Upload
erwansyah1990
View
231
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Gabungan Bab II Ikm
Citation preview
BAB II
HASIL PENGAMATAN
2.1. Hasil Pengamatan Upaya Promosi Kesehatan
Disusun oleh Encep Ivan Setiawan (12010011008)
2.1.1 Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan
Kegiatan-kegiatan upaya promosi kesehatan dilakukan oleh penanggung
jawab upaya promosi kesehatan yang dipegang oleh bidan Elis Susilawati S.ST
dengan bantuan dan peran serta para kader di setiap desa yang telah dilatih dan diberi
pengarahan untuk dapat melakukan pencatatan sesuai dengan indikator sehat dari
setiap kegiatan tersebut. Dana untuk pelaksanaan kegiatan tersebut didapatkan dari
Biaya Operasional Kesehatan (BOK).
Upaya promosi kesehatan di Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011
terdiri dari lima kegiatan utama, yaitu :
1. Pengkajian dan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku
yang diperaktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat.
Klasifikasi rumah tangga sehat adalah apabila rumah tangga tersebut
memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator gerakan hidup sehat (GHS), atau
memenuhi 4 indikator PHBS dan 3 indikator GHS bagi keluarga yang tidak
mempunyai ibu melahirkan atau balita. Target yang harus dicapai adalah terdapat
≥ 65% rumah tangga sehat (ber-PHBS).
Selain itu juga, tiap desa akan di klasifikasikan berdasarkan strata PHBS
yang ada, yaitu:
Strata I (Pratama) apabila rumah tangga sehat mencapai < 25%
Strata II (Madya) apabila rumah tangga sehat mencapai 25% - 49%
Strata III (Purnama) apabila rumah tangga sehat mencapai 50%-75%
Strata IV (Mandiri) apabila rumah tangga sehat mencapai > 75%.
Untuk mengetahui terwujudnya masyarakat yang sehat serta peduli dan
tanggap terhadap permasalahan kesehatan dilakukan pendataan PHBS yang
dilaksanakan setahun sekali. Hasil pendataan ini diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang tingkat kesehatan masyarakat.
Puskesmas Banjaran DTP telah melaksanakan pendataan PHBS di enam
desa yang merupakan wilayah kerjanya yaitu Desa Batukarut, Desa Lebakwangi,
Desa Wargaluyu, Desa Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya. Pendataan
dilakukan pada minggu ke empat bulan November 2011 yang dilaksanakan oleh
18 kader. Masing-masing desa diambil sampel sebanyak 210 kepala keluarga
untuk didata sehingga secara keseluruhan terdapat 1260 kepala keluarga yang
didata. Pengkajian dan pembinaan hanya dilakukan pada sampel dikarenakan
keterbatasan anggaran dan SDM yang ada. Data lengkap tentang PHBS rumah
tangga terdapat pada lampiran…halaman…. (Tabel 2.1.).
Berdasarkan data di atas, Desa Batukarut, Wargaluyu dan Mekarjaya
masuk ke dalam Strata III (Purnama), Desa Lebakwangi masuk ke dalam Strata II
(Madya), Desa Mangunjaya dan Baros masuk ke dalam Strata IV (Mandiri).
2. Pengkajian dan Pembinaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) adalah keluarga yang mampu mengenali,
mencegah dan mengatasi masalah gizi serta menerapkan prilaku sadar gizi yang
baik untuk seluruh anggota keluarganya.
Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah memenuhi lima indikator
status Kadarzi. Target yang harus dicapai adalah terdapat 100% status Kadarzi.
Setiap desa akan di klasifikasikan berdasarkan strata status Kadarzi yang
ada, yaitu:
Strata I (Pratama) apabila rumah tangga sehat mencapai < 25%
Strata II (Madya) apabila rumah tangga sehat mencapai 25% - 49%
Strata III (Purnama) apabila rumah tangga sehat mencapai 50%-75%
Strata IV (Mandiri) apabila rumah tangga sehat mencapai > 75%.
Puskesmas Banjaran DTP telah melaksanakan pendataan status Kadarzi
ini bersamaan dengan pendataan PHBS yang dilakukan di enam desa yang
merupakan wilayah kerjanya. Data lengkap tentang status Kadarzi terdapat pada
lampiran…halaman… (Tabel 2.2.).
Berdasarkan data di atas, Desa Lebakwangi adalah satu-satunya Desa
yang memiliki Strata II (Madya), sedangkan Desa Batukarut, Desa Wargaluyu,
Desa Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya masuk ke Strata IV (Mandiri).
Hanya dua Desa yang mencapai target status Kadarzi adalah Desa Batukarut dan
Desa Baros.
3. Pembentukan Desa Siaga
Sesuai dengan program Pemerintah dalam rangka percepatan pencapaian
Visi Indonesia Sehat, maka dibentuklah Desa Siaga dengan tujuan terwujudnya
desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan dan
kegawatdaruratan kesehatan yang ada di desanya sendiri. Desa/Kelurahan Siaga
Aktif adalah Desa/Kelurahan yang memiliki komponen (1) Pelayanan kesehatan
dasar, (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan
mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan
penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, (3) Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
Desa/Kelurahan Siaga dibagi ke dalam empat tahapan atau katagori yaitu
pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Pentahapan atau katagori ini dilihat
berdasarkan terlaksananya delapan kriteria Desa/Kelurahan Siaga Aktif. Kriteria
dan pentahapan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dapat dilihat pada
lampiran….halaman….(Tabel 2.3.)
Pembentukan Desa Siaga dilakukan di enam desa yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas DTP Banjaran, yaitu Desa Batukarut, Desa Lebakwangi,
Desa Wargaluyu, Desa Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya.
Program Desa Siaga di enam desa tersebut terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
Pertemuan Tingkat Desa, Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) yang dilaksanakan satu tahun sekali.
Pada Pertemuan Tingkat Desa dibentuk tim pengurus desa, kemudian
diadakan SMD dengan tujuan mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan dan
selanjutnya diadakan MMD untuk mencari alternatif penyelesaian masalah
kesehatan hasil dari SMD dengan mengacu pada delapan indikator desa siaga di
atas.
Sasaran yang harus dicapai tiap desa untuk menjadi desa siaga aktif pada
tahun 2011 adalah seluruh desa telah melaksanakan minimal lima indikator dari
delapan indikator desa siaga di atas. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa dari
enam desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP,
masing-masing memiliki pentahapan yang berbeda-beda. Bahkan pada beberapa
Desa masih terdapat beberapa indikator tertentu yang belum aktif. Dari enam
Desa yang ada hanya satu Desa yang belum memenuhi lima indikator Desa Siaga
Aktif yaitu Desa Wargaluyu. Desa Batukarut dan Desa Mekarjaya adalah Desa
yang memiliki ke delapan indikator Desa Siaga.
(data nya liat di LAMPRAN…..hal….Tabel 2.4.) .
4. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah salah satu
wujud peran serta masyarakat dalam pembanguna kesehatan. Puskesmas Banjaran
DTP memiliki beberapa UKBM yang tersebar di enam Desa yang menjadi
wilayah kerjanya yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Data penyebaran Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
di Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada Tabel 2.5. di
lampiran….halaman….
Dari UKBM yang ada yang Posyandu merupakan UKBM yang masih
berjaan dan yang dapat dinilai perkembangannya.
4.1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu
dan bayi.
Klasifikasi Posyandu dapat dilihat pada Tabel 2.6. pada Lampiran…
halaman….
Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling digiatkan di
Puskesmas Banjaran DTP dibandingkan dengan UKBM lainnya. Strata
perkembangan Posyandu di Puskesmas Banjaran DTP disajikan dalam tabel
2.7. pada lampiran…halaman….
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pencapaian strata
posyandu di Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011 dengan strata Pratama
adalah 35 (44.87%), strata Madya 20 (25.64%), sedangkan strata Purnama 23
(28.75%), sementara untuk strata Mandiri belum ada di Puskesmas Banjaran
DTP.
5. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada di
tiap desa. Penyuluhan biasanya dilakukan di dalam gedung maupun luar gedung
puskesmas yang merupakan sasaran dari program penyuluhan. Selama tahun 2011
di Puskesmas Banjaran DTP melaksanakan beberapa kali penyuluhan baik yang
bersifat individu maupun komunitas akan tetapi tidak tercatat secara rapi sehingga
tidak ada data yang dapat disajikan.
2.1.2 Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan kegiatan upaya promosi kesehatan di Puskesmas Banjaran
DTP terdapat beberapa kesenjangan, diantaranya:
1. Pengkajian dan Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pada tahun 2011, PHBS di tatanan rumah tangga di wilayah kerja
Puskesmas Banjaran DTP belum memenuhi target RT sehat, dimana terdapat
beberapa indikator yang jauh dari kategori sehat. Dari ke sepuluh indikator PHBS,
cakupan yang paling kecil adalah indikator tidak merokok dengan persentase
37.2%. Identifikasi masalah pengkajian dan pembinaan PHBS rumah tangga di
wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada tabel 2.8.
2. Pengkajian dan Pembinaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
Pada tahun 2011, Status Kadarzi di wilayah kerja Puskesmas Banjaran
DTP secara umum belum mencapai target, dimana terdapat beberapa indikator
yang jauh dari kategori status Kadarzi. Dari ke lima indikator status Kadarzi,
cakupan yang paling kecil adalah indikator memberikan suplemen dengan
persentase 67.2%.
3. Pembentukan Desa Siaga
Pembentukan Desa Siaga di Puskesmas Banjaran DTP dilakukan di enam
desa, yaitu di Desa Batukarut, Desa Lebakwangi, Desa Wargaluyu, Desa
Mangunjaya, Desa Baros, Desa Mekarjaya. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa
dari enam desa yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP,
masing-masing memiliki pentahapan yang berbeda-beda. Bahkan pada beberapa
Desa masih terdapat beberapa indikator tertentu yang belum aktif. Dari enam
Desa yang ada hanya satu Desa yang belum memenuhi lima indikator Desa Siaga
Aktif yaitu Desa Wargaluyu. Desa Batukarut dan Desa Mekarjaya adalah Desa
yang memiliki ke delapan indikator Desa Siaga. Identifikasi masalah program
desa siaga di Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada tabel 2.8.
4. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Pencapaian strata posyandu di Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011
dengan strata Purnama 28.75%, masih jauh dari target, sedangkan untuk strata
Mandiri masih belum ada. Identifikasi masalah UKBM di Puskesmas Banjaran
DTP dapat dilihat pada tabel 2.8.
5. Penyuluhan
Kegiatan lainnya untuk upaya promosi kesehatan di Puskesmas Banjaran
DTP adalah penyuluhan yang dilakukan di dalam maupun di luar gedung
puskesmas, dimana pada tahun 2011 diselenggarakan beberapa kegiatan
penyuluhan hanya tidak tercatat secara rapi. Identifikasi masalah program
penyuluhan dapat dilihat pada tabel 2.8.
Berdasarkan tabel 2.8. di atas, ditemukan beberapa masalah, diantaranya :
a. Tidak terpenuhinya target PHBS rumah tangga (terutama indikator tidak
merokok), hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya kesadaran setiap
individu untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.
b. Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (Kecuali indikator makanan
beraneka ragam dan menggunakan garam beriodium) dengan cakupan yang
paling kecil adalah indikator memberikan suplemen, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh kurangnya kesadaran setiap individu mengenai pentingnya
gizi.
c. Belum aktifnya desa siaga di seluruh desa, hal ini kemungkinan disebabkan
oleh kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya desa siaga, serta
kurangnya koordinasi antar anggota penyelenggara desa siaga.
d. Tidak terpenuhinya target posyandu Purnama dan belum adanya Posyandu
Mandiri, hal ini kemungkinan karena kurangnya jumlah kader dan belum
adanya dana sehat.
e. Tidak tercatatnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan, hal ini kemungkinan
karena kurang terencananya kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan dan
kurangnya kesadaran khsusnya pemegang program untuk melakukan
pencatatan terhadap penyuluhan yang telah dilakukan ataupun dari pihak-
pihak yang terlibat untuk melaporkan kegiatan penyuluhan yang telah
dilakukan.
Analisa penyebab masalah serta rencana pemecahan masalah dari ke lima
masalah di atas dapat dilihat pada lampiran (tabel 2.9.).
2.1.3 Penentuan Prioritas Masalah
Dari beberapa kegiatan dalam upaya promosi kesehatan, didapatkan beberapa
masalah yang perlu diperhatikan. Dari beberapa masalah tersebut dilakukan
perhitungan dengan menggunakan matriks, sehingga didapatkan dua prioritas
masalah utama yaitu Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama
indikator Tidak Merokok) dan Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (terutama
indikator memberikan suplemen).
. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.10. di lampiran.
1.1. Hasil Pengamatan Upaya Kesehatan Lingkungan
Disusun oleh Asyifaa Purnamiwulan (12010011043)
2.2.1 Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang
optimum. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan
Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, lingkungan sehat mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas
umum.
Ruang lingkup Upaya Pengawasan Lingkungan berdasarkan Undang-Undang
Kesehatan No 23 Tahun 1992 pasal 22 ayat 3 adalah kesehatan lingkungan yang
meliputi Pengawasan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah
gas, radiasi, kebisingan, pengembalian vektor penyakit, dan Pengawasan atau
pengamanan lainnya. Pengawasan atau pengamanan dilaksanakan pada tempat
umum, lingkungan pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan
lainnya dengan substansi yang diawasi meliputi fisik, kimia, biologis termasuk
perubahan perilaku.
Berdasarkan Keputusan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No
19/KEP/M.PAN/II/2000, tugas dan pokok sanitarian adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pengamatan kesehatan lingkungan
2. Pengawasan kesehatan lingkungan
3. Pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas Kesehatan
Lingkungan untuk dapat memelihara< melindungi dan meningkatkan cara-
cara hidup bersih dan sehat.
Adapun kegiatan upaya penyehatan lingkungan yang dilaksanakan Puskesmas
Banjaran DTP adalah sebagai berikut :
1. Pengawasan Rumah Sehat
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau
hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah sehat adalah bangunan rumah
tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban
sehat, sarana air bersih, pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi yang baik, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai yang tidak terbuat dari tanah (kedap air). Syarat rumah sehat adalah
sebagai berikut :
a. Pencahayaan : cukup terang disemua ruangan untuk membaca
b. Atap : tidak bocor
c. Dinding : bersih dan kering
d. Tersedia jamban keluarga yang sehat
e. Tersedia air bersih
f. Pengudaraan : segar, banyak udara yang masuk
g. Lantai : bersih, teratur, rapih, ada dinding pemisah, bebas tikus dan
nyamuk
h. Ada sarana pembuangan air limbah
Kegiatan Pengawasan rumah terdiri dari pencatatan jumlah rumah dan
cakupan rumah sehat, inspeksi rumah yang memenuhi syarat kesehatan, dan
pembinaan kelompok. Cakupan rumah sehat adalah presentase jumlah rumah
sehat yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun.
Sasarannya adalah jumlah rumah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu 1 tahun. Target Pengawasan rumah tahun 2011 adalah
sebanyak 75%. Jumlah rumah yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas
Banjaran DTP tahun 2011 adalah sebanyak 13.719 rumah. Kegiatan inspeksi
rumah sehat dilakukan berdasarkan atas laporan atau temuan klinis adanya
penyakit yang berbasis lingkungan dan juga dilakukan pada wilayah yang belum
mendapatkan inspeksi pada tahun sebelumnya.
2. Pengawasan Sarana Air bersih
Air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari,
seperti minum atau memasak serta mandi/cuci dan lain-lain. Persyaratan fisik air
bersih adalah jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Sedangkan persyaratan
bakteriologis adalah tidak mengandung E. Coli. Air bersih dapat diperoleh dari
sarana air bersih berupa: sarana air non-perpipaan seperti Sumur Gali (SGL),
Sumur Pompa Tangan (SPT); sarana air perpipaan (seperti: kran umum, hidran
umum, terminal air); penampungan mata air (PAH), dan lain-lain.
Kegiatan Pengawasan air ini terdiri dari pendataan jumlah dan cakupan
Sarana Air Bersih (SAB), Inspeksi sanitasi Sarana Air Bersih (SAB), dan
Pembinaan kelompok masyarakat/kelompok pemakai air. Cakupan pengawasan
air bersih adalah persentase jumlah sarana air bersih yang diperiksa di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah sarana air
bersih yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun,
dimana pada Puskesmas Banjaran DTP terdapat 7.095 sarana SAB. Target dari
Pengawasan air tahun 2011 adalah 80%.
3. Pengawasan Jamban Keluarga
Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang digunakan oleh
keluarga (1 jamban untuk 5 orang). Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan
tinja dan menggunakan septic tank dengan sarana air bersih. Jamban terdiri dari 3
bagian : rumah jamban, lubang jamban dan tempat penampungan tinja yang
disebut septic tank.
Kriteria jamban sehat adalah, ruangan cukup leluasa untuk bergerak,
pencahayaan dan ventilasi cukup, lantai tidak licin, tidak menjadi sarang
serangga, septic tank sekurang-kurangnya 10m dari sumber air.
Kegiatan Pengawasan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga terdiri
dari pemeriksaan keluarga yang menghuni rumah yang memenuhi syarat
kesehatan, pendataan jumlah sarana dan cakupan jamban keluarga, dan
pendataan jamban keluarga yang memnuhi syarat sanitasi. Cakupan pengawasan
jamban adalah persentase jumlah jamban yang diperiksa di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya jumlah sarana jamban
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun,di wilayah
kerja Puskesmas Banjaran terdapat sebanyak 4.782 jamban. Target yang
diharapkan pada tahun 2011 adalah 75%.
4. Pengawasan Tempat Pembuangan Sampah dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
(SPAL)
Sarana Pengelolaan Air Limbah (SPAL) merupakan sarana untuk
pembuangan air limbah rumah tangga. SPAL yang sehat adalah fasilitas
pembuangan air limbah yang sifatnya tertutup dan tidak mencemari.
Kegiatan Pengawasan tempat pembuangan sampah dan SPAL terdiri dari
pendataan jumlah kepala keluarga yang memiliki tempat pembuangan sampah
dan SPAL, inspeksi sanitasi sarana pembuangan sampah dan air limbah serta
pembinaan sarana pembuangan sampah dan limbah. Cakupan pengawasan SPAL
adalah persentase jumlah SPAL yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah jumlah SPAL rumah tangga
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Di wilayah
kerja Puskesmas Banjaran DTP saat ini memiliki sebanyak 5.558 SPAL. Adapun
target cakupan kegiatan ini adalah 80%.
5. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengolahan Makanan
Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang dipergunakan
untuk sarana pelayanan umum. Tempat umum yang memenuhi syarat adalah
terpenuhinya sanitasi dasar (seperti air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya
pengendalian vektor, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria atau
persyaratan atau standar kesehatan.
Tempat pengolahan makanan (TPM) adalah suatu bangunan yang
dipergunakan untuk mengelola makanan. TPM yang memenuhi syarat adalah
terpenuhinya sanitasi dasar (seperti : air, jamban< limbah<sampah),
terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minuman,
pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan atau standar
kesehatan.
Kegiatan pengawasan ini terdiri dari beberapa kegiatan inspeksi sanitasi
tempat-tempat umum, dan pembinaan tempat-tempat umum. Cakupan
pengawasan TTU adalah persentase jumlah TTU yang diperiksa di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah jumlah TTU yang
ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Cakupan
pengawasan TPM adalah persentase jumlah TPM yang diperiksa di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu satu tahun. Sasarannya jumlah TPM yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Di wilayah kerja
Puskesmas Banjaran DTP terdapat sebanyak 124 TTU dan 40 TPM. Diharapkan
dari kedua kegiatan tersebut target yang dicapai pada tahun 2011 adalah 75%.
6. Pengawasan Industri
Industri adalah industri rumah tangga yang mengelola makanan dan
minuman atau disebut Perusahaan Industri Rumah Tangga (PIRT). Industri
Rumah Tangga (IRT) adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di
tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi
otomatis. Pengawasan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dilaksanakan
sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun.
Pengawasan kesehatan lingkungan kerja meliputi penyehatan air,
penyehatan udara, pengelolaan limbah, pencahayaan, kebisingan, getaran,
radiasi, pengendalian vektor penyakit, penyehatan ruang dan bangunan, instalasi
serta pengawasan kebersihan toilet dan lain-lain yang dianggap perlu baik secara
fisik maupun laboratories dengan menggunakan formulir pengawasan.
Cakupan pengawasan industri adalah persentase pengawasan industri
yang dilaksanakan oleh petugas Puskesmas yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah jumlah industri yang ada di
wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Saat ini industri yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Banjaran sebanyak 30 industri yang terdiri dari 7
industri besar dan 23 industri rumah tangga. Target dari kegiatan ini pada tahun
2011 adalah 75%.
7. Klinik Sanitasi
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana yang berfungsi mengatasi
masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan penyakit dengan bimbingan,
penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas melalui proses konseling
dan kunjungan rumah penderita berbasis lingkungan dan klien. Klinik sanitasi di
Puskesmas Banjaran DTP buka setiap hari Senin dan Kamis pukul 09.00-12.00.
Cakupan konseling klinik sanitasi adalah persentase yang diberikan oleh
petugas Puskesmas pada penderita penyakit berbasis lingkungan/klien di
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. Sasarannya adalah penderita penyakit
berbasis lingkungandan klien di Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Semua kegiatan dari upaya kesehatan lingkungan ini dilakukan di dalam dan
di luar gedung. Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya:
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a) Konsultasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan lingkungan.
b) Identifikasi masalah kesehatan lingkungan.
c) Membahas permasalahan, pemecahan masalah, evaluasi dan
perencanaan klinik sanitasi dalam mini lokakarya puskesmas.
2. Kegiatan di Luar Gedung
a) Kunjungan rumah/lokasi sebagai tindak lanjut kunjungan pasien/klien
b) Pemantauan lingkungan
c) Pembinaan peran serta masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan lingkungan
d) Mengusulkan kegiatan pembangunan sarana sanitasi dasar yang
diperlukan kepada instansi terkait.
Dalam melaksanakan upaya kesehatan lingkungannya, Puskesmas Banjaran
DTP memiliki 1 orang tenaga inti di bidang kesehatan lingkungan yang juga
menjabat sebagai Ketua Program Kesehatan Lingkungan yaitu Yulvia
Widhiyaningsih, AMKL.
Sarana dan Prasarana yang menunjang dalam menjalankan upaya kesehatan
lingkungan di Puskesmas Banjaran DTP ini terdiri dari: 1 Ruangan yang digunakan
untuk kegiatan Klinik Sanitasi, yang dipakai untuk kegiatan konsultasi, wawancara,
konseling; Peralatan berupa Kit sanitarian, meteran, lux meter, termos untuk
pengambilan sampel keracunan, maket rumah sehat dan sarana air bersih, alat peraga
penyuluhan, visualisasi data, formulir-formulir untuk wawancara, konseling,
kunjungan rumah, laporan.
Sumber dana untuk mendukung upaya Pengawasan lingkungan ini didapatkan
dari dana operasional Puskesmas, dan APBD yang diturunkan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung.
2.2.2 Hasil Kegiatan dan Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan Lingkungan
Tahun 2011
Hasil kegiatan yang telah dilaksanakan oleh upaya kesehatan lingkungan
Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Pengawasan Lingkungan
Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011
No Jenis Kegiatan Sasaran Target Cakupan
Masalah%
nominal
%Nomina
l1 Peyehatan Rumah
Inspeksi Rumah Sehat
Rumah sehat yang memenuhi syarat
Rumah Penduduk(13.719)
Rumah yang diperiksa
(440)
75%
75%
10.289
330
3,21%
25,15%
440
83
-71,79
-49,85
2 Pengawasan Air
Inspeksi SAB
SAB yang memenuhi syarat
Sarana(7095)
Sarana yang diperiksa
(440)
80%
80%
5676
352
6.20%
73,18%
440
322
-73,79
-6,82
3 Pengawasan Jamban Keluarga
Inspeksi Jamban Keluarga
Jamban Keluarga yang memenuhi syarat
Sarana(4782)
Sarana yang diperiksa
(269)
75%
75%
3586
160
5.62%
59,48%
269
160
-69,37
-15,52
4 Pengawasan SPALInspeksi SPAL
SPAL yang memenuhi
Sarana(5558)
Sarana yang
80%
80%
4446
118
5.78%
22.11%
321
71
-74,22
-57,88
syarat diperiksa(321)
5 Pengawasan Sanitasi TTU & TPM
Inspeksi TTU & TPM
TTU & TPM yang memenuhi syarat
Sarana(164)
Sarana yang diperiksa
(26)
75%
75%
123
20
21,13%
19,23%
26
5
-53,86
-55,77
6 Pengawasan IndustriInspeksi industri
Industri yang memenuhi syarat
Industri(31)
Industri yang diperiksa
(6)
75%
75%
23
4
19,35%
100%
6
6
-55,64
+25
Berdasarkan tabel di atas, ditemukan beberapa masalah diantaranya sebagai
berikut :
1. Rendahnya cakupan Pengawasan rumah yang memenuhi syarat rumah sehat,
hal ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dana yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya hanya rumah-
rumah tertentu pada wilayah kerja tertentu yang dilakukan inspeksi.
Penentuan wilayah inspeksi berdasarkan atas laporan atau penemuan klinis di
Puskesmas adanya penyakit-penyakit yang penularannya berhubungan dengan
lingkungan. Selain itu juga rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
rumah sehat bagi kesehatan dan jumlah SDM yang tidak sebanding dengan
luas wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP.
2. Rendahnya cakupan Sarana Air Bersih dan yang memenuhi syarat sanitasi, hal
ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya dana yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya hanya wilayah
kerja tertentu yang dilakukan inspeksi. Penentuan wilayah inspeksi
berdasarkan atas laporan atau penemuan klinis di Puskesmas adanya penyakit-
penyakit yang penularannya berhubungan dengan lingkungan. Selain itu juga
rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan air bersih bagi
kesehatan. Selain itu juga jumlah SDM yang tidak sebanding dengan luas
wilayah cakupan kerja Puskesmas Banjaran DTP mengakibatkan kesulitan
dalam melakukan pengawasan dan pembinaan kepada warga.
3. Rendahnya cakupan keluarga yang memiliki jamban keluarga dan yang
memenuhi syarat sanitasi, kurangnya dana yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya hanya wilayah kerja
tertentu yang dilakukan inspeksi. Penentuan wilayah inspeksi berdasarkan atas
laporan atau penemuan klinis di Puskesmas adanya penyakit-penyakit yang
penularannya berhubungan dengan lingkungan. Selain itu juga rendahnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya jamban keluarga yang memenuhi
syarat sanitasi bagi kesehatan. Selain itu juga jumlah SDM yang tidak
sebanding dengan luas wilayah cakupan kerja Puskesmas Banjaran DTP
mengakibatkan kesulitan dalam melakukan pengawasan dan pembinaan
kepada warga.
4. Rendahnya cakupan pengawasan SPAL yang memenuhi syarat sanitasi, hal
ini disebabkan oleh keterbatasan dana untuk melakukan kegiatan tersebut.
Selain itu juga adanya perilaku warga yang kurang sadar akan kebersihan
lingkungan. Selain itu juga jumlah SDM yang tidak sebanding dengan luas
wilayah cakupan kerja Puskesmas Banjaran DTP mengakibatkan kesulitan
dalam melakukan pengawasan dan pembinaan kepada warga.
5. Pengawasan dan pembinaan terhadap TTU belum mencapai target,
kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan dana, jumlah SDM yang tidak
sebanding dengan luas wilayah cakupan kerja Puskesmas.
6. Pengawasan terhadap industri belum memenuhi target, hal ini disebabkan
karena keterbatasan dana, jumlah SDM yang tidak sebanding dengan luas
wilayah cakupan kerja Puskesmas, dan kurang terbukanya pengusaha industri
terhadap petugas ketika akan dilakukan inspeksi.
2.2.3 Penentuan Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan
matriks, sehingga didapatkan prioritas masalah utama yaitu rendahnya cakupan
rumah sehat dan yang memenuhi sanitasi. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada
tabel yang terdapat dalam tabe berikut
Tabel 2.2 Penentuan Prioritas Masalah Upaya Penyehatan Lingkungan dengan Metode Criteria Matrix Technique
N Masala I T R Jumla Peringk
o hh (IxTxR)
atP S
RI
DU
SB
PB
PC
1 A 5 5 5 3 5 2 1 4 4 416 12 B 5 4 4 1 5 1 2 3 2 132 33 C 5 4 4 2 5 2 2 3 3 216 24 D 3 3 3 1 4 1 1 4 1 64 45 E 4 3 3 1 4 1 1 3 1 51 56 F 3 3 2 1 3 1 2 2 1 30 6
Keterangan: P = Prevalence, menunjukkan besarnya masalah yang timbul. S = Severity, menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah. RI = Rate of increase, menunjukkan kenaikan besarnya masalah. DU= Degree of unmeet need, menunjukkan derajat keinginan masyarakat yang
tidak terpenuhi. SB = Social benefit, menunjukkan keuntungan sosial karena selesainya masalah. PB = Public concern, menunjukkan rasa prihatin masyarakat terhadap masalah. PC = Political climate, menunjukkan suasana politik yang berkaitan. T = Technical feasibility, menunjukkan kelayakan teknologi yang tersedia yang
dapat dipakai untuk mengatasi masalah. R = Resources availability, menunjukkan sumber daya yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah.
2.3 Hasil Pengamatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga
Berencana (KIA KB)
Disusun oleh Tri Ayu Nurnaida (12010011018)
2.3.1 Kegiatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana (KIA
KB)
Upaya KIA KB merupakan upaya yang mempunyai tujuan antara lain
meningkatkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan upaya program KIA-KB yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran
DTP pada tahun 2011 adalah :
1. Kegiatan kesehatan ibu dan bayi (KIA) yang dapat dibagi menjadi:
a. Pemeriksaan ibu hamil K1dan K4
b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
c. Penanganan komplikasi kebidanan
d. Pelayanan neonatal (KN2) sesuai standar
e. Penanganan BBLR
f. Imunisasi
2. Kegiatan pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang dapat dibagi menjadi:
a. Pelayanan KB aktif di Puskesmas
b. Pelayanan KB aktif dengan komplikasi
c. Pelayanan KB aktif dengan kegagalan
Berdasarkan tempat pelayanan, kegiatan upaya KIA KB di Puskesmas
Banjaran DTP dapat dibagi menjadi :
1. KIA-KB di Dalam Gedung Puskesmas
KIA-KB yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas Banjaran DTP
meliputi :
a. Pemeriksaan
Pemeriksaan ibu hamil dilakukan pada hari Selasadan kamis yang
dilakukan di Klinik PONED KIA-KB Puskesmas Banjaran DTP.
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil pada trimester pertama.
Pelayanan ibu hamil K1 terdiri dari 10T, yaitu timbang berat badan, tinggi
badan, tensi, taksiran gizi dengan lingkar lengan atas, tentukan presentasi bayi
dan denyut jantung janin, imunisasi tetanus toxoid, tablet Fe, tes laboratorium
rutin, tata laksana kasus, dan temu wicara penyakit dan KB setelah
melahirkan; dan program K4 yang mencakup ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan antenatal. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan
untuk ibu nifas yang terdiri dari pemeriksaan tensi, nadi, dan suhu, tinggi
fundus uteri, lochia, pemeriksaan payudara dan konseling ASI eksklusif.
Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan
pelayanan ANC yang terdiri 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester ke dua dan 2 kali pada trimester ke tiga. Rendahnya K4
menunjukkan rendahnya kesempatan untuk menjaring dan menangani risiko
tinggi obstetri.
Pelayanan Neonatal (KN2) yaitu Kontak dengan tenaga kesehatan
minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan
neonatal baik di dalam maupun luar gedung puskesmas. KN1 pada usia 0-7
hari dan KN2 pada usia 8-28 hari.
Cakupan BBLR ditangani yaitu bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama
setelah lahir telah kontak dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan pemeriksaan sesuai standar.
b. Imunisasi
Imunisasi bayi dilakukan setiap hari Senin yang bertempat di Klinik
PONED KIA-KB Puskesmas Banjaran DTP.
c. Pelayanan KB
Pelayanan KB dilakukan setiap hari Jumat yang bertempat di Klinik
PONED KIA-KB Puskesmas Banjaran DTP.
2. KIA KB di Luar Gedung Puskesmas
KIA KB yang dilakukan di luar gedung Puskesmas Banjaran DTP
meliputi:
a. Posyandu
Posyandu dilakukan sesuai dengan peraturan di setiap wilayah
kerja Puskesmas Banjaran DTP seperti Batukarut.
b. Kelas Ibu dan Balita
Kelas ibu dan balita merupakan program luar gedung yang baru dan
sudah mulai berjalan. Hal yang dilakukan dalam program ini adalah dengan
cara mengunjungi setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP
kemudian mengumpulkan 10 ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu
sampai 30 minggu dan 10 balita. Kegiatannya berupa memberikan penyuluhan
sesuai dengan buku KIA yang sudah dimiliki oleh ibu hamil dengan tujuan
menambah pengertian dan pengetahuan tentang kehamilannya.
2.3.2 Identifikasi Masalah
Dari beberapa kegiatan yang dilakukan pada upaya kesehatan ibu dan
anak-keluarga berencana didapatkan beberapa masalah yang disimpulkan dalam
tabel 2.3 di bawah ini.
Tabel 2.3. Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana Puskesmas Banjaran DTP Bulan Januari-November Tahun 2011
No Kegiatan Sasaran Target Nominal %
CakupanNominal %
Masalah Keterangan
1. Pemeriksaan ibu hamil (K1)
Ibu hamil (1542)
1339 86.9 1294 83.9 -3 Kurangnya pemeriksaan ibu hamil (K1)
2. Pemeriksaan ibu hamil min 3x(K4)
Ibu Hamil(1542)
1238 80.3 1224 79.4 -0.9 Kurangnya pemeriksaan ibu hamil min 3x(K4)
3. Persalinan oleh Nakes (LINAKES)
Ibu bersalin(1472)
1150 78.1 1092 74.2 -3.9 Rendahnya Persalinan oleh Nakes (LINAKES)
4. Pelayanan Neonatus pertama (KN1)
Neonatus(1424)
1143 80.3 1092 76.6 -3.7 Rendahnya pelayanan neonatus pertama
5. Pelayanan kesehatan Neonatus (KN Lengkap)
Neonatus(1424)
1143 80.3 1092 76.6 -3.7 Rendahnya pelayanan kesehatan neonatus
6. Pelayanan KB aktif di Puskesmas
Pasangan usia subur(10472)
7624 72.8
9004 85.9
+13 Banyaknya pelayanan KB aktif di Puskesmas
Dari Tabel 2.4 terlihat secara kumulatif belum tercapai target K-1 ( 86.9 % )
pencapaian 83.9 % dan K-4 ( 80.3 % ) pencapaian 73.9 % sedangkan untuk
persalinan oleh Nakes (78.1%) yaitu 74.2%, KN1 maupun KN lengkap (80.3%)
hanya mencapai 76.6%, Pelayanan KB aktif di puskesmas (72.8%) mencapai 85.9% .
Berdasarkan tabel 2.4. di atas ditemukan beberapa masalah sehingga Analisa
penyebab masalah serta rencana pemecahan masalah dari kelima masalah di atas
dapat dilihat pada tabel 2.4. Data lengkap tentang kegiatan upaya KIA-KB di
Puskesmas Banjaran DTP dapat dilihat pada lampiran (tabel 21-28).
Tabel 2.4 Analisa Penyebab Masalah dan Rencana Pemecahan Masalah Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana
No Masalah yang Ditemukan Analisa Penyebab Masalah Rencana Pemecahan Masalah
A Pemeriksaan ibu hamil (K1) Kurangnya kunjungan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pertama pada trimester pertama.
Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah kerja puskesmasserta penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas.
B Pemeriksaan ibu hamil min 4x(K4)
Kurangnya kunjungan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan minimal 4x selama kehamilannya.
Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah kerja puskesmasserta penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan di wilayah kerja puskesmas.
C Persalinan oleh Nakes (LINAKES)
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Meningkatkan koordinasi, kerjasama maupun komunikasi dalam membentuk kemitraan dengan tenaga nonkesehatan seperti paraji.
D Pelayanan Neonatus pertama (KN1)
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pelayanan neonatus pertama.
Penyuluhan tentang
pentingnya pelayanan kesehatan
dasar neonatus seperti
pemeriksaan bayi baru lahir.
E Pelayanan kesehatan Neonatus (KN Lengkap)
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pelayanan kesehatan neonatus.
Penyuluhan tentang
pentingnya pelayanan kesehatan
dasar neonatus.
F Pelayanan KB aktif di
Puskesmas
Banyaknya peserta usia subur yang datang ke pelayanan KB dari luar wilayah kerja puskesmas
Pencatatan jumlah pasangan usia subur yang merupakan pendatang disekitar wilayah kerja puskesmas bekerja sama dengan bidan desa untuk pencatatan jumlah penduduk
2.3.3 Penentuan Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan
matriks, sehingga didapatkan dua prioritas masalah utama yaitu pemeriksaan ibu
hamil (K1) dan pelayanan KB aktif di wilayah kerja puskesmas yang datang ke
puskesmas. Perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5 yang terdapat dalam
lampiran.
Tabel 2.5 Penentuan Prioritas Masalah Upaya Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana dengan Metode Criteria Matrix Technique
No Masalah Importance T R Jumlah 1xTxR
Peringkat
P S RI DU SB PB PC1 A 4 5 3 3 5 3 4 3 3 243 22 B 3 3 3 4 5 3 2 2 4 184 43 C 5 3 3 3 4 3 3 3 4 288 14 D 4 4 3 3 4 3 3 2 3 138 35 E 3 3 2 3 4 2 2 3 3 171 56 F 4 5 3 3 2 2 3 3 3 198 6
Keterangan:P = Prevalence, besarnya masalah yang timbulS = Severity, akibat yang ditimbulkan oleh masalahRI = Rate of Increase, kenaikan besarnya masalahDU = Degree of Unmeet Need, derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhiSB = Social Benefit, keuntungan sosial karenan selesainya masalahPB = Public Concern, rasa prihatin masyarakat terhadap masalahPC = Political climate, suasana politik yang berkaitanT = Technical feasibility, kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai untuk mengatasi
masalahR= Resources availability, sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah1 = sangat tidak penting2 = tidak penting3 = cukup4 = penting5 = sangat penting
Prioritas masalah pada upaya KIA-KB yang akan dicarikan jalan keluarnya adalah
persalinan oleh tenaga kesehatan (LINAKES).
2.4 kosong......
2.5. Hasil Pengamatan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular (P3M)
Disusun oleh Multi Soebakti Wisudasari (12010011061)
2.5.1 Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(P3M)
Kegiatan upaya kesehatan dalam program ini bertujuan mencegah terjadinya
penularan penyakit, mengurangi terjadinya kesakitan dan mengurangi terjadinya
kematian. Upaya P3M di Puskesmas Banjaran DTP dipegang oleh 5 petugas
puskesmas yang bertanggung jawab atas masing-masing program yang berbeda.
Kegiatan upaya P3M di Puskesmas Banjaran DTP terdiri dari:
1. Surveillans
Surveillans di Puskesmas Banjaran DTP dipegang oleh Bapak Farid
Setiadi, A.MK. Surveillans di Puskesmas Banjaran DTP memiliki kegiatan
mendata dan mengamati kasus baru dari jenis penyakit menular berbasis
puskesmas yang terdiri dari penyakit kolera, diare, diare berdarah, tifus perut
klinis, TBC paru (BTA +), tersangka TBC Paru, kusta PB, kusta MB, campak,
difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis klinis, malaria klinis, malaria vivak, malaria
falsifarum, malaria miks, demam berdarah Dengue, demam Dengue, pneumonia,
sifilis, gonorhoe, frambusia, filariasis dan influenza. Data didapatkan dari 2
tempat yaitu melalui pencatatan di dalam gedung dan di luar gedung. Di dalam
gedung sumber data diambil dari register BP yang berasal dari rekam medik
pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan sumber data di luar gedung
berasal dari laporan kader. Pelaporan kasus baru dilakukan setiap minggu yang
ditulis dalam form W-2 untuk mengamati terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB)
dan setiap bulannya ditulis ke dalam form 7. Tebel survaillens terpadu penyakit
berbasis puskesmas kasus baru periode bulan Januari-November tahun 2011
terlampir halaman Sekian.
2. Imunisasi
Imunisasi di Puskesmas Banjaran DTP dikelola oleh bapak Agus B,
A.MK. Imunisasi dilakukan setiap hari Senin di puskesmas dan di posyandu
sesuai jadwal masing- masing RW setempat.
Pelayanan imunisasi yang dilakukan di Puskesmas Banjaran DTP terdiri
dari pelayanan imunisasi dasar (BCG, HB, DPT-HB Combo, Polio dan Campak),
pelayanan imunisasi lanjut (DT sekolah Dasar, TT Sekolah Dasar, dan Campak
Sekolah Dasar), pelayanan imunisasi TT bagi wanita hamil serta calon penganti
wanita.
Imunisasi anak sekolah yang dilakukan puskesmas Banjaran DTP
terangkai dalam kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) yang dijalankan
setiap bulan Juli dan November. Pada bulan Juli imunisasi yang dilakukan adalah
imunisasi campak ulang dan sasarannya adalah siswa sekolah dasar kelas satu.
Sedangkan bulan November imunisasi yang dilakukan adalah imunisasi DT
untuk siswa kelas satu SD dan imunisasi TT untuk siswa sekolah dasar kelas dua
dan tiga.
Data imunisasi didapatkan dari sarana kesehatan swasta (Dokter, bidan,
klinik dan balai pengobatan), kader posyandu dan register BP. Vaksin yang
digunakan di Puskesmas Banjaran DTP didapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Purwakarta sesuai permintaan yang diajukan oleh pihak puskesmas. Tabel hasil
imunisasi periode bulan Januari-November terlampir pada halaman sekian.
3. Tuberkulosis (TB)
Penanggulangan TB di Puskesmas Banjaran DTP dikelola oleh Ibu
Agastyawati, A.MK. Kegiatan berupa penemuan penderita dan memberikan
pengobatan. Penemuan penderita berawal dari penjaringan dan pemeriksaan
penderita suspek TB. Penjaringan kasus baru dilakukan melalui balai pengobatan
Puskesmas Banjaran DTP. Pasien yang datang ke balai pengobatan dengan batuk
lebih dari 10 hari dinyatakan sebagai pasien tersangka TB. Penderita tersangka
TB yang ditemukan akan dilakukan pemeriksaan dahak untuk BTA oleh petugas
laboratorium. Jika hasilnya negatif maka pasien akan diberikan pengobatan
dengan antibiotik yang disesuaikan dan diminta untuk melakukan pemeriksaan
BTA ulang 2 minggu kemudian jika keluhan masih menetap. Jika hasilnya tetap
negatif selanjutnya pasien akan diminta untuk dilakukan pemeriksaan foto toraks.
Penderita yang telah dipastikan menderita TB akan diobati dan diberi pengarahan
mengenai penyakit TB serta kepentingan untuk mematuhi proses pengobatan.
Penderita akan diberikan kartu TB-02 yang dipegang oleh pasien untuk
status pengobatan dan harus datang bersama orang terdekatnya yang akan
menjadi pengawas minum obat (PMO) sebagai pengontrol pengobatan penderita
TB. Petugas puskesmas mencatat pengobatan penderita pada kartu TB-01. Obat
TB diberikan secara berkala, yaitu fase awal dan fase lanjutan. Tiap fase,
pemberian obat dilakukan 2-4 kali pemberian agar pengobatan terkontrol dan
mencegah terjadinya drop out (DO). Pencatatan penderita terus dilakukan sampai
dikatakan sembuh. Tabel rekapitulasi data penemuan TB Paru BTA (+) dan
Angka Kesembuhan periode bulan Januari-November tahun 2011 terlapir
halaman sekian.
Gambar 2.1 Alur Diagnosis TB Paru
Sumber: Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007
4. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Kegiatan dalam kasus ISPA dikelola oleh Bapak H. Nasrudin, A.MK
yang berupa penemuan kasus pneumonia, pneumonia berat, dan bukan
pneumonia pada bayi dan balita. Data didapatkan dari penjaringan kasus oleh
balai pengobatan Puskesmas Banjaran DTP dan kader di tiap Desa. Tabel laporan
penyakit ISPA di Puskesmas Banjaran DTP periode bulan Januari-November
tahun 2011 terlampir halaman sekian.
5. Diare
Penanggulangan diare di Puskesman Banjaran DTP dipegang oleh bapak
H. Uus Usmana, A.MK. Kegiatan dalam penyakit diare mencakup penjaringan
kasus diare yang digolongkan berdasarkan golongan umur dan pemberian oralit
pada kasus diare. Data didapat dari penjaringan kasus melalui balai pengobatan
Puskesmas dan didapat dari kader saat Posyandu. Tabel laporan penyakit diare di
Puskesmas Banjaran DTP periode bulan Januari-November tahun 2011terlampir
halam sekian.
6. Pengobatan
Pengobatan untuk kasus menular yang terdapata di Puskesmas Banjaran
DTP dilakukan di Balai Pengobatan (BP) kecuali untuk TB yang dilakukan di
klinik TB.
7. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Dalam menanggulangi KLB, setiap penyakit menular didata dan diamati
setiap minggunya melalui form W2 yang seperti yang telah diuraikan di atas.
Selain itu, Puskesmas Banjaran DTP juga melakukan pemeriksaan jentik di
sekitar wilayah kerjanya. Adapun form W-1 yang digunakan untuk kasus-kasus
baru penyakit menular potensi wabah, pelaporan dengan form ini harus segera
dalam waktu 24 jam kepada Dinkes Kabupaten/kotamdya.
2.5.2 Identifikasi Masalah
Dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, Puskesmas
Banjaran DTP telah melakukan berbagai kegiatan selama tahun 2011 yang
perinciannya dapat dilihat pada tabel 2.6. berikut ini.
Tabel 2.6. Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Puskesmas Banjaran DTP Periode Bulan Januari-November Tahun 2011
No Kegiatan Sasaran Target Hasil Masalah Keterangan1. Surveillans:
- Penemuan kasus dan kewaspadaan dini terhadap penyakit berpotensi KLB
- Survaillens terpadu penyakit
- Pengendalian kejadian KLB
48minggu
11 bulan
Jumlah KLB dalam 1 tahun
82.5 %
91.7%
100%
75%36 minggu
72.7%8 bulan
-
-7.5
-19
-
Randahnya pengamatan terhadap penyakit menular.
Rendahnya pendataan dalam penemuan kasus baru
-
2. Imunisasi:a. Pelayanan imunisasi
dasar- HB 0-7 hari
- BCG
- DPT-HB I COMBO
II
III
- Polio I
II
III
IV
- Campak
Bayi1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
Bayi 1.375
82.5%1.134 bayi
89.8%1.234 bayi
89.8%1.234 bayi
87%1.196
85.2%1.171
89.8%1.234 bayi
87%1.196
85.2%1.171
82.5%1.134 bayi
82.4%1.134 bayi
54.9%755
88.1%1.211
88.1%1.211
85.7%1.178
86.9%1.195
69.5%956
65.2%897
68.9%947
68.0%935
72,5%997
-27.6
-1.7
-1.7
-1.3
+1.7
-20.3
-21.8
-16.3
-14.5
-10
Rendahnya cakupan imnuisasi HB 0-7 hari
Rendahnya cakupan imnuisasi BCG
Rendahnya cakupan imnuisasi DPT-HB COMBO I
Rendahnya cakupan imnuisasi DPT-HB COMBO II
Tingginya cakupan imnuisasi DPT-HB COMBO III
Rendahnya cakupan imnuisasi Polio I
Rendahnya cakupan imnuisasi Polio II
Rendahnya cakupan imnuisasi Polio III
Rendahnya cakupan imnuisasi Polio IV
Rendahnya cakupan imnuisasi Campak
b. Pelayanan imunisasi lanjut:
- DT Sekolah Dasar
- TT Sekolah Dasar
- Campak Sekolah Dasar
c. Pelayanan imunisasi ibu hamil TT dan calon pengantin wanita
- Ibu hamil T1
- Ibu hamil T2
- Calon pengantin
Siswa kelas 1 SD/MI/sederajat
Siswa kelas 1 & 2 SD/MI/Sederajat
Siswa kelas 1 SD/MI/sederajat
Ibu hamil1.513
Ibu hamil1.513
Calon pengantin
95%
95%
95%
82.5%1.248
77.9%1.286
84.2%1.274
81.7%1.236
7
+1.7
+3.8
Tingginya cakupan imnuisasi TT 1
Tingginya cakupan imnuisasi TT 2
3. TB PARU- Penemuan Kasus
baru TB BTA (+)
- Kesembuhan Pasien TB BTA (+)
107/100.000 jumlah penduduk
Jumlah pasien baru TB BTA (+) yang diobati
73.5%70
77.9%32
44.6%29
93,7%30
-28.7
+8.7
Rendahnya cakupan Penemuan Kasus baru TB BTA (+)
Tingginya kupan kesembuhan pasien TB BTA (+)
4. ISPAPenemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat
Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita(5.618)
78.8%562
54%307
-32 Rendahnya cakupan Penemuan kasus Pneumonia dan Pneumonia berat
5. Penemuan kasus diare Data sampai Agustus 411/1000
jumlah penduduk X 10%
75%1993
56%1120
-19 Rendahnya cakupan Penemuan kasus Diare
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011
Berdasarkan tabel 2.6. di atas, ditemukan beberapa masalah, antara lain:
1. Rendahnya pengamatan dan pendataan terhadap kasus baru penyakit menular,
menurut pemegang program surveillans terjadi karena sulitnya dalam
mengkoordinasi kader dengan petugas puskesmas dan adanya penggantian
petugas oleh petugas yang baru harus diberikan pelatihan dari awal.
Rencana pemecahan masalah:
- Menjalin dan meningkatkan koordinasi antara petugas puskesmas dengan
kader dalam meningkatkan upaya pengamatan dan pendataan terhadap kasus
baru penyakit menular.
- Penggantian petugas untuk pemegang program tidak dilakukan sesering
mungkin dalam jangka waktu yang dekat.
2. Rendahnya cakupan imnuisasi dasar menurut pemegang program, kesenjangan
ini terjadi karena penduduk belum menyadari akan kemanfaatan dari imunisasi,
tingginya kunjungan imunisasi dari luar wilayah dan ketidak sediaan vaksin
dalam pelayanan imunisasi.
Rencana pemecahan masalah:
- Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya imunisasi.
- Memberikan selembaran (flamlet) akibat dari tidak dilakukannya imunisasi.
- Memberikan informasi visual (video) mengenai tidak dilakukannya imunisasi
3. Rendahnya cakupan penemuan kasus suspek TB BTA (+), menurut pemegang
program hal ini disebabkan untuk sasarannya, data jumlah penduduk tidak
menggunakan data jumlah penduduk faktual tetapi data proyeksikan dalam
jumlah 70.000, selain itu pengetahuan masyarakat masih kurang akan penyakit
TBC.
Rencana pemecahan masalah:
- Untuk penemuan kasus suspek TB BTA (+) dalam pemenuhan target
sebaiknya menggunakan jumlah penduduk yang faktual, agar kesenjangan
yang ditemukan tidak terlalu besar.
- Memberikan penyuluhan mengenai penyakit TB paru.
4. Rendahnya cakupan penemuan kasus Pneumonia dan Pneumonia berat, menurut
pemegang program surveillans tejadi karena kurangnya tehnik pemeriksaan
dalam mendiagnosis penyakit tersebut.
Rencana pemecahan masalah:
- Meningkatkan pengetahuan tehnik pemeriksaan dalam bentuk pemberian
informasi (penyuluhan) dan keterampilan dengan pelatihan.
2.5.3 Penentuan Prioritas Masalah
Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan
matriks, sehingga didapatkan prioritas masalah utama.
Tabel 2.7 Masalah Upaya Kesehatan P2MNo. MasalahA Rendahnya pengamatan dan pendataan terhadap kasus baru penyakit
menularB Rendahnya Cakupan imunisasi dasarC Rendahnya penjaringan penderita TBD Rendahnya cakupan Penemuan kasus Pneumonia dan Pneumonia berat
Tabel 2.8 Metode Matriks Penentuan Prioritas Masalah pada Upaya Pelayanan Kesehatan P2M
No Masalah Importance jumlah
P S RI DU SB PB PC T R IxTxR1. A 3 4 4 3 3 3 2 3 3 1982. B 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3003. C 3 3 5 2 4 3 3 4 3 2764. D 3 2 3 2 3 2 2 3 3 153
Prioritas masalah pada upaya pelayanan kesehatan P3M yang akan dicarikan
jalan keluarnya adalah rendahnya cakupan imunisasi dasar.
2.6 Hasil Pengamatan Program Upaya Pengobatan
Disusun oleh Megasari (12010011056)
2.6.1 Kegiatan Upaya Pengobatan
Berikut adalah kegiatan upaya pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran
DTP :
1. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas Banjaran DTP adalah:
Pengobatan
a. Dalam gedung :
- Rawat jalan : poli umum, poli lansia, poli balita, poli imunisasi, poli
KIA, poli TBC paru
- Rawat inap
- Unit Gawat Darurat
- Pemeriksaan Laboratorium
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Banjaran DTP buka setiap hari
Senin-Sabtu, mulai pukul 07.00 – 11.00.
b. Luar gedung :
- Puskesmas Pembantu (setiap hari selasa, rabu dan kamis)
- Puskesmas Keliling (setiap hari selasa)
Kegiatan pada balai pengobatan di Puskesmas Banjaran DTP meliputi
pemeriksaan pasien anak serta dewasa, penapisan pasien paru-paru, serta pemberian
obat. Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga dokter, perawat serta asisten apoteker.
Kegiatan diluar Puskesmas dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan dan
perawat.
Pada upaya pengobatan ini, dalam menyelenggarakan kegiatannya terdiri dari:
1. Kodinator program upaya pengobatan : Neneng Widaningsih
(perawat)
2. Dokter umum : 2 orang
3. Perawat : 7 orang
4. Petugas laboratorium : 1 orang
5. Petugas farmasi : 1 orang
6. Petugas pendaftaran : 2 orang
Sarana kesehatan yang mendukung kegitan upaya pengobatan di dalam
gedung Puskesmas Banjaran DTP, yakni :
1. Ruang balai pengobatan untuk umum : 1 ruangan
2. Ruang balai pengobatan untuk lansia : 1 ruangan
3. Ruang balai pengobatan untuk UGD : 1 ruangan
4. Ruang imunisasi : 1 ruangan
5. Ruang balai pengobatan untuk anak : 1 ruangan
6. Ruang balai pengobatan untuk TBC paru : 1 ruangan
7. Ruanganobat : 1 ruangan
8. Laboratorium : 1 ruangan
9. Pendaftaran : 1 ruangan
Data pada upaya pengobatan didapatkan dari beberapa laporan, yaitu:
1. Laporan register BP harian : laporan yang memuat daftar pasien meliputi
nama, usia, alamat, diagnosis, dan terapi yang diberikan dalam sehari.
2. Laporan kunjungan tahunan Puskesmas : laporan yang memuat tentang
jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas Banjaran DTP dalam kurun waktu 1
tahun.
Alur pelaporan awal berasal dari catatan bagian pendaftaran yang mendata
jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas, lalu kunjungan dibagi berdasarkan
kepentingan pasien, kemudian yang akan dikumpulkan per bulan dan disatukan di
akhir tahun, selanjutnya akan dilaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten melalui
Kepala Puskesmas. Data pasien yang mengunjungi balai pengobatan dan poli gigi
beserta diagnosisnya akan tercatat dalam register pasien per harinya yang dimasukkan
ke dalam laporan bulanan. Tiap bulan data pasien akan dikumpulkan menjadi 10 pola
penyakit utama.
Gambar 2.2 Bagan Alur Pelaporan Dari Upaya Pengobatan
Tabel pada lampiran memperlihatkan bahwa target SPM untuk upaya
pelayanan pengobatan di Puskesmas Banjaran DTP, yakni indikator cakupan rawat
jalan melampaui target yang telah ditentukan, dengan angka 212,37 %. Hal ini dapat
menunjukkan bahwa masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Banjaran
DTP memiliki derajat kesehatan yang rendah, atau dapat dikarenakan program
pemerintah yang memudahkan seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan dalam
upaya pengobatan individual.
Jumlah kunjungan rawat jalan di Puskesmas Banjaran DTP selama periode
Januari hingga November 2011 secara umum terlihat fluktuatif (dapat dilihat pada
tabel di lampiran). Jumlah kunjungan rawat jalan tersebut tidak termasuk jumlah
pasien poli gigi. Jumlah kunjungan rawat jalan dalam satu tahun sebesar 16507 orang.
Kunjungan paling tinggi ada pada bulan april yaitu 1669 orang, kunjungan terbanyak
dari desa batu karut sebanyak 6970, hal ini kemungkinan karea jarak atau akses desa
batu karut paling dekat dengan Puskesmas. sedangkan paling sedikit berkunjung dari
desa mekar jaya yaitu sebanyak 429 orang, hal ini kemungkinan dikarenakan jarak
antara desa dan Puskesmas yang paling jauh.
Jumlah kunjungan rawat inap pada puskesmas Banjaran DTP tahun 2011 terlihat
fluktuatif (tabel lampiran). Terdapat indikator untuk menilai pelayanan rawat inap seperti
menilai BOR, LOS, BTO. Bed Occupancy Rate (BOR) adalah angka penggunaan
tempat tidur BOR digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur.
Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan
oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi (lebih dari 85 %) menunjukkan tingkat
pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau
penambahan tempat tidur, pada Puskesmas Banjaran DTP pemanfaatannya masih
kurang. Length Of Stay (LOS) atau lamanya dirawat digunakan untuk mengukur
efisiensi pelayanan rumah sakit yang tidak dapat dilakukan sendiri tetapi harus
bersama dengan interpretasi BTO dan TOI. Pada Puskesmas Banjaran DTP rata-rata
pasien dirawat selama 3-4 hari. Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi penggunaan
tempat tidur bersama-sama indikator TOI dan LOS dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur rumah sakit. Kunjungan rawat
inap dalam satu tahun sebanyak 1249 orang. Kunjungan terbanyak sebanyak dari desa
batu karut sebanyak 360 orang, dan terkecil dari desa mekarjaya sebanyak 89 orang.
Jumlah kunjungan UGD pada puskesmas DTP befluktuatif, dalam tahun2011
kunjungan sebanyak 1141 pasien, dimana kunjungan terbanyak terjadi pada bulan
maret sebanyak 142 pasien.
Jumlah kunjungan pemeriksaan laboratorium pada tabel lampiran, menunjukan
belum tercapainya target, hal tersebut dapat dikarenakan pasien dirujuk, atau
dikarenakan beberapa pasien sudah dapat ditegakan diagnosanya tanpa dilakukan
pemeriksaan lab. Sedangkan jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan di Puskesmas
Banjaran DTP dapat dilihat pada tabel di lampiran.
Gambaran kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 10 pola penyakit tersering
di Puskesmas Banjaran DTP. Penyakit yang berhubungan dengan kebersihan
lingkungan masih mendominasi penyakit yang tersering pada Puskesmas Banjaran
DTP, yaitu ISPA, Influenza. Data ini diperoleh dari data diagnosis pasien di
Puskesmas Banjaran DTP yang dapat dilihat pada tabel lampiran.
2.6.2 Identifikasi Masalah
Tabel di bawah ini merupakan tabel yang menjelaskan tentang identifikasi
masalah di Upaya Pengobatan Puskesmas Banjaran DTP pada tahun 2011.
Tabel 2.9 Identifikasi Masalah Upaya Pengobatan Puskesmas Banjaran DTP tahun 2011
No Kegiatan Sasaran Target Cakupan 2011
Masalah Ket
1. Kunjungan Rawat Jalan
15% dari jumlah
91.66 % 212.37 % +120.71 % Cakupan Berlebih
Balai Pengobatan
penduduk di wilayah kerja
puskesmas dalam 1 tahun
2 Kunjungan Lab
Jumlah kunjungan pasien ke
puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun
18.33 17,57 % - 0.76% Cakupan kurang
Berdasarkan tabel di atas, ditemukan beberapa masalah diantaranya:
1. Pencapaian kunjungan rawat jalan melebihi target, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh salah pencatatan oleh petugas, derajat kesehatan mayarakat
yang rendah, terjadinya wabah, atau dapat disebabkan juga oleh kebijakan
pemerintah yang memudahkan seseorang mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Kurangnya pencapaian pemeriksaan laboratorium, hal ini kemungkinan
disebabkan oleh sejumlah pasien yang dirujuk, atau beberapa pasien sudah
dapat ditegakan diagnosanya tanpa dilakukan pemeriksaan lab.
2.6.3 Penentuan Prioritas Masalah
1. Dari beberapa masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan
menggunakan matriks, sehingga didapatkan prioritas masalah utama yaitu
pencapaian kunjungan rawat jalan yang melampaui target, hal ini
kemungkinan disebabkan salah pencatatan oleh petugas, derajat kesehatan
mayarakat yang rendah, terjadinya wabah, atau dapat disebabkan juga oleh
program pemerintah yang memudahkan seseorang mendapatkan
pelayanan kesehatan.
2.7. Hasil Pengamatan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Disusun oleh Yusup Kurnia Wijaya (12010011031)
2.7.1 Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP
Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) adalah segala usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang
pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMA/MA. Tujuan UKS adalah untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik
dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya.
Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi :
1. Sasaran primer : peserta didik
2. Sasaran sekunder : guru, pamong belajar/tutor orang tua,
pengelola
pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP
UKS
disetiap jenjang.
3. Sasaran tertier :
a. Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas. termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan
perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.
b. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
c. Lingkungan, yang meliputi :
1) Lingkungan sekolah;
2) Lingkungan keluarga; dan
3) Lingkungan masyarakat sekitar sekolah .
Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP dipegang oleh Ibu
Wiwin, yang bertugas dalam menyusun dan melaksanakan rencana-rencana program
usaha kesehatan sekolah di seluruh wilayah kerja Puskesmas Banjaran DTP. Secara
umum kegiatan program UKS Puskesmas Banjaran DTP sesuai dengan pedoman
pembinaan dan pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.
Kegiatan pada Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP
meliputi :
1. Kegiatan penjaringan yang dilakukan satu tahun sekali kepada siswa
TK, SD, SMP dan SMA yang baru masuk yang dilakukan pada bulan Juli-
Agustus, meliputi :
a. Pemeriksaan status gizi
b. Pemeriksaan status Hb
c. Pemeriksaan tes kesegaran jasmani
d. Pemeriksaan kesehatan
e. Pemeriksaan sepuluh penyakit yang ditemukan
2. Pemeriksaan berkala yang terdiri dari pemeriksan rutin anak sekolah
dan penyuluhan di beberapa sekolah, meliputi :
a. Pemeriksaan status gizi
b. Pemeriksaan status Hb
c. Pemeriksaan kesehatan (mata, telinga, gigi, mulut, kulit, rambut,kuku)
d. Jumlah perilaku bermasalah
e. Penyuluhan ke sekolah (pemilihan dokter kecil/kader UKS)
Semua data yang didapatkan dari kegiatan lapangan akan direkapitulasi dalam
Laporan Bulanan 1 yang akan dilaporkan kepada kepala puskesmas yang nantinya
akan diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Alur Pencatatan ini dapat
di lihat pada bagan berikut.
Gambar 2.3 Bagan Alur Pencatatan dan pelaporan Upaya Kesehatan Sekolah
2.7.2 Identifikasi Masalah
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Kepala Puskesmas
Bagian UKS Puskesmas (LB1)
Kegiatan Lapangan
Dalam upaya kesehatan sekolah, Puskesmas Banjaran DTP telah melakukan
berbagai kegiatan selama tahun 2011 yang perinciannya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.10 Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah Puskesmas Banjaran Tahun 2011
No
KegiatanSasaran
TargetCakupan
Tahun 2011 MasalahKeterangan
1 Kegiatan penjaringan - Pemeriksaan status gizi - Pemeriksaan Hb - Pemeriksaan tes kesegaran jasmani - Pemeriksaan kesehatan- Pemeriksaan 10 Penyakit yang ditemukan
Semua murid TK, kelas 1 SD, SMP, SMA
-TK: 100% -SD: 100 % -SMP: 100%-SMA:100%
TK: 18 % SD:100 % SMP:72%SMA:86%
TK:-82% SD : -SMP:-28%SMA:-14%
Masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan di TK, SMP dan SMA
2 Pemeriksaan berkala - Pemeriksaan status gizi - Pemeriksaan status Hb - Pemeriksaan kesehatan (mata, telinga, gigi, mulut, kulit, rambut,kuku)- Jumlah perilaku bermasalah - Penyuluhan ke sekolah (dokter kecil/ kader UKS)
Semua murid TK, kelas 1 SD, SMP, SMA
-TK: 100% -SD: 100% -SMP: 100%-SMA: 100%
TK: 0% SD: 100 % SMP: 0%SMA: 0%
TK:-100% SD : -SMP:-100%SMA:-100%
- Masih rendahnya angka cakupan pemeriksaan berkala di TK, SMP dan SMA- Masih rendahnya Upaya Kesehatan Sekolah berupa penyuluhan-penyuluhan di SMP dan SMA
Berdasarkan data yang terlampir pada tabel di atas, dalam pelaksanaan
kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah di Puskesmas Banjaran DTP terdapat beberapa
kesenjangan, antara lain :
1. Masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan di TK,SMP
dan SMA
2. Masih rendahnya angka cakupan pemeriksaan berkala di TK,SMP dan
SMA
3. Masih rendahnya Upaya Kesehatan Sekolah berupa penyuluhan-
penyuluhan di SMP dan SMA.
2.7.3 Penentuan Prioritas Masalah
Dari beberapa kegiatan dalam Upaya Kesehatan Sekolah, didapatkan beberapa
masalah yang perlu diperhatikan. Dari beberapa masalah tersebut di dapatkan
prioritas masalah utama, yaitu masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan
di TK, SMP dan SMA.
2.8 Penentuan Prioritas Masalah dan Alternatif Jalan Keluar Permasalahan
Upaya Puskesmas Banjaran DTP
2.8.1 Prioritas Masalah
Identifikasi permasalahan dari seluruh program di Puskesmas Banjaran DTP
dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Tabel 2.8 Permasalahan di Puskesmas Banjaran DTP
No Permasalahan
A Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator Tidak Merokok).
B Rendahnya cakupan rumah sehat yang memenuhi syarat
C Rendahnya Persalinan oleh Nakes (LINAKES)
D
E Rendahnya cakupan imunisasi dasar
F Pencapaian kunjungan rawat jalan yang melampaui target
G Masih rendahnya angka cakupan kegiatan penjaringan di TK, SMP dan SMA
Tabel 2.8 Metode Matriks Penentuan Prioritas Masalah No Masalah Importance jumlah
P S RI DU SB PB PC T R IxTxR1. A 5 4 3 3 4 3 4 3 4 3122. B 5 5 5 3 5 2 1 4 4 416
3. C 5 3 3 3 4 3 3 3 4 288
4.5.6.7.
D E F G
435
335
432
324
415
314
423
322
444
300120224
Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan metode kriteria matriks
didapatkan nilai prioritas terbesar, maka terpilihlah masalah yang akan dicari jalan
keluarnya yaitu “Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator
tidak merokok)“ dan “Rendahnya cakupan imunisasi dasar”. Tabel perhitungan
matriks penentuan prioritas masalah dapat dilihat pada tabel diatas.
Dari dua prioritas masalah tersebut, didapatkan beberapa alternatif pemecahan
masalah yang kemudian diambil dua pemecahan masalah dengan menggunakan
metode matriks, yaitu “Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya berperilaku
hidup bersih dan sehat” dan “Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya
imunisasi”.
Tabel 2.1. Rekapitulasi Hasil Survey Cepat PHBS Rumah Tangga di Wilayah Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011
NO INDIKATOR PHBSHASIL PENCAPAIAN DESA
RESPPencapaian PuskesmasBatukarut Lebakwangi Wargaluyu Mangunjaya Baros Mekarjaya
ABS % ABS % ABS % ABS % ABS % ABS %
1 Persalinan Nakes 166 100 32 88.9 28 100 15 65.2 22 91.6 28 100 305 291 95.4
2 ASI ekslusif<6bl 74 100 15 100 21 70 6 40 6 100 12 85.7 152 134 88.1
Lulus ASI ekslusif 96 100 15 65.2 9 90 7 63.6 10 100 16 88.9 168 153 91
3 Menimbang Bayi &Balita 186 100 84 97.7 74 90.2 68 74 57 100 73 100 576 542 94
4 Menggunakan Air Bersih 210 100 210 100 197 93.8 210 100 210 100 209 99.5 1260 1246 98.9
5 Mencuci tangan benar 210 100 210 100 206 98.1 187 89 202 96.2 202 96.2 1260 1217 96.6
6 Menggunakan Jamban sehat 210 100 210 100 154 73.3 181 86.2 184 87.6 141 67.1 1260 1080 85.7
7 Memberantas jentik 210 100 210 100 204 97.1 203 96.7 203 96.6 203 96.6 1260 1233 97.8
8 Makan Buah & Sayur 210 100 210 100 210 100 210 100 208 99 203 96.7 1260 1251 99.3
9 Melakukan aktifitas fisik 210 100 210 100 210 100 210 100 206 98 209 99.5 1260 1255 99.6
10 Tidak Merokok dalam rumah 123 58.6 76 36.2 35 16.7 33 15.7 150 71.4 52 24.8 1260 469 37.2
11 Status Keluarga Sehat 210 100 207 98.6 210 100 206 98 210 100 203 96.7 1260 1246 98.9
12 Status Rumah Sehat 123 59.1 88 42.1 114 54.3 163 77.6 178 84.7 127 60.5 1257 793 63.1
Sumber : laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011
Tabel 2.2. Rekapitulasi Hasil Survey Cepat status Kadarzi di Wilayah Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011
NO INDIKATOR KADARZIHASIL PENCAPAIAN DESA
RESPBatukarut Lebakwangi Wargaluyu Mangunjaya Baros MekarjayaABS % ABS % ABS % ABS % ABS % ABS %
1 Menimbang Bayi &Balita 186 100 84 97.7 74 90.2 68 74 57 100 73 100 5762 ASI ekslusif<6bln 74 100 15 100 21 70 6 40 6 100 12 85.7 152 Lulus ASI ekslusif 96 100 15 65.2 9 90 7 63.6 10 100 16 88.9 1683 Makanan Aneka Ragam 210 100 207 98.6 210 100 206 98 210 100 203 96.7 1260 1260
4 Menggunakan Garam Iodium 210 100 210 100 210 100 210 100 210 100 210 100 1260 1260
5Memberikan Suplemen Vit.A/Fe 184 100 193 91.9 143 68 197 93.8 57 27.1 73 34.8 1260
6 Status KADARZI 210 100 89 42.3 189 90 165 78.5 210 100 181 86.2 1260 1044Sumber : laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011
Tabel 2.3. Kriteria dan Pentahapan Desa/Kelurahan Siaga AktifKRITERIA/INDIKATOR
PETAHAPAN DESA/KELURAHAN SIAGA AKTIF
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI1.Forum Desa /
Kelurahan Ada, tetapi belum berjalan
Berjalan, tetapi belum rutin setiap Triwulan
Berjalan setiap Triwulan
Berjalan setiap bulan
2.KPM/Kader Kesehatan
Sudah ada minimal 2 Orang
Sudah ada 3-5 Orang
Sudah ada 6-8 orang
Sudah ada 9 orang atau lebih
3.Kemudahan Akses pelayanan Kesehatan Dasar
Ya Ya Ya Ya
4.Posyandu & UKBM lainnyaaktif
Posyandu ya, UKBM lainnya tidak aktif
Posyandu & 2 UKBM lainnya aktif
Posyandu & 3 UKBM lainnya aktif
Posyandu & 4 UKBM lainnya aktif
5.Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan :- Pemerintah
Desa dan Kelurahan
- Masyarakat- Dunia usaha
Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta belum ada sumber dana lainnya.
Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta satu sumber dana lainnya.
Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta dua sumber dana lainnya.
Sudah ada dana dari Pemerintah, Desa dan Kelurahan serta dua sumber dana lainnya.
6.Peranserta masyarakat dan organisasi kemasyarakatan
Ada peran aktif masyarakat dan tidak ada peran aktif ormas
Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif satu ormas
Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif dua ormas
Ada peran aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua ormas
7.Peraturan kepala desa atau peraturan Bupati /Walikota
Belum ada Ada, belum direalisasikan
Ada, sudah direalisasikan
Ada, sudah direalisasikan
8.Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS ≤ 20% rumah tangga yang ada
Pembinaan PHBS minimal 20% rumah tangga yang ada
Pembinaan PHBS minimal 40% rumah tangga yang ada
Pembinaan PHBS minimal 70% rumah tangga yang ada
Sumber : Pedoman umum pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif DinKes Kab.Bandung 2011
Tabel 2.4. Distribusi frekuensi strata desa berdasarkan indikator desa siaga aktif di puskesmas banjaran DTP pada tahun 2011
NO.
Pencapaian Desa
Indikator desa
siaga aktif
Batu
karut
Lebak
wangi
Wargaluyu Mangunjaya Baros Mekarjaya
1
.
Forum
desa/kelurahan
Pratama Pratama Belum
Aktif
Pratama Belum
Aktif
Pratama
2
.
Kader pembangunan
masyarakat/kader
kesehatan
Mandiri Purnama Mandiri Mandiri Mandiri Mandiri
3
.
Kemudahan akses
pelayanan kesehatan
dasar
Madya Purnama Madya Purnama Madya Madya
4
.
Posyandu dan UKBM
lainnya aktif
Madya Pratama Belum
Aktif
Pratama Pratama Pratama
5
.
Dukungan dana untuk
kegiatan kesehatan di
desa
Pratama Belum
Aktif
Belum
Aktif
Belum Aktif Belum
Aktif
Pratama
6
.
Peran serta
masyarakat &
organisasi
kemasyarakatan
Purnama Pratama Belum
Aktif
Pratama Pratama Pratama
7
.
Peraturan kepala
desa/lurah/bupati/wali
kota
Mandiri Madya Pratama Pratama Pratama Pratama
8
.
Pembinaan PHBS
rumah tangga
Pratama Belum
Aktif
Belum
Aktif
Belum Aktif Pratama Pratama
Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011
Tabel 2.5. Penyebaran Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di Puskesmas Banjaran DTP
1. Posyandu 78 Unit2. Polindes 2 Unit3. Bidan desa 6 Orang4. Posbindu 6 Unit5. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) 797 Unit6. Pengobatan Tradisional (Batra) -7. Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) 1 Unit8. Pos kesehatan Desa 1 Unit9. Kader Kesehatan 398 Orang
Sumber : laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011
Tabel 2.6. Klasifikasi posyanduKlasifikasi Kriteria
a. Posyandu pratama Posyandu tingkat pratama adalah posyandu
yang masih belum mantap, kegiatannya belum
bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya
terbatas.
b. Posyandu Madya Posyandu pada tingkat madya sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali
pertahun, dengan rata rata jumlah kader tugas 5
orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program
utamanya ( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi )
masih rendah yaitu kurang dari 50%.
c. Posyandu purnama Posyandu pada tingkat purnama adalah
posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali
pertahun, rata rata jumlah kader tugas 5 orang
atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya
( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi ) lebih 50%.
Sudah ada program tambahan, bahkan
mungkin sudah ada dana sehat tetapi masih
sederhana.
d. Posyandu Mandiri Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan
kegiatan secara teratur. Cakupan 5 program
utama sudah bagus, ada program tambahan dan
dana sehat telah menjangkau lebih dari 50%
KK.
Sumber : DepKes RI, 2001
Tabel 2.7. Strata perkembangan posyandu Puskesmas Banjaran DTP 2011
NO. DESAPencapaian Strata Posyandu
JumlahPratama Madya Purnama Mandiri1. Batukarut 4 (28.6%) 4 (28.6%) 6 (42.8%) - 142. Lebakwangi 2 (14.3%) 7 (50%) 5 (35.7%) - 143. Wargaluyu 7 (70%) 2 (20%) 1 (10%) - 104. Mangunjaya 10 (71.4%) 2 (14.3%) 2 (14.3%) - 145. Baros 12 (85.7%) 1 (7.14%) 1 (7.14%) - 146. Mekarjaya - 4 (33.3%) 8 (66.7%) - 12
JUMLAH35
(44.87%)20
(25.64%)23
(28.75%)- 78
Sumber : Laporan tahunan Puskesmas Banjaran DTP 2011
Tabel 2.8. Identifikasi Masalah Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011
NoKegiata
nSasaran Target
Cakupan Tahun 2011
MasalahKeteranga
n
1 Pengkajian dan Pembinaan PHBS Rumah Tangga
210 KK per Desa
(total 1260 KK)
≥65% RT sehat dan100% pada tiap indikator
63.1% (793
KK)
- 1.9% Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator Tidak
Merokok).
2 Pengkajian dan Pembinaan Kadarzi
210 KK per Desa
(total 1260 KK)
100% Status Kadarzi
82.8% (1044 KK)
-17.2% Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (Kecuali indikator makanan beraneka ragam dan menggunakan garam beriodium) dengan cakupan paling kecil yaitu indikator memberikan suplemen.
3 Program Desa Siaga
Seluruh Desa
100%(6 desa)
83.33%(5desa)
- 16.7 % Belum aktifnya desa siaga di seluruh desa
4 UKBM Posyandu Purnama & Mandiri
Seluruh Posyandu di wilayah
kerja
65%(6 desa)
28.75% -36.25% Tidak terpenuhinya target posyandu Purnama dan belum adanya Posyandu Mandiri
5 Penyuluhan Masyarakat 100 % - - Tidak tercatatnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan.
Tabel 2.9. Analisa Penyebab Masalah dan Rencana Pemecahan Masalah Upaya Promosi Kesehatan
No. Masalah yang ditemukanAnalisa
penyebab masalahRencana
pemecahan masalah
A Tidak terpenuhinya target PHBS Rumah Tangga (terutama indikator Tidak Merokok).
Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya kesadaran setiap individu untuk berprilaku hidup bersih dan sehat.
Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat.
B Tidak terpenuhinya target status Kadarzi (terutama indikator memberikan suplemen).
Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya kesadaran setiap individu mengenai pentingnya gizi.
Memberikan penyuluhan mengenai gizi.
C Belum aktifnya desa siaga di seluruh desa
Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya kesadaran penduduk terhadap pentingnya desa siaga, serta kurangnya koordinasi antar anggota penyelenggara desa siaga
Memberikan penyuluhan, pelatihan dan pembinaan kepada kader tiap desa mengenai desa siaga.
D Tidak terpenuhinya target posyandu Purnama dan belum adanya Posyandu Mandiri
Faktor utama penyebab masalah ini adalah kurangnya jumlah kader dan belum adanya dana sehat
Melakukan pencarian dan pelatihan kader baru dan melakukan pembinaan untuk pengumpulan dan pengelolaan dana sehat.
E Tidak dapat dinilai. Faktor utama Mencatat kegiatan
penyebab masalah ini adalah tidak tercatatnya kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan
penyuluhan yang akan dilakukan.
Tabel 2.10 Penentuan Prioritas Masalah Upaya Promosi Kesehatan Dengan Metode Criteria Matrix Technique
No MasalahI
T RJumlahIxTxR
PeringkatP S RI DU SB PB PC
1. A 5 4 3 3 4 3 4 3 4 312 1
2. B 5 4 3 3 4 3 4 2 4 208 2
3. C 4 4 4 4 4 3 3 2 3 156 4
4. D 5 4 4 4 5 3 3 3 2 168 3
5. E 4 4 3 3 4 1 5 2 2 96 5
Keterangan: P = Prevalence, menunjukkan besarnya masalah yang timbul. S = Severity, menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah. RI = Rate of increase, menunjukkan kenaikan besarnya masalah. DU= Degree of unmeet need, menunjukkan derajat keinginan masyarakat yang tidak
terpenuhi. SB = Social benefit, menunjukkan keuntungan sosial karena selesainya masalah. PB = Public concern, menunjukkan rasa prihatin masyarakat terhadap masalah. PC = Political climate, menunjukkan suasana politik yang berkaitan. T = Technical feasibility, menunjukkan kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai
untuk mengatasi masalah. R = Resources availability, menunjukkan sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi
masalah.LAMPIRAN UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK - KELUARGA BERENCANA (KIA– KB)
Tabel 21 Data Jumlah Penduduk Kelompok Khusus (Bumil, Bulin, Bayi, Balita, Neonatus dan Buteki) di Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011
No Desa Jumlah Proyeksi
Bumil Bulin
1. Batukarut 327 3122. Lebakwangi 332 3173. Mangunjaya 194 1854. Wargahayu 222 2125. Baros 262 2506. Mekarjaya 176 168
1513 1444 (Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)
Tabel 22 Data Sasaran Program KIA-KB Tahun 2011 di Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011No Desa Sasaran
Bumil Bulin PK Bayi Balita Neo PUS1. Batukarut 331 315 66 300 1184 305 22692. Lebakwangi 335 319 67 303 1225 308 23423. Mangunjaya 199 189 40 181 717 183 14114. Wargahayu 220 209 44 200 802 202 15355. Baros 279 272 56 256 949 263 16686. Mekarjaya 178 168 36 161 640 163 1247
1542 1472 309 1401 5517 1424 10472(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)
Tabel 23 Data Kunjungan Ibu Hamil (K1, K4) dan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011
No Desa K1 K4Nom % Nom %
1. Batukarut 268 80.9 260 78.52. Lebakwangi 284 84.7 269 80.33. Mangunjaya 178 89.4 161 80.94. Wargahayu 185 84.1 167 75.95. Baros 224 80.2 221 79.26. Mekarjaya 155 87 146 82
1294 83.9 1224 79.4 (Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)
Tabel 24 Data Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011
No Desa LINAKESNom %
1. Batukarut 244 77.52. Lebakwangi 241 75.53. Mangunjaya 136 71.94. Wargahayu 150 71.45. Baros 195 71.7
6. Mekarjaya 126 751092 74.2
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)
Tabel 25 Data Cakupan Kunjungan Nifas Lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011
No Desa KF lengkapNom %
1. Batukarut 244 77.52. Lebakwangi 241 75.53. Mangunjaya 136 71.94. Wargahayu 150 71.45. Baros 195 71.76. Mekarjaya 126 75
1092 74.2(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)
Tabel 26 Data Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1, Fe3 Menurut Desa Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011
No Desa Jumlah Ibu Hamil Fe1 Fe31. Batukarut 331 241 73.7 233 71.2
2. Lebakwangi 335 257 77.4 236 71.1
3. Mangunjaya 199 185 95.4 190 97.9
4. Wargahayu 220 185 83.3 186 83.8
5. Baros 279 200 76.3 196 74.8
6. Mekarjaya 178 156 88.6 135 76.7
1542 1224 80.9 1176 77.7
(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)
Tabel 27 Data Cakupan Kunjungan Neonatus di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011
No Desa KN1 KN LengkapNom % Nom %
1. Batukarut 244 77.5 244 77.52. Lebakwangi 241 75.5 241 75.53. Mangunjaya 136 71.9 136 71.94. Wargahayu 150 71.4 150 71.45. Baros 195 71.7 195 71.76. Mekarjaya 126 77.3 126 77.3
1092 76.6 1092 76.6 (Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)
Tabel 28 Data Cakupan Kunjungan Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP bulan Januari-November Tahun 2011
No Desa BAYINom %
1. Batukarut 244 77.52. Lebakwangi 241 75.53. Mangunjaya 136 71.94. Wargahayu 150 71.45. Baros 195 71.76. Mekarjaya 126 77.3
1092 76.6(Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Banjaran DTP Tahun 2011)