Click here to load reader
Upload
ra-firmansyah
View
45
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
n
Citation preview
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Potensi Bencana Alam Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara yang sering mengalami bencana
alam Salah satu penyebabnya adalah letak geografis Indonesia Indonesia
merupakan salah satu negara yang mempunyai intensitas kegempaan paling aktif
di dunia yang disebabkan karena letaknya di pertemuan tiga lempeng tektonik
yang aktif Hampir75 diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi
wilayah Indonesia Tomascik dkk (1997) Wilayah ini berpenduduk padat dan
sedang berkembang pesat Resiko atau korban akibat gempa bumi tidak hanya
jiwa manusia saja tetapi juga harta benda hewan ternak sarana dan prasarana
yang ada di wilayah terjadinya bencana tersebut
Gambar 1 Peta Rawan Bencana Gempa Bumi di Indonesia
(Sumberhttpmuseumbglesdmgoidindexphplink-terkaitbencana-alam
geologihtml)
Berdasarkan KESDM (2010) di Indonesia terdapat 129 gunung api aktif
(plusmn 13 dari gunung api aktif dunia) dan 3 diantaranya dalam status siaga Semua
gunung api tersebut berada pada jalur tektonik yang memanjang mulai dari
Sumatera bagian utara menerus ke arah selatan melalui Jawa Nusa Tenggara
sampai Laut Banda (sesuai dengan penyusupan Lempeng Indo-Australia ke
bawah Lempeng Eurasia) Deretan ini dikenal sebagai jalur Mediteran Kelompok
gunung api lainnya terdapat di Sulawesi Utara dan Maluku (penyusupan Lempeng
Pasifik ke bawah Lempeng Eurasia) Deretan ini disebut jalur Lingkar Pasifik
(ldquoCircum Pacificrdquo)
2
Potensi Hewan Ternak sebagai Mata Pencaharian Sebagian Besar Masyarakat
Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di
Asia tenggara (Badan Pusat Statistik 2010) Potensi jumlah penduduk yang
banyak ini mengharuskan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan hidup yang
memadai bagi masyarakat Salah satu mata pencaharian andalan masyarakat
Indonesia adalah beternak plusmn70 masyarakat Indonesia bermatapencaharian di
bidang pertanian yang tidak bisa terlepas dari usaha peternakan khususnya sapi
(Request artikel 2010)
Berdasarkan data yang didapat dari Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan - Kementerian Pertanian Republik Indonesia populasi sapi
potong mencapai 14231 juta ekor (dengan pertumbuhan ratarata 27 per tahun)
dan produksi daging 4204 ribu ton (pertumbuhan rata-rata 792 per tahun)
Dan populasi sapi perah mencapai 613554 ribu ekor (pertumbuhan ratarata 928
pertahun) dan produksi susu mencapai 129 juta ton (pertumbuhan ratarata 155
per tahun) (Request artikel 2010)
Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ternak di Indonesia
(Sumberhttpwwwgooglecoidimglandingq=tabel+hewan+ternak+indon
esiaamp)
Usaha peternakan yang dimiliki oleh Indonesia memiliki potensi yang luar
biasa bagi masyarakat Hasil peternakan di Indonesia umumnya digunakan untuk
kebutuhan utama bagi pangan masyarakat seperti daging susu dan telur Selain
itu hasil peternakan yang lain seperti kulit dapat digunakan untuk kerajinan
Kemudian pemanfaatan kotoran hewan sebagai alternatif bahan bakar yakni
sebagai biogas Dari data statistik 2009 dengan komposisi potensi 13 juta sapi
ternak dan perah serta 28 juta kambing domba dan kerbau Indonesia memiliki
potensi biogas yang besar (Bagus2011)
3
Pengaruh Bencana Alam Terhadap Peternakan di Indonesia
Bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebabkan kerugian yang besar
di sektor peternakan (BNPB 2010) Salah satu contoh yang relevan adalah Erupsi
Gunung Merapi yang merugikan sektor peternakan di Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta sekitar Rp149 miliar Kerugian sebesar itu belum termasuk
yang dialami peternak jika dihitung dengan kandang ternak yang juga luluh lantak
akibat diterjang awan panas Merapi (Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Sleman Suwandi Azis 2010) Kerugian terbesar
dialami peternakan sapi khsususnya sapi perah khususnya di Kecamatan
Cangkringan yang sebagian besar wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat
awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi (Antara 2010) Selain itu
Berdasarkan data yang diperoleh dari Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian
Provinsi DIY jumlah ternak yang mati akibat bencana alam letusan gunung
merapi November 2010 jumlah ternak yang mati berjumlah 2079 ekor Dimana
sapi perah tercatat 1780 ekor 119 sapi potong kambing dan domba tercatat 180
ekor Data yang diperoleh tersebut belum termasuk yang berada di daerah lain di
Jawa Tengah yang juga terkena bencana seperti Magelang Boyolali dan Klaten
Terkait musibah Merapi amuk wedhus gembel begitu dahsyat yang dirasakan
tidak hanya di desa-desa persis di kaki Merapi tetapi debunya pun juga sampai di
wilayah Puncak Bogor dan Sukabumi Jawa Barat Dampak Merapi juga dirasakan
ternak yang dipelihara masyarakat di lereng Merapi seperti di Kecamatan
Cangkringan dan Pakem Tercatat jumlah ayam petelur yang terdampak musibah
merapi mencapai 1432500 ekor dan broiler sejumlah 178 ribu ekor sehingga
totalnya lebih dari 16 juta ekor Populasinya tersebar pada KRB (Kawasan
Rawan Bencana) III hingga KRB I yang beradius 15-20 km dari puncak Merapi
Dampak yang dialami bermacam-macam dari ayam hangus terbakar kandangnya
musnah tidak bisa memberi pakan pekerjanya mengungsi harus membeli genset
karena listrik padam hingga penurunan produksi dari 30 sampai di atas 50
persen (Poultry Indonesia 2010)
Tujuan Penulisan
1 Untuk menghasilkan sebuah system aplikatif penyelamatan dan
penanganan ternak sejak pra bencana saat bencana pasca bencana
2 Untuk mengetahui dampak system penyelamatan dan penanganan ternak
terhadap resiko kematian ternak korban bencana alam
Manfaat Penulisan
1 Sebagai solusi atas permasalahan tingginya angka kematian manusia dan
ternak yang menjadi korban bencana alam
2 Sebagai referensi system penyelamatan dan penanganan ternak sejak pra
bencana saat bencana pasca bencana
4
3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra
bencana saat bencana dan pasca bencana
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Bencana alam yang terjadi di Indonesia
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan
dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan
peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan
mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya
korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai
penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan
Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk
berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah
kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung
api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya
berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut
menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam
bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)
para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi
Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara
Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih
aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75
diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia
Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana
5
(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan
gunungapi )
Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena
berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek
kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan
bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri
Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia
saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah
terjadinya bencana alam
Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam
Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang
mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini
disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi
bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada
saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk
diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana
juga semakin bertambah
Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas
pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari
segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di
wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di
Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia
yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan
metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi
sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana
melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya
oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian
Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian
Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat
terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi
ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat
(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah
penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan
ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi
laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan
bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak
6
produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada
umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda
Tinhumas 2010)
Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi
ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di
seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan
Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian
ternak tetap saja tinggi
Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga
akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah
rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara
nyata
SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan
rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam
Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari
bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia
korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu
menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam
penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik
Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan
kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena
ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan
darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan
inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi
korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program
ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana
alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program
ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya
dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan
pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas
Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang
tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah
korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat
mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca
bencana
7
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)
Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca
bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-
pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain
1 Dokter Hewan
Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS
(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan
adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat
kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan
juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan
terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)
dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan
psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi
2 BMKG
Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal
Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus
senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap
perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi
dapat berjalan sinergis dan tepat guna
3 BNPB dan BPBD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada
saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan
penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada
pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description
saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk
korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga
(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban
bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni
pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)
4 Peternak
Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS
khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan
dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari
relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah
memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki
pengalaman beternak
5 Masyarakat wilayah bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
2
Potensi Hewan Ternak sebagai Mata Pencaharian Sebagian Besar Masyarakat
Indonesia
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di
Asia tenggara (Badan Pusat Statistik 2010) Potensi jumlah penduduk yang
banyak ini mengharuskan pemerintah untuk mencukupi kebutuhan hidup yang
memadai bagi masyarakat Salah satu mata pencaharian andalan masyarakat
Indonesia adalah beternak plusmn70 masyarakat Indonesia bermatapencaharian di
bidang pertanian yang tidak bisa terlepas dari usaha peternakan khususnya sapi
(Request artikel 2010)
Berdasarkan data yang didapat dari Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan - Kementerian Pertanian Republik Indonesia populasi sapi
potong mencapai 14231 juta ekor (dengan pertumbuhan ratarata 27 per tahun)
dan produksi daging 4204 ribu ton (pertumbuhan rata-rata 792 per tahun)
Dan populasi sapi perah mencapai 613554 ribu ekor (pertumbuhan ratarata 928
pertahun) dan produksi susu mencapai 129 juta ton (pertumbuhan ratarata 155
per tahun) (Request artikel 2010)
Gambar 1 Grafik Pertumbuhan Ternak di Indonesia
(Sumberhttpwwwgooglecoidimglandingq=tabel+hewan+ternak+indon
esiaamp)
Usaha peternakan yang dimiliki oleh Indonesia memiliki potensi yang luar
biasa bagi masyarakat Hasil peternakan di Indonesia umumnya digunakan untuk
kebutuhan utama bagi pangan masyarakat seperti daging susu dan telur Selain
itu hasil peternakan yang lain seperti kulit dapat digunakan untuk kerajinan
Kemudian pemanfaatan kotoran hewan sebagai alternatif bahan bakar yakni
sebagai biogas Dari data statistik 2009 dengan komposisi potensi 13 juta sapi
ternak dan perah serta 28 juta kambing domba dan kerbau Indonesia memiliki
potensi biogas yang besar (Bagus2011)
3
Pengaruh Bencana Alam Terhadap Peternakan di Indonesia
Bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebabkan kerugian yang besar
di sektor peternakan (BNPB 2010) Salah satu contoh yang relevan adalah Erupsi
Gunung Merapi yang merugikan sektor peternakan di Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta sekitar Rp149 miliar Kerugian sebesar itu belum termasuk
yang dialami peternak jika dihitung dengan kandang ternak yang juga luluh lantak
akibat diterjang awan panas Merapi (Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Sleman Suwandi Azis 2010) Kerugian terbesar
dialami peternakan sapi khsususnya sapi perah khususnya di Kecamatan
Cangkringan yang sebagian besar wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat
awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi (Antara 2010) Selain itu
Berdasarkan data yang diperoleh dari Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian
Provinsi DIY jumlah ternak yang mati akibat bencana alam letusan gunung
merapi November 2010 jumlah ternak yang mati berjumlah 2079 ekor Dimana
sapi perah tercatat 1780 ekor 119 sapi potong kambing dan domba tercatat 180
ekor Data yang diperoleh tersebut belum termasuk yang berada di daerah lain di
Jawa Tengah yang juga terkena bencana seperti Magelang Boyolali dan Klaten
Terkait musibah Merapi amuk wedhus gembel begitu dahsyat yang dirasakan
tidak hanya di desa-desa persis di kaki Merapi tetapi debunya pun juga sampai di
wilayah Puncak Bogor dan Sukabumi Jawa Barat Dampak Merapi juga dirasakan
ternak yang dipelihara masyarakat di lereng Merapi seperti di Kecamatan
Cangkringan dan Pakem Tercatat jumlah ayam petelur yang terdampak musibah
merapi mencapai 1432500 ekor dan broiler sejumlah 178 ribu ekor sehingga
totalnya lebih dari 16 juta ekor Populasinya tersebar pada KRB (Kawasan
Rawan Bencana) III hingga KRB I yang beradius 15-20 km dari puncak Merapi
Dampak yang dialami bermacam-macam dari ayam hangus terbakar kandangnya
musnah tidak bisa memberi pakan pekerjanya mengungsi harus membeli genset
karena listrik padam hingga penurunan produksi dari 30 sampai di atas 50
persen (Poultry Indonesia 2010)
Tujuan Penulisan
1 Untuk menghasilkan sebuah system aplikatif penyelamatan dan
penanganan ternak sejak pra bencana saat bencana pasca bencana
2 Untuk mengetahui dampak system penyelamatan dan penanganan ternak
terhadap resiko kematian ternak korban bencana alam
Manfaat Penulisan
1 Sebagai solusi atas permasalahan tingginya angka kematian manusia dan
ternak yang menjadi korban bencana alam
2 Sebagai referensi system penyelamatan dan penanganan ternak sejak pra
bencana saat bencana pasca bencana
4
3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra
bencana saat bencana dan pasca bencana
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Bencana alam yang terjadi di Indonesia
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan
dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan
peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan
mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya
korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai
penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan
Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk
berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah
kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung
api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya
berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut
menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam
bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)
para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi
Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara
Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih
aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75
diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia
Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana
5
(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan
gunungapi )
Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena
berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek
kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan
bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri
Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia
saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah
terjadinya bencana alam
Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam
Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang
mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini
disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi
bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada
saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk
diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana
juga semakin bertambah
Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas
pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari
segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di
wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di
Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia
yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan
metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi
sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana
melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya
oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian
Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian
Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat
terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi
ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat
(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah
penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan
ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi
laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan
bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak
6
produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada
umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda
Tinhumas 2010)
Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi
ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di
seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan
Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian
ternak tetap saja tinggi
Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga
akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah
rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara
nyata
SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan
rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam
Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari
bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia
korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu
menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam
penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik
Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan
kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena
ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan
darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan
inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi
korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program
ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana
alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program
ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya
dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan
pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas
Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang
tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah
korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat
mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca
bencana
7
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)
Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca
bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-
pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain
1 Dokter Hewan
Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS
(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan
adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat
kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan
juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan
terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)
dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan
psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi
2 BMKG
Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal
Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus
senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap
perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi
dapat berjalan sinergis dan tepat guna
3 BNPB dan BPBD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada
saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan
penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada
pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description
saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk
korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga
(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban
bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni
pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)
4 Peternak
Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS
khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan
dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari
relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah
memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki
pengalaman beternak
5 Masyarakat wilayah bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
3
Pengaruh Bencana Alam Terhadap Peternakan di Indonesia
Bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebabkan kerugian yang besar
di sektor peternakan (BNPB 2010) Salah satu contoh yang relevan adalah Erupsi
Gunung Merapi yang merugikan sektor peternakan di Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta sekitar Rp149 miliar Kerugian sebesar itu belum termasuk
yang dialami peternak jika dihitung dengan kandang ternak yang juga luluh lantak
akibat diterjang awan panas Merapi (Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Sleman Suwandi Azis 2010) Kerugian terbesar
dialami peternakan sapi khsususnya sapi perah khususnya di Kecamatan
Cangkringan yang sebagian besar wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat
awan panas maupun lahar panas Gunung Merapi (Antara 2010) Selain itu
Berdasarkan data yang diperoleh dari Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian
Provinsi DIY jumlah ternak yang mati akibat bencana alam letusan gunung
merapi November 2010 jumlah ternak yang mati berjumlah 2079 ekor Dimana
sapi perah tercatat 1780 ekor 119 sapi potong kambing dan domba tercatat 180
ekor Data yang diperoleh tersebut belum termasuk yang berada di daerah lain di
Jawa Tengah yang juga terkena bencana seperti Magelang Boyolali dan Klaten
Terkait musibah Merapi amuk wedhus gembel begitu dahsyat yang dirasakan
tidak hanya di desa-desa persis di kaki Merapi tetapi debunya pun juga sampai di
wilayah Puncak Bogor dan Sukabumi Jawa Barat Dampak Merapi juga dirasakan
ternak yang dipelihara masyarakat di lereng Merapi seperti di Kecamatan
Cangkringan dan Pakem Tercatat jumlah ayam petelur yang terdampak musibah
merapi mencapai 1432500 ekor dan broiler sejumlah 178 ribu ekor sehingga
totalnya lebih dari 16 juta ekor Populasinya tersebar pada KRB (Kawasan
Rawan Bencana) III hingga KRB I yang beradius 15-20 km dari puncak Merapi
Dampak yang dialami bermacam-macam dari ayam hangus terbakar kandangnya
musnah tidak bisa memberi pakan pekerjanya mengungsi harus membeli genset
karena listrik padam hingga penurunan produksi dari 30 sampai di atas 50
persen (Poultry Indonesia 2010)
Tujuan Penulisan
1 Untuk menghasilkan sebuah system aplikatif penyelamatan dan
penanganan ternak sejak pra bencana saat bencana pasca bencana
2 Untuk mengetahui dampak system penyelamatan dan penanganan ternak
terhadap resiko kematian ternak korban bencana alam
Manfaat Penulisan
1 Sebagai solusi atas permasalahan tingginya angka kematian manusia dan
ternak yang menjadi korban bencana alam
2 Sebagai referensi system penyelamatan dan penanganan ternak sejak pra
bencana saat bencana pasca bencana
4
3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra
bencana saat bencana dan pasca bencana
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Bencana alam yang terjadi di Indonesia
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan
dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan
peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan
mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya
korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai
penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan
Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk
berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah
kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung
api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya
berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut
menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam
bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)
para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi
Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara
Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih
aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75
diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia
Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana
5
(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan
gunungapi )
Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena
berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek
kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan
bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri
Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia
saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah
terjadinya bencana alam
Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam
Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang
mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini
disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi
bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada
saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk
diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana
juga semakin bertambah
Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas
pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari
segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di
wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di
Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia
yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan
metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi
sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana
melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya
oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian
Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian
Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat
terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi
ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat
(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah
penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan
ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi
laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan
bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak
6
produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada
umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda
Tinhumas 2010)
Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi
ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di
seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan
Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian
ternak tetap saja tinggi
Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga
akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah
rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara
nyata
SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan
rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam
Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari
bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia
korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu
menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam
penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik
Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan
kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena
ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan
darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan
inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi
korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program
ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana
alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program
ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya
dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan
pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas
Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang
tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah
korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat
mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca
bencana
7
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)
Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca
bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-
pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain
1 Dokter Hewan
Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS
(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan
adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat
kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan
juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan
terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)
dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan
psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi
2 BMKG
Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal
Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus
senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap
perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi
dapat berjalan sinergis dan tepat guna
3 BNPB dan BPBD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada
saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan
penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada
pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description
saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk
korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga
(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban
bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni
pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)
4 Peternak
Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS
khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan
dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari
relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah
memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki
pengalaman beternak
5 Masyarakat wilayah bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
4
3 Sebagai inovasi terbaru system penyelamatan dan penanganan ternak pra
bencana saat bencana dan pasca bencana
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Bencana alam yang terjadi di Indonesia
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh
faktor alam danatau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan
dampak psikologis (UU RI 242007) Sedangkan bencana alam merupakan
peristiwa kejadian fenomena alamiah yang disebabkan oleh proses geologi dan
mengakibatkan terjadinya kerusakan alam kerugian harta benda serta jatuhnya
korban jiwa Bencana Alam Geologi ini dapat disebabkan oleh berbagai
penyebab yaitu Gempa Bumi (Earthquake) Tsunami (Tsunamis) Letusan
Gunung api (Vulcanic Eruptions) dan Gerakan Tanah (Mass Movement)
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
tahun 2008 110 dari 456 kabupaten atau kota di Indonesia termasuk
berkerawanan tinggi gunung api Luar biasa hampir 25 persen daerah
kabupatenkota di negara ini dalam situasi dan kondisi terancam aktifitas gunung
api Hal ini disebabkan karena dari tujuh lempeng tektonik tiga diantaranya
berada di Indonesia Pertemuan antara ketiga lempeng tektonik tersebut
menimbulkan zona retakan yang menjadi tempat keluarnya magma dari dalam
bumi dan membentuk gunung berapi Menurut Katili dan Siswowidjojo (1994)
para pakar kebumian sedikitnya telah mencatat kurang lebih 400 gunung berapi
Kuater yang tersebar di Sumatra Jawa Bali Nusatenggara Sulawesi Utara
Halmahera dan Laut Banda Dari 400 gunung api tersebut 129 diantaranya masih
aktif Menurut Tomascik dkk (1997) dari 800 gunung api aktif di dunia 75
diantaranya atau pada The Ring of Fire yang melintasi wilayah Indonesia
Gambar 2 Peta Daerah Rawan Bencana
5
(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan
gunungapi )
Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena
berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek
kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan
bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri
Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia
saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah
terjadinya bencana alam
Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam
Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang
mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini
disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi
bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada
saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk
diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana
juga semakin bertambah
Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas
pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari
segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di
wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di
Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia
yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan
metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi
sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana
melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya
oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian
Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian
Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat
terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi
ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat
(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah
penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan
ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi
laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan
bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak
6
produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada
umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda
Tinhumas 2010)
Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi
ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di
seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan
Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian
ternak tetap saja tinggi
Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga
akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah
rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara
nyata
SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan
rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam
Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari
bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia
korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu
menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam
penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik
Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan
kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena
ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan
darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan
inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi
korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program
ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana
alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program
ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya
dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan
pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas
Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang
tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah
korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat
mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca
bencana
7
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)
Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca
bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-
pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain
1 Dokter Hewan
Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS
(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan
adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat
kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan
juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan
terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)
dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan
psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi
2 BMKG
Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal
Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus
senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap
perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi
dapat berjalan sinergis dan tepat guna
3 BNPB dan BPBD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada
saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan
penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada
pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description
saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk
korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga
(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban
bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni
pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)
4 Peternak
Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS
khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan
dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari
relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah
memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki
pengalaman beternak
5 Masyarakat wilayah bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
5
(Sumberhttppibatdmrcorgcontentpedoman-penanggulangan-letusan
gunungapi )
Selain itu bencana alam yang terjadi di Indonesia juga disebabkan karena
berbagai aktivitas yang dilakukan manusia dengan tidak mengindahkan aspek
kelestarian lingkungan dapat mengakibatkan terjadinya banyak daerah rawan
bencana seperti banjir kekeringan tanah longsor dan kebakaran hutan (Jerri
Indrawan 2011) Akibat dari bencana alam tersebut tidak hanya jiwa manusia
saja tetapi juga harta benda hewan ternak serta sarana dan prasarana di wilayah
terjadinya bencana alam
Penyelamatan Ternak Ruminansia saat Terjadi Bencana Alam
Upaya penyelamatan ternak saat terjadi bencana alam selama ini kurang
mendapat perhatian khusus dari pemerintah (Bambang Unjianto 2010) Hal ini
disebakan karena belum adanya prosedur baku yang diberlakukan secara resmi
bagi pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan bencana Sehingga pada
saat terjadi bencana alam seringkali ternak kurang mendapatkan perhatian untuk
diselamatkan Akibatnya kerugian yang dialami oleh penduduk di daerah bencana
juga semakin bertambah
Jalan keluar yang selama ini ditawarkan oleh pemerintah hanya sebatas
pemberian uang ganti rugi yang jumlahnya tidak seberapa Selain kerugian dari
segi ekonomi bencana alam juga mengakibatkan berkurangnya jumlah ternak di
wilayah tersebut Jika hal ini terus terjadi maka semakin lama jumlah ternak di
Indonesia akan semakin sedikit mengingat potensi bencana alam di Indonesia
yang sangat besar sekali Oleh karena itu penting sekali dibuat suatu prosedur dan
metode penyelamatan ternak yang terorganisir pada saat bencana alam terjadi
sehingga resiko terjadinya kepunahan ternak di Indonesia bisa di hindari
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sebuah sistem penyelamatan dan penanganan ternak korban bencana
melalui koordinasi pihak-pihak terkait memang pernah diwacakan sebelumnya
oleh Pemerintah namun sampai saat ini hal ini belum juga terlaksana Perhatian
Pemerintah terhadap penanganan ternak dirasa sangat kurang selama ini perhatian
Pemerintah hanya difokuskan terhadap penyelamatan manusia Di wilayah saat
terjadi bencana pemerintah daerah masih belum memikirkan tentang ganti rugi
ternak sapi warga Pemda masih konsentrasi terhadap tanggap darurat
(Tom2010) Sekalipun ada perhatian terhadap ternak orientasi pemerintah adalah
penggantian sapi Harga yang dipatok oleh Pemerintah dalam penggantian hewan
ternak antara lain pedet Rp 5 juta sapi dara 7 juta sapi dara bunting 9 juta sapi
laktasi yang sedang diperah 10 juta Sementara harga sapi potong berdasarkan
bobot badan Rp 22000kg untuk jantan dan Rp 20000kg untuk betina tidak
6
produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada
umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda
Tinhumas 2010)
Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi
ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di
seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan
Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian
ternak tetap saja tinggi
Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga
akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah
rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara
nyata
SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan
rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam
Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari
bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia
korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu
menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam
penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik
Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan
kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena
ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan
darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan
inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi
korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program
ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana
alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program
ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya
dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan
pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas
Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang
tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah
korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat
mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca
bencana
7
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)
Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca
bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-
pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain
1 Dokter Hewan
Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS
(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan
adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat
kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan
juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan
terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)
dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan
psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi
2 BMKG
Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal
Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus
senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap
perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi
dapat berjalan sinergis dan tepat guna
3 BNPB dan BPBD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada
saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan
penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada
pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description
saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk
korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga
(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban
bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni
pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)
4 Peternak
Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS
khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan
dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari
relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah
memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki
pengalaman beternak
5 Masyarakat wilayah bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
6
produktif Namun hal ini sangat merugikan pihak peternak karena peternak pada
umumnya menjual ternak mereka diatas harga ganti Pemerintah (Pusda
Tinhumas 2010)
Selain itu sistem penyelamatan dan penanganan berupa evakuasi
ternak saat bencana telah banyak dilakukan oleh komunitas pecinta satwa di
seluruh Indonesia Fakultas Kedokteran Hewan di daerah sekitar bencana Satuan
Tugas Tanggap Bencana daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) dll Namun karena kurangnya koordinasi dan persiapan angka kematian
ternak tetap saja tinggi
Kemudian Asosiasi Epidemologi Veteriner Indonesia (AEVI) juga
akan membentuk prosedur tetap (protap) pada penanggulangan ternak di daerah
rawan bencana Namun hal ini masih berupa wacana dan belum terealisasi secara
nyata
SARS (System of Animal ReScue) sebagai inovasi sistem evakuasi dan
rehabilitasi ternak ruminansia korban bencana alam
Agar ternak milik penduduk di wilayah bencana tidak terkena dampak dari
bencana alam maka inovasi sistem evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia
korban bencana alam SARS (Sistem of Animal ReScue) harus mampu
menanamkan bahwa pelaksanaan program ini memiliki peranan penting dalam
penyelamatan ternak yang berada di sekitar bencana Dalam kode etik
Kedokteran Hewan seorang dokter hewan harus mampu mengutamakan
kesehatan dan keselamatan dari seorang hewan dalam kondisi apapun karena
ruang lingkup profesi dokter hewan adalah kesehatan seluruh satwa baik hewan
darat maupun hewan akuatik SARS (System of Animal Rescue) merupakan
inovasi aplikatif system evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia yang menjadi
korban bencana alam yang dimulai sejak pra saat dan pasca bencana Program
ini bertujuan untuk menanggulangi banyaknya ternak yang mati akibat bencana
alam melalui pembentukan tim khusus dalam evakuasi ternak Selain itu program
ini juga memaksimalkan dan mengkoordinasikan pihak-pihak yang sekiranya
dapat membantu dalam pencegahan ternak yang mati karena menjadi korban dan
pengevakuasian ternak seperti BMKG BNPB Dinas Pertanian setempat Fakultas
Kedokteran Hewan di sekitar bencana maupun komunitas pecinta satwa yang
tersebar diseluruh Indonesia Program ini diharapkan dapat mengurangi jumlah
korban manusia dan ternak yang mati akibat bencana alam Selain itu dapat
mengurangi beban kerugian materi maupun psikis yang dialamai warga pasca
bencana
7
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)
Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca
bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-
pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain
1 Dokter Hewan
Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS
(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan
adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat
kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan
juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan
terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)
dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan
psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi
2 BMKG
Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal
Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus
senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap
perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi
dapat berjalan sinergis dan tepat guna
3 BNPB dan BPBD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada
saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan
penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada
pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description
saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk
korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga
(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban
bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni
pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)
4 Peternak
Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS
khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan
dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari
relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah
memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki
pengalaman beternak
5 Masyarakat wilayah bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
7
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan SARS (System of Animal Rescue)
Agar sistem penyelamatan dan penanganan ternak pra hingga pasca
bencana SARS (System of Animal Rescue) dapat terealisasikan maka pihak-
pihak yang dapat membantu mengimplementasikan antara lain
1 Dokter Hewan
Peran dari seorang dokter hewan dalam mengimplementasikan SARS
(System of Animal Rescue) sangatlah penting Peran dari seorang dokter hewan
adalah mengontrol kesehatan ternak Terjadinya bencana dapat membuat
kesehatan fisik dan psikis ternak terganggu Dalam hal ini seorang dokter hewan
juga harus mampu menangani ternak yang sakit dengan memberikan obat dan
terapi bagi ternak yang mengalami trauma psikis Selain itu dokter hewan juga
bertanggung jawab untuk merancang kebutuhan nutrisi para ternak (feed intake)
dan konsumsi vitamin atau obat (medicine intake) sehingga kesehatan fisik dan
psikis ternak terjaga dengan baik selama periode evakuasi dan rehabilitasi
2 BMKG
Peran penting dari BMKG dalam implementasi SARS (System of Animal
Rescue) adalah berupa update and share informasi Yakni BMKG harus
senantiasa memantau kondisi bencana dan terus melaporkan setiap
perkembangannya kepada tim Livestock Rescue agar evakuasi dan rehabilitasi
dapat berjalan sinergis dan tepat guna
3 BNPB dan BPBD
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah
sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu
Presiden Republik Indonesia dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu serta
melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum pada
saat dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan kesiapsiagaan
penanganan darurat dan pemulihan Kontribusi BNPB sangat dibutuhkan pada
pengimplementasian SARS khususnya sebagai mitra pembagian job description
saat penanganan bencana Yakni mengkoordinasikan penanganan bencana secara
terencana terpadu dan menyeluruh (Pasal 13 UU RI No 24 Tahun2007) untuk
korban manusia dan memberikan komando untuk memerintahkan sektorlembaga
(pasal 50h UU RI No 24 Tahun 2007) untuk penanganan ternak para korban
bencana kepada tim Livestock Rescue Yang dilakukan sejak pra bencana yakni
pada status wilayah Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya
disingkat BPBD adalah badan pemerintah daerah yang melakukan
penyelenggaraan penanggulangan bencana di daerah (PP RI No 21 Tahun 2008)
4 Peternak
Peran peternak adalah ikut berpartisipasi dalam implementasi SARS
khususnya sebagai tim pelaksana perawatan nutrisi ternak dibawah bimbingan
dan pengawasan dokter hewan yang bertugas PSDM peternak bisa terdiri dari
relawan warga yang terbebas bencana namun diutamakan relawan yang telah
memiliki bekal studi program peternakan maupun pihak-pihak yang memiliki
pengalaman beternak
5 Masyarakat wilayah bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
8
Peran masyarakat korban bencana sebagai pemilik ternak adalah
memberikan persetujuan dukungan dan kepercayaan terhadap tim Livesock
Rescue untuk mengimplementasikan penanganan ternak saat pra hingga
pascabencana melalui metode SARS Sehingga aset perekonomian mereka dapat
terjaga dan terawat dengan baik oleh pihak Livestock Rescue di bawah
pengawasan dari dokter hewan yang bertugas dan tanggung jawab dari BNPB
sesuai dengan fungsinya untuk mengevaluasi dalam penyelenggaraan
penanggulangan bencana daerah (pasal 22 ayat 1c UU RI No 24 Tahun 2007)
selain itu masyarakat yang berada diwilayah aktif bencana nantinya akan
membantu dalam proses evakuasi dan perawatan ternak selama bencana alam
terjadi
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Memgimplementasikan Gagasan Sehingga Tujuan atau Perbaikan yang
Diharapkan Dapat Tercapai
Secara garis besar metode SARS (System of Animal Rescue) sistem
evakuasi dan rehabilitasi ternak ruminansia pra hingga pasca bencana meliputi
1 Pembentukan tim khusus Livestock Rescue (LR) Tim khusus Livestock
Rescue bertugas melakukan berbagai upaya penyelamatan dan penanganan
ternak yang terdiri dari beberapa tahap
a Tahap pertama adalah tahap yang dilakukan pra bencana Pada tahap ini
dilakukan persiapan pra penyelamatan ternak berupa pendataan yang
meliputi data pemilik jumlah ternak identifikasi ternak (misal ear tag
tatooing) pembuatan surat perjanjian antara peternak dengan pihak
Livestock Rescue observasi lokasi penanganan ternak observasi jumlah
pakan yang dibutuhkan SDM dan jumlah dokter hewan yang dibutuhkan
dan jumlah kendaraan yang di butuhkan saat evakuasi Pada tahap
persiapan ini pihak Livestock Rescue akan bekerjasama dengan
perusahaan pakan ternak Comfeed Phokpand dll Kerjasama dengan
perusahaan pakan ternak ini adalah untuk penyediaan pakan ternak pada
saat hewan berada di penampungan Karena saat terjadi bencana
pencarian pakan di daerah sekitar bencana sangat susah oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan perusahaan pakan ternak Surat perjanjian
antara peternak dengan pihak Livestock Rescue yang telah dibuat
bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya protes pemilik ternak terkait
hewan ternak mereka (misal meliputi kualitas dan kuantitas) Pada saat
pembuatan surat perjanjian tim Livestock Rescue akan menggandeng
mantri hewan setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat Hal ini
dilakukan agar masyarakat percaya terhadap program SARS ini kemudian
mau untuk menyerahkan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan
kerjasama dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat
Kerjasama dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi
ketika BMKG mendeteksi adanya gejala bencana tim Livestock Rescue
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
9
segera melakukan tahap persiapanpra penyelamatan tersebut guna
mengurangi angka kematian ternak Selain itu pada tahap persiapan ini
juga dilakukan penggalangan dana dengan mencari donatur Sasaran
donatur adalah perseorangan perusahaan pemerintah media massa
(televisi radio koran dll) Berdasarkan penglaman bencana-bencana
sebelumnya jumlah ternak yang ada di sekitar bencana jumlahnya tidak
sedikit oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk proses
evakuasi dll
b Tahap kedua adalah tahap yang dilakukan saat bencana Tahap ini
terdiri dari 2 pelaksanaan yaitu evakuasi dan rehabilitasi Pada tahap
evakuasi dilaksanakan pembagian job description kepada tim pelaksana di
lapangan yang meliputi penyelamatan ternak penghimpunan ternak dan
transportasi pengangkutan ternak dari tempat bencana menuju tempat
penampungan ternak Sedangkan pada tahap rehabilitasi dilaksanakan
pemisahan ternak berdasarkan jenisnya (misal kambing dengan kambing
domba dengan domba sapi dengan sapi dll) pendataan ulang berdasarkan
identifikasi ternak pengecekan kesehatan oleh dokter hewan penanganan
hewan yang sakit (bagi hewan yang sakit dipisahkan ke kandang
karantina) terapi bagi hewan-hewan yang mengalami trauma psikis
program perawatan ternak selama bencana (misal pemberian
pakanfeeding medicine intake pada hewan yang sakit dan pemberian
vitamin)
Berdasarkan pengalaman bencana-bencana alam yang terjadi
sebelumnya penyediaan air bersih di daerah bencana sangat kurang
Akses untuk mendapatkan air bersih juga susah karena banyak sumber
mata air yang tertutup lahar panas atau terkena abu vulkanik Untuk
mengantisipasi hal ini tim Livestock Rescue akan memaksimalkan
penggunaan air kotor atau keruh yang ada di sekitar bencana Tim
Livestock Rescue akan melakukan penyaringan terhadap air kotor atau
keruh yang berada di sekitar bencana Teknik penyaringan yang digunakan
sederhana yaitu dengan kapas batu pasir kerikil dan tawas Air bersih
ini nantinya akan memudahkan tim untuk kebutuhan ternak seperti
minum dsb Selain itu kotoran yang berada di tempat penampungan juga
diberi mikroba khusus untuk menghilangkan bau tidak sedap agar tidak
mencemari tempat pengungsian yang berada di dekat tempat
penampungan ternak Kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak
dikumpulkan dan ditampung Kotoran ternak ini dapat dimanfaatkan untuk
biogas atau dijual kepada warga
Pada tahap rehabilitasi dilaksanakan di tempat penampungan
khusus yang disediakan khusus untuk hewan Lokasi penampungan hewan
ini berada tidak terlalu jauh dari tempat penampungan manusia Hal ini
dilakukan agar pemilik ternak dapat dengan mudah mengunjungi dan
mengontrol hewan ternaknya Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama
dengan Badan Klimatologi dan Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama
dengan BMKG meliputi penginformasian status bencana Jadi ketika
BMKG menginformasikan bahwa bencana sudah masuk tahap bdquoawas‟
maka tim Livestock Rescue segera melakukan tahap evakuasi tersebut
untuk mengurangi angka kematian ternak
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
10
c Tahap ketiga adalah tahap yang dilaksanakan pascabencana Pada tahap
ini dilakukan pengembalian ternak pemilik jika kondisi alam sudah
memungkinkan Dalam pengembalian ternak dilakukan beberapa
administrasi oleh tim Livestock Rescue (LR) yang meliputi penjadwalan
pengambilan ternak pencocokan identitas pemilik dan ternak dan
pemberian tanda bukti bagi peternak yang telah mengambil ternaknya
Pada tahap ini juga dilakukan kerjasama dengan Badan Klimatologi dan
Meteorogi (BMKG) setempat Kerjasama dengan BMKG meliputi
penginformasian status bencana Jadi ketika BMKG mendeteksi bahwa
bencana sudah dalam status bdquoaman‟ maka tim Livestock Rescue segera
melakukan proses pengembalian ternak kepada warga
2 Bekerja sama dengan berbagai pihak pemberi dana bantuan seperti
pemerintah pusat donator Pemkot di setiap daerah yang rawan bencana
perusahaan obat-obatan perusahaan pakan ternak Bank media massa dll
3 Membuat SOP penyelamatan hewan ternak yang tepat dan aplikatif
Panduan ini nantinya akan menjadi pegangan anggta LR dalam
menyelamatkan ternak di daerah bencana Buku panduan ini berisikan
tentang tata cara penyelamatan ternak di daerah bencana baik itu gempa
bumi gunung meletus banjir tsunami dll
KESIMPULAN
Inti gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Perancangan SARS (System Of Animals Rescue) ini adalah sebagai bentuk
kepedulian dan inovasi dari upaya penanganan hewan ternak korban bencana
alam Dengan tingginya potensi bencana alam di indonesia dan tingginya
potensi pemelihara hewan ternak sebagai aset perekonomian maka diperlukan
sebuah inovasi sistem penanganan bencana untuk hewan ternak dengan
keterlibatan dan kontribusi dari beberapa pihak yang berkompeten sesuai
dengan konsep Sars (System Of Animals Rescue)
2 Dalam konsep rancangan SARS (System Of Animals Rescue) penanganan
hewan ternak akan berjalan berdampingan secara optimal dengan penanganan
masyarakat korban bencana alam yang terbagi menjadi 3 tahap yakni
penanganan prabencana saat bencana hingga pascabencana
3 Diharapkan dengan dirancangnya SARS (System of Animals Rescue) ini
pemerintah khususnya BNPB dapat menjadikannya sebuah konsep aplikatif
penanganan bencana alam tepat guna yang dapat meyukseskan penanganan
bencana yang meliputi penanganan hewan ternak yang berdampak positif
pada masyarakat korban bencana alam Antara lain meningkatkan kelancaran
evakuasi masyarakat penanganan hewan ternak serta dapat meminimalisir
tekanan psikis dan kerugian ekonomi sebagai dampak dari bencana alam
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
11
Teknik Implementasi Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Diperlukan kerja sama diantara komponen pihak pendukung terselenggaranya
SARS (System of Animals Rescue) untuk mengimplementasikan gagasan
SARS (System of Animals Rescue) maka Sebelum metode SARS (System of
Animals Rescue) ini bisa terealisasikan maka Tim Livestock Rescue yang
dalam hal ini adalah profesi dokter hewan berkoordinasi dengan BNPB untuk
mematangkan konsep SARS (System of Animals Rescue) Agar dihasilkan
konsep SARS (System of Animals Rescue) yang matang dengan target tingkat
keberhasilan tinggi maka dibutuhkan sejumlah dana untuk anggaran
penanggulangan bencana dalam hal ini adalah SARS (System of Animals
Rescue) yang diajukan kepada pemerintah dan donatur
2 Setelah pematangan konsep SARS (System of Animals Rescue) selesai maka
diperlukan kontribusi BNPB untuk membentuk badan kepengurusan tetap
Tim Livestock Rescue untuk memegang dan menjalankan amanah sesuai
dengan konsep yang telah dicanangkan
3 Peran pemerintah adalah membantu dalam pembuatan peraturan perundangan
dan mensosialisasikan kepada masyarakat umum serta membantu dalam
merealisasikan SARS (System of Animals Rescue) ini dengan memberikan
kewenangan bagi Tim Livestock Rescue untuk mengelola donasi antisipasi
bencana
Prediksi keberhasilan Gagasan SARS (System of Animals Rescue)
1 Dengan direalisasikannya konsep SARS (System of Animals Rescue) ini saat
penanganan bencana alam maka akan didapatkan kemanfaatan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana alam dan mengalami trauma dan
tekanan psikis dikarenakan bencana alam dan pilihan menyelamatkan diri atau
mempertahankan hewan ternak sebagai aset ekonominya
2 Dengan terealisasikannya metode SARS (System of Animals Rescue) sebagai
metode penanganan hewan ternak diharapkan dapat memberikan dampak
positif bagi kelancaran evakuasi warga korban bencana alam sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kinerja BNPB
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2010 Erupsi Merapi Rugikan sector Peternakan
httparsipberitacomshowerupsi-merapi-rugikan-sektor-peternakan-
rp149-miliar-109361html Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret
2011
Anonim 2010 Pengaruh bencana Terhadap Perekonomian Indonesia
httprequestartikelcomdbpengaruh+bencana+alam+terhadap+pertanian
+indonesia diakses pada hari Jum‟at tanggal 25 februari 2011
Anonim 2010 Prospek Ternak Sapi Potong httprequestartikelcomprospek-
ternak-sapi-potong-dan-kerja-dl-indonesia-201012285html Diakses pada
hari Jum‟at tanggal 25 Februari 2011
BNPB 2010 Bhttpwwwbnpbgoidwebsiteaspberita_listaspc=3 Diakses
pada hari Minggu tanggal 27 Februari 2011
Fitriansyah Bagus 2011 Peternakan httpbhe-
fblogspotcom201102peternakanhtml Diakses pada hari Minggu
tanggal 6 Maret 2011
Hidayat Atep A 2010 110 KabupatenKota Rawan Bencana
httpregionalkompasianacom20101224110-kabupatenkota-rawan-gunung-
apihtm Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
KESDM 2010 Bencana Alam httpmuseumbglesdmgoidindexphplink-
terkaitbencana-alam-geologihtml Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Maarif Syamsul 2010Bencana dan Penanggulangannya Tinjauan dari aspek
Sosiologis Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana Vol 1 No 1 hal 1-7
Nursidi Radiusdkk 2010Menyelamatkan Satwa Korban Erupsi Merapi
wwwprofaunaorgsuarasatwaidvolume-xiv-oktober-desember-2010pdf
Diakses hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
PP RI Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
PP RI Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
PP RI Nomor 23 Tahun 2008 Tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana
Pusda Tinhumas 2010 Pemerintah Bentuk Task Force Penanganan Ternak
Pasca Letusan httpwwwbakornaspbgoidwebsiteaspberita_listasp
id=174 Diakses pada tanggal 27 Februari 2011
Rita 2011 httpberitakapanlagicomekonomiinternasionalindonesia-perlu-miliki-
standar-penanganan-bencana-alam-hepwsvchtml
Saputra Dasa 2010 Warga Dusun Gondoarum dievakuasi paksa
httpwwwharianjogjacomberitasdetailberitaHarjoBerita19126warga-
dusun-gondoarum-dievakuasi-paksaviewhtml diakses pada tanggal 27
Februari 2011
Sodiq Fajar 2010 Ganti Rugi Rendah Peternak Merapi
Kecewahttpnasionalvivanewscomnewsread188323-ganti-rugi-
rendah--peternak-merapi-kecewa Diakses pada tanggal 24 Februari 2011
Sunarto Lies Rahayu Fenomena Bencana Alam di Indonesia
jurnalpdiilipigoidadminjurnal110615pdf
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
13
Tom 2010 Mikirin Sapi Warga Enggan Mengungsi
httpwwwkrjogjacomnewsdetail56481MikirinSapiWargaEnggan
Mengungsihtml diakses pada tanggal 27 Februari 2011
UnjiantoBambang 2010 Diperlukan Protap Penyelamatan Ternak di Lokasi
Bencanahttpmsuaramerdekacomindexphpreadnews2010121773210htm
Diakses pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011
UU RI Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana