Upload
noveva-ceno
View
218
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jiwa
Citation preview
GANGGUAN WAHAM
Oleh:
Arif Sangjaya, S. KedNIM. 04094705018Pembimbing:
Dr. Laila Sylvia Sari, Sp.KJBAGIAN ILMU KESEHATAN JIWARUMAH SAKIT JIWA JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2010
BAB II
GANGGUAN WAHAMII.1. DEFINISIGangguan waham adalah keyakinan salah, didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien dan latar belakang cultural yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan, waham juga diartikan satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejala-gejala waham. Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham.
II.2. KLASIFIKASI WAHAMWaham dapat berbentuk:
a. Waham yang sistematikYaitu waham yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu yang kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi sistematik. Walaupun unsure-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuenb.Waham yang non sistematikWaham yang bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral tertentuc. Waham kebesaran (delusi megaloman)
Waham yang ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada individu bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya).
d. Waham kehinaan (delusi nihilistic)
Waham yang hendak meyakinkan orang tentang sifat hina dina, rendah, miskin, hampa, sia-sia dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana sama sekali bertentangan dengan kenyataan.
e.Waham tuduhan diri
Keyakinan berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya adalah kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau menjalani hukuman mati sekalipun
f. Waham kejaran (delution of persecution)
Waham individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang bermaksud berbuat jahat kepadanya
g. Waham sindiran
Waham bahwa individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya. Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari hubungan antara dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud menuduh atau menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya
Gangguan afektif dibedakan dengan gangguan waham. Gangguan mood bisa sejalan dengan wahamnya, tapi gangguan waham tidak menunjukkan gejala agektif yang menetap seperti pada gangguan moodAda beberapa tambahan jenis-jenis gangguan waham:
a. Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang terkenal (bintang film, pejabat)
b. Kebesaran (megalomania): punya kelebihan, kekuatan, kekuasaan; penemuanpenting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi)
c. Cemburu: paranoia, lebih sering pada laki-laki
d. Penganiayaan: paling sering; pemarah, benci, menyakiti
e. Somatik: dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik; sering infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia (bentuk tidak serasi pada hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina, dsb)II.3. ETIOLOGI RENTANG RESPON WAHAM
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Pikiran logis
Distorsi pikiran
Gangguan pikiran
waham
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dg pengalaman
Perilaku sesuai
Berhubungan sosial
Penyebab sebenarnya tidak diketahuia. Factor biologi: Penyakit fisik (misal: tumor otak) Kelainan neurologic (system limbic dan ganglia basalis)b. Factor psikodinamik: Isolasi sosial Hipersensitif (reaksi farmasi, proyeksi dan denial)
Faktor Predisposisi
Genetis; diturunkan
Neurobiologis; adanya gangguan pada kosteks pre frontal dan kosteks limbik
Neurotransmiter; abnormalitas pada dopamin, serotonin, dan glutamat
Virus: paparan virus influenza pd trimester III
Psikologis: ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tdk peduli
Faktor Presipitasi
Proses pengolahan informasi yang berlebihan
Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
Adanya gejala pemicuII.4. GEJALA KLINIKKlien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan
Klien tampak tidak mempunyai orang lain
Curiga
Bermusuhan
Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
Takut, sangat waspada
Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
Ekspresi wajah tegang
Mudah tersinggung
II.5. DIAGNOSISPedoman diagnostik gangguan waham (F22.0)
Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal maupun sebagai suatu system waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham-waham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja ada dan bersifat sementara Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb)II.6. DIAGNOSIS BANDINGPenyakit fisik dan neurologic sering disertai dengan waham (ganglia basalis, system limbic) Delirium Demensia Penyalahgunaan alcohol Malingering Skizofrenia Gangguan moodII.7. PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS 50% sembuh dengan pengobatan 20% pengurangan gejala 30% tidak ada perbaikanFactor yang berhubungan dengan prognosis yang baik Tingkat pekerjaan Penyesuaian fungsional yang tinggi Jenis kelamin (wanita) Onset sebelum usia 30 tahun Onset terjadi tiba-tiba Lama penyakit singkat Adanya factor pencetus Waham kejar, somatic dan erotikII.8. PENATALAKSANAAN Psikofarmaka: haloperidol, pimozide, lithium, carbamazepin, valproate, risperidon, clozail PsikoterapiDAFTAR PUSTAKA1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Ketujuh Jilid Dua. Jakarta. Binarupa Aksara. 1997
2. Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Edisi Ketiga. Media Aesculapius. Jakarta. 2007.
3. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
4. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001Sulit berespon emosi
Perilaku kacau
Isolasi sosial
Ilusi
Reaksi emosi berlebihan /kurang
Perilaku aneh/tdk biasa
Menarik diri
2