24
GANGGUAN PENGECAPAN I. EPIDEMIOLOGI Pengecapan adalah fungsi utama dari taste bud di dalam rongga mulut, namun indera penciuman juga sangat berperan pada persepsi pengecapan. Penciuman dan pengecapan sangat berhubungan erat. Serabut pengecap di lidah menentukan rasa dan saraf di hidung menentukan penciuman. Kedua sensasi tersebut dihubungkan ke otak, yang kemudian menggabungkan informasi yang didapat untuk mengenal dan mengapresiasikan rasa. 1,2 Selain itu, tekstur makanan seperti yang dideteksi oleh taste bud di rongga mulut dan keberadaan elemen-elemen dalam makanan serta penyajiannya sangat berperan pada pengecapan. Makna penting dari pengecapan terletak pada fakta bahwa hal itu memungkinkan manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan jaringan akan substansi tertentu. Kemampuan untuk mengecap bukan saja tergantung pada taste bud, melainkan juga pada pergerakan lidah. Dengan mendorong makanan di sekitar mulut, lidah akan memilah-milah makanan untuk taste bud. 1,3 Sekitar 80% gangguan pengecapan merupakan gangguan penciuman. Hilangnya fungsi penciuman dan atau pengecapan dapat mengancam jiwa penderita karena penderita tidak mampu mendeteksi asap saat kebakaran atau tidak dapat mengenali makanan yang telah basi. Hasil survei tahun 1994 menunjukkan 1

GANGGUAN PENGECAPAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GANGGUAN PENGECAPAN

GANGGUAN PENGECAPAN

I. EPIDEMIOLOGI

Pengecapan adalah fungsi utama dari taste bud di dalam rongga mulut, namun

indera penciuman juga sangat berperan pada persepsi pengecapan. Penciuman dan

pengecapan sangat berhubungan erat. Serabut pengecap di lidah menentukan rasa dan

saraf di hidung menentukan penciuman. Kedua sensasi tersebut dihubungkan ke otak,

yang kemudian menggabungkan informasi yang didapat untuk mengenal dan

mengapresiasikan rasa.1,2

Selain itu, tekstur makanan seperti yang dideteksi oleh taste bud di rongga mulut

dan keberadaan elemen-elemen dalam makanan serta penyajiannya sangat berperan pada

pengecapan. Makna penting dari pengecapan terletak pada fakta bahwa hal itu

memungkinkan manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan mungkin

juga sesuai dengan kebutuhan jaringan akan substansi tertentu. Kemampuan untuk

mengecap bukan saja tergantung pada taste bud, melainkan juga pada pergerakan lidah.

Dengan mendorong makanan di sekitar mulut, lidah akan memilah-milah makanan untuk

taste bud.1,3

Sekitar 80% gangguan pengecapan merupakan gangguan penciuman. Hilangnya

fungsi penciuman dan atau pengecapan dapat mengancam jiwa penderita karena

penderita tidak mampu mendeteksi asap saat kebakaran atau tidak dapat mengenali

makanan yang telah basi. Hasil survei tahun 1994 menunjukkan bahwa 2,7 juta penduduk

dewasa Amerika menderita gangguan penciuman, sementara 1,1 juta dinyatakan

menderita gangguan pengecapan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa lebih dari

100.000 orang mengunjungi dokter dengan gangguan penciuman dan pengecapan setiap

tahunnya, tetapi lebih banyak kasus yang tidak dilaporkan.4,5

II. ANATOMI LIDAH

Lidah merupakan massa jaringan ikat dan otot lurik yang diliputi oleh membran

mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina

propia menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah

lidah membran mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu kartilago yang akarnya

1

Page 2: GANGGUAN PENGECAPAN

berada pada bagian posterior rongga mulut dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke

laring.6

Gambar 1. Anatomi lidah7

Lidah sebagian besar terdiri dari dua kelompok otot. Otot intrinsik lidah

melakukan semua gerakan halus, membuat kita mampu mengubah bentuk lidah

(memanjang, memendek, atau membulat), sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah

pada bagian-bagian sekitarnya, membuat lidah dapat bergerak mengelilingi rongga mulut

dan faring serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat

mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk makanan, menekannya pada langit-langit dan

gigi yang akhirnya mendorongnya masuk faring.8,9

2

Page 3: GANGGUAN PENGECAPAN

Gambar 2. Otot-otot instrinsik lidah10

Gambar 3. Otot-otot ekstrinsik lidah10

Secara garis besar lidah dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitu 2/3 depan (apeks)

dan 1/3 belakang (dorsum). Bagian depan lidah sangat fleksibel dan bekerja sama dengan

gigi dalam pengucapan huruf. Bagian tersebut juga membantu untuk menggerakkan

makanan ke segala arah saat mengunyah. Lidah juga mendorong makanan kembali ke

permukaan gigi sehingga gigi dapat mengunyahnya. Bagian belakang lidah juga penting

untuk mengunyah. Begitu makanan sudah halus dan tercampur dengan saliva atau pada

3

Page 4: GANGGUAN PENGECAPAN

saat meludah otot-otot belakang lidah bekerja. Otot tersebut bersama saliva mengangkat

dan mendorong makanan masuk esophagus.9

Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta pinggiran lidah bersentuhan dengan

gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan permukaan melengkung pada bagian atas

lidah. Bila lidah digulung ke belakang, maka tampaklah permukaan bawahnya yang

disebut frenulum linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian

posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak terkait. Bila

dijulurkan, maka ujung lidah meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, maka

ujung lidah berbentuk bulat.8

Lidah merupakan bagian tubuh yang penting untuk pengecapan, terdapat reseptor

untuk merasakan respon rasa manis, asam, asin, dan pahit. Reseptor ini peka terhadap

stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut ada yang

tersebar di rongga mulut, faring, dan laring, serta ada pula yang berkelompok dalam

tonjolan-tonjolan epitel permukaan lidah yang disebut papilla, akibatnya permukaan lidah

menjadi tidak rata. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon

oleh lidah di tempat yang berbeda. Terdapat empat jenis papilla, yaitu ;6,8,9

1. Filiformis, terdapat di bagian posterior lidah. Papilla ini sangat banyak diseluruh

permukaan lidah dan tidak mengandung vili pengecap. Papilla filiformis lebih

berfungsi untuk menerima rasa sentuh, daripada rasa pengecapan yang sebenarnya.

2. Fungiformis, di bagian anterior lidah dan diantara filiformis, menyebar pada

permukaan ujung dan sisi lidah. Menyerupai jamur karena mempunyai tangkai yang

sempit, permukaan halus, bagian atas melebar, mengandung vili pengecap, tersebar di

permukaan atas lidah, dan epitel berlapis pipih tidak bertanduk.

3. Foliata, pada pangkal lidah bagian lateral dan terdapat beberapa tonjolan-tonjolan

padat.

4. Sirkumvalata, papilla yang sangat besar dengan permukaan yang pipih meluas di

atas papilla lain, susunan seperti parit, tersebar di daerah “V” bagian posterior lidah.

Terdapat delapan hingga dua belas buah dari papilla ini yang terletak pada bagian

dasar lidah. Banyak kelenjar mukosa dan serosin, serta banyak vili pengecap yang

terdapat di sepanjang sisi papilla.

4

Page 5: GANGGUAN PENGECAPAN

Gambar 4. Papilla lidah11

Setiap vili pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel

penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke taste

pores. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai vili pengecap melalui taste

pores. Papilla dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, asam, asin, dan pahit. Letak

masing-masing rasa berbeda-beda yaitu manis di lidah bagian depan, asin di lidah bagian

tepi, asam di lidah bagian samping, dan pahit di lidah bagian belakang.6

III. FISIOLOGI PENGECAPAN

III.1.Sensasi Pengecapan Utama

Pengenalan ciri-ciri bahan kimia spesifik yang mampu merangsang berbagai

reseptor kecap masih belum lengkap. Walaupun begitu, penelitian yang bersifat

psikofisiologik dan neurofisiologik telah mengenali sedikitnya 13 reseptor kimia yang

mungkin ada pada sel-sel pengecap, yaitu sebagai berikut: 2 reseptor natrium, 2 reseptor

kalium, 1 reseptor klorida, 1 reseptor adenosin, 1 reseptor ionosin, 2 reseptor manis, 2

reseptor pahit, 1 reseptor glutamat, dan 1 reseptor ion hidrogen.1

Dari analisis pengecapan praktis, kemampuan reseptor diatas dikumpulkan

menjadi 4 kategori umum yang disebut sensasi utama pengecapan. Keempat kategori

tersebut adalah manis, asam, asin, dan pahit. Namun, beberapa ilmuwan menyatakan ada

rasa yang kelima yang mereka sebut umami. Umami adalah rasa yang khas untuk daging,

beberapa keju tertentu, dan jamur.1,3

5

Page 6: GANGGUAN PENGECAPAN

III.2.Ambang Batas Pengecapan

Kepekaan terhadap rasa pahit lebih kuat dibandingkan rasa yang lain, yang

memang diperlukan karena sensasi ini memberikan fungsi perlindungan yang penting.

Banyak manusia mempunyai pengecapan yang tidak peka terhadap substansi-substansi

tertentu, khususnya untuk berbagai tipe komponen tiourea. Sebuah substansi yang sering

digunakan oleh para ahli psikologis untuk memperlihatkan ketidakpekaan pengecapan

adalah feniltiokarbamida, dimana sekitar 15-30% dari manusia memperlihatkan

ketidakpekaan pengecapan, persentase yang sesungguhnya bergantung pada metode

pengujian dan konsentrasi substansi.1

III.3.Indera Pengecap dan Fungsinya

Indera pengecap mempunyai diameter sekitar 1/30 milimeter dan panjang 1/16

milimeter. Indera pengecap terdiri dari kurang lebih 50 sel-sel epitel yang termodifikasi,

beberapa diantaranya disebut sebagai sel sustentakular dan lainnya disebut sebagai sel

pengecap. Sel-sel pengecap terus menerus digantikan melalui pembelahan mitosis dari

sel-sel epitel di sekitarnya, sehingga beberapa diantaranya adalah sel muda dan lainnya

adalah sel matang yang terletak ke arah bagian tengah indera dan akan segera terurai dan

larut.1

Ujung-ujung luar dari sel pengecap tersusun di sekitar taste pores yang sangat

kecil. Dari ujung-ujung setiap sel, beberapa mikrovili menonjol keluar menuju taste

pores, mengarah ke rongga mulut. Mikrovili ini dianggap memberikan permukaan

reseptor untuk pengecapan.1

Anyaman antara sel-sel pengecap merupakan rangkaian percabangan terminal dari

beberapa serabut-serabut saraf pengecap yang dirangsang oleh sel-sel reseptor pengecap.

Beberapa dari serabut-serabut ini berinvaginasi menjadi lipatan-lipatan membran sel

pengecap. Banyak vesikel membentuk membran sel di dekat serabut. Telah diduga bahwa

vesikel ini mengandung substansi neurotransmitter yang dilepaskan melalui membran sel

untuk merangsang ujung-ujung serabut saraf dalam responsnya terhadap rangsang kecap.1

III.4.Lokasi Indera Pengecap

Indera pengecap ditemukan pada tiga tipe papilla lidah, sebagai berikut ;1

6

Page 7: GANGGUAN PENGECAPAN

(1). Sejumlah besar indera pengecap terletak di dinding saluran yang mengelilingi

papilla sirkumvalata, yang membentuk garis V pada permukaan posterior lidah.

(2). Sejumlah indera pengecap terletak pada papilla fungiformis di atas permukaan

depan dari lidah.

(3). Sejumlah lainnya terletak pada papilla foliata yang terdapat di lipatan-lipatan di

sepanjang permukaan lateral lidah.

Indera pengecap tambahan terletak pada palatum dan beberapa di antaranya pada

pilar tonsilar, epiglotis, dan bahkan di esofagus bagian proksimal. Orang dewasa

mempunyai 3000 sampai 10.000 indera pengecap, sedangkan anak-anak mempunyai

lebih sedikit. Di atas usia 45 tahun banyak indera pengecap mengalami degenerasi,

menyebabkan sensasi pengecapan menjadi berkurang.1

Hal yang sangat penting dalam hubungannya dengan pengecapan adalah

kecenderungan indera pengecap untuk melayani sensasi utama tertentu yang terletak di

daerah-daerah khusus. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung lidah, rasa asam

pada dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa pahit pada bagian posterior lidah dan

palatum mole.1

Gambar 5. Indera pengecapan di permukaan lidah11

III.5.Mekanisme Rangsang Indera Pengecap

Mekanisme reaksi antara substansi perangsang dengan vili pengecap untuk

memulai potensial reseptor adalah dengan pengikatan zat kimia kecap pada molekul

reseptor protein yang menonjol melalui membran vili. Hal ini kemudian membuka

saluran ion, yang membuat ion natrium masuk dan mendepolarisasi sel. Selanjutnya, zat

7

asam

asin asin

asam

Page 8: GANGGUAN PENGECAPAN

kimia kecap secara bertahap dibersihkan dari vili pengecap oleh saliva, yang

menghilangkan rangsangan.1

Pada penerapan rangsang pengecap yang pertama kali, laju kecepatan pelepasan

impuls dari serabut saraf akan meningkat sampai puncaknya dalam waktu beberapa detik,

tetapi kemudian akan beradaptasi dalam waktu 2 detik berikutnya sampai ke kadar yang

lebih rendah dan stabil. Jadi, sinyal segera yang kuat akan ditransmisikan oleh saraf

pengecap, dan sinyal kontinu yang lebih lemah akan ditransmisikan sepanjang indera

pengecap dan tetap terpapar terhadap rangsang pengecap.1

III.6.Transmisi Sinyal Pengecap ke Sistem Saraf Pusat

Impuls pengecap dari dua pertiga anterior lidah mula-mula akan diteruskan ke N.

trigeminus, kemudian melalui korda timpani menuju ke N. facialis, dan akhirnya ke

traktus solitarius pada batang otak. Sensasi pengecap dari papilla sirkumvalata pada

bagian belakang lidah dan dari daerah posterior rongga mulut yang lain akan

ditransmisikan melalui N. glossofaringeus ke traktus solitarius tetapi pada ketinggian

yang sedikit lebih rendah. Akhirnya, beberapa sinyal pengecap akan ditransmisikan ke

traktus solitarius dari basis lidah dan bagian-bagian dari daerah faring melalui N. vagus.

Semua serabut pengecap bersinaps pada nukleus traktus solitarius dan meneruskan

neuron ke daerah talamus. 1

8

Page 9: GANGGUAN PENGECAPAN

Bagan 1. Transmisi impuls pengecap ke sistem saraf pusat12

IV. GANGGUAN PENGECAPAN

IV.1. Definisi

Gangguan pengecapan dapat terjadi apabila terdapat suatu bahan yang dapat

merubah sensitivitas rasa sehingga lidah tidak dapat mendeteksi rasa dengan benar.

Selain itu, gangguan pengecapan dapat disebabkan karena adanya destruksi dari taste

bud. Gangguan pengecapan adalah gangguan rasa manis, asam, asin, dan pahit. Hal ini

menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan defisiensi

protein dan kalori. Pengecapan dapat berkurang sedikit, hilang sama sekali, atau timbul

rasa baru, disebut metallic medicinal.13,14

IV.2. Etiologi

9

Page 10: GANGGUAN PENGECAPAN

Beberapa penyebab terjadinya gangguan pengecapan, sebagai berikut :15,16

1. Drug induced dapat menyebabkan ageusia dan phantogeusia.

Misalnya : penisilamin, griseofulvin, metronidazole, dan litium karbonat.

2. Post influenza like hipogeusia dan hiposmia

Gangguan penciuman dan pengecapan selama mengidap penyakit saluran napas.

3. Acute zinc loss

Zinc merupakan kofaktor pembentukan alkaline fosfatase, enzim yang banyak pada

membran taste bud. Defisiensi zinc dapat mengakibatkan terjadinya gangguan

pengecapan berupa ageusia dan hipogeusia.

4. Lesi atau cedera pada mukosa lidah, taste bud, atau saraf kranial ke batang otak.

Kerusakan N. IX (N. glosofaringeus) mengakibatkan gangguan pengecapan 1/3

posterior lidah, menyebabkan ageusia, disgeusia, dan hipogeusia.

5. Gangguan produksi saliva, sangat berpengaruh dalam hal pengecapan. Suatu zat

makanan hanya dapat dinikmati rasanya jika larut dalam saliva. Melalui taste pores

suatu zat dapat mencapai sel-sel pengecap dan mempengaruhi ujung-ujung sel

pengecap dan melalui serabut saraf seseorang dapat merasakan rasa makanan.

Dengan berkurangnya produksi saliva, sel-sel pengecap akan mengalami kesulitan

dalam menerima rangsang rasa yang dapat menyebabkan terjadinya ageusia dan

hipogeusia.

6. Gangguan pada rongga dan mukosa mulut yang meliputi infeksi, inflamasi, dan

mukositis akibat pajanan radiasi yang dapat merusak sensasi rasa berupa ageusia dan

phantogeusia. Lesi akibat radioterapi yaitu pada mikrovili taste bud.

7. Proses degeneratif pada sistem saraf pusat (parkinson, alzheimer disease, proses

penuaan normal) dapat menyebabkan berkurangnya fungsi pengecapan (hipogeusia),

dimana penurunannya terlihat paling menonjol pada usia dekade ketujuh.

8. Pada proses penuaan normal dapat menyebabkan berkurangnya rasa pengecapan

akibat perubahan pada membran sel-sel pengecapan. Pada awal kelahiran, manusia

memiliki 10.000 taste bud, tetapi setelah usia 50 tahun, taste bud akan mengalami

penurunan fungsi bahkan banyak yang mengalami kematian sehingga taste bud

berkurang. Selain itu, pada usia lanjut produksi saliva berkurang yang dapat

menyebabkan mukosa rongga mulut menjadi kering dan rentan terhadap gesekan.

10

Page 11: GANGGUAN PENGECAPAN

Gesekan ini akan menambah dampak pengurangan taste bud pada usia lanjut. Akibat

proses penuaan normal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan pengecapan

berupa ageusia dan hipogeusia.

9. Kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan gangguan pengecapan berupa

hipogeusia dan cacogeusia.

10. Keganasan pada kepala dan leher dapat mengakibatkan berkurangnya nafsu

makan (hipogeusia) dan ketidakmampuan dalam mendeteksi suatu rasa (ageusia).

11. Gangguan endokrin dapat terlibat dalam gangguan pengecapan. Diabetes melitus,

hipogonadisme, dan pseudohipoparatiroid dapat mengurangi sensasi rasa

(hipogeusia). Sedangkan hipotiroid dan defisiensi korteks adrenal dapat

meningkatkan sensasi rasa.

12. Gejala yang khas pada anemia defisiensi besi adalah atrofi papilla lidah.

Permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papilla lidah menghilang. Atrofi

papilla lidah ini dapat menyebabkan gangguan pengecapan berupa ageusia dan

hipogeusia.

13. Penyakit herediter Disautonomia Familial tipe I seperti Sindrom Riley-Day

menyebabkan penurunan (hipogeusia) atau hilangnya sensasi rasa (ageusia) karena

tidak berkembangnya taste bud.

IV.3. Manifestasi Klinis

Gangguan pengecapan berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan sebagai berikut

:3,15,16

1. Ageusia adalah hilangnya daya pengecapan secara total, parsial, dan spesifik.

Penyebabnya adalah berbagai keadaan yang mempengaruhi lidah, seperti mulut yang

sangat kering, perokok berat, terapi penyinaran pada kepala dan leher, dan efek

samping dari obat misalnya vinkristin (antikanker) atau amitriptilin (obat antidepresi).

- Ageusia total adalah ketidakmampuan mengenali rasa manis,

asam, asin, dan pahit.

- Ageusia parsial adalah kemampuan untuk mengenali sebagian

rasa, tetapi tidak seluruhnya.

11

Page 12: GANGGUAN PENGECAPAN

- Ageusia spesifik adalah ketidakmampuan untuk mengenali

kualitas rasa pada zat tertentu.

2. Disgeusia adalah berubahnya daya pengecapan.

Penyebabnya bisa berupa luka bakar pada lidah (kerusakan pada jonjot-jonjot

pengecapan), Bell’s palsy (berkurangnya pengecapan pada salah satu sisi lidah), dan

depresi.

3. Hipogeusia adalah berkurangnya daya pengecapan.

Penyebabnya adalah kerusakan N. glosofaringeus dan kebersihan mulut yang buruk.

4. Cacogeusia adalah gangguan pengecapan yang ditandai sensasi rasa yang tidak

enak pada makanan, dapat disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk.

5. Phantogeusia adalah gangguan pengecapan yang ditandai dengan rasa yang tidak

enak di mulut, yang dikenal dengan metallic phantogeusia.

Penyebabnya adalah obat-obatan tertentu, termasuk antibiotik, antidepresan, dan

antihipertensi, serta merupakan reaksi yang normal terhadap pengobatan kemoterapi

dan radioterapi.

IV.4. Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis gangguan pengecapan dilakukan anamnesis tentang

riwayat penyakit, ada tidaknya infeksi saluran napas, gangguan pada hidung, riwayat

trauma, gangguan medis lain, dan pengobatan yang didapat, serta lakukan pemeriksaan

fisik. Keadaan mulut diperiksa, untuk melihat kemungkinan adanya infeksi atau mulut

kering.5

The drop technique, digunakan 4 macam rasa manis (gula pasir), kecut/asam

(larutan asam cuka atau jus jeruk), asin (larutan garam), dan pahit (kinin, aspirin, atau

lidah buaya). Kehilangan pengecapan dapat diperiksa menggunakan konsentrasi terendah

dari bahan tes. Penderita diminta untuk mengidentifikasi rasa dari bahan tes yang

diletakkan diatas lidah sambil menutup hidung.2,15,16

Elektrogustometri merupakan tes pengecapan secara kuantitatif. Penderita diminta

untuk membandingkan rasa dari bahan tes yang berbeda atau bagaimana intensitas dari

rasa saat konsentrasi bahan kimia ditingkatkan.15,16

12

Page 13: GANGGUAN PENGECAPAN

Biopsi papila foliata atau fungiformis untuk pemeriksaan histopatologi dari vili

pengecap. Pemeriksaan laboratorium sederhana, untuk melakukan pemeriksaan

sehubungan dengan penyakit yang didapatkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik,

seperti alergi, diabetes melitus, fungsi tiroid, ginjal, hepar, dan endokrin. CT scan sinus

dapat dilakukan jika ada indikasi setelah melalui hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan MRI otak sering kali dianjurkan jika riwayat penyakit tidak jelas dan

terdapat gejala neurologis.5,16

IV.5. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gangguan pengecapan berdasarkan penyebabnya, yaitu :15,16

a. Menghentikan semua obat yang menyebabkan gangguan pengecapan,

kecuali jika obat tersebut sangat penting dalam mengobati masalah medis lain dan

tidak dapat digantikan.

b. Pemeriksaan ada tidaknya kelainan pada hidung yang menyebabkan

penurunan fungsi penciuman yang selanjutnya mempengaruhi fungsi pengecapan.

c. Zinc sulfat 110 mg/hari/oral. Perbaikan fungsi dapat terlihat selama lebih

dari 12 bulan.

d. Pengobatan pada gangguan mukosa mulut, seperti infeksi bakteri dan

fungus serta inflamasi.

e. Nasehati pasien bahwa dengan mengunyah makanan dengan baik dapat

meningkatkan produksi saliva, sehingga dapat meningkatkan sensasi rasa.

f. Pada mukositis atau mulut kering akibat radioterapi diberikan stimulan

saliva atau saliva artificial dan antiinflamasi lokal untuk meningkatkan fungsi

pengecapan.

g. Menjaga kebersihan mulut.

h. Memperbaiki gangguan endokrin melalui terapi hormonal.

i. Pada penyakit herediter Disautonomia Familial tipe I seperti Sindrom

Riley-Day dimana taste bud tidak ada sama sekali dapat diberikan metakolin

subkutan untuk menormalkan tingginya ambang rasa untuk semua sensasi rasa.

j. Menjaga mulut agar tetap basah dengan cara mengunyah permen.

V. KESIMPULAN

13

Page 14: GANGGUAN PENGECAPAN

Pengecapan adalah fungsi utama dari taste bud, namun indera penciuman juga

berperan pada persepsi pengecapan. Selain itu, tekstur makanan seperti yang dideteksi

oleh taste bud dan keberadaan elemen-elemen dalam makanan sangat berperan pada

pengecapan. Kemampuan untuk mengecap bukan saja tergantung pada taste bud,

melainkan juga pada pergerakan lidah. Dengan mendorong makanan di sekitar mulut,

lidah akan memilah-milah makanan untuk taste bud.1,3

Lidah merupakan bagian tubuh yang penting untuk pengecapan, terdapat reseptor

untuk merasakan respon rasa manis, asam, asin, dan pahit. Reseptor ini peka terhadap

stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Rasa manis dan asin terutama

terletak pada ujung lidah, rasa asam pada dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa

pahit pada bagian posterior lidah dan palatum mole.1,6

Gangguan pengecapan dapat terjadi karena adanya destruksi taste bud atau

terdapat bahan yang dapat merubah sensitivitas rasa sehingga lidah tidak dapat

mendeteksi rasa dengan benar. Gangguan pengecapan adalah gangguan rasa manis, asam,

asin, dan pahit. Hal ini menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang

mengakibatkan defisiensi protein dan kalori. Pengecapan dapat berkurang sedikit, hilang

sama sekali, atau timbul rasa baru.13,14

Untuk menegakkan diagnosis gangguan pengecapan dilakukan anamnesis tentang

riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Penatalaksanaan yang diberikan sesuai dengan

penyebab dari gangguan pengecapan.5

14

Page 15: GANGGUAN PENGECAPAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC. 2000; 841-5.

2. Fahmi R. Kelainan penciuman dan pengecapan. 2010. [diakses 30 Desember

2010] http://forum.um.ac.id.

3. Smith JL, Egan JN. Body signs. American: Ufuk Publishing House. 2007; 121-6.

4. Mangunkusumo E. Gangguan penghidu. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,

Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok

kepala leher. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. 2006; 160-1.

5. Leopold DA, Holbrook EH, Noell CA, Mabry RL. Disorders of taste and smell.

2006. [diakses 30 Desember 2010] http://www.emedicine.com.

6. Snell RS. Head and neck. In: Taylor C, Horvath K, editors. Clinical anatomy by

regions. Edition 8. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2007; 778-80.

7. Cotton wood. Tongue. 2006. [diakses 3 Januari 2011]

http://anukp.wordpress.com/ 2006/04/15/tongue.

8. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama. 2004; 310-3.

9. Mozartha M. A-Z Gigi dan mulut: Lidah. 2008. [diakses 3 Januari 2011]

http://www.klikdokter.com.

10. Voice and speech. Articulation: Tongue. 1998. [diakses 3 Januari 2011]

http://www.yorku.ca/earmstro/journey/tongue.html.

11. Oneklikbiologi. Sistem pencernaan. 2010. [diakses 3 Januari 2011]

http://07oneklikbiologi.wordpress.com/2010/09/29/sistem-pencernaan.

12. Nurbaeti. Skema pembentukan impuls saraf pada papilla pengecap. 2009. [diakses

4 Januari 2011] http://arifwr.wordpress.com/2009/06/09/lidah-dan-pengecapan.

13. Azwa NA. Prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien kanker di

RSUP H. Adam malik Medan. 2009. [diakses 3 Januari 2011]

http://repository.usu.ac.id.pdf.

15

Page 16: GANGGUAN PENGECAPAN

14. Nadhia A, Sunariani J, Irmawati A. Penurunan sensitivitas rasa manis akibat

pemakaian pasta gigi yang mengandung sodium lauryl sulphate 5%. Jurnal PDGI.

2009; 58(2): 10-13.

15. Akil MA. Gangguan pengecapan. Makasar: Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin. 2008. [diakses 4 Januari 2011] http://fkunhas.com.

16. Snow JB, Martin JB. Gangguan pada penciuman, pengecapan, dan pendengaran.

Dalam: Isselbacher KJ, editor. Harrison prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam volume

1. Jakarta: EGC. 2001; 132-3.

16