8
Natural Environment I. PENDAHULUAN Beberapa tahun belakangan ini, masyarakat mulai disadarkan betapa pentingnya pemanfaatan serta pemeliharaan lingkungan. Hal ini didasari dengan mulai terasanya efek dari kerusakan lingkungan sekitar seperti susahnya menemukan bahan pangan yang berkualitas, terjadinya bencana alam, hingga terancamnya keberlangsungan hidup future generation. Masyarakat pun banyak mengeluhkan seputar kesehatan mereka yang dikarenakan makanan yang diasup setiap hari hingga polusi udara yang harus mereka hirup. Polusi udara tidak hanya berasal dari asap kendaraan bermotor namun juga bisa berasal dari tumpukan sampah yang kian hari makin tinggi. Tumpukan sampah ini pun membuktikan bahwa daya konsumtif manusia berbanding terbalik dengan daya daur ulang sampah yang kita gunakan untuk dijadikan barang yang mempunyai nilai manfaat. Makanan pun akhirnya juga menjadi masalah yang sering dipermasalahkan saat ini oleh masyarakat karena efeknya pun langsung dapat dirasakan seperti diare bahkan bisa menjadi sel kanker. Hal ini dikarenakan makanan yang kita peroleh baik dari luar ataupun yang diolah secara rumahan juga tidak luput dari ancaman bahan kimiawi seperti pestisida. Penggunaan pestisida di lingkungan kehutanan khususnya untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman di persemaian dan tanaman muda saat ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya pestisida sintetis/ kimia memberikan keuntungan secara ekonomis, namun dapat mendatangkan kerugian diantaranya adalah residu yang tertinggal tidak hanya pada Biopestisida Bagi Future Generation di Indonesia Page 1

gbe-natural vega.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: gbe-natural vega.doc

Natural Environment

I. PENDAHULUAN

Beberapa tahun belakangan ini, masyarakat mulai disadarkan betapa pentingnya

pemanfaatan serta pemeliharaan lingkungan. Hal ini didasari dengan mulai terasanya efek

dari kerusakan lingkungan sekitar seperti susahnya menemukan bahan pangan yang

berkualitas, terjadinya bencana alam, hingga terancamnya keberlangsungan hidup future

generation. Masyarakat pun banyak mengeluhkan seputar kesehatan mereka yang

dikarenakan makanan yang diasup setiap hari hingga polusi udara yang harus mereka hirup.

Polusi udara tidak hanya berasal dari asap kendaraan bermotor namun juga bisa berasal dari

tumpukan sampah yang kian hari makin tinggi. Tumpukan sampah ini pun membuktikan

bahwa daya konsumtif manusia berbanding terbalik dengan daya daur ulang sampah yang

kita gunakan untuk dijadikan barang yang mempunyai nilai manfaat.

Makanan pun akhirnya juga menjadi masalah yang sering dipermasalahkan saat ini

oleh masyarakat karena efeknya pun langsung dapat dirasakan seperti diare bahkan bisa

menjadi sel kanker. Hal ini dikarenakan makanan yang kita peroleh baik dari luar ataupun

yang diolah secara rumahan juga tidak luput dari ancaman bahan kimiawi seperti pestisida.

Penggunaan pestisida di lingkungan kehutanan khususnya untuk mengendalikan hama yang

menyerang tanaman di persemaian dan tanaman muda saat ini masih menimbulkan dilema.

Penggunaan pestisida khususnya pestisida sintetis/ kimia memberikan keuntungan secara

ekonomis, namun dapat mendatangkan kerugian diantaranya adalah residu yang tertinggal

tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara dan penggunaan terus-menerus akan

mengakibatkan efek resistensi dari berbagai jenis hama (Djafaruddin, 2001).

Sisa pemakaian pestisida mempunyai efek samping yakni dapat merusak ekosistem

air yang berada di sekitar lahan pertanian. Jika pestisida digunakan dalam pertanian maka

akan menghasilkan sisa-sisa air yang mengandung pestisida. Air yang mengandung pestisida

ini akan mengalir melalui sungai atau aliran irigasi dan dapat menyuburkan ganggang di

perairan tempat sungai atau irigasi tadi bermuara. Disamping merusak ekosistem, pestisida

juga dapat mengganggu kesehatan secara langsung terutama kesehatan petani. Dengan

seringnya menggunakan pestisida, maka kontak kulit dengan pestisida juga akan semakin

sering dan dapat mengakibatkan iritasi kulit. Atau jika pestisida terhirup dan masuk paru-

paru, dapat mengganggu kesehatan pernafasan.

Biopestisida Bagi Future Generation di Indonesia Page 1

Page 2: gbe-natural vega.doc

Natural Environment

Pada pestisida sintesis terdapat biosida yang tidak saja bersifat racun terhadap jasad

pengganggu sasaran tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad.

Kecelakaan  akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang

langsung melaksanakan penyemprotan (petani).  Mereka dapat mengalami pusing-pusing

ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair,

kulit terasa gatal-gatal dan menjadi  luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus

berakhir dengan kematian. Kejadian tersebut umumnya disebabkan kurangnya perhatian atas

keselamatan kerja  dan kurangnya kesadaran bahwa pestisida adalah racun.

Selain  keracunan langsung,  dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan

masyarakat yang bukan bekerja sebagai petani, atau orang yang sama sekali tidak

berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi  akibat sisa racun

(residu)  pestisida  yang ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia

sebagai bahan makanan. Konsumen yang mengkonsumsi produk tersebut, tanpa sadar telah

kemasukan racun pestisida melalui hidangan makanan yang dikonsumsi setiap hari.  Apabila

jenis pestisida mempunyai residu terlalu tinggi pada tanaman, maka akan membahayakan

manusia atau ternak yang mengkonsumsi tanaman tersebut.  Makin tinggi residu, makin

berbahaya bagi konsumen.

Pada saat ini, residu pestisida di dalam makanan dan lingkungan semakin menakutkan

manusia.  Masalah residu ini, terutama terdapat pada tanaman sayur-sayuran seperti kubis,

tomat, petsai, bawang, cabai, anggur dan lain-lainnya. Sebab jenis-jenis tersebut umumnya

disemprot secara rutin dengan frekuensi penyemprotan yang tinggi, bisa sepuluh sampai lima

belas kali dalam semusim. Bahkan beberapa hari menjelang panenpun, masih dilakukan

aplikasi pestisida. Maka dari itu, penggunaan pestisida yang tidak bijaksana jelas akan

menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan

pada umumnya. Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis

hama dan 72 % agens pengendali hayati (Sastrodihardjo, 1999).

II. PENGERTIAN PESTISIDA ALAMI

Dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat yang meningkat tentang pentingnya

menjaga kelestarian lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia kedepannya

membuat banyak pihak berpartisipasi untuk membuat pestisida yang ramah lingkungan. Satu

Biopestisida Bagi Future Generation di Indonesia Page 2

Page 3: gbe-natural vega.doc

Natural Environment

alternatif pilihan adalah penggunaan pestisida hayati yang berasal dari tumbuhan. Pestisida

nabati adalah salah satu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan

mempunyai bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami terhadap

pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan

karena cepat terurai di tanah dan tidak membahayakan hewaan, manusia atau serangga yang

bukan sasaran. Alternatif lainnya adalah penggunaan pestisida nabati. Pestisida nabati 

adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang dapat digunakan untuk mengendalikan

organisme pengganggu tumbuhan (PPT). Pestisida nabati ini berfungsi sebagai penolak,

penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya.

Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya

dari tumbuhan yang relatif mudah dibuat dengan kemampuan terbatas. Karena terbuat dari

bahan alami atau nabati, maka jenis pestiida ini bersifat mudah terurai (bio – degredable) di

alam, sehingga tak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak

peliharaan, karena residu (sisa – sisa zat) mudah hilang. Beberapa jenis tumbuhan penghasil

pestisida yang telah diteliti dan terbukti efektif dalam pengendalian hama, tergantung pada

peran pestisida masing – masing. Karena zat yang terkandung pada masing – masing tanaman

memiliki keunggulan tersendiri. Menurut beberapa ahli terdapat 6 kelompok tumbuhan yang

mempunyai peran sebagai pestisida yakni: Kelompok Tumbuhan Insektisida Nabati (seperti:

bengkoang dan sirsak), Kelompok Tumbuhan Antraktan atau Pemikat (seperti kemangi dan

selasih), Kelompok Tumbuhan Rodentisida Nabati (seperti: gadung racun), Kelompok

Tumbuhan Moluskisida (seperi: daung sembung dna akar tuba), Kelompok Tumbuhan

Fungisida Nabati (seperti: daun sirih dan tembakau), dan Kelompok Tumbuhan Pestisida

Serbaguna (seperti: jambu mete dan nimba).

III. PEMBAHASAN PESTISIDA ALAMI

Dengan menggunakan pestisida alami ternyata memiliki banyak fungsi positif lebih

banyak jika dibandingkan dengan pestisida kimiawi seperti tidak memerlukan ijin secara

hukum untuk mempergunakannya dan berita baiknya petani dapat menggunakannya secara

langsung. Manfaat lain adalah serangga tidak akan memiliki kesempatan untuk menciptakan

sistem resistansi terhadap pestisida ini, dan yang jelas sangat aman bagi para petani yang

tentunya berhubungan langsung dengan penggunaan pestisida ini.

Biopestisida Bagi Future Generation di Indonesia Page 3

Page 4: gbe-natural vega.doc

Natural Environment

Bahan yang digunakan untuk membuat pestisida ini tidak sulit untuk ditemui karena

terdapat dari bahan – bahan alami serta tidak mahal dalam pembuatan sehingga dapat

meringankan biaya bagi para petani ataupun pengguna dari pestisida alami ini. Dikarenakan

menggunakan bahan alami, maka pestisida alami relatif aman bagi masyarakat dan petani

karena residunya cepat menghilang.

Pemanfaatan pestisida nabati dalam kegiatan bertani dianggap sebagai salah satu cara

pengendalian yang ramah lingkungan, sehingga diperkenankan penggunaannya dalam

kegiatan pertanian organik. Pestisida alami juga bermanfaat tidak hanya bagi pertanian

namun juga untuk keperluan rumah tangga. Beberapa essential oil bermanfaat bagi pengusir

serangga di lingkungan rumah tangga. Tidak seperti pembasi serangga rumah tangga yang

konvensional yang memiliki bau yang tidak enak, essential oil ini memiliki bau yang enak

dan aroma yang menyenangkan.

IV. MANFAAT PESTISIDA ALAMI

Dengan besarnya manfaat yang dibawa oleh pestisida alami bagi kehidupan manusia

dan ekosistem lingkungan, dapat menarik perhatian bagi para pengguna dan pemerintah

untuk mengembangkan sistem dan penggunaan dari pestisida alami. Karena hingga saat ini

penggunaan pestisida alami masih kalah saing dengan pestisida sintetik di pasaran. Para

petani masih meyakini bahwa untuk meningkatkan produktivitas secara cepat adalah

menggunakan pestisida sintetik dan ditunjang dengan masih rendahnya dukungan dari

pemerintah untuk mengembangkan program go green kepada masyarakat.

Diharapkan dengan sosialisasi akan pemanfaatan bahan alami untuk dijadikan

pestisida alami dan juga efeknya yang besar tidak hanya bagi ekosistem namun juga untuk

keberlangsungan hidup manusia di masa yang akan datang. Petani pun menjadi bijak untuk

memilih produk yang dapat mendukung peningkatan produktivitas dan profit yang akan

mereka peroleh. Masyarakat pun juga akan lebih kreatif untuk mengolah tumbuhan disekitar

mereka yang akan dijadikan pengusir hama atau apapun yang bisa dikembangkan guna

meminimalisir pemakaian zat kimia pada kehidupan sehari – hari. Setidaknya program ini

akan menyelamatkan future generation dimana generasi yang akan datang dapat menikmati

alam yang sehat dan tentunya dengan kondisi tubuh yang prima. Karena bahan kimia sekecil

apapun yang masuk kedalam tubuh pasti akan mempengaruhi sistem imun manusia.

Biopestisida Bagi Future Generation di Indonesia Page 4

Page 5: gbe-natural vega.doc

Natural Environment

V. DAFTAR PUSTAKA

Diunduh dari < http://www.organikhijau.com/pengendali.php>, diakses pada 2007

Diana, Wulan. 2009. Dampak Negatif Penggunaan Pestisida di Lingkungan

<http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1106/1/fp-diana.pdf> Diakses

tanggal 19 mei 2011

Kementrian Pertanian.2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Jakarta:

Direktorat Jenderal Prasaranan dan Sarana Kementrian Pertanian

Quijano;Sarojeni V. Rengam.2001. Pestisida Berbahaya Bagi Kesehatan. Solo:

Yayasan Duta Awam Pesticide Action Network Asia and the Pacific

Biopestisida Bagi Future Generation di Indonesia Page 5