27
GANGGUAN MENTAL ORGANIK Oleh : Kelompok 3 Indra dinatha theatania trisna yonathan andre hasiholan simarmata claudia natalia zachawerus

Gangguan Mental Organik Kel 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

GMO

Citation preview

  • GANGGUAN MENTAL ORGANIK

    Oleh : Kelompok 3

    Indra dinathatheatania trisna yonathanandre hasiholan simarmataclaudia natalia zachawerus

  • Definisi Gangguan mental organikGangguan yang memiliki kondisi patologi yang dapat diidentifikasi, seperti tumor otak, penyakit serebrovaskular, atau intoksikasi obat.

  • Berdasarkan Revisi Diagnostic Statistical of Mental Disorders edisi ke IV (DSM-IV-TR) istilah Gangguan Mental Organik diubah menjadi Gangguan Kognitif (memori, bahasa, atau atensi) yang merupakan gejala kardinal pada delirium, demensia, dan gangguan amnesik.

  • F00 F09 Gangguan Mental OrganikF00 Demensia pada penyakit alzheimerF01 Demensia vaskularF02 Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasi di tempat lainF03 Demesia yang tidak tergolongkanF04 Sindrom amnesik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnyaF05 Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnyaF06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisikF07 Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak.F09 Gangguan mental organik atau simtomatik yang tidak tergolongkan

  • I. Delirium Ditandai dengan kebingungan jangka pendek serta gangguan kognisiyang timbul dalam waktu singkat.Delirium bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala.

    Berdasarkan penyebabnya terbagi atas:Delirium yang berhubungan dengan kondisi medik umum Delirium yang diinduksi oleh zatDelirium yang berhubungan dengan etiologi multipelDelirium yang tak tergolongkan

  • EtiologiPenyakit susunan saraf pusat (epilepsi), Penyakit sistemik (gagal jantung), Intoksikasi zat, keadaan withdrrawal obat dari zat farmakologis atau toksik.

  • Tanda dan Gejala Delirium- Gejala utama : Gangguan kesadaran sehingga terjadi gangguan kognitif secara menyeluruh- Gejala psikiatri: Abnormalitas mood, persepsi dan perilaku- Gejala neurologis : Tremor, asteriksis, nistagmus, inkoordinasi, inkontinensia urin (Gejala neurologis)

    Awitannya mendadak (dalam hitungan jam atau hari)Perjalanannya singkat, berfluktuasi, perbaikan cepat jika faktor kausatif Diidentifikasi dan dieliminasi.

  • Diagnosis Banding Delirium Versus DemensiaDelirium Versus Skizofenia atau Depresi

  • Farmakoterapi2 gejala utama yang memerlukan pengobatan:Psikosis : Haloperidol 2 10 mg I.M, bila pasien sudah tenang berikan per oral 1/3 dosis saat pagi hari dan 2/3 dosis saat tidur. Dosis efektif kisaran 5 50 mg.- Insomnia : Golongan benzodiazepine yang punya waktu paruh pendek atau menengah seperti Lorazepam 1 2 mg sebelum tidur.

  • II. DemensiaDitandai dengan hendaya berat dalam memori, daya nilai, orientasi dan kognisi

    Dibagi menjadi 6 subkategori:Demensia alzheimerDemensia vaskularKondisi medis lain seperti HIVTerinduksi zat seperti asap bensin, atropin, dllEtiologi multipleTak tergolongkan

  • Demensia tidak disertai gangguan kesadaran, sifatnya stabil, inilah yang membedakan demensia dengan delirium.

  • EtiologiDemensia tipe Alzheimer dan Demensia Vaskular secara bersama-sama mencakup 75% kasus.

  • Pedoman DiagnosisAdanya penurunan kemampuan daya ingat, daya pikir yang sampai mengganggu kegiatan harian seseorang seperti: mandi , berpakaian, makan, kebersihan diri, BAB, BAKTidak ada gangguan kesadaranGejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan

  • Demensia Tipe alzheimerPenyakit degeneratif otak primerEtiologinya faktor genetik, protein prekursor amiloid, gen E4 multiple, neuropatologi, kelainan neurotransmitter, kelainan lainnya.Awitan perlahan dan progresif.Secara patologik ditandai dengan penumpukan amiloid beta protein berbentuk plak neuritik, pembentukan tangles-tangles neurofibrilar intraselular dan sel-sel saraf yang mati.

  • Pedoman diagnosis Demensia tipe AlzheimerTimbul defisit kognitif (Penurunan memori)Afasia (gangguan berbahasa), Apraksia (gangguan kemampuan aktifitas motorik), Agnosia (kegagalan kenali dan identifikasi objek), Gangguan lakukan fungsi eksekutif merencanakan, merangkai, mengorganisasi, abstraksi

  • Dimensia vaskularPaling sering pada pria, terutama apabila disertai hipertensi atau faktor risiko kardiovaskular lainnya.Gangguan ini terutama mempengaruhi pembuluh darah serebral kecil sampai sedang yang mengalami infark dan menyebabkan lesi parenkim multiple yang tersebar luas di otak.Demensia vaskular dan demensia alzheimer dibedakan dari perburukan klinisnya.

  • Dimensia lainnya- Penyakit Creutzfeldt-Jakob- Penyakit Huntington- Penyakit Parkinson - Demensia yang berhubungan dengan penyakit HIV- Demensia yang Berhubungan dengan Trauma Kepala

  • Diagnosis Banding- Demensia Tipe Alzheimer vs Demensia Vaskuler- Demensia Vaskuler vs Serangan Iskemik Transien- Delirium- Depresi- Skizofrenia- Penuaan Normal

  • Terapi Pengobatan untuk gejala: - Insomnia dan kecemasan: benzodiazepin- Depresi: antidepresan- Waham dan halusinasi: antipsikotik- Gangguan kognitif: penghambat kolinesterase (co: donepezil, rivastigmin, galantamin.

  • III. Gangguan AmnestikTerganggunya kemampuan mempelajari dan mengingat informasi baru yang didapat disertai ketidakmampuan mengingat pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya atau peristiwa masa lalu.

    Awitan gejala dapat mendadak (trauma, peristiwa serebrovaskular, cedera kimiawi neurotoksik) Awitan bertahap pada defisiensi gizi dan tumor

  • Etiologi Kondisi medis sistemikKondisi otak primerPenyebab berhubungan dengan zat

  • Pasien dengan gangguan amnestik mungkin apatik, tidak memiliki inisiatif, mengalami episode agitasi tanda provokasi, atau tampak sangat bersahabat dan mudah setuju.

    Pasien dengan gangguan amnestik mungkin juga tampak kebingungan dan berusaha menutupi konfusinya dengan jawaban konfabulasi terhadap pertanyaan.

  • Diagnosis BandingDelirium dan DemensiaPenuaan normalGangguan DisosiatifGangguan buatan

  • TerapiPendekatan primer mengatasi kausa yang mendasari.Pada pasien cedera, klinisi harus menghargai dan empati dengan kebutuhan pasien menyangkal kenyataan yang telah terjadi.Pada pendekatan sensitif, klinisi membantu pasien menerima keterbatasan kognitif dengan memanjakan defisit sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu.Evaluasi tentang gangguan kepribadian seperti gangguan kepribadian ambang, antisosial, dan narsisistik. Dikaji keseluruhan.

  • Gangguan mental akibat kondisi medis umumGangguan mood: perubahan mood prominen yang dianggap merupakan efek fisiologis langsung dari penyakit medis atau zat spesifik.

    Gangguan psikotik: untuk menegakkan diagnosis harus dipastikan bahwa pasien tidak dalam keadaan delirium, yang dibuktikan oleh tingkat kesadaran yang stabil.

  • Gangguan mental akibat kondisi medis umumGangguan ansientas: adanya gejala kecemasan yang prominen, yang dapat meliputi kecemasan umum, serangan panik, obsesi, kompulsi, atau fobia yang dianggap disebabkan oleh kondisi medis.Gangguan tidur: hipersomnia, insomnia, parasomnia, gangguan tidur irama sirkadian.Disfungsi seksual: sindrom spesifik yang ditandai disfungsi seksual yang secara psikologis dianggap disebabkan oleh kondisi medis umum.Gangguan mental yang tidak tergolongkan

  • *********************