan

munculnya rasa kesatuan dan solidaritas sosial diantara masyarakat Melayu Desa Bangun

Rejo.

Adapun contoh wujud nilai pendidikan sosial yaitu dengan sikap rendah hati, ramah,

dan gotong royong.

Rendah hati ialah sebuah sikap terpuji yang menjauhi sikap sombong, sebagaiman

terkandung dalam bait barzanji yang berbunyi sebagai berikut :

و رائحةعبيزية زيفة فيجدينياسائزاني صا فح بيده انش كانايصافح ان ساكين 0 ان يحب انفقزء

يجه اه اش ا ادقعو انفقز ليحقزفقيز يشيع جنائزىى ديزضاىى يع 0س يعيى

Artinya : ’’Beliau suka berjabat tangan dengan orang yang mau berjabat tangan dengannya

yang mulia. ’’ Beliau menyukai fakir dan miskin, dan suka duduk bersama sama mereka, mau

meninjau orang yang sakit diantara mereka, mau mengantarkan jenazah mereka, dan tidak mau

menghina fakir, betapapun miskin dan melaratnya orang itu.

Ramah merupakan sikap dan prilaku yang membuat orang lain maupun diri sendiri

senang dan tenang, serta berusaha menghindarai sikap kasar, sebagaimana yang terkandung

dalam bait barzanji yang berbunyi sebagai berikut :

ا ينحط ين صبب ارتقاه يتكفا في يثيتو كا ن

Artinya : langkahnya tenang dan sopan, jalannya condong, seolah-olah turun dari

tempat yang tinggi.

Gotong royong, wujud nilai pendidikan sosial gotong royong dalam tradisi barzanji

dapat dilihat pada seluruh rangkaian upacara. Dimana masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo

bekerja sama dalam menyiapkan dan menyukseskan acara tersebut sampai selesai. Dari

tradisi barzanji inilah lahirlah rasa kesatuan, solidaritas, dan kebersamaan sosial .

Universitas Sumatera Utara

Page 74: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

67

c. Nilai Budaya

Manusia dalam kehidupan bermasyarakat selalu didasari oleh nilai-nilai budaya yang

diakui oleh masyarakat itu. Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat. Melville J. Herskovit

dan Bronislaw Malinowski mengemukakan, bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam

masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Koentjaraningrat dalam Nasution (2007) memahami budaya adalah keseluruhan

sistem, gagasan, tindakan, dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang

dijadikan manusia dengan belajar. Jadi, budaya di peroleh melalui belajar.

Dari defenisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan pengertian mengenai kebudayaan

yang mana akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan

yang terdapat dalam fikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu

bersifat abstrak.

Adapun nilai budaya pada tradisi barzanji dalam perkawinan masyarakat Melayu

Desa Bangun Rejo terlihat pada tradisi masyarakat setempat, yang mana tradisi barzanji

dalam perkawinan ini masih tetap dilaksanakan sampai sekarang, apabila seorang keluarga

baru saja mendapat anugrah dari Allah SWT maka masyarakat setempat menyambut

perkawinan tersebut dengan melaksanakan sebuah tradisi yaitu, tradisi perkawinan

masyarakat Melayu, dimana dalam tradisi tersebut dilaksanakan menurut adat setempat serta

dilengkapi dengan berbagai macam perlatan-peralatan seperti rebana atau gendang.

Secara menyeluruh, dengan adanya tradisi barzanji ini tentu dapat mengeratkan

hubungan antara satu dengan yang lainnya, serta keterlibatannya masyarakat yang secara

bersama-sama dengan diadakannya tradisi barzanji tersebut, yang nantinya akan timbul serta

Universitas Sumatera Utara

Page 75: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

68

memberi kesan baik dan semangat yang menyeluruh, dan dapat memupuk ikatan

persaudaraan dalam bermasyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari rangkaian yang telah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan,

dan dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan tepatnya di Desa Bangun Rejo, maka

dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Barzanji merupakan isi bacaan puji-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad SAW

yang dilantunkan dengan irama atau nada, yang didalamnya bertutur kehidupan Nabi

Muhammad SAW yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak,remaja,dewasa,hingga

diangkat menjadi Rasul, serta mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad,

dan berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia. Nama barzanji diambil dari

nama pengarangnya, yangbernama Syekh Ja‟far Al-Barzanji.

2. Tradisi barzanji berfungsi sebagai alat pencerminan angan-angan suatu kolektif (hiburan),

sebagai integritas sosial, sebagai pelestarian adat Melayu, serta sebagai pengajaran ilmu yang

didalamnya terdapat sarat akan nilai religius, nilai sosial, dan nilai budaya.

3. Tradisi barzanji biasanya dilaksanakan atau dimulai disebuah rumah warga. Acara

barzanji diawali dengan menyampaikan kata sambutan, lalu pembacaan rawi, lalu dilakukan

marhaban sampai selesai, setelah selesai dilanjutkan dengan doa, dan ditutup dengan kata-

kata penutup.

4. Alat musik yang digunakan ketika melakukan barzanji adalah rebana atau gendang.

5. Tradisi barzanji,memadukan berbagai kesenian, antara lain ialah seni musik, seni tarik

suara. Tradisi barzanji memiliki arti penting bagi pemeliharaan suatu kehidupan sosial

Universitas Sumatera Utara

Page 77: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

70

budaya masyarakat Melayu. Karena disisi lain tradisi barzanji ini berfungsi sebagai perekat

antara keluarga dan antara anggota masyarakat.

6. Tradisi barzanji digunakan pada resepsi perkawinan masyarakat Melayu Desa Bangun

Rejo. Tradsi barzanji wajib dilaksanakan masyarakat Melayu jika ingin menikahkan anaknya

karena dianggap sebagai salah satu tradisi turun-temurun yang dijalankan oleh masyarakat

Melayu di Desa Bangun Rejo. Hal ini dianggap sebagai pelengkap dan penyempurna acara

pesta perkawinan Melayu tersebut

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis mempunyai beberapa harapan bagi

pengembangan yang lebih baik, adapun saran yang diharapkan sebagai berikut :

1. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, masyarakat Melayu Desa Bangun Rejo

dapat menjaga, mengembangkan serta melestarikan tradisi yang ada di Kecamatan Tanjung

Morawa agar tradisi barzanji bisa tetap terpelihara dan tehindar dari kepunahan.

2. Penulis berharap, dengan adanya penelitian dapat meningkatkan pemberian informasi

kepada generasi muda agar tradisi barzanji yang merupakan warisan budaya tetap di

pertahankan dan dipelihara agar tidak kehilangan ataupun punah budaya leluhurnya.

3. Diharapkan kepada pihak pemerintah daerah Kecamatan Tanjung Morawa turut ikut serta

perannya dalam membina dan menjaga kelestarian budaya lokal. Karena kebudayaan lokal

merupakan aset bangsa yang harus diperhatikan. Serta kelestarian keberadaannya sebagai ciri

bangsa yang berbudaya dan beradab.

4. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan pembelajaran serta menjadi referensi dan

khazanah ilmu pengetahuan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimin. 1996. Buku Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimin. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenda Media.

Danandjaja, James. 1982. Folklore indonesia : ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta:

Pustaka Utama Graffiti..

Endraswara, Suwardi.2009. Metodologi Penelitian Folklor: Konsep, Teori, Dan Aplikasi.

Yogyakarta: Media Preesindo.

Koentjaraningrat. 1990. Pengatar Ilmu Budaya Antropologi. Jakarta: Gramedia.

Malinowski. 1987. Teori Fungsional dan Struktural dalam Teori Antropologi I. Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Nawawi, Hadari. 1987. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Sedyawati, Edi. 1996. Kedudukan tradisi lisan dalam ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu budaya,

Warta ATL, edisi II/Maret, Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan Indonesia.

Sedyawati, Suharsimi. 1996. Tradisi Sebagai Tumpuan Kreativitas Seni. Jakarta: Bina

Aksara.

Sibarani, Robert. 2012. Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta

Selatan: Asosiasi Tradisi Lisan.

Strauss, Anselm dan Julier Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif (Diterjemahkan

oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Supardi, Imran AH. 1991. Barzanji Terjemahan Indonesia. Medan: Sumber Ilmu Jaya.

Syafiie, Inu Kencana, 2004. Pengantar Filsafat. Bandung : PT Refika Aditama

Syaifuddin, Wan, 2016. Pemikiran Kreatif Dan Sastra Melayu Tradisi. Yogyakarta : Gading

Publishing

Tantawi, Isma. 2014. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung: Citapustaka Media.

Tumanggor, Rusmin, dkk. 2014. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: FUNGSI TRADISI BARZANJI DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT …

72

Winda. Sembiring. 2011. “Fungsi Guro-Guro Aron pada Masyarakat Karo: Kajian Folklor”.

Skripsi. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Ya‟cub, Abubakar. Barzanji. Medan: PP Damai.

Website:

(http://id.wikipedia.org/wiki/tradisi.)

(http://amustofa.blogspot.com/2009/03/barzanji.)

(http://www.sarkub.com/2013/sejarah-al-barzanji.)

(http://id.wikipedia.org/wiki/budaya.)

(http://almanhaj.or.id/2583-barzanji.html.)

Universitas Sumatera Utara