Upload
lyhanh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
GAMBARAN PENGETAHUAN ANGGOTA
KELUARGA BERISIKO TENTANG PENCEGAHAN
DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PISANGAN
Skripsi
Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
MARIA ULFA
1111104000051
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, Juli 2015
Maria Ulfa
iii
NURSING DEPARTMENT
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduate thesis, July 2015
Maria Ulfa, NIM: 1111104000051
The Descriptive of Risk Family Members’ Knowledge in Preventing Diabetes
Mellitus Type II in Puskesmas Pisangan
xix + 62 Pages + 14 Tables + 3 Charts + 7 Attachments
ABSTRACT
Diabetes mellitus is one of the non-communicable diseases that could be
passed down from parents to their children. Complication diseases that have been
occured to the people are stroke, kidney disease, heart disease, nephropathy,
retinopathy, and gangrene. Besides complications, diabetes could also lead to
socio-economic impacts and losses, both directly and indirectly for the patient.
Diabetes mellitus could be prevented by lifestyle changes, getting the ideal
weight, increasing physical activity, and a healthy diet. This study is aimed to
describe the risk family members’ knowledge in preventing diabetes mellitus type
2. This research is quantitative descriptive research which is cross sectional, while
the total sampling is 44 respondents. The data analysis is univariate analysis.
The results showed that the characteristics of a majority respondents are
female, 17-44 years old, well-educated, diabetes history from one of parents, and
the old diabetes <5 years. Overview of knowledge respondents indicated that 13
respondents (29.5%) are well-educated, 23 respondents (52.3%) are enough-
educated, and 8 respondents (18.2%) are less-educated. This research could be the
new consideration for Puskesmas Pisangan to improve surrounded people’s
knowledge in preventing diabetes mellitus. Especially for risk family members
could do the diet and exercise regularly to reduce the indication of diabetes
mellitus in the future.
Keywords: Diabetes Prevention, Knowledge, Risk Family Members
References: 44 (2006-2014)
iv
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Juli, 2015
Maria Ulfa, NIM: 1111104000051
Gambaran Pengetahuan Anggota Keluarga Berisiko tentang Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
xix + 62 Halaman + 14 Tabel + 3 Bagan + 7 Lampiran
ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang dapat
diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Komplikasi yang sering ditimbulkan
berupa stroke, gagal ginjal, jantung, nefropati, retinopati, dan gangren. Selain
terjadi komplikasi, diabetes juga dapat menimbulkan dampak sosio ekonomi dan
kerugian baik secara langsung maupun tidak langsung bagi penderita. Diabetes
melitus bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup, mencapai berat badan ideal,
peningkatan aktivitas fisik, diet seimbang dan bergizi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran pengetahuan anggota keluarga berisiko tentang
pencegahan diabetes melitus tipe 2. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif cross sectional, cara pengambilan sampel dengan total sampling
sebanyak 44 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden mayoritas jenis
kelamin perempuan, usia 17-44 tahun, rata-rata berpendidikan tinggi, riwayat
diabetes salah satu dari ayah atau ibu, dan lama diabetes <5 tahun. Gambaran
pengetahuan responden menunjukkan bahwa 13 responden (29,5%)
berpengetahuan baik, 23 responden (52,3%) berpengetahuan cukup, dan 8
responden (18,2%) berpengetahuan kurang. Penelitian ini dapat memberikan
masukan kepada Puskesmas Pisangan untuk meningkatkan edukasi kepada
masyarakat mengenai pencegahan diabetes melitus. Masyarakat terutama anggota
keluarga berisiko dapat mengatur diet dan melakukan olahraga teratur dalam
kehidupan sehari-hari sehingga dapat menurunkan prevalensi diabetes melitus di
masa mendatang.
Kata Kunci: Anggota Keluarga Berisiko, Pencegahan DM, Pengetahuan
Daftar Bacaan: 44 (2006-2014)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : MARIA ULFA
Tempat, Tanggal Lahir : OKU Timur, 03 Mei 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Ds. Sukomulyo Martapura Sumatera Selatan
Telepon : 0857-7042-6584
Email : [email protected]
Pendidikan
1. 1998-1999 : TK Al-Hidayah Tugasari
2. 1999-2005 : SDN 13 Martapura
3. 2005-2008 : MTs Nurul Huda
4. 2008-2011 : MA Nurul Huda
5. 2011-1015 : S-1 Ilmu Keperawatan UIN Syahid Jakarta
Organisasi
1. 2009-2010 : Ikatan Santri MA Nurul Huda
2. 2012-2014 : CSS Mora UIN Jakarta
3. 2012-2014 : BEM PSIK UIN Jakarta
ix
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan teruntuk orang-orang yang amat tercinta yang senantiasa memberikan limpahan kasih sayang, serta doa yang tiada hentinya.
Ayahanda Mustopa, sosok ayah serta pemimpin keluarga yang luar biasa hebatnya, pantang menyerah, menjadi teladan dalam kehidupan ini, mengajarkan arti menghargai serta mensyukuri apapun yang kita dapatkan, terima kasih ayah seluruh jasamu tak kan pernah ternilai dengan apapun.
Ibunda Ropiah tercinta, yang selalu mengajarkan makna luar biasa tentang kesabaran, serta menjadi sosok ibu yang penuh dengan kasih sayang serta menjadi panutan bagi anak-anaknya.
Abah KH. Affandi, BA. sungguh luar biasa jasanya, bak mentari yang menyinari bumi tiada henti. Beliau adalah sosok yang amat sangat berjasa yang telah menunjukkan jalan menuju kesuksesan yang tak pernah terduga.
Adinda Inayah, Hasan, para bibi, paman, bude, pakde, dan seluruh keluarga besar, kalian adalah keluarga terbaik sepanjang masa yang tak kan pernah terlupa dan tergantikan oleh siapapun dan bagaimanapun, yang selalu berbagi suka duka senyum tawa bahagia bersama.
Sahabat sekaligus saudara terbaik pelengkap seluruh kebahagiaan, tanpamu apalah artinya perjalananku ini, Ning Liha, Gus Zein,
Mas Ni’am, Mas Rico, Mas Coyin, Herlis, Lina, Lisa, begitu bersyukurnya karena Allah telah menganugerahkan dan mempertemukan kita, berbagi dalam suka dan duka, saling mengingatkan dan menasihati. Tak kan pernah terlupa segala jasa kalian wahai saudaraku.
Terima kasih Tuhan telah memperkenalkan kami dalam kehidupan ini....
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil’alamiin, tiada kata yang indah untuk diucapkan, selain
pujian ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan proposal dengan judul
gambaran pengetahuan anggota keluarga berisiko terhadap pencegahan diabetes
melitus tipe II.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini banyak
mengalami kesulitan dan tantangan yang tak terkira, namun berkat pertolonganMu
Ya Allah serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Arif Sumantri, S.KM., M.Kes., selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc., selaku Ketua Program Studi dan Ibu
Ernawati, S.Kp,M.Kep.,Sp.KMB, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ernawati, S.Kp,M.Kep.,Sp.KMB dan Bapak Karyadi, M.Kep.,Ph.D. selaku
Dosen Pembimbing, terima kasih telah meluangkan waktu serta memberi
arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama proses pembuatan
skripsi ini.
xi
4. Ibu Eni Nuraini Agustini, S.Kep, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik,
terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, menjadi
tempat curhat, dan memberi motivasi selama hampir 4 tahun duduk di bangku
kuliah.
5. Kementerian Agama RI yang telah memberikan beasiswa penuh selama proses
perkuliahan, tanpa beasiswa tersebut saya belum tentu bisa menikmati
indahnya kuliah di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Orang tua saya, Bapak Bisri Mustopa dan Ibu Siti Ropiah yang telah mendidik,
mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan, serta
memberikan bantuan baik moril maupun materiil tak terhingga kepada saya.
Tak lupa, Adikku, Maftukhatul Inayah dan Ahmadi Hasan dan seluruh
keluargayang selalu memberikan semangat tanpa henti dan putus asa.
7. Sahabat terbaikku Malihatus Syafi’ah yang tak pernah bosan mengingatkan
dan memberikan support serta berbagi ilmu dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Saudara-saudaraku CSS MoRA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman tak terhingga.
9. Saudara IKANUHA Jakarta serta Sahabat seperjuangan tercinta angkatan 2011
dan BEM PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang senantiasa berbagi suka
duka, canda tawa, ilmu dan pengalaman berharga selama pembelajaran kuliah
maupun dalam proses kegiatan lainnya.
10. Serta seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proposal skripsi ini
hingga selesai.
xii
Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah
SWT. senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan
saya proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk, limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah yang tak terhingga oleh Allah SWT.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, Juli 2015
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................... i
Lembar Pernyataan .................................................................................................... ii
Abstract....................................................................................................................... iii
Abstrak........................................................................................................................ iv
Pernyataan Persetujuan............................................................................................... v
Lembar Pengesahan.................................................................................................... vi
Lembar Pengesahan.................................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup................................................................................................. viii
Lembar Persembahan.................................................................................................. ix
Kata Pengantar............................................................................................................ x
Daftar Isi..................................................................................................................... xiii
Daftar Singkatan......................................................................................................... xv
Daftar Bagan............................................................................................................... xvii
Daftar Tabel................................................................................................................ xviii
Daftar Lampiran.......................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 6
C. Pertanyaan Penelitian............................................................................................. 6
D. Tujuan Penelitian................................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 7
F. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 9
A. Pengetahuan........................................................................................................... 9
1. Definisi Pengetahuan.......................................................................................... 9
2. Tingkat Pengetahuan.......................................................................................... 9
B. Diabetes Melitus.................................................................................................... 11
1. Definisi Diabetes Melitus................................................................................... 11
2. Klasifikasi Diabetes Melitus............................................................................... 12
3. Faktor Risiko Diabetes Melitus.......................................................................... 13
4. Patofisiologi........................................................................................................ 14
5. Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2................................................................. 15
a. Diagnosis......................................................................................................... 15
b. Diagnosis Diabetes Melitus............................................................................ 16
c. Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Melitus..................................................... 17
d. Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2.............................................................. 19
C. Pencegahan Penyakit Anggota Keluarga............................................................... 26
D. Penelitian Terkait................................................................................................... 27
E. Kerangka Teori....................................................................................................... 29
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.................. 30
A. Kerangka Konsep................................................................................................... 30
xiv
B. Definisi Operasional.............................................................................................. 31
BAB IV METODE PENELITIAN.......................................................................... 33
A. Desain Penelitian................................................................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................ 33
C. Populasi dan Sampel.............................................................................................. 33
D. Instrumen Penelitian.............................................................................................. 34
E. Uji Validitas dan Reliabilitas................................................................................. 35
F. Proses Pengumpulan Data...................................................................................... 36
G. Pengolahan Data.................................................................................................... 37
H. Analisa Data........................................................................................................... 38
I. Etika Penelitian........................................................................................................ 38
BAB V HASIL PENELITIAN................................................................................. 41
A. Gambaran Tempat Penelitian................................................................................. 41
B. Hasil Analisis Univariat......................................................................................... 43
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin........................................ 43
2. Berdasarkan Usia................................................................................................ 43
3. Berdasarkan Pendidikan..................................................................................... 44
4. Berdasarkan Riwayat Orang Tua yang Menderita Diabetes Melitus................. 44
5. Berdasarkan Lama Orang Tua Menderita Diabetes Melitus.............................. 45
6. Gambaran Pengetahuan Responden................................................................... 45
BAB VI PEMBAHASAN......................................................................................... 50
A. Karakteristik Responden........................................................................................ 50
1. Jenis Kelamin...................................................................................................... 50
2. Usia..................................................................................................................... 51
3. Pendidikan.......................................................................................................... 51
4. Riwayat Orang Tua yang Menderita Diabetes Melitus...................................... 53
5. Lama Orang Tua Menderita Diabetes Melitus................................................... 54
B. Gambaran Pengetahuan Responden....................................................................... 55
C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................................... 58
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 60
A. Kesimpulan............................................................................................................ 60
B. Saran....................................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
xv
DAFTAR SINGKATAN
ADA : American Diabetes Association
CRIPE : Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance Training
DM : Diabetes Melitus
DMG : Diabetes Melitus Gestasional
GDPT : Gula Darah Puasa Terganggu
HLA : Human Leucocyte Antigen
ICA : Islet Cell Antibody
IDF : International Diabetes Association
IMT : Indeks Massa Tubuh
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
MHR : Maximum Heart Rate
PAD : Peripheral Arterial Diseases
PCOS : Polycystic Ovary Syndrome
Perkeni : Persatuan Endokrinologi Indonesia
PT : Perguruan Tinggi
PTM : Penyakit Tidak Menular
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
THR : Targer Heart Rate
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu
xvi
TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral
TNM : Terapi Nutrisi Medis
UIN : Universitas Islam Negeri
UKGMD : Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di Desa
WHO : World Health Organization
WDF : World Diabetes Foundation
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 : Algoritma pencegahan DM tipe 2 24
Bagan 2.2 : Kerangka teori 29
Bagan 3.1 : Kerangka Konsep 30
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa 17
Tabel 2.2 Aktivitas Fisik Sehari-hari 19
Tabel 3.1 Definisi Operasional 31
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 43
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia 43
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan 44
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Orang Tua DM 44
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Riwayat Orang Tua DM 45
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan 45
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pengetahuan 46
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Pengetahuan 47
Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Riwayat DM dan
Pengetahuan 47
Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan dan Pengetahuan 48
Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Orang Tua DM dan
Pengetahuan 49
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan
Lampiran 2. Penjelasan tentang Penelitian
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4. Instrumen Penelitian
Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban Responden pada Variabel Pengetahuan
Lampiran 6. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Pengetahuan
Lampiran 7. Hasil Analisis SPSS Univariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis, tidak
ditularkan dari satu orang ke orang lain. PTM mempunyai durasi yang
panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM menjadi masalah
kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal.
Salah satu penyakit tidak menular yang menyita banyak perhatian adalah
diabetes melitus Kemenkes, 2013).
International Diabetes Federation (IDF) (2014) menjelaskan bahwa
diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak mampu
memproduksi insulin, atau ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin
yang dihasilkan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi lebih tinggi.
Kadar glukosa darah yang tinggi dalam waktu lama menyebabkan
kerusakan tubuh dan kegagalan berbagai organ dan jaringan.
Penelitian Trisnawati dan Styorogo pada tahun 2012 di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng, menyebutkan bahwa faktor yang berhubungan
dengan diabetes melitus tipe 2 adalah umur, riwayat keluarga, aktifitas fisik,
tekanan darah tinggi, stres, dan kadar kolesterol. Demikian juga penelitian
oleh Awad dkk (2013) menunjukkan bahwa faktor risiko yang berpengaruh
terhadap kejadian diabetes adalah Indeks Massa Tubuh (IMT) >23,
hipertensi >140/90 mmHg, riwayat keluarga, umur >40 tahun, dan
dislipidemia. Faktor lain yang mendukung terjadinya diabetes yaitu, pola
2
makan yang salah, kurang aktifitas fisik, obat-obatan, proses menua, dan
stress (Soegondo, 2007).
Sebagian besar penyandang diabetes di Indonesia adalah kelompok
diabetes melitus tipe 2 yaitu lebih dari 90% dari seluruh populasi diabetes,
sedangkan penyandang diabetes melitus tipe 1 lebih sedikit jumlahnya
(Perkeni, 2011). Jumlah penderita diabetes di Indonesia tahun 2000
mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada
tahun 2030, bahkan saat ini prevalensi diabetes di Indonesia menduduki
urutan ke enam di dunia. World Health Organization (WHO)
memperkirakan sekitar 4 juta orang meninggal setiap tahun akibat
komplikasi (Kemenkes, 2013).
Prevalensi diabetes tahun 2013 adalah 2,1%, lebih tinggi daripada
tahun 2007 (1,1%). Provinsi Papua Barat dan Nusa Tenggara Barat
memiliki kecenderungan menurun, sedangkan 31 provinsi lainnya
menunjukkan kenaikan prevalensi diabetes seperti Maluku (0,5% menjadi
2,1%), Sulawesi Selatan (0,8% menjadi 3,4%), Nusa Tenggara Timur (1,2%
menjadi 3,3%), dan Banten mengalami peningkatan dari 0,9% menjadi 1,8
% (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) (2003)
diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun adalah
sebesar 133 juta jiwa, dengan prevalensi diabetes pada daerah urban sebesar
14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%, maka diperkirakan pada tahun 2003
terdapat penyandang diabetes sejumlah 8,2 juta di daerah urban dan 5,5 juta
di daerah rural. Selanjutnya, berdasarkan pola pertambahan penduduk,
3
diperkirakan pada tahun 2030 akan ada 194 juta penduduk berusia di atas 20
tahun dengan asumsi prevalensi diabetes pada daerah urban (14,7%) dan
rural (7,2%) maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang diabetes di
daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural. Suatu jumlah yang sangat besar
dan merupakan beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh
tenaga kesehatan yang ada (Perkeni, 2011).
Diabetes bisa dialami oleh siapa saja, berbagai profesi, suku, agama,
usia, pekerjaan, dan status sosial ekonomi. Diabetes memiliki dasar genetik
yang kuat untuk diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Gen yang
dimaksud tidak selalu berasal dari orang tua kandung, tetapi bisa berasal
dari kakek nenek atau generasi di atasnya. Bahkan, meskipun orang tua
terhindar dari diabetes karena gaya hidup yang baik, bukan berarti anaknya
terbebas dari faktor risiko di kemudian hari (Nurrahmani, 2011).
Seseorang yang memiliki riwayat keluarga diabetes, memiliki tingkat
risiko lebih tinggi. Risiko pada kembar monozigotik adalah 70%, sedangkan
pada kembar dizigot sebesar 20-30%. Jika salah satu orang tua yang
menderita, risiko penyakit ini sebesar 40%, lebih besar jika ibu yang
menderita. Jika kedua orang tua menderita diabetes risiko bagi anak-
anaknya sebesar 70% (ADA, 2010).
Diabetes merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur
hidup. Komplikasi yang sering ditimbulkan yaitu stroke, gagal ginjal,
jantung, nefropati, retinopati, dan gangren. Selain terjadi komplikasi,
diabetes juga dapat menimbulkan dampak sosio ekonomi dan kerugian bagi
penderita. Kerugian langsung meliputi biaya perawatan, pelayanan medis,
4
rawat jalan, pembedahan, obat-obatan, uji laboratorium serta biaya
peralatan. Kerugian tidak langsung mencakup kehilangan hari kerja yang
mengakibatkan hilangnya pendapatan dan penghasilan, pembayaran
asuransi, kerugian perorangan serta hal-hal yang tidak dapat dihitung seperti
rasa nyeri dan ketidaknyamanan selama sakit (Price, 2012 & Perkeni, 2011).
Mengingat bahwa diabetes akan memberikan dampak terhadap
kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup
besar, semua pihak sangat berperan dalam penanggulangannya, khususnya
dalam upaya pencegahan (Perkeni, 2011). Diabetes bisa dicegah dengan
perubahan gaya hidup, mencapai berat badan ideal, peningkatan aktivitas
fisik, diet seimbang dan bergizi, mengurangi rokok, mengurangi stres, dan
pola tidur yang cukup (IDF, 2014).
Pengetahuan tentang diabetes merupakan komponen penting untuk
pengendalian maupun pencegahan, dengan pengetahuan seseorang dapat
menentukan manajemen diri dan perilaku apa yang harus digunakan untuk
mengatasi penyakitnya (Hu, Jie dkk, 2012). Pengetahuan anggota keluarga
berisiko yang lebih baik mengenai pencegahan diabetes diharapkan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menekan
prevalensi diabetes di masa mendatang. Sebagaimana penelitian Omolafe
dkk (2010) menyebutkan bahwa orang Amerika Afrika dengan riwayat
keluarga positif diabetes memiliki pengetahuan lebih besar tentang faktor
risiko terhadap diabetes, lebih memahami tentang pengaruh penyakit akibat
kebiasaan makan dan aktivitas fisik, dan secara signifikan lebih sering
5
terlibat dalam aktivitas fisik daripada yang tidak memiliki riwayat keluarga
diabetes.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan
wawancara yang dilakukan pada sepuluh responden anggota keluarga
berisiko (anak) dengan orang tua mempunyai riwayat diabetes tentang
pencegahan diabetes menunjukkan bahwa enam orang mengatakan
pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga pola makan, dua orang
mengatakan dengan olahraga dan mengatur pola makan, dan dua orang
lainnya mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara pencegahannya. Hal
ini menunjukkan bahwa tidak semua orang yang berisiko mengetahui
bagaimana pencegahannya secara benar.
Penelitian ini difokuskan kepada diabetes melitus tipe 2 karena
sebagaimana diketahui bahwa penyakit ini merupakan salah satu penyakit
keturunan dan didukung oleh bagaimana pola hidup seseorang yang tidak
baik. Sedangkan pada diabetes melitus tipe 1 faktor genetik dikaitkan
dengan pola Human Leucocyte Antigen (HLA) tertentu yang berperan
sebagai suatu susceptibility gene atau faktor kerentanan sehingga terjadi
kerusakan pada pankreas akibat infeksi virus (WDF, 2009).
Selama ini penelitian diabetes lebih berfokus pada penderita,
sedangkan penelitian yang berkaitan dengan pencegahan pada kelompok
berisiko belum pernah dilakukan di Indonesia termasuk di Puskesmas
Pisangan Ciputat, oleh karena itu peneliti ingin meneliti gambaran
pengetahuan anggota keluarga berisiko tentang pencegahan diabetes melitus
tipe 2.
6
B. Rumusan Masalah
Tingginya kasus DM tipe 2 di Indonesia menjadi masalah yang tidak
bisa dilupakan begitu saja. Indonesia menempati urutan keenam penduduk
tertinggi dengan diabetes melitus di dunia. Kecenderungan prevalensi
diabetes melitus tahun 2013 adalah 2,1%, lebih tinggi daripada tahun 2007
(1,1%) (Riskesdas, 2013).
Data dari Puskesmas Pisangan diperoleh bahwa jumlah kunjungan
penderita diabetes melitus selama tahun 2014 mencapai 109 kunjungan,
angka ini menyumbangkan partisipasi angka penderita diabetes melitus
yang cukup berarti, dengan demikian orang-orang yang berisiko diabetes
melitus juga tidak sedikit.
Pengetahuan tentang diabetes melitus merupakan komponen penting
untuk dapat melakukan pencegahan diabetes melitus, dan tidak semua orang
yang berisiko menderita diabetes melitus mengetahui bagaimana
pencegahannya dengan benar, oleh sebab itu peneliti ingin meneliti tentang
gambaran pengetahuan anggota keluarga tentang pencegahan diabetes
melitus tipe 2.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka pertanyaan penelitiannya adalah
bagaimana gambaran pengetahuan anggota keluarga berisiko diabetes
melitus terhadap pencegahan diabetes melitus.
7
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
anggota keluarga berisiko terhadap pencegahan diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui gambaran data demografi anggota keluarga yang berisiko
terhadap diabetes melitus tipe 2 (usia, jenis kelamin, pendidikan, lama
dan riwayat keluarga penderita DM.
2) Mengetahui gambaran pengetahuan anggota keluarga berisiko
terhadap deteksi dini diabetes melitus, diet, dan olahraga/aktifitas
fisik.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Penelitian ini dapat menjadi data dasar bagi petugas puskesmas dalam
memberikan edukasi kepada masyarakat.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti di bidang penelitian keperawatan
khususnya di bidang endokrinologi.
3. Bagi Perkembangan Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar penelitian
selanjutnya.
8
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan
anggota keluarga tentang pencegahan diabetes melitus. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif cross sectional.
Metode pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Subjek yang diteliti adalah anggota keluarga berisiko dengan riwayat orang
tua diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Ciputat.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan tentang diabetes melitus merupakan komponen penting untuk
pengendalian maupun pencegahan diabetes, dengan pengetahuan seseorang dapat
menentukan manajemen diri dan perilaku apa yang harus digunakan untuk
mengatasi penyakitnya (Hu, Jie dkk, 2012). Pembahasan mengenai pengetahuan
dan diabetes melitus akan dijelaskan dalam tinjauan pustaka berikut ini.
A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2012).
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
10
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahu, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Seseorang yang telah memahami objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus-rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan
sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
11
baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat
menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-
rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita
ketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
tersebut.
B. Diabetes Melitus
1. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia yang dihasilkan dari cacat pada sekresi insulin, kerja
insulin, atau keduanya. Hiperglikemia kronis diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ,
terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA, 2010).
12
Diabetes melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Soegondo, 2008).
2. Klasifikasi Diabetes Melitus
Klasifikasi etiologis diabetes melitus (ADA, 2010).
1) Diabetes Melitus Tipe 1
Destruksi sel beta, menjurus kepada defisiensi insulin absolut, autoimun
dan idiopatik
2) Diabetes Melitus Tipe 2
Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai
resistensi insulin.
3) Tipe Lain
Defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas, endokrinopati, obat atau zat kimia, infeksi, sebab
imunologi yang jarang, sindrom genetik lain berkaitan dengan diabetes
melitus.
4) Diabetes melitus gestasional
Diabetes melitus gestasional (DMG) adalah suatu gangguan toleransi
karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan
sedang berlangsung. Penilaian adanya risiko DMG perlu dilakukan sejak
kunjungan pertama untuk pemeriksaan kehamilan. Faktor risiko DMG
antara lain: obesitas, adanya riwayat keluarga dengan diabetes melitus,
13
abortus berulang, riwayat melahirkan bayi dengan kelainan kongenital
atau melahirkan bayi dengan berat >4000 gram, riwayat preeklamsia.
Karakteristik untuk membedakan diabetes melitus tipe 1 dan 2, yaitu:
1) Diabetes Melitus Tipe 1: mudah terjadi ketoasidosis, pengobatan harus
dengan insulin, onset akut, biasanya kurus, biasanya pada umur muda,
berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4, didapatkan Islet Cell Antibody
(ICA), riwayat keluarga diabetes (+) pada 10%, 30-50% kembar identik
terkena.
2) Diabetes Melitus Tipe 2: tidak mudah terjadi ketoasidosis, tidak harus
dengan insulin, onset lambat, gemuk atau tidak gemuk, usia biasanya >45
tahun, tak berhubungan dengan HLA, tidak ada Islet Cell Antibody
(ICA), riwayat keluarga (+) pada 30%, ± 100% kembar identik terkena
3. Faktor Risiko Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan penyakit yang dapat diwariskan.Gen
merupakan sel pembawa sifat yang dapat diwariskan orang tua kepada
turunannya. Gen yang dimaksud tidak selalu berasal dari orang tua kandung,
tetapi dapat berasal dari kakek nenek atau generasi di atasnya (Nurrahmani,
2012). Risiko diabetes tipe 2 pada kembar monozigotik adalah 70%,
sedangkan pada kembar dizigot sebesar 20-30%. Jika salah satu orang tua
menderita diabetes melitus, risiko pengembangan penyakit ini sebesar 40%,
lebih besar jika ibu yang menderita diabetes melitus tipe 2. Jika kedua orang
tua menderita diabetes melitus risiko diabetes sebesar 70% bagi anak-
anaknya.
14
Faktor lain yang mendukung terjadinya diabetes melitus tipe 2 yaitu,
kegemukan atau obesitas, pola makan yang salah, kurang aktifitas fisik,
obat-obatan, proses menua, dan stress (ADA, 2010 & Soegondo, 2008).
4. Patofisiologi
a. Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 1
Insulin pada diabetes melitus tipe 1 tidak dapat dibentuk oleh
pankreas, dipengaruhi oleh reaksi autoimun yang disebabkan oleh
peradangan pada sel beta insulitis. Hal ini mengakibatkan timbulnya
antibodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi
antigen (sel beta) dengan antibodi ICA mengakibatkan hancurnya sel
beta namun sel alfa dan sel delta tetap utuh. Insulitis dapat disebabkan
diantaranya oleh virus seperti virus cocksakie, rubella, CMV, herpes, dan
lain-lain yang menyerang sel beta (Soegondo, 2008).
Penderita DM tipe 1 mewarisi predisposisi atau kecenderungan
genetik ke arah terjadinya diabetes tipe 1. Kecenderungan genetik ini
ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human
Leucocyte Antigen) tertentu seperti HLA-B8, HLA-B15, HLA B-18,
HLA-Cw-3, HLA-DR3 dan HLA-DR4. HLA merupakan kumpulan gen
yang bertanggungjawab atas antigen transplantasi dan proses imun
lainnya. Individu yang memiliki salah satu HLA ini mempunyai risiko
tiga kali lipat menderita diabetes melitus tipe 1 (ADA, 2010).
15
b. Patofisiologi Diabetes Melitus Tipe 2
Terdapat dua masalah utama pada diabetes melitus tipe 2 yang
berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin. Normalnya, insulin akan terikat dengan reseptor khusus
pada permukaan sel. Akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut,
terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel.
Resistensi insulin pada diabetes melitus tipe 2 disertai dengan
penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif
untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Peningkatan
jumlah insulin yang disekresikan dibutuhkan untuk mengatasi resistensi
insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah. Pada penderita
toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin
yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang
normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar
glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes melitus tipe 2 (ADA, 2010).
5. Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2
a. Diagnosis
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan atas dasar pemeriksaan
kadar glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan atas dasar glukosuria
saja. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa secara enzimatik dengan darah plasma vena. Sedangkan, untuk
tujuan pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan
16
menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer
(Perkeni, 2011).
b. Diagnosis Diabetes Melitus
Beberapa keluhan atau tanda gejala yang muncul pada penderita
diabetes melitus diantaranya keluhan klasik berupa: poliuria,
polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa: lemah badan,
kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta
pruritus vulvae pada wanita.
Diagnosis diabetes melitus dapat ditegakkan melalui tiga cara:
1) Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa
plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan
diagnosis diabetes melitus.
2) Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya
keluhan klasik.
3) Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban
75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibandingkan dengan
pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini
memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan
berulang-ulang dan sangat jarang dilakukan karena membutuhkan
persiapan khusus.
17
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaring dan diagnosis diabetes (mg/dl) (Perkeni, 2011)
Bukan
DM
Belum pasti
DM DM
Kadar glukosa
darah sewaktu
(mg/dl)
Plasma vena < 100 100-199 ≥ 200
Darah kapiler < 90 90-199 ≥200
Kadar glukosa
darah puasa
(mg/dl)
Plasma vena <100 100-125 ≥126
Darah kapiler <90 90-99 ≥100
c. Pilar Utama Pengelolaan Diabetes Melitus
1. Edukasi
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai
pengetahuan dan keterampilan bagi pasien diabetes yang bertujuan
menunjang perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman
pasien akan penyakitnya, yang diperlukan untuk mencapai keadaan
sehat optimal, dan penyesuaian keadaan psikologik serta kualitas
hidup yang lebih baik. Edukasi diabetes melitus diperlukan bagi
pasien dan keluarga untuk peningkatan pengetahuan dan motivasi.
Pasien yang mengalami peningkatan pengetahuan dan motivasi akan
mencapai hasil yang optimal dalam pengelolaan diabetes nelitus
(Soegondo 2008).
Pendekatan umum untuk mengelola pendidikan diabetes adalah
dengan membagi informasi dan keterampilan menjadi dua tipe utama.
1) Keterampilan serta informasi yang bersifat dasar (basic), awal
(initial) atau bertahan (survival), meliputi patofisiologi sederhana,
cara-cara terapi, pengenalan, penanganan dan pencegahan
18
komplikasi akut yang meliputi hipoglikemia dan hiperglikemia,
informasi yang pragmatis (dimana membeli dan menyimpan
insulin, spuit suntik, alat-alat pemantau gula darah, kapan dan
bagaimana menghubungi dokter).
2) Pendidikan tingkat lanjut meliputi: perawatan kaki, perawatan
mata, hygiene, penanganan faktor risiko.
2. Perencanaan Makan (Terapi Nutrisi Medis)
Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari
penatalaksanaan diabetes secara total. Prinsip pengaturan makan pada
penderita DM hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat
umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penderita DM perlu
ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis makan, dan jumlah makanan, terutama bagi yang menggunakan
obat penurun glukosa darah atau insulin.
3. Latihan Jasmani
Latihan jasmani dianjurkan teratur 3-4 kali seminggu selama
kurang lebih 30 menit, yang bersifat CRIPE (continuous, rhytmical,
interval, progressive, endurance training). Latihan jasmani selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali
glukosa darah. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur
dan status kesegaran jasmani.
19
Tabel 2.2. Aktivitas Fisik Sehari-hari
Kurang Aktifitas
Hindari aktivitas sebentar
Misalnya, menonton televisi,
menggunakan internet, main game
komputer.
Persering aktivitas
Mengikuti olahraga rekreasi
dan beraktivitas fisik tinggi
pada waktu liburan
Misalnya, jalan cepat golf, olah
otot, bersepeda, sepak bola.
Aktifitas harian
Kebiasaan bergaya hidup
sehat
Misalnya, berjalan kaki ke pasar
(tidak menggunakan mobil),
menggunakan tangga (tidak
mengunakan lift), menemui rekan
kerja (tidak haanya melalui telepon
internal), jalan dari tempat parkir.
4. Intervensi Farmakologis
Pengelolaan farmakologis diabetes dapat berupa:
1) Obat glikemik oral, meliputi pemicu sekresi insulin (Sulfonilurea,
Glinid), dan penambah sensitivitas terhadap insulin (Biguanid,
Tiazolidindion, Penghambat Glukosidase Alfa).
2) Insulin
d. Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok
yang memiliki faktor risiko, yaitu mereka yang belum menderita,
tetapi berpotensi untuk mendapat diabetes melitus dan kelompok
intoleransi glukosa. Materi pencegahan primer terdiri dari tindakan
penyuluhan dan pengeloaan yang ditujukan untuk kelompok
masyarakat yang mempunyai risiko tinggi dan intoleransi glukosa.
Skema tentang alur pencegahan primer dapat dilihat pada bagan 1.
20
Materi penyuluhan meliputi:
1. Program penurunan berat badan. Pada seseorang yang
mempunyai risiko diabetes dan mempunyai berat badan lebih,
penurunan berat badan merupakan cara utama untuk menurunkan
risiko terkena diabetes melitus tipe 2 atau intoleransi glukosa.
2. Diet sehat
Diet dianjurkan diberikan pada setiap orang yang
mempunyai risiko. Diet ini berupa pengaturan jumlah asupan
kalori yang diberikan ditujukan untuk mencapai berat badan ideal.
Karbohidrat kompleks merupakan pilihan dan diberikan secara
terbagi dan seimbang sehingga tidak menimbulkan puncak (peak)
glukosa darah yang tinggi setelah makan. Jenis makanan
mengandung sedikit lemak jenuh, dan tinggi serat larut. Diet yang
dianjurkan yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu. (Perkeni,
2011).
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari berbagai jenis
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga
memenuhi kebutuhan gizi seseorang untuk pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan. Pola 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu
seimbang yang jika disusun dengan baik mengandung semua zat
gizi yang dibutuhkan tubuh (Almatsier, 2009).
21
3. Latihan jasmani
Pada saat berolahraga, permeabilitas membran sel terhadap
glukosa meningkat pada otot yang berkontraksi sehingga gula
darah lebih mudah masuk dan resistensi insulin berkurang, dengan
kata lain sensitivitas insulin meningkat (Nurrahmani 2012).
Latihan jasmani teratur dapat memperbaiki kendali glukosa darah,
mempertahankan atau menurunkan berat badan, serta dapat
meningkatkan kadar kolesterol HDL. Latihan jasmani yang
dianjurkan adalah dilakukan selama 30 menit untuk 1 kali olahraga,
dilakukan sebanyak 3-4 kali aktivitas/minggu (Perkeni, 2011 &
Diabetes Australia 2006).
Prinsip latihan jasmani bagi diabetisi meliputi (Perkeni,
2002 dalam Ernawati, 2013):
a. Continuous
Latihan harus berkesinambungan dan dilakukan terus menerus
tanpa berhenti.
b. Rhytmical
Olahraga sebaiknya dipilih yang berirama yaitu otot-otot
berkontraksi dan relaksasi secara teratur.
c. Interval
Latihan dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat.
d. Progressive
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dari
intensitas ringan sampai sedang hingga mencapai 30-60 menit.
22
e. Endurance
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang, dan bersepeda.
Pada prinsipnya tidak ada perbedaan prinsip latihan jasmani
bagi seorang diabetisi maupun bukan, yaitu harus memenuhi
beberapa hal: frekuensi, intensitas, durasi, dan jenis (Perkeni,
2002 dalam Ernawati, 2013).
Frekuensi : jumlah olahraga perminggu sebaiknya
dilakukan dengan teratur 3-5 kali perminggu.
Intensitas : ringan dan sedang (60-70% x maximum
heart rate)
Durasi : 30-60 menit
Jenis : latihan jasmani endurans (aerobik) untuk
meningkatkan kemampuan kardiorespirasi seperti jalan,
jogging, berenang, dan bersepeda.
Untuk melakukan latihan jasmani, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut (Nurrahmani, 2012):
a. Pemanasan (warm-up), dilakukan 5-10 menit. Tujuanya
adalah untuk menaikkan suhu tubuh, meningkatkan denyut
nadi, mengurangi kemungkinan cedera.
b. Olahraga inti (conditioning), selama 20 menit. Diusahakan
denyut nadi mencapai Target Heart Rate (THR). Jika di
bawah THR maka olahraga tersebut tidak bermanfaat. Jika
berlebihan akan menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.
23
Rumus: sebelum menghitung THR, tentukan dahulu MHR
(Maximum Heart Rate) : 220-umur. THR: 70%-80% x MHR.
c. Pendinginan (cooling down), dilakukan selama 5-10 menit
bertujuan untuk mencegah penimbunan asam laktat di otot yang
dapat menimbulkan nyeri otot atau kepala pusing karena darah
masih terkumpul di otot yang aktif. Jika jogging, pendinginan
dilakukan dengan berjalan. Jika bersepeda, pendinginan
dilakukan dengan tetap mengayun dengan tanpa beban.
d. Peregangan (stretching), bertujuan untuk melemaskan dan
melenturkan otot-otot yang masih teregang.
4. Berhenti merokok.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko timbulnya
gangguan kardiovaskular. Merokok tidak berkaitan langsung
dengan timbulnya intoleransi glukosa, tetapi merokok dapat
memperberat komplikasi kardiovaskular pada penderita diabetes
(Perkeni, 2011).
24
agan 2.1: Algoritma pencegahan DM tipe 2 (Perkeni, 2011)
Bagan 2.1: Alur pencegahan primer diabetes melitus tipe 2 (Perkeni, 2011)
Populasi dengan risiko
tinggi pada usia <30
th.
- Riwayat keluarga
DM
- Kelainan
kardiovaskular
- Berat badan lebih
- Gaya hidup sedenter
- Diketahui mengalami
GDPT atau TGT
- Hipertensi
- Trigliserida
meningkat, HDL
rendah atau keduanya
- Riwayat DMG
- Riwayat melahirkan
bayi >4000 g
- PCOS
- Terapi gizi
- Aktivitas
fisik
- Penurunan
berat badan
Belum
dianjurkan
- Hipertensi
- Dislipidemia
- Kebugaran
fisik
- Kontrol BB
TTGO 2 jam adalah
metode yang paling
sensitif untuk deteksi
dini dan merupakan
prosedur penyaring
yang dianjurkan.
- Bila berat badan
berlebih
diturunkan
sebanyak 5-10%
- Latihan jasmani
30 menit 5
kali/minggu
Singkatan:
AIC= Hemoglobin A1c AGI= α-glukosidase inhibitor; GDP=Gula darah puasa;
HDL=High density lipoprotein;GDPT= glukosa darah puasa terganggu, TGT=
toleransi glukosa terganggu, TGM= terapi gizi medis; TTGO=Tes toleransi glukosa
oral; GDPP= Glukosa darah 2 jam pos prandial; Rx=Terapi; SU=Sulfonyluree,
TZD=Tiazolidindion.
Penatalaksanaan
n
Deteksi dini
Perubahan
gaya hidup
Terapi
farmakologis
Pemantauan
berkala untuk
glukosa darah
dan faktor risiko
25
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau meng-
hambat timbulnya penyulit pada pasien yang telah menderita diabetes
melitus. Pencegahan dilakukan dengan pemberian pengobatan yang
cukup dan tindakan deteksi dini penyulit sejak awal pengelolaan
penyakit diabetes melitus.
Program penyuluhan memegang peran penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani program
pengobatan menuju perilaku sehat. Pencegahan sekunder ditujukan
terutama pada pasien baru. Penyuluhan dilakukan sejak pertemuan
pertama dan diulang pada setiap kesempatan pertemuan berikutnya.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier ditujukan pada kelompok
penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya
mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut. Upaya pencegahan
tersier tetap dilakukan penyuluhan pada pasien dan keluarga.
Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang dapat
dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal.
Pencegahan tersier memerlukan pelayanan kesehatan holistik dan
terintegrasi antar disiplin yang terkait, terutama di rumah sakit
rujukan. Kolaborasi yang baik antar para ahli di berbagai disiplin
(jantung dan ginjal, mata, bedah ortopedi, bedah vaskular, radiologi,
rehabilitasi medis, gizi, pediatris, dll.) sangat diperlukan dalam
menunjang keberhasilan pencegahan tersier.
26
C. Pencegahan Penyakit Anggota Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan
dan kedekatan emosinal serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian
dari keluarga (Friedman, 2013). Keluarga merupakan suatu sistem. Sebagai
suatu sistem, keluarga mempunyai anggota yaitu ayah, ibu, dan anak atau
semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga
tersebut saling berinteraksi, interelasi, dan interdependensi untuk mencapai
tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat
dipengaruhi oleh supra sistemnya seperti lingkungan/masyarakat (Efendi,
2009).
Status sehat/sakit anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi.
Penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan interaksinya,
sementara itu keluarga pada gilirannya mempengaruhi perjalanan penyakit dan
status kesehatan anggotanya. Keluarga cenderung menjadi pemicu masalah
kesehatan anggotanya dan sekaligus menjadi pelaku dalam menentukan
masalah kesehatannya (Gillis, Rose, Hallburg, & Martinson, 1989; Wright &
Leahey, 2000 dalam Friedman, 2013).
Keluarga dipandang sebagai suatu kesatuan dari sejumlah anggota
keluarga, berada dalam satu ikatan dan saling mempengaruhi. Peran keluarga
sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan, mulai dari tahapan
peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan, sampai rehabilitasi.
Adanya masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga memberikan
kemungkinan munculnya faktor risiko pada anggota keluarga lainnya,
27
demikian juga pada diabetes yang merupakan salah satu penyakit yang
diturunkan dari orang tua kepada anaknya.
Tingkat pencegahan mencakup keseluruhan spektrum isu sehat dan sakit,
serta tujuan yang sesuai untuk setiap tingkatan. Ketiga tingkatan itu adalah:
1. Pencegahan primer, yang melibatkan promosi kesehatan dan tindakan
pencegahan spesifik atau tindakan perlindungan kesehatan yang dirancang
untuk menjaga individu bebas dari penyakit atau ceera. Tindakan
pencegahan spesifik atau perilaku yang melindungi kesehatan juga disebut
pemeliharaan kesehatan.
2. Pencegahan sekunder, yang terdiri atas deteksi dini, diagnosis, dan terapi.
3. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap pemulihan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan disabilitas klien dan memaksimalkan
tingkat fungsi dirinya (Leavell, et al., 1965;Williams & Torrens, 1999 dalam
Friedman 2013).
D. Penelitian Terkait
Penelitian Midhet dkk (2010) tentang Lifestyle Related Risk Factors of
Type 2 Diabetes Mellitus in Saudi Arabia menunjukkan bahwa ada hubungan
antara diabetes dan riwayat diabetes maternal, pendidikan, kurang aktifitas
latihan, dan kebiasaan diet. Diet sehat dan pola hidup aktif secara signifikan
menurunkan risiko DM Tipe 2 pada kelompok dengan riwayat keluarga
diabetes melitus. Program promosi kesehatan diet sehat dan aktifitas latihan
teratur dibutuhkan untuk mengurangi kejadian diabetes melitus di Saudi
Arabia.
28
Penelitian Omolafe dkk (2010) tentang We are Family: Family History
of Diabetes Among African American and its Association to Perceived
Severity, Knowledge of Risk Factors, and Phisycal Activity Level, hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa orang Amerika Afrika dengan riwayat
keluarga positif memiliki pengetahuan lebih besar tentang faktor risiko, lebih
memungkinkan untuk menunjukkan bahwa kekhawatiran mereka tentang
pengaruh penyakit melalui kebiasaan makan dan aktivitas fisik, dan secara
signifikan lebih sering terlibat dalam aktivitas fisik daripada mereka yang tidak
memiliki riwayat keluarga diabetes.
29
E. Kerangka Teori
Bagan 2.2 : Kerangka teori, modifikasi dari Perkeni, 2011; ADA, 2010; &
Soegondo, 2008.
Faktor risiko - Genetik
- Obesitas
- Usia
- Diet tidak
tepat
- kurang latihan
fisik
- Obat-obatan
- Stress
Diabetes Melitus
Penatalaksanaan
Edukasi
Perencanaan
makan
Latihan
Jasmani
Terapi
farmakologis
Pencegahan
Primer
Sekunder
Tersier
Kelompok
berisiko
Mencegah
timbul penyulit
pada penderita
DM
Mencegah
kecacatan lebih
lanjut
deteksi dini, diet,
olahraga/latihan
fisik.
Pengobatan, deteksi
dini penyulit.
Rehabilitasi,
edukasi, pelayanan
holistik terintegrasi.
30
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Variabel penelitian adalah karakteristik yang melekat pada populasi,
bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya dan diteliti dalam suatu
penelitian (Dharma, 2011). Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang
dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang
dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini memiliki
satu variabel penelitian yaitu pengetahuan anggoa keluarga tentang
pencegahan diabetes melitus tipe 2.
Pengetahuan anggota keluarga berisiko
terhadap pencegahan diabetes melitus
- Definisi
- Faktor risiko
- Tanda gejala
- Diet
- Olahraga/latihan fisik
Bagan 3.1: Kerangka Konsep
31
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2008).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan
pencegahan
diabetes melitus
Pengetahuan
adalah segala
sesuatu yang
diketahui oleh
anggota keluarga
berisiko terdiri dari
definisi, tanda
gejala, faktor
risiko, diagnosis,
diet, dan olahraga
atau latihan fisik.
Kuesioner Kuesioner dibuat
berdasarkan teori
berjumlah 33 item
pertanyaan, terdiri dari:
1. Definisi (1 item
pertanyaan)
2. Tanda gejala (9
pertanyaan)
3. Faktor risiko (6
pertanyaan)
4. Diagnosis (3
pertanyaan)
5. Diet (7 pertanyaan)
6. Olahraga/latihan fisik (6
pertanyaan)
7. Rokok (1 pertanyaan)
Pemberian skor dengan
skala Gutmann;Pertanyaan
positif (1: Benar, 0: Salah)
dan Pertanyaan Negatif (0:
Benar, 1: Salah
Dibagi menjadi tiga kategori:
1. Baik = jika nilai responden
yang diperoleh (x) > mean
+ 1,5 SD
2. Cukup = Jika nilai mean –
1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3. Kurang = Jika nilai
responden yang diperoleh
(x) < mean + 1 SD
Ordinal
32
Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
2. Karakteristik
Responden
e. Usia
Umur responden
pada saat dilakukan
penelitian
Kuesioner
Lembar isian
1. Risiko rendah (<40 tahun)
2. Risiko tinggi (≥40 tahun)
Nominal
f. Jenis
Kelamin
Jenis yang
membedakan laki-
laki atau
perempuan pada
responden
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
g. Pendidikan Jenjang pendidikan
yang pernah
ditempuh oleh
responden
1. Rendah (SD, SMP)
2. Tinggi (SMA, PT)
Nominal
h. Riwayat
penyakit
keluarga
Anggota keluarga
yang mempunyai
riwayat penyakit
diabetes melitus
1. Ayah atau ibu
2. Ayah dan ibu
Nominal
i. Lama
menderita
DM
keluarga
Lama waktu
menderita DM
yang dialami oleh
orang tua
1. <5 tahun
2. ≥5 tahun
Nominal
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif
cross sectional. Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian yang
pengambilan data terhadap variabel penelitian dilakukan pada satu waktu.
Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran pengetahuan anggota
keluarga berisiko tentang pencegahan diabetes melitus.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Ciputat
yang meliputi dua kelurahan, yaitu Kelurahan Pisangan dan Kelurahan
Cirendeu karena di Puskesmas Pisangan belum pernah dilakukan penelitian
berkaitan dengan diabetes melitus. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2008). Populasi pada penelitian ini adalah
anggota keluarga berisiko diabetes melitus yang orang tuanya (penderita
diabetes melitus) melakukan kunjungan ke Puskesmas Pisangan Ciputat.
Sampel adalah sekelompok individu bagian dari populasi dimana peneliti
langsung mengumpulkan data penelitian (Dharma, 2011). Penelitian ini
menggunakan sampling jenuh atau sensus atau total sampling yaitu cara
34
pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi untuk
menjadi sampel penelitian (Hidayat, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah
anggota keluarga berisiko yang orang tuanya (penderita diabetes melitus)
melakukan kunjungan ke Puskesmas Pisangan Ciputat. Pengambilan sampel
mengacu pada kriteria inklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Hidayat, 2008).
Kriteria inklusi yang ditetapkan adalah:
1) Anak dengan orang tua yang menderita diabetes melitus yang tinggal di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan Ciputat dan berkunjung ke Puskesmas.
2) Bersedia menjadi responden
3) Bisa membaca dan menulis
4) Usia ≥ 17 tahun
Pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 70 responden. Tetapi, data
yang diperoleh sesuai kriteria inklusi sebanyak 44 responden.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan peneliti untuk
mengobservasi, mengukur, atau menilai suatu fenomena (Dharma, 2011). Jenis
instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner. Peneliti
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibuat berdasarkan
teori-teori yang sudah ada untuk mengetahui gambaran pengetahuan anggota
keluarga tentang pencegahan diabetes melitus. Kuesioner terdiri dari 2 jenis
yaitu kuesioner 1 untuk mengetahui data demografi yang berisi nama, usia,
35
jenis kelamin, pendidikan, lama menderita diabetes dan riwayat anggota
keluarga yang menderita diabetes melitus. Kuesioner 2 menggunakan skala
Guttman yaitu skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak untuk
mengukur pengetahuan responden penelitian (Hidayat, 2008). Kuesioner ini
terdiri dari 33 item pertanyaan (11 pertanyaan negatif dan 22 pertanyaan
positif). Pertanyaan positif terdapat pada nomor 3, 4, 10, 13, 14, 16, 17, 23, 26,
27, dan nomor 32. Pertanyaan positif terdapat pada nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 11,
12, 15, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 28, 29, 30, 31, dan 33. Pertanyaan positif
0=salah, 1=benar, Pertanyaan negatif 0=benar, dan 1=salah. Kuesioner
meliputi definisi (1 item pertanyaan), tanda gejala (9 pertanyaan), faktor risiko
(6 pertanyaan), diagnosis (3 pertanyaan), diet (7 pertanyaan), olahraga/latihan
fisik (6 pertanyaan), dan tentang rokok (1 pertanyaan).
Pengetahuan dikelompokkan menjadi baik, cukup, dan kurang. Baik,
jika nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD. Cukup, jika nilai
mean- 1 SD x mean + 1 SD. Kurang, jika nilai responden yang diperoleh (x)
<mean – 1 SD. Hasil analisis menunjukkan mean 25,30 dan standar deviasi
4,27. Pengetahuan dikelompokkan menjadi baik, cukup, dan kurang.
Pengetahuan dikatakan baik jika nilai benar 29-33, cukup jika nilai benar
22-28, dan kurang jika nilai benar 0-21.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu instrumen
dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya
36
diukur. Uji validitas kuesioner dilakukan dengan validitas isi (content validity)
kepada pakar ahli, yaitu Ibu Ernawati, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB dan Bapak
Karyadi, M.Kep.,P.hD.
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Reliabilitas
suatu instrumen ditentukan berdasarkan perhitungan statistik dengan metode
cronbach alpha, untuk dapat digunakan dalam suatu penelitian setidaknya
instrumen memiliki nilai reliabilitas minimal 0,7 (Riwidikdo 2009) dan di atas
0,80 (Dharma, 2011).
Uji reliabilitas kuesioner ini telah dilakukan pada 33 orang responden
pada tanggal 6-19 April 2015. Responden diambil dari data Posbindu di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan, yaitu responden yang tidak melakukan
kunjungan ke Puskesmas. Uji reliabilitas menggunakan rumus KR-21
didapatkan hasil 0,75 maka instrumen bisa digunakan untuk penelitian.
F. Proses Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada penelitian ini akan dilakukan melalui
beberapa tahap, yaitu:
1. Menentukan permasalahan, subjek penelitian, tempat penelitian, tujuan, dan
manfaat penelitian.
2. Mengajukan surat izin dari fakultas untuk diberikan kepada Dinas
Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Puskesmas Pisangan.
3. Membuat surat izin penelitian ke dinas kesehatan kota Tangerang Selatan.
4. Setelah perizinan penelitian disetujui oleh pihak Dinas Kesehatan, surat
diberikan kepada Puskesmas Pisangan.
37
5. Mendata pasien diabetes melitus di Puskesmas Pisangan Ciputat.
6. Mendatangi ketua RT/RW tempat responden tinggal untuk meminta izin
7. Mendatangi responden sesuai data yang diperoleh
8. Meminta persetujuan responden
9. Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden
10. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti
jika belum jelas dengan penjelasan kuesioner
11. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner
12. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada
peneliti untuk diperiksa kembali
13. Jika kuesioner belum lengkap peneliti menyerahkan kembali kepada
responden untuk dilengkapi
14. Peneliti mengumpulkan kuesioner dari seluruh responden.
G. Pengolahan Data
1. Editing, yaitu kegiatan pengecekan dan perbaikan dalam pengisian
kuesioner, meliputi kelengkapan jawaban semua pertanyaan, kejelasan
jawaban atau tulisan dari tiap pertanyaan, jawaban relevan dengan
pertanyaan. Kuesioner diperiksa kelengkapan jawabannya, dari beberapa
kuesioner terdapat kuesioner yang belum lengkap jawabannya. Peneliti
melengkapi jawaban dengan menanyakan kembali kepada responden.
2. Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat menjadi data angka atau
bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data (entry data). Peneliti memberi kode jawaban pada
38
lembar kuesioner. Jawaban pertanyaan positif (benar: 1, salah: 0), dan
pertanyaan negatif (salah: 1, benar: 0).
3. Entry Data, yaitu memasukkan jawaban-jawaban setiap responden yang
dalam bentuk kode ke dalam program komputer atau software. Software
komputer yang digunakan untuk analisis data adalah program SPSS 21 for
Windows. Data dimasukkan satu persatu ke dalam program SPSS.
4. Cleaning
Cleaning data merupakan pengecekan kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,
kemudian dilakukan pembetulan. Setelah data kuesioner dimasukkan
semuanya, terdapat beberapa data yang missing kemudian dicek kembali
dan diperbaiki dengan melihat kuesioner.
H. Analisa Data
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis data univariat menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Variabel dalam penelitian
ini yaitu karakteristik responden dan pengetahuan tentang pencegahan diabetes
melitus.
I. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, karena berhubungan langsung dengan manusia, maka etika
penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2008). Masalah etika yang harus
39
diperhatikan antara lain informed consent, anonimity (tanpa nama), dan
confidentiality (kerahasiaan).
1. Persetujuan (Inform Consent)
Inform consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar responden mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
Peneliti berkunjung ke rumah responden, memperkenalkan diri,
menjelaskan tujuan dan dan memohon kesediaan kepada responden agar
berkenan untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Peneliti menjelaskan
bagaimana cara pengisian informed consent, dan cara menjawab pertanyaan-
pertanyaan di kuesioner.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Peneliti menjelaskan bahwa data kuesioner akan diolah dengan tidak
mencantumkan nama responden pada hasil penelitian. Data kuesioner yang
dimasukkan tidak disertakan namanya, hanya diberi kode dalam
pengisiannya. Sehingga tidak bisa diketahui nama pengisi kuesioner. Hanya
pihak tertentu saja yang mengetahuinya.
40
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Peneliti menjelaskan bahwa seluruh informasi dari kuesioner yang
telah diisi dan dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian. Data
yang telah dimasukkan dan diolah tidak diberitahukan kepada siapapun
kecuali beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian. Setelah itu data
kuesioner akan dihancurkan.
41
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian
1. Gambaran Umum Puskesmas Pisangan
Puskesmas Pisangan adalah puskesmas yang ada di Kecamatan
Ciputat Timur, terletak di sebelah Tenggara Tangerang, dengan luas wilayah
1.685 Ha, dengan sebagian besar tanah darat dan sisanya rawa. Letak
Puskesmas Pisangan berada dengan batas-batas yaitu, sebelah Barat
berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Ciputat (Kec. Ciputat), sebelah
Timur berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah Utara wilayah kerja
Puskesmas Jurangmangu Timr (Kec. Pondok Aren), sebelah Selatan
wilayah kerja Puskesmas Pamulang (Kel. Pondok Cabe Ilir). Wilayah kerja
Puskesmas Pisangan meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan Pisangan dan
Kelurahan Cirendeu.
2. Visi, Misi Puskesmas Pisangan
a. Visi
Dengan iman dan taqwa mewujudkan masyarakat Pisangan setia,
amanah, siaga, mandiri, hidup sehat melalui akselerasi upaya kesehatan
guna mewujudkan Tangerang Selatan sehat 2015.
b. Misi
1. Menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di
masyarakat dalam bidang kesehatan
42
2. Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan
terjangkau
3. Menjalin kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan swasta
untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan
3. Program-program Puskesmas Pisangan
a. Upaya Kesehatan
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungn
3. Kesehatan Ibu dan Anak Termasuk Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)
6. Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan Wajib
1. Lansia
2. Usaha Kesehatan Sekolah
c. Upaya Kesehatan Pengembangan Pilihan
1. Laboratorium
2. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat di Desa (UKGMD)
43
B. Hasil Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan
responden sebanyak 44 responden. Data jenis kelamin responden disajikan
dalam bentuk tabel dan menggunakan data numerik.
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 19 43,2
Perempuan 25 56,8
Total 44 100,0
Tabel 5.1 menunjukkan distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin yang terpilih sebagai sampel. Responden terbanyak dengan jenis
kelamin perempuan yaitu 56,8% atau 25 responden dan jenis kelamin laki-
laki 43,2% atau 19 responden.
2. Berdasarkan Usia
Data usia responden disajikan dalam bentuk tabel dan menggunakan
data numerik.
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
≤ 40 tahun 40 90,9
> 40 tahun 4 9,1
Total 44 100,0
Data 5.2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan umur
responden yang terpilih sebagai sampel. Responden terbanyak dengan usia
<40 tahun sebanyak 40 responden.
44
3. Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Pendidikan rendah (SD, SMP) 4 9,1
Pendidikan Tinggi (SMA, PT) 40 90,9
Total 44 100,0
Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai tingkat pendidikan tinggi yaitu sebesar 90,9% (40 responden),
sedangkan responden dengan tingkat pendidikan rendah sebesar 9,1% (4
responden).
4. Berdasarkan Riwayat Orang Tua yang Menderita Diabetes Melitus
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Orang Tua yang
Menderita Diabetes Melitus
Riwayat Menderita DM Frekuensi Persentase (%)
Ayah dan Ibu 3 6,8
Ayah atau ibu 31 73,2
Total 44 100,0
Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa sebagian besar yang mempunyai
riwayat diabetes melitus adalah dengan penderita salah satu dari ayah atau
ibu yaitu sebanyak 73,2% (31 orang), sedangkan riwayat penderita kedua
orang tua (ayah dan ibu) sebanyak 6,8% (3 orang).
45
5. Berdasarkan Lama Orang Tua Menderita Diabetes Melitus
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Riwayat
Menderita Diabetes Melitus Orang Tua
Lama DM Frekuensi Persentase (%)
<5 tahun 32 72,7
≥5 tahun 12 27,3
Total 44 100,0
Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa mayoritas lama riwayat DM orang
tua responden adalah <5 tahun yaitu sebanyak 72,7% (32 responden), dan
yang menderita dengan lama riwayat DM ≥5 tahun sebanyak 27,3% (12
responden).
6. Gambaran Pengetahuan Responden tentang Pencegahan Diabetes
Melitus Tipe 2
Pada penelitian ini, pengetahuan responden dihitung berdasarkan skor
yang dijawab oleh responden yang berjumlah 33 pertanyaan dalam
kuesioner. Pengetahuan dikelompokkan menjadi baik, cukup, dan kurang.
Pengetahuan dikatakan baik jika nilai benar 29-33, cukup jika nilai benar
22-28, dan kurang jika nilai benar 0-21.
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Kurang 8 18,2
Cukup 23 52,3
Baik 13 29,5
Total 44 100,0
Tabel 5.6 menggambarkan seberapa jauh pengetahuan responden
mengenai pencegahan diabetes melitus. Sebagian besar responden
46
mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (52,3%), 13
responden (29,5%) berpengetahuan baik, dan 18,2 % (8 responden)
mempunyai tingkat pengetahuan kurang.
7. Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden tentang Pencegahan Diabetes Melitus
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Pengetahuan
Jenis
Kelamin
Pengetahuan Total
Kurang Cukup Baik
Laki-laki 4 9 6 19
21,1% 47,4% 31,6% 100,0%
Perempuan 4 14 7 25
16,0% 56,0% 28,0% 100,0%
Total 8 23 13 44
18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
Tabel 5.7 memperlihatkan bahwa pengetahuan berdasarkan jenis
kelamin. Perempuan berpengetahuan cukup sebanyak 14 (31,8%), kurang
9,1% (4 responden, dan berpengetahuan baik sebanyak 7 responden
(15,9%), sedangkan laki-laki berpengetahuan baik sebanyak 6 responden
(13,6%), berpengetahuan kurang sebanyak 4 responden (9,1%), dan
berpengetahuan cukup sebanyak 9 responden (20,5%).
47
8. Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Usia Responden tentang
Pencegahan Diabetes Melitus
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Pengetahuan
Usia Pengetahuan
Total Kurang Cukup Baik
<40 tahun 8 20 12 40
20,0% 50,0% 30,0% 100,0%
≥40 tahun 0 3 1 4
0,0% 75,0% 25,0% 100,0%
Total 8 23 13 44
18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
Tabel 5.8 menunjukkan persentase pengetahuan tentang pencegahan
diabetes melitus berdasarkan usia. Responden dengan usia <40 tahun
memiliki pengetahuan kurang sebesar 18,2% (8 responden), berpengetahuan
cukup dengan jumlah 45,5% (23 responden), dan berpengetahuan baik
sebesar 27,3% (12 responden). Sedangkan responden dengan usia ≥40 tahun
memiliki pengetahuan kurang sebesar 0,0% (0 responden), berpengetahuan
cukup sebesar 6,8%), dan berpengetahuan baik sebesar 2,3% (1 responden).
9. Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Lama Menderita
Diabetes Melitus Orang Tua Responden
Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Riwayat
Menderita DM dan Pengetahuan
Lama DM Pengetahuan
Total Kurang Cukup Baik
<5 tahun 8 19 5 32
25,0% 59,4% 15,6% 100,0%
≥5 tahun 0 4 8 12
0,0% 33,3% 66,7% 100,0%
Total 8 23 13 44
18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
48
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa responden dengan lama riwayat DM
orang tua <5 tahun memiliki pengetahuan kurang sebesar 18,2% (8
responden, berpengetahuan cukup sebesar 43,2% (19 responden), dan
berpengetahuan baik sebesar 11,4% (5 responden). Sedangkan responden
dengan lama riwayat orang tua menderita DM ≥5 tahun memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 0,0% (0 responden), pengetahuan cukup
sebanyak 9,1% (4 responden), dan pengetahuan baik sebanyak 18,2% (8
responden).
10. Distribusi Proporsi Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan Responden
tentang Pencegahan Diabetes Melitus
Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan dan
Pengetahuan
Tingkat Pendidian Pendidikan
Total Kurang Cukup Baik
Pendidikan rendah (SD, SMP) 1 3 0 4
25,0% 75,0% 0,0% 100,0%
Pendidikan Tinggi (SMA, PT) 7 20 13 40
17,5% 50,0% 32,5% 100,0%
Total 8 23 13 44
18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa responden dengan tingkat
pendidikan rendah (SD dan SMP), memiliki pengetahuan kurang sebanyak
2,3% (1 responden), pengetahuan cukup 6,8% (3 responden), dan
pengetahuan baik 0% (0 responden). Tingkat pendidikan tinggi (SMA dan
PT) memiliki pengetahuan kurang sebanyak 15,9% (7 responden),
pengetahuan cukup sebanyak 45,5% (20 responden), dan pengetahuan baik
sebesar 29,5% (13 responden).
49
11. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Orang Tua yang
Menderita Diabetes Melitus
Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Orang Tua
Menderita DM dan Pengetahuan
Riwayat DM Pengetahuan
Total Kurang Cukup Baik
Ayah atau ibu 8 20 13 41
19,5% 48,8% 31,7% 100,0%
Ayah dan Ibu 0 3 0 3
0,0% 100,0% 0,0% 100,0%
Total 8 23 13 44
18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
Tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden dengan riwayat kedua
orang tua menderita DM memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8
responden (18,2%), berpengetahuan cukup sebanyak 20 responden
(45,4%), dan berpengetahuan baik sebanyak 13 responden (29,6%).
Sedangkan responden dengan riwayat salah satu orang tua menderita DM
berpengetahuan kurang sebanyak 8 responden (18,2%), Pengetahuan
cukup 20 responden (45,4%), dan pengetahuan baik 13 responden
(29,6%).
50
BAB VI
PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan beberapa pembahasan meliputi distribusi
demografi responden, distribusi pengetahuan, dan keterbatasan penelitian.
A. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin
Wanita lebih berisiko mengalami DM karena secara fisik wanita
memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih besar.
Sindroma siklus menstruasi (premenstrual syndrome), pasca-menopouse
yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat
proses hormonal tersebut sehingga wanita berisiko menderita diabetes
mellitus tipe 2 (Damayanti dalam Irawan, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden terbanyak
dengan jenis kelamin perempuan yaitu 56,8% dan jenis kelamin laki-laki
43,2%. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Trisnawati dan Setyorogo
(2013) tentang Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012
menunjukkan bahwa penderita DM terbanyak adalah pada jenis kelamin
perempuan. Penelitian Mihardja (2009) tentang Faktor yang Berhubungan
dengan Pengendalian Gula Darah pada Penderita Diabetes Melitus di
Perkotaan Indonesia, juga diperoleh bahwa prevalensi DM lebih banyak
terjadi pada wanita.
51
2. Usia
Salah satu faktor yang berhubungan dengan terjadinya DM tipe 2
adalah usia. Usia >40 tahun merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
DM. Peningkatan risiko diabetes seiring dengan umur khususnya pada usia
lebih dari 40 tahun, disebabkan karena pada usia tersebut mulai terjadi
peningkatan intoleransi glukosa. Adanya proses penuaan menyebabkan
berkurangnya kemampuan sel ß pankreas dalam memproduksi insulin
(Sujaya, 2009 dalam Trisnawati, 2013), sesuai dengan penelitian Awad dkk
(2013) tentang Gambaran Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus Tipe II di
Poliklinik Endokrin Bagian/SMF FK Unsrat RSU Prof. Dr. R.D Kandou
Manado Periode Mei 2011-Oktober 2011 bahwa faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2 salah satunya adalah usia >40
tahun. Pada penelitian lain oleh Trisnawati (2013) menyebutkan bahwa
faktor risiko DM salah satunya adalah usia ≥45 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden dengan usia kurang dari
40 tahun sebanyak 40 responden dan yang berusia lebih dari 40 tahun
sebanyak 4 responden, yang mayoritas memiliki pengetahuan yang cukup.
3. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di
dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, perubahan ke
arah lebih baik sehingga dapat menghasilkan perubahan perilaku individu,
kelompok, atau masyarakat. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
52
memotivasi dalam bersikap, pada ummnya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah ia menerima informasi, namun perlu diperhatikan
bahwa seseorang dengan pendidikan rendah tidak mutlak mempunyai
pengetahuan yang kurang (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai tingkat pendidikan tinggi, terdiri dari SMA atau perguruan
tinggi yaitu sebesar 90,9%, sedangkan responden dengan tingkat pendidikan
rendah sebanyak 9,1%. Mayoritas responden berpengetahuan cukup dan
baik, hanya sebagian kecil yang berpengetahuan kurang. Pada responden
dengan tingkat pendidikan rendah didapatkan hasil belum ada yang
berpengetahuan baik, semuanya berpengetahuan cukup dan kurang, hal ini
sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2012) bahwa pendidikan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Penelitian Irawan (2010) tentang Prevalensi dan Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Daerah Urban di Indonesia (Analisa
Data Riskesdas 2007) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan memiliki
pengaruh terhadap kejadian penyakit DM tipe 2. Seseorang dengan
pendidikan tinggi biasanya akan memiliki banyak pengetahuan tentang
kesehatan, dengan adanya pengetahuan tersebut ia akan memiliki kesadaran
dalam menjaga kesehatannya.
53
4. Riwayat Orang Tua yang Menderita Diabetes Melitus
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa diabetes termasuk
ke dalam penyakit yang bisa diwariskan orang tua kepada keturunannya.
Pembawaan sifat diabetes tipe 2 memang belum dapat dipastikan, tetapi
kecenderungan penurunan sifat diabetes tipe 2 diketahui lebih kuat daripada
diabetes tipe 1. Beberapa gen yang dicurigai berkaitan erat dengan diabetes
adalah: Calpain 10 (CAPN 10), Peroxisome proliferator activated recepto-
ᵞ (PPARᵞ ), Inwardly rectifying potassium channel Kir 6.2 (KCNJ11),
PPARᵞ coactivator-1 (PGC-1), Adiponectin (APM1) dan β3 adrenergic
recptor (β-AR). Seseorang dan keturunannya dengan variasi pada gen-gen
tersebut mempunyai peluang yang lebih tinggi untuk terkena diabetes,
terutama jika pola makan tidak benar (Nurrahmani, 2012). Jika salah satu
orang tua menderita diabetes, risiko pengembangan penyakit ini sebesar
40%, lebih besar jika ibu yang menderita diabetes. Jika kedua orang tua
menderita diabetes risiko bagi anak-anaknya adalah sebesar 70% (ADA,
2010).
Penelitian Trisnawati dan Setyorogo (2012) tentang Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng
Jakarta Barat Tahun 2012 menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan
antara riwayat kesehatan dengan kejadian penyakit diabetes melitus tipe 2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yang mempunyai
riwayat diabetes dalam keluarga adalah salah satu dari ayah atau ibu yaitu
sebanyak 41 responden (93,2%), sedangkan responden yang kedua orang
tuanya menderita diabetes sebanyak 3 responden (6,8%). Responden dengan
54
riwayat diabetes kedua orang tua memiliki pengetahuan yang cukup, hal ini
bisa dipengaruhi oleh interaksi dengan kedua orang tua yang sama-sama
menderita diabetes sehingga penyampaian informasi bisa diperoleh dari
kedua orang tuanya saat interaksi sehari-hari atau ketika melakukan
kunjungan ke pelayanan kesehatan ia juga dapat memperoleh pengetahuan
dari petugas kesehatan. Sedangkan responden dengan salah satu orang tua
yang menderita diabetes memiliki pengetahuan yang bervariasi, mayoritas
juga berpengetahuan cukup. Seseorang yang memiliki keluarga menderita
diabetes, sebaiknya segera memeriksa kadar gula darahnya karena risiko
menderita diabetes lebih besar.
5. Lama Orang Tua Menderita Diabetes Melitus
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah
pengalaman. Adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang
terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, dan kepercayaan, dan
penilaian terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan
pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain
(Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan lama orang tua
menderita diabetes ≥5 tahun memiliki pengetahuan cukup dan pengetahuan
baik sedangkan yang menderita diabetes <5 tahun memiliki pengetahuan
kurang, cukup, dan ada juga yang berpengetahuan baik.
55
B. Gambaran Pengetahuan Anggota Keluarga Berisiko Tentang Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2
Pencegahan diabetes dapat dilakukan pada pencegahan primer,
sekunder, dan tersier. Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada
kelompok yang memiliki faktor risiko, yaitu mereka yang belum menderita
tetapi berpotensi untuk menderita diabetes. Pencegahan diabetes melitus
dapat dilakukan dengan diet sehat, penurunan berat badan dan aktifitas fisik
yang baik. Selain itu, pemahaman mengenai diabetes, tanda gejala, faktor
risiko, dan diagnosis diabetes juga penting diketahui sebagai cara untuk
mendeteksi penyakit ini (Perkeni, 2011).
Penelitian Omolafe dkk (2010) dengan judul We are Family: Family
History of Diabetes Among African American and its Association to
Perceived Severity, Knowledge of Risk Factors, and Phisycal Activity Level,
yang menyatakan bahwa orang Amerika Afrika dengan riwayat keluarga
positif DM memiliki pengetahuan lebih besar tentang faktor risiko terhadap
DM, lebih memahami tentang pengaruh penyakit akibat kebiasaan makan
dan aktivitas fisik, dan secara signifikan lebih sering terlibat dalam aktivitas
fisik daripada mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga diabetes.
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner berisi tentang
definisi, tanda gejala, faktor risiko, diagnosis, diet, dan aktivitas fisik.
Pertanyaan mengenai diet masih terdapat jawaban salah pada pernyataan
“Makanan yang mengandung rendah serat dibutuhkan untuk menurunkan
risiko diabetes” sebanyak 72,73% menjawab benar pada pernyataan ini
sedangkan yang tepat adalah bukan makanan rendah serat tetapi makanan
56
tinggi serat. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa serat adalah bagian
dari karbohidrat yang tak dapat dicerna. Serat larut menunda pengosongan
perut, membuat rasa kenyang sehingga membantu mengendalikan berat
badan. Pengosongan lambung yang lambat juga dapat mempengaruhi kadar
gula darah dan memiliki efek menguntungkan pada sensitivitas insulin, yang
dapat membantu mengendalikan diabetes (Soegondo, 2008). Jika
pemahaman mengenai makanan berserat ini masih rendah maka
dikhawatirkan dapat menyebabkan perilaku konsumsi tinggi serat yang
kurang sehingga dapat meningkatkan risiko DM maupun penyakit lainnya.
Jawaban pada pernyataan “Makan yang tepat adalah pada waktu yang
sama setiap hari” masih banyak yang menjawab salah sebesar 72,73%.
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan
sesuai kebutuhan kalori masing-masing individu. Pada penyandang diabetes
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis, dan jumlah makanan. Jarak antara waktu makan merupakan hal yang
penting dalam diabetes melitus. Waktu makan dan besar porsi makanan
konsisten dapat menstabilkan kadar glukosa darah (Nurrahmani, 2012 &
Perkeni, 2011).
Selain diet, hal lain yang perlu dilakukan untuk pencegahan diabetes
adalah aktifitas fisik/olahraga. Pertanyaan mengenai aktifitas fisik masih
terdapat jawaban yang salah pada pertanyaan nomor 27 sebanyak 50%
“Menurunkan berat badan tidak perlu dilakukan untuk menurunkan risiko
diabetes”.
57
Terdapat beberapa urutan kegiatan yang dilakukan ketika berolahraga,
yaitu pemanasan (5-10 menit), olahraga inti (20 menit), diusahakan denyut
nadi mencapai Target Heart Rate (THR). Jika di bawah THR maka
olahraga tersebut tidak bermanfaat. Jika berlebihan akan menimbulkan
risiko yang tidak diinginkan. Rumus THR: 70%-80% x MHR. MHR
(Maximum Heart Rate) : 220-umur. Selanjutnya adalah pendinginan (5-10
menit), dan peregangan (stretching) (Nurrahmani, 2012).
Olahraga bermanfaat untuk mencegah kegemukan. Pada kegemukan,
sel-sel lemak yang menggemuk akan menghasilkan beberapa zat yang
digolongkan sebagai adipositokin, yang jumlahnya lebih banyak daripada
yang tidak gemuk. Zat-zat tersebut yang menyebabkan resistensi terhadap
insulin. Selain untuk mencegah kegemukan, olahraga juga berperan utama
dalam pengaturan glukosa darah. Pada penderita diabetes, produksi insulin
tidak terganggu, tetapi masih kurangnya respon reseptor terhadap insulin.
Ketika olahraga, permeabilitas membran sel terhadap glukosa meningkat
pada otot yang berkontraksi sehingga gula darah lebih mudah masuk dan
resistensi insulin berkurang, dengan kata lain sensitivitas insulin meningkat
(Nurrahmani, 2012).
Hal ini sejalan dengan penelitian Utomo dkk (2012) tentang
“Pengaruh Senam Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes”, hasil
dari penelitian ini menyebutkan bahwa terdapat perbedaan kadar gula darah
sewaktu sebelum dan sesudah intervensi dengan penurunan rata-rata gula
darah pada kelompok terpapar senam 2,3 kali lebih besar dari pada
kelompok tidak terpapar.
58
Analisis dari hasil penelitian menunjukkan pengetahuan anggota
keluarga berisiko diabetes mayoritas berpengetahuan cukup mengenai
pencegahan diabetes tipe 2. Sebagian besar responden mempunyai tingkat
pengetahuan cukup sebanyak 52,3%, berpengetahuan baik sebesar 29,5%,
dan berpengetahuan kurang sebesar 18,2%. Hasil ini memberikan warning
bagi semua pihak khususnya petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan
edukasi mengenai diabetes dan pencegahannya sehingga tingkat
pengetahuan menjadi lebih baik agar dapat menurunkan angka kejadian
diabetes di masa mendatang. Tingkat pengetahuan yang baik diharapkan
dapat diterapkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya
pengetahuannya saja tetapi dapat menuntun kepada pola hidup yang benar
untuk mencegah diabetes melitus yang sangat berdampak buruk pada
akhirnya, serta dapat menularkan pengetahuannya kepada orang lain untuk
berperilaku hidup sehat.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Responden penelitian tidak semuanya bisa ditemui karena sudah pindah
rumah atau tidak terdata di lingkungan Rukun Tetangga (RT), sehingga dari
jumlah total responden 70 orang hanya terkumpul 44 responden.
2. Sebagian responden memiliki kegiatan di luar rumah yang berbeda-beda
jadwalnya sehingga peneliti tidak bisa bertemu langsung dengan responden,
kuesioner dititipkan kepada anggota keluarga lain yang berada di rumah
yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadi bias karena faktor kesalahan
59
interpretasi responden dalam memahami maksud dari pertanyaan yang
diberikan.
3. Kuesioner dilakukan uji validitas konten (content validity) kepada 2 pakar
ahli, sedangkan sebaiknya uji validitas ini dilakukan kepada 3 pakar ahli.
60
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Gambaran demografi responden anggota keluarga berisiko DM Tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Pisangan yaitu: mayoritas jenis kelamin responden
adalah perempuan yaitu sebanyak 25 orang, usia responden berkisar antara
17-44 tahun, mayoritas pendidikan responden adalah pendidikan tinggi
(SMA/Perguruan Tinggi) yaitu sebanyak 40 orang dari 44 orang responden,
riwayat anggota keluarga responden yang menderita diabetes sebagian besar
adalah salah satu dari ayah atau ibu sebanyak 73,2% atau 31 responden, dan
lama riwayat menderita diabetes rata-rata <5 tahun sebesar 72,7% (32
responden).
2. Pengetahuan anggota keluarga berisiko mengenai pencegahan DM
didapatkan hasil yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 29,5% (13
responden), pengetahuan cukup 52,3% (23 responden), dan yang
berpengetahuan kurang sebanyak 18,2% (8 responden).
B. Saran
1. Bagi Penelitian Selanjutnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap dan perilaku terhadap
pencegahan diabetes.
2. Bagi Puskesmas Pisangan
Petugas kesehatan di Puskesmas Pisangan hendaknya lebih meningkatkan
edukasi kepada masyarakat mengenai diabetes melitus dan pencegahannya
61
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat agar mampu memperbaiki
atau mempertahankan pola hidup yang baik.
3. Bagi Anggota Keluarga
Angota keluarga terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap diabetes
diharapkan dapat mengaplikasikan pola hidup yang baik dalam kehidupan
sehari-hari untuk pencegahan diabetes. Jika pola hidup yang baik telah
dilakukan, diharapkan hal ini bisa menurunkan prevalensi diabetes di masa
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2009.
American Diabetes Association (ADA). Diagnosis and Classification of Diabetes
Mellitus. Diabetes Care, Vol 27 (1), January 2010.
Awad, Nadyah dkk. Gambaran Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus Tipe II di
Poliklinik Endokrin Bagian/SMF FK-UNSRAT RSU Prof. dr. R.D Kandou
Manado Periode Mei 2011-Oktober 2011. Jurnal e-Biomedik (eBM), Vol 1
(1), Maret 2013: h. 45-49.
Balela, Naisya dkk. Perbedaan Kejadian Anemia pada Pasien yang Mendrita
Diabetes Melitus Tipe 2 Kurang dari 5 Tahun dan Lebih dari Sama Dengan
5 Tahun. Berkala Kedokteran. Vol 10 (1), Februari 2014.
Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo, 2008.
Dharma, Kelana Kusama. Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Trans Info Media:
Jakarta, 2011.
Diabetes UK. Evidence-Based Nutrition Guidlines for the Prevention and
Management of Diabetes, May 2011. Diakses pada 14 Desember 2014 dari
https://www.diabetesuk.org/nutrition-guidlines
Dodie, Natasya J., dkk. Pengaruh Lamanya Diabetes Melitus Terhadap Terjadinya
Disfungsi Ereksi. Jurnal e-Biomeik (eBM), Vol 1 No 3. November 2013
Ernawati. Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus Terpadu dengan
Penerapan Teori Keperawatan Self Care Orem. Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013.
Effendi, Ferry dan Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Friedmann, Marilyn M. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Praktik. Jakarta: EGC, 2013.
Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta: Salemba Media, 2008.
Hu, Jie dkk. Diabetes Knowledge Among Older Adults with Diabetes in Beijing,
China. Journal of Clinical Nursing, 22, 51-60, doi: 10.1111/j.1365-
2702.2012.04273.x, 2012.
International Diabetes Federation. About Diabetes Complications, Risk Factors,
Signs and Symptoms, Prevention, Facts & Figures. Diakses pada 14
Oktober 2014 dari http://www.idf.org/about-diabetes
International Diabetes Federation. Prevention. Diakses pada 14 Oktober 2014
dari http://www.idf.org/prevention
Irawan, Dedy. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di
Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Tesis S2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010.
Islam, Nadia Shilpi, dkk. Understanding Barriers to and Facilitators of Diabetes
Control and Prevention in the New York City Bangladeshi Community: A
Mixed-Methods Approach. American Journal of Public Health. Vol 102,
No 3, March 2012.
Jain, Pavan Kumar. Knowledge & Attitude of Diabetic Patients Regarding
Diabetic Diet, Exercise, and Foot Care. International Journal of Nursing
Education Vol 4, No 2, July-December 2012.
Juniarti, Citra dan Akuilina Semana. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Diet pada Pasien Diabetes Melitus yang dirawat di RSUD Labuang Baji
Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Vol 4 No 6, 2014.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diabetes Melitus Penyebab
Kematian Nomor 6 Di Dunia: Kemenkes Tawarkan Solusi Cerdik Melalui
Posbindu. Dipublikasikan Pada Minggu, 08 September 2013. Diakses pada
14 Oktober 2014 dari http://www.depkes.go.id/article/view/2383/diabetes-
melitus-penyebab-kematian-nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-
cerdik-melalui-posbindu.html
Laporan Profil Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (untuk kalangan sendiri).
Lyssenco, Valeriya dan Markku Laakso. Genetic Screening for the Risk of Type 2
Diabetes. Diabetes Care, Vol 36 (2), August 2013.
Marrero, David G. dkk. National Diabetes Prevention Program. Lifestyle Coach
Facilitation Guide. CDC Division of Diabetes Translation. diakses pada 14
Desember 2014 dari
http://www.cdc.gov/diabetes/prevention/recognition/curriculum.htm
Midhet, Farid M, Abdurahman A. Al-Mohaimeed, dan Fawzy K. Sharaf.
Lifestyle Related Risk Factors of Type 2 Diabetes Mellitus in Saudi Arabia.
Saudi Med J Vol 31 (7), 2010: 768-774.
Mihardja, Laurentia. Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Gula Darah
pada Penderita Diabetes Melitus di Perkotaan Indonesia. Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta Vol
59 No 9, September 2009
National Heart Foundation of Australia. Physical Activity in the Prevention and
Management of Type 2 Diabetes, 2006.
National Diabetes Education Program. Power to Prevent A Family Lifestyle
Approach to Diabetes Prevention. Diakses pada 14 Desember 2014 dari
http://www2c.cdc.gov/podcasts/media/pdf/powertoprevent.pdf
Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
2010
___________________. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta, 2012
Nurrahmani, Ulfa. Stop Diabetes. Yogyakarta: Familia, 2012
Omolafe, Alexander dkk. 2010. We are Family: Family History of Diabetes
Among African American and its Association to Perceived Severity,
Knowledge of Risk Factors, and Phisycal Activity Level. Californian
Journal of Health Promotion, Vol & Issue 1, 2010: p. 88-97.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Diakses pada 27 Januari
2015 dari
http://www.kopertais2.or.id/_uploads/post/2015/04/28/20150428020440-
782.pdf
Persatuan Endokrinologi Indonesia (Perkeni). Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, 2011.
Price, Sylvia A., dan Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit Vol. 2 Ed. 6. Jakarta: EGC, 2012.
Purwanto, Nasrul Hadi. Hubungan Pengetahuan tentang Diet Diabetes Melitus
dengan Kepatuhan Pelaksanaan Diet pada Penderita Diabetes Melitus.
Jurnal Keperawatan Vol 01 No 01, Januari-Desember 2011.
Rathmann, Wolfgang, dkk. Type 2 Diabetes: Prevalence and Relevance of
Genetic and Acquired Factors for Its Prediction. Dtsch Arztebl Int; 110(19),
2013: 331-7.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013.
Riwidikdo, Handoko. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data
dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press, 2009.
Senuk, Abdurrahim dkk. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan
Kepatuhan Menjalani Diet Diabetes Melitus di Poliklinik RSUD Kota
Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Ejournal Keperawatan (e-Kp)
Vol 1 No 1, Agustus 2013.
Soegondo, Sidartawan dan Kartini Sukardji. Hidup Secara Mandiri dengan
Diabetes Mellitus Kencing Manis Sakit Gula. Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
2008.
Sujaya, I Nyoman. Pola Konsumsi Makanan Tradisional Bali sebagai Faktor
Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Kabupaten Tabanan. Tesis S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM, 2009.
Trisnawati, Shara Kurnia dan Soedijono Setyorogo. Faktor Risiko Kejadian
Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta
Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan; Vol 5 No. 1, 2013.
UIN Jakarta. Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012. Biro Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan, 2011.
Utomo, Ocbrivianita Mulyaningtyas dkk. Pengaruh Senam terhadap Gula Darah
Penderita Diabetes. Unnes Journal of Public Health 1 (1). 2012
World Diabetes Foundation (WDF). Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes
Melitus Tipe 1. 2009.
Lampiran 1
Lampiran 2
PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Bpk/Ibu/Sdr/sdri
Di tempat
Berkaitan dengan penelitian yang akan saya lakukan, saya mohon bantuan dan
kesedian waktu untuk mengisi daftar pernyataan berikut ini dengan sejujur-
jujurnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diabetes melitus pada
keluarga.
Partisipasi Bpk/Ibu/Sdr/Sdri akan sangat berarti terhadap penelitian saya dan
berguna bagi pengembangan keperawatan. Semua identitas dan pernyataan dalam
pengisian angket ini saya jamin kerahasiaannya dan akan menjadi data penelitian.
Atas partisipasinya saya mengucapkan terima kasih.
Peneliti
Maria Ulfa
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ........................................................................................................
Alamat : ........................................................................................................
No. HP : ........................................................................................................
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang
dilakukan oleh :
Nama : Maria Ulfa
Program Studi : Ilmu Keperawatan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NIM : 1111104000051
Saya akan memberikan jawaban sesuai dengan pengetahuan saya untuk
membantu penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat secara sukarela dan
tanpa unsur paksaan dari siapapun.
................, ......................................... 2015
Tanda Tangan Responden
(...................................................................)
Lampiran 4
INSTRUMEN PENELITIAN I
Isilah titik-titk dan lingkari pilihan jawaban anda di bawah ini.
Nama
Usia
:..........................................................................................
:.................................... tahun
Jenis Kelamin : A. Laki-laki; B. Perempuan
Pendidikan : A. Tidak sekolah; B. SD/MI; C. SMP/MTS;
D. SMA/MA; E. Perguruan Tinggi; F. Lainnya
Riwayat anggota keluarga yang menderita diabetes melitus : A. Ayah; B. Ibu
Lama menderita diabetes melitus:................tahun
INSTRUMEN PENELITIAN II
Pilihlah jawaban sesuai yang anda ketahui dengan memberikan tanda check list
(V) pada kolom yang disediakan. Setiap pernyataan dijawab dengan salah satu
pilihan jawaban.
Keterangan: B : Benar, S: Salah
No Pernyataan B S
1. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan adanya peningkatan kadar
gula darah yang tinggi.
Berikut ini adalah beberapa tanda atau keluhan pada seseorang yang mengalami diabetes melitus:
2. Gula darah yang tinggi
3. Sering buang air besar
4. Sering merasa kenyang
5. Sering merasa lapar
6. Sering merasa haus
7. Pandangan mata menjadi kabur
8. Merasa kesemutan
9. Terjadi kelemahan pada badan
10. Kenaikan berat badan secara drastis
Beberapa faktor yang berhubungan dengan terjadinya diabetes berikut ini adalah:
11. Diabetes merupakan penyakit yang dapat diturunkan dari orang tua kepada
anaknya
12. Kegemukan merupakan salah satu faktor penyebab diabetes melitus
13. Diabetes ditularkan dari satu orang ke orang lainnya
14. Pola makan/diet yang tepat dapat meningkatkan risiko menderita diabetes melitus
15. Latihan fisik/olahraga yang kurang dapat mendukung terjadinya diabetes
16. Tekanan darah rendah juga merupakan faktor penyebab diabetes melitus
Pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan penyakit diabetes adalah:
17. Pemeriksaan kadar gula darah tidak perlu dilakukan untuk mendeteksi penyakit
diabetes
18. Kadar gula darah yang normal ketika sedang berpuasa adalah < 126 mg/dl
19. Pemeriksaan kadar gula darah normal sesaat atau sewaktu adalah < 200 mg/dl
No Pernyataan B S
Berikut ini adalah beberapa hal yang berkaitan dengan diet:
20. Diet merupakan cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan
untuk mencapai berat badan yang ideal.
21. Makanan yang sedikit mengandung lemak baik untuk menjaga berat badan yang
ideal
22. Menghindari makanan dan minuman manis seperti sirup dianjurkan untuk
menurunkan risiko diabetes
23. Makanan yang mengandung rendah serat dibutuhkan untuk menurunkan risiko
diabetes.
24. Porsi makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh diperlukan untuk mencegah berat
badan yang berlebihan
25. Jenis makanan yang dikonsumsi sebaiknya sesuai yang dianjurkan oleh ahli gizi
26. Makan yang tepat adalah pada waktu yang sama setiap hari
Hal-hal yang berkaitan dengan olahraga/latihan fisik berikut ini adalah:
27. Menurunkan berat badan tidak perlu dilakukan untuk menurunkan risiko
diabetes.
28. Olahraga yang dilakukan dengan teratur dapat mengendalikan dan menurunkan
kadar gula darah.
29. Usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau menurunkan berat
badan adalah dengan olahraga teratur.
30. Olahraga yang dianjurkan untuk dilakukan adalah sedikitnya selama 30 menit
untuk setiap kali olahraga.
31. Olahraga secara teratur dilakukan 3-4 kali seminggu dianjurkan untuk
menurunkan risiko diabetes.
32. Penggunaan obat-obatan lebih efektif untuk mencegah terjadinya diabetes
dibandingkan dengan perubahan gaya hidup.
33. Salah satu faktor yang dapat memperberat komplikasi penyakit jantung dan
diabetes melitus adalah merokok.
Lampiran 5
REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN PADA VARIABEL PENGETAHUAN
No p1 p2 p3 P4 p5 p6 p7 p8 p9 P10 p11 p12 P13 P14 P15 P16 P17 p18 p19 p20 p21 p22 P23 p24 p25 P26 P27 p28 p29 p30 p31 P32 p33 Total
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
2 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 29
4 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 18
5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 25
6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 23
7 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 23
8 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 22
9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28
10 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 21
11 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
12 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 27
14 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
15 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 22
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 29
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 17
19 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 15
20 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 25
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 Total
21 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 29
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28
24 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 26
25 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 25
26 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 29
27 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33
29 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 28
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 31
31 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 16
32 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 28
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 28
34 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 20
35 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 21
36 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 24
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 29
38 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 24
39 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 24
40 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 20
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 30
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 30
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 29
44 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
Lampiran 6
HASIL ANALISIS UJI RELIABILITAS INSTRUMEN PENGETAHUAN
MENGGUNAKAN KR-21
p1 p2 P3 P4 p5 p6 p7 p8 p9 P10 p11 p12 P13 P14 p15 P16 P17 p18 p19 p20 p21 p22 P23 p24 p25
p 0,89 1 0,66 0,77 0,8 0,84 0,82 0,77 0,84 0,68 0,8 0,8 0,77 0,61 0,73 0,55 0,8 0,77 0,6 0,93 0,68 0,82 0,27 0,95 0,98
q 0,11 0 0,34 0,23 0,2 0,16 0,18 0,23 0,16 0,32 0,2 0,2 0,23 0,39 0,27 0,45 0,2 0,23 0,4 0,07 0,32 0,18 0,73 0,05 0,02
p*q 0,0979 0 0,2244 0,1771 0,16 0,1344 0,1476 0,1771 0,1344 0,2176 0,16 0,16 0,177 0,2379 0,197 0,2475 0,16 0,1771 0,24 0,0651 0,2176 0,1476 0,1971 0,0475 0,0196
P26 P27 p28 p29 p30 p31 P32 p33
0,39 0,5 0,98 0,98 0,98 0,86 0,66 0,84
0,61 0,5 0,02 0,02 0,02 0,14 0,34 0,16
0,2379 0,25 0,0196 0,0196 0,0196 0,1204 0,2244 0,1344
n 33
n-1 32
Σpq 4,9476
Var 17,844525
Mean 25,295455
KR-21 0,7453241
Keputusan : Reliabel
Lampiran 7
HASIL ANALISIS SPSS UNIVARIAT
A. Karakteristik Responden
Statistics
Usia Jenis Kelamin Pendidikan Riwayat DM Lama DM
N Valid 44 44 44 44 44
Missing 0 0 0 0 0
1. Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <40 tahun 40 90,9 90,9 90,9
≥ 40 tahun 4 9,1 9,1 100,0
Total 44 100,0 100,0
2. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 19 43,2 43,2 43,2
Perempuan 25 56,8 56,8 100,0
Total 44 100,0 100,0
3. Pendidikan
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pendidikan rendah (SD,
SMP) 4 9,1 9,1 9,1
Pendidikan Tinggi (SMA,
PT) 40 90,9 90,9 100,0
Total 44 100,0 100,0
4. Riwayat Diabetes Melitus
Riwayat DM
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ayah atau ibu 41 93,2 93,2 93,2
Ayah dan Ibu 3 6,8 6,8 100,0
Total 44 100,0 100,0
5. Lama Riwayat DM
Lama DM
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <5 tahun 32 72,7 72,7 72,7
>= 5 tahun 12 27,3 27,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
B. Pengetahuan
1. Mean dan Standar Deviasi
Statistics
Nilai_P_akhir
N Valid 44
Missing 0
Mean 25,30
Median 26,00
Mode 29
Std. Deviation 4,273
2. Kategori pengetahuan
Kategori_P_Akhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang 8 18,2 18,2 18,2
Cukup 23 52,3 52,3 70,5
Baik 13 29,5 29,5 100,0
Total 44 100,0 100,0
DISTRIBUSI JAWABAN INSTRUMEN PENGETAHUAN
Pengetahuan 1
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 5 11,4 11,4 11,4
Benar 39 88,6 88,6 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 2
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 44 100,0 100,0 100,0
Pengetahuan 3
p3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 15 34,1 34,1 34,1
Salah 29 65,9 65,9 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 4
p4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 10 22,7 22,7 22,7
Salah 34 77,3 77,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 5
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 9 20,5 20,5 20,5
Benar 35 79,5 79,5 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 6
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 15,9 15,9 15,9
Benar 37 84,1 84,1 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 7
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 8 18,2 18,2 18,2
Benar 36 81,8 81,8 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 8
P8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 10 22,7 22,7 22,7
Benar 34 77,3 77,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 9
P9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 15,9 15,9 15,9
Benar 37 84,1 84,1 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 10
p10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 14 31,8 31,8 31,8
Salah 30 68,2 68,2 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 11
P11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 9 20,5 20,5 20,5
Benar 35 79,5 79,5 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 12
P12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 9 20,5 20,5 20,5
Benar 35 79,5 79,5 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 13
p13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 10 22,7 22,7 22,7
Salah 34 77,3 77,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 14
p14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 17 38,6 38,6 38,6
Salah 27 61,4 61,4 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 15
P15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 12 27,3 27,3 27,3
Benar 32 72,7 72,7 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 16
p16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 20 45,5 45,5 45,5
Salah 24 54,5 54,5 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 17
p17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 9 20,5 20,5 20,5
Salah 35 79,5 79,5 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 18
P18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 10 22,7 22,7 22,7
Benar 34 77,3 77,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 19
P19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 18 40,9 40,9 40,9
Benar 26 59,1 59,1 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 20
P20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 3 6,8 6,8 6,8
Benar 41 93,2 93,2 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 21
P21
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 14 31,8 31,8 31,8
Benar 30 68,2 68,2 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 22
P22
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 8 18,2 18,2 18,2
Benar 36 81,8 81,8 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 23
p23
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 32 72,7 72,7 72,7
Salah 12 27,3 27,3 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 24
P24
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 2 4,5 4,5 4,5
Benar 42 95,5 95,5 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 25
P25
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 1 2,3 2,3 2,3
Benar 43 97,7 97,7 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 26
p26
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 27 61,4 61,4 61,4
Salah 17 38,6 38,6 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 27
p27
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 22 50,0 50,0 50,0
Salah 22 50,0 50,0 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 28
P28
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 1 2,3 2,3 2,3
Benar 43 97,7 97,7 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 29
P29
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 1 2,3 2,3 2,3
Benar 43 97,7 97,7 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 30
P30
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 1 2,3 2,3 2,3
Benar 43 97,7 97,7 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 31
P31
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 6 13,6 13,6 13,6
Benar 38 86,4 86,4 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 32
p32
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Benar 15 34,1 34,1 34,1
Salah 29 65,9 65,9 100,0
Total 44 100,0 100,0
Pengetahuan 33
P33
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 7 15,9 15,9 15,9
Benar 37 84,1 84,1 100,0
Total 44 100,0 100,0
DISTRIBUSI PROPORSI PENGETAHUAN BERDASARKAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Berdasarkan Usia
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia * Kategori_P_Akhir 44 100,0% 0 0,0% 44 100,0%
Usia * Kategori_P_Akhir Crosstabulation
Kategori_P_Akhir
Total Kurang Cukup Baik
Usia <40 tahun Count 8 20 12 40
% within Usia 20,0% 50,0% 30,0% 100,0%
>= 40 tahun Count 0 3 1 4
% within Usia 0,0% 75,0% 25,0% 100,0%
Total Count 8 23 13 44
% within Usia 18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
2. Berdasarkan Jenis Kelamin
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
JK * Kategori_P_Akhir 44 100,0% 0 0,0% 44 100,0%
JK * Kategori_P_Akhir Crosstabulation
Kategori_P_Akhir
Total Kurang Cukup Baik
JK Laki-laki Count 4 9 6 19
% within JK 21,1% 47,4% 31,6% 100,0%
Perempuan Count 4 14 7 25
% within JK 16,0% 56,0% 28,0% 100,0%
Total Count 8 23 13 44
% within JK 18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
3. Berdasarkan Pendidikan
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
didik * Kategori_P_Akhir 44 100,0% 0 0,0% 44 100,0%
didik * Kategori_P_Akhir Crosstabulation
Kategori_P_Akhir
Total Kurang Cukup Baik
Didik Pendidikan rendah (SD,
SMP)
Count 1 3 0 4
% within didik 25,0% 75,0% 0,0% 100,0%
Pendidikan Tinggi (SMA, PT) Count 7 20 13 40
% within didik 17,5% 50,0% 32,5% 100,0%
Total Count 8 23 13 44
% within didik 18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
4. Berdasarkan Riwayat Penderita DM
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Riw_DM * Kategori_P_Akhir 44 100,0% 0 0,0% 44 100,0%
Riw_DM * Kategori_P_Akhir Crosstabulation
Kategori_P_Akhir
Total Kurang Cukup Baik
Riw_DM Ayah atau ibu Count 8 20 13 41
% within Riw_DM 19,5% 48,8% 31,7% 100,0%
Ayah dan Ibu Count 0 3 0 3
% within Riw_DM 0,0% 100,0% 0,0% 100,0%
Total Count 8 23 13 44
% within Riw_DM 18,2% 52,3% 29,5% 100,0%
5. Berdasarkan Lama Riwayat Penderita DM
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N
Percen
t
Lama_DM *
Kategori_P_Akhir 44 100,0% 0 0,0% 44
100,0
%
Lama_DM * Kategori_P_Akhir Crosstabulation
Kategori_P_Akhir
Total Kurang Cukup Baik
Lama_DM <5 tahun Count 8 19 5 32
% within Lama_DM 25,0% 59,4% 15,6% 100,0%
>= 5 tahun Count 0 4 8 12
% within Lama_DM 0,0% 33,3% 66,7% 100,0%
Total Count 8 23 13 44
% within Lama_DM 18,2% 52,3% 29,5% 100,0%