Gangguan Bipolar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bipolar

Citation preview

PROPOSAL PENYULUHANGANGGUAN MOOD BIPOLAR

Disusun oleh:Akhmad Rendy FirmansyahTutut Nurjanah

Pembimbing:dr. Friendy AhdimarKEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER JAKARTA2015

KATA PENGANTARAssalamuaalaikum Wr WbDengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang diberikan oleh-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan Proposal Penyuluhan Gangguan Mood (Bipolar) sebagai proses belajar di Kepaniteraan Klinik Jiwa di Rumah Sakit Islam Jiwa Klender.Dengan penyusunan laporan ini penulis masih banyak kekurangan dan juga banyak menemui berbagai macam hambatan dan karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan yang penulis miliki namun berkat adanya bimbingan, bantuan serta pengarahan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu dengan terselesaikannya penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini terutama kepada yang terhormat :Dr. Friendy selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan serta pengarahan.Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dengan sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna menyempurnakan laporan dan semoga laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan mahasiswa kedokteran pada khususnya.Wassalamualaikum Wr Wb9

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR. iDAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN 1BAB II PEMBAHASAN2.1 Definisi Gangguan Mood Bipolar22.2 Etiologi Gangguan Mood Bipolar....32.3 Jenis Gangguan Mood Bipolar42.4 Tatalaksana Gangguan Mood Bipolar.7DAFTAR PUSTAKA.9LAMPIRAN

BAB IPENDAHULUANGangguan Bipolar atau manic-depressive illness (MDI) merupakan salah satu gangguan jiwa tersering yang berat dan persisten. Gangguan Bipolar ditandai dengan suatu periode depresi yang dalam dan lama, serta dapat beruabah menjadi suatu periode yang meningkat secara cepat dan/atau dapat menumbulkan amarah yang dikenal sebagai mania. Gejala-gejala mania meliputi kurang tidur, nada suara tinggi, peningkatan libido, perilaku yang cenderung kacau tanpa memertimbangkan konsekuensinya, dan gangguan pikiran berat yang mungkin/tidak termasuk psikosis. Diantara kedua periode tersebut, penderita gangguan Bipolar memasuki yang baik dan dapat hidup secara produktif. Gangguan Bipolar merupakan gangguan yang lama dan jangka panjang. Gangguan Bipolar mendasari suatu spectrum dari gangguan mood/suasana perasaan meliputi Bipolar I (BP I), Bipolar II (BP II), Siklotimia (periode manic dan depressif yang bergantian /naik-turun), dan depresi yang hebat.Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manic depresi yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan dan proses berpikir. Disebut Bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodic dua kutub, yakni kondisi manic (bergairah tinggi yang tak terkendali) dan depresi.Pada gangguan mood Bipolar I, penderita tidak hanya mengalami depresi , tetapi pada suatu saat akan mengalami episode manic, sedangkan pada Bipolar II, tidak ada episode manic, hanya hipomanik (tidak separah manik) dan yang selalu ada adalah episode depresi. Cukup sulit untuk membedakan antara manik dan hipomanik, tetapi dapat dikatakan situasi manik jauh lebih parah dibanding hipomanik.Penyakit manik depresi biasanya diawali oleh depresi yang meliputi setidaknya 1 episode manik dalam perjalanan penyakitnya. Episode depresi berlangsung selama 3-6 bulan. Pada bentuk penyakit yang paling berat (kelainan Bipolar I), depresi diselingi oleh mania yang berat. Pada bentuk yang tidak terlalu berat (kelainan Bipolar II), episode depresi yang singkat diselingi hipomanik.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 DEFINISI GANGGUAN MOOD BIPOLARGangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manic depresi yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan dan proses berpikir. Disebut Bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodic dua kutub, yakni kondisi manic (bergairah tinggi yang tak terkendali) dan depresi.

2.2 ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO GANGGUAN MOOD BIPOLARPenyakit ini diyakini sebagai penyakit keturunan meskipun penyebab genetic masih belum diketahui.Faktor resiko yang ikut berperan adalah:1. RasTidak ada kelompok ras tertentu yang memilik predileksi kecenreungan terjadinya gangguan ini. Namun, berdasarkan sejarah kejadian yang ada, para klinisi menyatakan bahwa kecenderungan tersering dari gangguan ini terjadi pada populasi Afrika-Amerika.

2. Jenis kelaminAngka kejadian dari BP I, asma pada kedua jenis kelamin, namun Rapidcycling Bipolar Disorder (gangguan dengan 4 atau lebih episode dalam setahun) lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Insiden BP II lebih sering pada wanita daripada pria.

3. UsiaUsia individu yang mengalami gangguan Bipolar ini bervariasi cukup besar. Rentang usia dari keduanya, BP I dan BP II adalah antara anak-anak hingga 50 tahun, dengan perkiraan rata-rata usia 21 tahun. Kasus ini terbanyak pada usia 15-19 tahun dan rentang usia terbanyak kedua adalah pada usia 20-24 tahun. Sebagian penderita yang didiagnosa dengan depresi hebat berulang mungkin saja juga mengalami gangguan Bipolar dan baru berkembang mengalami episode manik yang pertama saat usia mereka lebih dari 50 tahun. Mereka mungkin memiliki riwayat keluarga yang juga menderita gangguan Bipolar. Sebagian besar menderita dengan onset manik pada usia lebih dari 50 6tahun harus dilakukan penelusuran terhadap adanya gangguan neurologis seperti penyakit serebrovaskuler. Gangguan Bipolar juga dipengaruh oleh beberapa faktor meliputi genetik dan lingkungan.

4. GenetikGangguan Bipolar terutama BP I, memiliki komponen genetik utama. Bukti yang mengindikasikan adanya peran dari faktor genetik dari gangguan Bipolar terdapat beberapa bentuk, antara lain:- Perlu digaris bawahi keturunan dari orang tua yang menderita gangguan Bipolar memiliki kemungkinan 50 % menderita gangguan psikiatrik lain. Secara genetik, diketahui bahwa pasien dengan gangguan Bipolar tipe I, 80-90% di antaranya memiliki keluarga dengan gangguan depresi atau gangguan Bipolar juga (yang mana 10-20 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan pada populasi umum).- Penelitian pada orang yang kembar menunjukkan adanya hubungan 33-90 % menderita BP I dari saudara kembar yang identik. Anak kembar yang berasal dari satu telur memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan yang serupa dibandingkan anak kembar yang berasal dari dua telur, jika anak kembar tersebut dibesarkan di lingkungan yang berbeda. Rata-rata tingkat kemungkinan pasangan kembar menderita gangguan yang sama berkisar 60-70%.- Penelitian pada keluarga adopsi, membuktikan bahwa lingkungan umum bukan satu-satunya faktor yang membuat gangguan Bipolar terjadi dalam keluarga. Anak dengan hubungan bilogis pada orang tua yang menderita BP I atau gangguan depresif hebat memiliki resiko lebih tinggi dari perkembangan gangguan afektif, bahkan meskipun mereka bertempat tinggal dan dibesarkan oleh orangtua yang mengadopsi dan tidak menderita gangguan.

5. Lingkungan- Faktor psikososial yang diketahui sering memicu timbulnya gangguan mood ini, di antaranya tekanan lingkungan sosial, gangguan tidur, atau kejadian traumatis lainnya.- Pada beberapa kejadian, suatu siklus hidup mungkin berkaitan langsung dengan stress eksternal dan tekanan eksternal yang dapat memperburuk berulangnya gangguan pada beberapa kasus yang memang sudah memiliki predisposisi genetik atau kimiawi.- Kehamilan merupakan stres tertentu bagi wanita dengan riwayat MDI dan meningkatkan kemungkinan psikosis postpartum. Contoh lain, oleh karena sifat pekerjaan, beberapa orang memiliki periode permintaan yang tinggi diikuti periode kebutuhan yang sedikit. Hal ini didapat pada seorang petani, dimana ia akan sangat sibuk pada musim semi, panas, dan gugur, namun selama musim dingin akan relative inaktif kecuali membersihkan salju, sehingga akan nampak manik pda hampir sepanjang tahun dan tenang selama musim dingin. Hal ini menunjukkan lingkungan juga dapat berpengaruh terhadap keadaan psikiatri seseorang.

2.3 JENIS JENIS GANGGUAN BIPOLARF31 Gangguan Afek bipolar Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsug antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lainnya (adanya stress tidak esensial untuk penegakan diagnosis). Termasuk: gangguan atau psikosis manik-depresifTidak termasuk: Gangguan bipolar, episode manic tunggal (F30)F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Klinik Hipomanik Episode yang sekarang harus memenuhi criteria untuk hipomania (F30); dan Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik , depresif, atau campuran) di masa lampau. F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini Manik Tanpa Gejala Psikotik Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik (F30.1); dan Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan gejala psikotik Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik (F30.2); dan Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampauF31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0) atau pun sedang (F32.1); dan Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampauF31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampauF31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3);dan Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran dimasa lampauF31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresif yang sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu); dan Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampauF31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam Remisi Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depres if atau campuran)F31.8 Gangguan Afektif Bipolar LainnyaF31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT

2.4TATALAKSANA GANGGUAN MOOD BIPOLARSudah lebih dari 50 tahun Lithium digunakan sebagai terapi gangguan Bipolar. Keefektifitasananya telah terbukti dalam mengobati 60-80 % psie. Pamornya semakin berkibar kaeran dapat menekan ongkos perawtan dan angka kematian akibat bunuh diri.Tapi bukan tanpa cela. Teradapat segelintir orang yang kurang memberi respon terhadap Lithium di antaranya penderita dengan riwayat cidera kepala, mania derajat berat (dengan gejala psikotik), dan yang disertai dengan komorbid. Bila penggunaannya dientikan tiba-tiba, penderita cepat mengalami relaps. Selain itu indeks terapinya sempit dan perlu monitor ketat kadar Lithium dalam darah. Gangguan ginjal menjadi kontraindikasi pengguanaan lithium karena akan menghambat proses eliminasi sehingga menghasilkan kadar toksik. Disamping itu, pernah juga dilaporkan lithium dapat merusak ginjal bila digunakan dalam jangka lama. Karena itulah,penggunaan Lithium mulai ditinggalkkn.Antipsikotik mulai digunakan sebagai anti manik sejak tahun 1950-an. Antipsikotik lebih baik daripada lithium pada penderita Bipolar dengan agitasi psikomotor. Perhatian ekstra harus dilakukan bila hendak merencanakan pemberian antipsikotik jangka panjang terutama generasi pertama (golonga tipikal) sebab dpat menimbulkan beberapa efek samping seperti ekstrapiramidal, sindrom neurotik malingna, dan tardive dyskinesia.Valproat menjadi pilihan ketika pasien Bipolar tidak member respon terhadap Lithium. Bahkan Valproat mulai menggeser domniasi Lithium sebagai regimen lini pertama. Salah satu kelebihan Valproat adalah memberikan respon yang baik pada kelompok rapid cycler. Penderita Bipolar digolongkan rapid cycler bila dalam 1 tahun mengalami 4 atau lebih episode manik atau depresi. Efek terapeutik tercapai pada kadar optimal dalam darah yaitu 60-90 mg/L. Efek samping dapat timbul ketika kadar melebihi 125 mg/L, diantaranay mual, berat badan meningkat, gangguan fungsi hati, tremor, sedasi, dan rambut rontok. Dosis akselerasi Valproat yang dianjurkan adalah loading dose 30 mg/kg pada 2 hari pertama dilanjutkan dengan 20 mg/kg pada 7 hari selanjutnya.Pencarian obat alternative terus diupayakan. Salah satunya adalah Lamotrigine. Lamotrigine merupakan antikonvulsan yang digunakan untuk mengobati epilepsy. Beberapa studi acak double-blind telah menyimpulkan, Lamotrigine efektif sebagai terapi akut pada gangguan Bipolar episode kini depresi dan kelompik dapid cycler. Sayangnya Laotrigine kurang baik pada episode manik.Panduan Obat-Obatan Bipolar berdasarkan British Association of Psychopharmacology (Journal of Psychopharmacology 2003): LithiumDosis : dosis tunggal 800 mg, malam hari. Dosis direndahkan pada pasien diatas 65 tahun dan yang mempunyai gangguan ginjal. Valproat (Divalproate Semisoodium)Dosis : - rawat inap : dosis inisial 20-30 mg/kg/hari. - rawat jalan dosis inisial 500 mg, titrasi 250 mg/hari. - dosis maksimum 60 mg/kg/hari. KarbamazepinDosis : - Dosis inisial 400 mg.- Dosis maintenance 200-1600 mg/hari LamotrigineDosis : dosis inisial 25 mg/hari pada 2 minggu pertama, lalu 50 mg pada minggu kedua dan ketiga. Dosis juga diturunkan setengahnya bila pasien juga mendapat Valproate.Gangguan Bipolar harus diobati secara kontinyu, tidak boleh putus. Bila putus, fase normal akan memendek sehingga kekambuhan akan semakin sering. Adanya fase normal pada gangguan Bipolar sering menngakibatkan buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu edukasi sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini.(6)

Non Farmakoterapi1. KonsultasiKonsultasi dengan seorang psikiater atau psikoffarmakologi selalu sesuai bila penderita tidak menunjukkan respon terhadap terapi konvensional dan medikasi.2. AktivitasPendeita dengan fase depresi harus didukung untuk melakukan olahraga/aktivitas fisik. Jadwal aktivitas fisik yang regular harus dibuat. Baik aktivitas fisik dan jadwal yang regular merupakan kunci untuk bertahan dari penyakit ini.

KEPUSTAKAANMangindaan, Lukas. Ed: Elvira, S. D., & Hadisukanto, G. (2010). Buku Ajar Psikiatri: Gangguan Kepribadian. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Hal 329-334.Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Grenne Beverly. (2003). Psikologi Abnormal. Edisi ke-v. Jakarta: Penerbit Erlangga.Departemen Kesehatan R.I. (1993). Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.Sadock, B. J., & Sadock, V. A. (2007). Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. New York: Lippincott William&Wilkins.