20
PEMBUATAN SIMPLISIA EKSTRAK KERING GAMBIR I. Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum pembuatan simplisia ekstrak kering gambir adalah sebagai berikut: a. Dapat mengetahui cara membuat suatu simplisia dari bahan alam (gambir) serta mengekstraknya dalam beberapa tahapan guna mendapatkan suatu ekstrak murni bahan alam. b. Dapat mengetahui senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia yang diekstrak. c. Dapat mengetahui mikroskopis dan makroskopis dari simplisia gambir d. Dapat mengetahui kadar abu dari simplisia gambir e. Dapat mengetahui kadar air dari simplisia gambir f. Dapat mengetahui susut pengeringan dari simplisia gambir g. Dapat mengetahui harga Rf dan kelarutan dari simplisia gambir h. Dapat membuat sediaan farmasi dari simplisia gambir II. Tinjauan Pustaka Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum

gambir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmakognosi

Citation preview

Page 1: gambir

PEMBUATAN SIMPLISIA EKSTRAK KERING GAMBIR

I. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum pembuatan simplisia ekstrak kering gambir

adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengetahui cara membuat suatu simplisia dari bahan alam (gambir)

serta mengekstraknya dalam beberapa tahapan guna mendapatkan suatu

ekstrak murni bahan alam.

b. Dapat mengetahui senyawa kimia yang terdapat dalam simplisia yang

diekstrak.

c. Dapat mengetahui mikroskopis dan makroskopis dari simplisia gambir

d. Dapat mengetahui kadar abu dari simplisia gambir

e. Dapat mengetahui kadar air dari simplisia gambir

f. Dapat mengetahui susut pengeringan dari simplisia gambir

g. Dapat mengetahui harga Rf dan kelarutan dari simplisia gambir

h. Dapat membuat sediaan farmasi dari simplisia gambir

II. Tinjauan Pustaka

Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan

obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan

bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan

alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa

pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.

A. Penggolongan Simplisia

Simplisia dapat digolongkan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani

dan simplisia pelikan (Mineral).

1. Simplisia Nabati

Simplisia nabati merupakan simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian

tanaman, atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman ialah isi

sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu

Page 2: gambir

dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu

dipisahkan dari tanamannya. Simplisia nabati dapat berupa folium, fructus, flos,

cortex, rhizoma, herba, lignum, semen, radix, bulbus. Contohnya yaitu Datura

folium.

2. Simplisia Hewani

Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna

yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Contohnya yaitu

oleum iecoris asseli (minyak ikan)

3. Simplisia Pelikan (Mineral).

Simplisia yang berupa bahan-bahan pelican (mineral) yang belum diolah

atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.

Contohnya yaitu serbuk seng dan serbuk tembaga.

B. Macam – Macam Teknik Pembuatan Simplisia

Dalam pembuatan simplisia dan sediaan bahan obat dari alam dapat

menggunakan beberapa tahapan teknik pembuatan simplisia sediaan bahan obat

tersebut diantaranya :

1. Ekstraksi

Merupakan proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan

kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan

yang lainnya pelarut organik.

2. Maserasi

Maserasi (macerare = mengairi, melunakan) adalah cara ekstraksi yang

sederhana. Bahan yang dihaluskan sesuai dengan persyaratan farmakope

(umumnya terpotong-potong atau diserbukkasarkan) disatukan dengan bahan

ekstraksi. Deposisi tersebut disimpan terlindungi dari cahaya langsung (mencegah

reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali.

Page 3: gambir

3. Perkolasi

Perkolasi merupakan suatu perembesan yang mengaliri dari air melalui

substrat yang solid, hal ini bisa mengakibatkan pencabutan atau pengendapan dari

suatu mineral.

C. Gambir

1. Klasifikasi

Kerajaan              : Plantae

Divisi                   : Magnoliophyta

Kelas                  : Magnoliopsida

Ordo                     : Gentianales

Famili                  : Rubiaceae

Genus                   : Uncaria

Spesies                 : U. Gambir

Nama binomial : Uncaria gambir

Nama Latin : (Uncaria gambir Roxb.)

Nama Simplisia : Terra Japonica, Gele Catechu; Gambir.

2. Deskripsi Tanaman

Gambir merupakan tanaman perdu, tinggi 1-3 cm. Batang tegak, bulat,

percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daun tunggal, berhadapan, bentuk

lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-

7 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang lebih

kurang 5 cm, mahkota 5 I ielai berbentuk lonjong, warna ungu, buah berbentuk

bulat telur, panjang lebih kurang 1,5 cm, warna hitam. Bagian yang Digunakan

Sari daun yang dikeringkan (gambir).

3. Kandungan Kimia

Kandungan Kimia tanaman gambir diantaranya Katekin, kuersetin, zat

samak katekin, merah katekin, lendir, lemak, dan malam. Kandungan yang utama

dan juga dikandung oleh banyak anggota Uncaria lainnya adalah flavonoid

Page 4: gambir

(terutama gambiriin), katekin (sampai 51%), zat penyamak (22-50%), serta

sejumlah alkaloid (seperti gambirtannin dan turunan dihidro- dan okso-nya).

  

4. Khasiat/Kegunaan

Diketahui, gambir merangsang keluarnya getah empedu sehingga

membantu kelancaran proses di perut dan usus. Kebiasaan makan sirih

menyehatkan gusi, gigi, dan tenggorokan. Fungsi lain adalah sebagai campuran

obat, seperti sebagai luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat disentri, obat

kumur-kumur, obat sariawan, serta obat sakit kulit (dibalurkan) dan bahan

pewarna tekstil untuk industri batik. Selain itu juga gambir digunakan penduduk

sebagai ramuan untuk mengkonsumsi sirih dan obat untuk sakit perut. Gambir

juga mengandung katekin (catechin), suatu bahan alami yang bersifat 

antioksidan.

Tanin yang terdapat pada gambir berupa asam katekutannat. Tanin pada

daun gambir termasuk ke dalam tipe proantosianidin. Daun gambir mengandung

katekin yang sedikit larut dalam air dingin, tetapi mudah sekali larut dalam air

panas. Tanin ini memiliki khasiat sebagai algisida, juga antibakteri dan antijamur.

Tingginya kadar tanin menyebabkan gambir memiliki daya astringensi,

antibakteri, dan sifat-sifat farmakologis dan toksis yang lainnya. Sifat-sifat ini

menyebabkan gambir banyak digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti

industri obat-obatan dan farmasi, industri penyamakan kulit, dan lain-lain. D-

katekin murni dan bermutu farmasi, yang juga dikenal dengan nama Cyanidanol-

3, merupakan bahan baku untuk pembuatan obat-obatan antihepatitis, anti-diare

dan obat.

5. Parameter Non Spesifik

Umumnya gambir mengandung:

Bahan tidak larut alkohol: tidak lebih dari 34%

Bahan tidak larut air : tidak lebih dari 33%

Kadar air : tidak lebih dari 14%.

Kadar abu total : tidak lebih dari 0,5%.

Kadar abu tidak larut asam : tidak lebih dari 0,1%.

Page 5: gambir

Harga Rf : 0,5

III. Alat dan Bahan

A. Alat

Timbangan analitis

Blender

Lumping dan stanfer

Ayakan

Alumunium foil

Mikroskop

Kaca objek dan cover

glass

Krus

Beker gelas

Erlenmeyer

Spektrofotometer uv

Oven

Fornes

Pipet tetes

Kertas saring

Plat KLT

Corong

Pinset

Pensil

B. Bahan

Gambir

Kloralhidrat

Asam asetat

Methanol

Aquades

kloroform

Page 6: gambir

IV. Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

A. Pembuatan Ekstrak Simplisia Gambir

1. Gambir dibeli dipasaran sebanyak 500 gram

2. Pemeriksaan organoleptis berupa bau, warna dan rasa

3. Gambir di timbang dan dihaluskan menurut cara yang sesuai ( di gerus di

lumpang dan dihaluskan dengan blender)

4. Serbuk yang telah dihaluskan diayak dan kemudian di timbang kembali

5. Serbuk yang telah halus di lihat bentuk makroskopis dan mikroskopisnya

B. Penentuan Kadar Abu dan kadar Abu Tidak Larut Asam

1. Krus dan tutup di timbang

2. Setelah di timbang, ditara dalam oven pada suhu 1050C selama 30 menit,

kemudian timbang hingga konstan

3. Masukkan sampel sebanyak 2 gram dalam krus dan kemudian tutup, lalu di

timbang

4. Fornes sampai pada suhu 6000C kemudian keluarkan dan dinginkan,

kemudian timbang kembali

5. Hitung kadar abu yang didapat

6. Krus yang telah berisi abu di tambahkan HCl 10 ml kemudian timbang

7. Oven pada suhu 1050C selama 5 menit lalu saring dan hitung abu yang tidak

larut asam

C. Penentuan Kadar Air

1. Timbang sampel sebanyak 1 gram

2. Hidupkan alat (moisture analyzer) dan buka penutup alat tersebut

3. Letakkan sampel pada piringan alat dan diratakan

4. Lihat berat sampel yang tertera pada alat

5. Tutup alat dan tekan start pada suhu 1050C

Page 7: gambir

6. Tunggu sampai alat berbunyi yang menandakan bahwa proses telah

selesai

7. Hitung kadar air yang didapat.

D. Penentuan Susut Pengeringan

1. Timbang krus dan tutup sebelum di pijar

2. Krus di pijar selama 30 menit pada suhu 1050C hingga berat konstan

3. Masukkan sampel sebanyak 1 gram dalam krus kemudian timbang

4. Masukkan krus dalam oven pada suhu 1050C selama 30 menit

5. Timbang krus hingga bobot konstan dan hitung susut pengeringan

E. Uji KLT

1. Gambir ditambahkan etanol sebanyak 100 ml kemudian di ultrasonikan

selama 15 menit

2. Masukkan asam asetat 5 ml ke dalam camber yang telat berisi kertas saring

lalu jenuhkan

3. Larutan yang telah diultrasonikan di saring dengan kertas saring lalu

diuapkan

4. Totolkan larutan uji yang telah diuapkan pada plat KLT

5. Masukkan plat KLT kedalam camber sampai eluent bergerak sampai tanda

batas

6. Lihat noda yang terbentuk dibawah sinar UV dan hitung harga Rf

F. Uji Kelarutan Dalam Air dan Etanol

1. Timbang 5 gram sampel lalu masukkan dalam Erlenmeyer dan tambahkan

etanol sebanyak 100 ml lalu aduk

2. Timbang 5 gram sampel lalu masukkan dalam Erlenmeyer dan tambahkan

aquadest sebanyak 50 ml dan kloroform 50 ml lalu aduk

3. Diamkan selama 18 jam lalu di saring dan hitung kadar sari larut air dan

etanol yang didapat

G. Pembuatan Produk Ekstrak Gambir

1. Serbuk gambir di timbang sebanyak 5 gram @5 bungkus

Page 8: gambir

2. Bungkus serbuk lalu masukkan dalam kotak

3. Buat etiket dan ketentuan lagi pada brosur

4. Masker gambir siap dipasarkan

V. Hasil

Setelah dilakukan percobaan, didapatkan hasil sebagai berikut:

A. Pemeriksaan Makroskopis dan Mikroskopis

1. Berat gambir sebelum dihaluskan adalah 520 gram

2. Pemerian gambir sebelum dihaluskan (makroskopis) yaitu berupa padatan,

berbentuk kubus atau silinder tidak beraturan, warna permukaan luar

coklat muda sampai coklat tua kemerahan, warna permukaan yang baru

dipatahkan coklat muda sampai coklat kekuningan, bau khas, rasa sepat

sedikit pahit yang diakhiri rasa agak manis.

3. Berat gambir setelah dihaluskan adalah 510 gram

4. Berat gambir setelah di ayak adalah 500 gram

5. Pemerian gambir setelah dihaluskan (makroskopis) yaitu berupa serbuk

halus, warna coklat muda

6. Pemeriksaan mikroskopis (gambir + kloralhidrat 70%) di mikroskop

perbesaran 10 x 10 yaitu :

Gambar : mikroskopik gambir

Page 9: gambir

gambar : gambir setelah di haluskan

B. Penentuan Kadar Abu dan Abu Tidak Larut Asam

1. Bobot krus + tutup sebelum di pijar : 65,89 g

2. Bobot krus + tutup setelah di pijar : 64,40 g

3. Bobot krus + sampel 2 g sebelum di fornes : 65,43 g

4. Bobot krus + sampel 2 g setelah di fornes : 64,32 g

5. Kadar abu total : 65,43 g - 64,32 g x 100% = 1,6 %

65,43 g

6. Bobot krus + abu + HCl sebelum di oven : 60,2416 g

7. Bobot krus + abu + HCl setelah di oven : 60,2349 g

8. Kadar abu tidak larut asam : 60,2416 g - 60,2349 g x 100% = 0,01 %

60,2416 g

C. Penentuan Kadar Air

1. Waktu : 6,8 menit

2. Berat : 0,09% / menit

3. Kadar air : 10,72%

D. Penentuan Susut Pengeringan

1. Bobot krus + tutup sebelum di pijar : 49,81 g

2. Bobot krus + tutup setelah di pijar : 49,70 g

3. Bobot krus + sampel 1 g sebelum di oven : 50,56 g

Page 10: gambir

4. Bobot krus + sampel 1 g setelah di oven : 50,53 g

5. Kadar abu total : 50,56 g – 50,53 g x 100% = 0,05 %

50,56 g

E. Uji KLT

1. Panjang noda : 3,2 cm

2. Panjang KLT : 4 cm

3. Rf : 3,2 cm = 0,8 cm

4 cm

Gambar : plat KLT dibawah sinar UV

F. Uji Kelarutan Dalam Air dan Etanol

1. Kelarutan dalam air : 30%

2. Kelarutan dalam etanol : 25%

gambar 1. sebelum di saring gambar 2. setelah di saring

Page 11: gambir

G. Pembuatan Produk Ekstrak Gambir

1. Komposisi: Tiap satu bungkus mengandung Gambir 5 g

2. Indikasi: Membantu menghilangkan bekas jerawat, melicinkan kulit wajah,

mengurangi minyak berlebih.

3. Kontra indikasi: Hipersensitifitas, iritasi kulit

4. Cara Pemakaian:

Ambil satu bungkus Uncaria Gambir, tambahkan air secukupnya.

Oleskan secara merata pada kulit wajah.

Diamkan mengering sampai kulit wajah terasa kencang (kurang lebih 15

menit).

Bilas dengan air hangat.

5. Aturan Pemakaian: Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, lakukan 3

kali dalam seminggu.

Page 12: gambir

VI. Pembahasan

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum

mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya

berupa bahan yang telah dikeringkan. Proses pembuatan simplisia yang baik

sangat mempengaruhi hasil akhir dari produknya. Apabila pada saat proses

pembuatan banyak tercemar bahan berbahaya maka akan mendatangkan sifat

toksik pada produknya.

Untuk itu ada perlu beberapa pengujian sebelum atau setelah simplisia

tersebut diproses jadi suatu produk. Pada praktikum kali ini ada beberapa

pengujian yang dilakukan pada proses pembuatan simplisia ekstrak gambir.

Pengujian tersebut seperti pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, pengujian

kadar abu, kadar air, susut pengeringan, uji KLT serta kelarutannya dalam

beberapa pelarut.

Dari hasil makroskopisnya dapat diketahui bahwa simplisia gambir

berbentuk bulat, lonjong, berwarna coklat kemerahan, rasa sepat, pahit, pedas dan

bau khas gambir. Rasa pahit tersebut didapatkan dari sifat tannin yang dimiliki

oleh gambir. Pada pemeriksaan mikroskopisnya dilihat dalam kloralhidrat terlihat

adanya pollen, sel batu besar, dinding agak tipis, lumen besar dan kadang-kadang

kecil memanjang, sel parenkim besar, rambut penutup terdiri satu sel ujung

runcing serta adanya kristal katekin berbentuk jarum.

Pada pemeriksaan kadar abu, dapat diketahui bahwa abu yang dihasilkan

berwarna abu-abu kehitaman. Hal ini menunjukkan bahwa pada proses pembuatan

ekstrak gambir terdapat senyawa organik dan mengandung cemaran logam berat

sekitar 1,6%. Pada buku standar penetapan ekstrak simplisia gambir diketahui

bahwa kadar abu total ekstrak gambir tidak boleh lebih dari 0,5%, akan tetapi

pada pengujian kali ini melebihi kadar yang telah ditetapkan. Hal ini

menunjukkan bahwa sampel uji simplisia gambir ini kurang baik untuk

pembuatan produk ekstrak gambir. Pada pengujian kadar abu tidak larut asam

Page 13: gambir

diperoleh 0,01%. Hal ini menunjukkan hasil yang bagus karena pada buku standar

mengatakan bahwa untuk kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 0,1%.

Pada pengujian kadar air, diperoleh hasil kadar air yaitu 10,72%. Pada

buku standar diketahui bahwa kadar air gambir tidak boleh lebih dari 14%. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar air yang dikandung gambir pada sampel gambir kali

ini sudah memenuhi standar. Karena apabila kadar air melebihi dari standar yang

telah ditetapkan maka ekstrak gambir ini akan mudah ditumbuhi jamur, bakteri

serta mikroorganisme lain yang akan menyebabkan sifat toksik atau racun pada

ekstrak tersebut apabila diolah jadi produk jadi.

Pada pengujian susut pengeringan diperoleh hasil 0,05%. Hal ini

menunjukkan bahwa simplisia ekstrak gambir ini memiliki jumlah air dan minyak

atsiri yang sedikit. Karena pada saat susut pengeringan yang hilang pada suhu

1050C selain air juga minyak atsiri dan senyawa-senyawa lain yang mudah

menguap.

Pada pengujian KLT, didapatkan harga Rf yaitu 0,8 sedangkan pada buku

standar harga Rf tidak boleh lebih dari 0,5. Hal ini bisa terjadi karena eluent yang

digunakan bersifat polar yang dapat menyebabkan noda menjadi panjang, bukan

bulat, sehingga diperoleh Rf nya lebih dari setengah. Pada pengujian kelarutan

pada air dan etanol dapat diketahui kadar ekstrak gambir yang larut dalam air

yaitu 30% sedangkan yang larut dalam etanol yaitu 25%.

Pada pembuatan produk jadi dari ekstrak gambir ini, kelompok kami

membuat masker gambir yang diberi nama Uncaria Gambir. Hal ini dikarenakan

bahwa gambir memiliki sifat tannin dan katekin yang berkhasiat sebagai obat luka

bakar, menyamarkan noda hitam pada kulit serta dapat menghilangkan jerawat

dan minyak berlebih pada kulit. Wadah penyimpanannya yaitu disimpan ditempat

yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Pemakaiannya dapat

dilakukan tiga kali dalam seminggu.

Page 14: gambir

VII.Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut :

1. Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum

mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya

berupa bahan yang telah dikeringkan.

2. Proses pembuatan simplisia yang baik sangat mempengaruhi hasil akhir dari

produknya. Apabila pada saat proses pembuatan banyak tercemar bahan

berbahaya maka akan mendatangkan sifat toksik pada produknya.

3. Kandungan Kimia tanaman gambir diantaranya Katekin, kuersetin, zat samak

katekin, merah katekin, lendir, lemak, dan malam.

4. Pemerian gambir sebelum dihaluskan (makroskopis) yaitu berupa padatan,

berbentuk kubus atau silinder tidak beraturan, warna permukaan luar coklat

muda sampai coklat tua kemerahan, warna permukaan yang baru dipatahkan

coklat muda sampai coklat kekuningan, bau khas, rasa sepat sedikit pahit yang

diakhiri rasa agak manis.

5. Kadar abu total ekstrak gambir yaitu 1,6%

6. Kadar abu tidak larut asam ekstrak gambir yaitu 0,01%

7. Kadar air ekstrak gambir yaitu 10,72%

8. Kadar susut pengeringan ekstrak gambir yaitu 0,05%

9. Harga Rf ekstrak gambir yaitu 0,8

10. Kelarutan dalam air yaitu 30% dan larut dalam etanol yaitu 25%

11. Produk jadi dari pembuatan ekstrak simplisia gambir yaitu masker Uncaria

Gambir yang berkhasiat untuk menghilangkan jerawat, mengurangi minyak

berlebih pada wajah dan mengencangkan kulit wajah

Page 15: gambir

DAFTAR PUSTAKA

Ameliaifani, Dika. 2008. Analisis Mikroskopik Simplisia.(online),

http://dikaameliaifani.blogspot.com/ diakses 4 Desember 2014

Voight, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajahmada University

Press: Yogyakarta