Fussion

Embed Size (px)

Citation preview

TANGGUNG KAWAB PROFESIONAL DAN LINGKUNGAN AUDIT LAPORAN KEUANGANPOKOK-POKOK MATERI : Tanggung jawab Profesi Auditor Jenis-jenis Auditor dan Angkuntan Publik Kewajiban Hukum Self-Regulation & Expectantion Gab Delik hukum Akuntan PublikTanggung jawab Auditor Tanggung jawab auditor untuk menemukan salah saji yang material. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melakanakan audit guna memeperoleh kepastian yang layak, apakah laporan keuangan telah bebas dari alah saji yang material. Tanggung jawab auditor untuk menemukan salah saji yang material mencakup beberapa istilah dan frasa sebagai berikut : Salah saji yang material vs tidak material Salah saji umumnya dianggap material jika gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang beum koreksi dalam laporan keuangan kemungkinan akan mempengaruhi keputusan orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut.Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas telah terpenuhi. Namun suatu hal yang mustahil bagi auditor untuk menemukan semua kekeliruan dan kecurangan yang tidak material. Kepastian yang layak Konsep kepastian yang layak, bukan suatu hal yang absolut. Bukan auditor bukan penjamin atas kebenaran alporan keuangan. Auditor bertanggung jawab atas kepastian yang lauak tetapi absolut, karena beberapa alasan : Sebagian besar bukti diperoleh dari pengujian sampel Penyajian akuntnasi mengandung estimasi yang kompleks, sehingga auditor mengandalkan bukti audit yang persuasif tetapi tidak meyakinkan Laporan keuangan penuh dengan kecurangan, sulit dideteksi terutama bila terjadi kolusi dikalangan manajemen Kekeliruan dan kecurangan Kekeliruan Kecurangan salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja salah saji dalam laporan keuangan yang disengajaSkpetisme profesional, sikap keingin tahuan serta penilaian yang kritis atas bukti audit. Auditor berusaha mendeteksi kesalahan kalkulasi, penghilngan, kesalah pahaman dan lain-lain Kecurangan yang bersal dari pelaporan keuangan yang curang vs misapropriasi aktiva (penyalahgunaan aktiva). Merugikan pemakai laporan keuangan Dilakukan oleh pihak manajemenPerhatikan situasi berikut : Aktiva dicuri dengan salah saji aktiva sehingga tidak terungkap Aktiva dicuri ditutupi dengan menyajikan pendapatan terlalu rendah atau melebihkan beban Aktiva dicuri tetapi misapropriasi tersebut berhasil terungkap Tanggung jawab auditor untuk menemukan tindakan ilegal Tindakan ilegal adalah pelanggaran terhadap hukum atau peraturan, dalam hal ini : Tindakan ilegal yang berdampak langsung, berdampak pada saldo akun yang mempengaruhi SPT Tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung, mempengaruhi laporan keuangan secara tidak langsung, misalnya dikenakan sanksi Tanggung jawab auditor untuk menemukan tindakan ilegal adalah : Pengumpulan bukti jika tidak ada alasan untuk percaya bahwa ada tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung Pengumpulan bukti apabila ada alasan untuk mempercayai bahwa tindakan ilegal yang berdampak langsung atau tidak langsung telah terjadi Tindakan apabila auditor mengetahui suatu tindakan ilegal Tanggung jawan auditor untuk pengendalian internal Tujuan pengendalian internal : Reliabilitas pelaporan keuangan, tujuannya menyiapkan pelaporan secara wajar Efisiensi & efektivitas operasi, tujuannya meningkatkan sasaran perusahaan Ketaatan pada hukum & peraturan, tujuannya patuh pada hukumTanggung jawa auditor untuk memahami pengendalian internal : Pengendalian atas reliabilitas pelaporan keuangan Auditor melaksanakan audit internal untuk mencegah atau mendeteksi kecurangan Pengendalian atas kelas-kelas transaksi Auditor melaksanakan audit internal yang menekankan pada pengendalian atas kelaskelas transaksi dan bukan saldo akunJenis-jenis Auditor dan Akuntan Publik Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat keseuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens, 2006) Arens (2006) mengungkapkan ada bebepa jenis auditor : KAP sering disebut juga auditor eksternal atau auditor independen. Sebutan KAP mencerminkan fakta bahwa auditor yang menyatakan pendapat audit atas laporan keuangan harus memiliki lisensi sebagai akuntan publik Auditor badan akuntabilitas pemerintah, adalah auditor yang bekerja untuk mengaudit keuangan badan pemerintah, untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas program pemerintah Agen penerimaan negara, (internal revenue), bertanggung jawab untuk memberlakukan peraturan pajak pusat seperti SPT wajib pajak dan bersifat audit ketaatan. Auditor internal, yaitu auditor yang bekerja untuk melakukan audit bagi manajemen. Auditor internal menetukan kriteria untuk mengukur efektivitas dan efisiensi. Sfektivitas merujuk pada terpenuhinya suatu tujuan, sedangkan efisiensi merujuk pada penentuankecukupan sumber daya untuk mencapai tujuan.Kewajiban Hukum Para professional audit mempunyai tanggung jawab hukum untuk memenuhi apa yang telah dicantumkan dalam kontrak dengan klien. Penyebab utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan keuangan tentang perbedaan antara kesalahan usaha, kesalahan audit, dan risiko audit Kesalahan usaha, terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya atau tidak dapat memenuhi harapan para pemegang saham karena keadaan ekonomi atau keadaan usaha. Kesalahan audit, terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat yang salah karena gagal memenuhi syarat - syarat GAAS. Risiko audit, terjadi jika auditor menyimpulkan laporan keuangan secara wajar sedangkan kenyataannya laporan tersebut salah saji material. Konsep kehati-hatian (prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya menjamin itikad baik dan integritas dan bertanggung jawab atas kecerobohan, itikad buruk dan ketidak jujuran dan auditor terbebas dari kerugian akibat kekeliruan dalam pertimbangan. Empat sumber kewajiban hukum auditor: Kewajiban kepada klien Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang disepakati , pembatalan dari suatu proses audit yang tidak bertanggung jawab, gagal menemukan kecurangan, dan pelanggaran kerahasiaan oleh akuntan publik. Apabila terdapat tuntutan auditor dapat mengajukan pembelaan yaitu :Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, dalam hal ini tidak dinyatakan dalam klausul . Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja, KAP mengklaim telah mengikuti GAAS . Kelalaian kontribusi terjadi jika tindakan klien yang menyebabkan kerugian menjadi dasar bagi kerugian atau mempengaruhi audit sehingga auditor tidak bisa menemukan sebab dari kerugian yang terjadi. Ketiadaan hubungan timbal balik, antara pelanggaran auditor terhadap standar kesungguhan dengan kerugian yang dialami klienKewajiban terhadap pihak ketiga menurut Common Law Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang saham, pemasok, bankir dan kreditor lain, karyawan, dan pelanggan. Konsep kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut : Doktrin ultramares, Kewajiban hukum dapat timbul jika pihak ketiga merupakan primary beneficiary atau orang yang harus diberikan informasi audit Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan keputusannya pada laporan keuangan. Foreseeable users, pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu mempunyai hak yang sama dengan pemakai laporan keuagan yang mepunyai hubungan kontrak Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal Securities Act tahun 1933 tentang sekuritas menyangkut persyaratan pelaporan untuk perusahaan yang mengeluarkan efek-efek baru. Menurut ketentuan ini, auditor dapat digugat terhadap kesalahn pernyataan yang material atau penghilangan dalam laporan keuangan yang diaudit, lalai atau menipu dalam pelaksanaan audit. Securities Exchange Act tahun 1934. Kewajiban auditor menurut ketentuan iniseringkali berpusat pada laporan keuangan yang sudah diaudit yang diterbitkan keluar dalam laporan tahunan atau diajukan kepada SEC. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act 1970, peraturan ini ditujukan untuk kriminalitas yang melanda perusahaan. Namun, kalangan bisnis seperti auditor sering dituntut berdasarkan peraturan ini. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977 melarang pemberian uang suap kepada pejabat di luar negeri untuk mendapatkan pengaruh dan mempertahankan hubungan usaha Kewajiban kriminal Uniform Securities Acts, Securuties Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal False Statement Statute menyebutkan bahwa menipu orang lain dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu adalah perbuatan kriminal . Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum dengan beberapa aktivitas khusus berikut. Riset dalam auditing Penetapan standar dan aturan. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor Menetapka persyaratan penelaahan sejawat . Melawan tuntutan hukum Pendidikan bagi pemakai laporan Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas Perundingan untuk perubahan hukum. Akuntan publik dapat mengambil beberapa langkah berikut untuk menghindari sanksi hukumHanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi dengan pantas Mengikuti standar profesi Mempertahankan independensi Memahami usaha klien Melaksanakan audit yang bermutu Mendokumentasika pekerjaan secara memadai Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia Perlunya asuransi yang memadai; dan Mencari bantuan hukumSelf Regulation Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi: Independensi meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus mempertahankan independensi Penugasan Personel meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud Konsultasi meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai Supervisi meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP Pemekerjaan (hiring) meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten Pengembangan Profesional meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP Promosi (advancement) meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi. Penerimaan dan keberlanjutan klien menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)Inspeksi meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif Expectation Gab Istilah kesenjangan ekspektasi (expectation gap) dalam auditing pertama kali dipakai oleh Liggio (1974), yang mendefinisikan kesenjangan ekspektasi (expectation gap) sebagai perbedaan persepsi antara akuntan independen dengan pemakai laporan keuangan auditan mengenai tingkat kinerja yang diharapkan (expected performance) dari profesi akuntan. Expectation gap atas audit sendiri sebenarnya merupakan ekspektasi dari pengguna dan masyarakat kepada auditor untuk bekerja dan bertindak sesuai dengan keinginan masyarakat yang berbeda dengan apa yang auditor ekspektasikan untuk bertindak. Halim (2001) mengemukakan ekspektasi dari masyarakat dan pengguna terhadap auditor meliputi: Melaksanakan audit dengan kompetensi teknik, integritas, independen, dan objektif. Mencari dan mendeteksi salah saji material baik akibat kekeliruan maupun ketidakberesan. Mencegah laporan keuangan yang menyesatkan terutama akibat kecurangan dan pelanggaran hukum Mengungkapkan kemungkinan ketidakmampuan perusahaan untuk meneruskan usahanya di masa datang. Jika dicermati lebih lanjut, expectation gap muncul akibat perbedaan pemahaman akuntan publik dengan masyarakat yang dalam hal ini pengguna laporan hasil auditan mengenai peran dan tanggung jawab auditor. Di dalam organisasi KAP dalam melaksanakan peraturan yang mereka buat sendiri mengalami kendala atau pelaksanaan peraturan yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya:Kemampuan personel Standar tidak bisa diterapkan Perubahan lingkunganDelik Hukum Akuntan Publik Indonesia baru saja mmiliki Undang-Undang khusus tentang akuntan publik yaitu UU No.5 tahun 2011. Undang undang baru ini mulai diterbitkan pada 3 Mei 2011 dengan tidak mencabut UU 34/1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan Publik secara keseluruhan, tetapi hanya mencabut pasal 4 dan 5 UU 34/1954. Penyusunan atau pembuatan UU tentang akuntan publik dirasa perlu dikarenakan (PPJP, Depkeu RI): Jasa akuntan publik digunakan oleh publik (stakeholders) dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntan publik berperan dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Akuntan publik merupakan salah satu profesi penunjang dalam mewujudkan stabilitas sistem keuangan yang merupakan salah satu syarat terwujudnya pasar yang efisien. Dibanyak negara lain, profesi akuntan publik lazim diatur dalam peraturan setingkat Undang-UndangUU no 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik berisikan 16 bab dan 62 pasal: BAB I Berisi tentang berbagai istilah dan pengertiannya dalam Undang-Undang Akuntan Publikserta wilayah kerja akuntan publik di Indonesia. BAB II Berisi tentang jasa asuransi yang diberikan kepada akuntan publik beserta waktu pemberian jasanya. BAB III Berisi tentang pemberian izin kerja terhadap akuntan publik, syarat-syaratnya, serta pemberhentian terhadap pemberian jasa asurans. BAB IV Berisi bentuk-bentuk KAP, tenaga akuntan profesional asing, dan hal-hal yang menyebabkan pencabutan izin kantor. BAB V Berisi tentang hak, kewajiban, dan larangan untuk akuntan public BAB VI Berisi tentang ketentuan pemberian nama KAP BAB VII Berisi tentang berbagai bentuk kerjasama KAP dengan pihak lain BAB VIII Berisi tentang ketentuan penggunaan biaya perizinan BAB IX Berisi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan asosiasi profesi akuntan public BAB XBerisi tentang komite profesi akuntan public BAB XI Berisi tentang kewenangan dan pengawasan yang dilakukan oleh Menteri BAB XII-XVI Masing-masing berisi tentang sanksi dan administrasi; ketentuan pidana; kadaluarsa dan tuntutan gugatan; ketentuan peralihan; dan ketentuan penutup. Akan tetapi belum genap dua tahun UU No.5 tahun 2011 diundangkan, telah menuai berbagai protes utamanya dari profesi akuntan publik sendiri. Bahkan menurut beberapa pakar hukum sendiri banyak kata atau frasa yang multi tafsir. Seperti pernyataan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra berikut ketika diundang menjadi saksi ahli oleh Mahkamah Konstitusi RI (mahkamahkonstitusi.go.id): Frasa melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi secara hukum adalah frasa yang tidak jelas maknanya. Dalam bahasa sehari-hari, kata manipulasi mengandung arti negatif, yakni memutarbalikan atau menggambarkan sesuatu yang berbeda dari fakta atau keadaan yang sebenarnya, padahal dalam istilah akuntansi, manipulasi bukanlah sesuatu yang bersifat negatif. Istilah data manipulating berkaitan erat dengan profesi akuntan dalam menganalisis dan melakukan penilaian terhadap data yang hasilnya mungkin berbeda dengan data yang dihasilkan oleh manajemen, mengenai laporan keuangan yang dibuatnya. Karena manipulasi dalam konteks akuntasi, berkaitan dengan analisis dan penilaian, maka tindakan manipulasi bukanlah termasuk tindakan pidana yang harus diberikan sanksi pidana pula Terkhusus pada kalimat terakhir pernyataan diatas sejalan dengan keberatan yang dilayangkan IAPI atas pasal 55 huruf a dan b serta pasal 56. IAPI beranggapan bahwa persoalan yang selama ini masuk dalam kategori Etika auditor ini tidak perlu masuk dalam ranah publik dan dijatuhi hukuman atau langsung dikaitkan dengan hukum pidana. Karena selama perikatan atau lembaga (IAPI) dapat mengatasi, tidak perlu dipidanakan. Untuk pasal 56 sendiri menyatakan tentang sanksi terhadap pihak asosiasi, dalam halakuntan publik atau KAP melakukan kesalahan maka pihak-pihak yang bukan karyawan KAP juga akan terkena imbas dari kesalahan yang dilakukan dengan ancaman 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 300.000.000,00 Hal semacam inilah yang sebenarnya bertujuan untuk memajukan Profesi Akuntan Publik di Indonesia berubah menjadi ancaman. Sedangkan dilain pihak menguntungkan akuntan publik asing maupun Kantor Akuntan Publik Asing (KAPA) karena longgarnya persyaratan pada pasal 38 sampai 40 UU no 5 tahun 2011 ini.