32
FRAKTUR KLAVIKULA DISERTAI CEDERA KEPALA RINGAN Gunawan Ali 17120080002 Pembimbing: dr. Arie Zakaria, Sp.OT, FICS Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RUMKITAL Marinir Cilandak Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan 28 Januari 2013 – 6 April 2013 Laporan Kasus

Fx Klavikula

Embed Size (px)

DESCRIPTION

CLAVICULA

Citation preview

Page 1: Fx Klavikula

FRAKTUR KLAVIKULA DISERTAI CEDERA KEPALA RINGAN

Gunawan Ali

17120080002

Pembimbing: dr. Arie Zakaria, Sp.OT, FICS

Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah RUMKITAL Marinir Cilandak

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

28 Januari 2013 – 6 April 2013

Laporan Kasus

Page 2: Fx Klavikula

  2

PENDAHULUAN

Trauma didefinisikan sebagai gangguan seluler yang disebabkan

pertukaran energi dengan lingkungan yang melampaui ketahanan tubuh.

Trauma masih menjadi penyebab kematian terbanyak pada individu

usia 1 sampai 44 tahun. Selain kematian, trauma juga berhubungan

dengan hilangnya produktifitas.

Trauma akibat penyebab yang tidak disengaja menyumbang sekitar

110.000 kematian per tahun, dan lebih dari 40% merupakan kecelakaan

kendaraan bermotor.

Page 3: Fx Klavikula

  3

Daftar Isi

PENDAHULUAN ........................................................................................ 2 STATUS PASIEN ....................................................................................... 4

I. Identitas Pasien ......................................................................................... 4 II. Keluhan Utama .......................................................................................... 4 III. Anamnesis: ................................................................................................ 4 IV. Pemeriksaan Fisik ..................................................................................... 6 V. Pemeriksaan Tambahan .......................................................................... 12 VI. Diagnosa Kerja : ...................................................................................... 15 VII. Diagnosa Banding: .................................................................................. 15 VIII. Penatalaksanaan ..................................................................................... 16 IX. Komplikasi ............................................................................................... 16 X. Prognosis ................................................................................................. 16

TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 19 A. Fraktur Klavikula ...................................................................................... 19 B. Cedera Kepala Ringan ............................................................................ 28

Daftar pustaka ......................................................................................... 32  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: Fx Klavikula

  4

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. Y. S. H.

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 38 tahun

Status : Menikah

Pekerjaan : Anggota TNI-AL berpangkat Koptu

Agama : Kristen

Alamat : Jonggol

Tanggal pemeriksaan : 5 Februari 2013 (pukul 10.00)

Tanggal masuk RS : 5 Februari 2013 (pukul 9.45)

No MR : 31-16-19

II. Keluhan Utama

Pasien mengeluhkan nyeri pada bahu kirinya, tidak dapat

menggerakkan lengan kirinya, dan teraba tonjolan di bahu kirinya setelah

mengalami kecelakaan lalu lintas pagi hari ini.

III. Anamnesis:

Autoanamnesis dan alloanamnesis dengan istri pasien

A. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke Unit Gawat Darurat RUMKITAL Marinir

Cilandak dengan rujukan dari RSU Cileungsi. Pasien mengeluhkan

Page 5: Fx Klavikula

  5

nyeri pada bahu kirinya, tidak dapat menggerakkan lengan kirinya,

dan teraba tonjolan di bahu kirinya setelah mengalami kecelakaan lalu

lintas pagi hari ini. Nyeri dirasa terpusat di bahu kiri sebelah depan,

tidak menjalar ke lengan. Nyeri diperparah dengan usaha

menggerakkan lengan, ketika lengan digerakkan, dan ketika bahu

depan ditekan. Pasien tidak dapat menggerakkan lengannya karena

terasa sangat nyeri ketika mencoba menggerakan lengannya.

Tonjolan teraba di bahu sebelah atas.

Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas di Cipecang pada

sekitar pukul 5.30. Pasien saat itu sedang berkendara sepeda motor,

membonceng istrinya dengan kecepatan sekitar 60 km/jam. Muncul

motor lain dari arah berlawanan yang sedang menyerobot jalur pasien.

Motor pasien bertabrakan dari arah depan, dan pasien terpelanting ke

sisi kirinya sejauh sekitar satu meter. Pasien mendarat di aspal

dengan posisi bahu kiri dan lengan kiri terlebih dahulu. Kepala sisi kiri

pasien juga menghantam aspal.

Saat kecelakaan pasien tidak mengenakan helm. Istri pasien

mengenakan helm, dan hanya mengalami luka lecet di lengan dan

kaki kanan.

Menurut istri pasien sesaat setelah kecelakaan pasien

tampak tidak sadar dan terdengar mendengkur. Pasien tidak sadarkan

diri selama sekitar 10 menit. Adanya muntah-muntah, kejang, keluar

darah dari hidung atau mulut sesaat setelah kecelakaan disangkal istri

pasien. Pasien mengaku ingat kejadian yang menimpanya, namun

tidak sadar saat dibawa ke RSU Cileungsi.

Keluhan nyeri, atau kesemutan di lengan kiri disangkal

pasien. Pasien tidak merasa sesak atau nyeri di dada.

Page 6: Fx Klavikula

  6

Pasien ditolong warga sekitar dan dibawa ke RSU Cileungsi,

mendapat pertolongan pertama yaitu diberi infus, pembersihan jalan

napas, pemasangan kateter, dan obat suntikan. Pasien kemudian

dirujuk ke RUMKITAL Marinir Cilandak. Pasien sampai di RUMKITAL

Marinir Cilandak berselang sekitar 4 jam 30 menit setelah kejadian.

B. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah menjalani tindakan operasi sebelumnya

dan belum pernah dirawat di RS sebelumnya. Pasien mengaku tidak

memiliki kelainan pembekuan darah. Riwayat hipertensi dan diabetes

disangkal. Pasien tidak memiliki alergi obat.

C. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi pasien menengah, dengan

pembayaran dijamin oleh TNI-AL.

IV. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : sakit berat

Tingkat kesadaran : GCS 14 (E3 V5 M6)

Tanda-tanda vital

• Tekanan darah : 90/60 mmHg

• Nadi : 78 kali per menit

• Pernafasan : 20 kali per menit

• Suhu : 36o C

Data antropometri

Berat Badan : 83 kg

Tinggi Badan : 170 cm

Page 7: Fx Klavikula

  7

A. Survei primer

1. Airway:

• pasien bernapas spontan

• tidak terdapat stridor

• pasien dapat berbicara, suara tidak serak

• tidak terdapat deformitas di wajah dan mandibula

• tidak terdapat jejas di leher

2. Breathing:

• trakea di tengah

• tidak terdapat deformitas pada kostae

• gerakan napas simetris, tidak ada segmen yang tertinggal,

tidak ada gerakan napas paradoks

• perkusi sonor pada seluruh lapang paru

3. Circulation:

• tidak terdapat luka terbuka dengan perdarahan aktif

• nadi frekuensi 78 kali per menit, reguler, isi cukup, simetris di

seluruh ekstremitas

• tidak terdapat sianosis

4. Disability:

• tingkat kesadaran: komposmentis, GCS 14 (E3 V5 M6)

• pupil bulat isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya langsung

+/+, refleks cahaya tak langsung +/+

• tidak ada tanda lateralisasi

B. Survei sekunder

1. Pemeriksaan umum

Kepala : lihat pemeriksaan lokal

Mata : bentuk kedua bola mata normal dan simetris, ekimosis

periorbital tidak ditemukan, sklera tidak ikterik,

Page 8: Fx Klavikula

  8

konjungtiva tidak anemis, , refleks cahaya langsung +/+,

refleks cahaya tak langsung +/+, pupil bulat isokor

dengan diameter 3 mm

Hidung : tidak tampak deformitas, ala dan vestibulum normal,

septum nasi di tengah, nares bilateral paten, konka

inferior bilateral tidak hipertrofi dan tidak hiperemis, tidak

ada cairan atau darah keluar dari kedua nares

Telinga : pinna dalam batas normal, kanalis auditus eksterna

dalam batas normal, tidak ada cairan atau darah keluar

dari kanalis auditus eksterna, tidak ditemukan ekimosis

pada daerah prosesus mastoideus

Mulut : mukosa lembab, tidak ada sianosis, gigi geligi dalam

keadaan baik, tidak ditemukan bau alkohol

Tenggorok : tonsil T1-T1, faring tenang

Leher : bentuk normal, tidak ditemukan hematoma, tidak ada

nyeri tekan, pergerakan bebas, kaku kuduk tidak

ditemukan, trakea di tengah, tiroid tidak membesar

KGB : kelenjar getah bening di preaurikular, retroaurikular,

oksipital, submandibula, supraklavikula, aksila, dan

inguinal tidak teraba.

Thoraks : lihat pemeriksaan lokal

Abdomen

Inspeksi : datar, tidak tampak jejas, tidak tampak massa, tidak ada

skar

Page 9: Fx Klavikula

  9

Palpasi : supel, nyeri tekan di epigaster, hepar dan lien tidak

teraba

Perkusi : timpani di seluruh kuadran

Auskultasi : bising usus positif normal

Ekstremitas : lihat pemeriksaan lokal

Kulit : warna sawo matang, tidak ditemukan sianosis, ikterus,

atau ruam

2. Pemeriksaan lokal

a. Regio temporalis sinistra

• Look : tampak vulnus ekskoriasi ukuran 2 cm x 2 cm, tepi

tidak beraturan, dasar dermis

• Feel : hematoma +, nyeri tekan +, krepitasi –

b. Regio frontalis

• Look : tampak vulnus ekskoriasi ukuran 2 cm x 2 cm, tepi

tidak beraturan, dasar epidermis

• Feel : hematoma -, nyeri tekan +, krepitasi –

c. Regio zygomatica sinistra

• Look : tampak vulnus ekskoriasi ukuran 3 cm x 2 cm, tepi

tidak beraturan, dasar epidermis

• Feel : hematoma -, nyeri tekan +, krepitasi –

Page 10: Fx Klavikula

  10

d. Regio deltoidea sinistra

• Look :

o kulit: tidak tampak luka, tidak tampak hematoma

atau edema

o bentuk: tampak deformitas pada daerah 1/3 distal

os. klavikula, tidak terdapat pembengkakan

o posisi: terdapat malposisi

• Feel :

o kulit: nyeri tekan setempat +

o jaringan lunak:

§ hematoma -

§ akral hangat

§ pulsasi arteri brachialis dan radialis kuat

dan simetris terhadap ekstremitas

kontralateral

§ sensori baik

o tulang:

§ krepitasi -

Page 11: Fx Klavikula

  11

• Move:

o range of motion aktif terbatas

o range of motion pasif terbatas

o skala kekuatan otot tidak dapat dinilai

o false movement –

e. Regio toraks

• inspeksi

o terdapat vulnus ekskoriasi pada regio pectoralis

sinistra, panjang 10 cm, dasar kulit, korpus

alienum -

o tidak ada kelainan bentuk thorax, tidak tampak

massa

o kedua hemithoraks simetris dalam keadaan statis

dan dinamis, tidak tampak retraksi interkostal

o pulsasi iktus kordis tidak tampak

• palpasi

o taktil fremitus normal, simetris pada kedua

hemithoraks

o iktus kordis teraba di interkostal V linea

Page 12: Fx Klavikula

  12

midklavikula sinistra

o tidak terdapat krepitasi

• perkusi

o sonor pada seluruh lapang paru

o batas jantung kanan pada interkosta V

parasternal kanan, jantung kiri pada interkosta V

midklavikula kiri, pinggang jantung pada

interkosta III parasternal kiri

• auskultasi

o suara napas vesikular, simetris, tanpa ronki, tanpa

mengi

o bunyi jantung I-II reguler, tidak ada murmur, tidak

ada gallop

V. Pemeriksaan Penunjang A. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan Nilai Satuan Nilai rujukan

Hemoglobin 14,4 g/dL Pria: 13 - 17

Hematokrit 40 % 37 - 54

Leukosit 12,3 103/µL 5 - 10

Trombosit 271 103/µL 150 - 400

Masa pembekuan (CT) 4 menit 2 - 6

Masa perdarahan (BT) 2 menit 1 - 3

Glukosa sewaktu 105 mg/dL <200

SGOT 42 U/L Pria: <50

SGPT 52 U/L Pria: <50

Golongan darah B / Rh +

Page 13: Fx Klavikula

  13

B. Pemeriksaan radiologi

1. Foto Rontgen toraks AP

Kesan:

• fraktur os clavicula sinistra

• os costae dan os scapulae normal

• ICS normal

• trakea di tengah

• CTR < 50%

• sinus kostofrenik bilateral tajam

• hemidiafragma bilateral normal

• hilus pulmo normal

• corakan bronkovaskuler normal

• tidak ditemukan adanya gambaran infiltrat, jaringan

fibrotik, atau nodul.

Page 14: Fx Klavikula

  14

2. Foto shoulder AP

Kesan:

• fraktur simpel di epifisis os clavicula sinistra bagian

1/3 tengah, tanpa dislokasi

3. Foto Schedel AP

Page 15: Fx Klavikula

  15

4. Foto Schedel lateral

Kesan:

• Besar dan bentuk calvaria normal

• Tabula eksterna, diploe dan tabula interna tidak

terdapat fraktur

VI. Diagnosa Kerja :

• Fraktur tertutup klavikula sinistra 1/3 tengah simpel

• Cedera kepala ringan

• Vulnus ekskoriasi regio temporal sinistra

• Vulnus ekskoriasi regio frontalis

• Vulnus ekskoriasi regio zygomatica sinistra

• Vulnus ekskoriasi regio pectoralis sinistra

VII. Diagnosa Banding:

Tidak ada

Page 16: Fx Klavikula

  16

VIII. Penatalaksanaan

• Umum  

o Tirah baring

o Puasa 8 jam sebelum operasi  

o Observasi tanda-tanda vital dan GCS  

o IVFD RL 20 tetes per menit  

o Ketorolac 3 x 1 ampul, drip dalam RL  

o Ceftriaxone 2 x 1 g  

• Lokal  

o Rencana Open Reduction Internal Fixation  

o Perawatan luka ekskoriasi di regio temporal sinistra,

frontalis, zygomatica sinistra, dan pectoralis sinistra  

 

IX. Komplikasi

Tidak ada

X. Prognosis

Baik

XI. Follow up

5 Februari 2013 6 Februari 2013

S : Nyeri kepala

Nyeri bahu kiri

Tidak bisa menggerakkan lengan

kiri

Menolak operasi

S : Pasien dan keluarga meminta

pulang paksa

O : O :

Page 17: Fx Klavikula

  17

TD : 100/70 mmHg

Nadi :96 kali/menit

Suhu : 36,5 ºC

RR : 18 kali/menit

TD : 100/60 mmHg

Nadi :64 kali/menit

Suhu : 36,6 ºC

RR : 18 kali/menit

GCS 15 (E4 V5 M6)

Status generalis dalam batas

normal

Status lokalis regio deltoid sinistra:

• L: deformitas +

• F: nyeri tekan +

• M: ROM terbatas

GCS 15 (E4 V5 M6)

Status generalis dalam batas

normal

Status lokalis regio deltoid

sinistra:

• L: deformitas +

• F: nyeri tekan +

• M: ROM terbatas

A :

• Fraktur tertutup klavikula

sinistra 1/3 tengah simpel pro

ORIF

• Cedera kepala ringan

• Multipel vulnus ekskoriasi

A :

• Fraktur tertutup klavikula

sinistra 1/3 tengah simpel

• Cedera kepala ringan

• Multipel vulnus ekskoriasi

Page 18: Fx Klavikula

  18

P :

• Observasi tanda-tanda vital

dan GCS  

• IVFD RL 20 tetes per menit  

• Ketorolac 3 x 1 ampul, drip

dalam RL  

• Ceftriaxone 2 x 1 g  

P :

• Edukasi mengenai tanda

bahaya perburukan cedera

kepala

• Edukasi mengenai

alternatif selain tindakan

operasi ORIF

Page 19: Fx Klavikula

  19

TINJAUAN PUSTAKA

 

A. Fraktur Klavikula

1. Anatomi

Struktur tulang penyusun sendi bahu terdiri atas tulang

klavikula, skapula, dan humerus. Sendi sinovial dan ligamen

menjadi penghubung antara tulang-tulang tersebut.1 Klavikula

membentuk bagian anterior dari sendi bahu. Klavikula

merupakan tulang panjang, dengan bentuk menyerupai huruf

“S”, dan terletak secara horizontal pada bagian superior dan

anterior toraks, tepat di bawah kosta I. Sisi medial klavikula

berbentuk bulat atau seperti prisma, sedangkan sisi lateralnya

berbentuk pipih. Sebagian sisi atas klavikula berada di jaringan

subkutan. Fungsi khusus klavikula adalah sebagai titik tumpu

untuk memungkinkan otot-otot menggerakkan lengan secara

lateral.2 Klavikula adalah satu-satunya tulang yang

menghubungkan ekstremitas atas dengan rangka aksial.

Penanda anatomis klavikula adalah sebagai berikut:1

• Ekstremitas akromialis

Bersama akromion skapula di sebelah lateral

membentuk sendi akromioklavikularis.

• Ekstremitas sternalis

Bersama manubrium sterni di sebelah

medial membentuk sendi sternoklavikularis.

• Tuberkulum konoideum

Berada di sisi inferior klavikula sebelah

lateral, dan menjadi tempat perlekatan ligamen

Page 20: Fx Klavikula

  20

korakoklavikularis. Ligamen ini menghubungkan

klavikula dengan prosesus korakoid skapula.

Gambar 1. Tulang klavikula3

Titik lemah klavikula terletak pada daerah pertengahan

klavikula, sehingga fraktur klavikula paling banyak terjadi di

daerah tersebut. 4

Klavikula merupakan tempat perlekatan otot

sternohyoid, pektoralis mayor, deltoid, sternokleidomastoid,

subklavius, dan trapezius. Otot-otot tersebut dapat menyebabkan

deformitas klavikula apabila terdapat fraktur, dengan arah

Page 21: Fx Klavikula

  21

perpidahan fragmen bergantung pada lokasi fraktur sehubungan

dengan perlekatan otot dan ligamen.4

Klavikula distabilkan oleh ligamen akromioklavikularis

dan korakoklavikularis. Ligamen akromioklavikularis mencegah

perpindahan horizontal, sedangkan ligamen korakoklavikularis

mencegah perpindahan vertikal. Sepertiga tengah klavikula

melindungi pleksus brakhialis, paru bagian superior, dan arteri

subklavia dan aksilaris.5

Klavikula sangat berdekatan dengan berbagai struktur

penting, sehingga struktur-struktur tersebut berisiko terganggu

akibat fraktur klavikula. Arteri dan vena subklavian berada di

dekat midklavikula. Sementara pleksus brakhialis melewati sisi

belakang midklavikula. Apeks paru dapat mengalami jejas akibat

fragmen fraktur sepertiga tengah klavikula.4

2. Epidemiologi

Fraktur klavikula adalah fraktur yang sering terjadi,

yaitu sekitar 2 sampai 12% dari seluruh fraktur.5

Gambar 2. Ilustrasi insiden fraktur klavikula5

Sekitar 80% fraktur klavikula melibatkan sepertiga

tengah, 15% di sepertiga distal, dan 5% di sepertiga proksimal.6

Page 22: Fx Klavikula

  22

Diperkirakan bahwa 70% fraktur klavikula disebabkan

kecelakaan lalu lintas.4

3. Klasifikasi

Fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga kelompok,

yaitu kelompok I, fraktur sepertiga tengah; kelompok II, fraktur

sepertiga distal; dan kelompok III, fraktur sepertiga proksimal.

Fraktur klavikula kelompok II disubklasifikasikan menjadi tiga

tipe, sesuai dengan lokasi relatif ligamen korakoklavikula

terhadap fraktur.5

4. Etiologi

Mekanisme trauma yang dapat menyebabkan fraktur

klavikula adalah jatuh pada bahu ipsilateral (87%), pukulan

langsung ke klavikula (7%), atau jatuh dengan lengan terulur

(6%).5

5. Patofisiologi

Transmisi gaya kompresi menyebabkan klavikula

tertekuk, dan menjadi fraktur apabila gaya kritis terlampaui.

Pada anak-anak, sering ditemukan fraktur greenstick.6

Klavikula adalah satu-satunya tulang yang menopang

sendi bahu ke toraks, sehingga apabila terjadi fraktur bahu

akan turun ke bawah dan depan.7

Page 23: Fx Klavikula

  23

Perpindahan fragmen fraktur dapat terjadi sesuai

dengan lokasi terjadinya fraktur. Pada fraktur klavikula sepertiga

tengah, fragmen proksimal akan tertarik ke atas oleh otot

sternokleidomastoid.

6. Tanda dan gejala

Pasien biasanya datang dengan pembengkakan,

deformitas, dan nyeri tekan di sekitar klavikula yang terlibat.

Lengan tampak merosot ke arah dalam dan bawah, dan

biasanya ditopang oleh lengan lainnya.6 Pasien akan menahan

lengannya dalam posisi adduksi dan menolak menggerakkan

lengannya.8

Page 24: Fx Klavikula

  24

Gambar 3. Perbandingan penampakan bahu pada sisi fraktur klavikula (sisi

kiri penderita) dengan sisi yang sehat (sisi kanan penderita).

Pasien biasanya memberikan riwayat jatuh pada

daerah bahu atau terkena pukulan di daerah selangka,

mengalami nyeri yang muncul segera, dan tidak dapat

menggerakkan lengan.7 Terkadang krepitasi dapat ditemukan.9

Adanya abrasi kulit atau jejas di sekitar lokasi fraktur

harus diperhatikan, untuk mempertimbangkan apakah fraktur

tersebut merupakan fraktur terbuka. Adanya peregangan kulit

harus diperhatikan, karena dapat terjadi nekrosis kulit akibat

tekanan. Pemeriksaan neurovaskular ekstremitas harus

dilakukan, dan mencakup pengukuran tekanan darah di kedua

lengan apabila dicurigai terjadi jejas di arteri subklavia.4 Nadi di

bagian distal ekstremitas atas, kekuatan motorik, dan sensasi

harus dievaluasi.7 Kemungkinan adanya pneumotoraks harus

disingkirkan.5

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan pencitraan dengan radiografi Rontgen

klavikula biasanya dapat memastikan temuan klinis fraktur

klavikula. Radiografi harus mencakup seluruh klavikula, yaitu

Page 25: Fx Klavikula

  25

sendi bahu, sepertiga atas humerus, dan ekstremitas sternalis

klavikula.7

Gambar 4. Radiografi klavikula normal.

Pemeriksaan pencitraan harus mencakup proyeksi

anteroposterior (AP). Proyeksi lordotik apeks dapat digunakan

untuk membantu visualisasi klavikula tanpa terganggu kosta.

Karena adanya tumpang tindih struktur sekitarnya, beberapa

fraktur dapat luput pada pemeriksaan radiografi Rontgen,

terutama yang berlokasi di ujung tulang.6 Fraktur sepertiga

distal dengan keterlibatan sendi dapat membutuhkan proyeksi

kerucut atau proyeksi lateral.8 Fraktur sepertiga proksimal

klavikula membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut dengan CT-

scan untuk membedakan dislokasi sternoklavikularis dengan

fraktur di epifisis.5

8. Tatalaksana

Fraktur klavikula dapat ditatalaksana secara non-

operatif dan operatif.

Page 26: Fx Klavikula

  26

Sebagian besar fraktur klavikula sepertiga tengah

sembuh dengan baik dengan istirahat dan bidai.

Konsultasi darurat ke ortopedik mungkin diperlukan

untuk fraktur terbuka, fraktur dengan trauma neurovaskular, dan

fraktur dengan peregangan kulit yang persisten. Fraktur dengan

banyak fragmen atau perpindahan mungkin memerlukan

intervensi operasi dan rujukan darurat. Fraktur klavikula distal

dengan perpindahan sering didapatkan bersama ruptur ligamen

korakoklavikularis, sehingga diperlukan intervensi operatif untuk

menghindari nonunion.6 Beberapa sumber menyarankan fiksasi

fraktur klavikula sepertiga tengah dan fraktur sepertiga distal

dengan perpindahan signifikan (lebih dari 1 sampai 2 cm),

karena berisiko mengalami nonunion.5 Pilihan untuk tindakan

operasi antara lain reduksi terbuka diikuti fiksasi plat atau fiksasi

intramedula. Fiksasi dengan plat anterior atau superior lebih

sering digunakan.4

Untuk fraktur tertutup, pengobatan biasanya melibatkan

pereda nyeri dan imobilisasi.7 Imobilisasi fraktur klavikula

menggunakan sling (kain gendongan) atau penopang berbentuk

angka 8 selama 4 sampai 6 minggu.7

Gambar 5. Ilustrasi penopang berbentuk angka 8.

Page 27: Fx Klavikula

  27

Untuk pengobatan suportif dapat diberikan analgesik

dan kompres es. Pada pemeriksaan kontrol setelah dua minggu

perlu diperiksakan radiografi, untuk menilai adanya pergeseran

atau angulasi. Setelah empat sampai enam minggu, biasanya

garis fraktur sudah menghilang. Pasien dapat menjalani aktifitas

normal apabila klavikula tidak nyeri, fraktur sudah sembuh

berdasarkan radiografi, range of motion penuh pada bahu, dan

kekuatan kembali mendekati normal. Fraktur yang bergeser,

fraktur terbuka, nonunion, dan nyeri yang menetap sampai 6 – 8

minggu setelah fraktur adalah indikasi perujukan.8

9. Komplikasi dan prognosis

Komplikasi yang dapat terjadi antara lain trauma arteri

subklavia dan avulsi / kontusio akar saraf. Fraktur pada

sepertiga tengah klavikula dapat mengalami malunion,

pembentukan kalus berlebih, atau nonunion. Keterlibatan sisi

sendi di distal atau proksimal dapat menyebabkan artritis

degeneratif.8

Sebagian besar fraktur klavikula sembuh dengan baik.

Faktor yang memengaruhi terjadinya nonunion antara lain:

• pemendekan awal lebih dari 2 cm

• comminuted fracture

• displaced fracture

• trauma signifikan

• wanita

• usia lanjut

Page 28: Fx Klavikula

  28

B. Cedera Kepala Ringan 1. Definisi

Cedera kepala ringan adalah klasifikasi klinis cedera

kepala, di mana didapatkan penderita dengan Glasgow Coma

Scale (GCS) 14 – 15, tanpa defisit neurologis, dan pingsan

tidak lebih dari 10 menit.

2. Anamnesis

Apabila pasien masuk ke unit gawat darurat dalam

keadaan sadar, anamnesis dapat langsung dilakukan. Apabila

pasien tidak sadar, anamnesis dapat diperoleh dari orang yang

menyaksikan kejadian trauma.

Yang penting digali dalam anamnesis adalah

mekanisme terjadinya cedera pada kepala (benturan langsung

atau deselerasi mendadak), kondisi klinis yang terjadi setelah

cedera hingga sebelum masuk rumah sakit (gangguan

kesadaran, lamanya pingsan, muntah, perdarahan dari lubang

telinga, hidung, atau mulut, kejang), dan kelainan yang sudah

ada sebelum masuk rumah sakit.

3. Pemeriksaan fisik

Di samping pemeriksaan GCS, diperlukan pemeriksaan

neurologis yang lebih mendalam, yaitu pemeriksaan fungsi

batang otak, saraf kranial, fungsi motorik, dan fungsi sensorik.

4. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan adalah

pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan darah.

a. Pemeriksaan radiologi

Page 29: Fx Klavikula

  29

Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah

Rontgen kepala, sebagai skrining adanya fraktur tulang

tengkorak. Rontgen kepala harus dilakukan dalam dua posisi,

yaitu anteroposterior dan lateral. Pada pembuatan foto

lateral, film diposisikan di sisi yang dicurigai terdapat fraktur.

Yang perlu diperhatikan dalam hasil Rontgen kepala adalah

mencari tanda fraktur linear, fraktur depresi, dan

pneumosefalus.

Pemeriksaan CT-scan dapat dilakukan dengan

indikasi sebagai berikut:

• secara klinis didapatkan cedera kepala sedang

atau cedera kepala berat

• cedera kepala ringan yang disertai fraktur tulang

tengkorak

• kecurigaan adanya fraktur basis kranii

• adanya defisit neurologis, seperti kejang atau

penurunan kesadaran

• sakit kepala hebat

• tanda tekanan tinggi intrakranial atau herniasi otak

• kesulitan mengeliminasi kemungkinan perdarahan

intraserebral

b. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan laboratorium yang berguna antara lain:

• hemoglobin

• leukositosis, sebagai indikator berat ringannya

cedera kepala

• golongan darah

• fungsi ginjal

• gula darah

Page 30: Fx Klavikula

  30

• analisa gas darah

• elektrolit

5. Tatalaksana

Pada penderita yang diklasifikasikan menderita

cedera kepala ringan, biasanya penderita datang dengan

keadaan sadar. Umumnya pasien hanya memerlukan

perawatan luka-luka yang dapat ditangani sebagaimana

perawatan luka pada umumnya. Penderita boleh dirawat secara

rawat jalan apabila:

• orientasi tempat dan waktu tidak terganggu

• tidak ada gangguan kesadaran atau hilang ingatan

• tidak muntah, tidak sakit kepala yang hebat

• tidak didapatkan fraktur tulang tengkorak

• akses ke rumah sakit mudah

• ada yang merawat pasien di rumah

Keluarga pasien perlu diedukasi mengenai tanda

bahaya, antara lain:

• mengantuk berat dan sulit dibangunkan

• mual dan muntah

• kejang

• perdarahan atau keluar cairan dari telinga atau hidung

• kelemahan atau rasa baal di atau tungkai

• bingung, mengalami perubahan perilaku

• gangguan penglihatan, gangguan gerakan bola mata,

atau pupil berukuran tidak sama

• nadi sangat lambat atau sangat cepat

• pola napas tidak seperti normal

Page 31: Fx Klavikula

  31

Pasien harus diobservasi selama 24 jam pertama, dan

apabila tidak ada perburukan kontrol ke rumah sakit dalam 5

sampai 7 hari.

Page 32: Fx Klavikula

  32

Daftar pustaka

1. Morton DA, Foreman KB, Albertine KH. Chapter 30. Shoulder and Axilla. In: Morton DA, Foreman KB, Albertine KH, eds. The Big Picture: Gross Anatomy. New York: McGraw-Hill; 2011. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=8667861. Accessed February 25, 2013.

2. Gray, Henry. Anatomy of the Human Body. Philadelphia: Lea & Febiger, 1918; Bartleby.com, 2000. www.bartleby.com/107/

3. Putz R & Pabst R Sobotta atlas of human anatomy. 14th ed. Munich: Elsevier; 2006. 4. Rubino, L.J. (2012) Clavicle fractures, Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/1260953-overview (Accessed: 23rd February 2013).

5. Srinivasan RC, Tolhurst S, Vanderhave KL. Chapter 40. Orthopedic Surgery. In: Doherty GM, ed. CURRENT Diagnosis & Treatment: Surgery. 13th ed. New York: McGraw-Hill; 2010. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=5314010. Accessed February 19, 2013.

6. Rudzinski JP, Pittman LM, Uehara DT. Chapter 268. Shoulder and Humerus Injuries. In: Tintinalli JE, Stapczynski JS, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD, eds. Tintinalli's Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2011. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=6391384. Accessed February 19, 2013.

7. McMahon PJ, Kaplan LD. Chapter 4. Sports Medicine. In: Skinner HB, ed.CURRENT Diagnosis & Treatment in Orthopedics. 4th ed. New York: McGraw-Hill; 2006. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=2318624. Accessed February 19, 2013.

8. Hosey RG, Nikovits DA, Rodenberg RE, Armsey TD, Black W. Chapter 38. Common Upper & Lower Extremity Fractures. In: South-Paul JE, Matheny SC, Lewis EL, eds. CURRENT Diagnosis & Treatment in Family Medicine. 3rd ed. New York: McGraw-Hill; 2011. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=8155119. Accessed February 19, 2013.

9. Coleman R, Reiland A. Chapter 28. Orthopedic Emergencies. In: Humphries RL, Stone C, eds. CURRENT Diagnosis & Treatment Emergency Medicine. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2011. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=55750959. Accessed February 19, 2013.

10. Wahjoepramono, E. J. Cedera kepala. Karawaci: Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan; 2005.