4
Gigitan Ular Bantuan pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatakan korban, melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan, membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh di bawah tinggi jantung. Es atau tornikuet tidak digunakan. Evaluasi awal di departemen kedaruratan dilakukan dengan cepat meliputi : Menentukan apakah ulat berbisa atau tidak. Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi dan gigitan sekitar. Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema, dan eritrema jaringan yang digigit dan didekatnya). Menentukan keparahan dampak keracunan. Memantau tanda vital Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada beberapa titik. Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisis, dan pemeriksaan pembekuan) Proses dan prognosis gigitan ular bergantung pada jenis dan jumlah bisa dimana terjadi gigitan, dan kesehatan umum, usia serta ukuran korban. Tidak ada protocol khusus untuk penatalaksanaan ular. Pedoman umum melipiuti : 1. Dapatakan data dasar laboratorium 2. Jangan gunakan tornikuet, es, heparin, atau kortikosteroid selama tahap akut. Kortikosteroid diindikasikan pada 6-8 jam pertama setalah gigitan karena agens ini memdepresi produksi antibodi dan menyembunyikan kerja antivenin (antitoksin untuk bisa ular) 3. Cairan perenteral dapat digunakan untuk penatalaksanaa hipotensi. Jika vasopressin digunakan untuk penanganan hipotensi penggunaan harus dalam jangka pendek 4. Bedah eksplorasi terhadap gigitan jarang diindikasikan 5. Observasi pasien dengan teliti selama 6 jam; pansien tidak pernah dibiarkan tanpa perhatian Pemberian Antivenin (antitoksin). Antivenin paling efektif diberikan dalam 12 jam dari gigitan ular. Dosis bergantung pada tipe ular dan

Gadar Keracunan Ular & Makanan

  • Upload
    raka

  • View
    19

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gawat darurat keracunan ular

Citation preview

Page 1: Gadar Keracunan Ular & Makanan

Gigitan Ular

Bantuan pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatakan korban, melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan, membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh di bawah tinggi jantung. Es atau tornikuet tidak digunakan. Evaluasi awal di departemen kedaruratan dilakukan dengan cepat meliputi :

Menentukan apakah ulat berbisa atau tidak. Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi dan gigitan sekitar. Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema, dan eritrema jaringan

yang digigit dan didekatnya). Menentukan keparahan dampak keracunan. Memantau tanda vital Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada beberapa titik. Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisis, dan pemeriksaan pembekuan)

Proses dan prognosis gigitan ular bergantung pada jenis dan jumlah bisa dimana terjadi gigitan, dan kesehatan umum, usia serta ukuran korban. Tidak ada protocol khusus untuk penatalaksanaan ular. Pedoman umum melipiuti :

1. Dapatakan data dasar laboratorium2. Jangan gunakan tornikuet, es, heparin, atau kortikosteroid selama tahap akut. Kortikosteroid

diindikasikan pada 6-8 jam pertama setalah gigitan karena agens ini memdepresi produksi antibodi dan menyembunyikan kerja antivenin (antitoksin untuk bisa ular)

3. Cairan perenteral dapat digunakan untuk penatalaksanaa hipotensi. Jika vasopressin digunakan untuk penanganan hipotensi penggunaan harus dalam jangka pendek

4. Bedah eksplorasi terhadap gigitan jarang diindikasikan5. Observasi pasien dengan teliti selama 6 jam; pansien tidak pernah dibiarkan tanpa perhatian

Pemberian Antivenin (antitoksin). Antivenin paling efektif diberikan dalam 12 jam dari gigitan ular. Dosis bergantung pada tipe ular dan perkiraan keparahan gigitan. Anak membutuhkan lebih banyak antivenin dari pada orang dewasa karena tubuhnya lebih kecil dan lebih rentan terhadap efek toksik bisa. Uji kulit atau mata harus dilakukan sebelumnya untuk dosis awal untuk menditeksi alergi terhadap antivenin.

Sebelum memberikan antivenin dan setiap 15 menit setelahnya, sekitar bagian yang terkena diperiksa. Antivenin diberikan dengan tetesan IV kapanpun mungkin, meskipun pemberian ini dapat dilakukan. Bergantung pada gigitan antivenin dicairkan dengan 500-1000 ml salin normal; volume cairan mungkin diturunkan untuk anak. Infuse dimulai perlahan dan kecepatan meningkat setelah 10 menit jika tidak ada reaksi. Dosis total harus diinfus selama 4-5 jam pertama setelah keracunan. Dosis awal diulang sampai dengan gejala menurun. Sekitar daerah yang terkena harus diukur 30-60 menit selama 48 jam kemudian

Page 2: Gadar Keracunan Ular & Makanan

Penyebab yang paling umum dari reaksi serum adalah infus antivenin yang terlalu cepat, meskipun sekitas 3% dari pasien dengan uji antivenin negative mengembangkan reaksi tidak berhubungan dengan kecepatan infus. Reaksi terdiri dari perasaan penuh diwajah, urtikaria, pruritus, keletihan, dan khawatir. Gejala ini mungkin diikuti dengan takikardia, nafas pendek, hipotensi, dan syok. Pada situasi ini, infuse harus dihentikan segera dan diberikan difenhidramin IV. Vasopresor digunakan jika terdapat syok. Resusitasi kedaruratan harus siap pada saat antivenin diberikan

Keracunan Makanan

Penatalaksanaan kedaruratan

1. Menentukan sumber dan tipe keracunan makanana. Dapatkan makanan yang dicurigai dan bawa ke fasilitas kesehatanb. Dapatkan riwayat :

(1) Seberapa cepat gejala muncul setelah makan? (awitan segera menunjukan keracunan kimia, tanaman, atau binatang)

(2) Apa yang dimakan sebelum makan? Apakah makanan mempunyai bau/rasa tidak biasa. (banyak makanan yang menyebabkan keracunan bakteri tidak mempunyai bau atau rasa yang tidak biasa)

(3) Apakah orang lain menjadi sakit Karena memakan makanan yang sama?(4) Apakah terjadi muntah? Apa yang terlihat pada muntahan?(5) Apakah terjadi diare? (diare biasanya tidak ada pada botulisme dan pada keracunan ikan

atau kerang lain)(6) Adakah gejala neurologik? (ini terjadi pada botulisme dan keracunan kimia, tanaman,

dan binatang)(7) Apakah pasien demam? (demam terlihat pada salmonella, favism [mencerna kacang

fava], (menelan fava beans), dan beberapa ikan yang mengandung racun)(8) Bagaimanan penampilan pasien?

2. Kumpulkan makanan, isi lambung, muntah, serum, dan feses untuk pemerikasaan3. Pantau tanda vital terus menerus

a. Kaji pernapasan, tekanan darah, sensori, tekanan vena sentral (jika diindikasikan), dan aktivitas otot

b. Timbang berat badan pasien untuk perbandingan4. Dukungan system pernapasan. Kematian Karena paralisis pernapasan terjadi pada botulisme,

keracunan ikan, dan sebagainya.5. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Muntah berlebihan menyebabkan alkalosis

dan diare berlebihan menyebabkan asidosis: sejumlah besar elektrolit dan air hilang melalui muntah dan diare.a. Observasi untuk syok hipovolemia karena kehilangan cairan dan elektrolit.

Page 3: Gadar Keracunan Ular & Makanan

b. Evaluasi terhadap letargi, frekuensi nadi, demam, oliguria, anuria, hipotensi, dan delirium.c. Dapatkan elektrolit darah

6. Koreksi dan control hipoglikemia7. Control mual

a. Berikan obat antiemetik secara parenteral jika pasien tidak menoleransi cairan atau pengobatan per oral

b. Berikan teh ringan, minum karbonat atau air biasa untuk mual ringanc. Berikan cairan ringan 12-24 jam setelah mual dan muntahd. Secara berangsur untuk residu rendah, diet lunak