Upload
truongngoc
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Gambaran Kejadian Berat Badan Lahir Rendah dihubungkan
dengan Faktor Usia dan Jumlah Paritas Ibu pada RS Prikasih
Tahun 2014
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Rivki Wida Sarandi
NIM: 1112103000096
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M /1436
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan penelitian ini yang berjudul “Gambaran Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah dihubungkan dengan Faktor Usia dan Jumlah Paritas Ibu di RS Prikasih
Tahun 2014”. Dalam pelaksanaan penulisan hasil penelitian ini, penulis telah
memperoleh bimbingan dan pencerahan dari banyak pihak. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan dr. Achmad Zaki, Sp.OT, M.Epid selaku Kaprodi PSPD UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Taufik dan dr. Nurul selaku Pembimbing 1 dan Pembimbing 2 yang telah
memberikan banyak masukan dan nasihat kepada saya dalam menyelesaikan
penelitian ini.
3. dr. Emy dan dr. Mery selaku penguji pada sidang yang memberi banyak masukan
untuk perbaikan laporan penelitian ini.
4. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS dan dr. Flori Ratna Sari, Ph.D
selaku penanggung jawab modul riset.
5. Kedua orang tua saya, Maman Hermawan dan Fitri Yana yang telah
membesarkan dan memberikan kasih sayang tak terbatas kepada saya. Dan
seluruh anggota keluarga yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas kasih sayang, doa, dan dukungan yang tak henti mengalir
selama saya menjalani masa pendidikan.
6. Bu Pipit dan Pak Azip selaku petugas administrasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta bagian akademik yang membantu dalam proses pembuatan surat
persetujuan etika penelitian.
vi
7. Teman-teman kelompok riset, Ramadhian, Yunisa Khulqi, Ilham Murtala, Iyas
Sahputra dan Fahmi Akbar. Terima kasih telah berjuang bersama saya untuk
menyelesaikan penelitian ini.
8. Teman-teman PSPD 2012. Terima kasih atas rasa kekeluargaan yang selalu saya
rasakan ketika bersama kalian selama ini. Kita memang benar-benar together,
better, stronger.
Akhir kata, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan penulisan hasil penelitian ini.
Ciputat, 14 Oktober 2015
Rivki Wida Sarandi
vii
ABSTRAK
Rivki Wida Sarandi. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Kejadain
Berat Badan Lahir Rendah dihubungkan dengan Faktor Usia dan Jumlah
Paritas Ibu di RS Prikasih Tahun 2014.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat lahir kurang dari 2500 gram. Angka kematian bayi (AKB) di
indonesia menurut SDKI 32/1000 kelahiran dengan BBLR sebagai salah
satu penyebabnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
paritas dan usia ibu dengan berat badan lahir. Penelitian ini
menggunakan desain deskiptif analitik jenis cross sectional dengan data
sekunder. Populasi penelitian 900 ibu bersalin pada tahun 2014 dan
diambil jumlah sampel 96 yang dipilih secara simple random sampling.
Hasil penelitian didapatkan kejadian BBLR pada ibu dengan usia <20 dan
>35 tahun terdapat 71,4% dan pada ibu dengan paritas primipara dan
grandemultipara terdapat 14,3%. Berdasarkan uji fisher usia ibu usia <20
dan >35 tahun menunjukan hubungan dengan hasil p value 0,0006 dan
pada paritas primipara dan grandemultipara tidak menunjukan
hubungan dengan hasil p value 0,235 dan 0,141. Kesimpulan : terdapat
hubungan antara kejadian BBLR dengan umur ibu dan tidak terdapat
hubugan antara kejadian BBLR dengan paritas ibu.
Kata kunci: Berat Badan Lahir Rendah, Paritas, Usia Ibu.
viii
ABSTRACT
Rivki Wida Sarandi. Medical Education Program. Description incidence of low
birth weight is associated factors Age and Number of Parity mother in the hospital
Prikasih 2014.
Infant Low Birth Weight (LBW) babies are born with birth weight
less than 2500 grams. The infant mortality rate (IMR) in Indonesia
according to Indonesian health demographic survey 32/1000 with LBW
as a factor. The purpose of this study was to determine the relationship
of parity and maternal age with birth weight. This research design used
descriptively analytic with cross sectional with secondary data. The study
population of 900 women giving birth in 2014 and taken sample of 96
chosen by simple random sampling. The results showed the incidence of
LBW in women aged <20 and > 35 years is 71.4% and in women with
parity primiparous and grandemultiparous there is 14.3%. Based on the
fisher test in maternal age <20 and >35 years showed association with p
value 0.0006 and in primiparous and grandemultiparous didn’t showed
association with p value 0.235 and 0.141. Conclusion: There are
association between the incidence of low birth weight with maternal age
and there aren’t association between the incidence low birth weight
with parity.
Keywords: Low Birth Weight, Parity, Mother age.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………..iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...v
ABSTRAK…………………………………………………………………………..vii
ABSTRACT……………………………………………………………………….....viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ix
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK..………………………………………………………………...xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..xvi
DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………………...xvii
BAB I….........................................................................................................................1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2
1.3 Hipotesis…………………………………………………………………..2
1.4 Tujuan……………………………………………………………………..2
1.4.1 Tujuan Umum…………………………………………………...2
1.4.2 Tujuan Khusus…………………………………………………..2
x
1.5 Manfaat……………………………………………………………………2
1.5.1 Bagi Peneliti…………………………………………………….2
1.5.2 Bagi Institusi…………………………………………………….3
1.5.3 Bagi Masyarakat………………………………………………...3
BAB II………………………………………………………………………………...4
TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………4
2.1 Pertumbuhan Janin Normal ........................................................................ 4
2.2 Berat Badan Lahir Rendah ......................................................................... 5
2.2.1 Definisi ........................................................................................ 5
2.2.2 Klasifikasi .................................................................................... 5
2.2.3 Faktor resiko ................................................................................ 5
2.2.4 Masalah pada BBLR ................................................................... 6
2.2.5 Perawatan BBLR ......................................................................... 8
2.3 Umur Ibu mempengaruhi berat badan lahir ............................................... 9
2.3.1 Kurang dari 20 tahun ................................................................... 9
2.3.2 Lebih dari 35 tahun...................................................................... 9
2.4 Paritas Ibu sebagai faktor resiko BBLR ................................................... ..9
2.4.1 Definisi Paritas .......................................................................... ..9
2.4.2 Klasifikasi Paritas ...................................................................... ..9
2.4.3 Paritas sebagai faktor resiko BBLR .......................................... 10
2.7 Kerangka Konsep ..................................................................................... 11
xi
2.8 Definisi Operasional ................................................................................. 12
BAB III………………………………………………………………………………13
METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………………..13
3.1 Desain Penelitian………………………………………………………...13
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………13
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 13
3.4 Estimasi besar sampel ............................................................................... 13
3.5 Teknik Sampling ....................................................................................... 14
3.6 Kriteria Sampel ......................................................................................... 14
3.7 Alur Kerja Penelitian ................................................................................. 15
3.8 Intervensi dan Instrumentasi ..................................................................... 15
3.9 Cara kerja penelitian ................................................................................. 15
3.10 Pengumpulan data ................................................................................... 16
3.11 Metode Pengolahan dan analisis data ..................................................... 16
BAB IV………………………………………………………………………………17
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………...17
4.1 Gambaran usia ibu hamil di RS Prikasih .................................................. 17
4.1.1 Presentase usia ibu hamil ........................................................... 17
4.2 Gambaran berat badan lahir dilihat dari faktor usia ibu ............................ 18
4.2.1 Gambaran berat badan lahir pada usia ibu reproduktif .............. 18
4.2.2 Gambaran berat badan lahir pada usia ibu non reproduktif ....... 19
xii
4.3 Presentase paritas ibu hamil di RS Prikasih tahun 2014 ........................... 21
4.4 Gambaran berat badan lahir di lihat dari faktor paritas ibu ...................... 22
4.4.1 Gambaran berat badan lahir pada ibu dengan paritas resiko ...... 22
4.4.2 Gambaran berat badan lahir pada ibu paritas tidak resiko ......... 23
4.5 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 25
BAB V……………………………………………………………………………….26
KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………...26
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………26
5.2 Saran……………………………………………………………………..26
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..27
LAMPIRAN…………………………………………………………………………29
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 tabulasi silang antara usia ibu dengan kejadian BBLN ................................. 20
Tabel 2 tabulasi silang antara jumlah paritas ibu dengan kejadian BBLR ................. 24
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva Pertumbuhan Janin ....................................................................... 4
xiv
Daftar Grafik
Grafik 4.1 Presentase usia ibu .................................................................................... 17
Grafik 4.2 gambaran berat badan lahir pada usia 20-35 ............................................. 18
Grafik 4.3 gambaran berat badan lahir pada usia >35 ................................................ 19
Grafik 4.4 gambaran berat badan lahir pada usia <20 ................................................ 20
Grafik 4.5 presentase paritas ibu ................................................................................ 21
Grafik 4.6 gambaran berat badan lahir pada paritas primipara ................................... 22
Grafik 4.7 gambaran berat badan lahir pada paritas grandemultipara ........................ 23
Grafik 4.8 gambaran berat badan lahir pada paritas multipara ................................... 23
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 .................................................................................................................. 43
Lampiran 2 .................................................................................................................. 45
xvi
DAFTAR SINGKATAN
FKIK = Fakultas Kesehatan dan Ilmu Kesehatan
BBLR = Berat Badan Lahir Rendah
PSPD = Program Studi Pendidikan Dokter
UIN = Universitas Islam Negeri
ANC = Antenatal Care
SDKI = Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
AKB = Angka Kematian Bayi
MDGs = Millenium Development Goals
Riskesdas = Riset Kesehatan Dasar
1
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa dimana seorang ibu memiliki janin yang tengah
tumbuh dalam tubuhnya yang merupakan hasil persatuan sperma dan ovum.
Dalam kehamilan seorang ibu ingin anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat,
oleh karena itu banyak keadaan dimana pertumbuhan janin terganggu sehingga
menyebabkan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).1
Kesehatan dan persiapan seorang ibu memiliki pengaruh yang besar terhadap
kesehatan pertumbuhan janin misalnya keadaan umur ibu untuk hamil merupakan
faktor resiko terjdinya BBLR. Penelitian pada Puskesmas Plered 2014
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan paritas ibu
dengan kejadian BBLR. Persentase terbanyak bayi dengan berat badan lahir
rendah yaitu pada kelompok usia kurang dari 20 tahun, lebih dari 35 tahun, ibu
paritas primipara dan grandemultipara.2
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) menurut hasil Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 memiliki 32 kematian per 1000 kelahiran
hidup,3 bila dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs)
ke-4 tahun 2015 sebesar 23 kematian per 1000 kelahiran hidup maka angka
kematian bayi di indonesia masih tinggi.4 Penyebab langsung kematian bayi di
Indonesia diantaranya disebabkan oleh asfiksia (44-46%), infeksi ( 24 – 25 % ),
BBLR (15 – 20%), trauma persalinan (2 – 7% ), dan cacat bawaan ( 1-3 % ).5
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012 angka BBLR lebih sedikit
yaitu 10,2% yang menyatakan kejadian BBLR di Indonesia berkurang.6
Berdasarkan penelitian pada puskesmas plered di dapatkan pasien dengan
umur <20 tahun yang mengalami BBLR sebanyak 11 bayi dengan persentase
84,6,% dan pada umur >35 tahun yang mengalami BBLR sebanyak 4 pasien
dengan persentase 50 % dan purwakarta 2014 kejadian BBLR pada paritas
primipira 56% dan grandemultipara 20%. Bila Indonesia ingin menurunkan angka
2
BBLR, maka penurunan ibu hamil dengan umur resiko BBLR dapat menurunkan
kejadian BBLR pada Indonesia dan juga menurunkan angka AKB.1
Berdasarkan tingginya AKB yang masih tinggi di Indonesia dan BBLR
merupakan salah satu faktor. Untuk menurunkan AKB maka penilitian ini
diperlukan untuk mengetahui kenaikan kejadian badan lahir bayi rendah pada usia
dan paritas ibu yang resiko dan tidak.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran kejadian berat badan lahir rendah bayi dengan usia
dan paritas ibu ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran berat badan lahir bayi berdasarkan usia dan
paritas ibu berdasarkan data Antenatal Care di Rumah Sakit Prikasih
tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengetahui hubungan kejadian berat badan lahir
rendah berdasarkan usia dan paritas ibu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
1.4.1.1 Untuk mengamalkan dan menerapkan ilmu pengetahuan
yang dipelajari di preklinik untuk memajukan kesehatan
masyarakat.
1.4.1.2 Untuk melatih dan meningkatkan kemampuan diri
khususnya dalam bidang penelitian
3
1.4.2 Bagi Institusi
Memberikan informasi tentang gambaran berat badan lahir bayi
dengan tekanan darah ibu berdasarkan data Antenatal Care di
Rumah Sakit Prikasih tahun 2014.
1.4.3 Bagi Masyarakat Sekitar
1.4.3.1 Untuk meningkatkan perhatian masyarakat
akan dampak yang diakibatkan oleh usia dan
jumlah paritas ibu terhadap berat badan lahir
bayi.
1.4.3.2 Untuk menekan tingginya angka kematian bayi
dikarenakan berat badan lahir rendah akibat
usia ibu dalam kehamilan.
1.4.4 Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian yang saya lakukan ini diharapkan dapat
menjadi suatu dasar dan acuan bagi peneliti lain dalam melakukan
penelitian selanjutnya demi kemajuan ilmu pengetahuan.
4
BAB II
2.1 Pertumbuhan Janin Normal
Pertumbuhan normal janin ditandai dengan pola berurutan pertumbuhan
jaringan dan organ, diferensiasi dan maturasi. Pertumbuhan ditentukan oleh
persediaan substrat, kemampuan transport plasenta dan pertumbuhan janin yang di
atur oleh gen dan Usia ibu saat hamil .7 Lin dan Santolaya-Forgas (1998) telah
membagi menjadi 3 fase, yaitu :7
1. Fase pertama adalah hiperplasia yang terjadi pada 16 minggu pertama
dan di tandai dengan meningkatnya jumlah sel.
2. Fase kedua terjadi pada minggu ke 16 sampai 32 yang merupakan
terjadinya hiperplasia dan hipertrofi sel.
3. Fase ketiga terjadi setelah minggu ke 32 hingga lahir, pada fase ini
pertumbuhan sel hanya terjadi hipertrofi dan pada fase ini deposisi
lemak dan glikogen.
Berat badan lahir janin normal sangat bervariasi pada setiap daerah dan suku,
gambar dibawah ini adalah grafik berat janin yang di ambil dari suku caucasian.8
Gambar 2.1 Kurva pertumbuhan janin8
5
2.2 Berat Badan Lahir Rendah
2.2.1 Definisi
BBLR adalah berat badan lahir bayi yang kurang dari 2500 gram.9
2.2.2 Klasifikasi
Klasifikasi BBLR ini menurut masa gestasinya. Adapun Klasifikasinya
sebagai berikut:1
1. Di lihat dari harapan hidupnya
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-
2500 gram.
Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat
lahir 1000-1500 gram
Bayi berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat
lahir kurang dari 1000 gram
2. Di lihat dari masa gestasinya
Prematuritas Murni
Yaitu dimana bayi mengalami BBLR yang masa gestasinya
kurang dari 37 minggu dan biasanya disebut dengan neonatus
kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).
Dismaturitas
Yaitu bayi lahir yang memilki berat badan lahir kurang dari berat
badan seharusnya pada masa gestasi itu yang biasanya di sebut
dengan kecil masa kehamilan (KMK).
2.2.3 Faktor resiko
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan kejadian BBLR.
Adapun faktor-faktor resiko tersebut dibagi menjadi faktor ibu, janin, plasenta,
lingkungan.1
1. Faktor Ibu
o Penyakit yang diderita ibu
Anemia
6
Perdarahan antepartum
Preeklamsi berat
Eklamsia
Infeksi kandung kemih
o Ibu
Usia Ibu yang kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
Jumlah Paritas
Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek
Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya
o Keadaan Sosial Ekonomi
Sosial Ekonomi Rendah
Aktifitas Fisik Berlebihan
Perkawinan yang tidak sah
2. Faktor Janin
o Kelainan Kromosom
o Infeksi Janin Kronik
o Gawat Janin
o Kehamilan Kembar
3. Faktor Plasenta
o Hidroamnion
o Plasenta Previa
o Solutio Plasenta
o Ketuban Pecah Dini
4. Faktor Lingkungan
o Tempat tinggal di daratan tinggi
o Terpapar zat beracun
2.2.4 Masalah pada BBLR
Masalah yang terjadi pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) terutama
pada bayi premature karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut.
Masalah yang sering terjadi pada BBLR adalah gangguan pada sistem pernafasan,
susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastrointestinal, ginjal dan
termoregulasi.10
7
1. Sistem Pernafasan
Bayi dengan BBLR umumnya mengalami kesulitan untuk bernafas segera
setelah lahir dikarenakan jumlah alveoli yang berfungsi masih sedikit dan masih
kurangnya surfaktan, sehingga menyebabkan alveoli kolaps dan sulit terjadinya
pernafasan pada bayi BBLR
2. Sistem Nuerologi
Bayi yang lahir dengan BBLR mudah sekali terjadi kerusakan pada susunan
saraf pusat. Hal ini disebabkan pada bayi BBLR dan prematur sering sekali
terjadi yang menyebabkan terjadi iskemi pada susunan saraf.
3. Sistem Kardiovaskuler
Bayi yang lahir dengan BBLR sering mengalami kelainan jantung yaitu
seperti paten ductus arteriosus, kelainan ini merupakan akibat dari
keterlambatan penutupan ductus arteriosus pada saat peruabahan kehidupan
janin dari intra uterin ke ekstra uterin.
4. Sistem Gastrointestinal
Bayi yang lahir dengan BBLR saluran pencernaanya kurang berfungsi
dibanding bayi yang cukup bulan, hal ini disebabkan karena tidak adanya
koordinasi mengisap dan menelan sampai usia gestasi 33-34 minggu sehingga
kurang dapat menyerap lemak dan mencerna protein dan berakibat kurangnya
cadangan nutrisi bayi.
5. Sistem Termoregulasi
Bayi yang lahir dengan BBLR sering sekali memiliki temperatur tubuh yang
tidak stabil, yang disebabkan antara lain:
a. Kurang lemak subkutan (Lemak coklat)
b. Jaringan lemak dibawah kulit lebih sedikit
c. Tidak adanya refleks kontrol dari pembuluh darah kapiler kulit.
8
6. Sistem Hematologi
Bayi yang lahir dengan BBLR lebih mudah mengalami masalah hematologi
jika dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan. Disebabkan antara lain:
a. Usia eritrosit yang pendek
b. Pembuluh darah kapiler yang mudah rapuh
c. Berkurangnya darah akibat dari pemeriksaan laboratorium yang
sering
7. Sistem Imunologi
Bayi yang lahir dengan BBLR mudah sekali terkena infeksi, karena sistem
kekebalan tubuh yang masih terbatas
8. Sistem Integument
Bayi yang lahir dengan BBLR mempunyai struktur kulit yang masih sangat
tipis sehingga mudah terjadi gangguan integritas kulit.
2.2.5 Perawatan BBLR
Perawatan pada bayi BBLR sangat diperlukan dikarenakan untuk
menunjang kesalamatan bayi, yaitu:10
a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat dengan cara di taruh pada
inkubator bila tidak ada dengan metode kanguru, karena bayi BBLR
mudah mengalami hipotermi.
b. Mencegah infeksi dengan ketat. Dikarenakan bayi BBLR sangat
mudah terkena infeksi dikarenakan belum sempurnanya sistem imun
bayi.
c. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR belum sempurna,
oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan bayi mencerminkan
keadaan gizi bayi yang erat kaitanya dengan daya tahan tubuh.
e. Penggantian kain yang basah dengan kain yang kering dan bersih.
f. Menutup kepala bayi dengan topi.
g. Jaga kebersihan tali pusat.
9
2.3 Umur Ibu mempengaruhi berat badan lahir
2.3.1 Kurang dari 20 tahun
Kehamilan dibawah umur 20 tahun memilki resiko tinggi terjadinya BBLR
dibanding hamil pada umur 20-35 tahun, karena pada umur yang masih muda
pertumbuhan dan perkembangan belum sepenuhnya optimal. Selain dari itu hamil
pada umur muda emosi dan kejiwaannya belum dapat menanggapi kehamilanya
secara sempurna.11,12
2.3.2 Lebih dari 35 tahun
Kehamilan di atas umur 35 tahun juga tidak dianjurkan karena memilki resiko
untuk terjadinya BBLR, karena pada usia ini sering muncul penyakit seperti
hipertensi, tumor jinak peranakan ataupun penyakit degeneratif dan juga bisa
dikarenakan pada usia ini semua organ kemampuan fungsinya sudah mulai
menurun.11,12
2.4 Paritas Ibu sebagai faktor resiko BBLR
2.4.1 Definisi Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh
seorang ibu.9
2.4.2 Klasifikasi Paritas
Jumlah paritas terbagi menjadi 3, yaitu:9
a) Primipara
Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak,
yang cukup besar untuk hidup di dunia luar.
b) Multipara
Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak
lebih dari satu kali
c) Grandemultipara
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih.
10
2.4.3 Paritas sebagai faktor resiko BBLR
Ibu primipara memiliki resiko yang lebih besar untuk terjadinya BBLR
dikarenakan kurangnya pengalaman dalam kehamilan dan persalinan sehingga
seorang ibu kurang mengetahui asupan gizi yang baik unutk hamil dan
kunjungan Antenatal Care (ANC) yang kurang sehingga sulitnya deteksi dini
penyulit persalinan. Terkait dengan fungsi organ dalam menerima kehamilan
dan menjaga janin pada ibu yang pernah melahirkan lima kali atau lebih akan
menyebabkan menyebabkan kejadian BBLR meningkat, karena kehamilan
berulang-ulang akan menyebabkan kekurasakan pada dinding pembuluh darah
uterus, keadaan ini akan menyebabkan terganggunya nutrisi untuk janin
selanjutnya dan mengganggu pertumbuhan janin.13
11
2.7 Kerangka Konsep
12
2.8 Definisi Operasional
Variabel Difinisi operasional Cara ukur Alat ukur Skala
ukur
Berat Bayi
Lahir
Berat bayi lahir yang
diukur setelah
dilahirkan
Analisis data
yang tercantum
dalam rekam
medik
Rekam medik Numerik
Usia Ibu
Usia ibu saat hamil Analisis data
yang tercantum
dalam rekam
medik
Rekam medik Numerik
Jumlah
Paritas Ibu
hamil
Jumlah paritas ibu
saat hamil
Analisis data
yang tercantum
dalam rekam
medik
Rekam medik Numerik
13
BAB III
Metodologi Peneltian
3.1. Desain Penelitian
Pada penelitian ini akan nmenggunakan metode penelitian deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional agar dapat mempelajari
persentase kejadian BBLR dengan variasi umur dan jumlah paritas ibu.
3.2. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Prikasih
2. Waktu
Penelitian dilakukan pada tanggal April sampai Juni 2015
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Penelitian dilakukan terhadap pasien Rumah Sakit Prikasih yang
melahirkan dari 1 januari 2014 hingga 31 desember 2014. Sampel yang
diambil berasal dari populasi penelitian yang memenuhi kriteria inklusi
dan kriteria ekslusi. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan
cara random sampling.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dapat mewakili populasinya. Pada sampel ini telah
memenuhi kriteria pemilihan, yakni kriteria inklusi dan eksklusi.14
3.4. Estimasi besar sampel
Dalam penelitian ini, besar sampel ditentukan dengan rumus deskriptif
kategorik. Perhitungan yang dilakukan yaitu:
n = 𝑍α2𝑃𝑄
𝑑2
dengan keterangan:
n = Besar sampel
Zα = Deviat baku dengan nilai α = 5% sehingga Zα = 1.96
P = Proporsi kategori variabel yang diteliti (50%)
14
Q = 1 – P (50%)
d2 = Presisi dengan besar 10 %
Dari perhitungan besar sampel tersebut maka besar sampel yang
dibutuhkan minimal 96.15
3.5. Teknik Sampling
Pada penelitian ini akan menggunakan simple random sampling yaitu
semua subyek akan memilki kemungkinan yang sama untuk dimasukkan
dalam penelitian sampai jumlah yang diinginkan peneliti tercapai.
3.6. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah :
Ibu hamil dan Anak lahir dengan kondisi normal.
b. Kriteria eksklusi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah :
Ibu hamil dengan : uterus ibu yang abnormal, merokok,
minum alkohol, enggunaan narkotika, status sosial yang
rendah, pendidikan rendah, riwayat BBLR sebelumnya.
Keadaan janin : kelainan kromosom, hamil Kembar,
infeksi.
Keadaan Plasenta : plasenta previa, tumor plasenta,
hidroamnion, ketuban pecah dini
15
3.7. Alur Kerja Penelitian
3.8. Intervensi dan instrumentasi
a. Pengukuran yang dilakukan untuk variabel bebas dalam hal ini
menentukan umur dan jumlah paritas ibu.
b. Pengukuran yang dilakukan untuk variabel tergantung dalam hal
ini mengetahui berat badan dan panjang lahir janin pada saat
antenatal care.
3.9. Cara kerja penelitian
a. Makukan persiapan penelitian (di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta)
b. Mengurus perizinan ke Rumah Sakit prikasih untuk mengambil
data
c. Mengambil data rekam medik yang sesuai dengan syarat penelitian
melalui seleksi subjek dari populasi terjangkau berdasarkan kriteria
inklusi dan eksklusi
d. Didapatkan jumlah pasien yang sesuai dengan besar sampel yang
peneliti telah tentukan
16
e. Melakukan analisis data
f. Menarik kesimpulan
3.10. Pengumpulan data
Mengambil data sekunder Rumah Sakit Prikasih dari tanggal 01 April
sampai 30 April 2015
3.11. Metode Pengolahan data dan analisis data
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 23,
yaitu:
a. Melakukan pemeriksaan seluruh data yang terkumpul (editing).
b. Memberi angka-angka atau kode–kode tertentu yang telah
disepakati terhadap data rekam medik (coding).
c. Memasukkan data rekam medik sesuai kode yang telah ditentukan
untuk masing–masing variable sehingga menjadi suatu data dasar
(entry).
d. Menggolongkan, mengurutkan, serta menyederhanakan data,
sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan (cleaning).
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran usia Ibu hamil di RS Prikasih Tahun 2014
4.1.1 Persentase usia ibu hamil
Grafik 4.1 Persentase usia pasien ibu hamil
Dari grafik 4.1 didapatkan bahwa pasien yang menjadi sampel ibu
hamil pada penilitian ini terbanyak ibu hamil dengan usia 20-35 tahun
yang merupakan usia reproduktif untuk hamil mencapai sebanyak 75 ibu
hamil (78%) yang di ikuti dibawahnya adalah ibu hamil dengan usia di
atas 35 tahun yang memilki jumlah persentase mencapai sebanyak 20 ibu
hamil (21%) dan yang paling rendah adalah ibu hamil dengan usia < 20
tahun yang hanya mencapai sebanyak 1 ibu hamil (1%) dan bila
dibandingkan penelitian sebelumnya pada RS Pancaran Kasih GMIM
Manado selama waktu kurun 1 januari 2014 sampai dengan 31 desember
2014 memiliki pasien ibu hamil dengan usia <20 tahun dengan jumlah
persentase 34,3%, usia 20-35 tahun 41,4% dan >35 tahun 24,3%.16 Bila
dilihat secara keseluruhan maka penelitian ini memiliki kesamaan
dikarenakan penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara
kejadian BBLR dengan usia ibu dan mengambil data pada kurun waktu
yang sama.
umur <201%
Umur 20-3578%
Umur >3521%
Persentase usia ibu
umur <20 Umur 20-35 Umur >35
18
Umur ibu yang tidak beresiko tinggi melahirkan bayi kecil adalah
kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun.17 Dari hasil di atas
didapatkan pasien ibu hamil yang tidak beresiko untuk terjadi BBLR pada
RS Prikasih sebanyak 78% dan yang beresiko tinggi sebanyak 22%.
4.2 Gambaran berat badan lahir di lihat dari faktor usia ibu hamil
4.2.1 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia reproduktif
Grafik 4.2 Gambaran berat badan lahir pada usia 20-35 tahun
Dari grafik 4.2 di dapatkan bahwa ibu hamil pada usia yang
reproduktif (20-35 tahun) memiliki bayi dengan kejadian yang tidak
BBLR sebanyak 73 bayi (97,33%) dan yang mengalami BBLR terdapat 2
bayi (2,67%)
2 0
73
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Prematuritas Dismatruitas
BBLR Tidak BBLR
Umur 20-35 tahun
19
4.2.2 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia beresiko tinggi
Grafik 4.3 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia >35 tahun
Dari grafik 4.3 di dapatkan bahwa pada ibu hamil usia >35 tahun
memiliki bayi dengan kejadian terbanyak pada bayi yang tidak BBLR
yang mencapai 16 bayi (80%), bayi dengan BBLR terdapat 4 bayi (20%).
Grafik 4.4 Gambaran berat badan lahir pada ibu usia <20 tahun
Dari grafik 4.4 di dapatkan bahwa pada ibu hamil usia < 20 tahun
pada rumah sakit prikasih hanya terdapat 1 pasien ibu hamil dari 96
3
1
16
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Prematuritas Dismaturitas
BBLR Tidak BBLR
Umur >35 tahun
0
1
00
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Prematuritas Dismaturitas
BBLR Tidak BBLR
Umur <20 tahun
20
sampel yang kami pilih secara random sampling dan memilki bayi dengan
BBLR dengan persentase 100%.
Analisis Bivariat
Tabel 2 Tabulasi Silang antara usia Ibu dengan kejadian BBLR
Golongan Usia Jumlah
BBLR
n %
Usia beresiko tinggi 22 5 71,4
Usia reproduktif 74 2 28,6
Total 96 7 100
Dari tabel 2 didapatkan bahwa persentase terbesar terjadinya bayi
dengan BBLR yaitu pada kategori usia beresiko tinggi yaitu usia <20
tahun dan >35 tahun sebesar 71,42% dibanding usia tanpa resiko yaitu
usia 20-35 tahun sebesar 28,57% dibuktikan dengan uji statistik yaitu uji
fisher yang mendapatkan hasil nilai p value 0,006 yang menyatakan ada
hubungan yang bermakna antara usia dengan resiko dengan kejadian
BBLR. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya pada Puskesmas
Plered Kabupaten Purwakarta tahun 2014 yang memliki kejadian BBLR
pada usia dengan resiko <20 tahun 84,6% dan >35 tahun 50% dan pada
usia tanpa resiko yaitu usia 20-35 tahun sebanyak 9,1% dan memiliki nilai
p value <0,05.18
Berdasarkan hasil pada tabel 2 didapatkan bahwa kejadian BBLR
pada usia beresiko tinggi memiliki persentase yang lebih banyak dibanding
pada ibu dengan usia reproduktif dan sesuai dengan penelitian sebelumya.
Menurut depkes RI (2004) umur ibu yang beresiko tinggi melahirkan bayi
kecil adalah kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Hal ini
disebabkan ibu pada usia <20 tahun memiliki alat reproduksi yang belum
berkembang secara maksimal dan pada usia ini juga ibu kurang
memperhatikan asupan gizi seimbang serta secara psikologis pada usia ini
21
belum siap untuk menerima kehamilan sehingga seringkali mempengaruhi
perkembangan janin dalam uterus.18,19 Menurut Manuaba, Begitu juga
pada usia muda (<20 tahun) yang merupakan usia remaja seringkali kurang
memperhatikan asupan gizi seimbang serta ditunjang oleh faktor
psikologis remaja dalam kesiapan untuk hamil sehingga dapat
mengakibatkan kelahiran prematur, dismatur dan cacat bawaan.20
Sedangkan pada kelompok ibu hamil usia >35 tahun memilki
resiko BBLR pada bayi yang akan dilahirkanya. Menurut Surasmi hal ini
disebabkan penurunan fungsi otot panggul sehingga terjadi penyulit
kehamilan dan persalinan. Selain itu pada usia ini juga sering terjadi
masalah kesehatan seperti pre-eklampsia, hipertensi, diabetes mellitus dan
anemia.12
4.3 Persentase paritas Ibu hamil di RS Prikasih Tahun 2014
Grafik 4.4 Persentase paritas ibu hamil
Dari grafik diatas didapatkan bahwa persentase ibu hamil
terbanyak pada paritas primipara sebanyak 39 ibu hamil (40%), paritas
multipara sebanyak 56 ibu hamil (59%) dan paritas grandemultipara hanya
sebanyak 1 ibu hamil saja (1%). Pada penelitian Puskesmas kota Karang
Bandar lampung yang dilakukan selama kurun waktu 1 januari 2012
Primipara40%
Multipara59%
Grandemultipara1%
Persentase Paritas Ibu hamil
Primipara Multipara Grandemultipara
22
sampai 31 desember 2012 mendapatkan persentase ibu hamil dengan
paritas primipira 34.6%, multipara 58.9%, grandemultipara 6.5%.21
Penelitian
Menurut Prawirohartono bahwa Paritas 2 dan 3 merupakan paritas
yang paling aman di tinjau dari kematian ibu. Paritas 1 dan paritas lebih
dari 4 mempunyai angka kematian ibu yang lebih tinggi dan dilihat ibu
yang hamil dengan jumlah paritas beresiko tinggi BBLR pada RS prikasih
sebanyak 77% dan ibu hamil dengan jumlah paritas tanpa resiko sebanyak
23%.22
4.4 Gambaran berat badan lahir di lihat dari faktor paritas ibu
4.4.1 Gambaran berat badan lahir pada ibu dengan paritas beresiko tinggi
Grafik 4.5 Gambaran berat badan lahir pada paritas primipara
Dari grafik 4.5 didapatkan bahwa pada ibu dengan paritas
primipara memiliki bayi dengan kejadian terbanyak pada bayi yang tidak
BBLR sebanyak 38 (94,74%) bayi, dengan BBLR hanya terdapat 1 bayi
(2,63%).
0 1
38
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Prematuritas Dismaturitas
BBLR Tidak BBLR
Primipara
23
Grafik 4.6 Gambaran berat badan lahir pada paritas
grandemultipara
Dari grafik 4.6 didapatkan bahwa ibu hamil pada paritas
grandemultipara terdapat kejadian hanya 1 ibu hamil yaitu kejadain yang
tidak BBLR dengan presentse (100%) dan tidak ditemukan kejadian
BBLR.
4.4.2 Gambaran berat badan lahir pada ibu paritas tidak beresiko
Grafik 4.7 Gambaran berat badan lahir pada paritas multipara
0 0
1
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
prematuritas dismaturitas
BBLR Tidak BBLR
Grandemultipara
51
50
0
10
20
30
40
50
60
Prematuritas Dismaturitas
BBLR Tidak BBLR
Multipara
24
Dari grafik 4.7 didapatkan bahwa ibu hamil multipara memiliki
bayi dengan kejadian BBLR 6 bayi (10,72%), kelahiran yang tidak BBLR
sebanyak 50 bayi (89,28%).
Analisis Bivariat
Tabel 2 Tabulasi Silang antara jumlah paritas Ibu dengan kejadian
BBLR
Paritas Jumlah BBLR
N %
Paritas beresiko tinggi
38 1 14,3
Paritas tidak beresiko
35 6 85,7
Total 22 7 100
Hasil dari tabel 2 di dapatkan hasil kejadian BBLR pada paritas
tanpa resiko yaitu sebesar 85,7% lebih banyak dari pada paritas beresiko
tinggi yaitu sebesar 28,3% dan bila di uji fisher di dapatkan nilai p value
sebesar 0,235 dan 0,141 yang berarti tidak ada hubungan antara jumlah
paritas ibu dengan kejadian BBLR. Dilihat dari penelitian sebelumnya
pada Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta tahun 2014 memiliki
kejadian BBLR pada pada paritas beresiko tinggi yaitu pada primipara
56% dan grandemultipara 20% akan tetapi berbeda pada nilai p value
<0,05 dimana menyatakan bermakna.2 Perbedaan hasil ini terjadi karena
jumlah sampel kita yang kurang mencukupi dikarenakan waktu untuk
mengambil sampel yang kurang dan segala keterbatasan penelitian ini.
Menurut teori jumlah paritas beresiko tinggi memiliki kejadian
BBLR lebih banyak dibanding pada ibu dengan jumlah paritas tanpa
resiko. Hal ini disebabkan ibu dengan paritas primipara belum memiliki
pengalaman-pengalaman dalam mengahadapi kehamilan dan persalinan
sehingga bisa menyebabkan ibu mempunyai asupan gizi kurang,
kunjungan ANC kurang mengakibatkan tidak bisa mendeteksi dini resiko
kehamilan sulit yang akhirnya mengganggu pertumbuhan janin pada uterus
25
ibu.23,24 Menurut Winkjosastro bahwa Kehamilan yang berulang-ulang
akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus. Hal ini
akan mempengaruhi nutrisi ke janin pada kehamilan selanjutnya, selain itu
dapat menyebabkan atonia uteri.11 Hal ini dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan yang selanjutnya akan melahirkan bayi dengan BBLR. Dan
menurut Leni Maulida di penelitianya menyatakan bahwa kekurangan
energi kronik ini pada ibu hamil juga bisa disebabkan dari sumber gizi
yang dikonsumsi ibu kurang karena banyaknya makanan instan yang
dikonsumsi ibu hamil.23
Pada paritas grandemultipara sering terjadi kemunduran fungsi
pada alat reproduksi dan juga dikarenakan kehamilan yang berulang-ulang
akan menyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah uterus
sehingga ini menyebabkan terganggunya nutrisi janin dan akhirnya
mengganggu pertumbuhan janin.21 Pada penelitian yang dilakukan di
Rumah Sakit Daerah Demang Sepulau Raya tahun 2009 menemukan tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan berat bayi lahir.
Hal ini dikarenakan pada ibu yang memiliki jumlah paritas yang tinggi
tidak semuanya memiliki faktor resiko pemberat lainnya, contohnya
seperti anemia dan defisensi nutrisi.25
4.5 Keterbatasan Penelitian
1. Pada penelitian ini data yang digunakan berasal dari rumah sakit swasta
tipe C yang jumlah angka kejadian BBLR yang sedikit dikarenakan di
rujuknya ke RS. Tipe B atau A.
2. Dari rekam medis yang kami teliti terdapat beberapa data yang kurang
digali oleh petugas medis sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data yang dibutuhkan.
26
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan uji statistik pada penelitian ini, maka peneliti dapat
menyimpulkan :
1. Pada ibu usia <20 hanya didapatkan 1 bayi BBLR, >35 tahun didapatkan 5 bayi
BBLR dengan 17 bayi tidak BBLR dan pada ibu usia 20-35 tahun didapatkan 2
bayi BBLR dengan 72 bayi tidak BBLR.
2. Pada ibu paritas primipara hanya didapatkan 37 bayi tidak BBLR tidak didapatkan
bayi BBLR, grandemultipara hanya didapatkan 1 bayi BBLR dan pada ibu paritas
multipara didapatkan 6 bayi BBLR dengan 29 bayi tidak BBLR.
3. Terdapat hubungan antara ibu usia <20 dan >35 tahun dengan kejadian BBLR dan
tidak terdapat hubungan antara ibu dengan paritas primipara dan grandemultipara
dengan kejadian BBLR.
5.2 Saran
1. Melakukan penelitian hubungan kejadian BBLR dengan lebih banyak variabel seperti
jumlah ANC, pendidikan, pekerjaan, lingkar lengan ibu.
2. Melakukan penelitian dengan metode yang lain seperti case control.
3. Melakukan penelitian pada Rumah Sakit yang lebih banyak kasus BBLR seperti
Rumah Sakit tipe B ataupun tipe A
27
Daftar Pustaka
1. Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. BBLR : Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
2. Rangga S Pamungkas, Dadi S Argadireja, R. Kince Sakinah. Hubungan usai ibu dan
paritas dengan tingkat kejadian kejadian BBLR di wilayah kerja puskesmas plered,
kecamatan plered kabupaten purwakarta tahun 2014. 2015; 991-992.
3. Kementrian Kesehatan RI. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.
Kemenkes RI; 2013.
4. Kementrian PPN. MDGs INDONESIA Tahun 2015. Jakarta; 2015.
5. Depkes. RI. Manejement Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Untuk Bidan Desa: Buku
Acuan : Depkes RI . Jakarta; 2008.
6. Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia 2012. Jakarta. Kemenkes RI;
2013.
7. F. Gary Cunningham, Kenneth J. Leveno, Steven L. Bloom, John C. Hauth, Dwight J.
Rouse, Catherine Y. Spong. Williams OBSTETRICS 23rd edition. New York: McGraw
Hill Medical.
8. Lula O. Lubchenco, Charlotte Hansman, Marion Dressler, Edith Boyd. Journal of the
American academy of pediatrics. Intrauterine growth as estimated from liveborn birth-
weight data at 24 to 42 weeks of gestation. November 1963; 794-795.
9. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta: PT bina pustaka sarwono
prawirohardjo; 2010.
10. Surasmi, Asrining. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC: 2003.
11. Winkjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka: 2008.
12. Setyawati Endang B. Umur dan pendidikan Ibu bersalin dengan kejadian BBLR. 2014;
4-5.
13. Siti dewi E, Nuke Devi I, Agustin Rahmawati. Hubungan umur dan paritas ibu dengan
berat bayi lahir di RB. Citra insani semarang. 2013; 79-82.
14. Sastroasmoro sudigdo, ismael sofyan. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis edisi
ke-3. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
15. Dahlan M. Sopiyudin. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang
kedokteran dan kesehatan edisi ke 4. Jakarta: Salemba medika: jakarta; 2009.
16. Feibi Almira R, Rina Kundre, Jill Lolong. Hunbungan usia ibu bersalin dengan kejadian
bayi berat lahir rendah di Rumah sakit Pancaran kasih GMIM Manado. 3 Agustus 2015:
4-5.
28
17. Kementrian kesehatan RI. Profil kesehatan indonesia 2004. Jakarta. Kemenkes RI;
2005.
18. Juaria Henny. Hubungan antara umur dan paritas ibu bersalin dengan kejadian berat
badan lahir rendah Maret 2014: vol. 3; 48-50.
19. Turhayati. Faktor Biologis dan Psikologis Ibu Selama Kehamilan. Yogyakarta: 2006.
20. Manuaba. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berenccana untuk
Pendidikan Bidan. Penerbit Buku Kedokteran ECG: Jakarta; 2004.
21. Tirta A, Dewiarti AN, Wahyuni A. Hubungan Paritas dan Usia Ibu Hamil dengan Berat
Bayi Lahir di Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung Tahun 2012. 2013: 5-7.
22. Prawirohartono E.P. 2004. Ikterus dalam Pedoman Tata Laksana Medik Anak RSUP.
Dr. Sardjito, Edisi 2, Cetakan 2, Medika FK UGM: Yogyakarta; 2009.
23. Leni maulida wati. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR (Berat
Badan Lahir Rendah) di RSUD Ambarawa tahun 2013. 2014: 6-8.
24. Boedjang, 2004. Factors Affecting Low Birth Weight Incidence at Cipto
Mangunkusumo Hospital, Jakarta Paedicitrica Indonesiana. 2004; No.38: 255-264.
25. Amiruddin, A. Hubungan Antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Berat Badan
Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohamad Hoesin Palembang Tahun
2009. 2010: 6-8.
29
LAMPIRAN 1
Output SPSS
Kategori Usia Ibu * 2 Kategori Crosstabulation
2 Kategori
Total BBLR Tidak BBLR
Kategori Usia Ibu Usia dengan resiko Count 5 17 22
Expected Count 1,6 20,4 22,0
% within 2 Kategori 71,4% 19,1% 22,9%
Usia tanpa resiko Count 2 72 74
Expected Count 5,4 68,6 74,0
% within 2 Kategori 28,6% 80,9% 77,1%
Total Count 7 89 96
Expected Count 7,0 89,0 96,0
% within 2 Kategori 100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 10,059a 1 ,002
Continuity Correctionb 7,315 1 ,007
Likelihood Ratio 8,163 1 ,004
Fisher's Exact Test ,006 ,006
Linear-by-Linear Association 9,954 1 ,002
N of Valid Cases 96
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.60.
b. Computed only for a 2x2 table
30
Kategori Usia Ibu * BBLN Crosstabulation
BBLN
Total BBLN Tidak BBLN
Kategori Usia Ibu Usia dengan resiko Count 16 6 22
Expected Count 19,7 2,3 22,0
% within BBLN 18,6% 60,0% 22,9%
Usia tanpa resiko Count 70 4 74
Expected Count 66,3 7,7 74,0
% within BBLN 81,4% 40,0% 77,1%
Total Count 86 10 96
Expected Count 86,0 10,0 96,0
% within BBLN 100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8,690a 1 ,003
Continuity Correctionb 6,505 1 ,011
Likelihood Ratio 7,252 1 ,007
Fisher's Exact Test ,009 ,009
Linear-by-Linear Association 8,599 1 ,003
N of Valid Cases 96
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.29.
b. Computed only for a 2x2 table
31
2 Kategori * 2 Kategori Crosstabulation
2 Kategori
Total BBLR Tidak BBLR
2 Kategori Paritas resiko Count 1 38 39
Expected Count 2,8 36,2 39,0
% within 2 Kategori 14,3% 42,7% 40,6%
Paritas tanpa resiko Count 6 51 57
Expected Count 4,2 52,8 57,0
% within 2 Kategori 85,7% 57,3% 59,4%
Total Count 7 89 96
Expected Count 7,0 89,0 96,0
% within 2 Kategori 100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 2,172a 1 ,141
Continuity Correctionb 1,154 1 ,283
Likelihood Ratio 2,473 1 ,116
Fisher's Exact Test ,235 ,141
Linear-by-Linear Association 2,149 1 ,143
N of Valid Cases 96
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.84.
b. Computed only for a 2x2 table
32
2 Kategori * BBLN Crosstabulation
BBLN
Total BBLN Tidak BBLN
2 Kategori Paritas resiko Count 38 1 39
Expected Count 34,9 4,1 39,0
% within BBLN 44,2% 10,0% 40,6%
Paritas tanpa resiko Count 48 9 57
Expected Count 51,1 5,9 57,0
% within BBLN 55,8% 90,0% 59,4%
Total Count 86 10 96
Expected Count 86,0 10,0 96,0
% within BBLN 100,0% 100,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4,340a 1 ,037
Continuity Correctionb 3,039 1 ,081
Likelihood Ratio 5,132 1 ,023
Fisher's Exact Test ,045 ,035
Linear-by-Linear Association 4,295 1 ,038
N of Valid Cases 96
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.06.
b. Computed only for a 2x2 table
33
LAMPIRAN 2
Riwayat Penulis
Identitas
Nama : Rivki Wida Sarandi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Juli 1994
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kurnia/16 Kp. Bulak RT.05/017 Kec. Koja Jakarta Utara
e-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2000-2006 : SDN 09 Tugu Utara
2006-2009 : SMP Darul Fikri Malang
2009-2012 : SMA Darul Ulum 1 Jombang
2012-sekarang : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta