19
 DIPONEGORO ENTERPRENEUR CHALLENGE GARBAGE ENZYME PEMANFAATAN SAMPAH KULIT BUAH MENJADI ENZIM SERBAGUNA Disusun oleh : Khoirunnisa U w (xxxxxxxxxxxxxx) Metha Aprilia N (xxxxxxxxxxxxxx) Aby Al Baikhaky (xxxxxxxxxxxxxx) Sholeh Arifin (xxxxxxxxxxxxxx) Anggoro Mukti (xxxxxxxxxxxxxx) UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

Garbage Enzyme

Embed Size (px)

DESCRIPTION

garbage enzyme merupakan salah satu hasil rekayasa kimia untuk mengubah pah kulit buah menjadi cairan pembrsih serba guna

Citation preview

DIPONEGORO ENTERPRENEUR CHALLENGEGARBAGE ENZYMEPEMANFAATAN SAMPAH KULIT BUAH MENJADI ENZIM SERBAGUNA

Disusun oleh :

Khoirunnisa U w(xxxxxxxxxxxxxx)Metha Aprilia N (xxxxxxxxxxxxxx)Aby Al Baikhaky (xxxxxxxxxxxxxx)Sholeh Arifin(xxxxxxxxxxxxxx)Anggoro Mukti(xxxxxxxxxxxxxx)

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2013

A. JUDUL PROPOSAL

GARBAGE ENZYM PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH TIDAK TERPAKAI MENJADI ENZIM SERBAGUNA

B. LATAR BELAKANG MASALAHKota Solo merupakan sebuah kota kecil yang memiliki tingkat kepadatan penduduk sedang, di kelilingi oleh 6 kabupaten yaitu boyolali, sragen, karanganyar, klaten, wonogiri, serta sukoharjo membuat kota ini memiliki potensi ekonomi dan peluang investasi tinggi, diantaranya: pariwisata, pertanian, kuliner, industri kerajinan tangan, industri kerajinan dan pengolahan dan teknologi hasil ternak.Salah satu sektor ekonomi yang berkembang pesat saat ini adalah bisnis dari buah, buah-buahan sebagian didatangkan dari luar daerah dan terus meningkat seiring permintaan pasar, buah-buahan didatangkan dalam keadaan segar dan segera di drop di pasar-pasar setempat, dan segera setelah itu di ambil oleh para konsumen maupun di olah lanjut dalam bentuk minuman seperti jus atau diambil sari buahnya. Buah-buahan sekarang mulai di produksi dalam bentuk minuman segar, di setiap rumah makan kecil maupun besar biasa kita temui menyediakan minuman segar dari buah entah jus ataupun sari buahnya, di pinggir jalanpun sering kita temui para penjual jus, sekarang masyarakat mulai menjadikan buah-buahan sebagai menu penutup hidangan wajib dan tidak sedikit yang membuat jus di rumahnya sendiri yang tentunya menghasilkan limbah kulit buahnya yang tidak sedikit. Dengan memanfaatkan ilmu teknologi enzim, maka bahan dari limbah kulit buah itu dimanfaatkan sebagai garbage enzim.

C. PERUMUSAN MASALAHRumusan Masalah dalam Proposal DEC ini adalah:1. Bagaimana mengawali kegiatan wirausaha baru berbahan limbah kulit buah menjadi garbage enzym serbaguna berbasis home industry2. Bagaimana memasarkan produk garbage enzym agar menjadi tren baru enzim serbaguna serta pengembangan ke depannya3. Bagaimana Analisa produk enzim yang dihasilkan dari kulit buah

D. TUJUAN PROGAMTujuan dari Proposal DEC ini adalah:1. Merintis wirausaha baru yang inovatif melalui usaha pembuatan enzim dari kulit buah sebagai enzim serbaguna yang berbasis Home Industri. 2. Dapat memasarkan produk dan mengembangkan produk garbage enzym 3. Dapat menunjukkan bahwa bisnis ini cukup potensial dijalankan mengingat besarnya potensi dari bisnis ini.

G. GAMBARAN UMUM USAHA1. Ide ProdukSaat ini sampah kulit buah belum begitu diperhatikan, kebanyakan sampah ini di buang bersama sampah lain. Ide pembuatan usaha ini berasal dari adanya keinginan untuk meningkatkan nilai ekonomis limbah kulit buah. Keamanan, kelayakan serta keunggulan dari enzim dapat diketahui dari hasil penelitian pada tahun 2007 oleh Dr. Rosukon Poompanvong dkk. Penelitian memberikan hasil yang menunjukkan bahwa enzim dari kulit buah yang terbentuk memiliki kandungan disinfectan dan dapat berfungsi pelarut zat kimia. 2. Deskripsi UsahaHasil penelitian Dr. Rosukon Poompanvong dkk (2007) mempunyai peluang besar untuk dijadikan suatu inovasi wirausaha baru berskala home industri. Wirausaha baru di bidang enzim sebagai cairan pembersih, garbage enzyme ini sangat potensial menjadi unit usaha baru karena produk tersebut merupakan suatu inovasi baru di bidang industri cairan pembersih yang belum pernah ada. Nilai lebih dari produk tersebut adalah pemanfaatan sampah kulit buah yang melimpah namun belum dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat, pasokan bahan baku produk ini juga cukup melimpah. Keunggulan dari produk ini adalah dapat di gunakan sebagai cairan pembersih seperti cairan pembersih lantai, pembersih piring yang aman karena tidak menggunakan zat kimia, sebagai pencuci buah (pelarut zat kimia yang menempel di kulit buah), serta bisa di pakai sebagai sabun mandi cair. Nilai positif usaha ini adalah belum adanya usaha sejenis di pasaran, sehingga produk ini belum memiliki kompetitor yang memiliki kesamaan produk dengan produk kami. Rencana untuk membuat enzime ini berawal dari penimbunan kulit buah yang tidak digunakan dan di buang bersama sampah lain, serta menambah nilai ekonomis dari sampah kulit buah. Tanggapan dari para penguji lab menurut mereka produk ini cukup unik dan belum ada produk lain yang menyamai. Produksi enzime yang akan kami lakukan, memiliki kendala dalam hal pengenalan kepada masyarakat yang masih bergantung pada cairan pembersih yang sudah dikenal secara umum dan kurang mempercayai produk baru. Oleh sebab itu kami berinisiatif untuk mengenalkan bisnis enzime ini yaitu bernilai aplikatif sebagai usaha baru yang bertujuan untuk memanfaatkan sampah kulit buah dan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sampah kulit buah dengan teknologi yang tepat guna .

3.Tahap Pemasaran yang Direncanakan Saat ini belum banyak manfaat yang dapat diperoleh dari sampah kulit buah kecuali untuk buah-buah tertentu saja yang relatif kecil jumlahnya. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum banyak yang tahu tentang pemanfaatan bagian generatif dari sampah kulit buah yang dapat bernilai ekonomis. Belum adanya hasil enzim pembersih alami olahan yang diolah dari sampah kuit di pasaran merupakan factor utama yang memberi peluang produk enzim kami lebih mudah bersaing dengan produk lain dan dapat diterima di pasaran.Kondisi diatas kami anggap sebagai peluang untuk menggembangkan sebuah inovasi wirausaha baru di bidang cairan pembersih yang akan dipasarkan dengan merk dagang Garbage Enzyme. Kelebihan produk ini adalah disinfectan yang alami dan ramah lingkungan. Selama ini di Negara kita belum dijumpai adanya produk cairan disinfectan yang tidak ditemui efek sampingnya dan pembuatannya dari bahan kimia. Produk enzim yang ramah lingkungan sangat bermanfaat karena bisa meminimalisasi adanya kerusakan pada bahan yang kita bersihkan. Dibandingkan produk sejenis yang ada di pasaran harga garbage enzime cenderung lebih murah yaitu 6 ribu untuk botol berukuran 450ml dan 11 ribu untuk 1000ml.Pemasaran berorientasi kepada produk dan pasar. Pemasaran yang berorientasi pada pasar berarti memahami bahwa konsumen membeli manfaat, sehingga pengusaha harus bersikap aktif dan kreatif dalam mencari dan menemukan kegunaan tambahan zat lain pada bahan baku yang belum diteliti lebih lanjut.yang dapat ditawarkan pada konsumen. Didalam memasarkan kami menggunakan beberapa strategi yaitu strategi produk, harga, promosi dan distribusi .1. Strategi ProdukStrategi produk dilakukan dengan upaya diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Dalam hal ini dimungkinkan adanya penambahan zat-zat lain yang tidak berbahaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk.2. Strategi HargaStrategi harga kami lakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar, atau dengan kata lain harga produk kami lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing cairan pembersih yang berasal dari bahan kimia. Dalam memperluas pemasarannya maka diperlukan kerjasama dengan penyalur untuk menyampaikan produknya ke konsumen. 3. Strategi Distribusi dan PromosiDalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk di pasar, kampus dan instansi pemerintahan. Tujuan dilakukannya distribusi khususnya di instansi pemerintah adalah agar mereka peduli terhadap kelestarian alam dan mulai berfikir untuk memanfaatkan sampah secara lestari dengan nilai ekonomis tinggi. Selain itu diharapkan distribusi tersebut dapat memperluas daerah pemasok bahan baku garbage enzyme. Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah lain. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Sistem pembayaran yang sudah kami lakukan sebagai berikut: Pembayaran dimuka yaitu pembayaran kontan untuk pemesanan produk yang tidak diambil langsung Pembayaran kontan yakni pembayaran lunas terhadap produk yang diambil pada sat itu. Publikasi produk untuk promosi yang direncanakan adalah dengan menjalin kerjasama dengan program UKM Expo, agen yang terjun ke masyarakat untuk mengenalkan langsung, serta promosi lewat web resmi garbage enzyme. Strategi pemasaran yang kami gunakan adalah : Strategi ProdukStrategi produk dilakukan dengan melakukan diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Pada awal masa produksi akan diterapkan sistem Job Shop dimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun sistem ini akan berganti dengan sistem flow shop ketika permintaan meningkat. Strategi Distribusi Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah pemasaran Solo, Yogyakarta, Semarang. Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Strategi Harga Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas produksi, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing. Strategi PromosiPublikasi produk untuk promosi dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan program UKM Expo, promosi langsung kepada masyarakat serta lewat web resmi garbage enzyme. Promosi penjualan yang akan dilakukan adalah penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, penekanan pada pendekatan perorangan, mengikuti pameran dan launching produk, serta lewat web resmi.

H. METODOLOGI PEMBUATAN PRODUKMetode pendekatan program dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :A. Tahap Pembuatan Produk Tempat produksi Garbage Enzyme ini adalah di daerah Manahan Solo sebab dekat dengan terminal dan dekat pada pasar buah, dan manahan merupakan daerah tengah-tengah soloraya. Untuk merealisasikan usha pembuatan garbage enzyme makan telah dilaksanakan tahapan kerja sebagai berikut :1. Persiapan perlengkapan Produksi Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibuthkan untuk melaksanakan program, peralatan tersebut antara lain : Timbangan kiloan Wadah toples/ember bekas 5000ml Pisau Saringan dari kain kasa Botol takar 1000ml Botol Kemasan Plastik Sealer

2. Pengolahan Garbage EnzymeBahan yang diperlukan pada pengolahan enzim Garbage Enzyme ini adalah kulit buah yang masih segar. Dengan bahan tambahan berupa gula jawa sebagai nutrient, sedangkan bakteri dihasilkan dari kulit buah itu sendiri. Metode pembuatan enzim Garbage Enzyme meliputi:a. SortasiPada tahap sortasi, sampah kulit buah di pilih yang masih segar dan di pisah berdasrkan jenis buahnya agar enzim yang dihasilkan memiliki aroma yang seragam

Tabel 1 : Standar Bahan Baku Pembuatan Sirup Garbage Enzyme

No. ParameterKarakteristik

1.Ukuran kulit buahDi seragamkan sesuai ukuran buah

2. Jenis Kulit buahKulit buah pala gumantung

3.Tekstur kulit buahHalus dan lunak

4.Aroma kulit uahAroma khas buah yang di fermentasi

5.Kondisi kulit buah Bersih, dan harus dalam keadaan segar

b. Pencucian kulit buahPencucian kulit buah, dilakukan menggunakan air yang berasal dari PDAM.

c. Pencampuran bahanSetelah kulit buah siap di fermentasi, kulit buah di campur dengan air dan nutrient yang berupa gula jawa dengan rasio nutrient : kulit buah : air = 1 : 2 : 7. Gula jawa di dapat dari pasar dan air menggunakan air matang dari air isi ulang. Sedangkan bakteri berasal dari kulit buah itu sendiri. Dari hasil perbandingan akan didapat 2 liter enzim. d. Penyaringan Setelah sampai tahap pencampuran lalu didiamkan untuk fermentasi (system batch) dengan masa tunggu untuk per toples/ember adalah 3 bulan, jadi agar bisa di panen secara kontinyu perlu banyak ember/toples. Setelah jadi 3 bulan campuran akan berubah menjadi enzim yang akan kita pakai, tetapi masih menyisakan ampas buahnya. Ampas buah ini berbentuk slurry (seperti ampas kopi basah) yang masih bisa di kemas untuk di cairkan dan di buat sebagai tambahan minuman pada ternak. Hasil saringan inilah produk yang di namai garbage enzyme.

e. Penyucian Botol, Sterilisasi BotolPenyucian botol dilakukan dengan menggunakan kaporit 60 ppm. Proses pencucian diawali dengan melarutkan 2 gr kaporit ke dalam 1 liter air. Botol direndam selama 1 jam kemudian dibilas dengan air panas. Sterilisasi botol dilakukan dengan memasukkan air panas ke dalam botol. Hal ini dilakukan untuk membunuh mikroba yang terdapat di dalam botol.f. PengemasanSetelah produk enzim dan botol kemasan sudah siap, enzim di takar dengan botol takar sesuai dengan ukuran lalu di kemas dalam botol kemasan untuk dipasarkan.

3. Uji SpesifikUji fungsi adalah rancangan respon dari panelis yang untuk mengukur tingkat kemampuan pembersihan produk yang diujikan. Dalam menentukan mutu suatu produk, sifat pertama kali yang menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh konsumen adalah sifat spesifik yang dimilikinya. Uji spesifik telah dilakukan dengan melibatkan orang panelis, di Laboratorium Naturopathic Family Care Centre di Penang. Hasil pengujian spesifik didapatkan dari hasil pengisian kuisioner dari para panelis. Dan didapatkan hasil sebagai berikut

No.FungsiKarakter pengenceran

1.Sabun cairPengenceran 1: 20

2. Pembersih buahPengenceran 1: 50

3.Pembersih lantaiPengenceran 1:10

4.Pembersih kerak Pengenceran 1:5

5.cairan pencuci piring Pengenceran 1:20

6.InsektisidaPengenceran 1:500

7.PestisidaPengenceran 1:100

K. RENCANA BIAYA

MODAL AWAL DAN INVESTASI USAHA A. Biaya Pelaksanaan dan Operasional Awal Pembuatan Sirup Apple Mangrove NoPemanfaatan jumlah (buah)harga satuantotal biaya

1.Modal Awal Operasional Usaha1000,000.00

2.Biaya pemasaran400,000.00

3.Pembelian mesin segel 1,500,000.00

3Labeling Kemasan500,000.00

4Biaya Legalisasi Dinas Kesehatan 500,000.00

5Biaya Pendaftaran Merk Dagang700,000.00

6Transportasi 500,000.00

7Komunikasi400,000.00

jumlahRp.5,550,000 .00

Proposal Enterpreneur Challenge Garbage Enzyme Pemanfaatan Sampah Kulit Buah Tak Terpakai Menjadi Enzim Serba Guna.

Nama usaha: CV. Sampah Barokah Pemilik usaha: Nisa, Metha, Aby, Arifin, Anggoro. Lokasi usaha: Manahan Solo. Besar Modal: Rp.5,500,000.00Jenis usaha: a. Memproduksi enzim dari sampah kulit buah sebagai alternatif cairan pembersih b. Memasarkan Garbage Enzyme c. Memanfaatkan Smpah Kulit Buah dengan teknologi tepat gunaProduk Utama : Enzim Garbage Enzyme Target pasar: Lingkungan kampus, lingkungan kantor pemerintahan/ swasta, unit-unit usaha lain yang tertarik, Pasar, dan Masyarakat umumKapasitas produksi /hari : 50 liter/hari = 1500 liter /bulan = 18000 liter/tahun. 50 kg Sampah kulit buah = 50 liter Enzim Garbage Enzyme 50 kg/ hari, 1500 kg/ bulan, 18000 kg/ tahun.Pemasaran: 3 Bulan pertama: Memasarkan kepada Civitas akademika Kampus UNS Solo 3 Bulan Kedua : Berpartisipasi dalam pameran-pameran agronomi yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia. 3 Bulan ketiga: Memasarkan Produk sirup Garbage Enzyme yang disesuaikan dengan Event tertentu. 3 Bulan keempat : Memasarkan dengan sistem layan antar kepada para Konsumen. 3 Bulan Kelima : Memasarkan Garbage Enzyme sebagai cairan pembersih ramah lingkungan Strategi pemasaran: Strategi ProdukStrategi produk dilakukan dengan melakukan diversifikasi terhadap produk yang dihasilkan. Diversifikasi merupakan hasil inovasi yang patut ditelaah lebih jauh. Pada awal masa produksi akan diterapkan sistem Job order dimana produk akan mulai diproduksi ketika ada pesanan, namun sistem ini akan berganti dengan sistem flow shop ketika permintaan meningkat. Strategi Distribusi Dalam rangka memperluas daerah pemasaran, maka akan digunakan beberapa distributor dan agen untuk memasarkan produk. Daerah pemasaran masih dalam lingkup Pulau Jawa, meliputi wilayah pemasaran Solo, Yogyakarta, Semarang. Selain itu akan ada sistem layan antar bagi konsumen yang berada di daerah. Dengan adanya sistem layan antar ini diharapkan akan memberikan kemudahan dan kepuasan bagi konsumen. Strategi Harga Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga produk yang ditetapkan adalah dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas produksi, dengan kata lain harga produk diusahakan lebih rendah bila dibandingkan dengan pesaing. Strategi PromosiPublikasi produk untuk promosi dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan program UKM Expo, promosi langsung kepada masyarakat serta lewat web resmi garbage enzyme. Promosi penjualan yang akan dilakukan adalah penyebaran brosur produk, promosi dari mulut ke mulut, penekanan pada pendekatan perorangan, mengikuti pameran dan launching produk, serta lewat web resmi.

Analisis Usaha Pembuatan Enzim Garbage EnzymeDalam 1 x ProduksiA. Biaya Tetap (Fix Cost)UraianJumlahHarga Satuan (Rp.)Besarnya (Rp)Penyusutan (Rp)

Peralatan :

Kompor Gas (10 th)2 buah 300,000600,00060,000

Ember diameter 50 cm (2 th) 25 buah7,500 187,500 20,000

Pisau (3 th)5 buah 5,000 25,000 9,000

Saringan Kasa (2 th)5 buah5,00025,00010,000

Mesin segel (5 th)1 buah1,500,0001,500,000500,000

Galon (1 th)5 buah30,000150,000-

Bak Penampung5 buah- 100,000-

Sertifikasi Izin Produksi (5 th)1x masa produksi 300.000 300,000 60,000

Total 2,887,500659,000

B. Variable Cost (dalam 30 hari )No.UraianJumlahHarga Satuan(Rp.)Besarnya(Rp.)

1.Sampah Kulit Buah 1500 kg--

2.Gula Jawa700 kg 8,0005,600,000

3.Air mineral isi ulang275 galon 3,000 825,000

4.Gas LPJ isi ulang8 tabung15,000120,000

6. Botol Plastik 450 ml2600 buah 300780,000

7.Botol Plastik 1000 ml330 buah 30099,000

9.Kaporit10 kg25,000250,000

10.Label Produk1470 lb200294,000

11.Biaya tenaga kerja : Pembuat Enzim (4 0rang)

30 hari

400,000

1,200,000

Total9,168,000

a. Total Biaya Produksi = (Total Investasi + Total Penyusutan + Total biaya operasional pertahun = Rp. 2,887,500 + Rp. 659,000 + (Rp.9,168,000x 12) = Rp. 113,562,500

b.Penjualan (450 ml)= Jumlah botol x Waktu Penjualan (bulan) x Harga Jual= 2600 botol x 1 bulan x Rp. 6,000 = Rp. 15,600,000Penjualan (1000 ml)= Jumlah botol x Waktu Penjualan (bulan) x Harga Jual= 330 botol x 1 bulan x Rp. 12,000 = Rp. 3,960,000Total Penjualan = Penjualan (350 ml) + Penjualan (750 ml)= Rp. 15,600,000 + Rp. 3,960,000= Rp. 19,560,000penjualan per tahun= Rp. 19,560,000 x 12 bulan = Rp. 234,720,000penjualan per tahun= 31200 botol (450 ml) dan 3960 botol (1000 ml)

b. HPP (Harga Pokok Penjualan)

Harga Pokok Penjualan= = Rp. 113,562,500 35160= Rp 3,229 Rp. 3,300 d. Analisis Biaya ManfaatKeuntungan = Penerimaan Total Biaya Produksi bulanan= Rp.19,560,000 Rp. Rp.9,168,000= Rp. 10,392,000Keuntungan per tahun= Rp. 124,704,000

e.BEP (Break Even Point)BEP terjadi bila TC=TRBEP = biaya operasional (per tahun) / harga Untuk kemasan ukuran 450 ml = 110,016,000 6000 = 18336 botol Untuk kemasan ukuran 350 ml = 110,016,000 12000= 9168 botol

f. Pay Back Periode= = 2,887,500 + 110,016,000 124,704,000 + 659,000

= 0,9 tahun = 10,8 bulan

Ketersediaan Bahan Baku dan Kapasitas Produksi Garbage Enzyme dalam 1x Produksi

A.Ketersediaan Bahan Baku Sampah kulit buah sebagai bahan baku utama dalam pembuatan garbage enzyme bisa didapat dari sampah kulit buah dari pasar buah area Soloraya . Sampah kulit buah yang dipakai adalah sampah kulit buah yang halus, jika kulit kasar seperti kulit nanas dibersihkan sisiknya dulu. Karena sampah buah yang dipakai bisa dari kulit buah apapun maka ketersediaannya tidak tergantung dari musim panen buah. Jika terjadi kurangnya persediaan bisa ditambah sampah tangkai sayur. Buah bisa di dapatkan di daerah sebagai berikut : Pasar buah Sragen dan Sekitarnya Pasar buah boyolali dan sekitarnya Pasar buah Klaten dan sekitarnya Pasar buah Wonogiri dan sekitarnya Pasar buah Sukoharjo dan sekitarnya Pasar buah karanganyar dan sekitarnya Pasar buah Solo dan sekitarnya Area Rumah Makan serta Para Penjaja jus area SolorayaUntuk kondisi sampah kulit, Setelah dikumpulkan mampu bertahan dalam kondisi baik (aroma dan tekstur) selama 2-3 hari pada ruang terbuka dan harus segera di lakukan fermentasi

B. Kapasitas ProduksiGarbage Enzyme memiliki kapasitas produksi (1 hari) sebagai berikut :Dalam 1 hari, Untuk 1x produksi berlangsung selama Bahan baku 50 kg sampah kulit buah akan dihasilkan 50 liter Garbage Enzyme. Perbandingan formula yang digunakan adalah gula jawa:kulit buah:air = 1 : 2: 8. Dari 50 liter (25000 ml) Garbage Enzyme, dihasilkan dua produk dengan ukuran berbeda, antara lain :1. Tiga puluh sembilan liter Garbage Enzyme akan dikemas dengan ukuran 450 ml atau kemasan botol kecil. 2. Sebelas liter Garbage Enzyme akan dikemas dengan ukuran 1000 ml atau kemasan botol besar.

* Produksi berlangsung 2x dalam sehari, total waktu produksi adalah 16 jam. Dalam 1 bulan (30 hari), akan diproduksi 1500 liter enzim Garbage Enzyme

Gambaran omset per hari pada usaha pembuatan enzim Garbage Enzyme dengan kapasitas produksi sebesar 50 liter.Dalam 1 hari, untuk 2x shift produksi :Dihasilkan 50 liter @ 25 liter enzim Garbage Enzyme yang dibagi menjadi dua kemasan berbeda : 39 liter enzim di kemas dalam botol 450 ml dan 11 liter enzim dikemas dalam botol 1000 ml. Dengan perincian sebagai berikut :Untuk kemasan 450 ml :76 botol @ Rp. 6,000.00 x 2 shift= Rp. 912,000.00Untuk kemasan 1000 ml : 11 botol @ 12,000.00x 2 shift= Rp. 264,000.00 +Omset per hari = Rp. 1,176,000.00

I. JADWAL KEGIATANJadwal kegiatan yang akan dilaksanakan telah dirinci dan ditetapkan sebagai berikut: Kegiatan ini berlansung selama 3 bulan yaitu dibagi menjadi perminggu mulai bulan Juli hingga Desember. No.AgendaBulan

123456

1Produksi tahap awal

2Pemasaran & penjualan tahap awal skala laboratorium

3Survei pasar

4Legalisasi Dinas

5Pendaftaran Merk Dagang

6Labeling Kemasan

7Produksi tahap lanjut

8Analisa Usaha (Pemasaran ,Promosi, dll.)

9Penyusunan Laporan Akhir

Keterangan := Agenda dilaksanakan setelah proposal disetujui

= Watu pelaksanaan kegiatan

Lampiran

Gb.1. Bahan baku Gb.2. Bahan baku dan pencampurnya

Gb.3. Proses Fermentasi Gb.4. Awal Fermentasi

Gb.5. Fermentasi 1 Bulan Gb.6. Fermentasi 2 Bulan

Gb.7. Fermentasi 3 Bulan Gb.8.Akhir Fermentasi (panen)

Gb.9. Penyaringan hasil panenGb.10. Enzim siap jual