Upload
hatu
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SAPTOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh :
NOVI ERNAWATI 1114183
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2016”.
Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi (D-3) Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
3. Ratna Prahesti, S.ST., MPH selaku dosen pembimbing KTI yang sabar memberikan bimbingan, saran, dan pendapat yang sangat berharga bagi penulis.
4. Tyasning Yuni Astuti Anggraini, SST., M.Kes selaku penguji yang telah bersedia untuk menguji dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh staf pengajar program studi (D-3) kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
6. Pegawai Puskesmas bagian KIA Saptosari Kabupaten Gunungkidul yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi kita semua.
Penulis,
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii PERNYATAAN ................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix INTISARI .............................................................................................................. x ABSTRACT ............................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7 A. Karakteristik ........................................................................................ 7 B. Bayi berat lahir rendah (BBLR) ......................................................... 12 C. Kerangka teori ................................................................................... 18 D. Kerangka konsep ............................................................................... 19 E. Pertanyaan penelitian .......................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 20 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 20 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 20 C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 20 D. Variabel Penelitian ............................................................................ 21 E. Definisi Operasional .......................................................................... 21 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data .................................................. 22 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 23 H. Etika Penelitian ................................................................................. 25 I. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 26
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 28 A. Hasil Penelitian ................................................................................. 28 B. Pembahasan ........................................................................................ 31 C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 36
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 37 A. Kesimpulan ....................................................................................... 37 B. Saran ................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................ 22
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Gunungkidul Tahun 2016 .................... 29
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Gunungkidul Tahun 2016 .................... 29
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan Usia Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Gunungkidul Tahun 2016 ...... 30
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Gunungkidul Tahun 2016 ...... 30
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangaka Teori Penelitian ........................................... 18 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................ 19
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan Bupati Kabupaten Gunungkidul Cq.
Ka. BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul Lampiran 3. Surat Izin Studi Pendahuluan Ka. Kantor Kesatuan Bangsa
Kabupaten Gunungkidul Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan Ka. Puskesmas Saptosari Kabupaten
Gunungkidul Lampiran 5. Surat Keterangan Izin Studi Pendahuluan Kabupaten Gunungkidul Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Bupati Kabupaten Gunungkidul Cq. Ka.
Dinas Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian Ka. Puskesmas Saptosari kabupaten Gunungkidul
Lampiran 8. Surat Keterangan Izin Penelitian Kabupaten Gunungkidul Lampiran 9. Surat Keterangan Permohonan Izin Penelitian Dinas Kesehatan
kabupaten Gunungkidul Lampiran 10. Surat Keterangan Izin Penelitian UPT Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul Lampiran 11. Hasil Olah Data SPSS Lampiran 12. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
ix
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SAPTOSARI KABUPATEN
GUNUNGKIDUL TAHUN 2016
Novi Ernawati1, Ratna Prahesti2
INTISARI
Latar Belakang: Berdasarkan badan pusat statistik (BPS) tahun 2016, angka
kematian bayi (AKB) di Indonesia mencapai 25,5 per 1000 kelahiran hidup
dimana penyebab terbesar yaitu bayi berat lahir rendah (BBLR) 29%. Kasus
BBLR tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat di kabupaten
Gunungkidul di wilayah kerja Puskesmas Saptosari. Pada bulan Januari-Desember
2016 terdapat 437 kelahiran bayi dan terdapat 33 (7,55%) kasus dengan BBLR
dimana ibu yang melahirkan BBLR sebanyak 31 responden.
Tujuan Penelitian: Diketahuinya gambaran karaktristik ibu yang melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan umur, paritas, usia kehamilan, dan
pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun
2016.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini adalah deskritif kuantitatif. Jumlah
sampel yang digunakan adalah 31 responden. Metode pengumpulan data ini
menggunakan data sekunder dan alat pengumpulan data penelitian ini
menggunakan lembar check list.
Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah karakteristik ibu berdasarkan umur yaitu
20-35 tahun sebanyak 21 responden (68%), paritas (primipara) yaitu 17 responden
(55%), usia kehamilan (preterm) sebanyak 18 responden (58%), dan pendidikan
SMP yaitu 19 responden (61%).
Kesimpulan: Karakteristik ibu yang melahirkan BBLR di Wilayah Kerja
Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 sebagian besar yaitu
berumur 20-35 tahun, paritas primipara, usia kehamilan preterm, dan pendidikan
SMP.
Kata Kunci: Karakteristik ibu, BBLR.
1 Mahasiswa DIII Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Pembimbing Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
x
DESCRIPTION OF CHARACTERISTICS OF MOTHER WHICH HAVE A LOW BABY’S (BBLR) IN THE WORKING REGION PUSKESMAS
SAPTOSARI DISTRICT GUNUNGKIDUL YEAR 2016
Novi Ernawati1, Ratna Prahesti2
ABSTRACK
Background: Based on the Central Statistics Agency (BPS) in 2016, the infant mortality rate (IMR) in Indonesia reaches 25.5 per 1000 live births where the biggest cause is low birth weight (LBW) 29%. The highest case of BBLR in Yogyakarta Special Region is located in Gunungkidul district in the working area of Saptosari Puskesmas. In January-December 2016 there were 437 babies born and there were 33 (7.55%) cases with LBW where the mother who delivered LBW was 31 respondents. Objective: Knowledgeable characteristic of mother who gave birth to low birth weight baby (BBLR) based on age, parity, gestational age, and education in work area of Puskesmas Saptosari Gunungkidul Regency 2016. Method: This research method is quantitative descriptive. The number of samples used was 31 respondents. This data collection method uses secondary data and data collection tool of this research using check list sheet. Result: The results of this study are the characteristics of mothers based on age ie 20-35 years as many as 21 respondents (68%), parity (primipara) that is 17 respondents (55%), gestational age (preterm) as many as 18 respondents (58%), and junior high school Ie 19 respondents (61%). Conclusion: The characteristics of mothers who gave birth to LBW in the Work Area of Saptosari Health Center of Gunungkidul Regency in 2016 were mostly 20-35 years old, primipara parity, preterm pregnancy, and junior high school. Keywords: Characteristics of the mother, LBW. 1 Student DIII Midwifery Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturers of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Data World Health Organization (WHO) angka kematian bayi (AKB) di
dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di negara berkembang 37 per 1.000
kelahiran hidup, dan AKB di negara maju 5 per 1.000 kelahiran hidup. AKB di
Asia Timur 11 per 1.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 43 per 1.000 kelahiran
hidup, Asia Tenggara 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan Asia Barat 21 per 1.000
kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi adalah bayi berat lahir rendah
(BBLR), asfiksia, dan infeksi (WHO, 2014).
AKB di Indonesia Pada tahun 2016 mencapai 25,5 per 1.000 kelahiran
hidup. AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura yang sudah dibawah 10 kematian per 1.000
kelahiran bayi. Kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk
mengetahui derajat kesehatan suatu negara dan bahkan untuk mengukur tingkat
kemajuan suatu bangsa. Tingginya angka kematian bayi menunjukan masih
rendahnya kualitas sektor kesehatan dinegara tersebut (BPS, 2016 ). AKB dengan
penyebab terbesar di Indonesia antara lain BBLR 29%, sepsis dan pneumonia
25%, asfiksia dan trauma 23% (Depkes RI, 2014).
BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas,
dan disabilitas. Neonatus, bayi, dan anak mempunyai dampak jangka panjang
terhadap kehidupanya dimasa depan jika lahir BBLR diantaranya masalah psikis
yang meliputi gangguan perkembangan dan pertumbuhan, gangguan bicara dan
komunikasi, gangguan neurologi dan kognisi, gangguan belajar/masalah
pendidikan dan gangguan atensi serta hiperaktif. Dampak lain dari BBLR adalah
masalah fisik yaitu penyakit paru kronis, gangguan penglihatan (Retinopati) dan
pendengaran serta kelainan bawaan (kelainan kongenital) (Proverawati dan
Ismawati 2010).
Karakteristik ibu yang mempunyai pengaruh terhadap kejadian BBLR
adalah riwayat persalinan (umur ibu), faktor biomedis (paritas dan usia
2
kehamilan), dan sosial ekonomi (pendidikan ibu). Umur ibu erat kaitannya dengan
berat bayi lahir. Ibu yang hamil dibawah umur 20 tahun dan diatas 35 tahun
berisiko 2-4 kali lebih tinggi melahirkan BBLR (Ahmad, 2015). Ibu yang
mempunyai paritas lebih dari 4 berisiko 2-4 kali lebih besar untuk melahirkan
BBLR, dan untuk Ibu yang usia kandungan kurang dari 37 minggu memiliki
resiko kemungkinan 11,40 kali untuk melahirkan BBLR (Dian, 2013). Ibu yang
mempunyai pendidikan rendah erat kaitanya dengan pengetahuan yang rendah
mengenai pelayanan antenatal akan berisiko 3,34 kali lebih tinggi untuk
melahirkan BBLR, sikap yang kurang baik terhadap pelayanan antenatal akan
berisiko 8,62 kali lebih tinggi untuk melahirkan BBLR karena tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu (Nining,
2010).
Upaya pemerintah dalam menurunkan AKB yaitu dengan pembangunan
kesehatan pada priode 2015-2019 melalui program Indonesia sehat dengan
sasaran meningkatkan derajat kesehatan, dan status gizi masyarakat melalui
upaya-upaya kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial, dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok
rencana pembanguanan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah
meningkatnya status kesehatan, gizi ibu, dan anak, meningkatnya pengendalian
penyakit, meningkatnya akses mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui kartu indonesia sehat (KIS), dan kualitas pengelolaan SJSN
(sistem jaminan sosial nasional) kesehatan. Pemerintah juga menargetkan untuk
angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup yang status awal 32/1000KH
(2012/2013) menjadi 24/1000KH (2019) dan menurunkan presentasi BBLR dari
10,2% menjadi 8% (Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019).
Prevalensi BBLR di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2015
adalah 5,32%. Angka ini lebih rendah dari prevalensi BBLR tingkat nasional
yang mencapai 8,8%. Angka kejadian BBLR tertinggi di DIY bagian Kabupaten
Gunungkidul 7,33%, kabupaten Kulon Progo 6,95%, Kota Yogyakarta 6,45%,
Kabupaten Sleman 4,81%, dan Kabupaten Bantul 3,62% (Dinkes DIY, 2016).
3
Angka Kematian Bayi di Gunungkidul masih tergolong tinggi dibanding dengan
kabupaten lain di DIY. Kabupaten Gunungkidul terdiri dari 19 Kecamatan dan
terdapat 30 Puskesmas, untuk jumlah BBLR tertinggi dua tahun terakhir terdapat
di Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul.
Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa terdapat
437 kelahiran hidup dan untuk kasus BBLR pada tahun 2016 di wilayah kerja
Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul yaitu sejumlah 33 bayi yang
dimana untuk ibu yang melahirkan BBLR sejumlah 31 responden. Berdasarkan
data tersebut diatas maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran karakteristik
ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) di Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan masalah maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut “Bagaimana gambaran karakteristik ibu yang
melahirkan BBLR di wilayah kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul
tahun 2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk Mengetahui Gambaran karakteristik ibu yang melahirkan BBLR
di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya karakteristik ibu yang melahirkan BBLR berdasarkan umur
di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun
2016.
b. Diketahuinya karakteristik ibu yang melahirkan BBLR berdasarkan
paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul
tahun 2016.
c. Diketahuinya karakteristik ibu yang melahirkan BBLR berdasarkan usia
kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten
Gunungkidul tahun 2016.
4
d. Diketahuinya karakteristik ibu yang melahirkan BBLR berdasarkan
pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten
Gunungkidul tahun 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya mengenai gambaran karakteristik ibu yang
melahirkan BBLR.
2. Bagi Perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumber
bacaan/kepustakaan serta bahan kajian lembaga untuk meningkatkan
kegiatan layanan pada mahasiswa, dan kegiatan pengabdian masyarakat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai salah satu data dasar untuk penelitian
selanjutnya khususnya tentang BBLR dan menambah informasi mengenai
gambaran karakteristik Ibu yang melahirkan BBLR.
4. Bagi Bidan di ruang kesehatan ibu, dan anak (KIA) Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
kejadian BBLR sehingga bisa mendeteksi lebih dini adanya kemungkinan
terjadinya BBLR dan dapat meningkatkan pelayanan serta komunikasi
informasi edukasi (KIE).
5
E. Keaslian Penelitian
1. Ahmad Syahir (2015), melakukan penelitian tentang “Gambaran Umur Ibu,
Usia Kandungan, dan Tinggi Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) di Wilayah Puskesmas Gianyar 1 Bali Tahun 2015”.
Desain penelitian menggunakan studi unmatch case control. Studi ini
bersifat retropektif merupakan studi epiemiologis analitik observasional.
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik total
sampling.Untuk kontrol pengambilan sampel menggunakan teknik non-
probability accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan umur, usia
kandungan, dan tinggi ibu dengan kejadian BBLR. Persamaan dalam
penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang karateristik ibu yang
melahirkan BBLR, berdasarkan umur, dan paritas. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah judul, lokasi, dan desain penelitian yang berbeda.
2. Elsye Theresia (2012), melakukan penelitian tentang “Karakteristik Ibu Yang
Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah di Ruangan Kasuari Rsu Anutapura
Palu”
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan BBLR yang
tercatat dalam rekam medik RSU Anutapura Palu dengan jumlah 90 jiwa
periode Januari-Desember 2010 pengambilan sampel dilakukan secara total
sampling. Analisis data teknik dilakukan dengan cara analisis variabel yang
dilakukan tiap variabel hasil penelitian. Tujuan dalam penelitian ini untuk
mengetahui karakteristik ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah di
ruangan RSU Anutapura Palu.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara umur,
paritas, dan pendidikan dengan kejadian BBLR. Persamaan dalam penelitian
adalah sama-sama meneliti tentang karakteristik ibu yang melahirkan BBLR,
berdasarkan umur, paritas, dan pendidkan. Perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan adalah pada judul, lokasi dan tahun penelitian.
6
3. Wiwit Fertrisia (2012), melakukan penelitian tentang “Gambaran
Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di
RSUD Achmad Mochtar Bukit Tinggi Tahun 2012”
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain deskriptif dan
pendekatan yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian ini
dilakukan pada bulan juli 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu yang melahirkan bayi BBLR. Teknik penelitian ini diambil secara total
sampling yaitu 45 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal
dari data sekunder yaitu yang telah tercatat pada medical record atau kartu
register ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara umur,
pendidikan, riwayat kehamilan, paritas, dan usia kehamilan dengan kejadian
BBLR. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti gambaran
karakteristik ibu yang melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
berdasarkan umur, paritas, usia kehamilan, dan pendidikan. Perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan adalah pada lokasi, tahun, dan desain penelitian.
28
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan Puskesmas Saptosari Gunungkidul yang
merupakan jenis Puskesmas non perawatan. Puskesmas Saptosari terletak ± 25
km ke arah barat daya dari Ibukota Kabupaten Gunungkidul yang bertempat di
Wonosari. Keadaan Wilayah Saptosari merupakan daerah pada zona
pegunungan seribu yang struktur tanahnya terdiri dari bebatuan gamping, batu
padas, batu kalsit, dan perbukitan. Luas wilayah ± 8.854,7900 ha.
Sarana tenaga kesehatan merupakan unsur pokok dalam menjalankan
fungsi pembangunan kesehatan. Situasi tenaga kesehatan di UPT Puskesmas
Saptosari berikut :Tenaga dokter 2, SKM 1,dokter gigi 1, Perawat 9, Perawat
Gigi 1, Tenaga Bidan 9, Tenaga Sanitasi 1, Tenaga Gizi 0, Analis Laborat 1,
Tenaga Farmasi 1, Tenaga Tata Usaha/ Staf 11.
Pelayanan KIA yang terdapat di Puskesmas Saptosari meliputi Antenatal
Care(ANC), imunisasi, Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM),
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Keluarga Berencana (KB).
Puskesmas Saptosari bukan merupakan Puskesmas rujukan dan tidak melayani
persalinan. Puskesmas Saptosari mendapatkan data persalinan dari BPM yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Saptosari, yang mana data tersebut
diperoleh dari laporan masing-masing BPM setiap satu bulan sekali.
29
2. Analisis Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan BBLR Berdasarkan Umur di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 NO Umur Ibu Frekuensi (f) Presentase (%)
1 <20 tahun 6 19
2 20-35 tahun 21 68
3 >35 tahun 4 13
Total 31 100
Sumber: Data sekunder tahun 2016
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik ibu yang melahirkan BBLR
berdasarkan umur ibu sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 21
responden (68%), sedangkan sebagian kecil terjadi pada ibu yang berumur >35
tahun yaitu sebanyak 4 responden (13%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan
BBLR Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016
NO Paritas
(Jumlah anak yang dilahirkan)
Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Primipara (1) 17 55
2 Multipara (2-5) 14 45
3 Grandemultipara (>5) 0 0
Total 31 100
Sumber: Data sekunder tahun 2016
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik ibu yang melahirkan BBLR
berdasarkan paritas sebagian besar adalah primipara yaitu sebanyak 17 responden
(55%).
30
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan
BBLR Berdasarkan Usia Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016
No Usia Kehamilan
(Minggu)
Frekuensi (f) Presentase (%)
1 Preterm (<37) 18 58
2 Aterm (37-42) 13 42
3 Postterm (>42) 0 0
Total 31 100
Sumber: Data sekunder tahun 2016
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik ibu yang melahirkan BBLR
berdasarkan usia kehamilan sebagian besar dilahirkan pada usia kehamilan
preterm (<37 minggu) yaitu sebanyak 18 responden (58%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan
BBLR Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016
No Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
1 SD/sederajat 5 16
2 SMP/sederajat 19 61
3 SMA/sederajat 6 19
4 Perguruan tinggi 1 3
Total 31 100
Sumber: Data sekunder tahun 2016
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karakteristik ibu yang melahirkan BBLR
berdasarkan pendidikan sebagian besar ibu berpendidikan SMP yaitu sebanyak
19 responden (61%), sedangkan sebagian kecil pendidikan perguruan tinggi yaitu
1 responden (3%).
31
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu yang
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan umur, paritas, usia
kehamilan, dan pendidikan ibu pada bulan Januari-Desember di wilayah kerja
Puskesmas Saptosari Kabupaten Gunungkidul tahun 2016.
1. Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Berdasarkan Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul 2016.
Dilihat dari karakteristik ibu berdasarkan umur ibu yang melahirkan
BBLR pada penelitian ini sebagian besar berumur 20-35 tahun sebanyak 21
responden (68%), tetapi secara global karakteristik berdasarkan umur ibu yang
berisiko untuk melahirkan BBLR yaitu umur <20 atau >35 tahun (Erlina,
2015), hal tersebut dapat disebabkan karena pada umur <20 tahun kondisi
masih dalam pertumbuhan sehingga asupan makanan lebih banyak digunakan
untuk mencukupi kebutuhan ibu sedangkan umur >35 tahun organ reproduksi
kurang subur dan kondisi tubuh serta kesehatannya sudah mulai menurun
sehingga dapat mempengaruhi janin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR
(Himawan, 2006).
Pada penelitian ini usia reproduksi sehat cenderung melahirkan BBLR.Hal
ini dikarenakan oleh beberapa karakteristik ibu yang menjadi salah satu
penyebab lahirnya BBLRdiantaranya yaitu usia kehamilan dengan sebagian
besar ibu yang melahirkan preterm sebanyak 13 responden (42%) dan
pendidikan rendah sebanyak 13 responden (42%). Penelitian ini tidaksejalan
dengan teori yang menyebutkan bahwa usia 20-35 tahun merupakan periode
yang terbaik atau paling aman untuk melahirkan karena pada usia tersebut
fungsi alat reproduksi dalam keadaan optimal, sedangkan pada usia <20 atau
>35 tahunakan meningkatkan risiko ibu untuk melahirkan bayi dengan BBLR
(Prawirohardjo, 2011).
Pada responden dengan umur ibu yang >35 tahun terdapat 4 responden
(13%) yang melahirkan BBLR. Hal ini dikarenakan 4 responden (13%)
32
tersebut memiliki paritas multipara sehingga mereka mengerti apa yang
terbaik untuk kehamilannya karena sebelumnya sudah pernah hamil dan
melahirkan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang ada yang
menyebutkan bahwa ibu yang berumur >35 tahun merupakan risiko tinggi
untuk hamil karena akan menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan
merugikan perkembangan janin selama hamil karena kondisi ibu mulai
menurun, kualitas sel telur berkurang dan meningkatnya komplikasi medis
pada kehamilan dan persalinan seperti tekanan darah tinggi, pre-eklamsi,
eklamsi, perdarahan antepartum, dan diabetes sehingga pada usia ini sangat
rentan untuk melahirkan BBLR (Dardiantoro, 2007).
Penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Willy
Lestiana Windarti dengan judul Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat
Badan Lahir Rendah di RSUD Wates Tahun 2015, dari 2775 kelahiran bayi
terdapat 226 kasus BBLR yang mana berdasarkan usia ibu yang melahirkan
bayi BBLR sebagian besar usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 166 orang (73%).
Perbedaan antara teori dan hasil penelitian ini bisa disebabkan karena sebagian
besar jumlah sempel pada umur 20-35 tahun lebih banyak dibandingkan
dengan jumlah sempel ibu yang berumur <20 atau >35 tahun.
2. Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Berdasarkan Paritas di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa karakteristik ibu yang
melahirkan BBLR berdasarkan paritas sebagian besar adalah primipara yaitu
sebanyak 17 responden (55%). Hal ini menunjukan sebagian besar responden
termasuk dalam primipara yaitu ibu yang pertama kali hamil. Hasil penelitian
ini sejalan dengan teoriyang mengatakan bahwa ibu dengan paritas pertama
(primipara) merupakan paritas risiko tinggi yang mempunyai angka kematian
yang tinggi atau lebih cenderung untuk dapat melahirkan BBLR dibandingkan
ibu dengan paritas kedua atau lebih. Ibu yang hamil pertama kalinya secara
fisik maupun mental belum mampu untuk beradaptasi secara baik dengan
perubahan yang terjadi pada tubuh yang sedang hamil (Erlina, 2015).
33
Ibu dengan paritas 2-3 (multipara) merupakan jumlah yang sangat baik
untuk suatu kehamilan. Penelitian ini terdapat 14 responden (45%) dari 31
sampel yang ada.Hasil yang didapatkan dari penelitian ini sejalan dengan teori
yang mengatakan bahwa paritas persalinan 2-3 kali merupakan paritas risiko
rendah karena faktor predisposisi BBLR yang utama berdasarkan paritas
adalah ibu primipara (Erlina, 2015).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Gunawan, dkk, dengan judul Karakteristik Ibu Hamil yang Melahirkan Bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSU RA Kartini Jepara Tahun 2012,
dari 178 kelahiran bayi terdapat 141 kasus BBLR sebagian besar dengan
paritas primipara yaitu sebanyak 70 orang (49,6%).
3. Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Berdasarkan Usia Kehamilan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Saptosari Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik ibu yang melahirkan
BBLR berdasarkan usia kehamilan sebagian besar dilahirkan pada usia
kehamilan preterm (<37 minggu) yaitu sebanyak 18 responden (58%) Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori Prawirohardjo (2009) dan Pantiawati (2010),
yang menyebutkan bahwa semakin muda usia kehamilannya semakin besar
morbiditas, mortalitasnya dan makin prematur atau makin kecil umur
kehamilan yang saat dilahirkan makin besar perbedaan dengan bayi yang lahir
cukup bulan, oleh karena itu usia kehamilan sangat berpengaruh dengan
kejadian BBLR.
Responden sebagian kecil yang melahirkan BBLR yaitu ibu dengan usia
kehamilan aterm (37-42 minggu) sebanyak 13 responden (42%). Ibu dengan
usia kehamilan aterm (37-42 minggu) merupakan usia kehamilan yang baik
untuk melahirkan agar bayi yang dilahirkan dapat memiliki berat lahir
normal. Penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwaPersalinan
dan kehamilan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), pada umumnya dengan usia
kehamilan yang aterm kehamilan berkembang dengan normal dan
34
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan dankemungkinan besar bayi
tidak akan mengalami gangguan karena pertumbuhan organ dan proses
penulangannya sudah sempurna, berat badannya juga sudah mencapai kisaran
2.500-4.000 gram (Prawirohardjo, 2009). Bayi lahir dengan berat badan
normal dikatakan apabila rambut kepalanya sudah tumbuh dengan baik dan
kulit tubuhnya pun licin, bila laki-laki testisnya sudah turun kedalam skrotum
dan apabila perempuan labia minora sudah tertupi oleh labia mayora, saat
itulah merupakan saat terbaik bagi bayi untuk dilahirkan (Proverawati dan
Ismawati, 2010).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit
Fertrisia tentang Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Achmad Mochtar Bukit Tinggi Tahun
2012 dari 1530 kelahiran bayi terdapat 45 kasus yang melahirkan bayi BBLR
berdasarkan usia kehamilan ibu sebagian besar pada usia kehamilan preterm
(<37 minggu) yaitu 31 responden (69%).
4. Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016.
Responden yang melahirkan BBLR sebagian besar denganpendidikan
menengah pertama yaitu SMP sebanyak 17 orang (61%). Penelitian ini sejalan
dengan teoriyang ada yang mengatakan bahwapada pendidikan dasar
merupakan suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan
atau meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu
dapat berdiri sendiri, berdasarkan tingkat pendidikan ibu dapat dijelaskan
bahwa terdapat kecenderungan terhadap kematian bayi yang jumlahnya lebih
banyak pada ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah (SD dan SMP
hingga tidak sekolah) dikarenakan kurangnya pengetahuan seorang ibu
mengenai ilmu yang ada, sampai dengan memelihara kandungannya serta
asupan gizi yang baik untuk janinnya (Notoatmodjo, 2012).
Ibu yang melahirkan BBLR sebagian kecil dengan pendidikan tinggi yaitu
1 responden (3%).Pendidikan tinggi yaitu pendidikan seseorang pada tingkat
35
diploma atau sarjana. Seorang ibu yang mempunyai pendidikan tinggi akan
memiliki pengetahuan yang luas sehingga mereka akan lebih mempersiapkan
kehamilanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang ada yang
menyatakan bahwa pada responden dengan pendidikan yang tinggi sangat
jarang di jumpai kejadian BBLR dikarenakan mereka paham dengan
kebutuhan akan asupan gizi pada saat hamil sehingga kebutuhan asupan gizi
pada janinnya tercukupi (Soelaeman, 2006).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wiwit Fertrisia dengan judul Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Achmad Mochtar Bukit
Tinggi Tahun 2012 dari 1530 kelahiran bayi terdapat 45 kasus yang
melahirkan bayi BBLR berdasarkan tingkat pendidikan ibu sebagian besar
berpendidikan rendah sebanyak 27 orang (60%), dibandingkan dengan ibu
yang bependidikan tinggi yaitu 18 responden (40%).
36
C. Keterbatasan Penelitian
1. Kesulitan Penelitian
Pada saat pengambilan data, peneliti tidak menggunakan data rekam medis
tetapi hanya buku rekapan persalinan dan kehamilan, peneliti harus
mencocokan data yang diambil dari buku rekapan persalinan karena
karakteristik yang diteliti kurang lengkap dan harus mencarinya ke dalam
buku rekapan kehamilan yang memang sesuai dengan karakteristik yang di
teliti.
2. Kelemahan penelitian
Pada pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti tidak langsung
mengambil data melalui rekam medis, tetapi melalui buku rekapan persalinan
dan buku rekapan kunjungan ibu hamil.
37
37
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang gambaran karakteristik ibu yang
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) di wilayah kerja Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkdul tahun 2016, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan
umur ibu sebagian besar berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 21 responden
(68%).
2. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan
paritas ibu sebagian besar primipara (1 kali melahirkan) yaitu sebanyak 17
responden (55%).
3. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan
usia kehamilan sebagian besar pada usia kehamilan preterm (<37 minggu)
yaitu sebanyak 18 responden (58%).
4. Karakteristik ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan
pendidikan sebagian besar berpendidikan SMP/sederajat yaitu sebanyak 19
responden (61%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang dapat
disampaikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
1. Bagi Perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Diharapkan bagi perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
memperbanyak referensi jurnal tentang gambaran karakteristik ibu yang
melahirkan BBLR dan menyediakan informasi sebagai sumber untuk
penelitian selanjutnya.
38
2. Bagi peneliti selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran karakteristik ibu
yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan menggunakan
metode dan jumlah sampel yang lebih luas serta peneliti selanjutnya juga
harus mengambil data dari rekam medis secara langsung sehingga hasil
penelitian dapat dipertanggungjawabkan.
3. Bagi Bidan di ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Saptosari
Kabupaten Gunungkidul
Diharapkan petugas kesehatan dapat berperan sebagai fasilitator dan motivator
dalam pelayanan komunikasi, informasi, dan pendidikan (KIE), diruang KIA
dalam memberikan pelayanan tentang pemeriksaan kehamilan (ANC) dimana
untuk menghindari kehamilan dengan ibu terlalu muda, terlalu tua, terlalu
banyak anak, dan terlalu rendah pendidikan ibu, sehingga kejadian BBLR
dapat terdeteksi secara dini dan pencegahannya dapat dilakukan dengan cepat
dan tepat.
39
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Dian. 2013. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh 2013. Skripsi. Banda Aceh : Stikes U’Budiyah Banda Aceh.
Dwilistiani. 2012. Hubungan Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian BBLR Di RSUD Banjarbaru Tahun 2011. Karya Tulis ilmiah. Banjarmasin : Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2015. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Selemba Medika.
Dinkes. 2016. Profil Kesehatan daerah Istimewa Yogyakarta. Yogjakarta: Dinkes DIY.
. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten GunungKidul. Yogjakarta: Dinkes DIY.
Depkes RI. 2014. Modul Pelatihan Penanganan BBL dengan Asfiksia dan BBLR Bagi Tenaga Pendidik, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2014.
Fetrisia, Wiwit. 2012. Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Achmad Mochtar Bukit Tinggi Tahun 2012. Jurnal Kesehatan masyarakat “Preventif” Volume.3 No.2. Edisi juli 2012.
Gunawan, dkk. 2012. Karakteristik Ibu Hamil yang Melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Di RSU RA Kartini Jepara. jurnak kesehatan dan budaya.”hikmah”Volume.3 No.2. Edisi September 2012. ISSN:1907-1396
Himawan, A.W. 2006. Hubungan Usia Ibu dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunungpati Semarang. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Hasanah, dkk. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Bayi berat Lahir Rendah (BBLR) di Ruang BBRT RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2010. Artikel Penelitian. Semarang: Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang.
Damayanti, Destry. 2016. Angka Kematian Bayi. Http//databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/25/meski-menurun-angka-kematian-bayi-di-indonesia-masih-tinggi. Diakses senin, 20 Februari 2017.
Kemenkes, RI. 2015. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta, Indonesia: Kemenkes RI.
40
. 2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta, Indonesia: Kemenkes RI.
Notoatmodjo, Suekidjo. 2012. Metodelogi Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, Arifuddin, dan Novilia. 2016. Analisis Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan masyarakat “Preventif”Volume 7 No. 1 Edisi Maret 2016.
Pantiwati, Ika. 2010. Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Acuan Nasional kesehatan Maternal dan Internal. Jakarta: Bina Pustaka.
. 2011. Ilmu kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.
Proverawati, Atikah dan Cahya Ismawati S. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.
Ramadhy, Asef Sufyan. 2011. Biologi Reproduksi. Bandung: Refika aditama.
Syahir, Ahmad. 2015. Gambaran Umur Ibu, Usia Kandungan, dan Tinggi Ibu Terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wiliyah Puskesmas Gianyar 1 Bali Tahun 2015. Jurnal kesehatan “Intisari Sains Medis”Volume VI No.1 Edisi Mei-Agustus 2015, E- ISSN: 2503-3638, Print ISSN: 2089-9084.
Supranto, Johanes. 2007. Statistik Untuk Pemimpin Berwawasan Global. Jakarta: Selemba Medika.
Sistriani. 2008. Faktor Maternal dan kualitas pelayanan Antenatal yang Beresiko Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Studi pada Ibu yang Periksa Hamil ke Tenaga Kesehatan dan Melahirkan di RSUD Banyumas. Tesis FKM. Universitas Diponegoro Semarang.
Siswodarmo, Risanto. 2008. Obstetri Fisiologi .Yogyakarta : Pustaka Cendekia.
Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
SDKI. 2012. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Badan Pusat Statistik kementrian Kesehatan. www.measuredhs.com (Diakses pada tanggal 06 Januari 2017).
Tiran, Denise. 2006. Kamus Saku Bidan. Jakarta: EGC.
41
Tri, Hardiani. 2011. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur Dan Utara Kota Singkawang. Artikel Penelitian. Universitas Diponegoro Semarang.
Theresia, Elsye. 2012. Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah diruangan Kasuari RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan “Artikel V” Volume. 2 No. 1 Edisi Oktober 2012.
Yuni, Natalia Erlina. 2015. Kelainan Darah. Yogyakarta: Nuha Medika.
42
L
A
M
P
I
R
A
N