15
Memahami dan menjelaskan Gawat Janin! LO.1. Definisi Gawat Janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima cukup oksigen sehingga terjadi hipoksia yang dapat menyebabkan kematian pada janin. LO.2.Etiologi Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila: Persalinan berlangsung lama Induksi persalinan dengan oksitosin (kontraksi hipertonik) Terjadi perdarahan atau infeksi Insufisiensi plasenta: post term atau preeclampsia LO.3. Tanda-tanda gawat janin Tanda-tanda gawat janin biasanya ditemukan Denyut jantung janin (DJJ) abnormal DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi DJJ ireguler: kadang-kadang ditemukan DJJ > 180x/menit tetapi disertai takikardi ibu. Hal ini merupakan reaksi terhadap: o Demam pada ibu o Obat-obatan yang menyebabkan takikardi (misal: tokolitik) o Amnionitis Memahami dan menjelaskan Hipertensi Kehamilan! LO.1. Definisi Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi kehamilan setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan timbulnya hipertensi, disertai salah satu dari : edema, proteinuria, atau kedua-duanya.

Gawat Janin

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tutorial

Citation preview

Page 1: Gawat Janin

Memahami dan menjelaskan Gawat Janin!

LO.1. Definisi

Gawat Janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima cukup oksigen sehingga terjadi hipoksia yang dapat menyebabkan kematian pada janin.

LO.2.Etiologi

Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila:

Persalinan berlangsung lama

Induksi persalinan dengan oksitosin (kontraksi hipertonik)

Terjadi perdarahan atau infeksi

Insufisiensi plasenta: post term atau preeclampsia

LO.3. Tanda-tanda gawat janin

Tanda-tanda gawat janin biasanya ditemukan Denyut jantung janin (DJJ) abnormal

DJJ < 100x/menit DI LUAR kontraksi

DJJ > 180x/menit dan ibu tidak mengalami takikardi

DJJ ireguler: kadang-kadang ditemukan DJJ > 180x/menit tetapi disertai takikardi ibu. Hal ini merupakan

reaksi terhadap:

o Demam pada ibu

o Obat-obatan yang menyebabkan takikardi (misal: tokolitik)

o Amnionitis

Memahami dan menjelaskan Hipertensi Kehamilan!

LO.1. Definisi

Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi kehamilan setelah kehamilan 20 minggu yang ditandai dengan

timbulnya hipertensi, disertai salah satu dari : edema, proteinuria, atau kedua-duanya.

Page 2: Gawat Janin

LO.2. Etiologi

Tidak diketahui dengan pasti. Pre-eclampsia, the disease of theories (Zweifel, 1916).

Faktor predisposisi :

1) Primigravida atau nullipara, terutama pada umur reproduksi ekstrem, yaitu remaja dan umur 35 tahun ke atas.

2) Multigravida dengan kondisi klinis :

a) Kehamilan ganda dan hidrops fetalis.

b) Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes mellitus.

c) Penyakit-penyakit ginjal.

3) Hiperplasentosis :

— Molahidatidosa,kehamilan ganda, hidrops fetalis, bayi besar, diabetes mellitus.

4) Riwayat keluarga pernah pre-eklamsia atau eklamsia.

5) Obesitas dan hidramnion.

6) Gizi yang kurang dan anemi.

7) Kasus-kasus dengan kadar asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi asam lemak tidak jenuh, kurang

antioksidans.

LO.3. Klasifikasi

Hipertensi Kronik· Tekanan darah sistolik darah sistolik ≥ 140mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg didapatkan sebelum kehamilan atau sebelum 20 minggu usia kehamilan dan tidak termasuk pada penyakit trophoblastic gestasional, atau· Tekanan darah sistolik darah sistolik ≥ 140mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg didapatkan pada usia kehamilan > 20 minggu menetap 12 minggu postpartum· Diagnosis sulit ditegakkan pada trisemester pertama kehamilan dan umumnya didapatkan pada beberapa bulan setelah melahirkan.

Hipertensi Gestasional· Tekanan darah sistolik darah sistolik ≥ 140mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg didapatkan pertama kali pada usia kehamilan > 20 minggu· Tidak ada proteinuria maupun tanda dan gejala preeklampsia· Tekanan darah kembali normal pada 42 hari setelah post partum· Definisi ini meliputi wanita dengan sindroma preeklampsia tanpa disertai manifestasi proteinuria· Mempunyai resiko hipertensi pada kehamilan selanjutnya· Dapat berkembang menjadi preeklampsia maupun hipertensi berat.

Preeklampsia Kriteria minimal

Page 3: Gawat Janin

· Tekanan darah sistolik darah sistolik ≥ 140mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu· Disertai proteinuria ≥ 300 mg / 24 jam atau ≥ +1 pada pemeriksaan urin sesaat dengan urin dipstik atau rasio protein : kreatinin urine ≥ 0.3Kriteria tambahan yang memperkuat diagnosis· Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg· Proteinuria 2.0 g/24 jam atau ≥ +2 pada pemeriksaan urin sesaat denganurin dipstik.· Serum kreatinin > 1.2 mg/dl kecuali sudah didapatkan peningkatan serum kreatinin sebelumnya· Trombosit < 100.000/μl· Hemolisis mikroangiopati – peningkatan LDH· Peningkatan kadar serum transaminase – ALT atau AST· Nyeri kepala yang menetap atau gangguan cerebral maupun visual lainnya· Nyeri epigastrium yang menetap

Eklampsia· Kejang yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya pada wanita dengan preeklamsiaHipertensi kronis superimpose preeklampsia· Wanita hipertensi dengan proteinuria ≥ 300 mg / 24 jam yang baru muncul dan tidak didapatkan sebelum usia kehamilan 20 minggu, atau· Peningkatan mendadak pada proteinuria dan tekanan darah atau jumlah trombosit < 100.000 /μl pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum usia kehamilan 20 minggu.

Memahami dan menjelaskan Preeklamsia!

LO.1.Definisi

Pre-eklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi.

Pre-eklampsia adalah salah satu kasus gangguan kehamilan yang bisa menjadi penyebab kematian ibu. Kelainan ini terjadi selama masa kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang akan berdampak pada ibu dan bayi.

Hipertensi (tekanan darah tinggi) di dalam kehamilan terbagi atas pre-eklampsia ringan, preklampsia berat, eklampsia, serta superimposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta tatalaksana yang dilakukan masing-masing penyakit di atas tidak sama.

LO.2.Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Secara teoritik urutan urutan gejala yang timbul pada preeklamsi ialah edema, hipertensi, dan terakhir proteinuri. Sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan diatas dapat dianggap bukan preeklamsi.

Page 4: Gawat Janin

Dari gejala tersebut timbur hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang paling penting. Namun, penderita serinhkali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup lanjut.

Kehamilan pertama LO.3. Faktor Resiko

· Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia atau eklampsia

· Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya

· Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

· Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal, migraine, dan tekanan darah tinggi)

· Kehamilan kembar

LO.4. Klasifikasi Preeklamsia

Preeklamsia dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan berat dan ringannya penyakit yang diderita.

Preeklamsia ringanketika tekanan darah tetap di bawah 160 sistolik (angka yang lebih besar), atau 110 diastolik (angka yang lebih kecil), dan tidak ada gejala penyakit yang parah.Preeklamsia beratketika tekanan darah sistolik melebihi 160 atau 110 diastolik, dan atau disertai dengan gejala adanya penyakit tertentu seperti dibawah ini: perubahan visual dan gangguan penglihatan, penglihatan kabur. Sakit kepala yang terus meneruskesulitan bernapas akibat kelebihan cairan di paru-parusakit perut parah bagian ataspenurunan output urin, lebih dari 5000 miligram protein dalam sampel 24 jam, trombosit rendah secara signifikan (bagian dari darah yang membantu gumpalan darah)disfungsi hati atau janin yang sangat kecil atau terlalu sedikit cairan ketuban di sekitarnya.

LO.5. Patofisiologi

Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan agregasi platelet. Penumpukan trombus dan pendarahan dapat mempengaruhi sistem saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume intravaskular, meningkatnya cardiac output dan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan anemia dan trombositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam rahim. Perubahan pada organ-organ:

Page 5: Gawat Janin

1) Perubahan kardiovaskuler.

Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada preeklampsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik ditingkatkan oleh larutan onkotik atau kristaloid intravena, dan aktivasi endotel disertai ekstravasasi ke dalam ruang ektravaskular terutama paru.

2) Metabolisme air dan elektrolit

Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak diketahui penyebabnya. Jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih banyak pada penderita preeklampsia dan eklampsia daripada pada wanita hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita preeklampsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun, sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit, kristaloid, dan protein tidak menunjukkan perubahan yang nyata pada preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum biasanya dalam batas normal

3) Mata

Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Selain itu dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intra-okuler dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang menunjukan tanda preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia adalah adanya skotoma, diplopia, dan ambliopia. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan preedaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina.

4) Otak

Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat ditemukan perdarahan.

5) Uterus

Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsangan, sehingga terjadi partus prematur.

6) Paru-paru

Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga karena terjadinya aspirasi pneumonia, atau abses paru.

LO.6. Manifestasi Klinis

a. Gejala subjektif

Page 6: Gawat Janin

Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.

b. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30mmHg dan diastolik 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90mmHg. Tekanan darah pada preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikardia, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, pendarahan otak.

LO.7. Diagnosis dan Diagnosis banding

Diagnosis preeklampsia dapat ditegakkan dari gambaran klinik dan pemeriksaan laboratorium. Dari hasil diagnosis, maka preeklampsia dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu;

1) Preeklampsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:

• Tekanan darah 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah normal.

• Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif 1+ atau 2+ pada urine kateter atau midstream.

2) Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:

• Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

• Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif 3+ atau 4+.

• Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.

• Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri di epigastrium.

• Terdapat edema paru dan sianosis

• Trombositopeni

• Gangguan fungsi hati

• Pertumbuhan janin terhambat

Page 7: Gawat Janin

LO.8. Tatalaksana

Penatalaksanaa pada preeklamsi dibagi berdasarkan beratnya preeklamsi, yaitu :

1. Preeklamsi ringan

Pada preeklamsi ringan, observasi ketat harus dilakukan untuk mengawasi perjalanan penyakit karena penyakit ini dapat memburuk sewaktu-waktu. Adanya gejala seperti sakit kepala, nyeri ulu hati, gangguan penglihatan dan proteinuri meningkatkan risiko terjadinya eklamsi dan solusio plasenta. Pasien-pasien dengan gejala seperti ini memerlukan observasi ketat yang dilakukan di rumah sakit. Pasien harus diobservasi tekanan darahnya setiap 4 jam, pemeriksaan klirens kreatinin dan protein total seminggu 2 kali, tes fungsi hati, asam urat, elektrolit, dan serum albumin setiap minggu. Pada pasien preeklamsi berat, pemeriksaan fungsi pembekuan seperti protrombin time, partial tromboplastin time, fibrinogen, dan hitung trombosit. Perkiraan berat badan janin diperoleh melalui USG saat masuk rumah sakit dan setiap 2 minggu. Perawatan jalan dipertimbangkan bila ketaatan pasien baik, hipertensi ringan, dan keadaan janin baik. Penatalaksanaan terhadap ibu meliputi observasi ketat tekanan darah, berat badan, ekskresi protein pada urin 24 jam, dan hitung trombosit begitu pula keadaan janin (pemeriksaan denyut jantung janin 2x seminggu). Sebagai tambahan, ibu harus diberitahu mengenai gejala pemburukan penyakit, seperti nyeri kepala, nyeri epigastrium, dan gangguan penglihatan. Bila ada tanda-tanda progresi penyakit, hospitalisasi diperlukan. Pasien yang dirawat di rumah sakit dibuat senyaman mungkin. Ada persetujuan umum tentang induksi persalinan pada preeklamsi ringan dan keadaan servik yang matang (skor Bishop >6) untuk menghindari komplikasi maternal dan janin. Akan tetapi ada pula yang tidak menganjurkan penatalaksanaan preeklamsi ringan pada kehamilan muda. Saat ini tidak ada ketentuan mengenai tirah baring, hospitalisasi yang lama, penggunaan obat anti hipertensi dan profilaksis anti konvulsan. Tirah baring umumnya direkomendasikan terhadap preeklamsi ringan. Keuntungan dari tirah baring adalah mengurangi edema, peningkatan pertumbuhan janin, pencegahan ke arah preeklamsi berat, dan meningkatkan outcome janin. Medikasi anti hipertensi tidak diperlukan kecuali tekanan darah melonjak dan usia kehamilan 30 minggu atau kurang. Pemakaian sedatif dahulu digunakan, tatapi sekarang tidak dipakai lagi karena mempengaruhi denyut jantung istirahat janin dan karena salah satunya yaitu fenobarbital mengganggu faktor pembekuan yang tergantung vitamin K dalam janin. Sebanyak 3 penelitian acak menunjukkan bahwa tidak ada keuntungan tirah baring baik di rumah maupun di rumah sakit walaupun tirah baring di rumah menurunkan lamanya waktu di rumah sakit. Sebuah penelitian menyatakan adanya progresi penyakit ke arah eklamsi dan persalinan prematur pada pasien yang tirah baring di rumah. Namun, tidak ada penelitian yang mengevaluasi eklamsi, solusio plasenta, dan kematian janin. Pada 10 penelitian acak yang mengevaluasi pengobatan pada wanita dengan preeklamsi ringan menunjukkan bahwa efek pengobatan terhadap lamanya kehamilan, pertumbuhan janin, dan insidensi persalinan preterm bervariasi antar penelitian. Oleh karena itu tidak terdapat keuntungan yang jelas terhadap pengobatan preeklamsi ringan.

Pengamatan terhadap keadaan janin dilakukan seminggu 2 kali dengan NST dan USG terhadap volume cairan amnion. Hasil NST non reaktif memerlukan konfirmasi lebih lanjut dengan profil biofisik dan oksitosin challenge test. Amniosentesis untuk mengetahui rasio lesitin:sfingomielin (L:S ratio) tidak umum dilakukan karena persalinan awal akibat indikasi ibu, tetapi dapat berguna untuk mengetahui tingkat kematangan janin. Pemberian kortikosteroid dilakukan untuk mematangkan paru janin jika persalinan diperkirakan berlangsung 2-7 hari lagi. Jika terdapat pemburukan penyakit preeklamsi, maka monitor terhadap janin dilakukan secara berkelanjutan karena adanya bahaya solusio plasenta dan insufisiensi uteroplasenter.

2. Preeklamsi berat

Page 8: Gawat Janin

Tujuan penatalaksanaan pada preeklamsi berat adalah mencegah konvulsi, mengontrol tekanan darah maternal, dan menentukan persalinan. Persalinan merupakan terapi definitif jika preeklamsi berat terjadi di atas 36 minggu atau terdapat tanda paru janin sudah matang atau terjadi bahaya terhadap janin. Jika terjadi persalinan sebelum usia kehamilan 36 minggu, ibu dikirim ke rumah sakit besar untuk mendapatkan NICU yang baik.

Pada preeklamsi berat, perjalanan penyakit dapat memburuk dengan progresif sehingga menyebabkan pemburukan pada ibu dan janin. Oleh karena itu persalinan segera direkomendasikan tanpa memperhatikan usia kehamilan. Persalinan segera diindikasikan bila terdapat gejala impending eklamsi, disfungsi multiorgan, atau gawat janin atau ketika preeklamsi terjadi sesudah usia kehamilan 34 minggu. Pada kehamilan muda, bagaimana pun juga, penundaan terminasi kehamilan dengan pengawasan ketat dilakukan untuk meningkatkan keselamatan neonatal dan menurunkan morbiditas neonatal jangka pendek dan jangka panjang.

Indikasi persalinan pada preeklamsi dibagi menjadi 2, yaitu :a. Indikasi ibu- Usia kehamilan ≥ 38 minggu- Hitung trombosit < 100.000 sel/mm3- Kerusakan progresif fungsi hepar- Kerusakan progresif fungsi ginjal- Suspek solusio plasenta- Nyeri kepala hebat persisten atau gangguan penglihatan- Nyeri epigastrium hebat persisiten, nausea atau muntah

b. Indikasi janin- IUGR berat- Hasil tes kesejahteraan janin yang non reassuring- Oligohidramnion.

LO.9. Komplikasi

Komplikasi di bawah ini biasanya terjadi pada preeklamsia dan eklampsia:

1. Solusio plasenta

2. Payah: ginjal,jantung,paru disebabkan edema,lever oleh karena nekrosis

3. Pendarahan otak

4. Siendrom HELLP: hemolisis,eleved lever enzyms,low platelet

Definisi

Sindroma HELLP adalah PE/E disertai timbulnya hemolisis, peningkatan enzim hepar, dan trombositopenia.

2) Diagnosis

· Didahului tanda dan gejala tidak khas malaise, lemah, nyeri kepala, mual, muntah.

Page 9: Gawat Janin

· Adanya tanda dan gejala PE berat.

· Tanda-tanda hemolisis intravaskular, khusunya kenaikan LDH, AST, dan bilirubin ndirek.

· Tanda kerusakan/disfungsi sel hepatosit hepar : kenaikan ALT, AST, LDH

· Trombositopenia, trombosit ≤ 150.000/ml

Semua perempuan hamil dengan keluhan nyeri pada kuadran atas abdomen, tanpa memandang ada tidaknya tanda dan gejala PE, harus dipertimbangkan sindroma HELLP.

3) Klasifikasi

· Klas 1 : trombosit ≤ 50.000/ml, LDH ≥ 600 IU/l, AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l.

· Klas 2 : trombosit > 50.000 ≤ 100.000/ml, LDH ≥ 600 IU/l, AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l.

· Klas 3 : trombosit > 100.000 - ≤ 150.0000/ml, LDH ≥ 600 IU/l, AST dan/atau ALT ≥ 40 IU/l.

4) Terapi medikamentosa

· Mengikuti terapi medikamentosa PE/E dengan monitoring kadar trombosit tiap 12 jam. Bila trombosit < 50.000/ml atau adanya tanda koagulopati konsumtif, maka harus diperiksa waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, dan fibrinogen.

· Jika didapatkan kadar trombosit < 100.000/ml atau trombosit 100.000 -150.000/ml dengan disertai tanda-tanda eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium, maka diberikan deksametason 10 mg i.v. tiap 12 jam.

· Pada postpartum deksametason diberikan 10 mg i.v. tiap 12 jam 2 kali, kemudian diikuti 5 mg i.v. tiap 12 jam 2 kali.

· Terapi deksametason dihentikan, bila terjadi perbaikan laborotorium, yaitu trombosit > 100.000/ml dan penurunan LDH serta perbaikan tanda dan gejala-gejala klinik PE-eklampsia.

· Dapat dipertimbangkan pemberian transfusi trombosit, bila kadar trombosit < 50.000/ml dan antioksidan.

5) Sikap terhadap kehamilan

Sikap terhadap kehamilan pada sindroma HELLP ialah aktif, yaitu kehamilan diakhiri tanpa memandang umur kehamilan. Persalinan dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal.

5. Kematian ibu dan janin.

6. Hypofibrinogenemia

7. Kelainan mata

8. Nekrosif hati.

9. Kelainan ginjal.

Page 10: Gawat Janin

10. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intrauterina

LO.10. Prevensi

1) Pencegahan dengan non medikal

Pencegahan nonmedikal ialah pencegahan dengan tidak memberikan obat. Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Diet suplemen yang mengandung (a) minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-3 PUFA, (b) antioksidan: vitamin C, vitamin E, β-karoten, N-Asetilsistein, asam lipoik, dan (c) elemen logam berat: zinc, magnesium, kalsium.

2) Pencegahan medikal

Pemberian kalsium: 1.500 - 2.000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen pada risiko tinggi terjadinya PE. Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari, magnesium 365 mg/hari. Obat antitrombotik yang dianggap dapat mencegah PE ialah aspirin dosis rendah rata-rata di bawah 100 mg/hari, atau dipiridamole. Dapat juga diberika antioksidan: vitamin C, vitamin E, β-karoten, N-Asetilsistein, asam lipoik

3) Antenatal care (ANC)

a) Definisi

ANC adalah pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

b) Tujuan ANC

§ Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

§ Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.

§ Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

§ Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengans elamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

§ Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.

§ Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

c) Kebijaksaan Program

§ Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :

o 1 kali pada trimester I

o 1 kali pada trimester II

Page 11: Gawat Janin

o 2 kali pada trimester III

§ Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

§ Kunjungan ANC yang saint adalah :

o Setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu

o Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu

o Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran.

Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu.

d) Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7T”

§ Timbang berat badan

§ Tekanan Darah

§ Tinggi Fundus Uteri (TFU)

§ TT lengkap (imunisasi)

§ Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan

§ Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki

§ Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan

LO.11. Prognosis

Kebanyakan wanita dengan preeklamsia ringan memiliki hasil kehamilan yang baik. Eklampsia adalah kondisi serius dengan sekitar tingkat 2% (kematian) kematian.Risiko kekambuhan preeklampsia bervariasi sesuai dengan onset dan keparahan kondisi. Wanita dengan preeklamsia berat yang memiliki onset kondisi awal kehamilan memiliki risiko kekambuhan tertinggi. Studi menunjukkan tingkat kekambuhan dari 25% sampai 65% untuk populasi ini. Hanya 5% sampai 7% dari wanita dengan preeklamsia ringan akan memiliki preeklamsia pada kehamilan berikutnya.Wanita dengan preeklamsia mungkin pada peningkatan risiko untuk penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Risiko ini paling besar pada wanita dengan onset dini preeklampsia berat. Penelitian ini sedang berlangsung untuk lebih memperjelas potensi risiko ini.