4
Gara gara BBM, keuangan negara jadi berantakan Keberadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan anggaran subsidi energi kembali dikritik. BBM subsidi dinilai mengacaukan keuangan negara karena besaran anggaran mencapai Rp 300 triliun lebih. Selain itu juga membuat neraca transaksi berjalan dan transaksi perdagangan defisit. Pengamat ekonomi, Hendri Saparini menyebut defisit neraca transaksi perdagangan terjadi karena besarnya impor minyak. Meski demikian, impor minyak juga tidak bisa dihentikan karena sudah menjadi kebutuhan. "Neraca transaksi berjalan defisit itu karena impor minyak besar. Kalau supply minyak dihentikan nanti dampaknya inflasi," ucap Hendri di Jakarta, Rabu (13/8). Sementara itu, pemerintah juga dinilai tidak serius mencari sumber energi pengganti seperti biodiesel. Jika serius, pemerintah seharusnya menetapkan harga CPO agar pemilik kebun kelapa sawit juga memperoleh untung. "Ini Harus ada solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. CPO itu harusnya ditetapkan harganya," tegasnya. Mengenai pembatasan konsumsi BBM subsidi, Hendri menilai pemerintah lepas tangan akan hal ini. Pemerintah dipatok kuota BBM subsidi kemudian menyerahkan begitu saja kepada BPH Migas dan Pertamina. Seharusnya pemerintah bisa mencari alternatif lain. "Ini diserahkan saja ke Pertamina dan BPH Migas. Sekarang dagang BPH Migas dan Pertamina. Pemerintah cuma sampaikan enggak akan tambah kuota lagi," tutupnya.

Gara Gara BBM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bbm

Citation preview

Gara gara BBM, keuangan negara jadi berantakanKeberadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi dan anggaran subsidi energi kembali dikritik. BBM subsidi dinilai mengacaukan keuangan negara karena besaran anggaran mencapai Rp 300 triliun lebih. Selain itu juga membuat neraca transaksi berjalan dan transaksi perdagangan defisit.Pengamat ekonomi, Hendri Saparini menyebut defisit neraca transaksi perdagangan terjadi karena besarnya impor minyak. Meski demikian, impor minyak juga tidak bisa dihentikan karena sudah menjadi kebutuhan."Neraca transaksi berjalan defisit itu karena impor minyak besar. Kalau supply minyak dihentikan nanti dampaknya inflasi," ucap Hendri di Jakarta, Rabu (13/8).Sementara itu, pemerintah juga dinilai tidak serius mencari sumber energi pengganti seperti biodiesel. Jika serius, pemerintah seharusnya menetapkan harga CPO agar pemilik kebun kelapa sawit juga memperoleh untung."Ini Harus ada solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. CPO itu harusnya ditetapkan harganya," tegasnya.Mengenai pembatasan konsumsi BBM subsidi, Hendri menilai pemerintah lepas tangan akan hal ini. Pemerintah dipatok kuota BBM subsidi kemudian menyerahkan begitu saja kepada BPH Migas dan Pertamina. Seharusnya pemerintah bisa mencari alternatif lain."Ini diserahkan saja ke Pertamina dan BPH Migas. Sekarang dagang BPH Migas dan Pertamina. Pemerintah cuma sampaikan enggak akan tambah kuota lagi," tutupnya.

Kenaikan gaji menteri dinilai tak bebani keuangan negaraAnggota tim ekonomi Jokowi-JK, Wijayanto Samirin, meyakinkan bahwa rencana kenaikan gaji menteri kabinet Jokowi-JK tidak akan membebani anggaran. Kenaikan gaji ini, menurutnya, wajar jika melihat besaran gaji menteri saat ini.Hal ini juga untuk mengurangi tingkat kesenjangan gaji dengan lembaga lainnya. "Mau gajinya dinaikkan 34 - 20 menteri tidak memberatkan anggaran," ujarnya kepada merdeka.com, Minggu (7/9).Wijayanto menilai kenaikan gaji akan efektif dalam meminimalisir tingkat korupsi. "Ini juga untuk membatasi income di luar gaji mereka, soalnya itu yang selama ini yang jadi sumber permasalahan," jelas dia.Namun, dirinya mensyaratkan jika Jokowi-JK ingin menaikkan gaji para pembantu pemerintahannya maka harus diimbangi dengan peningkatan kualitas kinerja menteri. "Logika yang dipakai, kenaikan gaji diimbangi output lebih tinggi," ungkapnya.Sebelumnya, penetapan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat Wakil Presiden terpilih, Jusuf Kalla mengeluarkan wacana untuk menaikkan gaji para menteri.JK menilai gaji menteri di Indonesia masih kecil yakni sebesar Rp 19 juta per bulan. Jumlah tersebut dianggap tidak seimbang dengan pendapatan yang diterima anggota DPR di Senayan, sebesar Rp 70 juta per bulan ditambah berbagai fasilitas.Selain itu, dibandingkan gaji komisioner KPK juga jomplang, di mana satu anggota komisioner lembaga anti- korupsi sekitar Rp 75 juta per bulan. Begitu juga dibanding gaji para hakim dan sejumlah pejabat lembaga negara non-kementerian.

Bea Cukai ngaku selamatkan keuangan negara Rp 193 miliarDirektorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) berhasil melampaui target penerimaan bea dan cukai sebesar Rp 131,2 triliun. "Pada per 18 Desember saja target penerimaan sudah mencapai Rp 139,85 triliun atau 105,49 persen dari target tahunan yang ditetapkan," Direktur Jenderal Bea dan Cukai Agung Kuswandono di Kantor Bea Cukai, Jakarta, Jumat (21/12).Bea Cukai mengaku pihaknya tidak terlalu berpuas diri karena penerimaan nasional tetap belum sesuai harapan. Kelebihan penerimaan untuk menutupi kekurangan APBN. Pihaknya pada tahun depan harus meraih Rp 151 triliun. "Dengan target tersebut diharapkan jangan risau yang penting realitas saja.".Dia mengatakan kinerja pengawasan pihaknya telah berhasil melakukan pencegahan terhadap masuknya narkotika, psikotropika sebesar 539 juta gram. Ini lebih besar dari pencegahan tahun sebelumnya sebesar 218 juta gram. "Tahun ini kinerja kami berjalan dengan baik," ujarnya.Selain itu, sepanjang 2012, Bea Cukai mengklaim berhasil melakukan penindakan terhadap komoditi yang melanggar ketentuan kepabeanan sebanyak 3286 kasus. "Kami bisa menyelamatkan keuangan negara sebesar Rp 193 miliar," ujarnya.Penyelamatan tersebut, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 3378 kasus dengan potensi kerugian sebesar Rp 174 miliar. Pihaknya melanjutkan 97 kasus pelanggaran kepabeanan ke proses penyidikan, di mana 76 kasus sudah dalam tahap P-21 atau SP 3.