21

GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender
Page 2: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)bekerjasama dengan

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUANJakarta, 22 September 2007

G ender Analy sis Pathw ay

(cA P)Alat Analisis Gender

untuk Perencanaan Pembangunan

Page 3: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

KATA PENGANTAR

Direktorat Kependudukan dan Pemberdayaan Perempuan - BadanPerencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bekerjasama denganKementerian Negara Pemberdayaan Perempuan (KNPP) dan Tim KonsultanNasional serta difasilitasi CIDA melalui Women's Support Proiect Phase //, telahmengembangkan suatu alat analisis yang dikenal dengan nama Gender AnalysisPathway (GAP) dan Policy Outlook for Planning (POP). Piranti tersebutmempunyai dua komponen, yaitu: (1) komponen analisis dari perspektif gender(GAP) dan (2) komponen melakukan integrasi gender ke dalam kebijakan/program/kegiatan berdasarkan atas analisis tersebut (POP).

GAP-POP merupakan piranti yang dirancang sejak semula bagi paraperencana dalam melakukan keseluruhan proses perencanaan agar kebijakan/prog ra m/kegiata n pemban g u nan ya n g d i hasi I kan menjadi respon sif gender.

Untuk pertama kali GAP-POP telah dipresentasikan di forum internasionalyaitu pada lnternationalTechnicalWorkshop on Gender Mainstreaming di Bali padatanggal 20-25 Februari 2000. Pertemuan tersebut diikuti oleh 4 (empat) negarayaitu lndonesia, Phil ippines, Bangladesh, dan Canada. Tahun 2001 GAP-POPtelah diuj icobakan pada 5 ( l ima) sektor pembangunan, yaitu ketenagakerjaan,pendidikan, hukum, pertanian, serta koperasi dan usaha kecil menengah(KUKM). Hasil uj icoba GAP-POP di 5 ( l ima) sektor pembangunan tersebut telahdipresentasikan pada Seminar Nasional Pengarusutamaan Gender dalamPerencanaan Pembangunan Nasional diJakarta pada tanggal 22 Mei 2001.Tahunberikutnya, 2002, uji coba diperluas ke 4 (empat) sektor lainnya yaitu kesehatan,keluarga berencana, kesejahteraan sosial, dan l ingkungan hidup. Hasil uj icobaGAP-POP di 9 (sembilan) sektor pembangunan tersebut telah dipublikasikansebagai lessons learned dalam 9 (sembilan) buah buku yang terpisah.

Lebih dari 8 (delapan) tahun sejak GAP-POP dikembangkan, telahdisosial isasikan dan diaplikasikan melalui pelatihan-pelatihan pada hampirsemua sektor pembangunan baik di t ingkat pusat maupun di t ingkat daerah(provinsi dan kabupaten/kota). Bahkan di tahun 2004, GAP-POP diperkenalkandi Pemerintahan Timor Leste, melalui pelatihan-pelatihan yang difasi l i tasi olehUNIFEM dalam rangka menopang pelaksanaan gender mainstreaming dalamperencanaan pembangunan Timor Leste.

Gender Analysis Pothway liii

Page 4: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Dalam perjalanannya tersebut terdapat banyak lessons learned yang dapatdipetik serta masukan-masukan yang berharga dari para ahli , para fasi l i tatormaupun dari peserta pelatihan, yang terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu di sini. Hasilnya adalah buku edisi baru yang telah disempurnakan (EdisiRevisi), dengan menggunakan metode yang lebih sederhana, mudah dipahami,dan user friendly.

Dengan terbitnya buku ini, kami ingin menyampaikan terimakasihdan penghargaan kepada semua pihak yang terl ibat baik dari DirektoratKependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perl indungan Anak Bappenaskhususnya DR.Yohandarwati, MA dan DR.lr. Subandi, dan dari Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan khususnya Dr. lr. Hertomo Heroe, Dr. lr. PribudiartaNS, Indra Gunawan, SKM, MPH, dan staf Biro Perencanaan dan Kerjasama LuarNegeri Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan atas partisipasi dankontribusinya. Ucapan yang sama saya sampaikan pula kepada DR.Yulfita Raharjo,MA dan Dr. Nardho Gunawan, MPH yang secara konsisten mengaplikasikanpiranti GAP-POP; dan berdasarkan atas pengalaman-pengalamannya telahmenjadi masukan berharga untuk perbaikan GAP Edisi Revisi ini. Secara khusus,terimakasih dan penghargaan ingin saya sampaikan kepada Lenny N. Rosalin, SE,MSc yang menjadi 'motor'dari semua kerja ini, sejak GAP-POP mulai dirancangsampaiterbitnya Edisi Revisi ini.

Kami menyadari bahwa GAP-POP masih harusterus diuj i dan disempurnakan.Kata orang biiak"tak ada gading yang tak retak'1 Semoga dapat bermanfaat.

Jakarta, 22 September 2007Deputi Bidang Sumber Daya Manusia

dan Kebudayaan - Bappenas

Ot ̂ ^J.0.&(-

Dra. Nina slrdjinani, rtnn

iv lGender Analysis Pathway

Page 5: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

KATA SAMBUTAN

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan genderdalam pembangunan nasional mengamanatkan bahwa semua kementerian/lembaga dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota harus melakukanpengarusutamaan gender agar seluruh proses perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasidariseluruh kebijakan, program dan kegiatan diseluruhsektor pembangunan telah memperhitungkan dimensi/aspek gender, yaitu laki-laki dan perempuan sebagai pelaku yang setara dalam akses, part isipasi dankontrol atas pembangunan serta dalam memanfaatkan hasil pembangunan.

Analisis gender merupakan langkah awal yang harus di lakukan sebelummelakukan pengarusutamaan gender. Analisis gender mengacu kepada carayang sistematis dalam mengkaji perbedaan dampak pembangunan terhadapperempuan dan laki- laki. Untuk i tu dalam melakukan analisis gender diperlukanaf at analisis (tool) yang dapat membantu perencana dan pelaksana secara mudahdan efektif menemukenali isu-isu gender dan merekomendasikan solusinya.

sehubungan dengan hal tersebut, atas nama Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan saya menyambut baik atas diterbitkannya buku GenderAnalysisPathway(GAP) Edisi Revisiini. Buku inidiharapkan menambah referensipirantianalisis gender; yang memiliki langkah-langkah yang lebih efektif dan dipahamisecara mudah bagi kementerian/lembaga/pemerintah daerah dan pihak-pihak laindi dalam merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi, kebijakan,program dan kegiatan pembangunan agar responsif gender.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Tim penulisdan semua pihak yang telah berinisiasi untuk menyempurnakan hingga terbitnyabuku GAP Edisi Revisi ini.

Akhirnya semoga buku ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yangterkait dan membawa kemajuan bagi pembangunan pemberdayaan perempuanguna terwujudnya kesetaraan gender dimasa yang akan datang

Jakarta, 22 September 2008Deputi Bidang Pengarusutamaan Gender

Dra. Sri Danti, MA

Gender Analysis Pathway lv

Page 6: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..... . .

KATA SAMBUTAN . . . . . . . . .

DAFTAR t5 r . . . . . . . . . . . . . .

BAB I

PENDAHULUAN.. . . . . . . .

1 . Latar Be|akang. . . . . . . . . . . . .

2. Konsep dan Definisi

3. Siapa yang Harus Melakukan Perencanaan yang Responsif Gender dan

1

1

2

D imana? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

4. Kapan Perencanaan yang Responsif Gender Harus Dilakukan? .... .... . ..... . 5

5. Mengapa Harus Melakukan Perencanaanyang ResponsifGender?.... . . . . 5

6. Bagaimana Melakukan Perencanaan yang Responsif Gender? 6

BAB IIALUR KERJA ANALISIS GENDER (GENDER ANALYSIS PATHWAY_ GAP) 7

BABIIIPENUTUP . . . . . 14

l t l

Gender Analysis Pathway lvii

Page 7: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perencanaan adalah suatu upaya optimarisasi pemanfaatan sumberdaya, ilmu pengetahuan dan teknologi serta informasi, untuk mencapai tujuanyang telah ditetapkan, melalui pi l ihan-pi l ihan (pemil ihan) alternatif t indakanyang rasional, efisien, dan efektif. Perencanaan dilakukan baik pada tahapanperencanaan kebijakan dan/atau perencanaan program dan/atau perencanaankegiatan di berbagai bidang pembangunan, serta di berbagai t ingkatanpemerintahan baik di t ingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota.

sejalan dengan pergeseran paradigma penyerenggaraan pemerintahanyang terjadi dalam dekade terakhir ini, sepert i perubahan-perubahan dari kondisi:(a)sifat pemerintahan yang otokratik ke demokratik; (b) sifat pemerintahan yangmonolitik ke pluralistik; (c) sifat pemerintahan yang sentralistik ke desentralistik;(d) sifat pemerintahan yang unilateral (peran pemerintah dan masyarakat) keinteraksionis (peran pemerintah bersama masyarakat); dan (e) sifat pemerintahanyang internal (hanya untuk kepentingan organisasi pemerintah) ke eksternal(disertaidengan peningkatan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat danpenyerahan sebagian tugas pelayanan dari pemerintah ke masyarakat). Kesemuahal tersebutjuga berdampak terhadap proses perencanaan pembangunan. prosesperencanaan pembangunan harus di lakukan bersama-sama antara pemerintahdan masyarakat (madani) sebagai wujud sistem tatalaksana pemerintahan yangbaik (good governance) dalam arti demokratis, berkeadilan, terdesentralisasi,tra nspa ra n, a ku ntabel, responsif, dan pa rtisipatif.

Dalam perkembangan tersebut, rencana pembangunan rima tahun, yangsebef umnya adalah Program Pembangunan Nasional (propenas) Tahun 2ooo-2004,berubah menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)Ta h u n 2004-2009. Da la m RPJ M N Ta h u n 2oo4-2oog pen ga ru suta maa n gender tela hterintegrasi ke dalam Bab 12 tentang Peningkatan Kualitas Hidup perempuan danKesejahteraan dan Perlindungan Anak. selain itu, juga terdapat di 13 Bab lainnya,antara lain bab-bab tentang pendidikan, kesehatan, hukum, dan ketenagakerjaan.Untuk pertamakalinya pula, RPJMN Tahun 2oo4-2o09 secara tegas menetapkanpengarusutamaan gender sebagai salah satu strategi pembangunan nasional.

Gender Analysis Pathwoy l1

Page 8: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Sejalan dengan perkembangan itulah, kehadiran GAP-POP sebagai pirantianalisisgender dan pengintegrasian gender ke dalam proses perencanaan kebijakan,program, dan kegiatan pembangunan menjadi sangat relevan.

2. Konsep dan Definisi

Perencanaan kebijakan adalah perencanaan yang dilakukan untukmenyusun rencana kebijakan (jangka menengah/setiap lima tahun, ataujangka pendek/setiap tahun) yang dibutuhkan sebagai bagian dari tata laksanapenyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Perencanaan kebijakan dilakukan pada setiap tingkatan pemerintahanmeliputi:

a. Pada tingkat nasional, direncanakan/dirumuskan kebijakan makro dan mikronasional, yang berupa penetapan tujuan dan sasaran pembangunan nasional;

b. Pada tingkat provinsi, direncanakan/dirumuskan kebijakan makro dan mikroregional, yang berupa penetapan tujuan dan sasaran pembangunan provinsi;

c. Pada tingkat kabupaten lkota, direncanakan/dirumuskan kebijakanmakro dan mikro daerah, yang berupa penetapan tujuan dan sasaranpembangunan kabupaten/kota.

Perencanaan program adalah perencanaan yang dilakukan untukmenyusun rencana program (jangka menengah/setiap l ima tahun atau jangkapendek/setiap tahun) baik di t ingkat nasional maupun daerah (provinsi,

kabupaten/kota, termasuk desa), berdasarkan pada kebijakan yang telahditetapkan. Pengertian dari perencanaan program di sini mencakup pulaperencanaan kegiatan pembangunan.

Perencanaan program dilakukan pada setiap t ingkatan pemerintahanmeliputi:

a. Pada t ingkat nasional, disusun program pembangunan yang merupakanoperasionalisasi kewenangan pemerintah pusat, termasuk program dalamrangka tugas dekonsentrasi maupun perbantuan;

b. Pada tingkat provinsi, disusun program pembangrinan yang merupakanoperasionalisasi kewenangan pemerintah provinsi, sebagai pencerminantugas desentralisasi;

c. Pada tingkat kabupaten/kota, disusun program pembangunan yangmerupakan operasionalisasi kewenangan pemerintah kabupaten/kota,sebagai pencerminan tugas desentral isasi.

2 | Gender Analysis Pathway

Page 9: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Perencanaan yang responsif gender adalah perencanaan berdasarkanatas hasil analisis secara sistematis terhadap data dan informasi yang terpilahmenurut jenis kelamin, dengan mempertimbangkan isu-isu gender yang t imbulsebagai hasil dari pengalaman, kebutuhan, aspirasi, dan permasalahan yangdihadapi perempuan atau laki-lakidalam mengkases dan memanfaatkan intervensikebijakan/program/kegiatan pembangunan. Selanjutnya melalui analisis gender,hasilnya diintegrasikan ke dalam keseluruhan proses penyusunan perencanaanitu, yaitu sejak memformulasikan tujuan (kebijakan atau program atau kegiatan)sampai dengan monitoring dan evaluasi serta menentukan indikator.

Dari lensa gender, ada 4 (empat) faktor yaitu, akses, manfaat, partisipasidan penguasaan (kontrol) yang berpotensi menimbulkan kesenjanganantara perempuan dan laki- laki baik sebagai obyek maupun sebagai subyekpembangunan. Untuk i tu, para perencana dalam mengemba-ngkan perencanaanpembangunan diminta tanggap terhadap keempat faktor tersebut, denganselalu mempertanyakan:

Faktor akses. Apakah perencanaan pembangunan yang dikembangkantelah mempertimbangkan untuk memberi akses yang adil bagi perempuandan laki- laki (keadilan gender) dalam memanfaatkan/memperoleh sumber-sumber daya pembangunan?

Keadilan gender di sini adatah memperhitunqkan kemungkinanmemberlakukan cara yang berbeda bagi perempuan'dan laki- laki dalammemperoleh akses (yang sama). Mengingat relasi gender, peran gender,stereotipi gender yang melekat pada perempuan dan laki- laki, dapatberdampak terhadap pengalaman dan kendala masing-masing dalammeraih akses serta mendapatkan manfaat yang diberikan.

Contoh 1: Akses terhadap tawaran beasiswa sering t idak diambil olehperempuan karena kendala peran gender dia sebagai ibu terhadap anak-anaknya (yang masih kecil) serta sebagai akibat dari stereotipi gender yangdisandangnya sebagai pengurus rumahtangga. Oleh sebab itu dianggapberkeadilan gender, j ika kebijakan mengenai kri teria umur bagiperempuandiperhitung kan; atau kebijakan sistem'sandwich' yang memungkinkan ia,dapat menjenguk anaknya dari waktu ke waktu.

Contoh 2: Akses sebagai perawat sering terhambat bagi laki-laki, karenaterdapat stereotipi gender, yaitu profesi perawat itu identik denganperempuan. Demikian pula halnya dengan profesi sebagai pengendarakendaraan umum (taxi, bus) yang sering di identikkan sebagai profesi

Gender Anolysis Pothway l3

Page 10: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

b.

laki- laki. Disebut berkeadilan gender j ika dalam perencanaan rekrutmendiundang juga pelamar baik laki- laki maupun perempuan.

Faktor manfaat. Apakah perencanaan pembangunan yang dikembangkanditujukan untuk memberi manfaat bagi perempuan dan laki- laki?

Sama dengan keterangan yang di atas, yaitu karena peran gender yangberbeda, maka apa yang dianggap bermanfaat bagi laki-laki, belum tentudianggap bermanfaat bagi perempuan. Demkian pula sebaliknya. Olehsebab itu kebutuhan serta aspirasi keduanya harus dipert imbangkan. Akantetapi, karena kebanyakan para perencana adalah laki-laki, maka yangsering terabaikan adalah pert imbangan manfaat bagi perempuan.

Contoh: Telah diputuskan dalam suatu musyawarah desa - yang biasanyadihadir i dan diputuskan oleh laki- laki, bantuan ke desa dipakai untukpengadaan l istr ik; padahal berdasarkan urgensi kebutuhanya, sebagaipengelola rumah tangga, perempuan menganggap akan bermanfaat j ikabantuan itu berupa keperluan pengadaan air bersih, bukan l istr ik.

Faktor partisipasi. Apakah keikutsertaan/suara masyarakat, terutamakelompok perempuan atau suara perempuan (dalam hal aspirasi,pengalaman, kebutuhan) dipert imbangkan/ terakomodasi dalamproses perencanaan pembangunan? Pada umumnya perempuan/suaraperempuan kurang/tidak terwakili karena kendala gendernya, sebagaimanadiuraikan diatas.

Faktor kontrol. Apakah perencanaan kebijakan program kegiatanpembangunan memberikan kontrol (penguasaan) yang setara terhadapsumber-sumber daya pembangunan (informasi, pengetahuan, kredit, dansumber daya lainnya) bagi perempuan dan laki- laki?

J ika dalam melakukan proses perencanaan kebi jakan te lahmengakomodasi isu gender d i da lamnya, maka kebi jakan yang d ihas i lkan jugaakan responsi f gender . Demik ian halnya dalam proses perencanaan programdan kegiatan, j ika dalam melakukan perencanaan program dan kegiatan,program dan kegiatan tersebut telah responsif gender, maka programdan kegiatan pembangunan yang d ihas i lkan juga akan responsi f gender ,sebagaimana d iamanatkan dalam Inpres No. 9 Tahun 2000 dan PeraturanPresiden No. 7 Tahun 2005 (RPJMN Tahun 2004-2009) tentang keharusansemua b idang pembangunan dar i t ingkat nas ional maupun daerah untukmelaksanakan pengarusutamaan gender .

4 l Gender An alysis Pathway

d.

Page 11: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Apabila perencanaan yang di lakukan pada seluruh kebijakan/ program,dan kegiatan pembangunan telah responsif gender, maka diharapkan memberikontribusi yang signif ikan terhadap terwujudnya kesetaraan gender di berbagaib idang pembangunan.

3. Siapa yang Harus Melakukan Perencanaan yangResponsif Gender dan Dimana?

Perencanaan pembangunan yang responsif gender (perencanaan kebijakanmaupun perencanaan program/kegiatan) harus di lakukan oleh para perencana/pembuat kebijakan dan para perencana program/kegiatan. Perencanaanpembangunan tersebut harus di lakukan di seluruh t ingkatan administrasipemerintahan yang meliputi t ingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.

4. Kapan Perencanaan yang Responsif Gender HarusDilakukan?

Perencanaan kebijakan dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang di lakukanpada satuan waktu setiap l ima tahun sekali (kebijakan jangka menengah, sepert iRPJMN/RPJMD/Renstra), dan setiap tahun (kebijakan jangka pendek, seperti RKP/RKPD). Sementara i tu, perencanaan program/kegiatan di lakukan setiap tahundalam rangka menjabarkan kebijakan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, perencanaan kebijakan dan perencanaan program/kegiatan pembangunan yang responsif gender di lakukan pada saat yang sama,dan merupakan satu kesatuan proses, sesuai dengan rentang waktu tersebut di atas.

5. Mengapa Harus Melakukan Perencanaan yangResponsif Gender?

Perencanaan pembangunan yang responsif gender harus di lakukan untukmenjamin pelaksanaan pembangunan yang lebih fokus, berkesinambungan,berkeadilan dan mencapai t ingkat kemungkinan keberhasilan yang t inggi(optimal), dengan mempertimbangkan pengalaman, kebutuhan, aspirasi, danpermasalahan target sasaran (perempuan dan laki- laki). Perencanaan yangresponsif gender di lakukan dalam upaya untuk memperkecil kesenjangangender yang terjadi di berbagai bidang pembangunan dan untuk menuju kekesetaraan. Dengan demikian, tujuan perencanaan yang responsif gender adalahtersusunnya rencana kebijakan/program/kegiatan pembangunan yang responsifgender di berbagai bidang pembangunan, dan di setiap t ingkatan pemerintahan.

Gender Analysis Pathway l5

Page 12: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

6. Bagaimana Melakukan Perencanaan yang ResponsifGender?

Dalam melakukan keseluruhan proses perencanaan kebijakan maupunperencanaan program pembangunan agar responsif gender (termasukperencanaan kegiatan pembagunan), diperlukan piranti analisis gender. Salahsatu alat analisis gender adalah "Gender Analysis Pathway''(GAP), atau Alur KerjaAnalisis Gender. GAP dirancang untuk membantu para perencana melakukananalisis gender dalam rangka pengarusutamaan gender ke dalam perencanaankebijakan/p rogram/kegiatan pembangunan. Dengan menggunak an GAP, paraperencana dapat mengidentif i kasi kesenjangan gender dan permasalahan genderserta sekaligus menyusun Policy Outlook for Planning (POPI yaitu rencanakebijakan/program/kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk memperkecilatau menghapus kesenjangan gender tersebut.

Penjelasan secara r inci dari setiap tahapan dalam melaksanakan GAP-POPdiuraikan pada Bab l l .

6 | Ge n de r A n a lysi s Pathway

Page 13: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

BAB IIALUR KERJA GAP DAN POP

GAP dan POP merupakan 2 (dua) komponen untuk menghasilkan kebijakanatau program atau kegiatan intervensi yang responsif gender. GAP adalah alatanalisis, dan hasil analisis gender tersebut di integrasikan ke dalam rencana aksiagar menjadi responsif gender (Policy Outlookfor Plan of Action, POP).

Sebagai lembar kerja untuk melakukan analisis gender digunakan matriksdi bawah ini, lengkap dengan langkah-langkahnya. Sepert i diterangkan di atasterdapat dua komponen dalam alur kerja GAP, yaitu (1)tahap analisis; dan (2)tahap mengintegrasikan gender ke dalam rencana aksi (POP). Kolom 1 sampaidengan 5 ( l ihat Matrik Lembar Kerja GAP) adalah tahap analisis gender; dan kolom6 sampai dengan 9 adalah tahap integrasi gender, hasil dari analisis. Tahapantersebut dapat dilihat dalam Lembar Kerja Gender Analysis Pathway (GAP) danPolicy Outlookfor PIan of Action (POP) berikut ini.

Alur kerja GAP dapat di l ihat dalam Diagram berikut ini.

Alur Kerja Analisis Gender(Gender Analysis Pathway = GAP)

*to**'J=To"f;to

lr"rr**.'* II tujuan Kebijakan/ |I Prcg€m/Kegialan II Pemoangunan I

+l t .srrr.-**.* II

yang Hponsif gender I

tr*"*ffi**lt - l

l l ' l? :T lT | |t - l| _:z_ || | 9.Tetapkan Indonesia | |l l G e n d e r l lt - t

ANALISIS KEBIJAKAN YANG

1.- Pilih Kebijakan/Program/Kegiatan yang akan dianalisis

- ldentifikasi dan tuliskan tujuanKebjjakaniPrcgram/Kegiatan

2. - Sajikan Data Pembuka WawasanTerpilah [,,lenurut Jenis Kelamin

- Kuantitatif- Kualitatif

Gender Analysis Pothway l7

Page 14: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

G-

5If

Coo-

.E -O

; q Jc v

A SH O

o c o

'6.:Z

c

UcCJ

CE

c

:-

o

CJG

G _

* PF- H #

:<

6

o

5

cG

! - :

+ ' = q J

r/) cJ cqJ:z

c(o! o )6 c{ : G

' f bqJ:z

G Cl z ( !

6 5 0P A G

r \ t r 5- i G

d =

6 r : 'Y O =

: x o > .t E E

" 2: t i : x ?

€ e 3F6 Eo - 6 0 - : < o !

o-oo-tr|ET'o.(,

-t&t!!leco=EIJtn!<I

OEF5f

E

8 l Ge n d er An a lysi s Pathway

Page 15: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Tahap l: Analisis Gender (Langkah 1 - 5)

Langkah 1

1. Pilih kebijakan atau program atau kegiatan pembangunan yang akandianalisis. Integrasi gender bisa dilakukan pada kebijakan/program/kegiatan baru (yang akan dibuat atau sedang dirancang) maupun yangsudah ada.

Pastikan di t ingkat apa yang akan dianalisis. Apakah di t ingkat kebijakan,program, atau kegiatan. Masing-masing t ingkat dianalisis secara individual.Misalnya, di t ingkat kebijakan, analisis bisa mencakup hanya kebijakan itusendir i , dan/atau rincian dari kebijakan itu, yaitu program dan kegiatan.

2. ldentifikasidan tuliskan di kolom (1) tujuan dari kebijakan atau programatau kegiatan yang akan dianalisis.

Periksa rumusan/formulasi tujuannya, dan tul iskan rumusan tujuan tersebutdi kolom (1). Apabila terdapat beberapa tujuan, maka tul iskan semuanya.Kalau memil ih kebijakan yang akan dianalisis, maka yang akan diacu adalahtujuan dari kebijakan tersebut. Demikian pula halnya apabila yang dipi l ihadalah program atau kegiatan.

Langkah 2

Saiikan di kolom (2) data dan informasi yang relevan, yang terpilahmenurut jenis kelamin sebagai pembuka wawasan, untuk melihatapakah data dan informasi yang ada memperlihatkan kesenjangangender yang cukup berarti.

Data pembuka wawasan bisa berupa data dan informasi:

a) hasil baseline study (karena idealnya harus dilakukan kajian/ assessment/baseli ne study sebel u m kebijaka n/prog ram/keg iata n d i ra nca ng); ata u

b) hasil intervensi kebijakan atau program atau kegiatan yang sedang/sudah d i lakukan.

Gender Anolysis Pathway l9

Page 16: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Jenis data bisa berupa:

a) data statistik yang kuantitatif: hasil kajian, hasil intervensi, dan/ataudata sekunder (BPS, data sektor yang bersangkutan, atau data sekunderlainnya yang relevan); telaah pustaka; atau

b) data kualitatif: hasil kajian/hasil intervensi, hasil FGD, interviewmendalam, hasil observasi, dan kearifan lokal (/ocal wisdom).

Penjelasan: Semua data dan informasi yang ditampilkan, apakahmemperlihatkan kesenjangan yang cukup berarti antara perempuan dan laki-laki? Yang ideal adalah data dan informasi yang ditompilkan tersebut dapatmemberikan gambaran sebelum dan sesudah intervensi (kalau intervensi itutelah dilakukan).Akan tetapijika belum ada intervensi, maka dotadan informasiyang terpilah menurut jenis kelamin tersebut ditampilkan untuk memberiwawasan dan gambaran kondisi kesenjangan yang harus dipertimbangkanketika kebijakan, progrom, kegiatan intervensidiformulasikon dan dirancang.

Langkah 3

Temukenali isu gender di proses perencanaan kebijakan, program ataukegiatan dengan menganalisis data pembuka wawasan dari empataspek yang berpotensi sebagai penyebab kesenjangan yaitu, akses,manfaat, partisipasi dan penguasaan (kontrol):

Apakah kebijakan/program/kegiatan intervensi pembangunan yangada atau yang sedang dirancang memberikan akses yang adil terhadapperempuan dan laki- laki?Apakah kebijakan/program/kegiatan intervensi pembangunan yangada atau yang sedang dirancang memberikan manfaat yang sama bagiperempuan dan laki- la ki terhadap sumber-sumber pembangunan?Apakah kebijakan/program/kegiatan intervensi pembangunan yangada atau yang sedang dirancang memberikan perempuan dan laki-laki berpart isipasi sama dalam menyuarakan kebutuhan, kendaladi berbagai tahapan pembangunan termasuk dalam pengambilankeputusan?Apakah kebijakan/program/kegiatan intervensi pembangunan yangada atau yang sedang dirancang memberikan penguasaan (kontrol)sumberdaya seperti informasi, pengetahuan, dana, kredit, dst., yangadil dan dengan sama terhadap perempuan dan laki- laki.

10 l Gender Analysis Pothway

Page 17: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Penklasan: (1). lsu gender bisa muncul seiak tahap perencanaan, sehinggamenghasilkan kebiiakan/program/kegiatan intervensi yang bias gender;

bahkan yang netral gender sekalipun bisa menghasilkan keseniangangender. lJntuk itu, sejak dalam proses perencanaan selalu memastikanbahwa perempuan dan laki-laki yang menjadi target mendapatkanakses yang odil dan manfaat yong setara; memastikan suara, kebutuhanmaupun kendola mereka sebagai perempuan dan laki-laki terakomodasiatau terfasilitasi; serta memastikan keduanya mendapatkan penguasaanterhadap sumberdaya melalui cara yang adil sehingga mendapatkan hasilyang setara. Sumberdaya ini bisa berupa kredit, informasi, pengetahuan,keterampilan, dll, tergantung pada program atau kegiatan intervensi.Contoh: karena peran gendernya, perempuqn tidak dapat menghadirisosialisasi UU PKDRT yang diadakan malam hari; sebab itu diadakanpertemuan di siang hari atau waktu yang tepat untuk perempuan dapathadir mendengarkan informasi itu. ltulah yang disebut adil gender: masing-mosing, baik perempuan dan laki-laki kemudian mendapatkan informasiyang sama (kess!g_ras!-$!@). (2) Dalam menganalisis tidak selalumemakai ke-empatnya (akses,manfaat, patisi pasi dan penguasaan), tetopibisa memilih yang relevan.

Langkah 4

Temukenali isu gender di internal lembaga dan/atau budaya lembaga/organisasi yang (dapat) menyebabkan teriadinya isu gender, misalnya:produk hukum, kebijakan dari lembaga yang bersangkutan masih netralgender/t idak responsif gender; pemahaman tentang gender yang masihkurang diantara personil (pengambil keputusan, perencana, staf, dan lainlain); dan/atau belum adanya political will dan komitmen dari pengambilkebijakan.

Penjelasan: lsu gender bisa dijumpai/berada di internal lembaga dimanakita bekerja, suasana yang tidak mendukung/kondusif; misalnya kurangnyadukungan dari pimpinan; belum tersosialisasinya dengan baik mengenaigender, gender dan pembangunan; belum tersedianya piranti pendukunglainnya seperti dato terpilah menurut jenis kelamin, sumberdaya manusia dst.

Gender Analysis Pathway 111

Page 18: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Langkah 5

Temukenali isu qender dieksternal lembaga pada proses pelaksanaan.Apakah dalam tahap implementasi pelaksana program tidak peka terhadapkondisi isu gender di masyarakat yang menjadi target program. Apakahkondisi masyarakat sasaran (target group) belum kondusil misalnya masihkental budaya patriakhi, dan gender stereotype (laki-laki yang selalu dianggapsebagai kepala keluarga; dan pekerjaan tertentu dianggap sebagai pekerjaanperempuan atau pekerjaan laki- laki).

Tahap l l : IntegrasiGender (Langkah 6 - 9)

Langkah 6

Rumuska n kembali (reformu lasi) tujuan kebijakan/proqram/ kegiatanpembangunan, yang terdapat pada Langkah 1, sehingga menjadi responsifgender. Tujuan semula tidak dirubah total, tetapi dengan menyisipkan satudua kata pada tujuan yang sudah ada.

Contoh (1): Tujuan yang tertera adalah 'menciptakan lapangan kerja'. Agarmenjadiresponsif gender, perlu disisipkan kata'termasukuntukperempLtan'.

Contoh (2): Tujuannya adalah 'membangun sarana pasa1 sekolah danPuskesmas'. Agar menjadi responsif gender, ditambah dengan kata 'yang

d ekat de ng an pe rmu ki m an!

Penjelasan: Tidak ada kata 'responsif gender' atau kata 'perempuan dan laki-laki'dalam contoh ke-2. tetopidengan menyisipkan kata'yang dekat denganpermukiman! lsu gender yang harus diperhatikan adalah pasa1 sekolah, donPuskemas itu sangat dekat'dengan peran gender perempuon.

Langkah 7

Susun rencana aksi yanq responsif gender dengan merujuk pada isugender yang telah teridentif ikasi (hasil Langkah 3-5) dan sesuai dengantujuan kebijakan/program/kegiatan yang telah direformulasi (kolom 6),maka dirancang rencana aksi yang responsif terhadap isu gender.

1 2 | Gender Analysis Pathway

Page 19: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

Penjelasan: Keuntungan dari rencana aksi yang teridentifikasi sebagai hasildari analisis gender ini lengkap untuk menuju ke kesetaraon gender (sebagaioutcome) melalui hasil kegiatan multi tahun. Tahapan kegiatan dapatdiimplementasikan per tahun/periode.

Langkah 8

Tetapkan base-line yaitu data dasar yang dipilih sebagai suatu titik untukmen g u ku r kemaj uan (p rog ress) pelaksa naan kebija kan/p rograml keg iata n.Data dasar tersebut dapat diambil/dipilih dari data pembuka wawasan(kolom 2),yang relevan dan strategis untuk menjadi ukuran.

Longkah9

Tetapkan indikator gender yaitu ukuran kuantitatif maupun kualitatifuntuk:

memperl ihatkan apakah kesenjangan gender telah menghilang atauberkurang (hasil intervensi jangka pendek/tahunan); bertambahnyadan d ii m plementasika nya kebija ka n / progr am/kegiatan yan g responsifgender;memperlihatkan apakah telah terjadi perubahan dalam budaya internallembaga dan perilaku pada para perencana kebijakan/program/kegiatan, dengan melakukan analisis gender sebagai salah satu analisisdalam proses perencanaan; danmemperlihatkan apakah terladi di (masyarakat) kesetaraan antaraperempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses dan/atau manfaatdan atau part isipasidari program pembangunan yang di intervensikandan/atau penguasaan terhadap sumberdaya dan pada akhirnyaterjadi perubahan relasi gender di dalam rumah tangga, dan/atau dimasyarakat.

Gender Analysis Pathway 113

Page 20: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender

BAB IIIPENUTUP

Perubahan paradigma pembangunan antara lain ditandai dengan jaminanterwujudnya kesetaraan gender sebagai hasil dari upaya pembangunan disemua bidang pembangunan. Untuk i tu lembaga pemerintahan, termasukpara perencana kebijakan/program/kegiatan pembangunan dituntut untuktransparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil (kinerja). Salah satu pendekatanuntuk terwujudnya kesetaraan gender adalah melalui pengarusutamaan gender(PUG) ke semua bidang pembangun. Oleh sebab itu by design arah kebijakan,sasaran maupun agenda program sudah diarahkan ke sana.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah dan para stakeholders telahmelengkapi dengan berbagai piranti pendukung yang diperlukan, antara lainjaminan dari piranti legal, alokasi budget, sumber daya manusia yang terampil,dan juga piranti analisis sebagai bagian integral dari pelaksanaan PUG. GenderAnalysis Pathway (GAP) adalah satu dari banyak piranti analisis gender. Kelebihandari piranti GAP ini adalah bukan saja telah dipakai secara luas dan teruj i dalamkurun waktu hampir satu dasawarsa terakhir ini, tetapi yang juga membanggakanadalah bahwa GAP dikembangkan sebagai wujud kerjasama antara perencana,birokrat dan unsur masyarakat madani. GAP lahir dan berkembang menjawabkebutuhan dulu, kini dan masa datang. Untuk i tu t idak henti-hentinya GAPdisempurnakan.

Sebagai penutup, diharapkan Gender Analysis Pathway (GAP) dapatdigunakan oleh para perencana dalam menyusun kebijakan/program/kegiatanpembangunan yang responsif gender. Dengan melakukan analisis gender, hasil-hasi l pembangunan memberi kepastian dapat dinikmati secara adil dan setara.Untuk i tu, analisis gender perlu di lakukan di seluruh proses perencanaan padasemua t ingkatan, dan pada akhirnya dapat melembaga.

xx)Fit)lxx

1 4 l Gen d er An alysi s Pathway

Page 21: GAP revisi 2007- Alat Analisis Gender