Upload
sherley-meiske-pakasi
View
41
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Presentasi Gawat Janin
Citation preview
SEORANG BAYI LAKI-LAKI LAHIR SECARA OPERASI SESAR ATAS INDIKASI GAWAT JANIN DENGAN NILAI APGAR 4/7
KELOMPOK VII
KELOMPOK VII
030.08.059 Bhastiyan D W
030.08.060 Billy Susanto
030.08.063 Cahyarani Wulansari
030.09.227 Savitri Sirait
030.09.229 Sela Arini Putri
030.09.231 Shane Sakinah
030.09 232 Shendy Noor Pratiwi
030.09.233 Sherley Meiske Pakasi
030.09.235 Shinta Restyana Widya
030.09.236 Silvani Ully Siahaan
030.09.237 Siswanto 030.09.238 Siti Halida
Zoraida SDA 030.09.239 Sitti Monica
A Ambon 030.09.240 Sonia Laras
Putri
LAPORAN KASUS
Seorang bayi laki-laki lahir secara operasi sesar atas indikasi gawat janin dengan nilai apgar 4/7. Riwayat ketuban pecah 30 jam. Pemeriksaan fisik tampak bayi kesulitan bernafas, sianosis, retraksi sela iga, dan frekuensi jantung 100 x/menit dan berat lahir 2300 g.
Seksio sesarea
adalah melahirkan janin yang sudah mampu hidup (beserta plasenta dan selaput ketuban) secara transabdominal melalui insisi uterus
Indikasi Kasus gawat janin Panggul sempit Kasus kelainan letak Jika terjadi kontraksi lemah dan tidak
terkoordinasi Ibu menderita preeklamsia Riwayat persalinan seksio sesarea sebelumnya
Gawat Janin
Istilah fetal distress biasa digunakan untuk menggambarkan hipoksia/asfiksia pada janin dimana dapat menyebabkan berbagai dampak seperti dekompresi respon fisiologis, gangguan system pusat, kecacatan pada janin bahkan kematian bila janin tidak segera dilahirkan
Asfiksia Neonatorum
suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut
PEMBAHASAN KASUS
Identitas
Nama : - Umur : (bayi baru lahir) Jenis kelamin : laki-laki Agama : - Nama Orang tua : - Pekerjaan Orang tua : -
Masalah Kasus
Bayi dilahirkan dengan indikasi gawat janin yang berarti terdapat suatu keadaan yang dapat
menyebabkan neonatus mengalami hipoksia.
Nilai apgar pada menit pertama setelah dilahirkan adalah 4 yang berarti neonatus mengalami asfiksia sedang.
Riwayat ketuban pecah 30 jam Hal ini menandakan bahwa ketuban telah pecah lama
sebelum persalinan dan kemungkinan terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga hubungan janin dan ibu terganggu dan terjadilah asfiksia
Apgar Score
Komponen Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
Warna kulit Seluruhnya biru warna kulit tubuh normal
merah muda,
tetapi tangan dan kaki
kebiruan (akrosianosis)
warna kulit tubuh, tangan, dan
kaki
normal merah muda, tidak ada
sianosis
appearance
Denyut jantung Tidak ada < 100 x/menit >100x/menit Pulse
Respons reflex Tidak ada respon terhadap
stimulasi
meringis/menangis lemah
ketika distimulasi (gerakan
sedikit)
meringis/bersin/batuk saat
stimulasi saluran napas (gerakan
kuat/melawan)
Grimace
Tonus otot Lemah/tidak ada Sedikit gerakan Bergerak aktif Activity
pernapasan Tidak ada Lemah atau tidak teratur menangis kuat, pernapasan baik
dan teratur
Respiration
Nilai 0-3 : Asfiksia beratNilai 4-6 : Asfiksia sedangNilai 7-10 : Normal
Pemeriksaan Fisik
Tampak kesulitan bernafas.
Sianosis dan Retraksi sela iga. menunjukan kesulitan bernafas (asfiksia) yang
dialami oleh neonatus
Frekuensi jantung 100 x/menit.(N:120-160x/menit) frekuensi jantung menurun dari normal
Berat lahir 2300 gram.(N:2500-3000 gram) tergolong rendah
Mekanisme Kasus
Ketuban pecah 30 jam
Ketuban pecah
dini(KPD) Meningkatkan resiko infeksi
pada janin
oligohidramnion
Menekan tali pusat
gangguan pertukaran gas atau
pengangkutan oksigen dari ibu ke janin
hipoksia atau asfiksia janin
Asfiksia neonatorum
Penatalaksanaan
Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir
Metode Resusitasi Resusitasi umum Resusitasi khusus
Terapi medikamentosa
Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir
a. Persiapan KeluargaSebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan
b. Persiapan tempat resusitasi
Gunakan ruangan yang hangat dan terang Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan
kering(meja atau tikar) Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas
(misalnya; lampu sorot) dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau pintu yang terbuka).
lampu sorot atau bohlam berdaya 60watt
c. Persiapan Alat Resusitasi
2 helai kain/handuk Bahan ganjal bahu bayi untuk mengatur posisi kepala bayi. Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal Kotak alat resusitasi. Jam atau pencatat waktu.
Metode Resusitasi
Resusitasi umum
Dilakukan bila setelah 30 detik setelah lahir bayi belum menangis
Bersihkan jalan napas : Posisi kepala bayi lebih rendah atau ekstensi agar lender mudah
mengalir, bersihkan lender serta cairan ketuban dari rongga mulut dan faring dengan suction.
Rangsang reflex pernapasan : Pembersihan jalan napas dengan suction juga akan merangsang
refleks pernapasan, dapat juga diberikan rangsang nyeri dengan menepuk atau menyentil kedua telapak kaki, dan menekan tendon achiles. Bila gagal, anggap bayi tersebut menderita asfiksia ringan-sedang.
Pertahankan suhu tubuh bayi : Tubuh bayi dikeringkan, pemanasan menggunakan lampu pijar,
atau meyelimuti bayi
Resusitasi khusus
ventilasi tekanan positif Mulut ke mulut Dengan masker atau ambubag intubasi endotrakeal
ventilasi tekanan positif disertai kompresi dada
Bagan Resusitasi
Terapi medikamentosa
Epinefrin Bila didapatkan denyut jantung < 60x/menit
Antibiotik profilaksis riwayat ketuban pecah dini meningkatkan resiko infeksi pada
bayi
Bikarbonat natrikus dan Glukosa 15-20% Diberikan dengan indikasi hampir selalu pada asfiksia berat
disertai asidosis, ditambah dengan bayi BBLR pada kasus ini. Segera dikoreksi.
Prognosis
Prognosis pada kasus asfiksia sedang tergantung pada kecepatan penatalaksanaan. Jika penatalaksanaan cepat, didapatkan prognosis cukup baik.
Apabila penatalaksanaan tidak cukup cepat, maka akan timbul kelainan neurologis yang permanen (seperti cerebral palsy atau retardasi mental) bahkan kematian
KESIMPULAN
Pada kasus ini bayi lahir dengan asfiksia sedang (dapat dilihat berdasarkan apgar score menit pertama : 4) segera ditangani dengan dilakukannya resusitasi, baik resusitasi umum maupun khusus. Pada menit ke 5, nilai apgar bayi ini kemudian naik menjadi 7 (batas bawah nilai normal apgar) yang menandakan berhasilnya tindakan resusitasi yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasan R, Alatas H. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI;2007.p.1069-80. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Diagnosis Fisis pada
Anak. Jakarta: CV Sagung Seto;2009.p.146-7. Jazayeri A. Premature Rupture of Membranes. Available at :
http://emedicine.medscape.com/article/261137-overview. Accessed on November, 15th 2011.
Kosim MS. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Bidan dan Perawat. Jakarta: IDAI;2003.
Gawat Janin (Fetal Distress). Available at : http://www.artikelkedokteran.com/120/gawat-janin-fetal-distress.html. Accessed on November, 15th 2011.
Seksio Sesaria. Available at : http://nursingbegin.com/askep-sectio-caesarea/. Accessed on November, 15th 2011.
Asfiksia Neonatorum. Available at : http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&html=07110-skow264.htm. Accessed on November 15, 2011.
Thank you