2
1 GAGASAN BARU 1.1 PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN BERBASIS DAS Dalam pengelolaan sumber daya air, baik itu upaya konservasi, pemanfaatan dan pengendalian dan penanggulangan daya rusak tidak bisa dipisahkan dengan batas administrasi. Batasan ruang dalam pengelolaan sumber daya air adalah daerah aliran sungai (DAS), sehingga diperlukan sinergitas dan integrasi para pemangku kepentingan dalam DAS tersebut. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air harus berkesinambungan sehingga pembangunan memiliki arah yang jelas dan dapat dilaksanakan bertahap menyesuaikan resource yang tersedia. Sehubungan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, calon penyedia jasa memberikan usulan agar sebelum dilakukan penentuan calon lokasi desain, terlebih dahulu ditetapkan DAS mana yang akan ditangani dengan kata lain dilakukan penilaian secara objektif masing-masing DAS sehingga diperoleh urutan prioritas DAS. Pada pekerjaan studi ini, lokasi terbatas pada wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2012, DAS yang termasuk dalam Daerah Istimewa Yogyakarta adalah DAS Progo, DAS Opak dan DAS Serang. Secara administratif, DAS Progo masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. DAS Opak masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul. Sedangkan DAS Serang, masuk dalam wilayah Kabupaten Kulonprogo. Aspek-aspek yang dapat digunakan untuk penilaian tersebut, yaitu: 1. Kondisi fisik DAS, meliputi: a. Tataguna lahan b. Penutupan lahan c. Ketersediaan air 2. Penanganan yang telah dilakukan, meliputi: a. Keberadaan bangunan eksisting b. Jaringan air baku yang telah tersedia c. Studi-studi yang pernah dilakukan 3. Kondisi Sosial Ekonomi, meliputi: a. Jumlah penduduk b. Kebutuhan air c. Karakteristik sosial dan budaya masyarakat 1.2 STANDARDISASI METODE PENILAIAN POTENSI LOKASI PEMANFAATAN AIR BAKU

Gagasan Baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

GAGASAN

Citation preview

Page 1: Gagasan Baru

1 GAGASAN BARU

1.1 PRIORITAS PENANGANAN PERMASALAHAN BERBASIS DASDalam pengelolaan sumber daya air, baik itu upaya konservasi, pemanfaatan dan pengendalian dan penanggulangan daya rusak tidak bisa dipisahkan dengan batas administrasi. Batasan ruang dalam pengelolaan sumber daya air adalah daerah aliran sungai (DAS), sehingga diperlukan sinergitas dan integrasi para pemangku kepentingan dalam DAS tersebut. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air harus berkesinambungan sehingga pembangunan memiliki arah yang jelas dan dapat dilaksanakan bertahap menyesuaikan resource yang tersedia.

Sehubungan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, calon penyedia jasa memberikan usulan agar sebelum dilakukan penentuan calon lokasi desain, terlebih dahulu ditetapkan DAS mana yang akan ditangani dengan kata lain dilakukan penilaian secara objektif masing-masing DAS sehingga diperoleh urutan prioritas DAS.

Pada pekerjaan studi ini, lokasi terbatas pada wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 12 Tahun 2012, DAS yang termasuk dalam Daerah Istimewa Yogyakarta adalah DAS Progo, DAS Opak dan DAS Serang. Secara administratif, DAS Progo masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. DAS Opak masuk dalam wilayah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul. Sedangkan DAS Serang, masuk dalam wilayah Kabupaten Kulonprogo.

Aspek-aspek yang dapat digunakan untuk penilaian tersebut, yaitu:

1. Kondisi fisik DAS, meliputi:a. Tataguna lahanb. Penutupan lahanc. Ketersediaan air

2. Penanganan yang telah dilakukan, meliputi:a. Keberadaan bangunan eksistingb. Jaringan air baku yang telah tersediac. Studi-studi yang pernah dilakukan

3. Kondisi Sosial Ekonomi, meliputi:a. Jumlah pendudukb. Kebutuhan airc. Karakteristik sosial dan budaya masyarakat

1.2 STANDARDISASI METODE PENILAIAN POTENSI LOKASI PEMANFAATAN AIR BAKU

Dalam penentuan lokasi desain, diperlukan aspek dan kriteria apa saja yang dipertimbangkan. Setelah itu, dibuat indikator penilaian sehingga penilaian dapat dilakukan secara objektif. Pada beberapa pekerjaan terdahulu, terdapat beberapa metode penilaian dalam penentuan lokasi desain. Menurut pandangan calon penyedia jasa, metode tersebut perlu distandarkan sehingga kedepannya, aspek, kriteria dan indikator penilaian dalam mengevaluasi calon lokasi pemanfaatan air baku dapat seragam.

1.3 PEMBUATAN/PEMBAHARUAN PETA LOKASI PEMANFAATAN AIR BAKU EKSISTING DAN RENCANA

Dalam rangka menindaklanjuti Pola PSDA WS Progo Opak Serang, data-data terkait informasi hasil pekerjaan perlu disajikan secara terintegrasi sehingga kedepannya pengelolaan SDA (khususnya upaya pendayagunaan

Page 2: Gagasan Baru

sumberdaya air) dapat melanjutkan hasil pekerjaan ini. Oleh karena itu, calon penyedia jasa mengusulkan untuk dibuatkan Peta Lokasi Pemanfaatan Air Baku Eksisting dan Rencana, atau apabila peta tersebut telah tersedia, peta tersebut perlu diperbaharui (di-update).

1.4 INTEGRASI HASIL PEKERJAAN TERHADAP POLA PSDADalam Pola PSDA WS Progo Opak Serang, terdapat skenario pengelolaan SDA. Untuk menjaga sinergitas hasil pekerjaan ini terhadap Pola PSDA tersebut, menurut pandangan calon penyedia jasa, pekerjaan ini harus menyajikan informasi mengenai seberapa besar pengaruh dari hasil detail desain apabila nantinya direalisasikan.

1.5 PENYUSUNAN PRIORITAS PEMBANGUNAN BANGUNAN PEMANFAATAN AIR BAKU YANG DIDESAIN TAHAP INI

Keluaran (output) dari pekerjaan ini adalah detail desain 10 lokasi pemanfaatan air baku yang berupa pra desain. Dalam proses detail desain, konstruksi atau pembangunan, dapat dijumpai permasalahan ketersediaan sumber dana. Oleh karena itu, menurut pandangan calon penyedia jasa, perlu disusun suatu urutan prioritas pembangunan bangunan pemanfaatan air baku. Aspek-aspek dalam menentukan prioritas tersebut misalnya berdasarkan hulu ke hilir aliran sungai, kebutuhan masyarakat, biaya konstruksi, ada atau tidaknya bangunan yang dilindungi, dan lain sebagainya.