Gambaran Umum PDAM Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LATAR BELAKANG

Citation preview

GambaranUmum PDAM di Indonesia

Dalam UUD 45 pasal 33 disebutkanantara lain bahwabumi, air, dankekayaanalam yang terkandungdidalamnyadikuasaiolehnegarauntukdigunakansebesar-besarnyabagikemakmuranrakyat. Pasalinimerupakanlandasanfilosofisuntukmenentukanbagaimanapengelolaansumberdayaalam, termasuksumberdaya air, dalamkehidupanbernegara. Hakutamauntukmenikmatimanfaatdarisumberdaya air adalahrakyat Indonesia. Hal inijugasesuaidengandeklarasi The United Nations Committee on Economic, Cultural and Social Rights yang menyatakanbahwa air bukansemata-matakomoditasekonomi, tapijugakomoditassosialdanbudaya (social and culture good) danaksesterhadap air adalahmerupakanhakasasimanusia.

BerdasarkanPeraturanPemerintah No. 14 tahun 1987 tentangdesentralisasitanggungjawabpemerintahpusatdisebutkanbahwatanggungjawabuntukmenyediakansuplai air bersihadalahpadapemerintahdaerah. Sebagaiperwujudannya, penyediaansebagianbesarkebutuhan air bersih di Indonesia dilakukanoleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang terdapat di setiapprovinsi, kabupaten, dankotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakanperusahaandaerahsebagaisaranapenyedia air bersih yang diawasidandimonitorolehaparataparateksekutifmaupunlegislatifdaerah. PDAM sebagaiperusahaandaerahdiberitanggungjawabuntukmengembangkandanmengelolasistempenyediaan air bersihsertamelayanisemuakelompokkonsumendenganharga yang terjangkau. PDAM bertanggungjawabpadaoperasionalsehari-hari, perencanaanaktivitas, persiapandanimplementasiproyek, sertabernegosiasidenganpihakswastauntukmengembangkanlayanankepadamasyarakat.

Perusahaan-perusahaandaerahinisebagianmerupakanperalihandariDinasPekerjaanUmum yang dulunyabertugasmembangundanmenyediakanprasaranapublik. Status hukumperusahaan-perusahaandaerahinikebanyakanmerupakanperusahaanmilikpemerintahdaerah, yang menerimapelimpahanasetdaripemerintahpusatdanmenerimaimbalhasilsecarateratur. Hal inidiaturdalamperaturan-peraturandaerahmasing-masing.

Pemerintah Daerah sebagaipemilikperusahaandaerah yang mewarisi PDAM dariPemerintahPusatbertanggungjawabataspengarahankebijakandan monitoring pengelolaan PDAM. Fungsiiniselamainiterlihatbelumdijalankansecaramaksimal. Sebagaiperusahaandaerah, PDAM berkewajibanmenyetorkan 55% darikeuntunganbersihnyakepadakasdaerah. Tergantungpadakebijakanmasing-masingdaerah, setorantersebutada yang ditanamkankembaliuntukinvestasisarana air minumtetapiadajuga yang tidak. Pemerintah Daerah terkesanmasihtidakpedulidengankondisi PDAM meskipunsecaraberkesinambunganmenikmatisetoran PDAM tersebut. Seharusnyafungsipemiliksebagaipengarahkebijakandanpengawasdijalankandenganbaikdanadakeinginanpolitikuntukmembantu PDAM mengingatfungsi PDAM yang strategissebagaipenyedia air bersih. Dari kasus-kasus yang ditelitiolehYayasanLembagaKonsumenIndonesia (YLKI), hanyasedikitdaerah yang menjalankanfungsiinidenganbaiktermasukdalambidangkeuangandenganadanyainisiatifuntukmembayarhutang PDAM. Selainitukebijakanpenentuantarif air minumjugaseringdigunakansebagaialatpolitiksehinggapenjualan air minumseringberadapadatingkat di bawahbiayaproduksi.

Bentukusaha PDAM masihbelumseragam, padadaerah-daerahtertentumasihberbentuk unit kerjadibawah unit pekerjaanumum, dengankonsekwensibahwakemampuanmerekauntukmemperolehpendanaanmenjaditerbataskecualipinjamandiberikanpemerintahdaerah. Untuk PDAM yang berbentukperusahaandaerahmakakemampuannyauntukmendapatkanpinjamanjugaterbataskarenaharusdijaminlangsungolehpemerintahdaerah yang bersangkutandantidakdapatmenjaminkanasetnya.

Secara legal, apabilaberpedomanpadaazaskepatutandalamhukum, posisi Perusahaan Daerah, termasuk PDAM, adalahberbedadenganposisiDinas-dinasdalamstrukturpemerintahandaerah. Hal inisangatlogissejakperandanfungsisertakarakterperusahaandaerahberbedadenganperandanfungsisertakaraktersebuahdinas. Dinasadalahsalahsatulembagadaerah yang masukdalamstrukturbirokratiskelembagaanpemerintahan. DalamPeraturanPemerintah No.8 tahun 2003, denganjelasdisebutkantentangfungsidanperanansebuahdinas, diantaranyaadalahfungsipengawasan, pembinaandanpenerbitansuatuijin. Sedangkandisisilain, Perusahaan Daerah seperti PDAM tidaktermasukdalamstrukturkelembagaandaerahdanlebihbersifat enterprises ataumerupakansuatu business entity dengantanpamelupakanfungsisosialnya. Olehkarenaitu, fungsidanperananpemerintahkabupaten/kotaterhadappengelolaan PDAM tentuharusdibedakandenganfungsidanperanannyaterhadaplembagadinassertahanyaterbatassebagaipengawasdanpembuatkebijakan yang langsungterkaitdengankepentinganpublik, sepertipadapenetapantarif. Pemerintahkabupaten/kotaseyogyanyatidakmelakukancampurtanganpadaaspekteknismanajerial. Alasan lain yang mendukungpemikirantersebutadalahsejaksetiapkeputusanoperasional yang memanfaatkandanahanyadarisumber internal (PDAM sendiri), bukandanadari APBD, makasecarahukumadministrasinegaratidakadakewajibandarimanajemen PDAM untukmenunggupersetujuanpemerintahkabupaten/kota, apalagijikakeputusantersebutbersifatstrategis.

Beberapafaktabahwadipelbagaidaerah yang mengeluarkanperda yang secarafilisofishukummenempatkan PDAM (danperusahaandaerahlainnya) samadengandinasadalahtidaktepat. Perdatersebutmemberikankewenangankepadapemerintahkabupaten/kotauntukikutterlibatdalamsetiappengambilankeputusanaspekteknismanajerial. Apabilademikian yang berlaku, makalambatnyaberbagaiupayapeningkatankinerja PDAM didugasalahsatuhambatannyaadalahketidaktertibanhukumadministrasinegara yang mengaturpengelolaan PDAM danhubungannyadenganberbagailembagadaerah (pemerintahkabupaten/kota). Alasanlainnyaadalahsejak PDAM merupakan business entity, makadiperlukankemampuanuntukmerespondengancepatberbagaiperubahanlingkunganusahadanmasyarakat. Kebutuhaninisulitsekaliataubahkantidakakanpernahterpenuhidengan optimal apabila PDAM diperlakukansebagailembaga yang birokratissepertidinassaatini.Wilayah pelayanan PDAM KabupatenDonggalasaatinimencakup Kota Paludan 11 Unit cabangpelayanan yang tersebar di 3 (tiga) kabupatenyaituKabupatenDonggala, ParimodanSigi. KabupatenParimodanSigimerupakanpemekarandariKabupatenDonggala. Cakupanpelayanan air minumbarumencapai 18,56 % dariseluruhwilayahpelayanannya. Angkainisangatjauhdibandingkansasaran yang ingindicapaiolehpemerintahdalamRencana Pembangunan JangkaMenengahNasional (RPJMN) tahun 2010-2014 untukcakupanpelayanan air minumsebesar 67%.

Total kapasitasterpasang PDAM KabupatenDonggalapadasemuasumbersaatinisebesar 437,7 l/dt, sedangkankapasitasproduksinyahanya 277,1 l/dt.Sumber air baku yang digunakanadalah air permukaan (sungai), mata air dan air tanah (sumurdalam). Kondisisumber air, baikmata air, air permukaan, dan air tanahdalamcenderungmengalamipenurunan debit air daritahunketahun. Jumlahkehilangan air (selisihdistribusidengan air terjual) masihbesarwalaupun 2 tahunterakhirmengalamipenurunanyaitu 2.638.311 m3 padatahun 2009 atausetaradengan 38.23% kemudianmenjadi 2.704.992 m3 atau 37,38 % padatahun 2010. Kehilangan air tersebutantara lain dikarenakankebocoranpadaperpipaantransmisidandistribusisertaketidakakuratanpada water meter.

Walaupun PDAM KabupatenDonggalaadalahBadan Usaha Milik Daerah (BUMD) PemerintahKabupatenDonggala, namunsejakawalberdirinyapadatahun 1972 lebihfokusmengembangkanpelayanan di Kota Palu. Kota Palusebagaiibukotapropinsimemilikitingkatpertumbuhanpembangunan yang lebihtinggidaridaerah-daerahlainnya di Propinsi Sulawesi Tengah, sehinggamenjadisasaranwilayahpengembanganpelayanan air minum PDAM KabupatenDonggala. Terlebihlagihinggaawaltahun 2000, Kota Palubelummemilikibadanpengelola Air Minum. Saatinijumlahpelanggan PDAM KabupatenDonggala di Kota Palusebanyak 12.331 unit, sedangkan total pelanggandiseluruhwilayahpelayanannyasebanyak 17.500 SR.