46
LAPORAN HASIL PENELITIAN INTERNAL GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN AIPKI WILAYAH 1 SEBAGAI EVALUASI PROSES PENDIDIKAN Disusun Oleh : dr. Henny Erina Saurmauli Ompusunggu, M.Biomed NIDN: 0105068401 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2019

GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

LAPORAN HASIL PENELITIAN INTERNAL

GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN AIPKI

WILAYAH 1 SEBAGAI EVALUASI PROSES PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

dr. Henny Erina Saurmauli Ompusunggu, M.Biomed

NIDN: 0105068401

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN 2019

Page 2: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …
Page 3: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …
Page 4: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

ABSTRAK

Latar Belakang: Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan bagian dari

standar pendidikan dokter Indonesia yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

(KKI). Seorang mahasiswa kedokteran yang telah tamat menjadi dokter harus sudah

menguasai seluruh topik keilmuan yang tercakup pada SKDI. Proses evaluasi belajar

diharapkan dapat menilai kemampuan mahasiswa/i dalam menganalisis berbagai kasus

penyakit yang tercakup dalam SKDI. Salah satu proses evaluasi belajar adalah progress test,

merupakan suatu rangkaian uji berulang yang dapat digunakan untuk menilai

peningkatan kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa/i.

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran hasil Progress Test mahasiswa/i di 18 Institusi

Kedokteran AIPKI Wilayah 1 sebagai evaluasi proses belajar.

Metode: Sebanyak 1942 orang mahasiswa/i dari 18 Institusi Kedokteran diikutsertakan

sebagai subjek penelitian ini. Sebanyak 120 soal Progress Test disusun oleh AIPKI

wilayah1.

Hasil: Pada penelitian ini didapati nilai rerata Progress Test mahasiswa/i dari 18 institusi

kedokteran AIPKI Wilayah 1 adalah 40,10 dengan rentang nilai 12,50-79,17.

Kesimpulan: Secara keseluruhan kompetensi ilmu kedokteran pada mahasiswa/i di 18

institusi kedokteran AIPKI wilayah 1 masih rendah.

Kata kunci: Progress Test, AIPKI, Fakultas Kedokteran, mahasiswa kedokteran

Page 5: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

ABSTARCT

Background: Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) is part of the Indonesian

medical education standard wich is authorized by the Indonesian Medical Council. A

medical student who has graduated becoming a doctor must have mastered in all scientific

topics covered in SKDI. Learning evaluation process is expected to assess the ability of

students to analyze various cases of diseases covered in SKDI. One of the learning

evaluation processes is a progress test, which is a series of repeat test that can be used to

assess the improvement in competencies achieved by students.

Objective: To find the description progress test result of students in 18 Medical Institutions

AIPKI region 1 as an evaluation of learning process.

Method: 1942 students from 18 Medical Institutions were included as the subjects of this

study. 120 progress test questions were prepared by AIPKI region 1.

Result: In this study, the average progress test score of students in 18 Medical Institutions

AIPKI region 1 was 40,10 with range 12,50 to 79,17.

Conclusion: Overall medical science competence of students in 18 Medical Institutions

AIPKI region 1 is still low.

Keyword: Progress test, Faculty of Medicine, medical student.

Page 6: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari Tri Dharma

Perguruan Tinggi dalam mengembangkan fungsi kelembagaan Perguruan Tinggi. Dalam

pelaksanaan penelitian ini, penulis menerima bantuan dukungan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. dr. Bistok Saing, SpA(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

HKBP Nommensen

2. Bapak dr. Joseph Sibarani, MKed(PD), SpPD dan Ibu dr. Novreka Sipayung, MKT

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas HKBP

Nommensen

3. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Wilayah 1, terkhususnya 18

institusi yang ikut serta dalam Progress Test yaitu UNRI, UNIBA, UMSU, UHN, UISU,

UNAND, UNIB, USU, UNJA, UMP, UNIMETH, UNAYA, UNIRAB, UNSYIAH,

UNIMAL, UNSRI, UNBRAH, UNPRI.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan rendah hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

untuk penyempurnaan laporan penelitian ini. Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa

melimpahkan karuniaNya kepada kita semua dan hasil penelitian ini dapat bermanfat bagi

para pembacanya.

Medan, 22 Juli 2019

Ketua Penelitian,

dr. Henny E.S.Ompusunggu, M.Biomed

Page 7: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…................…… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………................…… ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………....................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….……..……………………...… 4

1.3 Tujuan Penelitian ………..……………..………………………………………………..…. 4

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………..……………………………...… 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)

2.1.1 Tujuan penyusunan SKDI …………………………………...………….............….. 6

2.1.2 Daftar Pokok Bahasan dalam SKDI ……………..…….........................................… 7

2.1.3 Daftar Masalah dalam SKDI ……………....….……..…………………………..…. 12

2.1.4 Daftar Penyakit dalam SKDI……………………………..................................…… 13

2.2 Evaluasi Belajar

2.2.1 Definisi dan Tujuan Evaluasi Belajar……...……………………...……………...… 15

2.2.2 Sistem Penilaian (Assessment) …………….…………..……………………….…... 16

2.3 Progress Test

2.3.1 Definisi Progress Test ...………...……………………..…………….…………....... 19

2.3.2 Tujuan Progress Test …………...…………………………………………….......... 20

2.3.3 Manfaat Progress Test …………….…………………….......................................... 20

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………..……………………. 22

3.2 Lokasi dan Waktu ……………………………………………………………………..…… 22

Page 8: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

iii

3.3 Populasi dan Sampel ………………………………………………………………..……… 22

3.4 Variabel Penelitian …………………………………………………………………..……... 22

3.5 Definisi Operasional ………………………………………………………………..……… 22

3.6 Alur Penelitian ………………………………………………………………………..……. 23

3.7 Pengolahan dan Analisis Data ………………………………………………………...……. 24

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 Fakultas

Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan ……….………....…............... 25

4.1.2 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18 institusi

kedokteran AIPKI Wilayah 1 …………..…….......................................................… 26

4.1.3 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18 institusi

kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan kategori soal ………………………..…. 26

4.1.4 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18 institusi

kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan sistem tubuh ………………….......…… 27

4.2 Pembahasan ………………………………………………………………………………… 28

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan …………………………….……………………………..……………………. 32

5.2 Saran ……………….…………………………………………………………………..…… 32

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..……… 33

Page 9: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) merupakan bagian dari standar

pendidikan profesi dokter Indonesia yang disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia

(KKI). Setiap perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi dokter,

dalam mengembangkan kurikulum harus menerapkan standar kompetensi tersebut, yang

artinya seorang yang telah tamat dokter harus sudah menguasai seluruh topik keilmuan

yang tercakup pada SKDI. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) adalah Problem Based Learning (PBL).1

Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran inovatif dalam

kurikulum pendidikan dokter yang dinilai sesuai dengan tuntunan zaman dan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang kedokteran. Berbeda dengan metode

pembelajaran konvensional yang teacher centered dan menempatkan mahasiswa pada

posisi pasif, maka metode PBL ini dengan strategi pendekatan SPICES (student

centered, problem based, integrated teaching, community oriented, early clinical

exposures dan self directed learning) menuntut keaktifan dari mahasiswa untuk belajar

mandiri berdasarkan masalah secara terintegrasi dan berorientasi pada kebutuhan

komunitas,serta sedinimungkin terpapar dengan kasus - kasus klinis.2

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen sejak berdiri tahun 2009

telah menerapkan KBK dengan mengacu pada SKDI dan menggunakan metode PBL,

menggunakan sistem blok yang mengintegrasikan beberapa mata kuliah dalam satu blok

sistem organ. Dalam satu semester terdiri dari 2-3 blok sistem organ. Dalam satu blok

kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa kuliah umum, praktikum, tutorial dan skills

Page 10: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

2

lab. Dengan metode ini maka keaktifan dan kemandirian mahasiswa untuk belajar menjadi

faktor yang sangat penting.

Pendidikan pada fakultas kedokteran bertujuan menghasilkan lulusan dokter yang

kompeten dan mampu melayani masyarakat serta memajukan bidang kedokteran.

Kompetensi diperoleh melalui pengembangan dan integrasi dari tiga domain utama:

kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebuah kurikulum yang dirancang dengan baik

harapannya dapat menjamin tercapainya kompetensi ini melalui penyediaan instruksi

efektif, sumber daya yang memadai dan student assessment yang tepat.3 Dengan demikian

evaluasi hasil belajar (student assessment) menjadi salah satu tolak ukur yang penting

untuk menjamin proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik.

Proses evaluasi hasil belajar diharapkan dapat menilai kemampuan mahasiswa/i

dalam menganalisis berbagai kasus penyakit yang tercakup dalam SKDI. Evaluasi hasil

belajar mahasiswa terdiri atas evaluasi formatif dan sumatif. Hasil evaluasi formatif tidak

mempengaruhi nilai mahasiswa, sedangkan evaluasi sumatif didasarkan pada nilai tugas,

nilai tutorial, nilai ujian praktikum, nilai ujian teori dan nilai OSCE.4 Evaluasi sumatif

masih menjadi metode evaluasi yang paling sering dipakai di berbagai institusi

pendidikan termasuk di Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, tetapi

evaluasi formatif juga diperlukan sebagai tolak ukur untuk mengarahkan mahasiswa

terhadap pengetahuan yang telah mereka peroleh serta dapat memperkuat motivasi

intrinsik mahasiswa untuk belajar dan menginspirasi mereka untuk menetapkan standar

yang lebih tinggi bagi mereka.5

Selama ini pelaksanaan ujian formatif kurang efektif karena terdapat beberapa

kendala dan kekurangan diantaranya adalah ujian formatif selama ini hanya mengukur

penguasaan materi blok tertentu misalnya dilakukan pre-test dan atau post-test sebelum

dan sesudah kuliah umum atau praktikum, akan tetapi posisi tempat duduk mahasiswa/i

Page 11: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

3

yang sangat berdekatan memberi peluang untuk mencontek, ditambah lagi ujian formatif

tidak pernah dievaluasi.

Untuk itu perlu adanya alat ukur yang dapat mengevaluasi penguasaan materi

secara keseluruhan, tidak hanya satu blok tertentu saja. Progress test adalah evaluasi yang

dapat digunakan untuk mengukur kemampuan knowledge mahasiswa secara keseluruhan.

Progress test merupakan suatu rangkaian uji berulang yang dapat digunakan untuk

menilai kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa/i. Pada ujian ini peserta akan

dihadapkan pada soal yang menguji kompetensi secara komprehensif, baik yang sudah

dipelajari maupun yang belum. Soal yang diujikan pada seluruh mahasiswa/i pada

berbagai tingkat adalah soal yang sama bobotnya pada periode ujian berikutnya.6-8

Mahasiswa/i tersebut akan diberikan soal dalam bentuk, jumlah, tingkat kesulitan dan

kompetensi yang sama. Institusi dapat mengevaluasi progres penguasaan ilmu kedokteran

dari setiap mahasiswa/i setiap angkatan di akhir semester genap dengan membandingkan

perubahan nilai-nilai progress test yang dicapai mahasiswa/i. Harapannya mahasiswa/i

benar-benar siap memasuki stase klinik (co-ass) dengan kualitas knowledge yang baik dan

dapat lulus Ujian CBT UKMPPD one shot.

Progress test dapat dijadikan alat untuk memonitor tingkat penguasaan keilmuan

dari setiap mahasiswa/i pada satu institusi dibandingkan dengan institusi lain pada bidang

keilmuan yang sama. Progress test antar institusi Kedokteran sangat baik dilakukan untuk

dapat membandingkan efektivitas kurikulum yang digunakan masing-masing institusi dan

menemukan masalah dalam proses pendidikan kedokteran, sehingga dapat meningkatkan

kualitas mahasiswa dan kualitas pendidikan yang diberikan.9

AIPKI wilayah 1 terdiri dari 18 institusi pendidikan kedokteran yang tersebar di 8

propinsi di Sumatera. Masing-masing institusi memiliki kurikulum yang berbeda-beda

namun tetap mengacu pada Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Adanya keinginan

Page 12: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

4

untuk sukses bersama dan menghasilkan lulusan dokter yang kompeten, maka akan

dilaksanakan kegiatan Progress Test pada 18 institusi kedokteran yang tergabung dalam

AIPKI Wilayah 1; UNRI, UNIBA, UMSU, UHN, UISU, UNAND, UNIB, USU, UNJA,

UMP, UNIMETH, UNAYA, UNIRAB, UNSYIAH, UNIMAL, UNSRI, UNBRAH,

UNPRI. Akan tetapi dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana, maka Progress Test

antar institusi hanya akan dilakukan pada mahasiswa/i kedokteran yang menjalani

pendidikan tahun ketiga yang tahun depan akan memasuki stase klinis, yaitu mahasiswa/i

kedokteran angkatan 2016. Peneliti tertarik untuk mengevaluasi gambaran hasil Progress

Test ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimanakah gambaran hasil Progress Test Institusi Kedokteran AIPKI Wilayah 1

sebagai evaluasi proses pendidikan ?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui gambaran nilai rerata Progress Test seluruh mahasiswa/i angkatan

2016 Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan.

b. Mengetahui gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016

dari 18 institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1.

c. Mengetahui nilai rerata Progress Test seluruh mahasiswa/i angkatan 2016 dari

18 institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan kategori soal.

d. Mengetahui nilai rerata Progress Test seluruh mahasiswa/i angkatan 2016 dari

18 institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan sistem tubuh.

Page 13: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

5

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

a. Sebagai bahan masukan kepada pihak institusi FK Universitas HKBP

Nommensen mengenai hasil evaluasi belajar mahasiswa.

b. Sebagai bahan masukan kepada pihak institusi FK Universitas HKBP

Nommensen untuk mengevaluasi efektivitas sistem kurikulum yang digunakan.

c. Menambah wawasan peneliti mengenai penelitian di bidang pendidikan

terutama mengenai evaluasi belajar mahasiswa.

Page 14: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)

2.1.1. Tujuan Penyusunan SKDI

Pendidikan kedokteran pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan dokter yang

profesional melalui proses yang terstandarisasi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan

masyarakat. SKDI merupakan standar minimal kompetensi lulusan dan bukan

merupakan standar kewenangan dokter layanan primer. SKDI pertama kali disahkan

oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai

acuan untuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). SKDI juga

menjadi acuan dalam pengembangan uji kompetensi dokter yang bersifat nasional.

SKDI memerlukan revisi berkala, mengingat perkembangan yang ada terkait

sinergisme sistem pelayanan kesehatan dengan sistem pendidikan dokter,

perkembangan yang terjadi di masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi kedokteran.1

Salah satu tantangan terbesar bagi institusi pendidikan kedokteran dalam

melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah menerjemahkan standar

kompetensi ke dalam bentuk bahan atau tema pendidikan dan pengajaran. Daftar

Pokok bahasan disusun berdasarkan masukan dari pemangku kepentingan yang

kemudian dianalisis dan divalidasi menggunakan metode focus group discussion (FGD)

dan nominal group technique (NGT) bersama dengan konsil kedokteran, institusi

pendidikan kedokteran, organisasi profesi, dan perhimpunan. 1

Page 15: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

7

2.1.2. Daftar Pokok Bahasan dalam SKDI

Daftar pokok bahasan dalam SKDI ditujukan untuk membantu institusi

pendidikan kedokteran dalam penyusunan kurikulum, dan bukan untuk membatasi

bahan atau tema pendidikan dan pengajaran. Daftar Pokok Bahasan disusun

berdasarkan masing-masing area kompetensi. Ada 7 area kompetensi yaitu1 :

a. Area Kompetensi 1: Profesionalitas yang Luhur

a.1. Agama sebagai nilai moral yang menentukan sikap dan perilaku manusia

a.2. Aspek agama dalam praktik kedokteran

a.3. Pluralisme keberagamaan sebagai nilai sosial di masyarakat dan toleransi

a.4. Konsep masyarakat (termasuk pasien) mengenai sehat dan sakit

a.5. Aspek-aspek sosial dan budaya masyarakat terkait dengan pelayanan

kedokteran (logiko sosio budaya)

a.6. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab manusia terkait bidang kesehatan

a.7. Pengertian bioetika dan etika kedokteran (misalnya pengenalan teori-teori

bioetika, filsafat kedokteran, prinsip-prinsip etika terapan, etika klinik

a.8. Kaidah Dasar Moral dalam praktik kedokteran

a.9. Pemahaman terhadap KODEKI, KODERSI, dan sistem nilai lain yang terkait

dengan pelayanan kesehatan

a.10. Teori-teori pemecahan kasus-kasus etika dalam pelayanan kedokteran

a.11. Penjelasan mengenai hubungan antara hukum dan etika (persamaan dan

perbedaan)

a.12. Prinsip-prinsip dan logika hukum dalam pelayanan kesehatan

a.13. Peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan lain di bawahnya yang

terkait dengan praktik kedokteran

a.14. Alternatif penyelesaian masalah sengketa hukum dalam pelayanan kesehatan

Page 16: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

8

a.15. Permasalahan etikomedikolegal dalam pelayanan kesehatan dan cara

pemecahannya

a.16. Hak dan kewajiban dokter

a.17. Profesionalisme dokter (sebagai bentuk kontrak sosial, pengenalan terhadap

karakter profesional, kerja sama tim, hubungan interprofesional dokter

dengantenaga kesehatan yang lain)

a.18. Penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik di Indonesia (termasuk aspek

kedisiplinan profesi)

a.19. Dokter sebagai bagian dari masyarakat umum dan masyarakat profesi (IDI dan

organisasi profesi lain yang berkaitan dengan profesi kedokteran)

a.20. Dokter sebagai bagian Sistem Kesehatan Nasional

a.21. Pancasila dan kewarganegaraan dalam konteks sistem pelayanan kesehatan

b. Area Kompetensi 2: Mawas Diri dan Pengembangan Diri

b.1. Prinsip pembelajaran orang dewasa (adult learning)

Belajar mandiri, berpikir kritis, umpan balik konstruktif dan refleksi diri

b.2. Dasar-dasar keterampilan belajar

Pengenalan gaya belajar (learning style), pencarian literatur (literature

searching), penelusuran sumber belajar secara kritis, mendengar aktif (active

listening), membaca efektif (effective reading), konsentrasi dan memori

(concentration and memory), manajemen waktu (time management), membuat

catatan kuliah (note taking), persiapan ujian (test preparation)

b.3. Problem based learning

b.4. Problem solving

b.5. Metodologi penelitian dan statistika

Page 17: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

9

Konsep dasar penulisan proposal dan hasil penelitian, konsep dasar pengukuran,

konsep dasar disain penelitian, konsep dasar uji hipotesis dan statistik inferensial,

telaah kritis, prinsip-prinsip presentasi ilmiah.

c. Area Kompetensi 3: Komunikasi Efektif

c.1. Penggunaan bahasa yang baik, benar, dan mudah dimengerti

c.2. Prinsip komunikasi dalam pelayanan kesehatan

Metode komunikasi oral dan tertulis yang efektif, metode untuk memberikan

situasi yang nyaman dan kondusif dalam berkomunikasi efektif, metode untuk

mendorong pasien agar memberikan informasi dengan sukarela, metode

melakukan anamnesis secara sistematis, metode untuk mengidentifikasi tujuan

pasien berkonsultasi, melingkupi biopsikososiokultural spiritual

c.3. Berbagai elemen komunikasi efektif

Komunikasi intrapersonal, interpersonal dan komunikasi masa, gaya dalam

berkomunikasi, bahasa tubuh, kontak mata, cara berbicara, tempo berbicara, tone

suara, kata-kata yang digunakan atau dihindari, keterampilan untuk mendengarkan

aktif, teknik fasilitasi pada situasi yang sulit, misalnya pasien marah, takut, atau

kondisi khusus, teknik negosiasi, persuasi, dan motivasi.

c.4. Komunikasi lintasbudaya dan keberagaman

Perilaku yang tidak merendahkan atau menyalahkan pasien, berssabar, dan sensitif

terhadap budaya

c.5. Kaidah penulisan dan laporan ilmiah

c.6. Komunikasi dalam public speaking

Page 18: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

10

d. Area Kompetensi 4: Pengelolaan Informasi

d.1. Teknik keterampilan dasar pengelolaan informasi

d.2. Metode riset dan aplikasi statistik untuk menilai kesahihan informasi ilmiah

d.3. Keterampilan pemanfaatan evidence-based medicine (EBM)

d.4. Teknik pengisian rekam medis untuk meningkatkan mutu pelayanan keseha

d.5. Teknik diseminasi informasi dalam bidang kesehatan baik lisan maupun tulisan

dengan menggunakan media yang sesuai

e. Area Kompetensi 5: Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran

e.1. Struktur dan fungsi

Struktur dan fungsi pada tingkat molekular, selular, jaringan, dan organ; prinsip

homeostasis; koordinasi regulasi fungsi antarorgan atau sistem: integumen,

skeletal, kardiovaskular, respirasi, gastrointestinal, reproduksi, tumbuh-kembang,

endokrin, nefrogenitalia, darah dan sistem imun, saraf pusat-perifer dan indra.

e.2. Penyebab penyakit

Lingkungan (biologis, fisik, dan kimia), genetik; psikologis dan perilaku, nutrisi,

degeneratif.

e.3. Patomekanisme penyakit

Trauma, inflamasi, infeksi, respons imun, gangguan hemodinamik (iskemik,

infark, thrombosis, syok, proses penyembuhan/ tissue repair and healing),

neoplasia, pencegahan secara aspek biomedik, kelainan genetik, nutrisi,

lingkungan, dan gaya hidup.

e.4. Etika kedokteran

e.5. Prinsip hukum kedokteran

e.6. Prinsip-prinsip pelayanan kesehatan (primer, sekunder, dan tertier)

Page 19: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

11

e.7. Prinsip-prinsippencegahan penyakit

e.8. Prinsip-prinsip pendekatan kedokteran keluarga

e.9. Mutu pelayanan kesehatan

e.10 Prinsip pendekatan sosio-budaya

f. Area Kompetensi 6: Keterampilan Klinis

f.1. Prinsip dan keterampilan anamnesis

f.2. Prinsip dan keterampilan pemeriksaan fisik

f.3. Prinsip pemeriksaan laboratorium dasar

f.4. Prinsip pemeriksaan penunjang lain

f.5. Prinsip keterampilan terapeutik (lihat daftar keterampilan klinik6.6. Prinsip

kewaspadaan standar (standard precaution)

f.7. Kedaruratan klinik

g. Area Kompetensi 7: Pengelolaan Masalah Kesehatan

g.1. Prinsip dasar praktik kedokteran dan penatalaksanaan maakut, kronik,

emergensi, dan gangguan perilaku pada beusia dan jenis kelamin (Basic Medical

Practice). Terdiri dari pendokumentasian informasi medik dan nonmedik; prinsip

dasar berbagai pemeriksaan penunjang diagnosis sederhana, USG, EKG,

radiodiagnostik, biopsi jaringan); clinical reasoning; prinsip keselamatan pasien;

dasar-dasar penatalaksanaan penyakit (farmakologis dan non farmakologi),

prognosis; pengertian dan prinsip evidence based medicine; critical appraisal

dalam diagnosis dan terapi; rehabilitasi; lima tingkat pencegahan penyakit

g.2. Kebijakan dan manajemen kesehatan

g.3. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Page 20: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

12

g.4. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termasuk sistem rujukan

g.5. Pembiayaan kesehatan

g.6. Penjaminan mutu pelayanan kesehatan

g.7. Pendidikan kesehatan

g.8. Promosi kesehatan

g.9. Konsultasi dan konseling

g.10. Faktor risiko masalah kesehatan

g.11. Epidemiologi

g.12. Faktor risiko penyakit

g.13. Surveilans

g.14. Statistik kesehatan

g.15. Prinsip pelayanan kesehatan primer

g.16. Prinsip keselamatan pasien (patient safety dan medication safety)

g.17. Prinsip interprofesionalisme dalam pendidikan kesehatan

g.18. Jaminan atau asuransi kesehatan masyarakat

2.1.3. Daftar Masalah dalam SKDI

Dalam melaksanakan praktik kedokteran, dokter bekerja berdasarkan keluhan atau

masalah pasien/ klien, kemudian dilanjutkan dengan penelusuran riwayat penyakit,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dalam melaksanakan semua kegiatan

tersebut, dokter harus memperhatikan kondisi pasien secara holistik dan komprehensif,

juga menjunjung tinggi profesionalisme serta etika profesi di atas kepentingan/

keuntungan pribadi. Selama pendidikan, mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai

masalah, keluhan/gejala tersebut, serta dilatih cara menanganinya. Setiap institusi harus

menyadari bahwa masalah dalam pelayanan kedokteran tidak hanya bersumber dari

Page 21: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

13

pasien atau masyarakat, tetapi juga dapat bersumber dari pribadi dokter. Perspektif ini

penting sebagai bahan pembelajaran dalam rangka membentuk karakter dokter Indonesia

yang baik. Daftar Masalah ini bersumber dari lampiran Daftar Masalah SKDI 2006 yang

kemudian direvisi berdasarkan data hasil kajian dan masukan pemangku kepentingan.1

Daftar Masalah ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi

pendidikan dokter dalam menyiapkan sumber daya yang berkaitan dengan kasus dan

permasalahan kesehatan sebagai sumber pembelajaran mahasiswa.

Daftar Masalah ini terdiri atas 2 bagian sebagai berikut1:

a. Bagian I

Memuat daftar masalah kesehatan individu dan masyarakat. Daftar Masalah

individu berisi daftar masalah/ gejala/ keluhan yang banyak dijumpai dan

merupakan alasan utama yang sering menyebabkan pasien/klien datang menemui

dokter di tingkat pelayanan kesehatan primer. Sedangkan Daftar Masalah

kesehatan masyarakat berisi masalah kesehatan di masyarakat dan permasalahan

pelayanan kesehatan.

b. Bagian II

Berisikan daftar masalah yang seringkali dihadapi dokter terkait dengan

profesinya, misalnya masalah etika, disiplin, hukum, dan aspek medikolegal yang

sering dihadapi oleh dokter layanan primer.

2.1.4. Daftar Penyakit dalam SKDI

Daftar Penyakit ini disusun bersumber dari lampiran Daftar Penyakit SKDI 2006,

yang kemudian direvisi berdasarkan hasil survei dan masukan dari para pemangku

kepentingan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan divalidasi dengan metode

focus group discussion (FGD) dan nominal group technique (NGT) bersama para dokter

Page 22: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

14

dan pakar yang mewakili pemangku kepentingan. Daftar Penyakit ini penting sebagai

acuan bagi institusi pendidikan dokter dalam menyelenggarakan aktivitas pendidikan

termasuk dalam menentukan wahana pendidikan.1

Daftar penyakit ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi

pendidikan dokter agar dokter yang dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai

untuk membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau tuntas, dan

melakukan rujukan secara tepat dalam rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat

kompetensi setiap penyakit merupakan kemampuan yang harus dicapai pada akhir

pendidikan dokter.

Penyakit dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat

kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Tingkat kemampuan yang

harus dicapai, yaitu1 :

a. Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan

Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan

mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut

mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat

bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari

rujukan.

b. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut

dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien

selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari

rujukan.

Page 23: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

15

c. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal,

dan merujuk

3A. Bukan gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi

pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu

menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

3B. Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi

pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau

mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu

menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

d. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara

mandiri dan tuntas

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan

penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau

Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB)

2.2. Evaluasi Belajar

2.2.1. Definisi dan Tujuan Evaluasi Belajar

Evaluasi belajar mahasiswa merupakan bagian yang penting dalam proses

pendidikan. Pengertian evaluasi belajar mahasiswa secara luas adalah suatu proses

Page 24: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

16

penyediaan informasi untuk membuat keputusan terhadap mahasiswa, kurikulum dan

program studi, serta kebijakan dalam pendidikan. Metode penilaian belajar mahasiswa

mempertimbangkan prinsip-prinsip penilaian, yaitu harus sejalan dengan tujuan

pembelajaran, komprehensif, berkesinambungan, dan dapat digunakan untuk tujuan

sumatif dan formatif. Evaluasi belajar mahasiswa harus memiliki beberapa karakteristik,

yaitu sahih, handal, mampu laksana, diterima oleh pemangku kepentingan dan

mengarahkan mahasiswa agar memiliki perilaku belajar yang baik.10

Tujuan evaluasi belajar adalah11 :

a. Standar kompetensi : Menunjukkan hal-hal esensi yang harus diketahui

mahasiswa

b. Kompetisi/ kolaborasi : Mendorong semangat belajar

c. Evalusi formatif : Identifikasi kelemahan mahasiswa yang memerlukan perbaikan

d. Evaluasi sumatif : Penentuan kelulusan

e. Jaga mutu : identifikasi kelemahan kurikulum dan proses pendidikan.

2.2.2. Sistem Penilaian (Assessment)

Para pendidik dapat menggunakan berbagai macam format tes untuk menilai

pemahaman mahasiswa tentang suatu topik misalnya multiple choice question, trues false,

fill in the blank, short answer, essay.12 Seorang dosen harus mempunyai pengetahuan

tentang learning outcome, metode assessment, proses assessment, penggunaan alat

assessment, serta memahami bagaimana mengevaluasi kekuatan dan kelemahan serta

aplikasinya dalam berbagai pembelajaran.13

Istilah assessment ini berasal dari bahasa latin yaitu assidere yang berarti “to sit

by (in judgement)”. Pada abad ke-20 kata assess sudah mulai dikembangkan oleh

ahli pendidikan dan psikologi “to judge the extend of student’s learning”. Banyak

Page 25: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

17

istilah yang berkaitan dengan assessment atau penilaian yaitu tes, measurement dan

evaluasi tetapi istilah tersebut berbeda pengertian, kita harus dapat membedakan istilah-

istilah tersebut. Menurut Nitko (1996) mengenai pengertian assessment, measurement, tes

dan evaluasi. Assessment adalah pengertian yang luas yaitu proses untuk memperoleh

infomasi yang digunakan untuk membuat keputusan tentang mahasiswa, kurikulum, dan

kebijakan pendidikan. Tes adalah suatu alat atau prosedur sistematik untuk mengamati

satu atau lebih karakteristik dari mahasiswa dengan menggunakan skala angka.

Sedangkan measurement (pengukuran) sebagai suatu prosedur menentukan angka

terhadap sesuatu yang diukur. Evaluasi adalah proses membuat keputusan tentang hasil

performan dari mahasiswa.14

Terdapat dua tujuan dasar assessment 14,15 :

a. Formatif assessment yaitu membantu dosen memantau pembelajaran mahasiswa

saat masih dalam proses. Membantu dosen mengenali kekuatan dan kelemahan

mahasiswa, karakteristik pembelajaran dan karakter mahasiswa, mendiagnosis

kebutuhan belajar mahasiswa, membantu dosen untuk mendisain pembelajaran

dan instruksional disain.

b. Summatif assessment yaitu mengevaluasi pembelajaran mahasiswa setelah proses

pembelajaran selesai. Untuk mengkomunikasikan hasil pembelajaran mahasiswa

kepada orang tua atau pihak lainnya, menentukan tingkat perkembangan

pembelajaran mahasiswa, untuk mereview keberhasilan proses pembelajaran.

Program pendidikan dokter pada umumnya terdiri dari dua fase yaitu fase

pendidikan Sarjana Kedokteran dan fase pendidikan Profesi Dokter.

Page 26: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

18

Sistem penilaian pada fase pendidikan Sarjana Kedokteran berupa:

a. Penilaian yang bersifat sumatif, terdiri dari 10:

a.1. Ujian Blok

Ujian blok terdiri dari ujian teori dan ujian praktikum. Ujian teori terdiri dari

Ujian Tengah Blok (UTB), Ujian Akhir Blok (UAB), Ujian Remedial Akhir Blok

(URAB) dan Ujian Remedial Akhir Semester (URAS). Ujian berupa MCQs

dengan menggunakan metode Computerized-based Testing (CBT).

a.2. Ujian yang bersifat longitudinal yang meliputi: Objective Structured Clinical

Examination (OSCE), penilaian perilaku profesional, dan progress test.

a.3. Ujian OSCE komprehensif di akhir fase pendidikan Sarjana Kedokteran

b. Penilaian yang bersifat formatif, dilakukan dalam berbagai kegiatan pembelajaran

sebagai umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan mahasiswa. Umpan balik

ini dapat berupa umpan balik secara lisan maupun tertulis (contoh: di akhir

tutorial memberikan umpan balik tentang pencapaian learning objective, di akhir

kegiatan skills lab instruktur memberikan umpan balik pemeriksaan yang telah

dilakukan dengan benar dan yang perlu diperbaiki, setelah progress test

mahasiswa diberikan hasil penilaian berdasar kompetensi yang diujikan)

Sistem penilaian pada fase pendidikan profesi dokter terdiri atas:

a. Penilaian yang bersifat sumatif, terdiri dari:

a.1. Ujian rotasi klinik di setiap tempat rotasi

a.2. Uji kompetensi yang berstandar nasional, berupa MCQs dengan metode

Computerized-based Testing (CBT) dan OSCE, yang diikuti mahasiswa setelah

lulus dari semua rotasi klinik.

Page 27: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

19

b. Penilaian formatif, yang dilakukan dalam berbagai kegiatan pembelajaran klinik

untuk umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan mahasiswa (contoh: setelah

bed-side teaching, pembimbing klinik menunjukkan ketrampilan yang telah

dikuasai dengan baik oleh dokter muda dan yang perlu diperbaiki dengan

melakukan demonstrasi).

2.3. Progress test

2.3.1. Definisi Progress test

Progress test merupakan suatu rangkaian uji berulang yang menilai kompetensi

dari suatu bidang atau profesi. Pada uji ini peserta akan dihadapkan pada soal yang

menguji kompetensi, baik yang sudah dipelajari maupun belum. Seluruh mahasiswa,

meski dari berbagai tingkat semester, diberikan soal yang sama. Pada periode

berikutnya, mahasiswa tersebut akan diberikan kembali soal dengan bentuk, jumlah,

tingkat kesulitan, dan kompetensi yang sama.6-8

Progress test pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1991, di Universitas

McMaster. Pada Progress test ini peserta akan dihadapkan pada soal yang menguji

kompetensi secara komprehensif untuk menilai perkembangan pencapaian kompetensi.

Institusi dapat mengevaluasi progres penguasaan ilmu kedokteran dari setiap mahasiswa/i

setiap angkatan di akhir semester genap dengan membandingkan perubahan nilai-nilai

progress test yang dicapai mahasiswa/i. Progress test dapat dijadikan alat untuk

memonitor tingkat penguasaan keilmuan dari setiap mahasiswa/i pada satu institusi

dibandingkan dengan institusi lain pada bidang keilmuan yang sama. Progress test antar

institusi Kedokteran sangat baik dilakukan untuk dapat membandingkan efektivitas

kurikulum yang digunakan masing-masing institusi dan menemukan masalah dalam

Page 28: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

20

proses pendidikan kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dan

kualitas pendidikan yang diberikan.9

2.3.2. Tujuan Progress test

Tujuan utama diadakannya Progress test adalah untuk menilai perkembangan

pencapaian kompetensi mahasiswa, tanpa menghilangkan adanya tujuan yang lain.

Tujuan spesifik yang ingin dicapai sangat bergantung pada hasil atau informasi apa

yang ingin didapat institusi. Perbedaan tujuan ini akan menyebabkan berbagai

perbedaan metode uji, indikator, instrumen, dan hasil/informasi yang didapatkan.

Ranah kompetensi yang menjadi target uji juga bergantung tujuan yang ingin

dicapai masing-masing institusi. Awalnya sebagian besar institusi

menyelenggarakan progress test untuk menguji kompetensi kognitif. Namun dalam

beberapa tahun terakhir progress test telah berkembang juga untuk menguji kompetensi

psikomotor. Oleh karena itu tidak dapat dikatakan bahwa progress test hanya untuk

menilai perkembangan kognitif.

2.3.3. Manfaat Progress test

Informasi yang didapat dari progress test akan sangat kompleks. Setiap analisis

data akan menghasilkan fakta tersendiri. Semakin baik perencanaan dan pelaksanaan,

maka akan semakin banyak dan kompleks hasil analisis yang didapat, sehingga dapat

memetakan perkembangan pencapaian kompetensi dengan lebih baik. Secara umum

manfaat yang didapat dari progress test antara lain:

Page 29: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

21

a. Dapat mengukur perkembangan dan efektivitas akuisisi keilmuan.

Melalui progress test kita dapat memperoleh informasi sudah sejauh mana

pencapaian masing-masing mahasiswa pada jangka waktu tertentu. Kita dapat

memantau kesesuaian pencapaian dengan proses yang sudah dijalani.

b. Dapat memberikan informasi diagnostik dan prognostik terkait penyelenggaraan

kegiatan akademik, sehingga institusi dapat mempertimbangkan intervensi yang

akan diberikan.

Hasil progress test juga dapat memetakan sumber masalah pendidikan dan

memprediksi kemungkinan pencapaian dalam periode selanjutnya. Hasil ini

dapat menjadi bahan pertimbangan institusi untuk perbaikan selanjutnya atau

perencanaan upaya-upaya preventif.

c. Sebagai upaya penjaminan mutu.

Hasil progress test dapat menjadi salah satu indikator dalam penjaminan mutu

pelaksanaan pendidikan. Salah satu informasi penting yang bisa didapat institusi

adalah kesesuaian pencapaian mahasiswa dengan tujuan pendidikan, sehingga

institusi dapat memantau arah perkembangan dan pencapaian tujuan pendidikan.

d. Dapat memberikan umpan balik untuk dosen dan mahasiswa.

Hasil analisis data dari progress test dapat digunakan sebagai umpan balik, tidak

hanya untuk fakultas, namun juga untuk dosen dan mahasiswa. Dosen akan

dapat mengetahui sejauh mana akuisisi keilmuan oleh mahasiswa dan

mengidentifikasi kelemahan pelaksanaan pendidikan, sehingga dapat merancang

strategi untuk memperbaikinya. Dosen juga akan mengetahui efektivitas

pengajaran yang dilakukannya. Mahasiswa dapat mengetahui sejauh mana

pencapaian yang telah didapatnya dalam suatu periode tertentu.

Page 30: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

22

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode analisis hasil Progress

Test 18 institusi AIPKI Wilayah 1.

3.2 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas HKBP

Nommensen Medan pada bulan Maret – Juli 2019.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua hasil Progress Test mahasiswa/i dari 18

institusi AIPKI Wilayah-1. Sampel penelitian ini adalah semua hasil Progress Test

mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18 institusi AIPKI Wilayah 1.

3.4. Variabel penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah hasil Progress Test mahasiswa/i angkatan

2016 dari 18 institusi AIPKI Wilayah 1.

3.5 Definisi Operasional

a. Progress test adalah suatu rangkaian uji berulang yang menilai kompetensi dari

suatu bidang atau profesi, dimana pada periode berikutnya, mahasiswa tersebut akan

diberikan kembali soal dengan bentuk, jumlah, tingkat kesulitan, dan koompetensi

yang sama.8

Page 31: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

23

b. Institusi AIPKI Wilayah-1 adalah 18 institusi yang tergabung dalam Asosiasi

Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) Wilayah 1 yang terdiri dari

UNRI, UNIBA, UMSU, UHN, UISU, UNAND, UNIB, USU, UNJA, UMP,

UNIMETH, UNAYA, UNIRAB, UNSYIAH, UNIMAL, UNSRI, UNBRAH,

UNPRI.

c. Kategori soal adalah penggolongan soal yang dirumuskan oleh AIPKI wilayah 1

yang terdiri dari Kedokteran Klinis (etiologi, patofisiologi, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan penunjang, diagnosis, terapi, komplikasi), Kedokteran Dasar

(Anatomi, Fisiologi, Biokimia, Histologi, Imunologi, Biologi, Patologi Anatomi,

Patologi Klinik, Parasitologi, Mikrobiologi), Farmakologi dasar, Penunjang

Praktek Kedokteran (Etika Profesi Kesehatan dan Hukum Kedokteran; Sistem

Kesehatan Nasional; Metodologi Penelitian, Statistik dan Epidemiologi;

Kedokteran Forensik dan Medikolegal).

d. Soal berdasarkan sistem tubuh adalah soal yang digolongkan pada 12 sistem

organ tubuh yang disesuaikan dengan SKDI.1

3.6 Alur Penelitian

Alur penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data sekunder berupa data hasil Progress Test mahasiswa/i

angkatan 2016 dari 18 institusi AIPKI Wilayah 1.

b. Mengevaluasi data secara deskriptif.

c. Menyusun laporan penelitian.

Page 32: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

24

3.7 Pengolahan dan analisis data

Data yang dianalisis adalah data sekunder berupa berupa data hasil Progress

Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18 institusi AIPKI Wilayah 1. Analisis masing-

masing variabel dilakukan menggunakan aplikasi komputer. Hasil penelitian akan

ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk tabel.

Page 33: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

25

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Progress Test AIPKI Wilayah 1 diikuti oleh 18 institusi kedokteran yang

tergabung dalam AIPKI Wilayah 1; UNRI, UNIBA, UMSU, UHN, UISU, UNAND,

UNIB, USU, UNJA, UMP, UNIMETH, UNAYA, UNIRAB, UNSYIAH, UNIMAL,

UNSRI, UNBRAH, UNPRI dengan total peserta sebanyak 1942 orang mahasiswa/i

angkatan 2016, yang dilaksanakan di institusi masing-masing dengan waktu pelaksanaan

ditentukan oleh institusi masing-masing dalam rentang waktu 18 Maret – 6 April 2019.

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen melaksanakan Progress Test pada

hari Selasa 19 Maret 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen yang

diikuti oleh 51 orang mahasiswa/i angkatan 2016.

4.1.1 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 Fakultas

Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan

Tabel 4.1. Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 Fakultas

Kedokteran Universitas HKBP Nommensen Medan

MAHASISWA/IFK UHN

JUMLAHSOAL

JAWABANBENAR

NILAIRERATA

RENTANGNILAI

Angkatan 2016 120 43.53 36.27 17.50 - 56.67

Page 34: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

26

4.1.2 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18

institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1

Tabel 4.2. Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18

institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1

4.1.3 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18

institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan kategori soal

Tabel 4.3. Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18

institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan kategori soal

NO. KATEGORIJUMLAH

SOAL

JUMLAHJAWABAN

BENAR

NILAIRERATA

SELURUHPESERTA

NILAIRERATA

MAHASISWA/IFK UHN

KEDOKTERAN KLINIS 78 32.17 41.24 37.61

1 ETIOLOGI 11 5.16 46.94 45.28

2 PATOFISIOLOGI 8 3.21 40.12 32.84

3 PEMERIKSAAN FISIK 6 2.59 43.15 33.99

4 PEMERIKSAAN PENUNJANG 6 2.63 43.77 43.14

No INSTITUSI KEDOKTERAN AIPKI WILAYAH 1JUMLAH

PERSERTARENTANG

NILAIRERATA

NILAI

1 FK. UNIVERSITAS METHODIST 46 55.00 - 79.17 64.332 FK. UNIVERSITAS ANDALAS 240 23.33 - 66.67 46.693 FK. UNIVERSITAS SRIWIJAYA 228 22.50 - 73.33 45.894 FK. UNIVERSITAS UNSYIAH 143 24.17 - 65.00 45.655 FK. UNIVERSITAS BENGKULU 50 24.17 - 65.00 45.076 FK. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 226 12.50 - 70.83 43.487 FK. UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 48 19.17 - 65.00 43.168 FK. UNIVERSITAS RIAU 126 20.00 - 65.00 43.129 FK. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

ANGKAT 201683 26.67 - 63.33 41.21

10 FK. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 126 24.17 - 69.17 39.7211 FK. UNIVERSITAS JAMBI 94 23.33 - 59.17 38.2612 FK. UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN 51 17.50 - 56.67 36.2713 FK. UNIVERSITAS ABDURRAB 59 21.67 - 54.17 35.7514 FK. UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA 41 20.83 - 55.83 35.3715 FK. UNIVERSITAS BAITURRAHMAH 143 16.67 - 51.67 31.9916 FK. UNIVERSITAS ABULYATAMA 81 15.00 - 52.50 31.8817 FK. UNIVERSITAS BATAM 80 15.00 - 45.83 29.90

18 FK. UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA 77 19.17 - 35.83 24.04

TOTAL 1942 12.50 - 79.17 40.10

Page 35: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

27

5 DIAGNOSIS 23 9.48 41.21 38.53

6 TERAPI 17 5.82 34.23 29.07

7 KOMPLIKASI 7 3.28 46.88 47.06

KEDOKTERAN DASAR 24 8.88 37.02 32.84

8 ANATOMI 2 0.84 42.24 24.51

9 FISIOLOGI 4 1.40 34.97 30.88

10 BIOKIMIA 2 1.02 51.09 66.67

11 HISTOLOGI 2 0.75 37.33 32.35

12 IMUNOLOGI 2 0.41 20.71 12.75

13 BIOLOGI 1 0.51 50.68 56.86

14 PATOLOGI ANATOMI 2 0.77 38.64 25.49

15 PATOLOGI KLINIK 5 1.74 34.74 35.69

16 PARASITOLOGI 3 1.05 35.13 26.14

17 MIKROBIOLOGI 1 0.39 38.72 27.45

18 FARMAKOLOGI DASAR 6 2.50 41.64 33.66

PENUNJANG PRAKTEKKEDOKTERAN

12 4.57 38.05 35.78

19 ETIKA PROFESI KESEHATAN &HUKUM KEDOKTERAN

3 0.82 27.50 16.34

20 SISTEM KESEHATAN NASIONAL 3 1.11 36.96 33.99

21 METODELOGI PENELITIAN,STATISTIK, DAN EPIDEMIOLOGI

3 1.19 39.72 26.80

22 KEDOKTERAN FORENSIK DANMEDIKOLEGAL

3 1.44 48.03 66.01

4.1.4 Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18

institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan sistem tubuh

Tabel 4.4. Gambaran nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18

institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan sistem tubuh

No SISTEM TUBUHJUMLAH

SOAL

JUMLAHJAWABAN

BENAR

NILAIRERATA

SELURUHPESERTA

NILAI RERATAMAHASISWA/I

FK UHN

1 SARAF 9 4.21 46.75 49.24Kedokteran Klinis 7 3.23 46.10 49.58Kedokteran Dasar 2 0.98 49.02 48.04

2 INDRA 9 3.80 42.25 37.25Kedokteran Klinis 7 2.99 42.67 40.34Kedokteran Dasar 2 0.82 40.78 26.47

3 GINJAL DAN SALURANKEMIH

8 3.31 41.42 37.25Kedokteran Klinis 6 2.56 42.74 42.48Kedokteran Dasar 2 0.75 37.46 21.57

4 GASTROINTESTINAL,HEPATOBILIER, PANKREAS

9 3.70 41.12 33.55

Kedokteran Klinis 7 2.67 38.14 24.93

Page 36: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

28

Kedokteran Dasar 2 1.03 51.56 63.73

5 REPRODUKSI 9 3.68 40.91 34.64Kedokteran Klinis 7 3.13 44.69 41.18Kedokteran Dasar 2 0.55 27.68 11.76

6 ENDOKRIN METABOLIKDAN NUTRISI

8 3.26 40.73 40.93

Kedokteran Klinis 6 2.44 40.65 40.20Kedokteran Dasar 2 0.82 40.99 43.14

7 HEMATOIMUNOLOGI 8 3.25 40.61 39.46

Kedokteran Klinis 6 2.48 41.27 37.91Kedokteran Dasar 2 0.77 38.63 44.12

8 RESPIRASI 8 3.22 40.28 33.09Kedokteran Klinis 6 2.34 38.94 30.07Kedokteran Dasar 2 0.89 44.33 42.16

9 PSIKIATRI 9 3.60 39.99 38.78

Kedokteran Klinis 7 2.89 41.31 38.94Kedokteran Dasar 2 0.71 35.36 38.24

10 INTEGUMEN 9 3.51 38.99 37.91Kedokteran Klinis 7 3.08 44.02 46.78Kedokteran Dasar 2 0.43 21.37 6.86

11 MUSKULUSKELETAL 8 2.79 34.89 29.17Kedokteran Klinis 6 2.20 36.75 29.41Kedokteran Dasar 2 0.59 29.32 28.43

12 KARDIOVASKULER 8 2.72 33.95 25.00Kedokteran Klinis 6 2.16 36.03 26.80Kedokteran Dasar 2 0.55 27.69 19.61

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil Progress Test yang diadakan pada tanggal 19 Maret di

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen, yang diikuti oleh 51 orang

mahasiswa/i angkatan 2016, didapati dari 120 soal yang diujikan rerata jawaban benar

hanya sebanyak 43 soal dengan nilai rerata 36,27 dan rentang nilai 17,50-56,67. Bila

dibandingkan dengan nilai rerata keseluruhan peserta progress test sebanyak 1942

orang dengan nilai rerata 40,10 dan rentang nilai 12,50-79,17 rentang nilai

mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen masih berada di

dalam rentang nilai keseluruhan peserta, akan tetapi nilai rerata nya berada di bawah

nilai rerata keseluruhan peserta. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan ilmu

kedokteran mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen

angkatan 2016 masih lebih rendah, di bawah nilai rerata mahasiswa/i kedokteran di 18

Page 37: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

29

institusi AIPKI wilayah 1. Sementara itu bila dilihat dari keilmuan yang sudah

diberikan selama 2,5 tahun, penguasaan ilmu mahasiswa/i angkatan 2016 harusnya

sudah mencapai sekitar 65-70%. Hal ini menjadi evaluasi bagi institusi dan

mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen untuk memikirkan

strategi dan membuat metode belajar yang lebih efektif dalam mengejar

ketertinggalan.

Berdasarkan hasil Progress Test yang diikuti oleh 18 institusi kedokteran

AIPKI wilayah 1, didapati nilai rerata seluruh 40,10 dengan rentang nilai 12,50-79,17.

Nilai rerata tertinggi diperoleh pesarta dari Fakultas Kedokteran Universitas

Methodist yaitu 64,33 dan nilai rerata terendah diperoleh peserta dari Fakultas

Kedokteran Universitas Prima Indonesia yaitu 24,04. Sementara itu peserta dari

Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen berada di urutan ke-12 dari 18

institusi yaitu dengan nilai rerata 36,27. Dari hasil keseluruhan dapat terlihat bahwa

capaian belajar mahasiswa/i angkatan 2016 di 18 institusi kedokteran AIPKI wilayah

1 hanya mencapai 40,10%. Bila dilihat dari keilmuan yang sudah diberikan selama

2,5 tahun, penguasaan ilmu mahasiswa/i angkatan 2016 harusnya sudah mencapai

sekitar 65-70 %. Akan tetapi bila dilihat dari rentang nilai yang diperoleh, masih ada

mahasiswa yang bahkan hanya mendapat nilai 12,50, walaupun di satu sisi ada juga

mahasiswa yang mendapat nilai 79,17.

Bila dievaluasi, rentang nilai rerata hasil Progress Test sangat lebar, dimana

tertinggi 79,17 dan terendah 12,50. Banyak faktor yang mempengaruhi capaian

belajar mahasiswa yang sangat variatif ini, baik faktor eksternal maupun faktor

internal. Faktor eksternal meliputi sistem belajar yang diterapkan institusi masing-

masing, lingkungan pertemanan, dukungan keluarga dan sebagainya. Sementara

faktor internal sangat dipengaruhi oleh minat, bakat, intelektual dan motivasi dari diri

Page 38: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

30

sendiri. Walaupun materi yang diberikan kepada setiap mahasiswa/i kedokteran sama,

akan tetapi hasil capaian belajar nya bisa sangat jauh berbeda. Untuk itu mahasiswa/i

perlu dimotivasi untuk mengoptimalkan belajar mandiri dimana Fakultas Kedokteran

saat ini menggunakan sistem kurikulum berbasis kompetensi yang memang di desain

agar mahasiswa/i kedokteran lebih banyak belajar mandiri diluar jam kuliah.

Pada 120 soal Progress Test yang diujikan bila dievaluasi berdasarkan kategori

soal, maka ada 78 soal kedokteran klinis, 24 soal kedokteran dasar, 6 soal farmakologi

dasar, dan 12 soal penunjang praktek kedokteran. Dari hasi Progress Test didapati nilai

rerata seluruh peserta pada semua kategori soal sangat rendah yaitu untuk kategori

kedokteran klinis 41,24, kedokteran dasar 37,02 , farmakologi dasar 41,64, dan

penunjang praktek kedokteran 38,05. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa penguasaan

keilmuan kedokteran klinis dan farmakologi dasar lebih baik dibandingkan penguasaan

ilmu kedokteran dasar dan penunjang praktek kedokteran. Hal ini dipengaruhi oleh

kurikulum yang diterapkan pada Fakultas Kedokteran saat ini adalah kurikulum berbasis

kompetensi dimana dari total sks yang diajarkan lebih banyak sks kuliah kedokteran

klinis dibandingkan kuliah kedokteran dasar dan penunjang praktek kedokteran.

Pada soal-soal kedokteran klinis, didapati peserta Progress Test paling baik

dalam hal pengetahuan etiologi penyakit dengan nilai rerata 46,94 dan paling lemah

dalam hal pengetahuan terapi penyakit dengan nilai rerata 34,23. Sementara bila dilihat

dari evaluasi soal-soal farmakologi dasar, pengetahuan peserta tidak terlalu buruk dengan

capaian nilai rerata 41,64. Hal ini menunjukkan bahwa peserta dapat memahami

mekanisme kerja obat, bila dilihat dari hasil farmakologi dasar akan tetapi masih lemah

dalam penentuan terapi untuk pasien, baik dari segi pilihan jenis obat sesuai indikasi,

dosis obat, dan cara pakai obat. Pada soal-soal kedokteran dasar, didapati peserta

Progress Test paling baik dalam hal pengetahuan Biokimia dan Biologi dengan nilai

Page 39: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

31

rerata masing-masing 51,09 dan 50,08, serta paling lemah dalam hal pengetahuan

Imunologi dengan nilai rerata 20,71. Pada soal–soal penunjang praktek kedokteran

didapati peserta progress test paling baik dalam hal pengetahuan kedokteran forensik dan

medikolegal dengan nilai rerata 48,03 dan paling lemah dalam hal pengetahuan etika

profesi kesehatan dan hukum kedokteran dengan nilai rerata 27,50.

Pada 120 soal Progress Test yang diujikan bila dievaluasi berdasarkan sistem

tubuh, maka ada 9 soal saraf, 9 soal psikiatri, 9 soal indra, 8 soal respirasi, 8 soal

kardiovaskuler, 9 soal gastrointestinal-hepatobilier-pankreas, 8 soal ginjal dan saluran

kemih, 9 soal reproduksi, 8 soal endokrin metabolik, 8 soal hematoimunologi, 8 soal

muskuloskeletal, dan 9 soal integumen. Berdasarkan sistem tubuh nilai rerata tertinggi

diperoleh dari soal saraf yaitu 46,75 dan nilai rerata terendah diperoleh dari soal

kardiovaskuler yaitu 33,95.

Pada hasil Progress Test ini terlihat bahwa penguasaan ilmu kedokteran pada

mahasiswa/i angkatan 2016 di 18 institusi kedokteran AIPKI wilayah 1 secara

keseluruhan masih rendah, di bawah 50%. Hasil ini menjadi masukan bagi institusi

masing-masing, terkhusus nya bagi Medical Education Unit (MEU) untuk mendesain

sistem belajar mengajar yang lebih efektif dan juga bagi dosen pengampuh mata

kuliah agar lebih kreatif dalam menyampaikan bahan ajar sehingga mudah dimengerti

dan menarik. Selain institusi, mahasiswa/i perlu dimotivasi untuk lebih

mengoptimalkan belajar mandiri nya dan menemukan metode belajar yang efektif

untuk meningkatkan penguasaan ilmu kedokteran nya.

Page 40: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

32

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

a. Nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 Fakultas Kedokteran

Universitas HKBP Nommensen Medan adalah 36,27 dengan rentang nilai

17,50-56,67.

b. Nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18 institusi

kedokteran AIPKI Wilayah 1 adalah 40,10 dengan rentang nilai 12,50-79,17.

c. Nilai rerata Progress Test mahasiswa/i angkatan 2016 dari 18 institusi

kedokteran AIPKI Wilayah 1 berdasarkan kategori soal adalah 41,24 untuk

Kedokteran Klinis, 37,02 untuk Kedokteran Dasar, 41,64 untuk Farmakologi

Dasar, dan 38,05 untuk Penunjang Praktek Kedokteran.

d. Berdasarkan sistem tubuh nilai rerata Progress Test seluruh mahasiswa/i

angkatan 2016 dari 18 institusi kedokteran AIPKI Wilayah 1 paling tinggi nilai

rerata ilmu Saraf yaitu 46,75 dan paling rendah nilai rerata ilmu kardiovaskuler

yaitu 33,95.

5.2 SARAN

a. Dilakukan progress test secara berkala 1x/semester sebagai evaluasi baik bagi

institusi maupun bagi mahasiswa/i dan sebagai motivasi untuk meningkatkan

kualitas belajar mengajar.

Page 41: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta:

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012.

2. Kusumawati W. Problem Based Learning: Alternatif Metode Pembelajaran

Inovatif Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

3. Al Awan I, Al-Moamary M, Al-Attas N, Al Kushi A, AlBanyan E, Zamakhshary M,

et al. The Progress Test as a Diagnostic Tool for a New PBL Curriculum. Education

for Health. 2011. 24:1-10.

4. Mirfat M, Yuhernita Y. Pemanfaatan Progress Test sebagai Tolak Ukur Keberhasilan

Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal

of Medical Education.;3(3):170-6.

5. Vleuten CV, Verwijnen GM, Wijnen WH. Fifteen years of experience with progress

testing in a problem-based learning curriculum. Medical Teacher. 1996 Jan

1;18(2):103-9.

6. Heeneman S, Schut S, Donkers J, van der Vleuten C, Muijtjens A. Embedding of the

progress test in an assessment program designed according to the principles of

programmatic assessment. Medical teacher. 2017 Jan 2;39(1):44-52.

7. Tio RA, Schutte B, Meiboom AA, Greidanus J, Dubois EA, Bremers AJ. The

progress test of medicine: the Dutch experience. Perspectives on medical education.

2016 Feb 1;5(1):51-5.

8. Plessas A. Validity of Progress Testing in Healthcare Education. Int J Human Social

Sci Educ. 2015;2:23-33.

Page 42: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …

34

9. Soliman MM, Al-Shaikh GK, Alnassar SA. Use of cross-institutional progress test as

a predictor of performance in a new medical college. Advances in medical education

and practice. 2016;7:197.

10. Emilia O, Wijayanti M.A, Rahayu G.R, dkk. Peraturan penilaian belajar mahasiswa

program pendidikan dokter Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. 2014.

11. Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia. Prosedur pembuatan soal pilihan

ganda. Jakarta: Item Bank Administrator. 2017.

12. Shimkin MG, Kuechler W. Multiple choice test and student understanding what is the

connection? Decicion Sciences Journal of Innovation Education. USA. 2005; 3(1).

13. Shumway J, Harden R. The assessment of learning outcomes for the competent and

reflective physician. Taylor and francis health sciences. 2003; 25(60) : 569-584.

14. Nitko Anthony J. Educational Asessment of Student. 2nd edition. New Jersey. 1996.

15. Rika Lisiswanti R. Dasar-dasar pemilihan assessment di pendidikan kedokteran.

Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jurnal

Kedokteran. 2012;2(2).

Page 43: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …
Page 44: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …
Page 45: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …
Page 46: GAMBARAN HASIL PROGRESS TEST INSTITUSI KEDOKTERAN …