33
SOAL I EVAPOTRANSPIRASI 1.1 Latar Belakang Hidrologi merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air dialam kita. Ini meliputi berbagai bentuk air yang menyangkut perubahan- perubahannya antara keadaan cair, padat dan gas dalam atmosfir, diatas dan dibawah permukaan tanah. Didalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktipkan penghidupan diplanet bumi ini. Pada dasarnya hidrologi bukan merupakan ilmu yang sepenuhnya eksak, tetapi merupakan ilmu yang memerlukan interpretasi. Syarat-syarat yang diperlukan adalah data-data hasil pengamatan dalam semua aspek presipitasi, limpasan (runoff), debit sungai, infiltrasi, perkolasi, evaporasi, evapotranspirasi dan lain-lain. Dengan data-data tersebut dan ditunjang oleh pengalaman-pengalaman dalam banyak ilmu yang berkaitan dengan hidrologi, maka seorang ahli hidrologi dapat memberikan penyelesaian dalam persoalan yang menyangkut keperluan dan penggunaan air. Evaporasi merupakan factor penting dalam studi tentang pengembangan sumber-sumber daya air. Dengan kata lain, evaporasi adalah proses penguapan air bebas. Evaporasi sangat mempengaruhi besarnya debit sungai,

Funny Bunny Newest

Embed Size (px)

Citation preview

SOAL I

EVAPOTRANSPIRASI

1.1 Latar Belakang

Hidrologi merupakan suatu ilmu yang menjelaskan tentang kehadiran dan

gerakan air dialam kita. Ini meliputi berbagai bentuk air yang menyangkut

perubahan-perubahannya antara keadaan cair, padat dan gas dalam atmosfir,

diatas dan dibawah permukaan tanah. Didalamnya tercakup pula air laut yang

merupakan sumber dan penyimpanan air yang mengaktipkan penghidupan

diplanet bumi ini.

Pada dasarnya hidrologi bukan merupakan ilmu yang sepenuhnya eksak,

tetapi merupakan ilmu yang memerlukan interpretasi. Syarat-syarat yang

diperlukan adalah data-data hasil pengamatan dalam semua aspek presipitasi,

limpasan (runoff), debit sungai, infiltrasi, perkolasi, evaporasi, evapotranspirasi

dan lain-lain. Dengan data-data tersebut dan ditunjang oleh pengalaman-

pengalaman dalam banyak ilmu yang berkaitan dengan hidrologi, maka seorang

ahli hidrologi dapat memberikan penyelesaian dalam persoalan yang menyangkut

keperluan dan penggunaan air.

Evaporasi merupakan factor penting dalam studi tentang pengembangan

sumber-sumber daya air. Dengan kata lain, evaporasi adalah proses penguapan air

bebas. Evaporasi sangat mempengaruhi besarnya debit sungai, besarnya kapasitas

waduk, besarnya kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan konsumtif

(comsumptive use) untuk tanaman dan lain-lain. Sedangkan transpirasi adalah

proses dimana kebutuhan air tanaman selain dipengaruhi oleh keadaan iklim juga

sangat tergantung pada factor tanaman. Dengan kata lain transpirasi adalah proses

penguapan yang dipengaruhi oleh fisiologi tumbuhan.

Proses transpirasi berjalan terus hampir sepanjang hari dibawah pengaruh

sinar matahari. Pada malam hari pori-pori daun (yang terletak dibagian bawah

daun) yang disebut stomata tanaman, menutup, yang menyebabkan proses

transpirasi dengan drastis. Tetapi tidak demikian halnya dengan evaporasi. Proses

evaporasi dapat berjalan terus selama ada input panas, oleh karenanya bagian

terbesar jumlah evaporasi diperoleh pada siang hari. Faktor lain yang penting

adalah adanya air yang cukup banyak. Jika jumlah air selalu tersedia secara

berlebihan dari yang dibutuhkan oleh tanaman selama proses transpirasi ini maka

jumlah jumlah air yang ditranspirasikan akan lebih besar dibanding dengan

apabila tersedianya air dibawah kebutuhan.

Oleh karenanya perlu diadakan pembedaan antara evaporasi potensial

dengan evaporasi sebenarnya. Pada umumnya cara-cara yang dipakai untuk

menafsir besarnya evapotranspirasi didasarkan atas anggapan bahwa air tersedia

secara berlebihan, sehingga yang didapat adalah harga evaporasi potensial.

Beberapa rumus yang bisa dipakai untuk menentukan besarnya laju

evaporasi adalah rumus Blaney-Criddle, rumus Radiasi dan rumus Penman.

Rumus Penman mendapat rekomendasi dari Badan Pangan dan Pertanian PBB.

Perbandingan ketiga rumus ini dapat memperkirakan kebutuan air irigasi pada

suatu lahan. Upaya tersebut dilakukan agar dapat memperkecil kebutuhan air

irigasi dengan mengubah jenis tanamannya, sehingga berpengaruh terhadap nilai

evapotranspirasinya.

1.2 Identifikasi Masalah

Didalam siklus hidrologi terdapat gerakan air laut ke udara, kemudian

jatuh ke permukaan bumi lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi dan akhirnya

mengalir lagi ke laut. Evapotranspirasi yaitu proses yang ada di dalam perputaran

siklus hidrologi itu sendiri dimana terjadi ketika evaporasi dan transpirasi terjadi

secara bersamaan. Perhitungan nilai evaporasi potensial dapat dihitung

menggunakan pendekatan-pendekatan seperti dengan metode Blaney-Criddle,

Radiasi, dan Penman sehingga nilai evapotranspirasi yang dibutuhkan dapat

dihitung dengan ketiga metode tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dibahas sebelumnya maka

dapat ditulis rumusan masalah sebagai berikut:

1. Berapa hasil evaporasi bila dihitung dengan rumus Blaney-Criddle,

Radiasi, dan Penman?

2. Berapa hasil evaportranspirasi bila dihitung menggunakan rumus Blaney-

Criddle, Radiasi, dan Penman?

3. Bagaimana perbandingan antara ketiga rumus tersebut?

1.4 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam bab evapotranspirasi ini yaitu pembahasan

tentang perhitungan nilai evaporasi potensial dan evapotranspirasi menggunakan

rumus Blaney-Criddle, Radiasi dan Penman serta bagaimana hasil perbandingan

antara ketiga rumus tersebut.

1.5 Tujuan

1 Untuk mengetahui hasil perhitungan evaporasi potensial dengan rumus

Blaney-Criddle, Radiasi, dan Penman.

2 Untuk mengetahui hasil perhitungan evapotranspirasi dengan rumus

Blaney-Criddle, Radiasi, dan Penman.

3 Untuk mengetahui perbandingan dari ketiga rumus yang digunakan.

1.6 Manfaat

Dalam pembahasan ini diharapkan agar kita dapat mengetahui bagaimana

cara menghitung nilai evaporasi potensial dan evapotranspirasi dengan

menggunakan rumus Blaney-Criddle, Radiasi dan Penman serta dapat

membandingkan hasil antara ketiga rumus tersebut.

1.7 Pembahasan

1.7.1. Evaporasi Potensial

Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evaporasi

poensial secara langsung adalah sebagai berikut:

Radiasi Matahari

Evaporasi merupakan konversi air ke dalam uap air. Proses ini berjalan

terus hampir tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali juga di malam hari.

Perubahan dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan energi berupa panas

laten untuk evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada penyinaran

matahari langsung.

Angin

Jika air menguap ke atmosfir maka lapisan batas antara permukaan tanah

dan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses penguapan berhenti. Agar

proses tersebut dapat berjalan terus, lapisan jenuh harus diganti dengan udara

kering. Pergantian itu hanya mungkin kalau ada angin, yang akan menggeser

komponen uap air. Jadi kecepatan angin memegang peranan penting dalam proses

evaporasi.

Kelembaban Relatif (Relative Humiditas)

Jika kelembaban relatif naik, maka kemampuan udara untuk menyerap air

akan berkurang sehingga laju evaporasinya menurun. Penggantian lapisan udara

pada batas tanah dan udara dengan udara yang sama kelembaban relatifnya tidak

akan menolong dalam memperbesar laju evaporasinya.

Suhu (Temperature)

Energi sangat dibutuhkan agar evaporasi berjalan terus. Jika suhu udara

dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi berjalan lebih cepat dibandingkan

dengan jika suhu udara dan tanah rendah karena adanya energi panas yang

tersedia. Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik jika

suhunya naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya

evaporasi, sedangkan suhu tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal.

Metode yang dapat dipakai dalam penghitungan besarnya evaporasi

potensial adalah sebagai berikut:

1. Metode Blaney-Criddle

Metode ini menghasilkan rumus evapotranspirasi untuk sembarang

tanaman sebagai fungsi suhu, jumlah jam siang hari dan koefisien tanaman

empiris. Rumus ini berlaku untuk daerah yang luas dengan iklim kering dan

sedang yang sesuai dengan kondisi yang mirip dengan bagian barat Amerika

Serikat. Radiasi matahari netto dapat di ukur dengan radiometer. Dalam

pemakaian rumus ini dibutuhkan suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin

dan waktu relatif sinar matahari terang. Data tersebut merupakan data-data

meteorologi biasa

Langkah-langkah pengerjaan dalam metode ini dapat digunakan prosedur

perhitungan berikut:

1. Cari letak lintang daerah yang ditinjau dan cari nilai P

2. Cari data suhu bulanan (t)

3. Hitung Eto*

4. Sesuai dengan bulan cari angka koreksi (c)

5. Hitung Eto

6. Rumus Metode Blaney-Criddle:

ET0 = c x ET0*

ET0* = P x (0,457 t + 8,13)

7. Keterangan:

ET0 = Evaporasi Potensial (mm/hari)

c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)

ET0* = Evaporasi Potensial sebelum dikoreksi (mm/hari)

P = Prosentase rata-rata jam siang malam

Tabel 1.1 Hubungan P dan Letak Lintang (LL)

(Untuk Indonesia : 50 s/d 100 LS)

Sumber: Montarcih L,2009

Tabel 1.2 Angka Koreksi (c) menurut Blaney Criddle

BULA

NJan Feb

Ma

rApr Mei Jun Jul

Ag

uSep Okt Nov Des

( c )

0.8

0 0.80 0.75 0.70

0.7

0

0.7

0

0.7

0

0.7

5 0.80

0.8

0 0.80

0.8

0

Sumber: Montarcih L, 2009

LINTANG Jan FebMa

r

Ap

rMei Jun Jul

Ag

uSep Okt

No

vDes

5,0 Utara

0.2

7

0.2

7 0.27

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

7

0.2

7

0.2

7

2,5 Utara

0.2

7

0.2

7 0.27

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0

0.2

7

0.2

7 0.27

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

7

2,5 Selatan

0.2

8

0.2

8 0.28

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

5 Selatan

0.2

8

0.2

8 0.28

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

8

7,5 Selatan

0.2

9

0.2

8 0.28

0.2

8

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

7

0.2

8

0.2

8

0.2

8

0.2

9

10 Selatan

0.2

9

0.2

8 0.28

0.2

7

0.2

6

0.2

6

0.2

6

0.2

7

0.2

7

0.2

8

0.2

8

0.2

9

2.MetodeRadiasi

Untuk metode ini, data-data yang diperlukan adalah data letak lintang

(LL), suhu udara (t), kecerahan matahari (nN

)

Prosedur perhitungan yang dapat digunakan sebagai berikut:

1.Cari suhu rata-rata bulanan dan nilai w

2.Cari letak lintang dan nilai Rγ

3.Cari nilai kecerahan matahari (nN

)

4.Hitung Rs dengan rumus;Rs = (0,25 + 0,54 . nN

) Rγ

5.Cari angka koreksi (c)

6.Rumus Metode Radiasi:

ET0 = c . w . Rs

ET0* = w . Rs

7.Keterangan:

ET0 = Evaporasi Potensial (mm/hari)

c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)

ET0* = Evaporasi Potensial sebelum dikoreksi (mm/hari)

w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah

Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)

= (0.25 + 0.54 (n/N)) Rγ

Rγ = Radiasi gelombang pendek batas luar atmosfer

(nN

) = Kecerahan matahari (%)

Tabel 1.3 Hubungan t dan w

(Untuk Indonesia, EL. 0-500 m)

Suhu (t0) w Suhu (t0) w

24.0 0.735 27.2 0.767

24.2 0.737 27.4 0.769

24.4 0.739 27.6 0.771

24.6 0.741 27.8 0.773

24.8 0.743 28.0 0.775

25.0 0.745 28.2 0.777

25.2 0.747 28.4 0.779

25.4 0.749 28.6 0.781

25.6 0.751 28.8 0.783

25.8 0.753 29.0 0.785

26.0 0.755 29.2 0.787

26.2 0.757 29.4 0.789

26.4 0.759 29.6 0.791

26.6 0.761 29.8 0.793

26.8 0.763 30.0 0.795

27.0 0.765 30.2 0.797

Sumber: Montarcih L, 2009

Tabel 1.4 Harga Rγ Untuk Indonesia

(Untuk Indonesia : 50 s/d 100 LS)

BulanLU

0LS

5 4 2 2 4 6 8 10

Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1

Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0

Mar 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.1 15.3

Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.1 14.9 14.7 14.1 14.0

Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6

Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.9 13.2 12.8 12.4 12.6

Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 14.1 13.4 13.1 12.7 11.8

Ags 15.3 15.1 14.9 14.8 14.8 14.3 14.0 13.7 12.2

Sep 15.1 15.3 15.3 15.3 15.3 15.1 15.0 14.9 13.1

Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.4 15.6 15.7 15.8 14.6

Nov 14.8 14.5 14.8 15.1 15.1 15.5 15.8 16.0 15.6

Des 14.6 14.1 14.4 14.8 14.8 15.4 15.7 16.0 16.0

Sumber: Montarcih L, 2010

BULAN Jan FebMa

r

Ap

rMei Jun Jul

Ag

uSep Okt

No

vDes

( c ) 0.80

0.8

0 0.75

0.7

5

0.7

5

0.7

5

0.7

5

0.7

5

0.8

0

0.8

0

0.8

0 0.80

Tabel 1.5 Angka Koreksi ( c ) Menurut Rumus Radiasi

Sumber: Montarcih L, 2010

3.Metode Penman

Rumus ini memberikan hasil yang baik bagi besarnya penguapan

(evaporation) air bebas E0 jika di tempat itu tidak ada pengamatan dengan panci

penguapan (evaporation pan) atau tidak ada studi neraca air (water balance

study). Hasil perhitungan dengan rumus ini lebih dapat dipercaya dibandingkan

dengan dua buah rumus di atas dimana tidak memasukkan faktor-faktor energi.

Meskipun rumus Penman menghasilkan evaporasi dari permukaan air bebas,

bukanlah tidak mungkin untuk digunakan menghitung evapotranspirasi potensial.

Kalaupun akan dipakai untuk menghitung evapotranspirasi potensial dapat

ditempuh dengan memasukkan faktor pengalih f.

Prosedur perhitungan dalam Rumus Penman adalah sebagai berikut:

1. Cari data suhu rerata bulanan dan nilai εγ, w, f(t) dari tabel

2. Cari data RH

3. Hitung εd

4. Hitung nilai f(εd) dengan rumus

5. Berdasarkan letak lintang cari nilai Rγ

6. Cari data kecerahan matahari (nN

)

7. Cari nilai Rs

8. Cari nilai f(nN

)

9. Cari data kecepatan angin (U)

10. Cari f(U)

11. Cari Rn.I dengan rumus;

12. Cari nilai angka koreksi c

13. Cari ETo*

14. Cari ETo

15. Rumus Metode Penman:

ET0 = c x ET0*

ET0* = w x (0,75 x Rs – Rn1) + (1-w) f(u) (εγ - εd)

16. Keterangan:

ET0 = Evaporasi Potensial (mm/hari)

c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)

ET0* = Evaporasi Potensial sebelum dikoreksi (mm/hari)

w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah

Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)

= (0.25 + 0.54 (n/N)) Rγ

Rγ = Radiasi gelombang pendek batas luar atmosfer

n/N = Kecerahan matahari (%)

Rn = Radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)

= f(t) . f(εd) . f(n/N)

f(t) = Fungsi suhu

f(εd) = Fungsi tekanan uap

= 0.34 – 0.44 . ((εd)0.5)

εd = Tekanan uap sebenarnya (mbar)

= εd* . RH

f(n/N) = Fungsi kecerahan matahari

= 0.1 + 0.9 . (n/N)

f(u) = Fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2.00 m

= 0.27 . ( 1 + 0.864 u )

RH = Kelembaban relatif (%)

Tabel 1.6 Hubungan t Dengan εγ, w, f(t)

tεγ

(mbar)w f (t) t

εγ(mbar)

w f (t)

24 29.85 0.735 15.4 26.3 34.22 0.758 15.96024.1 30.03 0.736 15.425 26.4 34.42 0.759 15.9824.2 30.21 0.737 15.45 26.5 34.63 0.76 16.00024.3 30.39 0.738 15.475 26.6 34.83 0.761 16.0224.4 30.57 0.739 15.5 26.7 35.04 0.762 16.04024.5 30.76 0.74 15.525 26.8 35.25 0.763 16.0624.6 30.94 0.741 15.55 26.9 35.46 0.764 16.08024.7 31.13 0.742 15.575 27 35.66 0.765 16.124.8 31.31 0.743 15.6 27.1 35.88 0.766 16.12024.9 31.50 0.744 15.625 27.2 36.09 0.767 16.1425 31.69 0.745 15.65 27.3 36.30 0.768 16.160

25.1 31.88 0.746 15.675 27.4 36.50 0.769 16.1825.2 32.06 0.747 15.7 27.5 36.72 0.77 16.20025.3 32.26 0.748 15.725 27.6 36.94 0.771 16.2225.4 32.45 0.749 15.75 27.7 37.16 0.772 16.24025.5 32.64 0.75 15.775 27.8 37.37 0.773 16.2625.6 32.83 0.751 15.8 27.9 37.59 0.774 16.28025.7 33.03 0.752 15.825 28 37.81 0.775 16.325.8 33.22 0.753 15.85 28.1 38.03 0.776 16.32025.9 33.42 0.754 15.875 28.2 38.25 0.777 16.3426 33.62 0.755 15.9 28.3 38.48 0.778 16.360

26.1 33.82 0.756 15.920 28.4 38.70 0.779 16.3826.2 34.02 0.757 15.94 28.5 38.92 0.78 16.400

Sumber: Montarcih L, 2010

Lanjutan Tabel 1.6

tεγ

(mbar)w f (t)

28.6 39.14 0.781 16.4228.7 39.38 0.782 16.44028.8 39.61 0.783 16.4628.9 39.84 0.784 16.48029 40.06 0.785 16.5

29.1 40.29 0.786 16.52029.2 40.51 0.787 16.5429.3 40.74 0.788 16.56029.4 40.96 0.789 16.5829.5 41.19 0.79 16.60029.6 41.41 0.791 16.6229.7 41.64 0.792 16.64029.8 41.86 0.793 16.6629.9 42.09 0.794 16.68030 42.31 0.795 16.7

30.1 42.54 0.796 16.72030.2 42.76 0.797 16.7430.3 42.99 0.798 16.76030.4 43.21 0.799 16.7830.5 43.44 0.8 16.80030.6 43.66 0.801 16.8230.7 43.89 0.802 16.84030.8 44.11 0.803 16.86

Sumber: Montarcih L, 2010

Tabel 1.7 Harga Rγ Untuk Indonesia

(Untuk Indonesia : 50 s/d 100 LS)

BulanLU

0LS

5 4 2 2 4 6 8 10

Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1

Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0

Mar 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.1 15.3

Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.1 14.9 14.7 14.1 14.0

Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6

Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.9 13.2 12.8 12.4 12.6

Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 14.1 13.4 13.1 12.7 11.8

Ags 15.3 15.1 14.9 14.8 14.8 14.3 14.0 13.7 12.2

Sep 15.1 15.3 15.3 15.3 15.3 15.1 15.0 14.9 13.1

Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.4 15.6 15.7 15.8 14.6

Nov 14.8 14.5 14.8 15.1 15.1 15.5 15.8 16.0 15.6

Des 14.6 14.1 14.4 14.8 14.8 15.4 15.7 16.0 16.0

Sumber: Montarcih L, 2010

Tabel 1.8 Angka Koreksi ( c ) Menurut Rumus Penman

BULAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

( c )

1.1

0 1.10 1.10 0.90

0.9

0 0.90

0.9

0 1.00

1.1

0 1.10

1.1

0 1.10

Sumber: Montarcih L, 2010

Evaporasi potensial dapat dihitung menggunakan tiga metode. Adapun

metode yang dipergunakan dalam perhitungan evaporasi potensial ini adalah:

1.Metode Blaney-Criddle

2.Metode Radiasi

3.Metode Penman

Tabel berikut adalah tabel data perhitungan evaporasi yang nantinya akan

menjadi data penunjang perhitungan dalam ketiga metode tersebut.

LetakLintan

g

Suhu rata-rata bulanan

Ja

n

Fe

b

Ma

r Apr

Ma

y Jun Jul

Au

g Sep Oct

No

v Dec

0˚ LS27 27 25

29.

5 26.5

27.

5

28.

5 29

28.

5

30.

5

30.

5

27.

5

Tabel 1.9 Analisis Data

Lanjutan Tabel 1.9

RH min n u

% jam/hari m/dt

92.5 11.5 5.5

1.Metode Blaney-Criddle

Tabel 1.10 Metode Blaney-Criddle

No. BulanLetak

LintangP

t ET0*

(mm/hari)c

ET0

(mm/hari)(˚C)

1 Januari 0˚ LS 0.27 27 5.526 0.80 4.421

2 Februari 0˚ LS 0.27 27 5.526 0.80 4.421

3 Maret 0˚ LS 0.27 25 5.279 0.75 3.959

4 April 0˚ LS 0.27 29.5 5.835 0.70 4.084

5 Mei 0˚ LS 0.27 26.5 5.464 0.70 3.825

6 Juni 0˚ LS 0.27 27.5 5.588 0.70 3.911

7 Juli 0˚ LS 0.27 28.5 5.711 0.70 3.998

8 Agustus 0˚ LS 0.27 29 5.773 0.75 4.330

9

Septembe

r 0˚ LS 0.27 28.5 5.711 0.80 4.569

10 Oktober 0˚ LS 0.27 30.5 5.958 0.80 4.766

11 November 0˚ LS 0.27 30.5 5.958 0.80 4.766

12 Desember 0˚ LS 0.27 27.5 5.588 0.80 4.470

Contoh Perhitungan Metode Blaney – Criddle :

a.Bulan Januari

LL = 00 LS

LL = 00 LS (dari Tabel BC) : P = 0.27

t = 27 0 C

ET0* = P . (0.457 t + 8.13)

= 0.27 . (0.457 . 27+ 8.13)

= 5.526 mm/hari

Januari (dari Tabel BC) : c = 0.80

ET0 = c . ET0*

= 0.80 .5.526

= 4.421 mm/hari

2.Metode Radiasi

Tabel 1.11 Metode Radiasi

No. BulanLetak

Lintang

tn/N w Rγ

Rs

(mm/hr)

ET0*

(mm/hr)c

ET0

(mm/hr)(˚C) mm/Hr

1 Januari 0˚ LS 27 0.958 0.765 15.0 11.512 8.807 0.80 7.045

2 Februari 0˚ LS 27 0.958 0.765 15.5 11.896 9.100 0.80 7.280

3 Maret 0˚ LS 25 0.958 0.745 15.7 12.049 8.977 0.75 6.732

4 April 0˚ LS 29.5 0.958 0.790 15.3 11.742 9.276 0.75 6.957

5 Mei 0˚ LS 26.5 0.958 0.760 14.4 11.052 8.399 0.75 6.299

6 Juni 0˚ LS 27.5 0.958 0.770 13.9 10.668 8.214 0.75 6.160

7 Juli 0˚ LS 28.5 0.958 0.780 14.1 10.821 8.441 0.75 6.330

8 Agustus 0˚ LS 29 0.958 0.785 14.8 11.359 8.916 0.80 7.133

9

Septembe

r 0˚ LS 28.5 0.958 0.780 15.3 11.742 9.159 0.80 7.327

10 Oktober 0˚ LS 30.5 0.958 0.800 15.4 11.819 9.455 0.80 7.564

11 November 0˚ LS 30.5 0.958 0.800 15.1 11.589 9.271 0.80 7.417

12 Desember 0˚ LS 27.5 0.958 0.770 14.8 11.359 8.746 0.80 6.997

Contoh Perhitungan Metode Radiasi:

1. Bulan Januari

t = 270 C

t = 270 C (dari Tabel R) : w = 0,765

LL = 00 LS

LL = 00 LS (dari Tabel R) : Rγ = 15.0

(n/N) = 0.958

Rs = (0.25+ 0.54 (n/N)) Rγ

= (0.25 + 0.54 . 0,958) 15.0

= 11,512 mm/hari

Januari (dari Tabel R) : c = 0.80

ET0* = w . Rs

= 0.765. 11,512

= 8,807 mm/hari

ET0 = c . ET0*

= 0.80. 8,807

= 7,045 mm/hari

3.Metode Penman

Tabel 1.12 Metode Penman

No

.Bulan

Letak

Lintan

g

t ε ɣ

(mbar

)

w f(t) RH

εd

(mbar

)

f(εd)Rγ

(˚C

)

mm/

Hr

1 Januari 0˚ LS 27 35.660.76

16.10.92 32.98 0.08

14.50

5 5 6 7

2 Februari 0˚ LS 27 35.66

0.76

5 16.1

0.92

5

32.98

6

0.08

7 15.15

3 Maret 0˚ LS 25 31.69

0.74

5

15.6

5

0.92

5

29.31

3

0.10

1 15.55

4 April 0˚ LS

29.

5 41.19

0.79

0 16.6

0.92

5

38.10

1

0.06

8 15.40

5 Mei 0˚ LS

26.

5 34.63

0.76

0 16

0.92

5

32.03

3

0.09

1 14.75

6 Juni 0˚ LS

27.

5 36.72

0.77

0 16.2

0.92

5

33.96

6

0.08

3 14.30

7 Juli 0˚ LS

28.

5 38.92

0.78

0 16.4

0.92

5

36.00

1

0.07

6 14.45

8 Agustus 0˚ LS 29 40.06

0.78

5 16.5

0.92

5

37.05

6

0.07

2 15.00

9

Septembe

r 0˚ LS

28.

5 38.92

0.78

0 16.4

0.92

5

36.00

1

0.07

6 15.30

10 Oktober 0˚ LS

30.

5 43.44

0.80

0 16.8

0.92

5

40.18

2

0.06

1 15.20

11

Novembe

r 0˚ LS

30.

5 43.44

0.80

0 16.8

0.92

5

40.18

2

0.06

1 14.65

12

Desembe

r 0˚ LS

27.

5 36.72

0.77

0 16.2

0.92

5

33.96

6

0.08

3 14.25

Lanjutan Tabel 1.12

n/NRs

(mm/hr)f(n/N)

u

(m/

dt)

f(u)

Rn1

(mm/

hr)

ET0*

(mm/hr)c

ET0

(mm/

hr)

0.958 11.128 0.962 5.5 1.553 1.352 6.097 1.10 6.706

0.958 11.627 0.962 5.5 1.553 1.352 6.383 1.10 7.021

0.958 11.934 0.962 5.5 1.553 1.533 6.227 1.00 6.227

0.958 11.819 0.962 5.5 1.553 1.093 6.935 0.90 6.242

0.958 11.320 0.962 5.5 1.553 1.401 6.123 0.90 5.511

0.958 10.975 0.962 5.5 1.553 1.303 6.092 0.90 5.483

0.958 11.090 0.962 5.5 1.553 1.199 6.330 0.90 5.697

0.958 11.512 0.962 5.5 1.553 1.146 6.665 1.00 6.665

0.958 11.742 0.962 5.5 1.553 1.199 6.711 1.10 7.382

0.958 11.666 0.962 5.5 1.553 0.987 7.018 1.10 7.720

0.958 11.243 0.962 5.5 1.553 0.987 6.765 1.10 7.442

0.958 10.936 0.962 5.5 1.553 1.303 6.070 1.10 6.677

Contoh Perhitungan Metode Penman:

1. Bulan Januari

t = 270C

Tabel PN :

t = 270C

εγ = 35.66 mbar

w = 0.765

f (t) = 16.1

RH = 0.925

εd = ε γ. RH

= 35.66. 0.925

= 32.986 mbar

f(εd) = 0.087

Tabel PN:

LL = 00 LS R γ = 14.50

n/N = 0.962

Rs= (0.25 + 0.54 (n/N)) R γ

= (0.25 + 0.54 .0.958) 14.50

= 11.128 mm/hari

f(n/N) = 0.1 + 0.9 (n/N)

= 0.1 + 0.9 . 0.958

= 0.962

U = 5.5 m/dt

f(u) = 0.27 . (1 + 0.864 u)

= 0.27 . (1 + 0.864 . 5.5)

= 1. 553

Rn1 = f(t) . f(εd) . f(n/N)

= 16.1. 0.087. 0.962

= 1.352 mm/hari

Januari (dari Tabel PN) : c = 1.10

ET0* = w (0.75 Rs – Rn1) + (1 – w) f(U) (ε γ – εd)

= 6.097mm/hari

ET0 = c . ET0*

= 1.10 .6.097

= 6.706 mm/hari

Tabel 1.13 Perbandingan Metode Blaney – Criddle, Radiasi, Dan

Penman

No. BulanET0 (mm/hr) c ET0* (mm/hr)

BC R P BC R P BC R P

1 Januari 4.421 7.045 6.706 0.80 0.80 1.10 5.526 8.807 6.097

2 Februari 4.421 7.280 7.021 0.80 0.80 1.10 5.526 9.100 6.383

3 Maret 3.959 6.732 6.227 0.75 0.75 1.00 5.279 8.977 6.227

4 April 4.084 6.957 6.242 0.70 0.75 0.90 5.835 9.276 6.935

5 Mei 3.825 6.299 5.511 0.70 0.75 0.90 5.464 8.399 6.123

6 Juni 3.911 6.160 5.483 0.70 0.75 0.90 5.588 8.214 6.092

7 Juli 3.998 6.330 5.697 0.70 0.75 0.90 5.711 8.441 6.330

8 Agustus 4.330 7.133 6.665 0.75 0.80 1.00 5.773 8.916 6.665

9

Septembe

r 4.569 7.327 7.382 0.80 0.80 1.10 5.711 9.159 6.711

10 Oktober 4.766 7.564 7.720 0.80 0.80 1.10 5.958 9.455 7.018

11 November 4.766 7.417 7.442 0.80 0.80 1.10 5.958 9.271 6.765

12 Desember 4.470 6.997 6.677 0.80 0.80 1.10 5.588 8.746 6.070

1.7.2. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah proses kehilangan air dari suatu lahan melalui

tahap evaporasi dan transpirasi. Proses evapotranspirasi sangat erat berkaitan

dengan kebutuhan air tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang

ET = Kc . ET0

dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Penguapan dalam

hal ini meliputi penguapan dari permukaan air dan daun-daun tanaman.

Jumlah kadar air yang hilang dari tanah oleh evapotranspirasi bergantung

kepada:

a.Adanya persediaan air yang cukup (hujan dan lain-lain)

b.Faktor-faktor iklim seperti suhu, kelembaban dan lain-lain

c.Tipe dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan tersebut.

Harga evapotranspirasi bergantung kepada jenis dan umur tanaman, yang

nilainya didapatkan degan mengalikan koefisien tanaman dan harga evaporasi

potensial. Berikut ini adalah rumus evapotranspirasi tanaman:

Keterangan:

ET = Evapotranspirasi Tanaman (mm/hari)

Kc = Koefisien Tanaman (berdasarkan jenis tanaman)

ET0 = Evaporasi Potensial (mm/hari)

Tabel l.14 Harga Kc Tanaman Padi

No. Bulan Kc

1 Januari 1.24

2 Februari 1.09

3 Maret 0.70

4 April 0.91

5 Mei 1.14

6 Juni 1.28

7 Juli 1.19

8 Agustus 0.66

9 September

0.64

10 Oktober 0.91

11 November

1.13

12 Desember 1.25

Sumber: Hidrologi Pertanian, 2010

Tabel l.15 Harga Evapotranspirasi Tanaman Padi

No. Bulan ET0 (mm/hari) Kc ET (mm/hari)

BC R P BC R P

1 Januari4.421 7.045 6.706 1.24 5.482 8.735 8.315

2 Februari4.421 7.28 7.021 1.09 4.818 7.935 7.652

3 Maret3.959 6.732 6.227 0.70 2.771 4.712 4.358

4 April4.084 6.957 6.242 0.91 3.716 6.330 5.680

5 Mei3.825 6.299 5.511 1.14 4.360 7.180 6.282

6 Juni3.911 6.16 5.483 1.28 5.006 7.884 7.018

7 Juli3.998 6.33 5.697 1.19 4.757 7.532 6.779

8 Agustus4.33 7.133 6.665 0.66 2.857 4.707 4.398

9 September4.569 7.327 7.382 0.64 2.924 4.689 4.724

10 Oktober4.766 7.564 7.72 0.91 4.337 6.883 7.025

11 November4.766 7.417 7.442 1.13 5.385 8.381 8.409

12 Desember4.47 6.997 6.677 1.25 5.587 8.746 8.346

Contoh Perhitungan:

Bulan Januari (Kc = 1.24)

Metode Blaney-Criddle

ET = Kc . ET0

= 1,24 . 4,421

= 5,482 mm/hari

Metode Radiasi

ET = Kc . ET0

= 1,24 .7,045

= 8.735 mm/hari

Metode Penman

ET = Kc . ET0

= 1,24 . 6,706

= 8,315 mm/hari

1.8 Kesimpulan dan Saran

Hasil perhitungan yang telah dihitung dengan metode Blaney-Criddle,

metode Radiasi, dan metode Penman dapat disimpulkan bahwa nilai evaporasi

potensial yang diperoleh memiliki nilai yang berbeda-beda. Dapat diketahui

bahwa nilai evaporasi potensial menggunakan metode Radiasi memperoleh hasil

yang lebih besar daripada menggunakan metode Blaney – Criddle. Hal ini

dipengaruhi oleh adanya faktor iklim yang diperhitungkan dalam metode Radiasi.

Faktor-faktor tersebut meliputi faktor kecerahan matahari (n/N), radiasi

gelombang pendek yang diterima bumi (Rs) dan faktor radiasi gelombang pendek

yang memenuhi batas luar atmosfer (Rγ). Sedangkan apabila metode Radiasi ini

dibandingkan dengan metode Penman, nilai evaporasi potensialnya lebih kecil.

Hal ini disebabkan karena faktor iklim yang diperhitungan dalam metode Penman

lebih banyak dari pada metode Radiasi. Faktor – faktor tersebut meliputi faktor

radiasi bersih gelombang panjang (Rn), fungsi suhu (f(t)), fungsi tekanan uap

(f(εd), kelembaban relatif serta faktor kecepatan angin bulanan rerata (u). Pada

dasarnya evaporasi potensial sangat dipengaruhi dengan faktor iklim, sehingga

semakin banyak faktor iklim yang diperhitungkan dan akan semakin akurat data

yang akan diperoleh.

Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan evapotranspirasi tanaman padi,

harga evapotranspirasi ini menunjukan nilai yang berbeda setiap bulan dengan

metode yang digunakan. Semakin besar harga evaporasi potensial akan

menghasilkan harga evapotranspirasi tanaman yang semakin besar pula.

Dengan demikian, apabila perhitungan data tersebut tidak teliti atau tidak

betul, maka penafsiran terhadap sistemnya pun juga akan tidak betul. Oleh sebab

itu kehati-hatian dalam perhitungan dalam berbagai metode yang tepat sangat

diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Usaha Nasional: Surabaya.

Harisuseno, Donny. 2014. Materi Perkuliahan PPT: Malang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Transpirasi

Montarcih, Lily. 2009. Hidrologi Dasar. Tirta Media: Malang.

Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi Teknik Dasar. Citra Malang: Malang.

Sri Harto Br. 1990. Hidrologi Teori Masalah Penyelesaian.