13
A. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan. Dasar yang sering digunakan untuk mengelompokkan gaya kepemimpinan adalah (1) tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin, (2) kewajiban pemimpin dan (3) falsafah yang dianut oleh pemimpn. Harris membagi gaya kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu kepemimpinan otokratik (autoractic leadership), kepemimpinan partisipatif ( participative leadership) dan kepemimpinan free reign (free reign leadership). 1. Kepemimpinan otokratik Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan otokratik ( autoractic leadership) menganggap bahwa semua kewajiban untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan, memberikan motivasi, dan mengawasi bahwahannya berpusat ditangannya. Pemimpin seperti ini merasa bahwa hanya ia yang berkompeten untuk memutuskan dan menganggap bahwa bawahannya tidak mampu untuk mengarahkan diri mereka sendiri. Dilain pihak, ia mungkin mempunyai alasan-alasan untuk mengambil posisi yang kuat untuk mengarahkan dan berinisiatif.

Gaya Kepemimpinan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bams

Citation preview

Page 1: Gaya Kepemimpinan

A. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk

mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai

suatu tujuan. Dasar yang sering digunakan untuk mengelompokkan gaya

kepemimpinan adalah (1) tugas yang harus dilakukan oleh pemimpin, (2)

kewajiban pemimpin dan (3) falsafah yang dianut oleh pemimpn.

Harris membagi gaya kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu

kepemimpinan otokratik (autoractic leadership), kepemimpinan partisipatif (

participative leadership) dan kepemimpinan free reign (free reign

leadership).

1. Kepemimpinan otokratik

Seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan

otokratik ( autoractic leadership) menganggap bahwa semua kewajiban

untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan,

memberikan motivasi, dan mengawasi bahwahannya berpusat

ditangannya. Pemimpin seperti ini merasa bahwa hanya ia yang

berkompeten untuk memutuskan dan menganggap bahwa bawahannya

tidak mampu untuk mengarahkan diri mereka sendiri. Dilain pihak, ia

mungkin mempunyai alasan-alasan untuk mengambil posisi yang kuat

untuk mengarahkan dan berinisiatif. Seorang otokrat juga mengawasi

pelaksanaan pekerjaan denganmaksud untuk meminialkan

penyimpangan dari arahan yang ia berikan.

2. Kepemimpinan partisipatif

Seorang pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya secara

konsultatif adalah pemimpin yang menggunakan gaya partisipatif.

Artinya, ia tidak mendekralisasikan wewenangnya untuk membuat

keputusan akhir dan untuk memberikan pengarahan tertentu kepada

staf/bawahannya. Akan tetapi, ia mencari berbagai pendapat dan

pemikiran dari para bawahan mengenai keputusan yang akan diambil.

Pemimpin dengan gaya partisipatif akan secara serius mendengarkan

dan menilai pemikiran para bawahannya dan menerima sumbangan

Page 2: Gaya Kepemimpinan

pemikiran mereka, sejauh pemikiran tersebut bisa dipraktikkan.

Pemimpin seperti itu akan mendorong kemampuan mengambil

keputusan dari para staf/bawahannya. Selain itu, ia juga mendorong

staf agar meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dan menerima

tanggung jawab yang lebih luas. Pemimpin akan lebih supportif dalam

kontak dengan para staf/bawahan dan bukan bersikaf diktator.

Meskipun, tentu saja wewenang terakhir dalam pengambil keputusan

ada pada pemimpin.

3. Kepemimpina free reign

Dalam gaya kepemimpinan free reign, pemimpin

mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada para

bawahan dengan agak lengkap. Pada prinsipnya pemimpin akan

mengatakan “ inilah pekerjaan yang harus anda lakukan. Saya tidak

perduli bagaimana anda mengerjakannya , asalkan pekerjaan tersebut

dapat diselesaikan dengan baik.” Disni pemimpin menyerahkan

tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada para

staf/bawahan. Dalam hal ini, pemimpin menginginkan agar para

staf/bawahan dapat mengendalikan diri mereka masing-masing

dalammenyelesaikan tugas tersebut.

di lain pihak Gilles mengemukakan ada empat gaya

kepemimpinan ( bukan tiga) yaitu otokratis, demokratis partisipatif dan

laissez faire. Gaya kepemimpinan otokratis dan partisipatif telah

dijelaskan sebelumnya. Sedangkan gaya kepemimpinan demokratis

adalah gaya seorang pemimpin yang menghargai karakteristik dan

kemampuan seseorang. Pemimpin demokratis menggunakan kekuatan

pribadi dan kekuatan jabatan untuk menarik gagasan dari para pegawai

dan motivasi anggta kelompok kerja untuk menentuka tujuan mereka

sendiri. Lalu, gaya kepemimpinan laissez faire atau gaya “

membiarkan “ adalah gaya mengatur atau mengkoordinasi, dan

memaksa bawahan untuk merencanakan melakukan, dan menilai

pekerjaan meraka sendiri.

Page 3: Gaya Kepemimpinan

Selain beberapa gaya kepemimpinan, ada pula beberapa gaya

kepemimpinan yang lain, yaitu :

1. Gaya/tipe militeristik, yaitu gaya kepemimpina dimana seseorang

pemimpin menuntut disiplin yang tinggi dan bau dari bawahan, senang

pada formalitas dan menerapkan sistem perintah untuk menyerahkan

bawahan.

2. Gaya/tipe paternalistik, yaitu gaya kepemimpinan dimana seorang

pemimpin sering bersikap mahatahu, menggang bahwa belum dewasa,

dan jarang memberi kesempatan pada bawahan untuk mengambil

keputusan dan inisiatif, maupun mengembangkan kreativitas.

3. Gaya/tipe kharismatik, yaitu gaya kepemimpinan dimana seorang

pemimpin dianggap mempunyai kekuatan gaib, umunya keturunan

raja/bangsawan, berwibawa, berkemampuan menjadi teladan, serta

bersikap objektif.

B. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan

mengarahkan para pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah

ditugaskan kepada mereka. Sebagaimana didefinisikan oleh Stoner,

Freeman, dan Gilbert (1995), kepemimpinan adalah the process of

directing and influencing the task related activities of group members.

Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para

anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Lebih jauh

lagi, Griffin (2000) membagi pengertian kepemimpinan menjadi dua

konsep, yaitu sebagai proses, dan sebagai atribut. Sebagai proses,

kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para

pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan

pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai,

bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai

tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif

dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut,

Page 4: Gaya Kepemimpinan

kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai

seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang

lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang

dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin

mereka. Selain itu banyak juga pendapat dari para tokoh mengenai arti dari

kepemimpinan

ini, yaitu:

1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam

suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi,

kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum,

Weschler, & Massarik, 1961:24)

2. Kepemimpinan adalah pembentukkan awal serta pemeliharaan struktur

dalam harapan dan interaksi (Stogdill, 1974:411).

3. Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada

dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin

organisasi ( Katz & Kahn, 1978:528).

4. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas sebuah

kelompok yang diorganisasi kea rah pencapaian tujuan ( Rauch &

Behling, 1984:46)

5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang

berarti) terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan

untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran

( Jacob&Jacques, 1990:281)

6. Para pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberi

kontribusi yang efektif terhadap orde social dan yang diharapkan dan

dipersepsikan melakukannya (Hosking, 1988:153) Kepemimpinan

sebagai sebuah proses pengaruh social yang dalam hal ini pengaruh

yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk

menstruktur aktifitas-aktifitas serta hubungan-hubungan sebuah

kelompok atau organisasi (Yukl, 1994:2).

Page 5: Gaya Kepemimpinan

C. Perkembangan kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan hasil daripada organisasi sosial yang telah

terbentuk atau sebagai hasil dinamika daripada interaksi sosial. Sejak mula

kala terbentuknya suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang di

antara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-

rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol

daripada yang lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan, yang

kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang

stabil.

Munculnya seorang pemimpin sangat diperlukkan dalam keadaan –

keadaan di mana tujuan daripada kelompok sosial yang bersangkutan

terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman- ancaman dari

luar. Dalam keadaan demikianlah, agak sulit bagi warga – warga kelompok

yang bersangkutan untuk menentukkan langkah – langkah yang harus

diambil dalam mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Munculnya seorang

pemimpin merupakkan hasil dari suatu proses yang dinamis yang sesuai

dengan kebutuhan – kebutuhan kelompok tersebut. Apabila dalam saat

tersebut muncul seorang pemimpin, maka kemungkinan besar kelompok

tersebut akan mengalami suatu disintegrasi. Tidak munculnya pemimpin tadi

adalah mungkin karena

seorang individu yang diharapkan menjadi pimpinan, ternyata tidak

berhasil membuka 4. jalan bagi kelompoknya untuk mencapai tujuan dan

bahwa kebutuhan warganya tidak terpenuhi.

D. Fungsi Manajemen

Dalam manajemen, diprelukan peran tiap orang yang terlibat

didalamnya untuk menyikapi posisi masing – masing oleh sebab itu,

diperlukan adanya fungsi – fungsi yang jelas mengenai manajemen.

Beberapa pengertian dari pakar ekonomi mungkin dapat dijadikan rujukan

mengenai fungsi-fungsi manajemen.

Ada empat fungsi manajemen yang harus diperhatikan yaitu,

perencananan, organisasi, pengegrakan, dan pengawasan.

Page 6: Gaya Kepemimpinan

1. Perencanaan

Perencanaan adalah suatu keputusan untuk masa yang akan

datang. Artinya, apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana

yang akan dan harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

a. Fungsi Perencanaan

Perencanaan sangat penting karena:

1) Menghilangkan atau mengurangi ketidak pastian dimasa

yang akan datang.

2) Memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat

3) Membuat kegiatan yang lebih ekonomis.

4) Memungkinkan dilakukanya pengawasan.

b. Unsur-unsur perencanaan

Unsur-unsur yang terlibat dalam perencanaan adalah:

1) Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan

kecendrungan masa depan (peluang dan tantangan).

2) Menetapkan tujuan (estabilishing objectives), misalnya

menyusun acara yang urutan kegiatannya berdasarkan

sekala prioritas.

3) Menyusun jadwal perencanaan (shheduling), misalnya

menetapkan/memperhitungkan waktu dengan cepat.

4) Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan

sumber yang tersedia (uang, alat, manusia), dengan

memperhitungkan waktu dengan tepat.

c. Sifat-sifat perencanaan

Ada beberapa sifat perencanaan yaitu :

1) Melihat jauh kedepan

2) Sederhana dan jelas

3) Stabil ada ada dalam keseimbangan

4) Tersedianya sumber sumber pelaksana

Page 7: Gaya Kepemimpinan

d. Tipe rencana

1) Sasaran (goal)

Setiap pimpinan harus mempunyai sasaran yang jelas,

dan bawahanya juga harus mengetahuinya. Sasaran ini akan

memberikan arah kegiatan.

2) Rencana Tunggal

Rencana tunggal digunakan untuk menentukan

langkah-langkah suatu kegiatan. Lalu, apabila sudah

tercapai selesailah rencana itu.

3) Rencana induk

Adalah rencana yang bersifat luas dan menyeluruh

serta digunakan terus menerus. Selain itu, rencana yang lain

dalam hal ini harus sinkron dan sesuia dengan rencana

induk.

e. Teknik perencanaan

Beberapa teknik perencanaan yang sering dipakai yaitu :

1) PPBS : ( Planning, programing, dan budgeting system)

2) NwP : ( Network Planning )

3) Perencanaan tradisional berdasarkan jenis pengeluaran

4) Perencanaan hasil kerja yang berorientasi pada sasaran.

2. Organisasi

Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu

pengertian secara statis dan pengertian secara dinamis. Jika diliht

secara statis organisasi merupakan wadah kegiatan sekolompok orang

untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dinamis, organisasi

merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan

sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Penggerakan

Penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk memengaruhi

orang lain agar mau bekerja dalam rangka menyelesakan tugas, demi

tercapainya tujuan bersama. Dalam hal ini, diusahakan agar orang yang

Page 8: Gaya Kepemimpinan

diperintah jangan hanya semata-mata menerima perintah dari atasan,

tetapi tergerak hatinya untuk meyelesaikan tugasnya dengan kesadaran

sendiri. Seringkali terijadi hambatan pada penggerakan karena yang

digerakan adalah manusia, yang mempunyai keingina pribadi, sikap,

dan perilaku yang khusus. Oleh sebab itu, kepemimpinan yang dapat

meningkatkan motivasi dan sikap kerja bawahan menjadi hal yang

penting.

4. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah

pelaksanaan kegiatan/pekerjaan sesuia dengan rencana, pedoman,

ketentuan, kebijakan, tujuan, dan sasaran yang sudah ditentukan

sebelumnya.

Berikut ini penjelasan melalui bagan :

Page 9: Gaya Kepemimpinan

DAFTAR PUSTAKA

Suarli, S dan Bahtiar Yanyan.2009. Manajemen Keperawatan dengan

Pendektan Praktis. Jakarta: Penerbit Erlangga