60
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang dapat menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung. Gangguan autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis. Beberapa kasus menunjukan lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus kecil. Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati (Ehrlich, 2011). Penyebab gastritis menurut Misnadiarly (2009) antara lain oleh iritasi, infeksi, dan atropi mukosa lambung. Dimana faktor-faktornya berawal dari faktor stres, alkohol, infeksi Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta obat-obatan seperti NSAIDs (Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs), dan lain-lain yang dapat mengiritasi mukosa lambung. Gejala yang umum muncul pada penderita gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa 1

Gastritis Akut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Keperawatan

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang dapat menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung. Gangguan autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis. Beberapa kasus menunjukan lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus kecil. Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati (Ehrlich, 2011).Penyebab gastritis menurut Misnadiarly (2009) antara lain oleh iritasi, infeksi, dan atropi mukosa lambung. Dimana faktor-faktornya berawal dari faktor stres, alkohol, infeksi Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta obat-obatan seperti NSAIDs (Nonsteroidal Antiinflammatory Drugs), dan lain-lain yang dapat mengiritasi mukosa lambung. Gejala yang umum muncul pada penderita gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, rasa mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh, disertai sakit kepala. Gejala ini bisa menjadi akut, berulang dan kronis. Kekambuhan penyakit gastritis atau gejala muncul berulang karena salah satunya dipengaruhi faktor kejiwaaan atau stres.Penyakit gastritis atau maag merupakan penyakit saluran pencernaan bagian atas yang banyak dikeluhkan dimasyarakat dan paling banyak ditemukan di bagian gastroenterologi, diperkirakan hampir semua penderita gastritis mengalami kekambuhan. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan munculnya gejala gastritis adalah stres dan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan asam lambung (Maulidah, 2006).Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survey menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif. Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bisa menyebabkan munculnya gejala gastritis. Meskipun itu tidak jarang masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya karena faktor asupan makanan atau telat makan. Berdasarkan data-data tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul hubungan antara stres dengan kekambuhan penyakit gastritis pada pasien gastritis di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.Masih tingginya angka morbiditas dan mortalitas gastritis akut di kalangan masyarakat, menjadi suatu tantangan bagi tim kesehatan dalam memberikan perawatan dan pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, seorang perawat juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan asuhan keperawatan. Peran perawat yang dapat muncul di sini yaitu sebagai pelaksana (care giver) dalam memberikan asuhan keperawatan dengan bertindak sebagai comforter, protector and advocat, communicator, serta rehabilitatotr; sebagai pendidik (health educator) dalam mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam rangka pemberian informasi tentang kesehatan, sehingga masyarakat mengetahui tentang penyakit yang dideritanya, khususnya tentang tuberkulosis paru; dan sebagai konsultan (Gaffar, 1999; 24-25). Solusi sederhana yang dapat penulis berikan yaitu dengan meningkatkan dan menggalakkan program promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan mulai dari skala pelayanan kesehatan terkecil.Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat laporan studi kasus tentang asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Gastritis Akut di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya dengan mengutamakan upaya promotif.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan menjadi fokus pembahasan dalam studi kasus ini yaitu tentang Bagaimana konsep dasar dari gastritis akut dan penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis akut?.

1.3 Tujuan Studi Kasus1.3.1 Tujuan UmumTujuan umum penyusunan dan penulisan laporan studi kasus adalah untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis akut di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris Sylvanus.1.3.2 Tujuan KhususSecara khusus penulisan ini bertujuan agar dapat.1.3.2.1 Mengetahui tentang konsep dasar penyakit gastritis akut.1.3.2.2 Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan gastritis akut.1.3.2.3 Menegakkan diagnosa keperawatan dan menentukan prioritas masalah berdasarkan ancaman jiwa pada klien dengan gastritis akut.1.3.2.4 Membuat intervensi keperawatan pada klien dengan gastritis akut yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.1.3.2.5 Melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan gastritis akut.1.3.2.6 Melakukan evaluasi pada klien dengan gastritis akut.1.3.2.7 Mampu membuat dokumentasi tindakan pada pasien gastritis akut.1.4 Manfaat Penulisan1.4.1 TeoritisSecara teoritis, penulisan ini bermanfaat untuk Mamemberikan sumbangan pemikiran mau pun sebagai rujukan referensi bagi para perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis akut.1.4.2 Praktis1.4.2.1 Bagi Perkembangan IPTEKLaporan ini dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dan dijadikan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada dalam bidang kesehatan, seperti melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif dan memanfaatkan teknologi yang ada sebagai penunjang pelaksanaan asuhan keperawatan agar tepat guna.1.4.2.2 Bagi Institusi PendidikanSebagai bahan bacaan ilmiah, serta menjadi bahan atau dasar bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.1.4.2.3 Bagi Rumah SakitDapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada penderita gastritis akut.1.4.2.4 Mahasiswa40

Hasil laporan studi kasus ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta untuk memperoleh pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis akut.1

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Dasar 2.1 Pengertian GastritisGastritis adalahinflamasi dari mukosalambung ( Kapita SelectaKedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritisadalah segala radang mukosa lambung (Buku Ajar IlmuBedah, Edisi Revisi hal 749).Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atauperdarahanmukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local(Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422). Gastritis adalahsuatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikandenganadanya infiltrasi sel-sel radang padadaerah tersebut. (Imu Penyakit Dalam Jilid II). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Mansjoer Arif, 1999, hal: 492). Gastritis adalahinflamasi pada dinding gaster terutamapadalapisanmukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 181).Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung danberkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138). Jadigastritis itu adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akutdengankerusakanerosi.Erosifkarenaperlukaanhanyapadabagianmukosa, bentuk berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitasmukosalambungpada beberapatempat.Gastritis terbagi menjadi dua, yaitu :1) Gastritis akut Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. 2) Gastritis kronik Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart).2.2 Etiologi Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai berikut :2.2.1 Gastritis AkutPenyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikro sirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).2.2.2 Gastritis KronikPenyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi juga diduga pada peminum alkohol dan perokok.Penyebab lainnya juga dapat dikarenakan oleh diet yang tidak baik, makan terlau banyak, dan makan yang terlalu cepat dan makan makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme. Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang peningkatan produksi asam - asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung menjadi tambah kuat, hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung. Kemudian juga dapat di picu oleh stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan sering pula menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat infeksi bakteri dari luar tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi bakteri penyebab gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita bersangkutan. Keadaan ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya.2.3 Manifestasi Klinik2.3.1 Gastritis AkutGastritis akut erosive sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.3) Kadang kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.6) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.2.3.2 Gastritis Kronik1) Penyebabnya bervariasi2) Perasaan penuh, anoreksia3) Cepat kenyang4) Disertai dengan nyeri berat5) Adanya perdarahan pada gaster2.4 Patofisiologi2.4.1 Gastritis AkutGastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan selepitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya perdarahan. Perdarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena prosesregenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah perdarahan. 2.4.2 Gastritis KronikGastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang - ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser. Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan munculah respon radang kronis pada gaster yaitu : destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme pertahanan tubuh terhadap iritasi, yaitu dengan mengganti sel mukosa gaster, misalnya dengan sel desquamosa yang lebih kuat. Karena sel desquamosa lebih kuat maka elastisitasnya juga berkurang. Pada saat mencerna makanan, lambung melakukan gerakan peristaltik tetapi karena sel penggantinya tidak elastis maka akan timbul kekakuan yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Metaplasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.2.5 Komplikasi2.5.1 Gastritis Akut1) Perdarahan saluran cerna bagian atas,yang merupakan kedaruratan medis,terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.2) Ulkus,jika prosesnya hebat.3) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.2.5.2 Gastritis Kronik1) Anemia pernisiosa2) Ulkus peptikum3) Keganasan lambung2.6 Pemeriksaan Penunjang1) Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.2) EGD (Esofagogastriduodenoskopi) = tes diagnostik kunci untuk perdarahanGI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan /cedera.3) Analisa gaster = dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkajiaktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom Zollinger- Ellison.4) Angiografi = vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi perdarahan.5) Amilase serum = meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis.2.7 Penatalaksanaan MedisPengobatan gastritis meliputi (Soeparman, 1999, hal : 96) :1) Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi.2) Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai.3) Pemberian obat-obat antasid atauobat-obat ulkus lambung yanglain.2.7.1 Gastritis Akut1) Instruksikan pasien untuk menghindari minuman beralkohol.2) Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan.3) Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.4) Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran gastromfestinale. Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.5) Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau perforasi.2.7.2 Gastritis Kronik1) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikansedikit tapi lebih sering.2) Mengurangi stres.3) H. Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti tetraciklin , amoxillin).4) Bila terjadi penurunan Hb kurang dari normal, kolaborasi dalam perencanaan pemberian transfusi darah.2.8 Pengertian NyeriMenurut beberapa tokoh dan sumber, ada beberapa pengertian nyeri, diantaranya adalah :1) Nyeri adalah suatu keadaan individu mengalami dan melaporkan adanya rasa tidak nyaman yang berat atau perasaan tidak menyenangkan (Diagnosa Keperawatan edisi 8, Lynda Juall.1998).2) Nyeri adalah pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkatkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Judith M. Wilkinson, 2002).3) Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan individu yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tansuri, 2007).4) Nyeri merupakan suatu mekaniskme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri (Arthur C. Curton, 1983).5) Nyeri adalah sensori subejtif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (International Association For Study of Pain). 2.9 TujuanTujuan dilakukannya manajemen nyeri diantaranya adalah :1) Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri yang dirasakan oleh pasien.2) Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten.3) Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri.4) Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri.5) Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.2.10 IndikasiIndikasi pelaksanaan manajemen nyeri ini adalah kepada seluruh pasien yang mengeluh nyeri yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menimbutkan efek nyeri dan ketidaknyamanan pada pasien. 2.11 Tindakan KeperawatanBeberapa tindakan keperawatan mandiri yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri yang dialami oleh pasien, yaitu :1) Mengurangi atau menghilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri, misalnya ketidakpercayaan, kelelahan dan kebosanan.a. KetidakpercayaanPertama-tama sampaikan kepada pasien bahwa anda mengakui rasa nyeri yang dideritanya kemudian anda menjelaskan pada pasien bahwa anda akan mengkaji rasa nyeri pasien untuk lebih memahami tentang nyerinya, bukan untuk memastikan bahwa rasa nyeri tersebut benar-benar dirasakan oleh pasien.b. Kelelahan atau keletihanYang pertama dilakukan adalah menentukan penyebab keletihan, misalnya karena sedatif, analgesik, atau karena gangguan pola istirahat dan tidur. Kemudian, kembangkan pola aktivitas yang memberikan waktu istirahat yang cukup pada pasien.c. Kebosanan atau kehidupan yang monotonHal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan metode distraksi atau pengalihan perhatian yang bersifat terapeutik, misalnya dengan bernapas secara berirama, memijat area yang sakit dengan pelan, mendengarkan musik atau membayangkan hal-hal yang menyenangkan, dll.2) Menggunakan berbagai metode pereda nyeri yang non-invasif untuk memodifikasi nyeri yang dialami.a. Metode pengalihan perhatian, misalnya dengan mendengarkan musik, menonton televisi, membaca buku atau majalah, berbincang dengan orang lain.b. Metode relaksasi, misalnya dengan menganjurkan pasien untuk mengambil napas dalam sehingga paru-paru terisi penuh, menghembuskan napas secara perlahan serta melepaskan otot-otot tangan, kaki, perut dan punggung.c. Menstimulasi kulit, misalnya dengan aplikasi panas atau dingin, menggosok daerah nyeri dengan lembut, serta menggosok pada daerah punggung.3) Memberikan pereda nyeri berupa obat analgesik sesuai dengan program yang ditentukan. Obat analgesik berfungsi untuk menghalangi stimulus agar terjaid perubahan persepsi terhadap nyeri, sehingga nyeri yang dirasakan dapat berkurang atau hilang.2.12 Efek SampingNyeri yang timbul dan dirasakan oleh pasien dapat menimbulkan beberapa efek samping tertentu, yaitu :1) Stimulasi simpatik (nyeri ringan, moderat, superficial)a. Dilatasi saluran bronkial dan peningkatan respirasi rateb. Peningkatan heart ratec. Peningkatan kekuatan otot2) Stimulus parasimpatik (nyeri berat dan dalam)a. Wajah tampak pucatb. Otot menjadi mengerasc. Adanya penurunan heart rate d. Napas cepat dan ireguler3) Respon perilaku terhadap nyeria. Pernyataan verbal (mengaduh, menangis, sesak napas, dan mendengkur)b. Ekspresi wajah (meringis, menggeletukkan gigi, menggigit bibir)c. Gerakan tubuh (gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari dan tangan)2.13 KomplikasiNyeri yang tidak tertangani dapat menyebabkan beberapa komplikasi, diantaranya adalah :1) Kejang2) Masalah mobilisasi3) Hipertensi4) Hipovolemik5) Hipertermia 2.14 Pemeriksaan Penunjang1) USG (Ultrasonografi) : sebagai data yang menunjang apabila ditemukan nyeri tekan abdomen.2) Foto Rontgen : untuk mengetahui adanya tulang atau organ dalam yang abnormal.3) Pemeriksaan Laboratorium : untuk menunjang pemeriksaan lain.4) CT-scan : untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak.

Manajemen Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia : Manajemen Nyeri2.15 Pengkajian2.9.1 Nyeri akut : perasaan klien, mengkaji keparahan dan kualitas nyeri, menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.2.9.2 Nyeri kronis : difokuskan pada perilaku afektif dan kognitif :a. Pernyataan pasien tentang keluhan nyeri sebagai penentu ada tidaknya nyeri.b. Pengkajian status nyeri dengan PQRSTP (provocate):pencetus nyeri : misalnya terasa setelah kelelahan, udara dinginQ (quality):kualitas nyeri : seperti ditusuk-tusuk, digigit semut atau seperti dipukul-pukulR (region):lokasi nyeri : misalnya pada ulu hatiS (scale):skala nyeri ( 1-3 = ringan, 4-6 = sedang, 7-9 = berat, 10 = sangat berat )T (time):waktu saat nyeri yang dirasakan timbul ( pagi, siang, malam ), lamanya nyeri tersebut.2.9.3 Respon fisiologis : Simpatik : frekuensi napas meningkatParasimpatik : pasien tampak pucat, adanya ketegangan otot, penurunan denyut jantung, mual dan muntah, lemah dan mudah lelah, perilaku dan afektif.2.16 Diagnosa Keperawatan1) Nyeri akut berhubungan dengan cidera fisik2) Gangguanpola tidur berhubungan dengan ketidaknyaman fisik3) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake kurang2.17 IntervensiDiagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan cidera fisikTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil : adanya penurunan intensitas nyeri ketidaknayaman akibat nyeri berkurang tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akutIntervensi :1) Kaji keluhan nyeriRasional : mengetahui daerah nyeri,kualitas,kapan nyeri dirasakan,faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan.2) Ajarkan teknik relaksasi kepada pasienRasional : untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul3) Berikan analgetik sesuai programRasional : untuk mengurangi rasa nyeri4) Observasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan umum pasien.Diagnosa 2 : Gangguanpola tidur berhubungan dengan ketidaknyaman fisikTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan tidur tercukupi dengan kriteria hasil sebagai berikut : Kebutuhan tidur tercukupi Pasien tampak segar Tidak sering terbangun pada saat tidurIntervensi :1) Kaji pola tidur pasienRasional : untuk mengetahui kebutuhan tidur pasien setiap hari2) Ciptakan lingkungan nyaman dan tenangRasional : mencegah terjadinya kebisingan yang dapat mengganggu kenyamanan pasien3) Batasi pengunjungRasional : agar pasien lebih nyaman dan dapat tidur dengan nyenyak.Diagnosa 3 : Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake kurangTujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,kebutuhan nutrisi pasien tercukupi dengan kriteria hasil sebagai berikut : Nafsu makan bertambah Pasien tampak lemasIntervensi :1) Kaji nutrisi pasienRasional : untuk mengetahui kebutuhan nutrisi pasien2) Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya nutrisi tubuhRasional : membantu pasien dalam memperluas pengetahuan tentang nutrisi3) Kolaborasi dengan ahli giziRasional : untuk mengetahui gizi yang seimbang2.18 ImplementasiImplementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012: 53). Dalam melaksanakan tindakan perawatan, selain melaksanakannya secara mandiri, harus adanya kerja sama dengan tim kesehatan lainnya. Implementasi merupakan realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menilai data yang baru. Implementasi tindakan dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: independent (mandiri), interdependent (bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya: dokter, bidan, tenaga analis, ahli gizi, apoteker, ahli kesehatan gigi, fisioterapi dan lainnya) dan dependent (bekerja sesuai instruksi atau delegasi tugas dari dokter). Perawat juga harus selalu mengingat prinsip 6S setiap melakukan tindakan, yaitu senyum, salam, sapa, sopan santun, sabar dan syukur. Selain itu, dalam memberikan pelayanan, perawat harus melaksankannnya dengan displin, inovatif (perawat harus berwawasan luas dan harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi), rasional, integrated (perawat harus mampu bekerja sama dengan sesama profesi, tim kesehatan yang lain, pasien, keluarga pasien berdasarkan azas kemitraan), mandiri, perawat harus yakin dan percaya akan kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan berhasil (Zaidin, 2003: 84).Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Gaffar, 2003: 50).2.19 EvaluasiTahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan denagn criteria hasil pada tahap perencanaan. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu (Setiadi, 2012: 57).2.19.1 Evaluasi formatif Menyatakan evaluasi yang dilakukan pada saat memberikan intervensi dengan respon segera. Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisian format catatn perkembangan denagn berorientasi kepada masalah yang dialami klien. Format yang dipakai adalah SOAP yaitu S: subjektif ddalah perkembangan keadaan yang dirasakan klien, dikeluhkan, dan dikemukakan klien; O: objektif adalah perkembangan yang dapat diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain; A: analisis yaitu penilaian dari kedua jenis data apakah berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran; P: perencanaan berdasarkan hasil analisis yang berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum teratasi.2.19.2 Evaluasi sumatifMerupakan rekapitulasi dari hasil obsevasi dan analisis status pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan pada tahap perencanaan. Evaluasi ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang akan dicapai. Format yang dipakai adalah format SOAPIER yaitu S: subjektif ddalah perkembangan keadaan yang dirasakan klien, dikeluhkan, dan dikemukakan klien; O: objektif adalah perkembangan yang dapat diamati dan diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain; A: analisis yaitu penilaian dari kedua jenis data apakah berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran; P: perencanaan berdasarkan hasil analisis yang berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum teratasi; I: implementasi yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana; E: evaluasi yaitu penilaian tentang sejauh mana rencana tindakan dan evaluasi telah dilaksanakan dan sejauh mana masalah klien teratasi; R: reassesment yaitu bila hasil evaluasi menunjukkan masalah belum teratasi, pengkajian ulang perlu dilakukan kembali melalui proses pengumpulan data subjektif, objektif dan proses analisisnya.

Hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi nyeri adalah :1) Klien melaporkan tidak ada keluhan nyeri atau rasa nyeri berkurang.2) Skala nyeri berkurang (1-3 = nyeri ringan, 4-6 = nyeri sedang, 7-9 = nyeri berat, 10 = nyeri sangat berat).3) Kebutuhan istirahat dan tidur pasien dapat terpenuhi.4) Kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dengan adekuatBAB 3ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Tinjauan Kasus

Ny. S berumur 48 tahun datang ke Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus pada tanggal 22 April 2014 untuk berobat. Pasien diantar suaminya ke RSUD Doris Sylvanus dengan menggunakan sepeda motor dan masuk ke Poli Klinik Penyakit Dalam pada jam 08.45 WIB.Pasien mengatakan sejak tahun 2012 mengalami penyakit maag atau gastritis. Selain itu, pasien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak berusia 40 tahun. Pada saat pengkajian, pasien mengeluh sakit perut 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Selain itu, saat ditanya perawat tentang penyebab sakitnya pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit yang dialaminya. Setelah dilakukan observasi, pasien tampak menahan nyerinya, lemah, pucat, ekspresi wajah tampak menggit bibir. Terdapat nyeri tekan pada area ulu hati. Pengukuran TTV. TD : 140/90 mmHg, N: 75x/menit, RR; 20x/menit, S: 36,7o C.

3.2 Analisis Data

ASUHAN KEPERAWATAN POLI KLINIK

Nama Mahasiswa: Meyria SintaniNIM: 2012. C. 04a. 0314Tanggal Praktik: 22 April 2014Ruang: Poli Klinik Penyakit Dalam

3.2.1 Identias PasienNama Klien: Ny. SUmur: 48 tahunAgama: IslamPendidikan: SLTAPekerjaan: Ibu Rumah TanggaNo. Reg: 02.15.71Tanggal Periksa: 22 April 2014 , Jam 08.30 WIBDiagnosa Medis: Gastritis Akut 3.2.2 Analisis DataNo.DataMasalahEtiologi

1.DS:Pasien mengatakan sakit perut 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari.

DO: Pasien tampak menahan nyeri Pasien tampak menggigit bibir Pasien tampak lemah Pasien tampak pucat Nyeri tekan pada ulu hati Skala nyeri 4 (nyeri sedang) TTVTD : 140/90 mmHgN : 75x/menitRR : 20x/menitS : 36,7o CGangguan rasa nyaman : nyeriBerbagai faktor pencetus

Iritasi sel epitel gaster

Produksi HCl meningkat

Respon lambung vasodilatasi mukosa

Produksi HCl meningkat

Iritasi Lambung

Nyeri

2.DS :Pasien mengatakan ia kurang mengetahui tentang penyakit yang dialaminya.

DO : Pasien tidak mengetahui penyebab penyakit yang dia alamiDefisit pengetahuanBerbagai faktor yang menyebabkan kurangnya infomasi : pendidikan, hambatan komunikasi, kurangnya interaksi dengan orang lain, dsb

Defisit Informasi

3.3 Diagnosa Keperawatan1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lambung yang ditandai dengan pasien mengatakan saya mengalami sakit perut selama 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, skala nyeri 4 (nyeri sedang), TTV : TD=140/90 mmHg, N=75x/menit, RR=20x/menit, S=36,7o C.2) Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi

3.4 Intervensi KeperawatanNo. Diagnosa Kep.TujuandanKriteria HasilIntervensiRasional

1.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit, diharapkan nyeri dapat teratasi.

Kriteria Hasil : Pasien mampu menerapkan teknik relaksasi Skala nyeri 2-3 Pasien tampak rileks1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri yang di alami.2. Gunakan komunikasi terapeutik saat berbicara dengan pasien.3. Ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam.4. Kolaborasi dalam pemberian obat dan anjurkan pasien untuk minum obat tepat waktu dan jelaskan pada pasien tentang penggunaan obat.5. Menganjurkan pasien untuk kontrol kembali ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus untuk mengetahui perkembangan pasien.1. Menambah informasi kepada pasien tentang penyebab nyeri yang pasien alami sehingga pasien mengerti dan menjauhi faktor apa saja yang dapat memicu nyeri timbul.2. Komunikasi terapeutik berfungsi untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan.3. Teknik relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan membantu pasien untuk rileks.4. Obat-obatan dapat membantu proses penyembuhan penyakit pasien.5. Untuk mengetahui keefektifan obat serta mengetahui perkembangan pasien selanjutnya.

2.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit, diharapkan informasi yang diberikan dapat dimengerti pasien.

Kriteria Hasil : Pasien dapat menyebutkan pengertian nyeri Pasien dapat menyebutkan macam-macam penyebab nyeri Pasien dapat menyebutkan beberapa tanda dan gejala nyeri Pasien dapat mempraktikkan salah satu cara untuk mengurangi nyeri yang sudah diajarkan perawat.1. Kaji tingkat pengetahuan pasien2. Berikan penkes kepada pasien tentang Manajemen Nyeri3. Ajak pasien untuk berinterasi dengan perawat selama penyuluhan4. Dukung pasien apabila terdapat opini dengan cara yang tepat5. Evaluasi hasil dari pelaksanaan penkes yang telah diberikan1. Sebagai dasar penetapan intervensi selanajutnya.2. Untuk menambah informasi pengetahuan kepada pasien dengan benar.3. Menjalin hubungan interaksi yang baik antara pasien dan perawat.4. Membantu mengembangkan pola pikir dan mengarahkannya ke arah yang benar.5. Mengetahui keefektifan penyampaian informasi dan kemampuan pasien menerima informasi yang diberikan.

3.5 Implementasi dan EvaluasiNo. Diagnosa Kep.Hari, TanggalJamImplementasiEvaluasiTanda Tangan Perawat

1Selasa, 22 April 201409.00 WIB

09.25 WIB

09.30 WIB

1. Menjelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri yang di alami.Penyebab nyeri yang Ny.S alami dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman seperti kopi, makanan yang pedas, makanan dan minuman yang asam, juga dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur. Makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga apabila tidak di netralkan oleh makanan lain dapat membuat lambung luka dan terasa sakit.2. Menggunakan komunikasi terapeutik saat berbicara dengan pasien.3. Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam.4. Berkolaborasi dalam pemberian obat dan menganjurkan pasien untuk minum obat tepat waktu dan jelaskan pada pasien tentang penggunaan obat. Sukralfat syr3 x 1cObat ini berfungsi untuk menurunkan asam lambung. Obat ini dapat dimimun dalam keadaan perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan pada pagi, siang dan sebelum tidur malam hari sebanyak 1 sendok takaran yang tersedia. Amlodipine 10 mg0-0-1Obat ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah supaya dapat kembali normal. Obat ini dapat diminum satu kali sehari pada malam hari sehabis makan atau pada saat sebelum tidur. 5. Menganjurkan pasien untuk kontrol kembali ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus untuk mengetahui perkembangan pasien.

S : Pasien mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan jam makan pagi, siang dan malam kurang teratur.

O : Pasien dapat mempraktikkan teknik relaksasi dengan napas dalam. Skala nyeri : 3 (nyeri ringan) Pasien tampak cukup rileks Pasien tampak mengerti tentang apa yang disampaikan perawat

A :Masalah teratasi sebagian

P :Lanjutkan intervensi Observasi keadaan keadaan pasien pada kontrol berikutnya Anjurkan pasien makan tepat waktu Anjurkan pasien untuk mengurangi konsumsi kopiMeyria

2Selasa, 22 April 201409.10 WIB

09.30 WIB

1. Memberikan penkes kepada pasien tentang Manajemen Nyeri : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan penatalaksaan.2. Mengajak pasien untuk berinterasi dengan perawat selama penyuluhan3. Mendukung pasien apabila terdapat opini dengan cara yang tepat4. Mengevaluasi hasil dari pelaksanaan penkes yang telah diberikan

S :Pasien mengatakan nyeri adalah suatu perasaan sakit yang dirasakan seseorang.Pasien mengatakan penyebab nyeri yang dirasakan adalah karena pasien sering mengkonsumsi kopi yang bisa membuat lambung terluka karena asam lambung yang meningkat dan makan tidak tepat waktu. Pasien mengatakan tanda dan gejala nyeri adalah dari ekspresi wajah yang kesakitan, menggigit bibir dan menyentuh bagian yang sakit.Pasien mengatakan cata mengurangi nyeri dapat menggunakan menggunakan cara menarik napas dalam, ngobrol dengan orang lain, dll

O : Pasien dapat mempraktikkan salah satu metode dalam manajemen nyeri yaitu dengan menarik napas dalam. Pasien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan penatalaksanaan manajemen nyeri dengan cukup baik.

A :Masalah teratasi

P :Intervensi dihentikan

Meyria

BAB 4PEMBAHASAN

Pelaksanaan asuhan keperawatan mengacu pada konsep dan teori yang sudah ada dan teruji. Dalam BAB ini penulis mencoba membahas antara konsep dan kasus yang ada, faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pelaksanaan proses asuhan keperawatan yang telah dilaksanankan pada Selasa tanggal 22 April 2014 pada Ny. S dengan Gastritis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.

4.1 PengkajianBerdasarkan pengkajian pada Ny. S yang sudah dilakukan pada hari Selasa, 22 April 2014 didapatkan keluhan utama Ny. S yaitu pasien mengatakan sejak tahun 2012 mengalami penyakit maag atau gastritis. Selain itu, pasien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak berusia 40 tahun. pasien mengeluh sakit perut 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien juga mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan jam makan pagi, siang dan malam kurang teratur. Selain itu, saat ditanya perawat tentang penyebab sakitnya pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit yang dialaminya. Pasien juga tidak mengetahui bagaimana cara mengurangi nyeri yang dialaminya.Setelah dilakukan observasi, pasien tampak menahan nyerinya, lemah, pucat, ekspresi wajah tampak menggit bibir. Saat di lakukan pemeriksaan oleh perawat, terdapat nyeri tekan pada area ulu hati. Pengukuran TTV. TD : 140/90 mmHg, N: 75x/menit, RR; 20x/menit, S: 36,7o C.

4.2 Diagnosa KeperawatanBerdasarkan hasil pengkajian, diagnosa yang diangkat oleh penulis dalam asuhan keperawatan Ny. S dengan gastritis akut di Poli Klinik Penyakit dalam yaitu :

4.2.1 Diagnosa Keperawatan PertamaGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lambung yang ditandai dengan pasien mengatakan saya mengalami sakit perut selama 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, skala nyeri 4 (nyeri sedang), TTV : TD=140/90 mmHg, N=75x/menit, RR=20x/menit, S=36,7o C.Diagnosa ini merupakan diagnosa prioritas pertama karena melihat kondisi pasien yang mengeluhkan nyeri dan menyebabkan pasien tidak dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal. Diagnosa ini juga merupakan suatu masalah yang aktual karena sedang terjadi pada pasien dan harus segera diatasi.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan KeduaDefisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi, ditandai dengan pasien mengatakan pasien mengatakan ia kurang mengetahui tentang penyakit yang dialaminya, pasien juga tidak mengetahui penyebab penyakit yang dia alami.Diagnosa ini merupakan diagnosa prioritas kedua karena mendengar keluhan pasien dan terjadi akibat kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakit yang pasien alami, sehingga pasien sering lalai dalam penanganan penyakitnya. Pasien juga kurang mengetahui tentang penyebab nyeri yang timbul.

4.3 IntervensiUpaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah keperawatan yang dialami oleh Ny. S adalah dibuatnya tujuan, kriteria hasil, serta rasional tindakan dari setiap intervensi pada diagnosa yang telah ditegakkan.

4.3.1 Intervensi Diagnosa PertamaGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lambung yang ditandai dengan pasien mengatakan saya mengalami sakit perut selama 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, skala nyeri 4 (nyeri sedang), TTV : TD=140/90 mmHg, N=75x/menit, RR=20x/menit, S=36,7o C. Tujuan tindakan pada diagnosa ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit, diharapkan nyeri dapat teratasi dengan kriteria hasil pasien mampu menerapkan teknik relaksasi, skala nyeri 2-3, pasien tampak rileks.Tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosa ini yaitu antara lain seperti jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri yang di alami dengan rasionalnya menambah informasi kepada pasien tentang penyebab nyeri yang pasien alami sehingga pasien mengerti dan menjauhi faktor apa saja yang dapat memicu nyeri timbul, gunakan komunikasi terapeutik saat berbicara dengan pasien dengan rasionalnya komunikasi terapeutik berfungsi untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien, perawat berusaha mengungkap perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan, ajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam dengan rasionalnya teknik relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan membantu pasien untuk rileks, kolaborasi dalam pemberian obat dan anjurkan pasien untuk minum obat tepat waktu dan jelaskan pada pasien tentang penggunaan obat dengan rasionalnya obat-obatan dapat membantu proses penyembuhan penyakit pasien, menganjurkan pasien untuk kontrol kembali ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus untuk mengetahui perkembangan pasien dengan rasionalnya untuk mengetahui keefektifan obat serta mengetahui perkembangan pasien selanjutnya.

4.3.2 Intervensi Diagnosa KeduaDefisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi. Tujuan tindakan keperawatan pada diagnosa ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit, diharapkan informasi yang diberikan dapat dimengerti pasien dengan kriteria hasil pasien dapat menyebutkan pengertian nyeri, pasien dapat menyebutkan macam-macam penyebab nyeri, pasien dapat menyebutkan beberapa tanda dan gejala nyeri, pasien dapat mempraktikkan salah satu cara untuk mengurangi nyeri yang sudah diajarkan perawat.Tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosa ini yaitu antara lain seperti kaji tingkat pengetahuan pasien dengan rasional sebagai dasar penetapan intervensi selanajutnya, berikan penkes kepada pasien tentang Manajemen Nyeri dengan rasional untuk menambah informasi pengetahuan kepada pasien dengan benar, ajak pasien untuk berinterasi dengan perawat selama penyuluhan dengan rasional menjalin hubungan interaksi yang baik antara pasien dan perawat, dukung pasien apabila terdapat opini dengan cara yang tepat dengan rasional membantu mengembangkan pola pikir dan mengarahkannya ke arah yang benar, evaluasi hasil dari pelaksanaan penkes yang telah diberikan dengan rasional mengetahui keefektifan penyampaian informasi dan kemampuan pasien menerima informasi yang diberikan.

4.4 ImplementasiPelaksanaan/implementasi keperawatan adalah tahap pada tindakan nyata yang di lakukan perawat kepada pasien mengacu pada perencanaan/intervensi. Pelaksanaan tindakan keperawatan penulis sesuai dengan tindakan berdasarkan prioritas masalah yang di lakukan 1 x 20 menit. Penulis lebih mengutamakan hal yang menjadi prioritas utama yaitu pelaksanaan pada gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lambung yang ditandai dengan pasien mengatakan saya mengalami sakit perut selama 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, skala nyeri 4 (nyeri sedang), TTV : TD=140/90 mmHg, N=75x/menit, RR=20x/menit, S=36,7o C.Diagnosa keperawatan yang pertama penulis melakukan lima tindakan keperawatan yaitu menjelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri yang di alami.Penyebab nyeri yang Ny.S alami dapat dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman seperti kopi, makanan yang pedas, makanan dan minuman yang asam, juga dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur. Makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga apabila tidak di netralkan oleh makanan lain dapat membuat lambung luka dan terasa sakit. Menggunakan komunikasi terapeutik saat berbicara dengan pasien, Mengajarkan pasien teknik relaksasi napas dalam, dan Berkolaborasi dalam pemberian obat dan menganjurkan pasien untuk minum obat tepat waktu dan jelaskan pada pasien tentang penggunaan obat Sukralfat syrup 3x1c dan Amlodipine 10 mg 0-0-1.Pada diagnosa keperawatan yang kedua penulis melakukan empat tindakan keperawatan diantaranya : memberikan penkes kepada pasien tentang Manajemen Nyeri : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dan penatalaksaan, mengajak pasien untuk berinterasi dengan perawat selama penyuluhan, mendukung pasien apabila terdapat opini dengan cara yang tepat, dan mengevaluasi hasil dari pelaksanaan penkes yang telah diberikan.Faktor pendukung dalam pelaksanaan/implementasi adalah pasien dan keluarga sangat kooperatif dalam setiap tindakan keperawatan yang di berikan. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah keterbatasan penulis dalam melakukan tindakan keperawatan dan waktu yang tersedia sangat sedikit sehingga perawat harus dapat bertindak cepat dan tepat dalam melakukan tindakan keperawatan.

4.5 EvaluasiPada kasus, evaluasi keperawatan dilakukan pada hari yang sama dengan implementasi keperawatan. Evaluasi yang dilakukan menggunakan format SOAP dan untuk pencapaiannya disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi keperawatan yang pertama penulis mendapat hasil subjektif pasien mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan jam makan pagi, siang dan malam kurang teratur. Data objektif pasien dapat mempraktikkan teknik relaksasi dengan napas dalam, skala nyeri : 3 (nyeri ringan), pasien tampak cukup rileks, Pasien tampak mengerti tentang apa yang disampaikan perawat. Sehingga dapat di simpulkan masalah teratasi sebagian. Kemudian rencana intervensi kedepannya adalah observasi keadaan keadaan pasien pada kontrol berikutnya, anjurkan pasien makan tepat waktu, anjurkan pasien untuk mengurangi konsumsi kopi.Evaluasi keperawatan yang kedua penulis mendapat hasil subjektif Pasien mengatakan nyeri adalah suatu perasaan sakit yang dirasakan seseorang. Pasien mengatakan penyebab nyeri yang dirasakan adalah karena pasien sering mengkonsumsi kopi yang bisa membuat lambung terluka karena asam lambung yang meningkat dan makan tidak tepat waktu. Pasien mengatakan tanda dan gejala nyeri adalah dari ekspresi wajah yang kesakitan, menggigit bibir dan menyentuh bagian yang sakit. Pasien mengatakan cata mengurangi nyeri dapat menggunakan menggunakan cara menarik napas dalam, ngobrol dengan orang lain, dll. Data objektif yang diperoleh pasien dapat mempraktikkan salah satu metode dalam manajemen nyeri yaitu dengan menarik napas dalam, pasien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan penatalaksanaan manajemen nyeri dengan cukup baik. Sehingga diperoleh kesimpulan masalah teratasi dan intervesi dihentikan.

BAB 5PENUTUP

5.1 SimpulanDalam uraian ini terdapat beberapa kesimpulan oleh penulis mengenai konsep dasar teori dengan membandingkan kasus pada Ny. S dengan Gastritis Akut yang di lakukan pada tanggal 22 April 2014 di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Beberapa simpulan tersebut adalah sebagai berikut:5.1.1 PengkajianData didapat secara langsung melalui wawancara, pengkajian, pemeriksaan fisik serta di dekumentasikan pada pasien dan ditemukan data-data pasien mengatakan sejak tahun 2012 mengalami penyakit maag atau gastritis. Selain itu, pasien juga mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak berusia 40 tahun. pasien mengeluh sakit perut 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien juga mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan jam makan pagi, siang dan malam kurang teratur. Selain itu, saat ditanya perawat tentang penyebab sakitnya pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit yang dialaminya. Pasien juga tidak mengetahui bagaimana cara mengurangi nyeri yang dialaminya.Setelah dilakukan observasi, pasien tampak menahan nyerinya, lemah, pucat, ekspresi wajah tampak menggit bibir. Saat di lakukan pemeriksaan oleh perawat, terdapat nyeri tekan pada area ulu hati. Pengukuran TTV. TD : 140/90 mmHg, N: 75x/menit, RR; 20x/menit, S: 36,7o C.

5.1.2 Diagnosa KeperawatanDari hasil pengkajian pada Ny. S, penulis mengangkat dua diagnosa keperawatan berdasarkan dari analisa data yang di peroleh penulis yaitu: gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lambung yang ditandai dengan pasien mengatakan saya mengalami sakit perut selama 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, skala nyeri 4 (nyeri sedang), TTV : TD=140/90 mmHg, N=75x/menit, RR=20x/menit, S=36,7o C.Dan diagnosa kedua yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi.

5.1.3 IntervensiPerencanaan adalah suatu perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien atas tindakan yang di lakukan oleh perawat. Yang perlu mempersiapkan atau langkah-langkah untuk membuat suatu perencanaan adalah yang pertama pengumpulan data, mengidentifikasi masalah yang di jadikan diagnosa, menetapkan tujuan-tujuan yang di lakukan, mengidentifikasi hasil dan yang terakhir penulis (perawat) memilih perencanaan/intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dan tujuan yang di inginkan. Perencanaan di buat berdasarkan prioritas masalah, pada kasus Ny. S yang mejadi prioritas keperawatan adalah gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lambung yang ditandai dengan pasien mengatakan saya mengalami sakit perut selama 5 hari seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri terasa hilang timbul pada saat beraktivitas siang hari sampai sore hari. Pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak lemah, pasien tampak pucat, skala nyeri 4 (nyeri sedang), TTV : TD=140/90 mmHg, N=75x/menit, RR=20x/menit, S=36,7o C. Kemudian pada diagnosa kedua yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya infomasi.

5.1.4 ImplementasiTindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan ada beberapa tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang telah disusun dan hanya beberapa rencana yang dapat dilakukan. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian antara rencana yang disusun dan tindakan keperawatan dengan keadaan pasien, selain itu juga karena keterbatasan waktu yang ada perawat harus bertidak cepat dan tepat. Tidak banyak yang dapat dilakukan perawat karena pelaksanaannya adalah di poliklinik, pasien datang hanya untuk kontrol dan konsultasi dengan dokter.

5.1.5 EvaluasiEvaluasi adalah hal yang membuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Dari kedua diagnosa yang terdapat pada kasus ini, pada evaluasi keperawatan pertama penulis mendapat hasil subjektif pasien mengatakan sering mengkonsumsi kopi dan jam makan pagi, siang dan malam kurang teratur. Data objektif pasien dapat mempraktikkan teknik relaksasi dengan napas dalam, skala nyeri : 3 (nyeri ringan), pasien tampak cukup rileks, Pasien tampak mengerti tentang apa yang disampaikan perawat. Sehingga dapat di simpulkan masalah teratasi sebagian. Kemudian rencana intervensi kedepannya adalah observasi keadaan keadaan pasien pada kontrol berikutnya, anjurkan pasien makan tepat waktu, anjurkan pasien untuk mengurangi konsumsi kopi. Pada evaluasi keperawatan yang kedua penulis mendapat hasil subjektif Pasien mengatakan nyeri adalah suatu perasaan sakit yang dirasakan seseorang. Pasien mengatakan penyebab nyeri yang dirasakan adalah karena pasien sering mengkonsumsi kopi yang bisa membuat lambung terluka karena asam lambung yang meningkat dan makan tidak tepat waktu. Pasien mengatakan tanda dan gejala nyeri adalah dari ekspresi wajah yang kesakitan, menggigit bibir dan menyentuh bagian yang sakit. Pasien mengatakan cata mengurangi nyeri dapat menggunakan menggunakan cara menarik napas dalam, ngobrol dengan orang lain, dll. Data objektif yang diperoleh pasien dapat mempraktikkan salah satu metode dalam manajemen nyeri yaitu dengan menarik napas dalam, pasien dapat menjelaskan pengertian, penyebab, dan penatalaksanaan manajemen nyeri dengan cukup baik. Sehingga diperoleh kesimpulan masalah teratasi dan intervesi dihentikan.

5.2 Saran5.2.1 Bagi Institusi rumah sakitDiharapkan dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dan pemberian asuhan keperawatan, terutama di bidang promotif dan preventif untuk meminimalkan jumlah kasus yang terjadi serta mengurangi penyebaran infeksi ke orang lain.

5.2.2 Bagi Institusi PendidikanDiharapkan bagi institusi pendidikan untuk menambah koleksi buku-buku penting di perpustakaan, sehingga dapat lebih mempermudah mahasiswa/(i) yang akan membuat laporan studi kasus seperti ini. Diharapkan juga untuk lebih menggalakkan upaya promotif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.

Hidayat,A,Aziz,Aimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:Aplikasi Dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Watono,Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif ed. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC Edisi 2. Yogyakarta : Tim Editor.

Setiadi. 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.